📊📜🔐
•---°°°---•
🚇DUA MAKAR AHLUL AHWA DAN HIZBIYYUN
⭐️Diantara Nasehat al-‘Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhaly hafizhahullah
📊📮Dan wajib bagi ‘ulama kita yang mulia untuk mengetahui, bahwasanya para ahlul ahwa dan hizbiyyun itu memiliki cara-cara yang mengerikan untuk mempengaruhi para pemuda, menguasai dan mengarahkan pikiran mereka dan untuk menjatuhkan usaha para aktivis di medan dakwah yang membela manhaj salaf dan ahlinya.
📜Diantara cara-cara yang penuh makar tersebut adalah:
📂[1] MEMANFAATKAN DIAMNYA ‘ULAMA DARI (MEMBICARAKAN) FULAN DAN FULAN. WALAU PUN DIA ADALAH MANUSIA YANG PALING SESAT.
▪️Maka sekali pun orang-orang yang mengkritik telah mengajukan sekuat-kuat hujjah atas kebid’ahan dan kesesatannya.
▪️Maka cukup bagi orang-orang yang salah tersebut, demi menghancurkan usaha para pejuang yang menasihati (umat), dengan bertanya-tanya di hadapan orang-orang bodoh: “Kenapa dengan si fulan dan fulan, diantara ‘ulama mendiamkan si fulan dan fulan?! Seandainya si fulan itu sesat, niscaya mereka (‘ulama) tidak akan mendiamkan kesesatannya!?”
▪️Demikianlah mereka membuat pengkaburan terhadap sejumlah orang dan bahkan terhadap kebanyakan orang terpelajar.
📛Dan kebanyakan manusia itu tidak mengerti kaidah syariat, tidak pula prinsip-prinsipnya, yang diantaranya adalah: “Sesungguhnya amar ma’ruf nahi mungkar adalah termasuk fardhu kifayah, jika sudah dilakukan oleh sebagian manusia, maka gugur atas yang lainnya.”
📂[2] DAN DIANTARA METODE (MAKAR) MEREKA ADALAH: MENGAMBIL TAZKIYAH DARI SEBAGIAN ‘ULAMA TERHADAP ORANG-ORANG YANG;
▪️agama mereka, tulisan-tulisan mereka, kecocokan mereka, dan semangat mereka terhadap manhaj salaf.
▪️Tapi justru mencampakkan ahlinya dan bersahabat dengan musuh-musuhnya (yakni musuh-musuh manhaj salaf-pent) dan perkara-perkara lainnya.
📛Kebanyakan manusia tidak mengerti kaidah-kaidah al-jarh wa at-ta’dil, bahwasanya jarh (kritikan) yang terperinci itu pasti didahulukan daripada ta’dil (pujian). Karena ‘ulama yang memuji itu membangun (pujiannya) di atas apa yang nampak dan sangkaan yang baik. Sementara ‘ulama yang mengkritik itu membangun kritikannya di atas ‘ilmu dan kenyataan, sebagaimana sudah dimaklumi menurut imam-imam al-jarh wa at-ta’dil.
▶️DAN DENGAN DUA CARA INI DAN SELAINNYA,
🔺mereka menjatuhkan usaha para penasihat dan perjuangan para aktivis dakwah dengan mudahnya.
🔺Dan mereka mempengaruhi sejumlah orang bahkan kebanyakan orang terpelajar.
🔺Dan mereka menjadikan hal tersebut sebagai upaya untuk memerangi manhaj salafy dan ahlinya,
🔺serta membela tokoh-tokoh bid’ah dan kesesatan.
📜📌Betapa mendesaknya salafiyyin untuk waspada dari dua “lubang” tersebut, yang wajib bagi para ‘ulama untuk menyumbatnya dengan kuat dan mencegahnya, dikarenakan hal itu akan berakibat kepada kemudharatan dan bahaya-bahaya.
📚[Kitab al-Haddul Faashil, halaman 79-80]
📝Faidah diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu Hafs Umar Al-Atsary Hafizhahullah
🌏[ URL ] http://www.alfawaaid.net/2016/08/artikel-dua-makar-ahlul-ahwa-dan.html
💻Rujukan: Dari situs ForumSalafy.Net
🕋•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•🕋
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ http://bit.ly/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #dua_makar #hizbiyyin #ahlul_ahwa #ahlul_bida_
•---°°°---•
🚇DUA MAKAR AHLUL AHWA DAN HIZBIYYUN
⭐️Diantara Nasehat al-‘Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhaly hafizhahullah
📊📮Dan wajib bagi ‘ulama kita yang mulia untuk mengetahui, bahwasanya para ahlul ahwa dan hizbiyyun itu memiliki cara-cara yang mengerikan untuk mempengaruhi para pemuda, menguasai dan mengarahkan pikiran mereka dan untuk menjatuhkan usaha para aktivis di medan dakwah yang membela manhaj salaf dan ahlinya.
📜Diantara cara-cara yang penuh makar tersebut adalah:
📂[1] MEMANFAATKAN DIAMNYA ‘ULAMA DARI (MEMBICARAKAN) FULAN DAN FULAN. WALAU PUN DIA ADALAH MANUSIA YANG PALING SESAT.
▪️Maka sekali pun orang-orang yang mengkritik telah mengajukan sekuat-kuat hujjah atas kebid’ahan dan kesesatannya.
▪️Maka cukup bagi orang-orang yang salah tersebut, demi menghancurkan usaha para pejuang yang menasihati (umat), dengan bertanya-tanya di hadapan orang-orang bodoh: “Kenapa dengan si fulan dan fulan, diantara ‘ulama mendiamkan si fulan dan fulan?! Seandainya si fulan itu sesat, niscaya mereka (‘ulama) tidak akan mendiamkan kesesatannya!?”
▪️Demikianlah mereka membuat pengkaburan terhadap sejumlah orang dan bahkan terhadap kebanyakan orang terpelajar.
📛Dan kebanyakan manusia itu tidak mengerti kaidah syariat, tidak pula prinsip-prinsipnya, yang diantaranya adalah: “Sesungguhnya amar ma’ruf nahi mungkar adalah termasuk fardhu kifayah, jika sudah dilakukan oleh sebagian manusia, maka gugur atas yang lainnya.”
📂[2] DAN DIANTARA METODE (MAKAR) MEREKA ADALAH: MENGAMBIL TAZKIYAH DARI SEBAGIAN ‘ULAMA TERHADAP ORANG-ORANG YANG;
▪️agama mereka, tulisan-tulisan mereka, kecocokan mereka, dan semangat mereka terhadap manhaj salaf.
▪️Tapi justru mencampakkan ahlinya dan bersahabat dengan musuh-musuhnya (yakni musuh-musuh manhaj salaf-pent) dan perkara-perkara lainnya.
📛Kebanyakan manusia tidak mengerti kaidah-kaidah al-jarh wa at-ta’dil, bahwasanya jarh (kritikan) yang terperinci itu pasti didahulukan daripada ta’dil (pujian). Karena ‘ulama yang memuji itu membangun (pujiannya) di atas apa yang nampak dan sangkaan yang baik. Sementara ‘ulama yang mengkritik itu membangun kritikannya di atas ‘ilmu dan kenyataan, sebagaimana sudah dimaklumi menurut imam-imam al-jarh wa at-ta’dil.
▶️DAN DENGAN DUA CARA INI DAN SELAINNYA,
🔺mereka menjatuhkan usaha para penasihat dan perjuangan para aktivis dakwah dengan mudahnya.
🔺Dan mereka mempengaruhi sejumlah orang bahkan kebanyakan orang terpelajar.
🔺Dan mereka menjadikan hal tersebut sebagai upaya untuk memerangi manhaj salafy dan ahlinya,
🔺serta membela tokoh-tokoh bid’ah dan kesesatan.
📜📌Betapa mendesaknya salafiyyin untuk waspada dari dua “lubang” tersebut, yang wajib bagi para ‘ulama untuk menyumbatnya dengan kuat dan mencegahnya, dikarenakan hal itu akan berakibat kepada kemudharatan dan bahaya-bahaya.
📚[Kitab al-Haddul Faashil, halaman 79-80]
📝Faidah diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu Hafs Umar Al-Atsary Hafizhahullah
🌏[ URL ] http://www.alfawaaid.net/2016/08/artikel-dua-makar-ahlul-ahwa-dan.html
💻Rujukan: Dari situs ForumSalafy.Net
🕋•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•🕋
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ http://bit.ly/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #dua_makar #hizbiyyin #ahlul_ahwa #ahlul_bida_
www.alfawaaid.net
[ARTIKEL] Dua Makar Ahlul Ahwa dan Hizbiyyun
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
📊📜🔐
•---°°°---•
🚇SENJATA ORANG YANG DENGKI
❱ Al-Qadhy Abu Bakr Ibnul 'Araby rahimahullah berkata:
◈ { والناس إذا لم يجدوا عيباً لأحد وغلبهم الحسد عليه وعداوتهم له، أحدثوا له عُيوباً. }
■ “Manusia jika tidak menjumpai aib pada seseorang
╰ ketika kedengkian
╰ dan permusuhan terhadapnya menguasai mereka,
[✘] maka mereka akan mengada-ngadakan aib
[✘] yang mereka tuduhkan secara dusta terhadapnya.”
📚[Al-'Awashim minal Qawashim, jilid 1 hlm. 244]
🌍Sumber: https://twitter.com/fzmhm12121/status/816742333349826562
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ https://t.me/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #senjata_orang_yang #dengki #hasad #kedustaan #hizbi #hizbiyyin #ikhwani #sururi #turatsi #halabi #rodja
•---°°°---•
🚇SENJATA ORANG YANG DENGKI
❱ Al-Qadhy Abu Bakr Ibnul 'Araby rahimahullah berkata:
◈ { والناس إذا لم يجدوا عيباً لأحد وغلبهم الحسد عليه وعداوتهم له، أحدثوا له عُيوباً. }
■ “Manusia jika tidak menjumpai aib pada seseorang
╰ ketika kedengkian
╰ dan permusuhan terhadapnya menguasai mereka,
[✘] maka mereka akan mengada-ngadakan aib
[✘] yang mereka tuduhkan secara dusta terhadapnya.”
📚[Al-'Awashim minal Qawashim, jilid 1 hlm. 244]
🌍Sumber: https://twitter.com/fzmhm12121/status/816742333349826562
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ https://t.me/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #senjata_orang_yang #dengki #hasad #kedustaan #hizbi #hizbiyyin #ikhwani #sururi #turatsi #halabi #rodja
#Menyingkap #Syubhat #Hizbiyyin #Fans_Rodja #FirandaAndirja #RodjaTV #YufidTV #dkk
🚇PERMASALAHAN KHILAFIYAH TIDAK BOLEH ADA PENGINGKARAN DI DALAMNYA!?
Imam al-Auza’i rahimahullah berkata:
{ وما من عالم إلا وله زلة ومن جمع زلل العلماء ثم أخذ بها ذهب دينه }
“Tidak ada dari seorang alim pun kecuali pasti ia memiliki kekeliruan (dalam ijtihad -pen). Barangsiapa yang mengumpulkan kekeliruan ijtihad para ulama lalu ia mengambilnya, maka hilanglah agamanya.”
📚[Dikeluarkan oleh al-Baihaqi, 10/211]
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Perkataan mereka bahwa ‘permasalahan khilaf tidak ada pengingkaran di dalamnya’ tidaklah benar.
Sebab sikap pengingkaran ada kalanya diarahkan kepada;
— sebuah perkataan,
— fatwa atau
— suatu amalan.
(•) Adapun yang pertama, apabila perkataan tersebut menyelisihi as-Sunnah atau ijma’ yang masyhur, maka wajib mengingkarinya berdasarkan kesepakatan ulama.
Jika tidak demikian (maksudnya tidak ada kesepakatan-pen) maka dijelaskan kelemahan dan penyelisihannya terhadap dalil. Hal ini pun tetap ada pengingkaran.
(•) Adapun suatu amalan, apabila menyelisihi as-Sunnah atau ijma’, maka wajib mengingkarinya berdasarkan tahapan-tahapan dalam pengingkaran.
Bagaimana mungkin seorang faqih menyatakan tidak boleh ada pengingkaran terhadap berbagai masalah yang diperselisihkan. Sementara para fuqaha’ dari seluruh golongan telah menyatakan dengan jelas keharusan dibatalkannya keputusan hukum seorang hakim, jika menyelisihi al-Kitab atau as-Sunnah meskipun telah disetujui oleh sebagian ulama.
(•) Adapun bila dalil permasalahan tersebut tidak terdapat dalam as-Sunnah dan ijma’, namun hanya dilandasi ijtihad, maka diperbolehkan perselisihan (pemahaman –pen) di dalamnya.
Sehingga tidak diingkari seorang yang melakukannya karena berijtihad atau bertaqlid.”
📚[I’laamul Muwaqqi’in, 3/300]
Url: http://bit.ly/Fw410503 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: abul-harits•blogspot•com - Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 17 Rajab 1434H
🚇PERMASALAHAN KHILAFIYAH TIDAK BOLEH ADA PENGINGKARAN DI DALAMNYA!?
Imam al-Auza’i rahimahullah berkata:
{ وما من عالم إلا وله زلة ومن جمع زلل العلماء ثم أخذ بها ذهب دينه }
“Tidak ada dari seorang alim pun kecuali pasti ia memiliki kekeliruan (dalam ijtihad -pen). Barangsiapa yang mengumpulkan kekeliruan ijtihad para ulama lalu ia mengambilnya, maka hilanglah agamanya.”
📚[Dikeluarkan oleh al-Baihaqi, 10/211]
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Perkataan mereka bahwa ‘permasalahan khilaf tidak ada pengingkaran di dalamnya’ tidaklah benar.
Sebab sikap pengingkaran ada kalanya diarahkan kepada;
— sebuah perkataan,
— fatwa atau
— suatu amalan.
(•) Adapun yang pertama, apabila perkataan tersebut menyelisihi as-Sunnah atau ijma’ yang masyhur, maka wajib mengingkarinya berdasarkan kesepakatan ulama.
Jika tidak demikian (maksudnya tidak ada kesepakatan-pen) maka dijelaskan kelemahan dan penyelisihannya terhadap dalil. Hal ini pun tetap ada pengingkaran.
(•) Adapun suatu amalan, apabila menyelisihi as-Sunnah atau ijma’, maka wajib mengingkarinya berdasarkan tahapan-tahapan dalam pengingkaran.
Bagaimana mungkin seorang faqih menyatakan tidak boleh ada pengingkaran terhadap berbagai masalah yang diperselisihkan. Sementara para fuqaha’ dari seluruh golongan telah menyatakan dengan jelas keharusan dibatalkannya keputusan hukum seorang hakim, jika menyelisihi al-Kitab atau as-Sunnah meskipun telah disetujui oleh sebagian ulama.
(•) Adapun bila dalil permasalahan tersebut tidak terdapat dalam as-Sunnah dan ijma’, namun hanya dilandasi ijtihad, maka diperbolehkan perselisihan (pemahaman –pen) di dalamnya.
Sehingga tidak diingkari seorang yang melakukannya karena berijtihad atau bertaqlid.”
📚[I’laamul Muwaqqi’in, 3/300]
Url: http://bit.ly/Fw410503 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: abul-harits•blogspot•com - Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 17 Rajab 1434H
www.alfawaaid.net
Permasalahan Khilafiyah Tidak Boleh Ada Pengingkaran Di Dalamnya! Benarkah?
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
#Menyingkap #Syubhat #Hizbiyyin
#Fans_Rodja #FirandaAndirja
#RodjaTV #YufidTV #dkk
🚇PERMASALAHAN KHILAFIYAH TIDAK BOLEH ADA PENGINGKARAN DI DALAMNYA!?
Imam al-Auza’i rahimahullah berkata:
{ وما من عالم إلا وله زلة ومن جمع زلل العلماء ثم أخذ بها ذهب دينه }
“Tidak ada dari seorang alim pun kecuali pasti ia memiliki kekeliruan (dalam ijtihad -pen). Barangsiapa yang mengumpulkan kekeliruan ijtihad para ulama lalu ia mengambilnya, maka hilanglah agamanya.”
📚[Dikeluarkan oleh al-Baihaqi, 10/211]
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Perkataan mereka bahwa ‘permasalahan khilaf tidak ada pengingkaran di dalamnya’ tidaklah benar.
Sebab sikap pengingkaran ada kalanya diarahkan kepada;
— sebuah perkataan,
— fatwa atau
— suatu amalan.
(•) Adapun yang pertama, apabila perkataan tersebut menyelisihi as-Sunnah atau ijma’ yang masyhur, maka wajib mengingkarinya berdasarkan kesepakatan ulama.
Jika tidak demikian (maksudnya tidak ada kesepakatan-pen) maka dijelaskan kelemahan dan penyelisihannya terhadap dalil. Hal ini pun tetap ada pengingkaran.
(•) Adapun suatu amalan, apabila menyelisihi as-Sunnah atau ijma’, maka wajib mengingkarinya berdasarkan tahapan-tahapan dalam pengingkaran.
Bagaimana mungkin seorang faqih menyatakan tidak boleh ada pengingkaran terhadap berbagai masalah yang diperselisihkan. Sementara para fuqaha’ dari seluruh golongan telah menyatakan dengan jelas keharusan dibatalkannya keputusan hukum seorang hakim, jika menyelisihi al-Kitab atau as-Sunnah meskipun telah disetujui oleh sebagian ulama.
(•) Adapun bila dalil permasalahan tersebut tidak terdapat dalam as-Sunnah dan ijma’, namun hanya dilandasi ijtihad, maka diperbolehkan perselisihan (pemahaman –pen) di dalamnya.
Sehingga tidak diingkari seorang yang melakukannya karena berijtihad atau bertaqlid.”
📚[I’laamul Muwaqqi’in, 3/300]
⛓ bit.ly/Fw411110 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| t.me/s/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
✍🏻__Dari: abul-harits•blogspot•com - Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 17 Rajab 1434H
#Fans_Rodja #FirandaAndirja
#RodjaTV #YufidTV #dkk
🚇PERMASALAHAN KHILAFIYAH TIDAK BOLEH ADA PENGINGKARAN DI DALAMNYA!?
Imam al-Auza’i rahimahullah berkata:
{ وما من عالم إلا وله زلة ومن جمع زلل العلماء ثم أخذ بها ذهب دينه }
“Tidak ada dari seorang alim pun kecuali pasti ia memiliki kekeliruan (dalam ijtihad -pen). Barangsiapa yang mengumpulkan kekeliruan ijtihad para ulama lalu ia mengambilnya, maka hilanglah agamanya.”
📚[Dikeluarkan oleh al-Baihaqi, 10/211]
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Perkataan mereka bahwa ‘permasalahan khilaf tidak ada pengingkaran di dalamnya’ tidaklah benar.
Sebab sikap pengingkaran ada kalanya diarahkan kepada;
— sebuah perkataan,
— fatwa atau
— suatu amalan.
(•) Adapun yang pertama, apabila perkataan tersebut menyelisihi as-Sunnah atau ijma’ yang masyhur, maka wajib mengingkarinya berdasarkan kesepakatan ulama.
Jika tidak demikian (maksudnya tidak ada kesepakatan-pen) maka dijelaskan kelemahan dan penyelisihannya terhadap dalil. Hal ini pun tetap ada pengingkaran.
(•) Adapun suatu amalan, apabila menyelisihi as-Sunnah atau ijma’, maka wajib mengingkarinya berdasarkan tahapan-tahapan dalam pengingkaran.
Bagaimana mungkin seorang faqih menyatakan tidak boleh ada pengingkaran terhadap berbagai masalah yang diperselisihkan. Sementara para fuqaha’ dari seluruh golongan telah menyatakan dengan jelas keharusan dibatalkannya keputusan hukum seorang hakim, jika menyelisihi al-Kitab atau as-Sunnah meskipun telah disetujui oleh sebagian ulama.
(•) Adapun bila dalil permasalahan tersebut tidak terdapat dalam as-Sunnah dan ijma’, namun hanya dilandasi ijtihad, maka diperbolehkan perselisihan (pemahaman –pen) di dalamnya.
Sehingga tidak diingkari seorang yang melakukannya karena berijtihad atau bertaqlid.”
📚[I’laamul Muwaqqi’in, 3/300]
⛓ bit.ly/Fw411110 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| t.me/s/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
✍🏻__Dari: abul-harits•blogspot•com - Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 17 Rajab 1434H