PONPES ASSUNNAH BATU
9.52K subscribers
1.01K photos
197 videos
9 files
3.42K links
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
Download Telegram
🎙🪞💎 MEREKA MENJADI TELADAN BAIK BAGI GENERASI SETELAHNYA

▫️▫️▫️

💡 Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, seorang imam (pemuka dan teladannya) ahlus sunnah. Tegak kokoh dalam fitnah besar ketika itu, beliau bagaikan batu karang di tengah hantaman ombak dan hempasan badai. Seorang dengan keilmuan yang sangat luas dan hafalan yang sangat kokoh. Hingga dijuluki dengan Imamu Ahlis Sunnah (pemukanya ahlus sunnah)...

🥑 Di antara sekelumit bukti luasnya ilmu Ahmad bin Hanbal rahimahullah, yang dinyatakan langsung oleh sang murid, al-Imam Ibrahim al-Harbi rahimahullah, beliau berkata,

رأيت أبا عبد الله، كأن الله جمع له علم الأولين والآخرين.

“Aku melihat Abu Abdillah (Ahmad bin Hanbal -pen), seakan Allah mengumpulkan untuknya ilmu orang dahulu dan ilmu orang belakangan.”

🍃 Terkait hafalan, dipersaksikan oleh salah seorang murid besar beliau, Abu Zur'ah ar-Razi, seorang pakar hadits yang disejajarkan oleh para ulama dengan al-Bukhari dari segi kekuatan hafalannya. Beliau menegaskan kepada putra al-Imam Ahmad, yaitu Abdullah, kata beliau rahimahullah,

أبوك يحفظ ألف ألف حديث.

"Ayahmu telah hafal 1 juta hadits."

Allahu akbar...!

✒️ Penulis sering mengulang-ulang penjelasan, ketika dalam kesempatan membawakan narasi dari Abu Zur'ah ini, penulis sampaikan bahwa 1 juta hadits jangan disamakan dengan uang 1 juta rupiah dengan pecahan uang 100 ribu atau 50 ribu!!! Kalau kamu ingin mengetahui seberapa banyak 1 juta hadits itu, coba kamu tulis satu hadits di setiap satu lembar kertas, dan kumpulkan sebanyak 1 juta, dari situ kamu akan memahami dengan sebenar-benarnya dari angka 1 juta hadits.

🍎 Bahkan persaksian spektakuler tentang kapabilitas keilmuan al-Imam Ahmad rahimahullah datang dari teman sejawat yang juga sangat berilmu di masanya. Al-Imam Ishaq bin Rahuyah rahimahullah mengisahkan,

كنت أجالس أحمد وابن معين، ونتذاكر، فأقول: ما فقهه؟ ما تفسيره؟ فيسكتون إلا أحمد.

"Aku pernah duduk-duduk dengan Ahmad dan Yahya ibnu Ma'in, kami saling berdiskusi ilmu, maka aku bertanya,

“Apa fikihnya? Apa tafsirnya (dari ilmu ini)?”

Seluruhnya diam kecuali Ahmad."

Sekaliber Ishaq bin Rahuyah rahimahullah, sang hafidz yang sangat kuat hafalannya, begitu pula Yahya bin Ma'in rahimahullah, sang imam yang sangat pakar di bidang Jarh wa Ta'dil itu. Keduanya merupakan pemuka ulama di masanya, dan rujukan para penuntut ilmu ketika itu. Kendati demikian, ketika berdiskusi dan murajaah ilmu, lebih memilih untuk diam ketika Ahmad bin Hanbal di tengah-tengah mereka, padahal Ahmad adalah yang paling mudanya di antara mereka.

Demikianlah para ulama di setiap generasi, sifat tawadhu dan kehati-hatian sangat menghiasi diri-diri mereka. Mereka pun sangat menghormati orang yang berilmu di antara mereka, sekali pun dia masih muda usianya.

Ahmad bin Hanbal rahimahullah bukan hanya sebagai imam di bidang ilmu dan hadits saja, bahkan beliau juga imam dan teladan umat dalam akhlak dan perangainya.

▪️Al-Husain bin Ismail rahimahullah menyampaikan dari ayahnya,

كان يجتمع في مجلس أحمد زهاء خمسة آلاف - أو يزيدون - نحو خمس مائة يكتبون، والباقون يتعلمون منه حسن الأدب والسمت.

"Dahulu ada sekitar lima ribu orang -atau lebih- yang biasa berkumpul di majelisnya Ahmad, hanya sekitar lima ratus orang saja yang menulis, selebihnya mereka mempelajari dari beliau adab yang baik dan sopan santun."

▪️ Sebagai penutup, satu pernyataan lagi dari al-Marrūdzi rahimahullah tentang akhlak mulia al-Imam Ahmad, kata beliau,

لم أر الفقير في مجلس أعز منه في مجلس أحمد، كان مائلا إليهم، مقصرا عن أهل الدنيا، وكان فيه حلم، ولم يكن بالعجول، وكان كثير التواضع، تعلوه السكينة والوقار...

"Aku belum pernah menyaksikan orang miskin di sebuah majelis yang lebih dimuliakan daripada di majelisnya Ahmad, beliau berempati kepada mereka, mengabaikan ahli dunia, lemah lembut pada diri beliau, tidak serampangan, beliau sangat rendah hati, sangat tenang dan berwibawa."

✒️ Siyar A'lāmin Nubalā' 11/188-316

Sore hari, bersama santri MTW banin as-Sunnah, 02 Rabi`ul Awwal 1445 H

▫️▫️▫️
#teladan #figur
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
🌧🌧 PERJUANGAN KITA BELUM APA-APA...

▫️▫️▫️

Berikut ini sekelumit kisah perjuangan 'ulama dalam berkarya. Kalau kita mengaca, minder jika kita sudah merasa berjasa. Sebut saja salah satu dari mereka :

Al-Imam Al-Hafidz Al-Muarrikh Al-Mufassir Syaikhul Muhadditsin 'Imadud Diin Abul Fida' Isma'il Bin 'Umar Bin Katsir Al-Qurasyi Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i, yang biasa dikenal dengan sebutan,

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah.

Jika kita telisik lebih dalam, beliau rahimahullah memiliki segudang karya yang sangat banyak. Entah berapa lama, berapa tinta dan pena yang beliau habiskan untuk menulis karya-karya itu.

Coba bayangkan, 3 kitab yang kita sebutkan, salah satu gambaran kerja keras dari penulis dalam berdakwah dengan tulisan, seperti diantaranya:

1⃣ Tafsîr Al-Qurân Al-'Adzhîm, yang lebih dikenal tafsir Ibnu Katsir, dan berhasil dicetak dalam jumlah 8 jilid pada cet. Al-Maktabah Al-Islamiyyah. Kitab yang menerangkan tafsir Al-Quran dengan sumber riwayat-riwayat sahabat.

2⃣ Al-Bidâyah Wan-Nihâyah. Kitab besar yang berjumlah 7 jilid, dengan cet. Dar Ibn Al-Jauzi, menceritakan tentang sejarah-sejarah dunia sejak zaman Nabi Adam 'alaihis salam sampai zaman-zaman setelahnya.

3⃣ At-Takmîl Fi Ma'rifati Ats-Tsiqât Wa Adh-Dhu'afâ' wa Al-Majâhîl. Kitab yang menjelaskan tentang kondisi perawi-perawi hadits, yang merupakan gabungan antara kitab Tahdzîb Al-Kamâl dan Mîzân Al-I'tidâl. Dan tercetak sebanyak 5 jilid.

Luar biasa, itupun hanya beberapa.

Tapi yang lebih hebat lagi... Pada kesempatan lain, beliau menulis sebuah karya besar yang berjudul Jâmi' Al-Masâníd wa As-Sunan.

Sebuah kitab yang merupakan gabungan 10 kitab-kitab induk hadits, gabungan Al-Kutub As-Sittah (Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An-Nasai, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibni Majah) dan ditambah musnad-musnad yang empat (Musnad Imam Ahmad, Musnad Al Bazzar, Musnad Abi Ya'la, dan Al-Mu'jam Al-Kabir).

Coba Bayangkan, di sekitar tahun 770-an Hijriah, dengan SDM yang belum modern, belum ada program copy paste atau mesin foto copy, kitab yang berisi lebih dari ratusan ribu hadits ini, ditulis oleh beliau satu persatu sesuai dengan urutan abjad nama-nama perawi hadits dari kalangan para sahabat-sahabat Nabi radhiyallahu 'anhum ajma'in yang termaktub dalam kitab-kitab tersebut.

Bukan suatu yang mudah dan kecil.

Sampai-sampai pada percetakan Darul Kutub Al 'Ilmiyyah, karya beliau ini tercetak sampai berjumlah 18 Jilid kitab.

Dengan susah payah, dan tenaga extra beliau kerahkan semua kemampuan untuk merampungkan kitab besar ini.

Namun apa daya dan asa, di akhir-akhir penulisan Jâmi'ul Masânîd, ternyata kurang lengkap hasil akhir penulisan beliau dari sebagian Musnad sahabat Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu.

Karena memang satu musnad pada kitab Mu'jam Al-Kabir karya Al-Imam Ath-Thabrani rahimahullah belum termaktub musnad sahabat Abi Hurairah.

Sampai akhirnya di penghujung umur beliau, sempat bercerita tentang pengalaman hebatnya itu.

Di sisi lain, ternyata itu juga sebagai pecutan untuk kita yang belum ada apa-apanya. Kata beliau rahimahullah,

"Aku terus menerus menulis kitab itu (Jami' Al-Masanid) di gelapnya malam. Adapun lentera yang menerangiku, kondisinya redup-redup.

Sampai akhirnya mataku pun pergi bersamanya (mengalami kebutaan). Mudah-mudahan Allah memunculkan seseorang yang akan menyempurnakan kitab tersebut, di samping juga sudah mudah; karena belum termaktub di dalam kitab Mu'jam Ath-Thabrani Al-Kabir musnad sahabat abu hurairah radhiyallahu 'anhu."

🌹Ternyata ketetapan Allah mendahului asa beliau. Hingga akhirnya beliau-pun meninggal dunia di penghujung umurnya yang ke-74 pada tahun 774 H, dan belum lengkap kitab besarnya tersebut dengan musnad Abi Hurairah pada kitab Mu'jam Ath-thabarani Al-Kabir.

Semoga Allah balas beliau dengan pahala dan surga di sisi-Nya.

✒️ [Lihat: Muqaddimah Al-Bidayah Wa An-Nihayah & Tadwin As-Sunnah hlm. 222]

✍🏼 Al-Ustadz Abu Sufyan حفظـہ اللـہ
(Di Bawah Kaki Panderman, Jumadal Akhirah 1445 H)

▫️▫️▫️
#biografi #figur #perjuangan #ulama #karyatulis
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📜🚪📝 SEJARAWAN ISLAM YANG TIDAK MENGANGGAP SEJARAH DIRINYA

▫️▫️▫️

Bukankah sangat tidak sopan jika ada orang yang menganggap pakar sejarah yang satu ini adalah ulama biasa. Ya, dia dijuluki sebagai Al-Imam (seorang panutan), Al-'Allamah (yang sangat luas ilmunya), Al-Hafidz (seorang penghafal pilih tanding), Mu-arrikhul Islam (sejarawan Islam), Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin 'Utsman Adz-Dzahabi rahimahullah.

Kitab-kitab yang beliau tulis menjadi bukti kapabilitasnya dalam banyak bidang ilmu, terlebih dalam ilmu sejarah Islam. Sebut saja di antara karya tulis beliau:

Tārīkhul Islām. Kitab ini kini tercetak di antaranya hingga 15 jilid, beliau memulainya dari Sirah Nabawiyyah, hingga peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di zaman beliau.

Siyar A'lāmin Nubalā'. Karya tulis yang sangat fenomenal dan menjadi kitab yang sangat diminati oleh banyak kalangan. Kitab ini sudah diterbitkan dalam bentuk buku-buku tebal yang mencapai 30 jilid.

Tadzkiratul Huffādz, atau Thabaqåtul Huffadz. Literatur yang secara khusus menyajikan nama dan biografi singkat para penghafal dan narator hadits, beliau susun dengan standar klasifikasi thabaqah (tingkatan) dan jenjangnya. Dimulai dari tingkatan pertama yaitu para Sahabat radhiyallahu 'anhum, hingga tingkatan ke-21. Dan beliau tutup dengan tingkatan ulama-ulama yang beliau jumpai di masanya.

Mīzānul I'tidāl. Salah satu karya tulis paling penting di dunia dalam bidang ilmu Rijalul Hadits (para perawi dan narator hadits). Beliau mengevaluasi para narator hadits melalui biografi masing-masingnya. Adz-Dzahabi rahimahullah menyusun kitabnya ini sesuai urutan abjad, dari sana beliau mengidentifikasi perawi yang Tsiqah (terpercaya), Shaduq (jujur), atau bahkan Kadzdzab (pendusta), dan Matrukul Hadits (haditsnya ditinggalkan oleh para ulama), dan sebagainya.

Dzail Dīwān Adh-Dhu'afā. Kitab ini sesuai namanya, yaitu Dzail. Secara harfiyah, "Dzail" dalam bahasa Arab didefinisikan sebagai : "ujung dari setiap benda". Maksudnya adalah tambahan, dan memang demikian kenyataannya, kitab Dzail Dīwān Adh-Dhu'afa ini merupakan pelengkap dan tambahan untuk kitab aslinya yaitu Dīwān Adh-Dhu'afa karya Adz-Dzahabi sendiri. Kitab ini hanya berisikan para perawi yang lemah hafalannya, perawi yang tidak dianggap standar keshahihan sebuah riwayat hadits.

Namun, ada keganjalan di kitab terakhir ini, aneh dan mengherankan. Penulisnya yaitu Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah memasukkan namanya di dalam daftar perawi yang lemah hafalannya. Padahal ulama-ulama hadits di masanya, maupun yang datang setelahnya, semuanya sepakat akan kapabilitas dan kualitas seorang Adz-Dzahabi dalam hafalannya dan keilmuannya.

Perhatikan penggalan kalimat berikut di dalam kitabnya (Dzail Dīwān Adh-Dhu'afa, no. 345, 1/57),

محمد بن أحمد بن عثمان الغافقي : سيّء الحفظ ليس بالمتقن ولا بالمتَّقي، سامحه الله تعالى.

"Muhammad bin Ahmad bin 'Utsman Al-Ghafiqiy (yakni dirinya sendiri -pen) : Seorang yang buruk hafalannya, bukan orang yang mutqin, bukan pula orang yang bertakwa, semoga Allah mengampuninya."

Allahu Akbar!!!

Maka sudah sepantasnya kita bertakwa kepada Allah, bercermin dari seorang Al-Imam Adz-Dzahabi, dan memperbaiki amalan dan kualitas ilmu kita. Sudah seharusnya pula kita malu kepada beliau, dan malu terhadap diri-diri kita. Siapa diri ini hingga tampil membusungkan dada menganggapnya ALIM, PAKAR ILMU HADITS, ULAMA BESAR, MUFTI, SEJARAWAN, dan gelar-gelar yang lainnya.

Lihatlah akhlak seorang yang sangat luas ilmunya, dia hanya menganggap orang lain daripada dirinya sendiri. Dan begitu lah teladan dari Salafus Saleh, betapa indahnya sejarah hidup orang-orang pilihan yang pernah tinggal di bawah kolong langit.

✍🏽 Abul Walid سامحه الله

▫️▫️▫️
#panutan #figur #biografi #akhlak #AdzDzahabi #ulama #tawadhu
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📃📮📋 TERDIDIK DENGAN HADITS NABI ﷺ MENJADIKAN AKHLAK DAN NAMANYA HARUM

▫️▫️▫️

Sangat besar sekali peran dari hadits Nabi ﷺ dalam menempa karakter dan mencetak kepribadian seorang muslim. Perangai indah dan akhlak mulia menghiasi tubuh-tubuh yang hidup, memberikan arti dan kualitas pada figur-figur generasi terbaik umat ini.

Salafus Shalih, sangat identik dengan hadits Nabi ﷺ. Hari-hari mereka setiap waktunya sangat cerah dengan ucapan: "Rasulullah ﷺ bersabda...", "Nabi ﷺ pernah melakukan demikian..." Dan seterusnya.

Kisah apik penuh inspirasi, terjadi di era Atbaa' Taabi'iin, kisah yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari jalur salah seorang murid Sufyan bin 'Uyainah, yaitu Harun bin Said Al-Ailiy rahimahullah, ketika itu di majelis, ada dari kalangan hadirin yang mengatakan kepada Sufyan -sambil membawakan sebuah hadits-, dia berkata,

"Sungguh Malik (bin Anas) menyelisihimu terkait sanad hadits ini."

Maka, Sufyan rahimahullah dengan kesucian jiwa menjawab,

“Semoga Allah merahmati Malik, aku dengan Malik tidak lain seperti ucapan seorang penyair,

وابن اللبون إذا ما لز في قرن ::: لم يستطع صولة البزل القناعيس

Yang namanya anak unta usia 2 tahun (atau lebih -pen) ketika diikat bergandengan dengan satu tali...
Dia tidak akan mampu memikul layaknya unta tua yang besar badannya.” [Lihat: Hilyatul Auliyā' 9/150]

Beliau bermaksud bahwa dirinya belum ada apa-apanya jika namanya disandingkan dan bergandengan dengan Imam Malik rahimahullah. Layaknya anak unta yang baru genap berusia 2 tahun, ketika diikat bergandengan dengan unta tua, besar dan kuat, kemudian mengangkut di atasnya beban-beban tertentu, pasti akan merasa payah dan tidak mampu karena mengikuti beban unta besar di sebelahnya.

Tidak kemudian beliau menjawab dengan jawaban yang menohok, yang jika ucapan yang sama dilontarkan kepada sebagian kita, kita akan menjawab dengannya. Mungkin jika di posisi beliau, kita akan berkata: "Malik punya standar dalam hadits, aku juga punya standar yang lain." Atau jawaban: "Malik manusia biasa, bisa keliru dalam mengevaluasi hadits." Dan sebagainya.

Namun, hadits Nabi ﷺ mendidik seorang untuk berakhlak mulia, berjiwa besar untuk mengakui keutamaan orang lain, dan menghiasi diri dengan sifat tawadhu'.

Walau tanpa nada, yang keluar dari tutur katanya hanya kalam hikmah yang indah dan santun, menunjukkan kesucian jiwa, dan keluhuran budi dari seorang imam ahli hadits ini.

Sufyan bin 'Uyainah, sosok alim panutan yang menghabiskan waktunya untuk hadits. Tak heran jika beliau sangat dihormati di masanya, dan majelisnya dikerumuni oleh banyak penuntut ilmu. Kala itu, beliau adalah tokoh ahli hadits negeri Al-Haram (Mekkah) yang kuat dan kokoh hafalannya.

Cukuplah ucapan murid tersohornya, Asy-Syafi'i rahimahullah, menjadi bukti kapabilitas sang guru, Sufyan bin 'Uyainah. Kata Asy-Syafi'i rahimahullah,

لولا مالك وسفيان بن عيينة، لذهب علم الحجاز.

"Seandainya tidak ada Malik dan Sufyan bin 'Uyainah, niscaya lenyap ilmu di Hijaz (Mekkah dan Madinah)."

Kini, Sufyan bin 'Uyainah telah tiada. Namun, walau jasadnya sudah di perut bumi, harumnya sejarah hidup beliau lebih semerbak daripada minyak kesturi. Seorang penuntut ilmu pasti akan selalu rindu akan aroma wangi nan semerbak tersebut. Manakala dia sudah tenggelam di dalam aroma harumnya, dia akan selalu membuka kembali kisah-kisah keteladanan, dan akhlak mulia seorang alim besar di masanya.

Sufyan bin 'Uyainah wafat pada tahun 198 H. Semoga Allah merahmati dan meridhoinya.

✍🏽 Ibnu Januardi عفا الله عنه وعن والديه

▫️▫️▫️
#panutan #figur #biografi #akhlak #ahli_hadits #ulama #tawadhu
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
SOSOK IMAM AHMAD, TIDAK PERNAH BANGGA DIRI

▫️▫️▫️

Yahya bin Ma'in rahimahullah berkisah,

"ما رأيت مثل أحمد بن حنبل! صحبناه خمسين سنة ما افتخر علينا بشيء مما كان فيه من الصلاح والخير،
وقد رأينا الإمام أحمد نزل إلى سوق بغداد، فاشترى حزمةً من الحطب، وجعلها على كتفه، فلما عرفه النَّاس، ترك أهلُ المتاجر متاجرهم، وأهل الدكاكين دكاكينهم، وتوقف المارَّة في طرقهم، يسلمون عليه ويقولون: نحمل عنك الحطب.
فهز يده، واحمرّ وجهه، ودمعت عيناه، وقال: نحن قوم مساكين، لولا ستر الله لافتضحنا."

“Aku tidak pernah melihat seorang pun yang seperti Ahmad bin Hanbal.

Kami telah bersahabat dengannya selama 50 tahun, tidak pernah dia berbangga diri atas kami dengan sesuatu pada diri beliau dari kesalehan dan kebaikan.

Dan sungguh kami telah melihat Al-Imam Ahmad turun ke pasar Baghdad, lalu membeli seikat kayu bakar kemudian beliau angkut di atas pundaknya, tatkala manusia mengetahui beliau, sontak para pedagang tersebut meninggalkan dagangannya, penjaga toko tersebut meninggalkan tokonya, dan orang yang lalu lalang di jalan berhenti, mereka mengucapkan salam kepada beliau seraya mengatakan,

"Mari kami bawakan kayu bakar itu!"

Tiba tiba tangan beliau (Al-Imam Ahmad) bergetar, wajahnya memerah, kedua matanya menangis, seraya berkata,

"Kami adalah kaum miskin, seandainya Allah tidak menutupi aib kami, niscaya akan terumbar keburukan kami".”

✒️ [Hilyatul Auliyā': 9/181]

▫️▫️▫️
#panutan #figur #imam_Ahmad
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
https://t.me/ponpes_assunnah_batu
📜📝🕌 APA PERAN ILMU YANG SELAMA INI KITA PELAJARI?!

▫️▫️▫️

سب رجل الإمام وكيع -رحمه الله- فلَمۡ يُجبه، فقيل له : ألا ترد عليه؟

Seseorang mencela al-Imam Waki' rahimahullah, namun beliau tidak tidak menanggapinya. Maka beliau ditanya,

   “Mengapa engkau tidak menanggapi celaan tersebut?”

Jawab beliau,

ولِمَ تعلمنا العلم إذاً

   “Lalu untuk apa kita mempelajari ilmu?”

✒️ [Radhatul Uqala, 166]

✍🏼 Al-Ustadz Usamah Mahri حفظـہ اللـہ تعالـــے

▫️▫️▫️
#peran #ilmu #figur #Waki_bin_Jarrah
𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐑𝐞𝐬𝐦𝐢
http://t.me/ponpes_assunnah_batu