▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
MALAM DAN SIANG HARI BEGITU BERARTI
💬 Yahya bin Mu'adz rahimahullah menyatakan,
الليل طويل فلا تقصره بمنامك، والنهار نقي فلا تدنسه بآثامك.
❝ Malam itu panjang maka janganlah engkau memendekkannya dengan tidurmu. Sementara siang itu jernih maka janganlah engkau mengotorinya dengan dosa-dosamu. ❞
📖 Kitab Shifatu as-Shafwah, Hal. 294, jilid 2, Cet. Darul Hadits.
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Hikmah #Petuah #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
MALAM DAN SIANG HARI BEGITU BERARTI
💬 Yahya bin Mu'adz rahimahullah menyatakan,
الليل طويل فلا تقصره بمنامك، والنهار نقي فلا تدنسه بآثامك.
❝ Malam itu panjang maka janganlah engkau memendekkannya dengan tidurmu. Sementara siang itu jernih maka janganlah engkau mengotorinya dengan dosa-dosamu. ❞
📖 Kitab Shifatu as-Shafwah, Hal. 294, jilid 2, Cet. Darul Hadits.
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Hikmah #Petuah #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
KEMANAKAH JIWAMU AKAN MEMIMPIN?
💬 Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan
فإنّ النفوس الأبيّة القويّة إن كانت خيّرةً رأستْ في الخير، وإن كانت شِرِّيرةً رأست في الشرّ.
❝ Sesungguhnya jiwa yang menginginkan derajat tinggi lagi tangguh jika jiwa itu baik, maka jiwa itu akan mampu memimpin menuju kebaikan. Adapun jika jiwa itu jelek maka jiwa itu akan memimpin menuju kejelekan pula. ❞
📖 Kitab Thoriq al-Hijrotain wa Baabis Sa'adatain, hal. 530, jilid 2, Cet. 'Athooatul Ilmi.
✍️ Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Hikmah #Petuah #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
KEMANAKAH JIWAMU AKAN MEMIMPIN?
💬 Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan
فإنّ النفوس الأبيّة القويّة إن كانت خيّرةً رأستْ في الخير، وإن كانت شِرِّيرةً رأست في الشرّ.
❝ Sesungguhnya jiwa yang menginginkan derajat tinggi lagi tangguh jika jiwa itu baik, maka jiwa itu akan mampu memimpin menuju kebaikan. Adapun jika jiwa itu jelek maka jiwa itu akan memimpin menuju kejelekan pula. ❞
📖 Kitab Thoriq al-Hijrotain wa Baabis Sa'adatain, hal. 530, jilid 2, Cet. 'Athooatul Ilmi.
✍️ Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Hikmah #Petuah #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
INGATLAH INI SAAT KEHILANGAN ATAU MENDAPAT KEUNTUNGAN!
💬 Yahya bin Mu'adz rahimahullah menyatakan,
يَا ابن آدم مالك تَأْسَفُ عَلَى مَفْقُودٍ لَا يَرُدُّهُ إليك الفوت، ومالك تَفْرَحُ بِمَوْجُودٍ لَا يَتْرُكُهُ فِي يَدِكَ الْمَوْتُ؟
❝ Wahai bani Adam, mengapa engkau menyesali sesuatu yang telah hilang, padahal perasaan kehilangan itu tidaklah akan mampu menjadikannya kembali kepadamu?! Mengapa engkau bergembira dengan sesuatu yang ada, padahal ajal kematian tidaklah akan membiarkannya begitu saja tetap berada di tanganmu?! ❞
📖 Kitab al-Jaami' lisyu'abil Iman, hal. 397, jilid 1, Cet. Maktabah ar-Rusyd.
✍️ Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Hikmah #Petuah #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
INGATLAH INI SAAT KEHILANGAN ATAU MENDAPAT KEUNTUNGAN!
💬 Yahya bin Mu'adz rahimahullah menyatakan,
يَا ابن آدم مالك تَأْسَفُ عَلَى مَفْقُودٍ لَا يَرُدُّهُ إليك الفوت، ومالك تَفْرَحُ بِمَوْجُودٍ لَا يَتْرُكُهُ فِي يَدِكَ الْمَوْتُ؟
❝ Wahai bani Adam, mengapa engkau menyesali sesuatu yang telah hilang, padahal perasaan kehilangan itu tidaklah akan mampu menjadikannya kembali kepadamu?! Mengapa engkau bergembira dengan sesuatu yang ada, padahal ajal kematian tidaklah akan membiarkannya begitu saja tetap berada di tanganmu?! ❞
📖 Kitab al-Jaami' lisyu'abil Iman, hal. 397, jilid 1, Cet. Maktabah ar-Rusyd.
✍️ Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Hikmah #Petuah #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
OBSESI DUNIAWI MENYENGSARAKAN DIRI
💬 Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menyatakan,
وَلَا تجْعَلُوا طلب الدُّنْيَا أكبر همكم فَيطول فِيهَا همكم وَفِي الْآخِرَة يطول حسابكم على قدر مالكم
❝ Janganlah kalian jadikan tujuan mencari dunia sebagai obsesi terbesar kalian! Sehingga menyebabkan kegundahan kalian berlangsung lama di dunia, dan di akhirat nanti hisab kalian akan semakin lama pula sesuai dengan jumlah harta yang kalian kumpulkan. ❞
📖 Kitab At-Tadzkiroh fil Wa'zh, hal. 87, Cet. Darul Ma'rifah.
✍️ Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Abu Muhammad Farhan hafizhahullah
#Dunia #Nasihat #Petuah
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
OBSESI DUNIAWI MENYENGSARAKAN DIRI
💬 Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menyatakan,
وَلَا تجْعَلُوا طلب الدُّنْيَا أكبر همكم فَيطول فِيهَا همكم وَفِي الْآخِرَة يطول حسابكم على قدر مالكم
❝ Janganlah kalian jadikan tujuan mencari dunia sebagai obsesi terbesar kalian! Sehingga menyebabkan kegundahan kalian berlangsung lama di dunia, dan di akhirat nanti hisab kalian akan semakin lama pula sesuai dengan jumlah harta yang kalian kumpulkan. ❞
📖 Kitab At-Tadzkiroh fil Wa'zh, hal. 87, Cet. Darul Ma'rifah.
✍️ Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Abu Muhammad Farhan hafizhahullah
#Dunia #Nasihat #Petuah
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
⓵ WASIAT UNTUK KAUM MUSLIMIN NEGERI YAMAN DAN INDONESIA:
JANGAN SEMBARANGAN BICARA TANPA DILANDASI ILMU!
💬 Asy-Syaikh 'Abdullah Al-Bukhori hafizhahullah mewasiatkan,
فَإِنِّي أُذَكِّرُ بِقَوْلِ اللهِ جَلَّ وَعَلَا فِي سُوْرَةِ الإِسْرَاء
❝ Sesungguhnya saya mengingatkan dengan Firman Allah Jalla wa 'Alaa dalam surat Al-Isro,
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya."
وَبِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فِيْ حَدِيْثِ سَهْلٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ (( مَنْ يَضْمَنْ لِيْ مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ )). وَالحَدِيْثُ فِيْ الصَّحِيْحَيْنِ وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ. وَالمُرَادُ بِاللِّحْيَيْنِ اللِّسَانُ وَبِمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَيْ الفَرْجُ.
Dan dengan sabda Nabi ﷺ dalam hadis Sahl radhiyallahu'anhu, yaitu Sahl bin Sa'ad, Rasulullah 'alaihisshalatuwassallam bersabda (artinya), "Siapa pun yang menjamin kepadaku terjaganya sesuatu yang berada di antara kedua tulang rahangnya dan di antara kedua kakinya niscaya aku menjamin surga untuknya." Hadis itu ada di Ash-Shohihain dan redaksinya milik Al-Bukhori. Yang dimaksud dengan di antara dua tulang rahangnya ialah lisan, dan di antara dua kakinya adalah kemaluan.
فَهَذِهِ الآيَةُ المُبَارَكَةُ وَهَذَا الحَدِيْثُ النَّبَوِيُّ المُطَهَّرُ أَسَاسٌ فِي ضَرُوْرَةِ العِنَايَةِ بِحِفْظِ اللِّسَانِ وَأَنْ لَا يقْفُو المَرْءُ مَا لَيْسَ لَهُ بِهِ عِلْمٌ وَأَنْ يَحْفَظَ لِسَانَهُ وَجَوَارِحَهُ عَنْ مَسَاخِطِ اللهِ تَعَالَى وَمَسَاخِطِ رَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Ayat yang diberkahi dan hadis yang suci ini merupakan asas tentang butuhnya perhatian dalam menjaga lisan, dan hendaknya seseorang tidak mengikuti perkara yang tidak didasari dengan ilmu. Hendaknya ia menjaga lisannya dan anggota badannya dari perkara-perkara yang menimbulkan kemurkaan Allah Ta'ala serta rasul-Nya ﷺ.
فَفِيْهِ وَعْدٌ وَ وَعِيْدٌ؛ الوَعْدٌ مَنْ حَفِظَ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَفَرْجَيْهِ ضَمِنَ لَهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الجَنَّةَ وَالوَعِيْدُ أَنَّ مَنْ قَالَ عَلَى اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ سَيُسْأَلُ عَنْ ذَلِكَ وَيُؤَاخَذُ بِهِ وَهُوَ مِنَ الإِفْتِيَاتِ عَلَى اللهِ تَعَالَى وَالقَوْلِ عَلَيْهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ.
Padanya (ayat dan hadis ini) pula terdapat janji serta ancaman, janji bahwasannya orang yang menjaga sesuatu yang berada di antara dua tulang rahangnya (yakni lisannya -ed) dan kemaluannya, Rasul 'alaihisshalatuwassallam telah menjanjikan surga untuknya. Sementara ancamannya ialah siapa pun yang berucap tentang Allah tanpa didasari ilmu niscaya akan dimintai pertanggungjawaban tentang hal itu, serta akan dihukum dengan sebab itu. Hal itu termasuk mengada-adakan atas Allah Ta'ala dan ucapan tentangnya tanpa didasari ilmu. ❞
💽 Penggalan Wasiat Al-'Allamah Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah dalam Telekonferensi yang beliau sampaikan untuk ikhwah negeri Yaman dan Indonesia, Jum'at 27 Muharam 1446 H/02 Agustus 2024.
🔗 Link sumber:
https://t.me/adensheikhs/17220
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
#Nasihat #Wasiat #Lisan
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
⓵ WASIAT UNTUK KAUM MUSLIMIN NEGERI YAMAN DAN INDONESIA:
JANGAN SEMBARANGAN BICARA TANPA DILANDASI ILMU!
💬 Asy-Syaikh 'Abdullah Al-Bukhori hafizhahullah mewasiatkan,
فَإِنِّي أُذَكِّرُ بِقَوْلِ اللهِ جَلَّ وَعَلَا فِي سُوْرَةِ الإِسْرَاء
❝ Sesungguhnya saya mengingatkan dengan Firman Allah Jalla wa 'Alaa dalam surat Al-Isro,
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya."
وَبِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فِيْ حَدِيْثِ سَهْلٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ (( مَنْ يَضْمَنْ لِيْ مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ )). وَالحَدِيْثُ فِيْ الصَّحِيْحَيْنِ وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ. وَالمُرَادُ بِاللِّحْيَيْنِ اللِّسَانُ وَبِمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَيْ الفَرْجُ.
Dan dengan sabda Nabi ﷺ dalam hadis Sahl radhiyallahu'anhu, yaitu Sahl bin Sa'ad, Rasulullah 'alaihisshalatuwassallam bersabda (artinya), "Siapa pun yang menjamin kepadaku terjaganya sesuatu yang berada di antara kedua tulang rahangnya dan di antara kedua kakinya niscaya aku menjamin surga untuknya." Hadis itu ada di Ash-Shohihain dan redaksinya milik Al-Bukhori. Yang dimaksud dengan di antara dua tulang rahangnya ialah lisan, dan di antara dua kakinya adalah kemaluan.
فَهَذِهِ الآيَةُ المُبَارَكَةُ وَهَذَا الحَدِيْثُ النَّبَوِيُّ المُطَهَّرُ أَسَاسٌ فِي ضَرُوْرَةِ العِنَايَةِ بِحِفْظِ اللِّسَانِ وَأَنْ لَا يقْفُو المَرْءُ مَا لَيْسَ لَهُ بِهِ عِلْمٌ وَأَنْ يَحْفَظَ لِسَانَهُ وَجَوَارِحَهُ عَنْ مَسَاخِطِ اللهِ تَعَالَى وَمَسَاخِطِ رَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Ayat yang diberkahi dan hadis yang suci ini merupakan asas tentang butuhnya perhatian dalam menjaga lisan, dan hendaknya seseorang tidak mengikuti perkara yang tidak didasari dengan ilmu. Hendaknya ia menjaga lisannya dan anggota badannya dari perkara-perkara yang menimbulkan kemurkaan Allah Ta'ala serta rasul-Nya ﷺ.
فَفِيْهِ وَعْدٌ وَ وَعِيْدٌ؛ الوَعْدٌ مَنْ حَفِظَ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَفَرْجَيْهِ ضَمِنَ لَهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الجَنَّةَ وَالوَعِيْدُ أَنَّ مَنْ قَالَ عَلَى اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ سَيُسْأَلُ عَنْ ذَلِكَ وَيُؤَاخَذُ بِهِ وَهُوَ مِنَ الإِفْتِيَاتِ عَلَى اللهِ تَعَالَى وَالقَوْلِ عَلَيْهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ.
Padanya (ayat dan hadis ini) pula terdapat janji serta ancaman, janji bahwasannya orang yang menjaga sesuatu yang berada di antara dua tulang rahangnya (yakni lisannya -ed) dan kemaluannya, Rasul 'alaihisshalatuwassallam telah menjanjikan surga untuknya. Sementara ancamannya ialah siapa pun yang berucap tentang Allah tanpa didasari ilmu niscaya akan dimintai pertanggungjawaban tentang hal itu, serta akan dihukum dengan sebab itu. Hal itu termasuk mengada-adakan atas Allah Ta'ala dan ucapan tentangnya tanpa didasari ilmu. ❞
💽 Penggalan Wasiat Al-'Allamah Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah dalam Telekonferensi yang beliau sampaikan untuk ikhwah negeri Yaman dan Indonesia, Jum'at 27 Muharam 1446 H/02 Agustus 2024.
🔗 Link sumber:
https://t.me/adensheikhs/17220
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
#Nasihat #Wasiat #Lisan
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
⓶ WASIAT UNTUK KAUM MUSLIMIN NEGERI YAMAN DAN INDONESIA:
BERPIKIRLAH TERLEBIH DAHULU SEBELUM BERBICARA!
💬 Asy-Syaikh 'Abdullah Al-Bukhori hafizhahullah mewasiatkan,
والآيَاتُ فِي البَابِ -أَعْنِيْ فِيْ الوَعِيْدِ لِمَنْ قَالَ عَلَيْهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ- كَثِيْرَةٌ. فَاحْذَرِ القَوْلَ عَلَى اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَاحْذَرِ القَوْلَ عَلَى رَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَاحْذَرِ الكَلَامَ فِيْ العِلْمِ بِغَيْرِ العِلْمِ.
❝ Ayat-ayat dalam pembahasan ini -yakni tentang ancaman bagi yang mengucapkan tentang Allah tanpa berlandaskan ilmu- itu banyak. Maka waspadalah dari berucap tentang Allah tanpa berlandaskan ilmu! Waspadalah berucap tentang rasul-Nya ﷺ dengan tanpa ilmu! Waspadalah dari ucapan tentang ilmu agama tanpa dasar ilmu!
وَهَذَا كُلُّهُ يَدُلُّ عَلَى ضَرُورَةِ حِفْظِ اللِّسَانِ وَعَدَمِ الخَوْضِ وَالثَرْثَرَةِ فِيْمَا لَا يَعْنِيهِ وَلَا يَعُودُ عَلَى المَرْءِ بِالنَّفْعِ فِي الدَّارَيْنِ.
Dan semuanya ini menunjukkan pentingnya menjaga lisan dan menghindari pembicaraan panjang lebar dan celotehan pada perkara yang tak berarti serta tidak memberikan manfaat bagi seseorang di dunia dan akhirat.
وَيَجِبُ عَلَى المَرْءِ أَنْ يَجْتَنِبَ القَوْلَ البَاطِلَ وَقَوْلَ الزُّورِ وَأَنْ يَجْتَنِبَ كُلَّ مَا حَرَّمَهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الغِيْبَةِ وَالنَّمِيْمَةِ وَفَاحِشِ القَوْلِ وَغَيْرِ ذَلِكَ بِمَا جَاءَتْ النُّصُوْصُ الكَثِيْرَةُ الدَالَّة عَلَى تَحْرِيْمِهِ وَتَنَاوُلِ اللِّسَانِ بِهِ.
Dan wajib bagi seseorang untuk menjauhi ucapan batil dan ucapan kedustaan. Hendaknya ia menjauhi setiap hal yang diharamkan Allah dan rasul-Nya ﷺ, di antaranya ghibah, namimah, ucapan keji dan selain itu sesuai dengan apa yang telah datang dari nas-nas yang banyak menunjukkan tentang keharamannya dan pembicaraan tentangnya.
جِمَاعُ هَذَا أَنْ يَصُوْنَ المَرْءُ لِسَانَهُ أَنْ يَصُوْنَ المَرْءُ لِسَانَهُ عَمَّا حَرَّمَهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ. لِأنَّ المَرْءَ قَدْ يَقُوْلُ الكَلِمَةَ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا تُوبِقُ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ كَمَا جَاءَ فِي الصَّحِيْحَيْنِ قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: (( إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا فَيَزِلَّ بِهَا فِي النَّارِ أبْعَدَ مَا بَيْنَ المَشْرِقِ)). فِي رِوَايَةٍ عِنْدَ مُسْلِمٍ: (( أَبْعَدَ مَا بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ)). فِي رِوَايِةٍ عِنْدَ أَحْمَدَ: (( إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ يُضْحِكُ بِهَا جُلَسَائَهُ يَهْوِي بِهَا مِنْ أَبْعَدِ مَا بَيْنَ الثًّرَيَّا )).
Kesimpulannya, seseorang semestinya berupaya menjaga lisannya, semestinya ia menjaga lisannya dari perkara-perkara yang diharamkan Allah dan rasul-Nya ﷺ. Dikarenakan bisa saja seseorang mengucapkan sepatah kata, ia tidak mempedulikan ucapannya itu dalam benaknya, ternyata hal itu membinasakan dunia serta akhiratnya. Sebagaimana telah datang dalam Ash-Shohihain, sabda beliau ﷺ (artinya), "Sesungguhnya seorang hamba berucap dengan satu kalimat tanpa dipastikan kebenarannya, sehingga menyebabkan ia tergelincir ke dalam siksa neraka lebih jauh dari jarak ke timur." Dan di dalam riwayat Muslim, "Lebih jauh dari jarak timur dan barat." Di dalam riwayat Ahmad disebutkan, "Sungguh seseorang mengucapkan kalimat (batil -ed) yang membuat teman duduknya tertawa ternyata hal itu menyebabkannya terjatuh (ke dalam neraka) lebih jauh dari jarak bintang tsuroyya." ❞
💽 Penggalan Wasiat Al-'Allamah Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah dalam Telekonferensi yang beliau sampaikan untuk ikhwah negeri Yaman dan Indonesia, Jum'at 27 Muharam 1446 H/02 Agustus 2024.
🔗 Link sumber:
https://t.me/adensheikhs/17220
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
#Nasihat #Wasiat #Lisan
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
⓶ WASIAT UNTUK KAUM MUSLIMIN NEGERI YAMAN DAN INDONESIA:
BERPIKIRLAH TERLEBIH DAHULU SEBELUM BERBICARA!
💬 Asy-Syaikh 'Abdullah Al-Bukhori hafizhahullah mewasiatkan,
والآيَاتُ فِي البَابِ -أَعْنِيْ فِيْ الوَعِيْدِ لِمَنْ قَالَ عَلَيْهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ- كَثِيْرَةٌ. فَاحْذَرِ القَوْلَ عَلَى اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَاحْذَرِ القَوْلَ عَلَى رَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَاحْذَرِ الكَلَامَ فِيْ العِلْمِ بِغَيْرِ العِلْمِ.
❝ Ayat-ayat dalam pembahasan ini -yakni tentang ancaman bagi yang mengucapkan tentang Allah tanpa berlandaskan ilmu- itu banyak. Maka waspadalah dari berucap tentang Allah tanpa berlandaskan ilmu! Waspadalah berucap tentang rasul-Nya ﷺ dengan tanpa ilmu! Waspadalah dari ucapan tentang ilmu agama tanpa dasar ilmu!
وَهَذَا كُلُّهُ يَدُلُّ عَلَى ضَرُورَةِ حِفْظِ اللِّسَانِ وَعَدَمِ الخَوْضِ وَالثَرْثَرَةِ فِيْمَا لَا يَعْنِيهِ وَلَا يَعُودُ عَلَى المَرْءِ بِالنَّفْعِ فِي الدَّارَيْنِ.
Dan semuanya ini menunjukkan pentingnya menjaga lisan dan menghindari pembicaraan panjang lebar dan celotehan pada perkara yang tak berarti serta tidak memberikan manfaat bagi seseorang di dunia dan akhirat.
وَيَجِبُ عَلَى المَرْءِ أَنْ يَجْتَنِبَ القَوْلَ البَاطِلَ وَقَوْلَ الزُّورِ وَأَنْ يَجْتَنِبَ كُلَّ مَا حَرَّمَهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الغِيْبَةِ وَالنَّمِيْمَةِ وَفَاحِشِ القَوْلِ وَغَيْرِ ذَلِكَ بِمَا جَاءَتْ النُّصُوْصُ الكَثِيْرَةُ الدَالَّة عَلَى تَحْرِيْمِهِ وَتَنَاوُلِ اللِّسَانِ بِهِ.
Dan wajib bagi seseorang untuk menjauhi ucapan batil dan ucapan kedustaan. Hendaknya ia menjauhi setiap hal yang diharamkan Allah dan rasul-Nya ﷺ, di antaranya ghibah, namimah, ucapan keji dan selain itu sesuai dengan apa yang telah datang dari nas-nas yang banyak menunjukkan tentang keharamannya dan pembicaraan tentangnya.
جِمَاعُ هَذَا أَنْ يَصُوْنَ المَرْءُ لِسَانَهُ أَنْ يَصُوْنَ المَرْءُ لِسَانَهُ عَمَّا حَرَّمَهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ. لِأنَّ المَرْءَ قَدْ يَقُوْلُ الكَلِمَةَ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا تُوبِقُ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ كَمَا جَاءَ فِي الصَّحِيْحَيْنِ قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: (( إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا فَيَزِلَّ بِهَا فِي النَّارِ أبْعَدَ مَا بَيْنَ المَشْرِقِ)). فِي رِوَايَةٍ عِنْدَ مُسْلِمٍ: (( أَبْعَدَ مَا بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ)). فِي رِوَايِةٍ عِنْدَ أَحْمَدَ: (( إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ يُضْحِكُ بِهَا جُلَسَائَهُ يَهْوِي بِهَا مِنْ أَبْعَدِ مَا بَيْنَ الثًّرَيَّا )).
Kesimpulannya, seseorang semestinya berupaya menjaga lisannya, semestinya ia menjaga lisannya dari perkara-perkara yang diharamkan Allah dan rasul-Nya ﷺ. Dikarenakan bisa saja seseorang mengucapkan sepatah kata, ia tidak mempedulikan ucapannya itu dalam benaknya, ternyata hal itu membinasakan dunia serta akhiratnya. Sebagaimana telah datang dalam Ash-Shohihain, sabda beliau ﷺ (artinya), "Sesungguhnya seorang hamba berucap dengan satu kalimat tanpa dipastikan kebenarannya, sehingga menyebabkan ia tergelincir ke dalam siksa neraka lebih jauh dari jarak ke timur." Dan di dalam riwayat Muslim, "Lebih jauh dari jarak timur dan barat." Di dalam riwayat Ahmad disebutkan, "Sungguh seseorang mengucapkan kalimat (batil -ed) yang membuat teman duduknya tertawa ternyata hal itu menyebabkannya terjatuh (ke dalam neraka) lebih jauh dari jarak bintang tsuroyya." ❞
💽 Penggalan Wasiat Al-'Allamah Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah dalam Telekonferensi yang beliau sampaikan untuk ikhwah negeri Yaman dan Indonesia, Jum'at 27 Muharam 1446 H/02 Agustus 2024.
🔗 Link sumber:
https://t.me/adensheikhs/17220
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
#Nasihat #Wasiat #Lisan
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
LAMA DALAM BERDOA SEBAGAI BUKTI CINTA
💬 Al-'Allamah Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah menyatakan,
أن إطالة الدعاء تدل على محبة الداعي؛ لأن الإِنسان إذا أحب شيئاً أحب طول مناجاته، فأنت متصل بالله في الدعاء، فتطويلك الدعاء وبسطك له دليل على محبتك لمناجاة الله عز وجلا.
❝ Sungguh memperlamakan doa menjadi bukti cinta orang yang berdoa. Karena seorang insan jika mencintai sesuatu niscaya ia akan suka berlama-lama terhubung dengan kecintaannya secara rahasia. Engkau itu sedang terkoneksi dengan Allah saat berdoa! Sehingga keadaanmu yang memperlamakan doa dan melapangkannya itu sebagai bukti atas rasa cintamu untuk bermunajat kepada Allah Azza wa Jalla. ❞
📖 Kitab Asy-Syarhul Mumti' 'ala Zaadil Mustaqni' hlm. 320, jilid 5, Cet. Dar Ibnul Jauzi.
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Cinta #Doa #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
LAMA DALAM BERDOA SEBAGAI BUKTI CINTA
💬 Al-'Allamah Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah menyatakan,
أن إطالة الدعاء تدل على محبة الداعي؛ لأن الإِنسان إذا أحب شيئاً أحب طول مناجاته، فأنت متصل بالله في الدعاء، فتطويلك الدعاء وبسطك له دليل على محبتك لمناجاة الله عز وجلا.
❝ Sungguh memperlamakan doa menjadi bukti cinta orang yang berdoa. Karena seorang insan jika mencintai sesuatu niscaya ia akan suka berlama-lama terhubung dengan kecintaannya secara rahasia. Engkau itu sedang terkoneksi dengan Allah saat berdoa! Sehingga keadaanmu yang memperlamakan doa dan melapangkannya itu sebagai bukti atas rasa cintamu untuk bermunajat kepada Allah Azza wa Jalla. ❞
📖 Kitab Asy-Syarhul Mumti' 'ala Zaadil Mustaqni' hlm. 320, jilid 5, Cet. Dar Ibnul Jauzi.
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Cinta #Doa #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
TEGASNYA TIGA PENDAPAT TENTANG ORANG YANG SENGAJA MENINGGALKAN SALAT
💬 Al-Hafizh Al-Marwady rahimahullah menerangkan,
وَإِنْ لَمْ يَتُبْ -يعني تارك الصلاة- وَأَقَامَ عَلَى امْتِنَاعِهِ مِنْ فِعْلِهَا فَقَدِ اخْتَلَفَ النَّاسُ فِيهِ عَلَى ثَلَاثَةِ مَذَاهِبَ:
❝ Jika ia -yakni orang yang meninggalkan salat- tidak bertobat dan tetap enggan menunaikannya, maka para ulama berbeda pendapat tentang hal itu di atas tiga pendapat:
أَحَدُهَا: وَهُوَ مَذْهَبُ الشَّافِعِيِّ وَمَالِكٍ أَنَّ دَمَهُ مُبَاحٌ وَقَتْلَهُ وَاجِبٌ، وَلَا يَكُونُ بِذَلِكَ كَافِرًا. وَالْمَذْهَبُ الثَّانِي: هُوَ مَذْهَبُ أبي حنيفة وَالْمُزَنِيِّ أَنَّهُ مَحْقُونُ الدَّمِ لَا يَجُوزُ قَتْلُهُ، لَكِنْ يضرب عند صلاة كل فريضة أدبا وتعزيزا. وَالْمَذْهَبُ الثَّالِثُ: وَهُوَ مَذْهَبُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَإِسْحَاقَ بْنِ راهويه أنه كَافِر كَالْجَاحِدِ، تَجْرِي عَلَيْهِمْ أَحْكَامُ الرِّدَّةِ.
• Pendapat pertama ialah pendapatnya Imam Asy-Syafi'i dan Malik. Bahwasannya darahnya mubah dan wajib untuk dibunuh. Akan tetapi hal itu tidak menjadikannya kafir.
• Pendapat kedua ialah pendapatnya Imam Abu Hanifah dan Al-Muzani. Bahwasannya darahnya terjaga. Tidak boleh membunuhnya. Akan tetapi, ia dipukul setiap waktu salat wajib agar terdidik dan lebih memuliakan shalat.
• Pendapat ketiga ialah pendapatnya Imam Ahmad bin Hambal dan Ishaq bin Rahawaih. Bahwasannya orang itu kafir sama halnya dengan orang yang menentang. Berlaku padanya hukum-hukum kemurtadan. ❞
📖 Kitab Al-Hawy Al-Kabiir hlm. 525, jilid 2, Cet. Daarul Kutub Al-Ilmiyyah. Dinukilkan dari kanal telegram resmi asy-Syaikh Arafat al-Muhammady hafizhahullah.
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Shalat #Fikih #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
TEGASNYA TIGA PENDAPAT TENTANG ORANG YANG SENGAJA MENINGGALKAN SALAT
💬 Al-Hafizh Al-Marwady rahimahullah menerangkan,
وَإِنْ لَمْ يَتُبْ -يعني تارك الصلاة- وَأَقَامَ عَلَى امْتِنَاعِهِ مِنْ فِعْلِهَا فَقَدِ اخْتَلَفَ النَّاسُ فِيهِ عَلَى ثَلَاثَةِ مَذَاهِبَ:
❝ Jika ia -yakni orang yang meninggalkan salat- tidak bertobat dan tetap enggan menunaikannya, maka para ulama berbeda pendapat tentang hal itu di atas tiga pendapat:
أَحَدُهَا: وَهُوَ مَذْهَبُ الشَّافِعِيِّ وَمَالِكٍ أَنَّ دَمَهُ مُبَاحٌ وَقَتْلَهُ وَاجِبٌ، وَلَا يَكُونُ بِذَلِكَ كَافِرًا. وَالْمَذْهَبُ الثَّانِي: هُوَ مَذْهَبُ أبي حنيفة وَالْمُزَنِيِّ أَنَّهُ مَحْقُونُ الدَّمِ لَا يَجُوزُ قَتْلُهُ، لَكِنْ يضرب عند صلاة كل فريضة أدبا وتعزيزا. وَالْمَذْهَبُ الثَّالِثُ: وَهُوَ مَذْهَبُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَإِسْحَاقَ بْنِ راهويه أنه كَافِر كَالْجَاحِدِ، تَجْرِي عَلَيْهِمْ أَحْكَامُ الرِّدَّةِ.
• Pendapat pertama ialah pendapatnya Imam Asy-Syafi'i dan Malik. Bahwasannya darahnya mubah dan wajib untuk dibunuh. Akan tetapi hal itu tidak menjadikannya kafir.
• Pendapat kedua ialah pendapatnya Imam Abu Hanifah dan Al-Muzani. Bahwasannya darahnya terjaga. Tidak boleh membunuhnya. Akan tetapi, ia dipukul setiap waktu salat wajib agar terdidik dan lebih memuliakan shalat.
• Pendapat ketiga ialah pendapatnya Imam Ahmad bin Hambal dan Ishaq bin Rahawaih. Bahwasannya orang itu kafir sama halnya dengan orang yang menentang. Berlaku padanya hukum-hukum kemurtadan. ❞
📖 Kitab Al-Hawy Al-Kabiir hlm. 525, jilid 2, Cet. Daarul Kutub Al-Ilmiyyah. Dinukilkan dari kanal telegram resmi asy-Syaikh Arafat al-Muhammady hafizhahullah.
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah
#Shalat #Fikih #Nasihat
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
⓵ PERMATA FATWA ULAMA:
MENGURAI RASA GUNDAH TENTANG IJAZAH
📝 Sebuah pertanyaan pernah diajukan kepada asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
يتحرج بعض طلبة العلم الشرعي عند قصدهم العلم والشهادة ، فكيف يتخلص طالب العلم من هذا الحرج ؟
❝ Sebagian penuntut ilmu syar'i merasa dilema pada tujuan mereka, antara ilmu dan ijazah. Maka bagaimana caranya agar penuntut ilmu bisa terlepas dari rasa dilema ini? ❞
💬 Maka Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
فأجاب بقوله: يجاب على ذلك بأمور: أحدها: أن لا يقصدوا بذلك الشهادة لذاتها، بل يتخذون هذه الشهادات وسيلة للعمل في الحقول النافعة للخلق؛ لأن الأعمال في الوقت الحاضر مبنية على الشهادات، والناس غالبًا لا يستطيعون الوصول إلى منفعة الخلق إلا بهذه الوسيلة وبذلك تكون النية سليمة.
❝ Perkara itu akan terjawab dengan beberapa hal:
Salah satunya: Hendaknya mereka tidak bertujuan hanya ingin mendapatkan ijazah itu semata. Bahkan sepatutnya mereka menjadikan ijazah-ijazah ini sebagai wasilah supaya bisa bekerja di berbagai bidang yang bermanfaat bagi makhluk. Karena pekerjaan-pekerjaan di waktu sekarang ini bergantung pada ijazah-ijazah ini. Orang-orang pada umumnya tidak akan mampu memberikan manfaat kepada makhluk kecuali dengan wasilah ini (karena kurang dipercaya kredibilitasnya jika tanpa ijazah -ed). Dengan hal itu jadilah niatnya akan lurus.
الثاني: أن من أراد العلم قد لا يجده إلا في هذه الكليات فيدخل فيها بنية طلب العلم ولا يؤثر عليه ما يحصل له من الشهادة فيما بعد.
Yang kedua: Bahwasanya siapa pun yang ingin menggapai ilmu, terkadang ia tidak bisa mendapatkannya kecuali di fakultas-fakultas ini. Sehingga ia masuk ke dalamnya dengan niat untuk bisa menuntut ilmu. Dan tidak berpengaruh (kepada keikhlasan) apa yang ia dapatkan berupa ijazah setelah itu.
الثالث: أن الإنسان إذا أراد بعمله الحسنيين حُسنى الدنيا، وحُسنى الآخرة فلا شيء عليه في ذلك؛ لأن الله يقول:
Yang ketiga: Bahwasanya seorang insan jika dengan amalannya ia menginginkan dua kebaikan, yaitu kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Maka hal itu tidak mengapa baginya, karena Allah berfirman:
( {وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا} {وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا} [الطلاق: ٢، ٣]. وهذا ترغيب في التقوى بأمر دنيوي.
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan berikan jalan keluar untuknya serta memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah yang akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah yelah menetapkan ketentuan bagi segala sesuatu." (Q.S. Ath-Tholaq: 2-3)
Dan ayat ini terdapat dorongan untuk bertakwa dengan iming-iming perkara dunia. ❞
📖 Kitabul Ilmi hlm. 76-77, Cet. Maktabah Nurul Huda.
⏳ Bersambung insyaAllah...
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah
#Fatwa #Ijazah #Nasihat #Ulama
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
⓵ PERMATA FATWA ULAMA:
MENGURAI RASA GUNDAH TENTANG IJAZAH
📝 Sebuah pertanyaan pernah diajukan kepada asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
يتحرج بعض طلبة العلم الشرعي عند قصدهم العلم والشهادة ، فكيف يتخلص طالب العلم من هذا الحرج ؟
❝ Sebagian penuntut ilmu syar'i merasa dilema pada tujuan mereka, antara ilmu dan ijazah. Maka bagaimana caranya agar penuntut ilmu bisa terlepas dari rasa dilema ini? ❞
💬 Maka Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
فأجاب بقوله: يجاب على ذلك بأمور: أحدها: أن لا يقصدوا بذلك الشهادة لذاتها، بل يتخذون هذه الشهادات وسيلة للعمل في الحقول النافعة للخلق؛ لأن الأعمال في الوقت الحاضر مبنية على الشهادات، والناس غالبًا لا يستطيعون الوصول إلى منفعة الخلق إلا بهذه الوسيلة وبذلك تكون النية سليمة.
❝ Perkara itu akan terjawab dengan beberapa hal:
Salah satunya: Hendaknya mereka tidak bertujuan hanya ingin mendapatkan ijazah itu semata. Bahkan sepatutnya mereka menjadikan ijazah-ijazah ini sebagai wasilah supaya bisa bekerja di berbagai bidang yang bermanfaat bagi makhluk. Karena pekerjaan-pekerjaan di waktu sekarang ini bergantung pada ijazah-ijazah ini. Orang-orang pada umumnya tidak akan mampu memberikan manfaat kepada makhluk kecuali dengan wasilah ini (karena kurang dipercaya kredibilitasnya jika tanpa ijazah -ed). Dengan hal itu jadilah niatnya akan lurus.
الثاني: أن من أراد العلم قد لا يجده إلا في هذه الكليات فيدخل فيها بنية طلب العلم ولا يؤثر عليه ما يحصل له من الشهادة فيما بعد.
Yang kedua: Bahwasanya siapa pun yang ingin menggapai ilmu, terkadang ia tidak bisa mendapatkannya kecuali di fakultas-fakultas ini. Sehingga ia masuk ke dalamnya dengan niat untuk bisa menuntut ilmu. Dan tidak berpengaruh (kepada keikhlasan) apa yang ia dapatkan berupa ijazah setelah itu.
الثالث: أن الإنسان إذا أراد بعمله الحسنيين حُسنى الدنيا، وحُسنى الآخرة فلا شيء عليه في ذلك؛ لأن الله يقول:
Yang ketiga: Bahwasanya seorang insan jika dengan amalannya ia menginginkan dua kebaikan, yaitu kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Maka hal itu tidak mengapa baginya, karena Allah berfirman:
( {وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا} {وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا} [الطلاق: ٢، ٣]. وهذا ترغيب في التقوى بأمر دنيوي.
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan berikan jalan keluar untuknya serta memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah yang akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah yelah menetapkan ketentuan bagi segala sesuatu." (Q.S. Ath-Tholaq: 2-3)
Dan ayat ini terdapat dorongan untuk bertakwa dengan iming-iming perkara dunia. ❞
📖 Kitabul Ilmi hlm. 76-77, Cet. Maktabah Nurul Huda.
⏳ Bersambung insyaAllah...
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah
#Fatwa #Ijazah #Nasihat #Ulama
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
⓶ PERMATA FATWA ULAMA:
MENGURAI RASA GUNDAH TENTANG IJAZAH
🔎 Baca dari awal:
https://t.me/CatatanThuwailib/1939
💬 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah melanjutkan penjelasannya,
فإن قيل : من أراد بعمله الدنيا كيف يقال بأنه مخلص ؟
❝ Dan jika dikatakan, "Seseorang yang menginginkan dunia dengan amalannya, bagaimana bisa dikatakan bahwasanya dia orang yang ikhlas?"
فالجواب : أنه أخلص العبادة ولم يرد بها الخلق إطلاقا ، فلم يقصد مراءاة الناس ومدحهم على عبادته ، بل قصد أمرا ماديا من ثمرات العبادة. فليس كالمرائي الذي يتقرب إلى الناس بما يتقرب به إلى الله، ويريد أن يمدحوه به.
Maka jawabannya: Sesungguhnya ia telah mengikhlaskan ibadahnya dan tidaklah dengan hal itu ia menginginkan sesuatu dari makhluk secara mutlak. Ia tidak bermaksud riya kepada orang-orang, tidak pula menginginkan pujian mereka atas ibadahnya. Bahkan, tujuannya adalah sesuatu yang bersifat materi dari hasil-hasil ibadahnya. Ia bukan seperti orang riya yang mendekati orang-orang dengan hal-hal yang semestinya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta ingin dipuji orang-orang dengan hal itu.
لكنه بإرادة هذا الأمر المادي نقص إخلاصه ، فصار معه نوع من الشرك ، وصارت منزلته دون منزلة من أراد الآخرة إرادة محضة .
Akan tetapi, ia dengan adanya keinginan terhadap hal-hal yang bersifat materi ini akan mengurangi keikhlasannya, sehingga ada padanya semacam jenis kesyirikan. Dan jadilah kedudukannya itu berada di bawah kedudukan orang yang murni menginginkan akhirat semata.
وبهذه المناسبة أود أن أنبه على أن بعض الناس عندما يتكلمون على فوائد العبادات يحولونها إلى فوائد دنيوية ؛ فمثلا يقولون في الصلاة رياضة وإفادة للأعصاب ، وفي الصيام فائدة لإزالة الفضلات وترتيب الوجبات ، والمفروض ألا تجعل الفوائد الدنيوية هي الأصل ؛ لأن ذلك يؤدي إلى إضعاف الإخلاص والغفلة عن إرادة الآخرة ، ولذلك بين الله تعالى في كتابه حكمة الصوم - مثلا أنه سبب للتقوى ، فالفوائد الدينية هي الأصل ، والدنيوية ثانوية ، وعندما نتكلم عند عامة الناس فإننا نخاطبهم بالنواحي الدينية ، وعندما نتكلم عند ممن لا يقتنع إلا بشيء مادي ، فإننا نخاطبه بالنواحي الدينية والدنيوية ولكل مقام مقال "
Pada kesempatan ini aku ingin mengingatkan, bahwa sebagian orang tatkala membicarakan soal manfaat-manfaat dari ibadah, mereka akan mengarahkannya kepada manfaat-manfaat duniawi. Seperti misalnya mereka berkata pada (manfaat) yang terdapat dalam ibadah shalat adalah olahraga dan bermanfaat bagi saraf tubuh. Dan (juga) pada ibadah puasa ada manfaat membersihkan kotoran dan mengatur waktu makan. Sehingga yang diwajibkan bagimu untuk tidak menjadikan manfaat-manfaat duniawi sebagai dasarnya. Karena hal itu akan berakibat melemahkan keikhlasan dan menimbulkan kelalaian dari menjadikan akhirat sebagai tujuan. Oleh karenanya Allah Ta'ala menerangkan dalam Kitab-Nya tentang hikmah dari puasa, contohnya puasa menjadi sebab peningkatan takwa. Maka manfaat Diniyah sebagai pangkalnya. Sementara manfaat duniawi yang kedua. Tatkala kita berbicara di hadapan keumuman orang, maka kita mengajak bicara mereka dari sudut pandang agama. Dan tatkala kita berbicara di hadapan orang yang tidak merasa puas kecuali dengan sesuatu yang bersifat materi/konkret, maka kita berbicara kepadanya dari sudut pandang diniyah dan duniawi. Dan pada setiap tempat ada ucapan (yang sesuai). ❞
📖 Kitabul Ilmi hlm. 76-77, Cet. Maktabah Nurul Huda.
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah
#Fatwa #Ijazah #Nasihat #Ulama
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib
⓶ PERMATA FATWA ULAMA:
MENGURAI RASA GUNDAH TENTANG IJAZAH
🔎 Baca dari awal:
https://t.me/CatatanThuwailib/1939
💬 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah melanjutkan penjelasannya,
فإن قيل : من أراد بعمله الدنيا كيف يقال بأنه مخلص ؟
❝ Dan jika dikatakan, "Seseorang yang menginginkan dunia dengan amalannya, bagaimana bisa dikatakan bahwasanya dia orang yang ikhlas?"
فالجواب : أنه أخلص العبادة ولم يرد بها الخلق إطلاقا ، فلم يقصد مراءاة الناس ومدحهم على عبادته ، بل قصد أمرا ماديا من ثمرات العبادة. فليس كالمرائي الذي يتقرب إلى الناس بما يتقرب به إلى الله، ويريد أن يمدحوه به.
Maka jawabannya: Sesungguhnya ia telah mengikhlaskan ibadahnya dan tidaklah dengan hal itu ia menginginkan sesuatu dari makhluk secara mutlak. Ia tidak bermaksud riya kepada orang-orang, tidak pula menginginkan pujian mereka atas ibadahnya. Bahkan, tujuannya adalah sesuatu yang bersifat materi dari hasil-hasil ibadahnya. Ia bukan seperti orang riya yang mendekati orang-orang dengan hal-hal yang semestinya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta ingin dipuji orang-orang dengan hal itu.
لكنه بإرادة هذا الأمر المادي نقص إخلاصه ، فصار معه نوع من الشرك ، وصارت منزلته دون منزلة من أراد الآخرة إرادة محضة .
Akan tetapi, ia dengan adanya keinginan terhadap hal-hal yang bersifat materi ini akan mengurangi keikhlasannya, sehingga ada padanya semacam jenis kesyirikan. Dan jadilah kedudukannya itu berada di bawah kedudukan orang yang murni menginginkan akhirat semata.
وبهذه المناسبة أود أن أنبه على أن بعض الناس عندما يتكلمون على فوائد العبادات يحولونها إلى فوائد دنيوية ؛ فمثلا يقولون في الصلاة رياضة وإفادة للأعصاب ، وفي الصيام فائدة لإزالة الفضلات وترتيب الوجبات ، والمفروض ألا تجعل الفوائد الدنيوية هي الأصل ؛ لأن ذلك يؤدي إلى إضعاف الإخلاص والغفلة عن إرادة الآخرة ، ولذلك بين الله تعالى في كتابه حكمة الصوم - مثلا أنه سبب للتقوى ، فالفوائد الدينية هي الأصل ، والدنيوية ثانوية ، وعندما نتكلم عند عامة الناس فإننا نخاطبهم بالنواحي الدينية ، وعندما نتكلم عند ممن لا يقتنع إلا بشيء مادي ، فإننا نخاطبه بالنواحي الدينية والدنيوية ولكل مقام مقال "
Pada kesempatan ini aku ingin mengingatkan, bahwa sebagian orang tatkala membicarakan soal manfaat-manfaat dari ibadah, mereka akan mengarahkannya kepada manfaat-manfaat duniawi. Seperti misalnya mereka berkata pada (manfaat) yang terdapat dalam ibadah shalat adalah olahraga dan bermanfaat bagi saraf tubuh. Dan (juga) pada ibadah puasa ada manfaat membersihkan kotoran dan mengatur waktu makan. Sehingga yang diwajibkan bagimu untuk tidak menjadikan manfaat-manfaat duniawi sebagai dasarnya. Karena hal itu akan berakibat melemahkan keikhlasan dan menimbulkan kelalaian dari menjadikan akhirat sebagai tujuan. Oleh karenanya Allah Ta'ala menerangkan dalam Kitab-Nya tentang hikmah dari puasa, contohnya puasa menjadi sebab peningkatan takwa. Maka manfaat Diniyah sebagai pangkalnya. Sementara manfaat duniawi yang kedua. Tatkala kita berbicara di hadapan keumuman orang, maka kita mengajak bicara mereka dari sudut pandang agama. Dan tatkala kita berbicara di hadapan orang yang tidak merasa puas kecuali dengan sesuatu yang bersifat materi/konkret, maka kita berbicara kepadanya dari sudut pandang diniyah dan duniawi. Dan pada setiap tempat ada ucapan (yang sesuai). ❞
📖 Kitabul Ilmi hlm. 76-77, Cet. Maktabah Nurul Huda.
✍🏻 Admin @CatatanThuwailib
•┈┈┈❁┈•✿❁📚❁✿•┈❁┈┈┈•
🔎 Korektor:
• al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah
#Fatwa #Ijazah #Nasihat #Ulama
📲 CHANNEL TELEGRAM:
» @CatatanThuwailib
» https://t.me/CatatanThuwailib