Pernyataan Ibnul Qayyim Rahimahullah ini menyampaikan pesan penting tentang hubungan antara ikhlas (ketulusan) dan keinginan untuk dipuji atau mendapatkan pujian dari manusia. Beliau mengatakan bahwa sifat ikhlas, yang merupakan motivasi tulus dalam berbuat baik, tidak dapat bersamaan dengan rasa senang dipuji, disanjung, atau menginginkan pengakuan dari orang lain.

Dalam perbandingan yang digunakan, Ibnul Qayyim Rahimahullah menggambarkan ikhlas dan keinginan untuk dipuji sebagaimana air dan api yang tidak dapat berkumpul. Air dan api adalah elemen yang kontras dan saling bertentangan. Begitu pula, ikhlas dan keinginan untuk dipuji adalah sifat-sifat yang saling bertentangan dalam hati seseorang.

Pesan yang terkandung dalam pernyataan ini adalah pentingnya memeriksa dan membersihkan niat kita dalam melakukan perbuatan baik. Jika kita berharap mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, maka niat kita mungkin tidak sepenuhnya ikhlas. Ikhlas seharusnya didorong oleh keinginan tulus untuk beribadah kepada Allah atau melakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan dari manusia.

Intinya, Ibnul Qayyim Rahimahullah mengingatkan kita bahwa sifat ikhlas dan keinginan untuk dipuji adalah dua hal yang bertentangan dalam hati. Sebagai muslim, penting bagi kita untuk mengkaji niat kita dalam melakukan perbuatan baik dan berusaha untuk menjaga ikhlas dalam tindakan kita, tanpa tergoda oleh keinginan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari manusia.

Media Official @sunnahstori
👇

🖥 Youtube : youtube.com/SunnahStori.
🌐 Telegram : t.me/sunnahstori
📱 Instagram : Instagram.com/sunnahstori
💻 Facebook : facebook.com/SunnahStori.,

#30hariberkonten #kreatifbersamaMCC #ikhlas #tauhid #semangat #dakwah #bersyukur #sunnah #islam #motivasi #hijrah #muslim #alhamdulillah #dakwahtauhid #bismillah #muslimah #manhajsalaf #indonesia #pemudahijrah #kajianislam #kajiansunnah #kajianyuk #beraniberhijrah