Wlingi Mengaji
1.23K subscribers
1.38K photos
15 videos
763 files
1.22K links
Media dakwah Sunnah dengan pemahaman salaful ummah. Berpegang teguh di atas Sunnah
Download Telegram
𝘽𝙚𝙧𝙢𝙖𝙠𝙨𝙞𝙖𝙩 𝙇𝙖𝙡𝙪 𝘽𝙚𝙧𝙖𝙡𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣 𝘿𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙏𝙖𝙠𝙙𝙞𝙧

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Tidak boleh beralasan dengan takdir untuk maksiat. Jika dibolehkan, tentu semua yang bunuh diri beralasan dengan takdir ilahi. Begitu pula mencuri dan melakukan kerusakan lainnya, semua bisa beralasan dengan takdir.” (Majmu‘ Fatawa Ibnu Taimiyah, 8: 179)

Syaikh Muhammad Al Hamd juga berkata, “Seandainya maksiat boleh dilakukan lantaran itu sudah jadi takdir, maka itu sama saja menafikan berbagai syari’at (hukum Islam).”

Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.

Sumber:
📚 Al Iman bil Qodo’ wal Qodar, hal. 132 karya Syaikh Dr. Muhammad bin Ibrahim Al Hamd terbitan Dar Ibnu Khuzaimah.
🖇️ https://rumaysho.com/7274-bermaksiat-lalu-beralasan-dengan-takdir.html

📷 @wlingimengajiofficial x @thequran_path

#wlingimengaji #takdir #maksiat

••══••◈❁❒📖📱📖❒❁◈••══••⁣

Follow us on
• Instagram | instagram.com/wlingimengajiofficial dan instagram.com/wlingimengajiedu
• Telegram | t.me/wlingimengaji
• Facebook | facebook.com/wlingimengaji
• YouTube | YouTube.com/@wlingimengajitv
𝘽𝙀𝙍𝘼𝙇𝘼𝙎𝘼𝙉 𝘿𝙀𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙏𝘼𝙆𝘿𝙄𝙍 ⁉️

💬 Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan, yang artinya:

“Jelas bagi kita bahwa beralasan dengan takdir terhadap suatu musibah, ini dibolehkan. Demikian juga beralasan dengan takdir terhadap suatu maksiat, setelah pelakunya bertaubat, ini juga dibolehkan. Adapun beralasan dengan takdir untuk membenarkan suatu maksiat dan membela maksiat seseorang, dan agar bisa terus-menerus melakukannya, maka ini tidak diperbolehkan” (Syarah Hadits Jibril ‘alaihissalam, 93).

📝 Maka, beralasan dengan takdir hukumnya boleh dalam 2 keadaan:
1. Menanggapi suatu musibah
2. Ketika bertaubat dari suatu maksiat

‼️ Namun, tidak diperbolehkan beralasan dengan takdir untuk membenarkan maksiat. Allah ta’ala berfirman:

سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِن شَيْءٍ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ حَتَّىٰ ذَاقُوا بَأْسَنَا ۗ قُلْ هَلْ عِندَكُم مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا ۖ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ

“Orang-orang musyrikin akan mengatakan: “Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak berbuat syirik dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun”. Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: “Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?” Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta” (QS. Al An’am: 148).

Semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Sumber:
🖇 https://kangaswad.wordpress.com/2021/08/08/beralasan-dengan-takdir/
✍️ Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. حفظه الله @kangaswad

📸 @wlingimengajiofficial x @thequran_path

#wlingimengaji #alasan #takdir #maksiat

••══••◈❁❒📖📱📖❒❁◈••══••⁣

Follow us on
• Instagram | instagram.com/wlingimengajiofficial dan instagram.com/wlingimengajiedu
• Telegram | t.me/wlingimengaji
• Facebook | facebook.com/wlingimengaji
• YouTube | YouTube.com/@wlingimengajitv
𝙈𝘼𝙆𝙎𝙄𝘼𝙏 𝘽𝙀𝙍𝙆𝙀𝘿𝙊𝙆 𝙏𝘼𝙆𝘿𝙄𝙍

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

"Tidak boleh beralasan dengan takdir untuk maksiat. Jika dibolehkan, tentu semua yang bunuh diri beralasan dengan takdir ilahi. Begitu pula mencuri dan melakukan kerusakan lainnya, semua bisa beralasan dengan takdir." [Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah, 8: 179].

Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamd menyebutkan, “Takdir adalah rahasia ilahi. Kita sebagai makhluk hanya bisa mengetahuinya setelah takdir itu terealisasi. Dan itu diketahui setelah manusia mengalami yang terjadi di masa lampau. Itu sama saja ia tidak mengimani takdir dengan benar. Oleh karenanya, jika ada yang berargumen atas maksiatnya bahwasanya itu adalah takdir ilahi, itu alasan yang keliru. Karena sama saja ia mengklaim mengetahui yang ghaib. Padahal perkara ghaib hanya diketahui oleh Allah. Walhasil, argumen sebenarnya memuat kontradiksi. Dan tidak boleh seseorang berargumen dengan sesuatu yang ia tidak ketahui (takdir itu baru diketahui manusia setelah takdir itu terjadi).” [Al Iman bil Qodo’ wal Qodar, hal. 132]

Sumber: 🖇️ https://rumaysho.com/7274-bermaksiat-lalu-beralasan-dengan-takdir.html

📸 @wlingimengajiofficial x @thequran_path

#wlingimengaji #iman #takdir #mukmin #maksiat

••══••◈❁❒📖📱📖❒❁◈••══••⁣

Follow us on
• Instagram | instagram.com/wlingimengajiofficial dan instagram.com/wlingimengajiedu
• Telegram | t.me/wlingimengaji
• Facebook | facebook.com/wlingimengaji
• YouTube | YouTube.com/@wlingimengajitv