Wlingi Mengaji
1.22K subscribers
1.35K photos
15 videos
740 files
1.19K links
Media dakwah Sunnah dengan pemahaman salaful ummah. Berpegang teguh di atas Sunnah
Download Telegram
𝐌𝐀𝐊𝐒𝐈𝐀𝐓 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐔𝐍𝐆𝐊𝐈𝐓 𝐋𝐀𝐆𝐈 𝐉𝐈𝐊𝐀 𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐁𝐄𝐑𝐋𝐀𝐋𝐔

🥀 Allah tidak menyukai orang yang menampakkan kemaksiatan.

🥀 Allah menyukai menutup aib hamba-Nya apabila berbuat dosa dan Allah tidak suka dengan hamba yang membeberkan aibnya sendiri. Bahkan, Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang sengaja menampakkan dan terang-terangan dalam melakukan kemaksiatan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنَ الْمَجَانَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Setiap ummatku dimaafkan, kecuali orang yang terang-terangan dalam bermaksiat. Sesungguhnya, termasuk menampakkan kemaksiatan adalah seseorang berbuat suatu perbuatan maksiat di malam hari kemudian di pagi harinya dia menceritakan perbuatannya tersebut, padahal Allah sendiri telah menutupinya. Dia mengatakan, ‘Hai Fulan! Tadi malam saya berbuat demikian dan demikian.’ Sepanjang malam Tuhannya telah menutupi aibnya, tetapi ketika pagi hari dia justru membuka penutup yang telah Allah tutupkan padanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah Ta’ala juga berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya, orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nur: 19)

🖇️Sumber: https://muslim.or.id/81266-allah-maha-menutupi-aib-hamba-nya.html

📸 @wlingimengaji x @thequran_path

#wlingimengaji #aib #maksiat

••══••◈❁❒📖📱📖❒❁◈••══••⁣
Follow us on
• Instagram | instagram.com/wlingimengajiofficial dan instagram.com/wlingimengajiedu
• Telegram | t.me/wlingimengaji
• Facebook | facebook.com/wlingimengaji
• YouTube | YouTube.com/@wlingimengajitv
𝘽𝙚𝙧𝙢𝙖𝙠𝙨𝙞𝙖𝙩 𝙇𝙖𝙡𝙪 𝘽𝙚𝙧𝙖𝙡𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣 𝘿𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙏𝙖𝙠𝙙𝙞𝙧

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Tidak boleh beralasan dengan takdir untuk maksiat. Jika dibolehkan, tentu semua yang bunuh diri beralasan dengan takdir ilahi. Begitu pula mencuri dan melakukan kerusakan lainnya, semua bisa beralasan dengan takdir.” (Majmu‘ Fatawa Ibnu Taimiyah, 8: 179)

Syaikh Muhammad Al Hamd juga berkata, “Seandainya maksiat boleh dilakukan lantaran itu sudah jadi takdir, maka itu sama saja menafikan berbagai syari’at (hukum Islam).”

Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.

Sumber:
📚 Al Iman bil Qodo’ wal Qodar, hal. 132 karya Syaikh Dr. Muhammad bin Ibrahim Al Hamd terbitan Dar Ibnu Khuzaimah.
🖇️ https://rumaysho.com/7274-bermaksiat-lalu-beralasan-dengan-takdir.html

📷 @wlingimengajiofficial x @thequran_path

#wlingimengaji #takdir #maksiat

••══••◈❁❒📖📱📖❒❁◈••══••⁣

Follow us on
• Instagram | instagram.com/wlingimengajiofficial dan instagram.com/wlingimengajiedu
• Telegram | t.me/wlingimengaji
• Facebook | facebook.com/wlingimengaji
• YouTube | YouTube.com/@wlingimengajitv
𝘽𝙀𝙍𝘼𝙇𝘼𝙎𝘼𝙉 𝘿𝙀𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙏𝘼𝙆𝘿𝙄𝙍 ⁉️

💬 Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan, yang artinya:

“Jelas bagi kita bahwa beralasan dengan takdir terhadap suatu musibah, ini dibolehkan. Demikian juga beralasan dengan takdir terhadap suatu maksiat, setelah pelakunya bertaubat, ini juga dibolehkan. Adapun beralasan dengan takdir untuk membenarkan suatu maksiat dan membela maksiat seseorang, dan agar bisa terus-menerus melakukannya, maka ini tidak diperbolehkan” (Syarah Hadits Jibril ‘alaihissalam, 93).

📝 Maka, beralasan dengan takdir hukumnya boleh dalam 2 keadaan:
1. Menanggapi suatu musibah
2. Ketika bertaubat dari suatu maksiat

‼️ Namun, tidak diperbolehkan beralasan dengan takdir untuk membenarkan maksiat. Allah ta’ala berfirman:

سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِن شَيْءٍ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ حَتَّىٰ ذَاقُوا بَأْسَنَا ۗ قُلْ هَلْ عِندَكُم مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا ۖ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ

“Orang-orang musyrikin akan mengatakan: “Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak berbuat syirik dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun”. Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: “Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?” Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta” (QS. Al An’am: 148).

Semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Sumber:
🖇 https://kangaswad.wordpress.com/2021/08/08/beralasan-dengan-takdir/
✍️ Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. حفظه الله @kangaswad

📸 @wlingimengajiofficial x @thequran_path

#wlingimengaji #alasan #takdir #maksiat

••══••◈❁❒📖📱📖❒❁◈••══••⁣

Follow us on
• Instagram | instagram.com/wlingimengajiofficial dan instagram.com/wlingimengajiedu
• Telegram | t.me/wlingimengaji
• Facebook | facebook.com/wlingimengaji
• YouTube | YouTube.com/@wlingimengajitv