𝐇𝐮𝐤𝐮𝐦 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐛𝐢𝐭 (𝐁𝐞𝐫𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦) 𝐝𝐢 𝐌𝐢𝐧𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐓𝐚𝐫𝐰𝐢𝐲𝐚𝐡

🫧 Di antara sunnah haji adalah melakukan mabit di Mina saat hari tarwiyah (8 Dzulhijjah), malam 9 Dzulhijjah. Namun pada prakteknya, sedikit sekali yang melakukan sunnah haji ini. Berbagai alasan kenapa sampai mabit ini ditinggalkan, di antaranya karena pertimbangan biaya tenda dan makan, juga karena ingin mengejar keberadaan di Arafah. Karena jika terlalu mepet dengan hari H, biasa terjebak macet.

🎈Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz pernah ditanya, "Apa hukum meninggalkan mabit di Mina pada hari kesembilan dari bulan Dzulhijjah karena adanya kebakaran di Mina pada tahun 1417 H?"

Syaikh rahimahullah menjawab, "Tidak terkena hukuman apa-apa jika meninggalkan mabit di Mina pada malam kesembilan Dzulhijjah karena hukum mabit tersebut adalah sunnah dan bukan wajib. Namun jika engkau tidak mabit di Muzdalifah setelah bertolak dari Arafah pada malam kesepuluh, ketika itu barulah ada damm. Damm tersebut berupa hewan yang disembelih untuk fakir miskin yang ada di Makkah. Hewan tersebut sebagaimana hewan yang disembelih dalam udhiyah (ibadah kurban). Jika engkau tidak mabit di Muzdalifah setelah bertolak dari Arafah pada malam kesepuluh, ketika itu barulah ada damm. Damm tersebut berupa hewan yang disembelih untuk fakir miskin yang ada di Makkah. Hewan tersebut sebagaimana hewan yang disembelih dalam udhiyah (ibadah kurban). Jika engkau tidak mabit di Mina pada malam kesebelas, maka engkau diharuskan untuk bersedekah dengan kurban tersebut sesuai dengan apa yang Allah mudahkan. Jika engkau menunaikan sembelihan yang nanti dibagi kepada fakir miskin, maka itu lebih hati-hati dan menggugurkan kewajiban." (Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/757)

Wallahu a'lam. Wallahu waliyyut taufiq.

Sumber: 🖇 https://muslim.or.id/18516-meninggalkan-mabit-di-mina-pada-hari-tarwiyah.html
✍️ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc.

#wlingimengaji #haji

𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐋𝐀𝐊𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐈𝐍𝐈! 𝟏𝟏 𝐀𝐌𝐀𝐋𝐀𝐍 𝐁𝐈𝐃'𝐀𝐇 𝐃𝐈 𝐁𝐔𝐋𝐀𝐍 𝐌𝐔𝐇𝐀𝐑𝐑𝐀𝐌 ⚠️

Berikut adalah beberapa amalan bid’ah (tidak ada tuntunan) yang ada di bulan Muharram yang masih laris manis di tengah-tengah kaum muslimin di tanah air:

1️⃣ Keyakinan bahwa bulan Muharram adalah bulan keramat (tidak ada dalilnya, keyakinan jahiliyyah)

2️⃣ Doa awal dan akhir tahun (tidak ada dalilnya)

3️⃣ Peringatan tahun baru hijriyyah (tidak ada dalilnya)

4️⃣ Puasa awal tahun baru hijriyyah (hadits palsu)

5️⃣ Menghidupkan malam pertama bulan Muharram (hadits palsu)

6️⃣ Menghidupkan malam hari ‘Asyuro (tidak ada tuntunan yang menganjurkannya)

Syaikh Bakr Abu Zaid berkata:

“Termasuk bentuk bid’ah dzikir dan doa adalah menghidupkan malam hari ‘Asyuro dengan dzikir dan ibadah. Mengkhususkan do’a pada malam hari ini dengan nama do’a hari Asyuro, yang konon katanya barangsiapa yang membaca doa ini tidak akan mati tahun tersebut. Atau membaca surat al-Qur’an yang disebutkan nama Musa pada shalat subuh hari ‘Asyuro [10]. Semua ini adalah perkara yang tidak dikehendaki oleh Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin”.

7️⃣ Shalat ‘Asyuro (hadits palsu)

8️⃣ Do’a hari ‘Asyuro (tidak ada dalilnya)

Do'a pada hari asyuro' tidak ada asalnya dari Nabi, para sahabat maupun para tabi’in. Tidak disebutkan dalam hadits-hadits yang lemah apalagi hadits yang shahih. Do’a ini hanya berasal dari ucapan sebagian manusia. Bahkan sebagian syaikh sufi ada yang berlebihan bahwa barangsiapa yang membaca doa ini pada hari ‘Asyuro dia tidak akan mati pada tahun tersebut. Ucapan ini jelas batil dan mungkar.

9️⃣ Memperingati hari kematian Husein (ajaran syi'ah, tidak ada dalilnya)

1️⃣0️⃣ Peringatan hari suka cita (tidak ada dalil yang memperbolehkan)

1️⃣1️⃣ Berbagai ritual dan adat istiadat di tanah air yang mengandung unsur kesyirikan

Sumber:
🖇 https://muslim.or.id/23085-11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html

📸 @wlingimengaji x @thequran_path

#wlingimengaji #bid'ah #muharram

••══••◈❁❒📖📱📖❒❁◈••══••⁣
Follow us on
• Instagram | instagram.com/wlingimengajiofficial dan instagram.com/wlingimengajiedu
• Telegram | t.me/wlingimengaji
• Facebook | facebook.com/wlingimengaji
• YouTube | YouTube.com/@wlingimengajitv

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐔𝐜𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐍𝐨𝐧𝐦𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦

Seorang muslim tidak boleh terlebih dahulu memberikan ucapan salam kepada nonmuslim. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

لا تبدؤوا اليهود ولا النصارى بالسلام

"Janganlah engkau mendahului orang Yahudi dan Nasrani dalam mengucapkan salam" (HR. Muslim no. 2167).

Maka tidak boleh mengucapkan salam kepada mereka baik berupa tahiyyatul Islam (assalamu'alaikum), atau “salam sejahtera", "shalom", "om swastyastu", atau ucapan-ucapan yang maknanya doa keselamatan lainnya.

Namun jika orang nonmuslim mengucapkan salam, maka jawab dengan "wa'alaikum (semoga kamu juga)" saja. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam:

إذا سَلَّمَ عليكم أهْلُ الكِتابِ فَقُولوا : وعليكم

"Jika ahlul Kitab mengucapkan salam kepada kalian maka ucapkanlah: wa'alaikum" (HR. Bukhari no. 6258, Muslim no.2163).

Sumber :
🖇 https://kangaswad.wordpress.com/2019/04/27/tidak-boleh-terlebih-dulu-memberikan-salam-kepada-non-muslim/

📷 @wlingimengajiofficial x @thequran_path

#wlingimengaji #salam

••══••◈❁❒📖📱📖❒❁◈••══••⁣

Follow us on
• Instagram | instagram.com/wlingimengajiofficial dan instagram.com/wlingimengajiedu
• Telegram | t.me/wlingimengaji
• Facebook | facebook.com/wlingimengaji
• YouTube | YouTube.com/@wlingimengajitv