MakWok
74 subscribers
295 photos
309 links
Writer and Surau_2.0 founder
Download Telegram
_Sanad_
(Silsilah informasi valid)

Oleh: Mak Wok

Para pembelajar _hadist_ (perkataan, perbuatan, diamnya Rasulullah) tentu sudah sangat kenal dengan istilah _sanad_.
_sanad_ akan menentukan validitas suatu informasi yang disandarkan kepada baginda Nabi _Shalallahualaihiwassalam_.

Penerimaan terhadap suatu _sanad_ oleh ulama ahli _hadist_ menjadi salah satu penyebab perbedaan kesimpulan dari derajat suatu _hadist_.

Perbedaan itu pada akhirnya akan mempengaruhi kesimpulan hukum yang dimuat dalam _matan_ (redaksi) _hadist_.

Ketika perbedaan hukum sesuatu ini sampai kepada Kita. Sikap yang tepat adalah _tasamuh_ (berlapang dada).

Akan termasuk _ghuluw_ (berlebihan) jika sikap Kita langsung memvonis salah. Apalagi sampai kepada menyesatkan.

_Sanad_ merupakan hal mendasar yang membedakan _tsaqofah_ (pengetahuan) islam dengan ilmu pengetahuan selainnya.

Jika dalam ilmu hadist sangat ketat para pembelajar dalam mengkaji _sanad_.
Begitu juga terkait ibadah _mahdoh_ (tata caranya dicontohkan detil oleh Nabi Shalallahualaihiwassalam) para da'i juga sangat ketat dalam ber- _ittiba'_. (Mengikuti seperti yang dicontohkan).

Saking ekstrimnya ketika suatu amal tidak pernah dicontohkan oleh Nabi _Shalallahualaihiwassalam_, sahabat, _tabi'in_ (bertemu dengan sahabat Nabi) , _tabiut tabi'in_ (bertemu dengan sahabat sahabatnya Nabi) maka vonis sesat dengan mudah disematkan.

_Sanad_ ilmu dengan sikap _ghuluw_ begitu tentu patut dipertanyakan.
Karena sangat berbeda dalam kaidah _istinbath_ (penggalian) hukum yang _syar'i_ (sesuai syariat).

Ibadah _mahdoh_ ini hanya mengatur interaksi hamba dengan Allah _Azza wa Jalla_.

Namun sangat disayangkan semangat untuk ber- _ittiba_ jarang ditemukan dalam berinteraksi dengan sesama dan diri sendiri.

Dalam mengatur ekonomi sudahkah _sanad_ ilmu Kita sampai kepada Baginda Nabi _Shalallahualaihiwassalam_?

Jangan-jangan malah sampainya kepada Adam Smith.

Dalam berpolitik sudahkah _sanad_ ilmu Kita bersambung kepada Rasulullah?

Jangan-jangan bersambungnya malah ke Montesquieu, Aristoteles, Machiavelli dan yang sekubu dengan mereka.

Begitu juga dalam dunia pendidikan, jangan-jangan _sanad_ ilmu dalam pengelolaannya malah bersambung kepada John Locke dan Maria Montessori.

Jika demikian apa kira-kira _hujjah_ (alasan kuat) Kita nanti dipinggir _Al kautsar_ (telaga nabi) ketika Nabi bertanya.
Kenapa Kita tidak mencontohnya dalam ekonomi, politik, pendidikan dan lainnya.

Apalagi menjawab pertanyaan Allah _Subhanahuwata'ala_ di pengadilan-Nya.
Dihadapan seluruh manusia sejak Adam _Alaihissalam_ sampai manusia terakhir dibumi.

Kenapa Kita tenang-tenang saja ketika hukum Allah tidak tegak dalam setiap sendi kehidupan ditengah-tengah Kita.
_Na'uzubillah_.

Temukanlah guru yang mempunyai ilmu dengan _sanad_ yang tersambung ke Rasulullah dalam mengkaji detil hukum yang mengatur 3 jenis interaksi manusia.

1. Interaksi dengan Allah (aqidah dan ibadah).
2. Interaksi dengan diri sendiri (makanan, minuman, pakaian, akhlak).
3. Interaksi dengan manusia lain (sistem pemerintahan, ekonomi, sosial, pidana, politik pendidikan dan luar negeri).

Poin 1 dan 2 relatif mudah menemukan ilmu yang ber- _sanad_. Ke baginda, tekuni salah satunya dengan sikap _tasamuh_.

Poin 3 yang memerlukan usaha lebih keras dalam mengkaji ilmu yang _sanad_-nya bersambung ke Rasulullah.

Tentu perlu pengorbanan waktu, tenaga, perasaan bahkan mungkin harta dan jiwa dalam mempelajarinya.

Batam, #271/070224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#Sanad #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Masih Ingatkah dengan teladan yang dicontohkan sahabat nabi ketika ayat haramnya _khamar_ (minuman beralkohol) turun?

Mereka membuangnya kejalan-jalan. Bahkan ada yang mengerok pangkal lehernya untuk memuntahkan _khamar_ yang sudah terlanjur diminum sebelumnya.

Bersegeralah tinggalkan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan publik) dan semua turunannya yang juga haram hukumnya.

Mungkin akan dianggap aneh oleh kebanyakan orang.
Yang masih nyaman dengan kebiasaan lama.
Tidak mengapa, lama kelamaan malah akan ketagihan.
Seperti ketagihannya Saya makan mi ayam tanpa sambal dan saus. Upss..maksudnya ketagihan karena ketenangan dan nikmatnya hidup senantiasa akan dirasakan.

Batam, #272/120224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Tinggal luruskan niat _lillahita'ala_ dan teladani jalan _Rasulullah_ dalam menggapainya.
Itulah syarat semua amal diterima-Nya.
Jangan sampai di akhirat nanti.
Kita terbelalak ketika menerima kitab amal dari belakang dan kiri Kita. _Na'uzubillah_.

Batam, #273/130224
IG @MakWock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#Terbelalak #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Penggenggam Bara

Oleh: Mak Wok

Dizaman akhir ini menyampaikan kebenaran setelah melalui proses berpikir yang benar seperti menggenggam bara api.

Ini sebuah keniscayaan sebagai yang dikabarkan melalui sabda nabi _shalallahualaihiwasalam_

Jika seandainya ini bukan bagian dari kewajiban. Mungkin akan memilih mengunci lisan dan tulisan.

Disitulah letaknya ujian kesabaran dan keikhlasan. Penentangan terberat akan datang dari orang terdekat.

Ujian berat para nabi juga datang dari yang dekat.
Ada yang diuji lewat anak, istri, saudara, paman.

Para penggenggam bara api banyak juga yang akhirnya kalah dan menyerah.

Tidak tahan dengan panas dan perihnya terbakar bara.

Pegang erat baranya. Tahan sampai puncaknya perih dan panas.

Maka setelahnya bara akan padam karena udara tidak bisa melewati kuatnya genggaman.

Akan terasa lebih ringan. Tinggal menahan sakitnya pemulihan.

Kelak di akhirat semua ini tinggal cerita. Sama halnya ketika sekarang akhirat hanya bisa diceritakan.

Saya juga terseok-seok menjalani ujian dari orang terdekat.

Alhamdulillah setelah mendapat nasehat berharga dari guru. Kaki ini terasa menguat untuk tetap tegak berdiri.

Berat memang, _bismillah_ terus menata diri, agar bisa lebih baik lagi menggali _asbab_ yang mungkin terlewati.

_Hasbunallahwanikmalwakiil nikmalmaulawanikmannasiir_

Batam, #274/140224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#PenggenggamBara #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Kereta

Oleh: Mak Wok

Kereta api dan kereta listrik. Merupakan moda transportasi populer dibanyak tempat.

Saking populernya, banyak filem lawas yang mengambil latar tempat di kereta.

Baik adegan perkelahian, perang, makan bareng bahkan romantisan.

Para penumpang bisa menikmati pemandangan keluar secara sekilas.

Semakin cepat keretanya. Akan semakin sekilas pandangan luar kereta yang terlihat

Hidup ini juga sedang menumpang kereta waktu.

Apapun kegiatan yang dilakoni di kereta waktu ini. Pasti akan sampai pada stasiun.

Bagi yang bisa maksimal melakukan amal baik. Tentu akan transit ke stasiun akhir yang juga baik.

Bagi yang lebih nyaman dalam beramal buruk. Karena ramai orang yang sama-sama melakukan.
Transitnya juga akan menuju tempat yang buruk.

Banyak yang terlena melihat keluar kereta. Sehingga lupa beramal yang berguna di stasiun akhir.

Lalai, memang sudah tabiat manusia. Salah dalam beramal tentu segera kembali keawal.

Agar tidak larut dalam kesalahan.
Salah dan benar ini wilayah akal. Maka sandarkan kepada standar kebenaran.
Yaitu yang datang dari zat yang Maha Benar.

Tentu jangan sampai kebablasan, sehingga seolah-olah menjadi penentu kebenaran.

Selagi proses berpikir yang digunakan sudah benar. Pegang teguh hasilnya walau langit runtuh sekalipun.

Batam, #275/140224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#Kereta #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Sudahlah, permainan ini tidak dirancang untuk membela Kita yang benar. Tapi di- _setting_ untuk melanggengkan kekuasaan regional dan internasional dibalik layar. Marilah Kita ikut metode nabi dalam menegakkan kebenaran yang terbukti berhasil dan tercatat dengan tinta emas peradaban.

Mendadak amnesia bareng-bareng lagi, seolah-olah lupa dengan sejarah hidup nabi dan sahabat yang tertunjuki.
Amnesia bareng-bareng kok rutinan, ya.

Sudahlah, saatnya Kita fokus dengan permainan Kita sendiri, kalau belum tahu detil dan metodenya yang syar'i, ya _ngaji_.

Batam, #276/150224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#AmnesiaBareng #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Untuk sampai kepada proses berpikir yang benar memang tidak mudah.
Saya yang _fakir_ (miskin dan bodoh) ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memahami kebenaran hakiki.
Bahkan sampai sekarang masih terus belajar intensif. Minimal 2 jam dalam seminggu.

Mungkin Anda yang pintar dan kaya.
Bisa jadi perlu waktu sebentar saja.

Selagi Anda mau memulai tentunya.
_Open minded_ (buka pikiran) atau _think out of the box_ (berpikir diluar kotak) serta _think without box_ (berpikir tanpa kotak). Begitu kalimat yang sering Saya dengar dari orang pintar.

Semoga Anda tidak salah paham dengan tulisan Saya kali ini, ya.

Jika salah paham, ingat tinggal _tabayyun_ ke Saya tentunya. Telaah paragraf demi paragraf ya. Agar tidak melebar kemana-mana.

Untuk sedikit membantu Anda.
Saya langsung sampaikan maksud dan tujuan tulisan ini serta tulisan lainnya.

Dalam tulisan ini, Saya mencoba membandingkan frasa salah paham dengan paham salah.
Dengan contoh yang langsung Saya praktekkan dengan menulis judul yang salah.

Saya menulis selama ini diiringi dengan rasa cinta kepada sesama.
Tidak merasa paling benar.
Tapi menyampaikan hasil pikiran dalam bentuk tulisan.
Tulisan dibuat dengan metode berpikir yang benar.

Saya juga ingin berbagi kebenaran yang memuaskan akal, menenangkan rasa dan sesuai fitrah.
Didorong rasa cinta kepada saudara seiman. Saya ingin Anda juga mendapatkannya.

Dan yang terpenting, Saya hanya menjalankan kewajiban dakwah.
Jika tidak karena itu. Lebih baik mengunci lisan dan tulisan dizaman fitnah ini.

Batam, #277/160224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#SalahPaham #PahamSalah #MakWok #Surau_2.0
#ItisTimetobeOneUmmah
Karena aturan (syariat) islam itu lengkap dan menyeluruh.
Sehingga tidak mungkin, tidak bawa-bawa islam dalam menyikapi fenomena sepak bola dan industrinya.

Ada beberapa pendapat islami yang terkait dengannya, yaitu:

1. Sepak bola haram dengan mutlak. Salah satu alasannya karena bisa melalaikan dari yang wajib dan sunnah.

2. _Mubah_ dengan mutlak dengan bersandar pada kaidah ushul, "hukum asal sesuatu adalah _mubah_ kecuali ada dalil yang mengharamkannya".

3. Mengharamkan sepak bola yang dikemas dalam sebuah industri. Beberapa alasannya, dapat memicu saling benci antar pemain yang membela klub, bahkan para fansnya bisa terlibat tawuran karena _ashobiyah_ (fanatik buta).
Sudah banyak terjadi di berbagai negara, bahkan juga di negeri ini.

Industri bola juga akan menimbulkan industri haram lainnya. Pertaruhan atau perjudian dalam banyak level dan cara, akan selalu mewarnainya.
Dari hanya sekedar taruhan sebungkus rokok, sampai taruhan miliaran rupiah.
Adanya _ikhtilath_ (campur aduk) antara pria dan wanita saat nonton langsung di stadion sepak bola.
Pemain yang tidak menutup auratnya, minuman beralkohol yang menyertai pestanya, lengkap dengan gadis penghiburnya.
Bahkan salah satu mega bintangnya, bangga tinggal serumah tanpa adanya ikatan pernikahan dengan pacarnya.

Saya mengadopsi pendapat yang Saya anggap _rajih_ (terkuat) dan Saya yakini, yaitu:

1. Bermain bola _mubah_ saja, selagi tidak bercampur dengan keharaman dan melalaikan yang wajib. Sesuai kaidah ushul, _alwasilatu ilaharam, haram_ "sesuatu yang mengantarkan kepada yang haram, haram".

2. Sepak bola yang diorganisir dengan profesional dalam bentuk industri haram hukumnya. Karena banyak melanggar syariat islam, serta industri bola merupakan bagian dari jebakan perang pemikiran.
Yang akan menjauhkan umat dari kesadaran akan hubungannya dengan Al khaliq (_idrak sillabillah_).
Sehingga umat terlena dan mabuk oleh hal-hal yang menyenangkan nafsu yang terkait dengan industri bola ini.

Tentu _tabanni_ (adopsi) fiqih Saya ini, tidak akan menghalangi Kita main futsal bareng, ya.
Karena _tabanni_ itu mengikat bagi yang mengadopsinya.
Tentu tidak mengikat Anda yang _tsiqah_ (yakin) dengan pendapat yang lain.
Karena Kita diperintahkan mengikut pendapat yang _rajih_ (terkuat) yang Kita yakini.

Selagi itu pendapat yang islami, ada dalil _syara'_ yang jadi sandaran, Kita sama-sama ber- _tasammuh_ (berlapang dada) saja menyikapinya.

Ketika ada gol berbau _offside_ tidak dianulir wasit. Sehingga Tim yang dirugikan kalah gara-gara itu.
Saya biasa saja dalam menyikapinya, walau itu yang dirugikan adalah timnas Indonesia sekalipun ketika melawan timnas mana saja.
Saya tidak akan sampai melempar televisi segala. Tidak _worth it_ (bernilai) sama sekali.

Ini baru cerita bola, sudah sepanjang ini, apa lagi cerita lain yang jauh lebih kompleks dari industri bola.
Bisa jadi fenomena yang terjadi di industri sepak bola ini, terjadi juga dibidang lainnya, kan?
Tetap saja, bagi Saya syariat islam yang jadi acuan dalam bersikap, selagi mampu Saya lakukan tentunya. Menulis recehan begini salah satu cara yang mampu Saya lakukan.


Batam, #278/190224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#Bola #IndustriBola #GolBerbauOffsideDianulir? #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran #ItisTimetobeOneUmmah
Misalnya, kenapa yang hidup di Sumatera dan pulau sekitar Selat Malaka disebut Indonesia dan yang hidup di Semenanjung Malaka dan bagian utara Pulau Kalimantan disebut Malaysia?, bahkan ada lagi yang namanya Brunei Darussalam terselip di sana.
Padahal ras melayu islam mendominasi di semua area tersebut.
Jawabannya cuma satu yang rasional, yaitu karena penjajahnya berbeda.
Yang satu bekas jajahan Belanda dan yang lain bekas jajahan Inggris.
Pulau Papua dan Timor Leste yang bekas jajahan Portugis, malah punya cerita berbeda.

Kenapa konflik antara Indonesia dengan Malaysia sering terjadi?
"Ganyang Malaysia", Konflik pulau, konflik budaya, bahkan hanya gara-gara pertandingan sepak bola banyak narasi saling benci mengemuka.
Padahal sepak bola itu warisan Inggris sang penjajah.
Betapa rusaknya ukhuwah islamiyah.

Tunggu cerita selanjutnya, ya.

Batam, #279/200224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#IndustriSepakBolaMerusak? #MakWok #Surau_2.0 #BengkelAkal #ItisTimetobeOneUmmah
Mereka berhasil lagi, setelah Perang Dunia Kedua lahirlah negara bangsa impian keturunan Yahudi. "Bidan"-nya Inggris, "dokter"-nya Amerika. Maka wajar Negara bangsa ini selalu di dukung sang "polisi dunia". Negara yang jadi bayangan dari negara-negara arab ini sampai sekarang masih menjajah dan melakukan genosida terhadap umat islam di _Baitul maqdis_. Semoga laknat _Allah Azza wa Jalla_ tetap pada mereka.

Negara bangsa dengan penduduk mayoritas muslim yang lemah dari banyak sisi hanya diam saja.
Karena mereka membela mati-matian bangsa sendiri dan nyaman dalam berpecah belah, tenggelam dalam eforia "perang semu".
"Itu bukan urusan Kita, itu masalah mereka", ungkapan yang terdengar keren dan bijak.

Walau ada kecaman, aksi boycot, bantuan obat-obatan dan makanan dari sebagian umat dan pemimpin umat.
Hal itu tidaklah cukup, karena yang diperlukan adalah segera mengirim kekuatan tentara. Tentara hanya bisa digerakkan oleh pimpinan negara.
Itulah yang dilakukan oleh Khalifah Mu'tashim ketika membela seorang muslimah yang dilecehkan di Amuria. Sang Khalifah mengirim tentaranya, ujungnya sudah sampai di Amuria, ekornya masih di Baghdad. Baghdad saat itu menjadi ibu kota khilafah.

Saya yakin banyak tentara muslim ingin berangkat ke Palestina, Uyghur, Khasmir, Rohingya atau lainnya. Mereka tinggal menunggu perintah jihad saja.

Keinginan Itu hanya akan terjadi, jika segenap komponen umat mau dan rindu kembali bersatu tanpa sekat negara bangsa dan mau berjuang untuk menegakkan khilafah.
Terdengar mimpi dan utopia?. Tidak bagi umat yang kuat keyakinannya terhadap janji Allah _Azza wa Jalla_ dan _bisyarah_ (kabar gembira) dalam hadis Rasulullah _shalallahualaihiwassalam_.

Batam, #280/210224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#IndustriOlahRagaMelemahkanUmat #MakWok
#Surau_2.0 #BengkelPemikiran #ItisTimetobeOneUmmah
Warga menduga kuat bandar judi bermain mata dengan lawan Dia di perjudian dengan taruhan super besar itu. Tercium kuat aroma kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif yang di lakukan bandar judi dan kaki tangannya.

Bandar judi tentu punya kuasa sebagai penguasa lapangan arena judi. Petugas keamanan yang sangar-sangar. Bahkan bandar sering memberikan bantuan sembako kepada masyarakat sekitar. Agar arena perjudian tetap di dukung mayoritas warga.
Gaji petugas keamanan, pemandu permainan judi, petugas kesehatan di klinik perjudian dan semua karyawan gajinya di naikkan bandar sebelum pertandingan besar diadakan. Tentu agar semuanya patuh kepada atasan dan tidak berbalik jadi lawan.

Bandar punya kepentingan untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur triliunan yang sudah direncanakan dalam jangka menengah dan panjang.

Kan bisa kacau urusan dengan pemilik modal, jika pusat perjudian terbesar di kawasan baru batal, karena jagoan bandar judi yang lain, pernah kalah sebelumnya dari Dia. Dan ada proyek reklamasi pulau judi yang direcokinya dan mau dijadikan objek wisata lengkap dengan masjidnya.
Maka bagaimanapun caranya, yang punya cita-cita membangun masjid lain harus kalah dan dikalahkan.

"Jika masjid semakin bagus dan makmur, berpotensi akan menggerus dan menggerogoti legalitas judi di masa depan". Begitu ungkapan tokoh kaki tangan bandar.

"Masjid dan yang rajin sholat disana berpotensi membangun kekuatan besar yang akan menggilas hukum yang mengatur perjudian". Begitu ungkapan staf bandar judi yang lain.

Anda hanya mengomentari dalam hati. Begitulah tabiat perjudian, tujuannya hanya kemenangan. Pemain hanya korban yang terperangkap dalam lingkaran setannya. Bagaimanapun bandar judi akan selalu menang. Jika ada pemain yang menang itu karena bandar kecolongan atau dimenangkan agar ketagihan.

Cerita fiktif diatas menggambarkan betapa pemahaman terhadap judi akan mempengaruhi respon seseorang.
Karena yang jadi acuan dalam merespon itu adalah asas manfaat. Karena judi dianggap ada manfaatnya, maka judi dijadikan jalan untuk mencapai tujuan dianggap kebaikan.

Karena dianggap baik, maka layak didukung dan diperjuangkan agar tujuan tercapai.
Tujuan yang mengandung manfaat bersama menghalalkan segala cara. Kecurangan, trik dan tipu daya dianggap sebagai strategi mencapai tujuan saja.
Machiavelli adalah "Nabinya" dan sekularisme adalah "aqidah" yang menjadi landasannya.

Batam, #281/260224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#SholehTapiBerjudi?
#MakWok #Surau_2.0
#BengkelPemikiran
Kelima, Kita menganggap masalah Palestina itu masalah mereka, karena berbeda teritori dengan Kita.

Keenam, Kita masih terpaku dengan sosok muslim yang sholeh untuk memimpin perubahan, belum fokus kepada kepemimpinan islam.

Beberapa tanda diatas, bisa menjadi indikator bahwah Kita sudah terpapar racun sekularisme yang mematikan peradaban islam.

Semakin banyak tanda itu bersarang dalam akal, semakin parah paparan racun sekularisme menggerogoti pikiran.

Selagi Kita masih berpikir jangan bawa-bawa agama, halal dan haram, surga dan neraka dalam interaksi publik, itu indikator kuat terpapar racun sekularisme yang mematikan.

Kita masing-masing lah yang bisa menganalisanya.
Analisa merupakan wilayah akal, jangan _baper_ (bawa perasaan) dalam mengkaji setiap detilnya.

Pemikir terbuka akan bergejolak pemikirannya, sehingga "panasnya" bisa mendetoksifikasi racun sekularisme yang sudah sangat lama bersarang dalam benaknya.

Batam, #282/050224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#TerpaparSekularisme #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran
Fase ini tidak lama, namun Khalifah Umar Bin Khattab bisa membebaskan Baitul Maqdis dari Romawi, adidaya dunia di masa itu dan me- _futuhat_ (menaklukan) Persia.

_Ketiga_, fase _mulkan adhan_ (kekuasaan yang menggigit). Sejarahnya panjang terbentang sangat lama dengan wilayah yang sangat luas yang meliputi hampir sepertiga bumi.
Ciri utamanya adalah kedaulatan hukum masih di tangan syara'.
Hukum Allah Azza wa Jalla masih tegak di tengah-tengah umat.
Fase ini diawali dengan kepemimpinan Khilafah Umawiyah, dilanjutkan Khilafah Abbasiyah dan terakhir Khilafah Utsmaniyah, sejarah para khulafa membentang selama lebih dari 1400 tahun.
Para penemu dan ilmuan yang _polymath_ (menguasai beragam disiplin ilmu) lahir pada era peradaban emas ini.
Bahkan diakui juga ketinggian peradabannya, oleh sejarawan non muslim, seperti Michael H. Hart.
Fase ini berakhir dengan runtuhnya Khilafah Utsmaniyah 100 tahun yang lalu (1924 M).

_Keempat_, fase _mulkan jabriyatan_ (kepemimpinan yang memaksakan kehendak/otoriter). Inilah fase yang sedang Kita jalani saat ini.
Fase bercerai-berainya umat dalam sekat semu negara bangsa.
Toleransi antar umat beragama bisa dijaga, namun toleransi antar umat seagama malah sangat mengerikan.
Fitnah terhadap ajaran islam yang tinggi tersebar secara terstruktur, sistematis dan masif.
Umat ketakutan dengan ajaran agamanya sendiri.
Bahkan ada ulama yang menisbatkan zaman ini dengan "neo jahiliyah", "jahiliyah berteknologi tinggi".

Contoh populer, dulu saat Nabi berdakwah pada fase Mekah, riba itu prakteknya hanya dilakukan pribadi, sekarang praktisinya adalah lembaga resmi, bahkan dilakukan oleh negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim.
Apapun sebutan untuk fase ini, fase ini pasti akan berakhir, karena lisan nabi sudah mengabarkan sebuah _bisyarah_ (kabar gembira).

_Kelima_, fase _khilafah ala minhajinnubuwah_. (Kepemimpinan yang mengikuti metode nabi). Ini fase yang masih ghaib kapan waktu mulainya.
Namun fase ini pasti terjadi, karena keluar dari lisan Rasulullah. Rasulullah tidak pernah berbohong.
Yang selayaknya Kita lakukan tentu mengkaji dengan rinci dan teliti, apa dan bagaimana yang disebut "metode kenabian".
Fase peradaban yang paling sesuai tentu fase dakwah baginda Nabi _Shalallahualaihiwassalam_ pada periode Mekah.

Marilah mematut-matut kondisi umat saat ini dengan kondisi umat saat dakwah Rasulullah pada periode Mekah.

Batam, #283/070324
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#MematutPeradaban #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran
Lagi, Lagi dan Lagi

Oleh: Mak Wok

Kalimat lagi, lagi dan lagi biasanya digunakan untuk mengungkapkan kejadian yang mengulang. Konotasinya bisa positif dan negatif, tergantung konteks kata atau kalimat lain yang menyertainya. Rutinitas yang membosankan atau sugesti agar bersungguh-sungguh untuk menggapai sesuatu, atau sebaliknya bisa juga sebagai ungkapan kekecewaan.

Seorang anak yang belum mengerti makna syukur bisa dengan mudah berkata, "telur lagi, lagi dan lagi, bosaaan", merasa kecewa ketika melihat menu yang disajikan itu-itu saja. Anak tentu belum paham kesulitan ortu untuk bertahan dari bulan ke bulan.

Bulan Ramadhan menjelang, dan seperti biasanya ayat favorit akan bergaung dari banyak mimbar, ayatnya tentu itu lagi, lagi dan lagi, yang disampaikan para da'i. Tidak mengapa juga, karena lancar kaji memang karena sering diulang.

Yang jarang disinggung adalah kenapa perbedaan awal berpuasa setiap tahun menghangat lagi, lagi dan lagi.
Apalagi jika lebaran yang berbeda antar umat senegara akan lebih heboh lagi, lagi dan lagi ceritanya.

Cerita biasa jika harga sembako meroket dibulan puasa.
Tiket berbagai moda transportasi juga tidak mau ketinggalan, lagi, lagi dan lagi juga merangkak naik, apalagi mendekati lebaran, harganya naik tinggi..

Seharusnya permintaan sembako rendah, karena ratusan juta orang tidak lagi makan siang.
Biasanya makan tiga kali sehari, bulan puasa tinggal dua kali sehari, lagi, lagi dan lagi yang terjadi justru kebalikannya.

Fenomena sholat taraweh juga terjadi pengulangan cerita lama, ramainya lagi, lagi dan lagi cuma diawal saja. Dibagian akhir ramainya malah di pusat perbelanjaan atau di jalan-jalan.

Lagi, lagi dan lagi pasar kaget yang menjual takjil sebelum berbuka akan menjamur di pinggir jalan atau parkiran.
Lagi, lagi dan lagi kalau orang lapar yang belanja makanan sering kalap, tentengan penuh aneka makanan dan minuman ditangan ketika pulang.

Fenomena yang terjadi selama mudik lebaran kekampung halaman, lagi, lagi dan lagi ceritanya tidak akan jauh berbeda dari tahun ketahun.

Ramadhan di Palestina malah jadi momentum saudara Kita berpulang kekampung akhirat.
Hal ini lagi, lagi dan lagi telah sangat sering terjadi.
Masjid, rumah sakit dan fasilitas lain, lagi dan lagi hancur lagi setelah diperbaiki.

Genosida lagi, lagi dan lagi sering terjadi pada bulan puasa.
Seperti biasa dunia, lagi, lagi dan lagi tutup mata dan telinga.
Dibelahan bumi manapun, jika yang menjadi korban kebiadaban adalah umat islam, maka lagi, lagi dan lagi sikap dunia sama saja.

Banyak lagi, fenomena-fenomena yang mengulang seperti sudah membudaya.
Budaya _bully_ (perundungan) yang sampai menghilangkan nyawa, lagi, lagi dan lagi terjadi.
Persekusi kajian islam, pelecehan ajaran islam, lagi, lagi dan lagi terjadi.

Namun Saya akan mencoba semampunya untuk menulis lagi, lagi dan lagi tentang berbagai hal dengan sudut pandang islami.
Karena Saya ingin mati dengan membawa islam, maka selama hidup harus setiap saat bawa-bawa islam dalam lisan dan tulisan.

Batam, #284/080324
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#Lagi #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran
Jika seorang Abu Ubaidah sudah membuat umat bersuka cita mendengar pidato heroiknya, apatah lagi ketika umat mendengar pidato khalifah yang akan memimpin umat membebaskan Palestina, Khasmir, Uighur dan lainnya.
Bahkan akan berkelanjutan sampai me- _futuhat_ kota Roma, nah kemuliaan itu jatah Kita atau anak keturunan Kita. _lahaulawalakuataillabillah_.

Batam, #285/100324
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#NgopidanPeradaban #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran
Qunut berada pada area yang syara' bolehkan untuk berbeda, tapi jumlah rakaat sholat subuh, membaca alfatiha, kewajiban mengerjakan pada waktu nya, merupakan area yang tidak boleh berbeda.
Tidak ada lagi diskusi jumlah rakaat shalat subuh, atau diskusi shalat subuh itu wajib atau sunnah.

Begitu juga dengan puasa, tidak ada diskusi tentang hukum wajibnya puasa pada bulan Ramadhan. Ajang diskusi terbuka luas tentang penentuan awal Ramadhan, metode yang digunakan.
Silahkan saja diskusikan mana yang lebih _rajih_ dan lebih sesuai dengan fakta yang dihukumi sekarang.

Setidaknya ada tiga metode yang diamalkan oleh komponen umat dalam penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Ketiga bulan ini perlu ditentukan awalnya, karena terkait dengan kewajiban ibadah puasa dan haji.

_Pertama_, metode _rukyat hilal_ (melihat bulan baru) lokal. Ada batasan wilayah (_matla_) 24 _farsakh_ (+-132 km).

_Kedua_, _Rukyat hilal global_ melihat awal bulan tanpa batas jarak atau wilayah tertentu.

_Ketiga_, _hisab_ (perhitungan astronomis). Tidak lagi perlu melihat bulan baru, karena secara astronomis peredaran bulan bisa dihitung dengan presisi.

Dari ketiga metode diatas, Saya mengikuti ulama yang me- _rajih_ -kan metode _rukyat hilal_ global.
Diantara alasannya adalah untuk mensyi'arkan dan menjaga ukhuwah islam. Frasa "sepakat berbeda" dalam hal ini kurang relevan diterapkan.
Bayangkan betapa dahsyatnya jika kedepan +- 2 milyar umat islam sedunia mengawali puasa dan berlebaran bersama.
Jika dalam berpuasa dan berlebaran seluruh umat islam di muka bumi bisa bersatu, maka pembebasan Palestina hanya menunggu waktu.
Mungkinkah?
Tidak mungkin lagi, bahkan itu pasti akan terjadi, walau jalannya pasti akan sangat sulit.

Jika umat Islam di dunia diibaratkan dengan air, maka diperlukan wadah yang tepat untuk menyatukan air-air yang berserak itu.
Umat berserak menjadi lebih dari 50 negara bangsa, sehingga tidak mampu untuk mengawali puasa dan lebaran bersama. Inilah hambatan terbesar persatuan umat saat ini.

Wadah untuk menyatukan umat sedunia tidak mungkin negara bangsa, yang terbukti gagal puluhan tahun. Juga tidak mungkin mazhab aqidah, mazhab fiqih ibadah. "Sepakat berbeda" dan terpecah-belah menjadi banyak negara, menjadi tidak relevan untuk mewujudkan persatuan seluruh umat.

Jika Eropa bisa bersatu dibawah Uni Eropa, kenapa tidak diperjuangkan agar negeri-negeri muslim (_biladil muslimin_) bersatu dibawah kepemimpinan seorang khalifah.
Hanya khalifah lah yang akan bisa menyatukan umat sedunia.
Karena pendapat khalifah akan menghilangkan perbedaan pendapat.

Ketika khalifah sudah menetapkan awal puasa dan lebaran, maka wajib bagi seluruh umat islam di muka bumi mematuhinya, ada dosa jika menyelisihinya. Sama halnya dengan berdosanya makmum yang menyelisihi imam saat sholat subuh.

Khalifah hanya akan melegislasi hukum publik yang memang _taqlif_ (perintah) -nya untuk negara dan yang akan menjaga syi'ar dan persatuan umat.
Tidak usah khawatir bahkan takut, khalifah akan mewajibkan qunut saat sholat subuh, misalnya.
Jangankan itu, bahkan khalifah tidak akan memaksa rakyatnya (kafir _dzimmi_) untuk masuk islam bagi yang belum.

Semoga ada umur Saya untuk berbai'at kepada Khalifah yang akan memimpin _khilafah alaminhajinnubuwah_, agar matinya Saya, tidak disifati dengan mati jahiliyah.

Batam, #286/120324
Ig @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#SepakatBerbeda #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran
Karena rezeki itu adalah _qadha_ (ketetapan)-Nya, tentu bagi yang Allah SWT takdirkan sebagai hamba yang disempitkan rezekinya tetap bisa meraih kemuliaan, seperti Abu Hurairah _Radhiyallahuanhu_

Dalam islam orang kaya yang pandai bersyukur dan menjadi dermawan adalah ladang pahala melimpah.
Sebaliknya orang miskin yang _qanaah_ (merasa cukup), dan tetap bersabar dengan _qadha_ -Nya, juga akan menjadi ladang pahala yang banyak.

Bahkan diakhirat nanti, Rasulullah dekat dengan orang miskin dan duluan masuk surga, karena hisabnya lebih cepat dari orang kaya, si kaya akan ditanya dari mana harta diperoleh dan kemana harta dialokasikan.

Sudut pandang menyikapi hidup yang benar, hanya ketika bersandar kepada Allah SWT dan rasul-nya.
Apapun kondisi Kita, selagi tetap taat dan tidak bermaksiat, insyallah selamat.
Respon yang sesuai syariat lah yang akan menghantarkan kepada ketenangan dan kebahagiaan.

Bersyukurlah dengan apapun yang Allah SWT putuskan untuk Kita, maka ketenangan akan senantiasa menyertai.

Jika saat ini galau, gundah dan gulana, perbaiki sudut pandang dalam merespon apapun yang terjadi di hadapan Kita.

Batam, #287/140324
Ig @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#SudutPandang #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran
Deraian Rindu

Oleh: Mak Wok

Terasa hangat di dada dan dipelupuk mata membasah karena terbayang orang-orang terkasih yang tidak bisa lagi diraih dan dicium tangannya.

Saat takbir berkumandang terbayang tangan yang sudah mengapal mirip telapak kaki itu karena saking kerasnya dalam menjalani kehidupan untuk memenuhi keperluan anak-anaknya yang banyak.

Sebaliknya sekarang malah banyak anak yang menjadi penuntut kepada orang yang seharusnya disimpuhi kakinya.

Perubahan zaman yang memanjakan anak-anak dengan limpahan kemudahan memang sudah menggerus mental sampai ketitik nadhir.

Mereka belum paham, betapa cubitan keras di pinggang yang dulunya terasa sangat sakit bahkan sampai meninggalkan bekas membiru, malah akan menjadi kerinduan membuncah agar mendapatkan cubitan itu lagi dari tangan kasarnya.

Sulit diterima nalar memang, bagaimana bisa sesuatu yang dulunya menyakitkan berbaliknya menjandi suatu yang sangat dirindukan.

Rindu dengan kata-kata tegasnya yang memutus enaknya permainan dengan kawan-kawan dikala maghrib menjelang.

Rindu dengan teriakan kerasnya ketika menyebutkan nama diri ini dengan panggilan yang khas ditelinga ketika menyuruh sholat.

Rindu dengan kata-kata interogasinya ketika menanyakan apakah diri ini tidak melupakan makan karena asik bermain.

Rindu dengan sosok penuh wibawa yang ketika dimintai uang jajan diri ini sering berderai air mata terlebih dahulu.

Justru disitulah letak pelajaran hidup yang sangat berharga dari beliau agar diri ini tidak lena dengan kemudahan.
Karena generasi yang hidup dengan segala kemanjaan akan tumbuh menjadi pribadi lemah dan cengeng.

Rindu dengan suara dehemannya ketika telah mendekati pintu rumah yang akan membuat rumah yang awalnya heboh dengan candaan berubah tenang tanpa komando.

Rindu melihat tangan kekarnya mengayunkan sabit, cangkul dan parang menyabit padi, menebas rumput liar dan menghantam tanah lembek pematang sawah.

Rindu memeluk badannya yang berisi saat mengendarai motor tua melintasi jalan-jalan berlubang menuju sawah dan ladang.

Rindu duduk di depan diatas tengki minyak motor tuanya menikmati hembusan semilir angin segar di area kaki gunung Merapi.

Rindu agar sekali lagi dapat kesempatan untuk memuntir gas, mengendalikan motor dan menekan kopleng keras motornya.

Rindu mendengar gesekan biolanya yang memanjakan telinga dan melihat lukisan naturalnya yang indah.

Ummy dan Ayah......... semoga diri ini tergolong menjadi anak yang sholeh, sehingga bisa menjadi sebab mengalirnya setiap pahala kebaikan yang diri ini lakukan dan sampainya do'a diri ini kepada Ayah dan Ummy di barzakh sana.

_Rabbighfirliwaliwalidayya kamarabbayanishoghiro_

Perkenankanlah Ya Rabb agar kelak Kami berkumpul lagi di surga-Mu, Ya Rabbalalamiin.

Batam, #288/100424
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#DeraianRindu #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran
Sekarang, Dulu dan Nanti

Oleh: Mak Wok
(SE www.syiartravel.id)

Sekarang Saya menambahkan keterangan khusus setelah nama penulis. Dulu hal itu jarang Saya lakukan, nanti juga belum tentu terus Saya lakukan. Begitulah rahasia hari esok, yang rona-ronanya belum tentu diraih.

Demi menggapai asa di masa depan, sekarang Saya yang muda sudah terlewat malah sedang menempuh pendidikan S2 di salah satu kampus swasta.
Dulu saat kuliah S1 teknik di kampus negeri, boro-boro terpikir untuk lanjut S2, proses tamatnya saja sampai diwarnai drama hampir DO (_drop out_) segala.

Wajar adanya ungkapan keraguan dari kolega terhadap kemampuan Saya menyelesaikan kuliah S2-nya.
Dulu juga ada ungkapan bercanda dari karib dengan warung ABCD-nya.
"Jangan-jangan yang dia lingkari saat mendaftar dulu, pilihannya S2", yang diiringi dengan ketawa khasnya.
Semoga Allah Azza Wa Jalla selalu melindunginya, mungkin saja dulu candaannya tercatat sebagai do'a disisi-Nya.

Semoga nanti proses S2-nya bisa mengulangi kesuksesan Saya saat kuliah lagi di S1 kependidikan Universitas Terbuka.
Sedikit bisa angkat muka saat itu, karena tercatat sebagai lulusan terbaik saat diwisuda.
Bahkan koran lokal ternama yang memuat wajah Saya dengan toga di salah satu edisinya, tersimpan lama di laci lemari tua Saya.

Sekarang untuk menempuh pendidikan disetiap jenjang memang tidaklah mudah.
Resiko hidup di zaman pendidikan dikapitalisasi sedemikian rupa.
Tidak seperti dulu yang merasa lebih berbangga dengan status mahasiswa teknik di kampus ternama, dengan beasiswa dari "yayasan ummy".
Nanti bisa jadi berubah menjadi beasiswa dari "yayasan bunda" atau "yayasan keluarga".
Semoga dimudahkan-Nya untuk membiayainya secara mandiri nantinya.

Sekarang memang biaya untuk melanjutkan hidup semakin meningkat.
Tidak seperti dulu yang sedikit lebih ringan karena jumlah tanggungan dan ragam kebutuhan masih minimalis.
Apalagi kalau dulunya ditarik hingga ke zaman khalifah masih ada, bisa gratis biaya pendidikan, kesehatan dan keamanan.
Untuk mencari nafkah juga mudah, selagi mau berusaha.
Contoh kecilnya, ketika ada "tanah mati" sudah lebih dari tiga tahun, bisa Kita "hidupkan", maka Selama masih "hidup", akan tercatat sebagai hak Kita.
Semoga dimudahkan-Nya bagi umat untuk mengembalikan eksistensinya.

Kembalinya Khalifah yang akan memimpin pembebasan Baitul Maqdis, sekarang bisa jadi banyak yang menganggapnya utopia, mimpi disiang bolong, radikalis, fundamentalis, cikal bakal teroris dan banyak lagi stigma negatif yang berusaha disematkan.

Namun dulu eksistensinya terbukti secara historis bisa menggapai peradaban emas dengan cakupan wilayah hampir 2/3 bumi, yang belum tertandingi ketinggiannya.

Nanti pasti akan mewujud kembali karena sudah dijanjikan-Nya dan menjadi kabar gembira bagi umat di zaman akhir karena tertuang dalam hadis utusan-Nya yang mulia.

Yassarallahulana.

Batam, #289/240424
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#MakWok #SekarangDuludanNanti
#Syiartravelumrah
#Surau_2.0
Buruh Spidol

Oleh: Mak Wok
(SE www.syiartravel.id)

Hari buruh sedunia tanggal 1 Mei, seperti biasanya diwarnai dengan demonstrasi buruh di berbagai tempat.
Profesi yang biasanya pakai kapur atau spidol sedikit bisa santai menikmati libur dihari buruh.

Buruh spidol memang tidak terbiasa demonstrasi di jalan-jalan.
Mereka biasanya demonstrasi di depan kelas.
Sesekali pawai di jalan, dalam rangka memeriahkan hari-hari tertentu.

Buruh spidol merupakan "pahlawan tanpa tanda jasa", sehingga terbiasa diupah seadanya.
Jamak ditemui fakta bahwa gaji buruh spidol lebih rendah dari gaji buruh pabrik di berbagai daerah.

Tuntutan buruh setiap tahun agar UMK (Upah Minimum Kota) dinaikkan biasanya menjadi menu utama disetiap demonstrasi mereka.
Karena memang faktanya, harga kebutuhan pokok selalu naik tiap tahun.
Wajar adanya buruh menuntut kenaikan UMK.

Namun standar gaji mengikuti UMK itu tidak berlaku bagi buruh spidol, yang harus tetap bersabar dan ikhlas dalam mendidik generasi dalam keterbatasan.

Mungkin bagi buruh spidol yang statusnya sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), _THP_ (_Take Home Pay_) alias gaji dibawa pulang mereka, sudah sama dengan UMK, bahkan mungkin lebih tinggi.
Ceritanya akan jauh berbeda bagi buruh spidol dengan status honor atau buruh spidol di sekolah atau madrasah swasta.

Pengalaman Saya belasan tahun jadi buruh spidol adalah salah satu buktinya. Ketika dibaca diberbagai media, hal yang sama juga terjadi di daerah lainnya.

Saya pertama kali jadi buruh spidol di salah satu SMK swasta tahun 2006, saat itu _THP_-nya Rp 700K, sedikit dibawah UMK yang saat itu Rp 800K.
THP Saya saat mengajar di salah satu madrasah swasta tahun 2009 adalah +- Rp 800K, yang masih dibawah UMK yang saat itu 900K.

Dilanjut dengan mengabdi di sekolah swasta lainnya tahun 2022 dengan nominal yang tertera di slip gaji Rp 1,7 juta, jika tidak ada potongan-potongan yang biasanya beraneka.
Pada saat yang sama, UMK sudah ada diangka +- Rp 4 juta, semakin jauh dibawah UMK.

Buruh spidol memang senantiasa diajak untuk ikhlas beramal, sehingga yang diharapkan adalah pahala jariyah.
Walaupun syarat untuk jadi buruh spidol lebih tinggi tingkat pendidikannya dari buruh pabrik, mereka tetap bertahan mempersiapkan pelanjut estafet dimasa depan.

Disisi lain Ikhlas dan sabar itu amalan hati, yang harus dimiliki oleh setiap diri para perindu syurga, tidak hanya buruh spidol.
Namun amalan untuk menafkahi keluarga dan bertahan hidup adalah amalan fisik, tentu tidak bisa beli beras, beli telur, beli cabe, bayar listrik, bayar air, beli seragam sekolah anak pakai ikhlas dan sabar.

Bagaimana buruh spidol akan selalu kreatif dan berbahagia ketika mengajar di kelas, ketika dapurnya tidak _ngebul_, tagihan-tagihan antri belum terbayar.

Mungkin itu juga yang akhirnya berkontribusi negatif kepada pendidikan secara umum, sehingga menghasilkan generasi dengan kecerdasan rata-rata dibawah 80.

Semua itu ekses dari sistem pendidikan yang bermasalah pada akarnya.
Akarnya sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, termasuk pendidikan.

Saatnya kembali keakar islam.
Ada khalifah yang menggaji pengajar Al Qur'an sebesar 15 dinar/bulan.
Sekarang setara dengan +- Rp 82 juta dengan harga emas Rp 1.3 juta/gr.
Mereka dengan gaji sebesar itu juga tetap bisa ikhlas dan sabar dalam mengajar.

Batam, #290/040524
IG @makwock
t me/McWok
fb.me/nowrohis

#BuruhSpidol
#Syiartravelumrah
#Surau_2.0
#BengkelPemikiran