“Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di Jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS at-Taubah: 24).
Kedua, tindakan elite-elite atau pembesar masyarakat yang melupakan Allah SWT dan membuat kerusakan di muka bumi. Apabila di dalam suatu peradaban sudah tampak dominan adanya para pembesar, tokoh masyarakat, orang-orang kaya yang bergaya hidup mewah, atau sesiapa saja yang bermewah-mewah dalam hidupnya, maka itu pertanda kehancuran peradaban itu sudah dekat.
Dalam sejarah peradaban Islam, umat Islam pernah mengalami sejumlah musibah yang memilukan, seperti Jatuhnya Kota Yerusalem (1099), jatuhnya Kota Baghdad ke tangan bangsa Mongol (1258), dan berakhirnya Peradaban Muslim di Andalusia (1492).
Jika kota telaah, musibah besar yang pernah menimpa umat Islam itu justru terjadi ketika mereka merupakan umat paling pintar, paling kaya, dan paling luas wilayah kekuasaannya. Tetapi, ironisnya, mereka justru dikalahkan oleh bangsa-bangsa yang tingkat penguasaan sains dan teknologinya lebih rendah dari umat Islam.
Kehancuran peradaban di muka bumi sudah begitu banyak terjadi. Dan Allah SWT menganjurkan umat Islam agar mengambil pelajaran (hikmah) dari peristiwa-peristiwa sejarah tersebut. “Maka berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana hasilnya orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul Allah SWT) (QS an-Nahl:36)
Kini, saatnya kita berani melakukan kajian serius tentang sejarah bangkit dan jatuhnya peradaban Islam. Tujuannya tak lain agar kita bisa terhindar dari kesalahan yang sama, dan kemudian kita mampu menyusun peta jalan kebangkitan peradaban kita sendiri. (Depok, 3 April 2024).
#Mari_Asah_Mindset_dan_Skillset_Bersama_RAI
#Mari_Bersatu_dan_Bersinergi
#Membentuk_SDM_Unggul
#Wujudkan_Peradaban_Emas_yang_Gemilang
Kedua, tindakan elite-elite atau pembesar masyarakat yang melupakan Allah SWT dan membuat kerusakan di muka bumi. Apabila di dalam suatu peradaban sudah tampak dominan adanya para pembesar, tokoh masyarakat, orang-orang kaya yang bergaya hidup mewah, atau sesiapa saja yang bermewah-mewah dalam hidupnya, maka itu pertanda kehancuran peradaban itu sudah dekat.
Dalam sejarah peradaban Islam, umat Islam pernah mengalami sejumlah musibah yang memilukan, seperti Jatuhnya Kota Yerusalem (1099), jatuhnya Kota Baghdad ke tangan bangsa Mongol (1258), dan berakhirnya Peradaban Muslim di Andalusia (1492).
Jika kota telaah, musibah besar yang pernah menimpa umat Islam itu justru terjadi ketika mereka merupakan umat paling pintar, paling kaya, dan paling luas wilayah kekuasaannya. Tetapi, ironisnya, mereka justru dikalahkan oleh bangsa-bangsa yang tingkat penguasaan sains dan teknologinya lebih rendah dari umat Islam.
Kehancuran peradaban di muka bumi sudah begitu banyak terjadi. Dan Allah SWT menganjurkan umat Islam agar mengambil pelajaran (hikmah) dari peristiwa-peristiwa sejarah tersebut. “Maka berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana hasilnya orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul Allah SWT) (QS an-Nahl:36)
Kini, saatnya kita berani melakukan kajian serius tentang sejarah bangkit dan jatuhnya peradaban Islam. Tujuannya tak lain agar kita bisa terhindar dari kesalahan yang sama, dan kemudian kita mampu menyusun peta jalan kebangkitan peradaban kita sendiri. (Depok, 3 April 2024).
#Mari_Asah_Mindset_dan_Skillset_Bersama_RAI
#Mari_Bersatu_dan_Bersinergi
#Membentuk_SDM_Unggul
#Wujudkan_Peradaban_Emas_yang_Gemilang