๐น HAID : Bahagian 9โฃ (akhir)
โโโโโโโโโโ
๐ก Bagaimana Cara Menentukan Suatu Darah Istihadhah Atau Haid?
๐บ Jawab :
๐ฐ Cara Menentukan Apakah Darah yang Keluar adalah Istihadhah atau Haid adalah dengan 3 Hal:
1โฃ. Kebiasaan Pribadi Wanita yang Bersangkutan.
2โฃ. Ciri Fisik Darah.
3โฃ. Kebiasaan Mayoritas Wanita lain (6 atau 7 hari).
๐ Berikut adalah Perincian Ketiga Cara tersebut :
1โฃ. Berdasarkan Kebiasaan Pribadi Wanita tersebut (Hadits Ummu Habibah bintu Jahsy).
๐ Contoh: Seorang Wanita memiliki Kebiasaan Sebelumnya selalu Haid 5 hari setiap Awal Bulan. Maka jika Wanita itu Terus Mengeluarkan Darah Setelah Lebih dari 5 Hari di Awal Bulan, maka itu adalah Istihadhah.
๐ Sebaliknya, Darah yang Keluar hingga 5 Hari di Awal Bulan adalah Darah Haid. Jika ia Keluar Darah di Luar Hari-hari Kebiasaan Haid itu, maka itu adalah Darah Istihadhah.
๐ต Hal ini Bisa dijadikan Patokan jika Wanita tersebut Telah Memiliki Kebiasaan Normal Haid Sebelumnya.
๐ท Patokan berdasarkan Kebiasaan Pribadi Wanita yang Bersangkutan Dijadikan sebagai Prioritas Utama dalam Menentukan suatu Darah adalah Haid atau Istihadhah.
๐ Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Ummu Habibah bintu Jahsy Radhiyallahu Anha :
ุงู ูููุซูู ููุฏูุฑู ู ูุง ููุงููุชู ุชูุญูุจูุณููู ุญูููุถูุชููู ุซูู ูู ุงุบูุชูุณูููู
๐ Berdiamlah sesuai Kadar (Masa) Haidmu, kemudian Mandilah (H.R Muslim).
2โฃ. Perbedaan Ciri Khas Darah (Hadits Fathimah bintu Abi Hubaisy)
๐ท Cara ke-2 ini adalah dengan Melihat Ciri Fisik Darah yang Keluar. Jika Darah itu adalah Darah yang Berwarna Hitam Kemerah-merahan, Kental, dan Berbau Khas (Amis), maka itu adalah Haid.
๐ถ Sebaliknya, jika itu Darah Merah Cerah (Seperti pada Luka), Tidak Kental dan Tidak Berbau, maka itu adalah Istihadhah.
๐ท Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Fathimah bintu Abi Hubaisy :
ุฅูุฐูุง ููุงูู ุฏูู ู ุงููุญูููุถูุฉู ููุฅูููููู ุฃูุณูููุฏู ููุนูุฑููู ููุฅูุฐูุง ููุงูู ุฐููููู ููุฃูู ูุณูููู ุนููู ุงูุตููููุงุฉู ููุฅูุฐูุง ููุงูู ุงููุขุฎูุฑู ููุชูููุถููุฆูู ููุตููููู ููุฅููููู ูุง ูููู ุนูุฑููู
๐ Jika Darah Haid, itu Kehitam-hitaman dan telah Dikenal. Jika demikian, Tahanlah (Berhentilah) dari Sholat. Jika (cirinya) lain, maka Wudhuโlah dan Sholatlah. Karena itu adalah Urat (yang Terputus sehingga Mengeluarkan Darah) (H.R Abu Dawud dan anNasaai, dishahihkan Ibnu Hibban, al-Hakim, dan al-Albany).
3โฃ. Kebiasaan Umum Wanita Lain, yaitu 6 atau 7 Hari (Hadits Hamnah bintu Jahsy).
๐ Jika Seseorang tidak memiliki Kebiasaan Haid Sebelumnya atau Lupa serta tidak bisa Membedakan Ciri Fisik Darahnya, maka Hendaknya ia gunakan Patokan seperti Kebanyakan Wanita yaitu Haid 6 atau 7 Hari.
๐ฐ Selebihnya jika Keluar Darah, itu adalah Istihadhah.
๐ Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Hamnah bintu Jahsy :
ููุชูุญููููุถูู ุณูุชููุฉู ุฃููููุงู ู ุฃููู ุณูุจูุนูุฉู ุฃููููุงู ู ููู ุนูููู ู ุงูููููู ุซูู ูู ุงุบูุชูุณูููู ุญูุชููู ุฅูุฐูุง ุฑูุฃูููุชู ุฃูููููู ููุฏู ุทูููุฑูุชู ููุงุณูุชูููููุฃูุชู ููุตููููู ุซูููุงุซูุง ููุนูุดูุฑูููู ููููููุฉู ุฃููู ุฃูุฑูุจูุนูุง ููุนูุดูุฑูููู ููููููุฉู ููุฃููููุงู ูููุง ููุตููู ูู ููุฅูููู ุฐููููู ููุฌูุฒูููู ููููุฐููููู ููุงููุนูููู ููู ููููู ุดูููุฑู ููู ูุง ุชูุญููุถู ุงููููุณูุงุกู ููููู ูุง ููุทูููุฑููู ู ููููุงุชู ุญูููุถูููููู ููุทูููุฑูููููู
๐ Maka (hitunglah) Haid selama 6 atau 7 Hari dalam ilmu Allah kemudian Mandilah hingga Engkau Melihat telah Suci dan Bersih Sholatlah 23 atau 24 Hari dan Malam dan Berpuasalah karena yang demikian itu Mencukupimu. Demikianlah kau Berbuat pada Setiap Bulan sebagaimana Wanita (lain) Mengalami (masa) Haid dan Suci mereka (H.R Abu Dawud, Ahmad, dihasankan oleh al-Bukhari).
๐ 9/9.., Selesai. Alhamdulillahi Robbil Aalamin.
~~~~~~~~~~~~~~~~
๐ Dikutip dari Buku " FIQH BERSUCI DAN SHOLAT SESUAI TUNTUNAN NABI "
โถ๏ธ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
=====================
โ http://telegram.me/alistiqomah
โ๏ธ___๐ ๐ ๐
Edisi: ๐ู ุฌู ูุนุฉ ุงูุฃุฎูุฉ ุงูุณูููุฉ [-MUS-]
๐ฎKlik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf
โ๏ธ #haid #bagian_sembilan #akhir
โโโโโโโโโโ
๐ก Bagaimana Cara Menentukan Suatu Darah Istihadhah Atau Haid?
๐บ Jawab :
๐ฐ Cara Menentukan Apakah Darah yang Keluar adalah Istihadhah atau Haid adalah dengan 3 Hal:
1โฃ. Kebiasaan Pribadi Wanita yang Bersangkutan.
2โฃ. Ciri Fisik Darah.
3โฃ. Kebiasaan Mayoritas Wanita lain (6 atau 7 hari).
๐ Berikut adalah Perincian Ketiga Cara tersebut :
1โฃ. Berdasarkan Kebiasaan Pribadi Wanita tersebut (Hadits Ummu Habibah bintu Jahsy).
๐ Contoh: Seorang Wanita memiliki Kebiasaan Sebelumnya selalu Haid 5 hari setiap Awal Bulan. Maka jika Wanita itu Terus Mengeluarkan Darah Setelah Lebih dari 5 Hari di Awal Bulan, maka itu adalah Istihadhah.
๐ Sebaliknya, Darah yang Keluar hingga 5 Hari di Awal Bulan adalah Darah Haid. Jika ia Keluar Darah di Luar Hari-hari Kebiasaan Haid itu, maka itu adalah Darah Istihadhah.
๐ต Hal ini Bisa dijadikan Patokan jika Wanita tersebut Telah Memiliki Kebiasaan Normal Haid Sebelumnya.
๐ท Patokan berdasarkan Kebiasaan Pribadi Wanita yang Bersangkutan Dijadikan sebagai Prioritas Utama dalam Menentukan suatu Darah adalah Haid atau Istihadhah.
๐ Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Ummu Habibah bintu Jahsy Radhiyallahu Anha :
ุงู ูููุซูู ููุฏูุฑู ู ูุง ููุงููุชู ุชูุญูุจูุณููู ุญูููุถูุชููู ุซูู ูู ุงุบูุชูุณูููู
๐ Berdiamlah sesuai Kadar (Masa) Haidmu, kemudian Mandilah (H.R Muslim).
2โฃ. Perbedaan Ciri Khas Darah (Hadits Fathimah bintu Abi Hubaisy)
๐ท Cara ke-2 ini adalah dengan Melihat Ciri Fisik Darah yang Keluar. Jika Darah itu adalah Darah yang Berwarna Hitam Kemerah-merahan, Kental, dan Berbau Khas (Amis), maka itu adalah Haid.
๐ถ Sebaliknya, jika itu Darah Merah Cerah (Seperti pada Luka), Tidak Kental dan Tidak Berbau, maka itu adalah Istihadhah.
๐ท Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Fathimah bintu Abi Hubaisy :
ุฅูุฐูุง ููุงูู ุฏูู ู ุงููุญูููุถูุฉู ููุฅูููููู ุฃูุณูููุฏู ููุนูุฑููู ููุฅูุฐูุง ููุงูู ุฐููููู ููุฃูู ูุณูููู ุนููู ุงูุตููููุงุฉู ููุฅูุฐูุง ููุงูู ุงููุขุฎูุฑู ููุชูููุถููุฆูู ููุตููููู ููุฅููููู ูุง ูููู ุนูุฑููู
๐ Jika Darah Haid, itu Kehitam-hitaman dan telah Dikenal. Jika demikian, Tahanlah (Berhentilah) dari Sholat. Jika (cirinya) lain, maka Wudhuโlah dan Sholatlah. Karena itu adalah Urat (yang Terputus sehingga Mengeluarkan Darah) (H.R Abu Dawud dan anNasaai, dishahihkan Ibnu Hibban, al-Hakim, dan al-Albany).
3โฃ. Kebiasaan Umum Wanita Lain, yaitu 6 atau 7 Hari (Hadits Hamnah bintu Jahsy).
๐ Jika Seseorang tidak memiliki Kebiasaan Haid Sebelumnya atau Lupa serta tidak bisa Membedakan Ciri Fisik Darahnya, maka Hendaknya ia gunakan Patokan seperti Kebanyakan Wanita yaitu Haid 6 atau 7 Hari.
๐ฐ Selebihnya jika Keluar Darah, itu adalah Istihadhah.
๐ Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Hamnah bintu Jahsy :
ููุชูุญููููุถูู ุณูุชููุฉู ุฃููููุงู ู ุฃููู ุณูุจูุนูุฉู ุฃููููุงู ู ููู ุนูููู ู ุงูููููู ุซูู ูู ุงุบูุชูุณูููู ุญูุชููู ุฅูุฐูุง ุฑูุฃูููุชู ุฃูููููู ููุฏู ุทูููุฑูุชู ููุงุณูุชูููููุฃูุชู ููุตููููู ุซูููุงุซูุง ููุนูุดูุฑูููู ููููููุฉู ุฃููู ุฃูุฑูุจูุนูุง ููุนูุดูุฑูููู ููููููุฉู ููุฃููููุงู ูููุง ููุตููู ูู ููุฅูููู ุฐููููู ููุฌูุฒูููู ููููุฐููููู ููุงููุนูููู ููู ููููู ุดูููุฑู ููู ูุง ุชูุญููุถู ุงููููุณูุงุกู ููููู ูุง ููุทูููุฑููู ู ููููุงุชู ุญูููุถูููููู ููุทูููุฑูููููู
๐ Maka (hitunglah) Haid selama 6 atau 7 Hari dalam ilmu Allah kemudian Mandilah hingga Engkau Melihat telah Suci dan Bersih Sholatlah 23 atau 24 Hari dan Malam dan Berpuasalah karena yang demikian itu Mencukupimu. Demikianlah kau Berbuat pada Setiap Bulan sebagaimana Wanita (lain) Mengalami (masa) Haid dan Suci mereka (H.R Abu Dawud, Ahmad, dihasankan oleh al-Bukhari).
๐ 9/9.., Selesai. Alhamdulillahi Robbil Aalamin.
~~~~~~~~~~~~~~~~
๐ Dikutip dari Buku " FIQH BERSUCI DAN SHOLAT SESUAI TUNTUNAN NABI "
โถ๏ธ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
=====================
โ http://telegram.me/alistiqomah
โ๏ธ___๐ ๐ ๐
Edisi: ๐ู ุฌู ูุนุฉ ุงูุฃุฎูุฉ ุงูุณูููุฉ [-MUS-]
๐ฎKlik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf
โ๏ธ #haid #bagian_sembilan #akhir
๐ชAdab Buang Hajat 1โฃ2โฃ
Bagian Akhir๐ป๐บ๐ป๐บ
_*Tempat Terlarang untuk Buang Hajat*_
1โฃ ๐ง Air yang tidak mengalir
*ูุงู ููุจููููููู ุฃูุญูุฏูููู ู ููู ุงููู ูุงุกู ุงูุฏููุงุฆูู ู ุงูููุฐูู ูุงู ููุฌูุฑูู*
_โJangan sekali-kali salah seorang dari kalian kencing di air yang diam yang tidak mengalir.โ_
๐(Sahih, HR. al-Bukhari no. 239 dan Muslim no. 282)
โ๐ผโโYang rajih (kuat) dari larangan di sini adalah menunjukkan keharamannya. Baik air yang tidak mengalir itu banyak maupun sedikit, kencing maupun buang air besar, terlebih buang air besar ini lebih jelek daripada kencing.
๐๐ผPerkara yang juga terlarang dalam permasalahan ini adalah jika seseorang kencing di dalam bejana kemudian dia buang air kencing tersebut ke air yang tidak mengalir tersebutโ. Sementara itu, tidaklah terlarang membuang hajat pada air yang mengalir, namun lebih baik dijauhi. Terlebih lagi bila air yang mengalir itu sedikit.
๐(Syarah Shahih Muslim, 3/187โ188, Subulus Salam, 1/34โ35)
2โฃโ *Lubang*
*ูุงู ููุจููููููู ุฃูุญูุฏูููู ู ููู ุงููุฌูุญูุฑู*
_โJangan sekali-kali salah seorang dari kalian kencing di lubang (yang biasa digali oleh binatang sebagai tempat persembunyiannya).โ_
๐(HR. Ahmad no. 19847 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam al-Jamiโush Shahih, 1/499)
๐บQatadah rahimahullah, salah seorang perawi hadits ini, ditanya oleh murid-muridnya tentang alasan pelarangan di atas. Qatadah pun menjawab,
_*โLubang-lubang itu adalah tempat tinggal jin.โ[1]*_
๐ฌ(al-Jamiโush Shahih, 1/499)
Di samping itu, tentu juga mengganggu hewan yang ada di dalamnya.โ
3โฃ _*Jalan yang dilewati manusia dan tempat mereka bernaung*_
*ุงุชูููููุง ุงููููุนููุงูููููู. ููุงูููุง: ููู ูุง ุงููููุนููุงููุงูู ููุง ุฑูุณูููู ุงููููุ ููุงูู: ุงูููุฐูู ููุชูุฎููููู ููู ุทูุฑูููู ุงููููุงุณู ุฃููู ููู ุธููููููู ู*
_โBerhati-hatilah kalian dari dua hal yang dilaknat (oleh manusia).โ_
Para sahabat bertanya, โApa yang dimaksud dengan dua penyebab orang dilaknat?โ
Beliau menjawab, _โOrang yang buang hajat di jalan yang biasa dilalui manusia[4] atau di tempat yang biasa mereka bernaung.โ_
(Sahih, HR. Muslim no. 269)
Al-Khaththabi rahimahullah dan ulama selainnya berkata,
_*โYang dimaukan dengan tempat naungan adalah tempat yang dijadikan oleh manusia untuk bernaung, mereka singgah dan duduk di situ.โ*_
๐(Syarah Shahih Muslim, 3/163)
โBuang hajat di tempat demikian dilarang karena mengganggu kaum muslimin dengan menajisi dan mengotori tempat lalu-lalang mereka.
๐(Syarah Shahih Muslim, 3/163)
Sementara itu, memberikan gangguan kepada kaum muslimin itu diharamkan. ๐(ad-Darari, 24, asy-Syarhul Mumtiโ, 1/102)
๐๐ผAda lagi tempat-tempat terlarang lainnya untuk buang hajat, seperti di mata air atau sungai yang digunakan manusia untuk minum dan wudhu, di bawah pohon yang sedang berbuah walaupun tidak digunakan untuk bernaung, dan di tepi sungai yang mengalir, serta di pintu-pintu masjid.
_*Namun, hadits yang menyebutkan tempat-tempat tersebut semuanya lemah. Hanya saja yang menjadi patokan kita adalah tidak boleh memberikan gangguan kepada manusia, sehingga kita harus menghindari buang hajat di tempat-tempat mana saja yang biasa dimanfaatkan oleh mereka.*_
๐(Bulughul Maram, 41, Subulus Salam, 1/117,al-Furuโ, 1/86)
โบWallahu taโala aโlam bish-shawab.
โditulis oleh al-Ustadz Abu Ishaq Muslim
๐ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/
๐โขโโโโโขโขโขEdisiโขโขโขโโโโโโข๐
IIII ู ุฌู ูุนุฉ ุงูุฃุฎูุฉ ุงูุณูููุฉ โขโฆโข MUS IIII
โฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf
โฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagianduabelas #akhir
Bagian Akhir๐ป๐บ๐ป๐บ
_*Tempat Terlarang untuk Buang Hajat*_
1โฃ ๐ง Air yang tidak mengalir
*ูุงู ููุจููููููู ุฃูุญูุฏูููู ู ููู ุงููู ูุงุกู ุงูุฏููุงุฆูู ู ุงูููุฐูู ูุงู ููุฌูุฑูู*
_โJangan sekali-kali salah seorang dari kalian kencing di air yang diam yang tidak mengalir.โ_
๐(Sahih, HR. al-Bukhari no. 239 dan Muslim no. 282)
โ๐ผโโYang rajih (kuat) dari larangan di sini adalah menunjukkan keharamannya. Baik air yang tidak mengalir itu banyak maupun sedikit, kencing maupun buang air besar, terlebih buang air besar ini lebih jelek daripada kencing.
๐๐ผPerkara yang juga terlarang dalam permasalahan ini adalah jika seseorang kencing di dalam bejana kemudian dia buang air kencing tersebut ke air yang tidak mengalir tersebutโ. Sementara itu, tidaklah terlarang membuang hajat pada air yang mengalir, namun lebih baik dijauhi. Terlebih lagi bila air yang mengalir itu sedikit.
๐(Syarah Shahih Muslim, 3/187โ188, Subulus Salam, 1/34โ35)
2โฃโ *Lubang*
*ูุงู ููุจููููููู ุฃูุญูุฏูููู ู ููู ุงููุฌูุญูุฑู*
_โJangan sekali-kali salah seorang dari kalian kencing di lubang (yang biasa digali oleh binatang sebagai tempat persembunyiannya).โ_
๐(HR. Ahmad no. 19847 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam al-Jamiโush Shahih, 1/499)
๐บQatadah rahimahullah, salah seorang perawi hadits ini, ditanya oleh murid-muridnya tentang alasan pelarangan di atas. Qatadah pun menjawab,
_*โLubang-lubang itu adalah tempat tinggal jin.โ[1]*_
๐ฌ(al-Jamiโush Shahih, 1/499)
Di samping itu, tentu juga mengganggu hewan yang ada di dalamnya.โ
3โฃ _*Jalan yang dilewati manusia dan tempat mereka bernaung*_
*ุงุชูููููุง ุงููููุนููุงูููููู. ููุงูููุง: ููู ูุง ุงููููุนููุงููุงูู ููุง ุฑูุณูููู ุงููููุ ููุงูู: ุงูููุฐูู ููุชูุฎููููู ููู ุทูุฑูููู ุงููููุงุณู ุฃููู ููู ุธููููููู ู*
_โBerhati-hatilah kalian dari dua hal yang dilaknat (oleh manusia).โ_
Para sahabat bertanya, โApa yang dimaksud dengan dua penyebab orang dilaknat?โ
Beliau menjawab, _โOrang yang buang hajat di jalan yang biasa dilalui manusia[4] atau di tempat yang biasa mereka bernaung.โ_
(Sahih, HR. Muslim no. 269)
Al-Khaththabi rahimahullah dan ulama selainnya berkata,
_*โYang dimaukan dengan tempat naungan adalah tempat yang dijadikan oleh manusia untuk bernaung, mereka singgah dan duduk di situ.โ*_
๐(Syarah Shahih Muslim, 3/163)
โBuang hajat di tempat demikian dilarang karena mengganggu kaum muslimin dengan menajisi dan mengotori tempat lalu-lalang mereka.
๐(Syarah Shahih Muslim, 3/163)
Sementara itu, memberikan gangguan kepada kaum muslimin itu diharamkan. ๐(ad-Darari, 24, asy-Syarhul Mumtiโ, 1/102)
๐๐ผAda lagi tempat-tempat terlarang lainnya untuk buang hajat, seperti di mata air atau sungai yang digunakan manusia untuk minum dan wudhu, di bawah pohon yang sedang berbuah walaupun tidak digunakan untuk bernaung, dan di tepi sungai yang mengalir, serta di pintu-pintu masjid.
_*Namun, hadits yang menyebutkan tempat-tempat tersebut semuanya lemah. Hanya saja yang menjadi patokan kita adalah tidak boleh memberikan gangguan kepada manusia, sehingga kita harus menghindari buang hajat di tempat-tempat mana saja yang biasa dimanfaatkan oleh mereka.*_
๐(Bulughul Maram, 41, Subulus Salam, 1/117,al-Furuโ, 1/86)
โบWallahu taโala aโlam bish-shawab.
โditulis oleh al-Ustadz Abu Ishaq Muslim
๐ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/
๐โขโโโโโขโขโขEdisiโขโขโขโโโโโโข๐
IIII ู ุฌู ูุนุฉ ุงูุฃุฎูุฉ ุงูุณูููุฉ โขโฆโข MUS IIII
โฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf
โฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagianduabelas #akhir