📊🔐🔽
•---°°°---•
🚇BENARKAH TIDAK BOLEH MENUNJUK HIDUNG ORANG YANG SALAH DALAM MANHAJNYA
⭐️Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah
✅[ Pertanyaan ]
🔸Muncul syubhat lain yang mengatakan: “Jika engkau mentahdzir orang yang salah manhajnya maka jangan engkau sebut namanya, karena ini bukan termasuk manhaj Salaf. Dahulu Rasulullah shallallahu alaihi was sallam jika ingin mentahdzir seseorang beliau cukup mengatakan: “Kenapa ada kaum yang berbuat demikian dan demikian?!” Maka bagaimana bantahan Anda terhadap syubhat ini wahai Syaikh kami?
📜[ Jawaban ]
📊📮SERINGNYA HAL SEMACAM INI SAJA TIDAK BERMANFAAT.
🔺Jika benar-benar bermanfaat maka tidak mengapa, namun jika tidak bermanfaat maka HARUS MENUNJUK HIDUNG.
🔸Hal ini seperti sabda Rasulullah shallallahu alaihi was sallam:
أَفَتَّانٌ أَنْتَ يَا مُعَاذُ؟
“Wahai Mu’adz, apakah engkau akan menjadi juru fitnah?!” [1]
▶️Beliau dengan jelas menyebut namanya, dan ketika ada seseorang berkhutbah;
🔸maka beliau mengatakan:
بِئْسَ الْخَطِيْبُ أَنْتَ.
“Sejelek-jelek khatib adalah engkau.” [2]
▶️Dan ketika sebagian orang ada yang menentang hukum beliau terhadap janin yang terbunuh dan orang tersebut membawakan ucapan yang bersajak;
🔸maka beliau berkata:
إِنَّمَا هَذَا مِنْ إِخْوَانِ الْكُهَّانِ.
“Sesungguhnya orang ini termasuk teman para dukun.” [3]
📊▶️JADI MENUNJUK HIDUNG
▪️terkadang terpaksa dilakukan oleh seorang dai yang menyampaikan nasehat bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin dan mereka secara umum.
▪️Jika disampaikan secara global telah mencukupi maka tidak mengapa, namun jika hal itu tidak cukup, maka harus menyebutkan dan mentahdzir orangnya dengan menunjuk hidung dan menyebutkan kesalahannya serta menyebutkan kitabnya yang berisi kesalahan tersebut.
___ Keterangan ___
[1] HR. Al-Bukhary (705) dan Muslim (465)
[2] HR. Al-Bukhary (713) dan Muslim (418)
[3] HR. Al-Bukhary (5758 dan 6910) dan Muslim (1681)
Sumber artikel:
📚[Kasyfus Sitaar, hal. 66-67]
⚪️WhatsApp Salafy Indonesia
🌐Kunjungi II http://forumsalafy.net/benarkah-tidak-boleh-menunjuk-hidung-orang-yang-salah-dalam-manhajnya
🕋•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈•🕋
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ http://bit.ly/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #Fawaid #tahdzir #tunjuk_hidung #takyin
•---°°°---•
🚇BENARKAH TIDAK BOLEH MENUNJUK HIDUNG ORANG YANG SALAH DALAM MANHAJNYA
⭐️Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah
✅[ Pertanyaan ]
🔸Muncul syubhat lain yang mengatakan: “Jika engkau mentahdzir orang yang salah manhajnya maka jangan engkau sebut namanya, karena ini bukan termasuk manhaj Salaf. Dahulu Rasulullah shallallahu alaihi was sallam jika ingin mentahdzir seseorang beliau cukup mengatakan: “Kenapa ada kaum yang berbuat demikian dan demikian?!” Maka bagaimana bantahan Anda terhadap syubhat ini wahai Syaikh kami?
📜[ Jawaban ]
📊📮SERINGNYA HAL SEMACAM INI SAJA TIDAK BERMANFAAT.
🔺Jika benar-benar bermanfaat maka tidak mengapa, namun jika tidak bermanfaat maka HARUS MENUNJUK HIDUNG.
🔸Hal ini seperti sabda Rasulullah shallallahu alaihi was sallam:
أَفَتَّانٌ أَنْتَ يَا مُعَاذُ؟
“Wahai Mu’adz, apakah engkau akan menjadi juru fitnah?!” [1]
▶️Beliau dengan jelas menyebut namanya, dan ketika ada seseorang berkhutbah;
🔸maka beliau mengatakan:
بِئْسَ الْخَطِيْبُ أَنْتَ.
“Sejelek-jelek khatib adalah engkau.” [2]
▶️Dan ketika sebagian orang ada yang menentang hukum beliau terhadap janin yang terbunuh dan orang tersebut membawakan ucapan yang bersajak;
🔸maka beliau berkata:
إِنَّمَا هَذَا مِنْ إِخْوَانِ الْكُهَّانِ.
“Sesungguhnya orang ini termasuk teman para dukun.” [3]
📊▶️JADI MENUNJUK HIDUNG
▪️terkadang terpaksa dilakukan oleh seorang dai yang menyampaikan nasehat bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin dan mereka secara umum.
▪️Jika disampaikan secara global telah mencukupi maka tidak mengapa, namun jika hal itu tidak cukup, maka harus menyebutkan dan mentahdzir orangnya dengan menunjuk hidung dan menyebutkan kesalahannya serta menyebutkan kitabnya yang berisi kesalahan tersebut.
___ Keterangan ___
[1] HR. Al-Bukhary (705) dan Muslim (465)
[2] HR. Al-Bukhary (713) dan Muslim (418)
[3] HR. Al-Bukhary (5758 dan 6910) dan Muslim (1681)
Sumber artikel:
📚[Kasyfus Sitaar, hal. 66-67]
⚪️WhatsApp Salafy Indonesia
🌐Kunjungi II http://forumsalafy.net/benarkah-tidak-boleh-menunjuk-hidung-orang-yang-salah-dalam-manhajnya
🕋•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈•🕋
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ http://bit.ly/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #Fawaid #tahdzir #tunjuk_hidung #takyin
🚇APAKAH DISYARATKAN PENEGAKAN HUJJAH UNTUK PENYEBUTAN SEORANG PELAKU BID'AH SEBAGAI MUBTADI'?
❱ Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
[ Pertanyaan ]
Semoga Allah menganugerahkan kebaikan kepada Anda wahai Syaikh, ada seorang lelaki terjatuh dalam berbagai kebid'ahan dalam buku-buku dan ucapan-ucapannya. Kemudian apakah dipersyaratkan untuk menjuluki orang ini atau selainnya sebagai Mubtadi' untuk ditegakkan (dahulu) Hujjah atasnya?
[ Jawaban ]
■ Demi Allah -semoga Allah memberkahimu-
(•) jikalau orang ini ada (masih hidup) sedangkan orang-orang mengambil (ilmu) darinya dan dia seorang da'i maka harus disebutkan namanya.
(•) Jika bukan da'i maka tidak dibutuhkan (penyebutan namanya) hanya saja sebutkanlah perkataan yang ia tersesat di dalamnya dan jelaskan bahwa itu adalah kesesatan.
✔ Sebagaimana aku katakan sesaat yang lalu bahwa (penyebutan namanya) secara global lebih baik daripada terperinci.
Adapun jika
(•) ia masih ada -sebagaimana kamu sebut terdahulu-
(•) dan engkau lihat orang-orang sering mengunjunginya
(•) dan mengambil bid'ah-bid'ahnya
Ξ maka disini kita katakan: Ta'yiin (penyebutan namanya) secara terperinci (terbuka) adalah wajib.
📚Sumber: [Silsilah Liqo'at Al-Bab Al-Maftuh > Liqo' Al-Bab Al-Maftuh, 69]
🚇هل يشترط لتسمية المبتدع مبتدعا إقامة الحجة عليه؟
[ السؤال ]
أحسن الله إليك يا شيخ، رجل وقع في بدع متنوعة في كتبه، وأقواله، فهل يشترط لتسمية هذا الرجل، أو غيره من الناس مبتدعاً أن تقام عليه الحجة؟
[ الجواب ]
والله -بارك الله فيك- إن كان هذا الرجل موجوداً، والناس يأخذون منه وهو داعية؛ فلا بد من ذكر اسمه، وإلا فلا حاجة إلى ذلك، وإنما اذكر القول الذي ضل فيه وبين أنه ضلال، وكما قلتُ قبل قليل: إن التعميم أحسن من التعيين، أما إذا كان موجوداً -كما أسلفتَ- وترى الناس يرتادونه، ويأخذون من بدعه، فهنا قد نقول: إن تعيينه متعين.
📚المصدر: [سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح، 69]
Versi web: http://www.alfawaaid.net/2017/08/apakah-disyaratkan-penegakan-hujjah.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WA Forum Berbagi Faidah [FBF] > Alih Bahasa: Al-Ustadz Abu Yahya Almaidaniy (Solo) hafizhahullah
➥ #Manhaj #mentakyin #pelaku_bid_ah #mubtadi_ #tunjuk_hidung
Dengarkan:
📀[ Audio ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4163
❱ Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
[ Pertanyaan ]
Semoga Allah menganugerahkan kebaikan kepada Anda wahai Syaikh, ada seorang lelaki terjatuh dalam berbagai kebid'ahan dalam buku-buku dan ucapan-ucapannya. Kemudian apakah dipersyaratkan untuk menjuluki orang ini atau selainnya sebagai Mubtadi' untuk ditegakkan (dahulu) Hujjah atasnya?
[ Jawaban ]
■ Demi Allah -semoga Allah memberkahimu-
(•) jikalau orang ini ada (masih hidup) sedangkan orang-orang mengambil (ilmu) darinya dan dia seorang da'i maka harus disebutkan namanya.
(•) Jika bukan da'i maka tidak dibutuhkan (penyebutan namanya) hanya saja sebutkanlah perkataan yang ia tersesat di dalamnya dan jelaskan bahwa itu adalah kesesatan.
✔ Sebagaimana aku katakan sesaat yang lalu bahwa (penyebutan namanya) secara global lebih baik daripada terperinci.
Adapun jika
(•) ia masih ada -sebagaimana kamu sebut terdahulu-
(•) dan engkau lihat orang-orang sering mengunjunginya
(•) dan mengambil bid'ah-bid'ahnya
Ξ maka disini kita katakan: Ta'yiin (penyebutan namanya) secara terperinci (terbuka) adalah wajib.
📚Sumber: [Silsilah Liqo'at Al-Bab Al-Maftuh > Liqo' Al-Bab Al-Maftuh, 69]
🚇هل يشترط لتسمية المبتدع مبتدعا إقامة الحجة عليه؟
[ السؤال ]
أحسن الله إليك يا شيخ، رجل وقع في بدع متنوعة في كتبه، وأقواله، فهل يشترط لتسمية هذا الرجل، أو غيره من الناس مبتدعاً أن تقام عليه الحجة؟
[ الجواب ]
والله -بارك الله فيك- إن كان هذا الرجل موجوداً، والناس يأخذون منه وهو داعية؛ فلا بد من ذكر اسمه، وإلا فلا حاجة إلى ذلك، وإنما اذكر القول الذي ضل فيه وبين أنه ضلال، وكما قلتُ قبل قليل: إن التعميم أحسن من التعيين، أما إذا كان موجوداً -كما أسلفتَ- وترى الناس يرتادونه، ويأخذون من بدعه، فهنا قد نقول: إن تعيينه متعين.
📚المصدر: [سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح، 69]
Versi web: http://www.alfawaaid.net/2017/08/apakah-disyaratkan-penegakan-hujjah.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WA Forum Berbagi Faidah [FBF] > Alih Bahasa: Al-Ustadz Abu Yahya Almaidaniy (Solo) hafizhahullah
➥ #Manhaj #mentakyin #pelaku_bid_ah #mubtadi_ #tunjuk_hidung
Dengarkan:
📀[ Audio ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4163
www.alfawaaid.net
Apakah Disyaratkan Penegakan Hujjah Untuk Penyebutan Seorang Pelaku Bid'ah Sebagai Mubtadi'?
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇MENGENAL KAIDAH JARH WA TA'DIL
(➊) ❱ Berkata al-‘Allamah Rabi’ bin Hadiy al-Madkhaliy hafizhahullah:
■ Dan kebanyakan manusia, mereka tidak mengetahui kaidah-kaidah jarh wa ta'dil, “Bahwa jarh (kritikan) yang terperinci didahulukan dari pada ta'dil (pujian).”
※ Dikarenakan orang yang menta'dil membangun ta'dilnya di atas apa yang nampak atas orang tersebut dan prasangka baik terhadapnya.
※ Sedangkan orang yang menjarh membangun jarhnya di atas ilmu dan kenyataan yang ada.
(▴) Ini sebagaimana yang diketahui dari para ulama jarh wa ta'dil.
■ ومعظم الناس لا يعرفون قواعد الجرح والتعديل، { وأن الجرح المفصَّل مقدم على التعديل }
※ لأن المعدِّل يبني على الظاهر وعلى حسن الظن،
※ لوالجارح يبني على العلم والواقع،
[↑] كما هو معلوم عند أئمة الجرح والتعديل.
📚[Al-Haddul Fashil Bainal Haq wal Bathil]
❱ Berkata al-‘Allamah Ubaid al-Jabiriy hafizhahullah:
■ Ini merupakan kaidah jarh wa ta'dil (kaidah dalam mengkritik atau memuji seseorang), kesimpulannya, “Bahwa orang yang mengetahui, hujjah bagi orang yang tidak mengetahui.”
■ هذه قاعدة الجرح والتعديل، وملخصها: أن من علم حجة على من لم يعلم.
📚[Dari kaset: Al-Haddul Fashil baina Ahlis Sunnah wa Ahlil Bathil]
* * *
(➋) ❱ Berkata Al-Hafizh as-Suyuthi rahimahullah:
■ “Jika terkumpul pada seorang rawi adanya jarh yang terperinci dan ta’dil,
▸ maka jarh lebih didahulukan
▸ meskipun makin bertambah jumlah orang yang menta’dilnya.
(▴) Inilah yang lebih shahih menurut para Fuqoha’ dan ulama ahli ushul. Dan al-Khothib al-Baghdady telah menukilkan pendapat ini dari jumhur ulama.”
📚[Tadriibur Rowy, hal 364]
❱ وقال الحافظ السيوطي رحمه الله:
■ وإذا اجتمع فيه -أي الراوي- جرح مفسّر و تعديل، فالجرح مقدم و لو زاد عدد المعدل هذا
(▴) هو الأصح عند الفقهاء والأصوليين، ونقله الخطيب عن جمهور العلماء.
📚[تدريب الراوي ص364]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/mengenal-kaidah-jarh-wa-tadil.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
//-₪-//
(➊) Arsip dari WA Forum Salafy Purbalingga
(➋) Arsip dari WA FIK
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
(➊) ❱ Berkata al-‘Allamah Rabi’ bin Hadiy al-Madkhaliy hafizhahullah:
■ Dan kebanyakan manusia, mereka tidak mengetahui kaidah-kaidah jarh wa ta'dil, “Bahwa jarh (kritikan) yang terperinci didahulukan dari pada ta'dil (pujian).”
※ Dikarenakan orang yang menta'dil membangun ta'dilnya di atas apa yang nampak atas orang tersebut dan prasangka baik terhadapnya.
※ Sedangkan orang yang menjarh membangun jarhnya di atas ilmu dan kenyataan yang ada.
(▴) Ini sebagaimana yang diketahui dari para ulama jarh wa ta'dil.
■ ومعظم الناس لا يعرفون قواعد الجرح والتعديل، { وأن الجرح المفصَّل مقدم على التعديل }
※ لأن المعدِّل يبني على الظاهر وعلى حسن الظن،
※ لوالجارح يبني على العلم والواقع،
[↑] كما هو معلوم عند أئمة الجرح والتعديل.
📚[Al-Haddul Fashil Bainal Haq wal Bathil]
❱ Berkata al-‘Allamah Ubaid al-Jabiriy hafizhahullah:
■ Ini merupakan kaidah jarh wa ta'dil (kaidah dalam mengkritik atau memuji seseorang), kesimpulannya, “Bahwa orang yang mengetahui, hujjah bagi orang yang tidak mengetahui.”
■ هذه قاعدة الجرح والتعديل، وملخصها: أن من علم حجة على من لم يعلم.
📚[Dari kaset: Al-Haddul Fashil baina Ahlis Sunnah wa Ahlil Bathil]
* * *
(➋) ❱ Berkata Al-Hafizh as-Suyuthi rahimahullah:
■ “Jika terkumpul pada seorang rawi adanya jarh yang terperinci dan ta’dil,
▸ maka jarh lebih didahulukan
▸ meskipun makin bertambah jumlah orang yang menta’dilnya.
(▴) Inilah yang lebih shahih menurut para Fuqoha’ dan ulama ahli ushul. Dan al-Khothib al-Baghdady telah menukilkan pendapat ini dari jumhur ulama.”
📚[Tadriibur Rowy, hal 364]
❱ وقال الحافظ السيوطي رحمه الله:
■ وإذا اجتمع فيه -أي الراوي- جرح مفسّر و تعديل، فالجرح مقدم و لو زاد عدد المعدل هذا
(▴) هو الأصح عند الفقهاء والأصوليين، ونقله الخطيب عن جمهور العلماء.
📚[تدريب الراوي ص364]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/mengenal-kaidah-jarh-wa-tadil.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
//-₪-//
(➊) Arsip dari WA Forum Salafy Purbalingga
(➋) Arsip dari WA FIK
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
۩ Mengenal Kaidah Jarh Wa Ta'dil ۩
🚇PIHAK YANG MENOLAK HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
▸ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
▸ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
▸ maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
▸ Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
▸ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
▸ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: __“Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
📀[ Telegram ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4643
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
🚇PIHAK YANG MENOLAK HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
▸ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
▸ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
▸ maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
▸ Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
▸ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
▸ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: __“Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
📀[ Telegram ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4643
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
(02)
▸ Demikian pula para pengikut asy-Syafi'i, apabila al-Imam asy-Syafi'i memberi rekomendasi kepada seseorang, semisal Ibrahim bin Abi Yahya, padahal para 'ulama selain beliau mengkritiknya, maka para pengikut asy-Syafi'i akan menerima kritikan tersebut.
◈ Mereka tidak mengatakan, “Demi Allah, dia adalah Imam kami. Demi Allah kami akan bersikap fanatik kepadanya karena beliau telah memberikan rekomendasi kepada si fulan dan dengan fanatik buta ini pula kami menaruh kepercayaan kepada orang yang telah dikritik ini. Kami akan menolak hujjah dan bukti-bukti tersebut dengan hujjah imam kami.”
[↑] Sungguh betapa jauhnya mereka dari perkataan semacam ini. Demikianlah, para ulama' itu mendidik ummat di atas manhaj yang benar lagi berkah ini.
※ Dan wajib bagi siapapun untuk meninggalkan sikap ta'ashshub kepada orang tertentu, siapapun dia kecuali kepada Nabi -ﷺ-.
▸ Beliaulah sosok yang tidak boleh dikritik dan tidak boleh pula untuk diterima pendapat orang yang menyelisihinya. Sesungguhnya Nabi -ﷺ- senantiasa berpusat pada al-haq, di manapun beliau berada.
▸ Demikian juga para sahabat beliau selalu berpusat pada al-haq.
▸ Adapun selain mereka, maka setiap orang bisa diterima pendapatnya dan bisa ditolak.
📚[Diambil dari Kaset kedua dari penjelasan beliau terhadap kitab “Haadil Arwah”]
🚇من ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ
❱ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺪﻛﺘﻮﺭ ﺭﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ:
◈ ﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺟﺮﻳﺞ ﻋﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﻋﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻋﺠﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ -ﷺ- ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: 《 ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻮﺍ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ﻭَﺯِﻳَﺎﺩَﺓٌ 》
(▴) ﻭﻫﺬﺍ ﺇﺳﻨﺎﺩ ﻓﻴﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ، «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ، ﻭﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺤﺪﺛﻴﻦ، ﻳﺰﻛﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ،
(▴) ﻭﻳﻨﺘﻘﺪﻩ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺿﻌَّﻔﻪ ﻭﻳﺒﺎﻟﻎ ﻓﻲ ﺗﻀﻌﻴﻔﻪ، ﻭﻣﻤﻦ ﻳﻀﻌﻔﻪ ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ:《 ﺇﻥَّ ﺃﺣﻤﺪ ﻳُﻌﺪِّﻟﻪ ﺃﻭ ﻳﺰﻛﻴﻪ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻟﻮ ﻋﺮﻓﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﻋﺮﻓﻨﺎﻩ ﻣﺎ ﺯﻛﺎﻩ! 》
※ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﻬﺞ ﻳﺴﻴﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥَّ ﻣَﻦْ ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻥَّ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﻣﻘﺪَّﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻌﺪﻳﻞ،
※ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻏﻀﺎﺿﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻭﻻ ﻧﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﻱ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﺰﻛِّﻲ ﺭﺟﻼً ﺛﻢ ﻳﺄﺗﻲ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻭ ﺩﻭﻧﻪ ﻓﻴﺜﺒﺖ ﺑﺎﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﻄﻌﻦ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺫﻟﻜﻢ ﺍﻹﻣﺎﻡ. ﻻ ﺿﻴﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ،
[↑] ﻭﻻ ﺣﺮﺝ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺗﻨﻘﺺ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﻣﺨﺎﻟﻒ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺷﻲﺀ،
※ ﻟﻤﺎﺫﺍ؟ ﻷﻧﻬﻢ ﻳﺪﻭﺭﻭﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﺠﺞ ﻭﺍﻟﺒﺮﺍﻫﻴﻦ، ﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻓﻼ ﺗﺄﺧﺬﻫﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻮﻣﺔ ﻻﺋﻢ،
◈ ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻝ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻠﻤﺎﺫﺍ ﺃﻧﺎ ﺃﺟﺮﺣﻪ؟! 》
[↑] ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻫﺬﺍ ﻏﻠﻂ، ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ، ﺑﻞ ﻳﺼﺪﻋﻮﻥ ﺑﺎﻟﺤﻖ، ﻭﻳﺘﻠﻘﺎﻩ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻛﻠﻬﻢ ﺑﺼﺪﻭﺭٍ ﺭﺣﺒﺔ، ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺮﺟﺎً ﺃﺑﺪﺍً، ﻟﻜﻦ ﺍﻵﻥ ﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﻋﺼﺮ ﺍﻟﻈﻠﻤﺎﺕ، ﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﺍﻟﻜﺜﻴﻒ، ﺍﻟﺬﻱ ﺷﻨَّﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺞ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ.
◈ ﻓﺎﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺇﻣﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﺃﺣﺪ: 《 ﺃﻥَّ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺍﺑﻦ ﻭﺍﺭﺓ ﻭﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﺟﺮَّﺣﻮﺍ «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ. 》
◈ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﺇﻧﻬﻢ ﻳﻨﺘﻘﺼﻮﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻭ ﻳﺨﺎﻟﻔﻮﻩ!، 》
[↑] ﻻ ﻛﻠﻬﻢ ﺳﻠَّﻤﻮﺍ.
※ ﻓﺘﺠﺪ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﺪﺣﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺟﺮَّﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺍﻟﺤﺠﺔ ﻣﻌﻬﻢ، ﻳﻘﺒﻠﻮﻥ ﺟﺮﺡ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺤﺠﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﺇﺫﺍ ﺯﻛﻰ ﻣﺜﻞ «ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻳﺤﻴﻰ»، ﻭﺟﺮﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ، ﺗﻠﻘﻮﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﺑﺎﻟﻘﺒﻮﻝ،
◈ ﻭﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻧﺘﻌﺼﺐ ﻟﻪ، ﻷﻧﻪ ﺯﻛَّﻰ ﻓﻼﻧﺎً، ﻭﻧﺤﻦ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻌﺼﺒﻴﺔ ﺍﻟﻌﻤﻴﺎﺀ ﻧﺜﺒﺖ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺠﺮﻭﺡ، ﻭﻧﺪﻓﻊ ﺑﺤﺠﺔ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ! 》
[↑] ﺣﺎﺷﺎﻫﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ ﻫﺬﺍ. ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺮﺑﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻄﻴﺐ،
※ ﻭﻳﺠﺐ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻌﺼﺐ ﻷﻱ ﺷﺨﺺٍ ﻛﺎﺋﻦ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ! ؛ ﺇﻻ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ-، ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻨﺘﻘﺪ ﻭﻻ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ، ﻓﺈﻥَّ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ- ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭ، ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ -ﷺ- ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻌﻬﻢ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭﻭﺍ، ﻭﻣﻦ ﻋﺪﺍﻫﻢ «ﻓﻜﻞ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻳﺮﺩ.
📚[منقول من ﺍﻟﺸﺮﻳﻂ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ «ﺣﺎﺩﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/10/orang-yang-mengetahui-merupakan-hujjah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SalafyBaturaja // Dari Majmu'ah Riyadhul Jannah As-Salafy
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
▸ Demikian pula para pengikut asy-Syafi'i, apabila al-Imam asy-Syafi'i memberi rekomendasi kepada seseorang, semisal Ibrahim bin Abi Yahya, padahal para 'ulama selain beliau mengkritiknya, maka para pengikut asy-Syafi'i akan menerima kritikan tersebut.
◈ Mereka tidak mengatakan, “Demi Allah, dia adalah Imam kami. Demi Allah kami akan bersikap fanatik kepadanya karena beliau telah memberikan rekomendasi kepada si fulan dan dengan fanatik buta ini pula kami menaruh kepercayaan kepada orang yang telah dikritik ini. Kami akan menolak hujjah dan bukti-bukti tersebut dengan hujjah imam kami.”
[↑] Sungguh betapa jauhnya mereka dari perkataan semacam ini. Demikianlah, para ulama' itu mendidik ummat di atas manhaj yang benar lagi berkah ini.
※ Dan wajib bagi siapapun untuk meninggalkan sikap ta'ashshub kepada orang tertentu, siapapun dia kecuali kepada Nabi -ﷺ-.
▸ Beliaulah sosok yang tidak boleh dikritik dan tidak boleh pula untuk diterima pendapat orang yang menyelisihinya. Sesungguhnya Nabi -ﷺ- senantiasa berpusat pada al-haq, di manapun beliau berada.
▸ Demikian juga para sahabat beliau selalu berpusat pada al-haq.
▸ Adapun selain mereka, maka setiap orang bisa diterima pendapatnya dan bisa ditolak.
📚[Diambil dari Kaset kedua dari penjelasan beliau terhadap kitab “Haadil Arwah”]
🚇من ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ
❱ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺪﻛﺘﻮﺭ ﺭﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ:
◈ ﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺟﺮﻳﺞ ﻋﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﻋﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻋﺠﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ -ﷺ- ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: 《 ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻮﺍ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ﻭَﺯِﻳَﺎﺩَﺓٌ 》
(▴) ﻭﻫﺬﺍ ﺇﺳﻨﺎﺩ ﻓﻴﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ، «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ، ﻭﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺤﺪﺛﻴﻦ، ﻳﺰﻛﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ،
(▴) ﻭﻳﻨﺘﻘﺪﻩ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺿﻌَّﻔﻪ ﻭﻳﺒﺎﻟﻎ ﻓﻲ ﺗﻀﻌﻴﻔﻪ، ﻭﻣﻤﻦ ﻳﻀﻌﻔﻪ ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ:《 ﺇﻥَّ ﺃﺣﻤﺪ ﻳُﻌﺪِّﻟﻪ ﺃﻭ ﻳﺰﻛﻴﻪ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻟﻮ ﻋﺮﻓﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﻋﺮﻓﻨﺎﻩ ﻣﺎ ﺯﻛﺎﻩ! 》
※ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﻬﺞ ﻳﺴﻴﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥَّ ﻣَﻦْ ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻥَّ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﻣﻘﺪَّﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻌﺪﻳﻞ،
※ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻏﻀﺎﺿﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻭﻻ ﻧﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﻱ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﺰﻛِّﻲ ﺭﺟﻼً ﺛﻢ ﻳﺄﺗﻲ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻭ ﺩﻭﻧﻪ ﻓﻴﺜﺒﺖ ﺑﺎﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﻄﻌﻦ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺫﻟﻜﻢ ﺍﻹﻣﺎﻡ. ﻻ ﺿﻴﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ،
[↑] ﻭﻻ ﺣﺮﺝ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺗﻨﻘﺺ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﻣﺨﺎﻟﻒ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺷﻲﺀ،
※ ﻟﻤﺎﺫﺍ؟ ﻷﻧﻬﻢ ﻳﺪﻭﺭﻭﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﺠﺞ ﻭﺍﻟﺒﺮﺍﻫﻴﻦ، ﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻓﻼ ﺗﺄﺧﺬﻫﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻮﻣﺔ ﻻﺋﻢ،
◈ ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻝ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻠﻤﺎﺫﺍ ﺃﻧﺎ ﺃﺟﺮﺣﻪ؟! 》
[↑] ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻫﺬﺍ ﻏﻠﻂ، ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ، ﺑﻞ ﻳﺼﺪﻋﻮﻥ ﺑﺎﻟﺤﻖ، ﻭﻳﺘﻠﻘﺎﻩ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻛﻠﻬﻢ ﺑﺼﺪﻭﺭٍ ﺭﺣﺒﺔ، ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺮﺟﺎً ﺃﺑﺪﺍً، ﻟﻜﻦ ﺍﻵﻥ ﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﻋﺼﺮ ﺍﻟﻈﻠﻤﺎﺕ، ﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﺍﻟﻜﺜﻴﻒ، ﺍﻟﺬﻱ ﺷﻨَّﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺞ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ.
◈ ﻓﺎﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺇﻣﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﺃﺣﺪ: 《 ﺃﻥَّ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺍﺑﻦ ﻭﺍﺭﺓ ﻭﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﺟﺮَّﺣﻮﺍ «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ. 》
◈ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﺇﻧﻬﻢ ﻳﻨﺘﻘﺼﻮﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻭ ﻳﺨﺎﻟﻔﻮﻩ!، 》
[↑] ﻻ ﻛﻠﻬﻢ ﺳﻠَّﻤﻮﺍ.
※ ﻓﺘﺠﺪ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﺪﺣﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺟﺮَّﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺍﻟﺤﺠﺔ ﻣﻌﻬﻢ، ﻳﻘﺒﻠﻮﻥ ﺟﺮﺡ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺤﺠﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﺇﺫﺍ ﺯﻛﻰ ﻣﺜﻞ «ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻳﺤﻴﻰ»، ﻭﺟﺮﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ، ﺗﻠﻘﻮﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﺑﺎﻟﻘﺒﻮﻝ،
◈ ﻭﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻧﺘﻌﺼﺐ ﻟﻪ، ﻷﻧﻪ ﺯﻛَّﻰ ﻓﻼﻧﺎً، ﻭﻧﺤﻦ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻌﺼﺒﻴﺔ ﺍﻟﻌﻤﻴﺎﺀ ﻧﺜﺒﺖ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺠﺮﻭﺡ، ﻭﻧﺪﻓﻊ ﺑﺤﺠﺔ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ! 》
[↑] ﺣﺎﺷﺎﻫﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ ﻫﺬﺍ. ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺮﺑﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻄﻴﺐ،
※ ﻭﻳﺠﺐ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻌﺼﺐ ﻷﻱ ﺷﺨﺺٍ ﻛﺎﺋﻦ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ! ؛ ﺇﻻ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ-، ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻨﺘﻘﺪ ﻭﻻ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ، ﻓﺈﻥَّ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ- ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭ، ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ -ﷺ- ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻌﻬﻢ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭﻭﺍ، ﻭﻣﻦ ﻋﺪﺍﻫﻢ «ﻓﻜﻞ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻳﺮﺩ.
📚[منقول من ﺍﻟﺸﺮﻳﻂ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ «ﺣﺎﺩﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/10/orang-yang-mengetahui-merupakan-hujjah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SalafyBaturaja // Dari Majmu'ah Riyadhul Jannah As-Salafy
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
www.alfawaaid.net
Orang Yang Mengetahui Merupakan Hujjah Atas Orang Yang Tidak Mengetahui
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
Forwarded from II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
(02)
▸ Demikian pula para pengikut asy-Syafi'i, apabila al-Imam asy-Syafi'i memberi rekomendasi kepada seseorang, semisal Ibrahim bin Abi Yahya, padahal para 'ulama selain beliau mengkritiknya, maka para pengikut asy-Syafi'i akan menerima kritikan tersebut.
◈ Mereka tidak mengatakan, “Demi Allah, dia adalah Imam kami. Demi Allah kami akan bersikap fanatik kepadanya karena beliau telah memberikan rekomendasi kepada si fulan dan dengan fanatik buta ini pula kami menaruh kepercayaan kepada orang yang telah dikritik ini. Kami akan menolak hujjah dan bukti-bukti tersebut dengan hujjah imam kami.”
[↑] Sungguh betapa jauhnya mereka dari perkataan semacam ini. Demikianlah, para ulama' itu mendidik ummat di atas manhaj yang benar lagi berkah ini.
※ Dan wajib bagi siapapun untuk meninggalkan sikap ta'ashshub kepada orang tertentu, siapapun dia kecuali kepada Nabi -ﷺ-.
▸ Beliaulah sosok yang tidak boleh dikritik dan tidak boleh pula untuk diterima pendapat orang yang menyelisihinya. Sesungguhnya Nabi -ﷺ- senantiasa berpusat pada al-haq, di manapun beliau berada.
▸ Demikian juga para sahabat beliau selalu berpusat pada al-haq.
▸ Adapun selain mereka, maka setiap orang bisa diterima pendapatnya dan bisa ditolak.
📚[Diambil dari Kaset kedua dari penjelasan beliau terhadap kitab “Haadil Arwah”]
🚇من ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ
❱ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺪﻛﺘﻮﺭ ﺭﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ:
◈ ﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺟﺮﻳﺞ ﻋﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﻋﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻋﺠﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ -ﷺ- ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: 《 ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻮﺍ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ﻭَﺯِﻳَﺎﺩَﺓٌ 》
(▴) ﻭﻫﺬﺍ ﺇﺳﻨﺎﺩ ﻓﻴﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ، «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ، ﻭﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺤﺪﺛﻴﻦ، ﻳﺰﻛﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ،
(▴) ﻭﻳﻨﺘﻘﺪﻩ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺿﻌَّﻔﻪ ﻭﻳﺒﺎﻟﻎ ﻓﻲ ﺗﻀﻌﻴﻔﻪ، ﻭﻣﻤﻦ ﻳﻀﻌﻔﻪ ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ:《 ﺇﻥَّ ﺃﺣﻤﺪ ﻳُﻌﺪِّﻟﻪ ﺃﻭ ﻳﺰﻛﻴﻪ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻟﻮ ﻋﺮﻓﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﻋﺮﻓﻨﺎﻩ ﻣﺎ ﺯﻛﺎﻩ! 》
※ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﻬﺞ ﻳﺴﻴﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥَّ ﻣَﻦْ ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻥَّ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﻣﻘﺪَّﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻌﺪﻳﻞ،
※ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻏﻀﺎﺿﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻭﻻ ﻧﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﻱ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﺰﻛِّﻲ ﺭﺟﻼً ﺛﻢ ﻳﺄﺗﻲ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻭ ﺩﻭﻧﻪ ﻓﻴﺜﺒﺖ ﺑﺎﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﻄﻌﻦ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺫﻟﻜﻢ ﺍﻹﻣﺎﻡ. ﻻ ﺿﻴﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ،
[↑] ﻭﻻ ﺣﺮﺝ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺗﻨﻘﺺ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﻣﺨﺎﻟﻒ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺷﻲﺀ،
※ ﻟﻤﺎﺫﺍ؟ ﻷﻧﻬﻢ ﻳﺪﻭﺭﻭﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﺠﺞ ﻭﺍﻟﺒﺮﺍﻫﻴﻦ، ﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻓﻼ ﺗﺄﺧﺬﻫﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻮﻣﺔ ﻻﺋﻢ،
◈ ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻝ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻠﻤﺎﺫﺍ ﺃﻧﺎ ﺃﺟﺮﺣﻪ؟! 》
[↑] ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻫﺬﺍ ﻏﻠﻂ، ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ، ﺑﻞ ﻳﺼﺪﻋﻮﻥ ﺑﺎﻟﺤﻖ، ﻭﻳﺘﻠﻘﺎﻩ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻛﻠﻬﻢ ﺑﺼﺪﻭﺭٍ ﺭﺣﺒﺔ، ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺮﺟﺎً ﺃﺑﺪﺍً، ﻟﻜﻦ ﺍﻵﻥ ﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﻋﺼﺮ ﺍﻟﻈﻠﻤﺎﺕ، ﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﺍﻟﻜﺜﻴﻒ، ﺍﻟﺬﻱ ﺷﻨَّﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺞ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ.
◈ ﻓﺎﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺇﻣﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﺃﺣﺪ: 《 ﺃﻥَّ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺍﺑﻦ ﻭﺍﺭﺓ ﻭﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﺟﺮَّﺣﻮﺍ «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ. 》
◈ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﺇﻧﻬﻢ ﻳﻨﺘﻘﺼﻮﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻭ ﻳﺨﺎﻟﻔﻮﻩ!، 》
[↑] ﻻ ﻛﻠﻬﻢ ﺳﻠَّﻤﻮﺍ.
※ ﻓﺘﺠﺪ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﺪﺣﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺟﺮَّﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺍﻟﺤﺠﺔ ﻣﻌﻬﻢ، ﻳﻘﺒﻠﻮﻥ ﺟﺮﺡ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺤﺠﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﺇﺫﺍ ﺯﻛﻰ ﻣﺜﻞ «ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻳﺤﻴﻰ»، ﻭﺟﺮﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ، ﺗﻠﻘﻮﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﺑﺎﻟﻘﺒﻮﻝ،
◈ ﻭﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻧﺘﻌﺼﺐ ﻟﻪ، ﻷﻧﻪ ﺯﻛَّﻰ ﻓﻼﻧﺎً، ﻭﻧﺤﻦ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻌﺼﺒﻴﺔ ﺍﻟﻌﻤﻴﺎﺀ ﻧﺜﺒﺖ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺠﺮﻭﺡ، ﻭﻧﺪﻓﻊ ﺑﺤﺠﺔ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ! 》
[↑] ﺣﺎﺷﺎﻫﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ ﻫﺬﺍ. ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺮﺑﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻄﻴﺐ،
※ ﻭﻳﺠﺐ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻌﺼﺐ ﻷﻱ ﺷﺨﺺٍ ﻛﺎﺋﻦ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ! ؛ ﺇﻻ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ-، ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻨﺘﻘﺪ ﻭﻻ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ، ﻓﺈﻥَّ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ- ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭ، ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ -ﷺ- ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻌﻬﻢ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭﻭﺍ، ﻭﻣﻦ ﻋﺪﺍﻫﻢ «ﻓﻜﻞ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻳﺮﺩ.
📚[منقول من ﺍﻟﺸﺮﻳﻂ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ «ﺣﺎﺩﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/10/orang-yang-mengetahui-merupakan-hujjah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SalafyBaturaja // Dari Majmu'ah Riyadhul Jannah As-Salafy
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
▸ Demikian pula para pengikut asy-Syafi'i, apabila al-Imam asy-Syafi'i memberi rekomendasi kepada seseorang, semisal Ibrahim bin Abi Yahya, padahal para 'ulama selain beliau mengkritiknya, maka para pengikut asy-Syafi'i akan menerima kritikan tersebut.
◈ Mereka tidak mengatakan, “Demi Allah, dia adalah Imam kami. Demi Allah kami akan bersikap fanatik kepadanya karena beliau telah memberikan rekomendasi kepada si fulan dan dengan fanatik buta ini pula kami menaruh kepercayaan kepada orang yang telah dikritik ini. Kami akan menolak hujjah dan bukti-bukti tersebut dengan hujjah imam kami.”
[↑] Sungguh betapa jauhnya mereka dari perkataan semacam ini. Demikianlah, para ulama' itu mendidik ummat di atas manhaj yang benar lagi berkah ini.
※ Dan wajib bagi siapapun untuk meninggalkan sikap ta'ashshub kepada orang tertentu, siapapun dia kecuali kepada Nabi -ﷺ-.
▸ Beliaulah sosok yang tidak boleh dikritik dan tidak boleh pula untuk diterima pendapat orang yang menyelisihinya. Sesungguhnya Nabi -ﷺ- senantiasa berpusat pada al-haq, di manapun beliau berada.
▸ Demikian juga para sahabat beliau selalu berpusat pada al-haq.
▸ Adapun selain mereka, maka setiap orang bisa diterima pendapatnya dan bisa ditolak.
📚[Diambil dari Kaset kedua dari penjelasan beliau terhadap kitab “Haadil Arwah”]
🚇من ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ
❱ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺪﻛﺘﻮﺭ ﺭﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ:
◈ ﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺟﺮﻳﺞ ﻋﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﻋﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻋﺠﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ -ﷺ- ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: 《 ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻮﺍ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ﻭَﺯِﻳَﺎﺩَﺓٌ 》
(▴) ﻭﻫﺬﺍ ﺇﺳﻨﺎﺩ ﻓﻴﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ، «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ، ﻭﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺤﺪﺛﻴﻦ، ﻳﺰﻛﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ،
(▴) ﻭﻳﻨﺘﻘﺪﻩ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺿﻌَّﻔﻪ ﻭﻳﺒﺎﻟﻎ ﻓﻲ ﺗﻀﻌﻴﻔﻪ، ﻭﻣﻤﻦ ﻳﻀﻌﻔﻪ ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ:《 ﺇﻥَّ ﺃﺣﻤﺪ ﻳُﻌﺪِّﻟﻪ ﺃﻭ ﻳﺰﻛﻴﻪ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻟﻮ ﻋﺮﻓﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﻋﺮﻓﻨﺎﻩ ﻣﺎ ﺯﻛﺎﻩ! 》
※ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﻬﺞ ﻳﺴﻴﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥَّ ﻣَﻦْ ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻥَّ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﻣﻘﺪَّﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻌﺪﻳﻞ،
※ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻏﻀﺎﺿﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻭﻻ ﻧﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﻱ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﺰﻛِّﻲ ﺭﺟﻼً ﺛﻢ ﻳﺄﺗﻲ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻭ ﺩﻭﻧﻪ ﻓﻴﺜﺒﺖ ﺑﺎﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﻄﻌﻦ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺫﻟﻜﻢ ﺍﻹﻣﺎﻡ. ﻻ ﺿﻴﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ،
[↑] ﻭﻻ ﺣﺮﺝ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺗﻨﻘﺺ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﻣﺨﺎﻟﻒ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺷﻲﺀ،
※ ﻟﻤﺎﺫﺍ؟ ﻷﻧﻬﻢ ﻳﺪﻭﺭﻭﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﺠﺞ ﻭﺍﻟﺒﺮﺍﻫﻴﻦ، ﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻓﻼ ﺗﺄﺧﺬﻫﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻮﻣﺔ ﻻﺋﻢ،
◈ ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻝ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻠﻤﺎﺫﺍ ﺃﻧﺎ ﺃﺟﺮﺣﻪ؟! 》
[↑] ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻫﺬﺍ ﻏﻠﻂ، ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ، ﺑﻞ ﻳﺼﺪﻋﻮﻥ ﺑﺎﻟﺤﻖ، ﻭﻳﺘﻠﻘﺎﻩ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻛﻠﻬﻢ ﺑﺼﺪﻭﺭٍ ﺭﺣﺒﺔ، ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺮﺟﺎً ﺃﺑﺪﺍً، ﻟﻜﻦ ﺍﻵﻥ ﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﻋﺼﺮ ﺍﻟﻈﻠﻤﺎﺕ، ﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﺍﻟﻜﺜﻴﻒ، ﺍﻟﺬﻱ ﺷﻨَّﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺞ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ.
◈ ﻓﺎﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺇﻣﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﺃﺣﺪ: 《 ﺃﻥَّ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺍﺑﻦ ﻭﺍﺭﺓ ﻭﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﺟﺮَّﺣﻮﺍ «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ. 》
◈ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﺇﻧﻬﻢ ﻳﻨﺘﻘﺼﻮﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻭ ﻳﺨﺎﻟﻔﻮﻩ!، 》
[↑] ﻻ ﻛﻠﻬﻢ ﺳﻠَّﻤﻮﺍ.
※ ﻓﺘﺠﺪ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﺪﺣﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺟﺮَّﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺍﻟﺤﺠﺔ ﻣﻌﻬﻢ، ﻳﻘﺒﻠﻮﻥ ﺟﺮﺡ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺤﺠﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﺇﺫﺍ ﺯﻛﻰ ﻣﺜﻞ «ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻳﺤﻴﻰ»، ﻭﺟﺮﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ، ﺗﻠﻘﻮﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﺑﺎﻟﻘﺒﻮﻝ،
◈ ﻭﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻧﺘﻌﺼﺐ ﻟﻪ، ﻷﻧﻪ ﺯﻛَّﻰ ﻓﻼﻧﺎً، ﻭﻧﺤﻦ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻌﺼﺒﻴﺔ ﺍﻟﻌﻤﻴﺎﺀ ﻧﺜﺒﺖ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺠﺮﻭﺡ، ﻭﻧﺪﻓﻊ ﺑﺤﺠﺔ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ! 》
[↑] ﺣﺎﺷﺎﻫﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ ﻫﺬﺍ. ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺮﺑﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻄﻴﺐ،
※ ﻭﻳﺠﺐ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻌﺼﺐ ﻷﻱ ﺷﺨﺺٍ ﻛﺎﺋﻦ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ! ؛ ﺇﻻ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ-، ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻨﺘﻘﺪ ﻭﻻ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ، ﻓﺈﻥَّ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ- ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭ، ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ -ﷺ- ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻌﻬﻢ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭﻭﺍ، ﻭﻣﻦ ﻋﺪﺍﻫﻢ «ﻓﻜﻞ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻳﺮﺩ.
📚[منقول من ﺍﻟﺸﺮﻳﻂ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ «ﺣﺎﺩﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/10/orang-yang-mengetahui-merupakan-hujjah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SalafyBaturaja // Dari Majmu'ah Riyadhul Jannah As-Salafy
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
www.alfawaaid.net
Orang Yang Mengetahui Merupakan Hujjah Atas Orang Yang Tidak Mengetahui
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
Forwarded from II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
۩ Mengenal Kaidah Jarh Wa Ta'dil ۩
🚇PIHAK YANG MENOLAK HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
▸ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
▸ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
▸ maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
▸ Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
▸ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
▸ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: __“Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
📀[ Telegram ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4643
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
🚇PIHAK YANG MENOLAK HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
▸ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
▸ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
▸ maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
▸ Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
▸ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
▸ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: __“Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
📀[ Telegram ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4643
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi