PONPES ASSUNNAH BATU
9.38K subscribers
987 photos
194 videos
9 files
3.35K links
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
Download Telegram
•••﷽•••

SAUDARAKU BERTANYALAH KEPADA ULAMA' KIBAR

قال العلامة المحدث ربيع_بن_هادي_المدخلي -حفظه الله-:

Berkata Al 'Allamah Al Muhaddits Rabi' bin Hadi Al Madkhali Hafidzahullah -beliau seorang yang dijuliki Asy Syaikh Al Albani sebagai 'Pemegang bendera ilmu Jarah wa Ta'dil zaman ini'-,

أُوجِّه إخواننا أن يتّجهوا بأسئلتهم إلى الأكابر من العلماء الذين عرفوا بالصدق والإخلاص وحب دين الله الحق

"Aku mengarahkan saudara-saudara kami, agar menyampaikan pertanyaan-pertanyaan mereka kepada ulama' Kibar (pen- besar Ilmu dan pengalaman dakwahnya), yang mereka dikenal jujur, ikhlas, dan mencintai agama Allah yang benar ini."

📚 •|
اللـبـاب صـ٣٥ |•

✒️[Sumber :
Kitab Al-Lubab halaman : 35]

▫️▫️▫️
#ulama
Gabung Channel
t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
💎🖋️ JANTUNG ILMU DI SETIAP GENERASI

✒️ Bagian Kedua
💎 Generasi Setelah Sahabat

✏️ Al Imam Ali bin Al Madini rahimahullah berkata,

نظرت فإذا الإسناد يدور على ستة، فلأهل المدينة ابن شهاب الزهري ت (١٢٤)، ولأهل مكة عمرو بن دينار ت (١٢٦)، ولأهل البصرة قتادة بن دعامة السدوسي ت (١١٧)، ويحيى بن أبي كثير ت (١٣٢)، ولاهل الكوفة أبو إسحاق السبيعي ت (١٢٧)، وسليمان بن مهران الأعمش ت (١٤٨).
ثم صار علم هؤلاء الستة إلى أصحاب الاصناف ممن صنف، فلاهل المدينة مالك بن أنس، ومحمد بن إسحاق، ومن أهل مكة عبد الملك بن عبد العزيز بن جريج، وسفيان بن عيينة، ومن أهل البصرة سعيد بن أبي عروبة، وأبو عوانة الوضاح بن خالد، وشعبة بن الحجاج، ومعمر بن راشد، ومن أهل الكوفة سفيان بن سعيد الثوري، ومن أهل الشام عبد الرحمن الأوزاعي، ومن أهل واسط هشيم بن بشير.
ثم انتهى علم هؤلاء الثلاثة من أهل البصرة، وعلم الاثني عشر إلى ستة: إلى يحيى بن سعيد القطان، ويحيى بن زكريا بن أبي زائدة، ووكيع بن الجراح، ثم صار علم هؤلاء إلى ثلاثة: إلى عبد الله بن المبارك، وعبد الرحمن بن مهدي، ويحيى بن آدم.

"Aku perhatikan, ternyata sanad (rantai narasi hadits dan ilmu)¹ beredar di enam orang.

Jadi, untuk penduduk Madinah, ada Ibnu Syihab Az Zuhri (w. 124 H).

Untuk penduduk Mekkah ada Amr bin Dinar (w. 126 H).

Untuk penduduk Bashrah ada Qotadah bin Di'amah As Sadūsi (w. 117 H) dan Yahya bin Abi Katsir (w. 132 H).

Untuk penduduk Kufah ada Abu Ishaq As Sabī'i (w. 127 H), dan Sulaiman bin Mihrān Al A'masy (w. 148 H).

Kemudian ilmu enam orang ini terkumpul kepada beberapa orang yang ahli berkarya tulis.

Maka untuk penduduk Madinah ada Malik bin Anas dan Muhammad bin Ishaq.

Dari Mekkah ada Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij dan Sufyan bin Uyainah.

Dari orang-orang Bashrah ada Sa'id bin Abi 'Arubah, Abu Awānah Al Wadhdhāh bin Khalid, Syu'bah bin Al Hajjāj, dan Ma'mar bin Rasyid.

Dari orang-orang Kufah ada Sufyan bin Said Ats Tsauri.

Dari orang-orang Syam ada Abdurrahman Al Auzā'i.
Dari orang-orang Wasit ada Husyaim bin Basyīr.

Kemudian ilmu tiga orang Bashrah itu dan dua belas lainnya terkumpul kepada enam orang, yaitu:

Yahya bin Sa'id Al Qaththān, Yahya bin Zakariyya bin Abi Zaidah, dan Waki' bin Al Jarrah.

Kemudian ilmu tiga orang ini berakhir kepada:

Abdullah bin Al Mubarak, Abdurrahman bin Mahdi, dan Yahya bin Adam"."


✒️ Kitab Al 'Ilal, karya Al Imam Ali bin Al Madini rahimahullah
•••━═══📚═══━•••


¹) Sanad merupakan sebuah metode yang diupayakan oleh para ulama untuk menyampaikan sebuah narasi ilmu, terutama hadits nabi ﷺ. Dengannya, Allah menjaga agama Islam ini, dan Allah menjadikan sanad termasuk karakteristik dan keistimewaan umat Islam terkait ilmu bahkan esensi agama di tengah-tengah umat Islam sendiri.
Abdullah bin Al Mubarak rahimahullah berkata,

الإسناد من الدين، ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء

"Sanad itu bagian dari agama, kalau saja tidak ada sanad, pastinya setiap orang akan menyampaikan apa yang dia inginkan."

✍️
Sembari Mancing. Bersama santri Takmili As Sunnah |
Kamis, 25 Rajab 1444 H

▫️▫️▫️
#ilmu #imam_kaum_muslimin #ulama #jantung_ilmu
• Gabung Channel
Http://t.me/ponpes_assunnah_batu
🚧⛰️🔥 BENARKAH ASY SYAIKH AL-ALBANI MENGAGGAP ZIARAH KUBUR ITU BID'AH

✍️ (Menjawab Tuduhan dan Membantah Tipuan)

▫️▫️▫️

📌 Berikut transkrip ucapan dari Asy-Syaikh Al-Albani secara utuh di alinea pertama:

📜 Beliau berkata,

نحن قلنا مرارا وتكرارا ولسنا الآن بحاجة إلى تفصيل ما تكرر فنقول بإيجاز

“Kami sudah katakan berulang kali, sekarang kita sudah tidak perlu untuk merinci hal yang sudah berulang-ulang, maka kami katakan dengan lugas:

زيارة الأحياء للأموات يوم العيد من محدثات الأمور لأنه يعني تقييد ما أطلقه الشارع ، الشارع الحكيم قال في الحديث الصحيح ( كنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها تذكركم الآخرة ) .

Ziarah orang hidup kepada orang mati pada hari 'Ied termasuk perkara baru yang dibuat-buat dalam agama, karena itu berarti membatasi apa yang dibebaskan oleh Asy-Syāri' (Pembuat Syari'at, yaitu Allah dan Rasul-Nya, pent.) Asy-Syāri' yang bijaksana telah bersabda dalam hadits shahih,

Dahulu aku melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka ketahuilah, berziarahlah kalian ke kubur, karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.❞”

✒️ Lihat lebih lengkap:

https://www.alathar.net/home/esound/index.php?op=codevi&coid=4810

━═══📚═══━

🖊️ Sangat jelas sekali yang ditegaskan oleh beliau, bahwa yang dinilai bid'ah adalah ketika mengkhususkan dan mengistimewakan ziarah kubur di hari 'Iedul Fitri.

📜 Hal tersebut sejatinya sudah diiperkuat oleh fatwa Asy Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah, beliau berkata dalam fatwanya,

هذا العمل بدعة لم يكن في عهد الرسول ﷺ أن يعتاد زيارة القبور في يوم العيد وإنما أمر النبي ﷺ بزيارة القبور أمرا مطلقا عاما فقال ﷺ:
(كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنها تذكركم الآخرة).
فينبغي للإنسان أن يزور القبور كل وقت سواء في الليل أو في النهار وليس ذلك مقيدا بوقت من الأوقات لا في يوم الجمعة ولا في يوم العيد بل قد نقول إنه كلما قسى قلبه ونسي الآخرة فينبغي له أن يخرج إلى المقابر ويزورها لأجل أن تذكره بالآخرة كما ذكر رسول الله ﷺ في قوله (فإنها تذكركم الآخرة).

Amalan ini merupakan bidah, tidak pernah ada di zaman Rasulullah ﷺ tradisi ziarah kubur pada hari 'Ied, Rasulullah ﷺ hanya memerintahkan berziarah kubur dengan perintah mutlak yang umum. Beliau sabdakan,

Sesungguhnya aku dahulu melarang kalian dari ziarah kubur, maka sekarang berziarahlah kalian ke kuburan, karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.

Maka semestinya untuk seorang menziarahi kubur di setiap waktu, baik itu di malam hari ataupun di siang hari, dan amalan itu tidak terikat dengan satu waktu saja, tidak di hari Jum‘at tidak pula di hari raya, bahkan bisa saja kita katakan: 'Bahwa setiap kali hati itu mengeras dan lupa akan akhirat, jiwa ini harus keluar menuju kuburan dan menziarahinya agar mengingatkan kembali kepada akhirat', sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabda beliau,

❝Karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.❞”

✒️ [Fatāwā Nūr 'ala ad-Darb (9/2)]

▫️▫️▫️
#ziarah_kubur
#fatwa #ulama
Gabung Channel
Http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📜📋 KUMPULAN FATWA ULAMA SEPUTAR IBADAH KURBAN (Bag. 1) 🌿🥩

▫️▫️▫️

1⃣ Hukum ibadah kurban ketika mampu.

🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,

الأضحية ﺳﻨﺔ ﻣﺆﻛﺪﺓ، ﺗﺸﺮﻉ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻭاﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭﺗﺠﺰﺉ ﻋﻦ اﻟﺮﺟﻞ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ، ﻭﻋﻦ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻬﺎ.

“Kurban itu hukumnya sunnah yang ditekankan, disyariatkan bagi lelaki maupun perempuan, dan mencukupi untuk seorang lelaki beserta penghuni rumahnya (keluarganya, pen) begitu pula perempuan beserta keluarganya.”

✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/38

2⃣
Urutan keutamaan hewan kurban.

🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,

ذكر الفقهاء أنه إذا ضحى بالبهيمة كاملة فالأفضل الإبل، ثم البقر، ثم الغنم، والضأن أفضل من الماعز، أما إذا ضحى بسبع من البدنة أو البقرة فإن الغنم أفضل والضأن أفضل من الماعز.

“Para ahli fikih menyatakan bahwasanya seorang ketika hendak menyembelih hewan kurban satu ekor utuh, maka yang paling utama adalah seekor unta, kemudian seekor sapi kemudian seekor kambing, domba lebih utama daripada kambing kacang. Adapun ketika dia berkurban 1/7 hewan kurban, baik berupa unta maupun sapi, maka seekor kambing itu yang lebih utama (daripada 1/7 unta maupun sapi, pen), begitu pula domba lebih utama daripada kambing kacang.”

✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/34

3⃣ Kapan saja waktu penyembelihan kurban yang sesuai tuntunan syariat?

🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

أما الوقت: فإن الأضحية لها وقت محدد لا تشرع قبله ولا بعده.
ووقتها: من فراغ صلاة العيد إلى مغيب الشمس ليلة الثالث عشرة، فتكون الأيام أربعة: هي يوم العيد وثلاثة أيام بعده.

“Adapun waktu pelaksanaannya, maka sembelihan kurban itu memiliki waktu terbatas yang tidak disyariatkan di hari sebelumnya maupun setelahnya.
Waktunya adalah dari selesai shalat Idul Adha, hingga terbenamnya matahari malam tanggal 13, sehingga semuanya berjumlah 4 hari; yaitu hari Id (tanggal 10) dan 3 hari setelahnya.”

✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/12

4⃣ Apa saja syarat pada hewan kurban?

🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,

👈 الشرط الأول: أن تكون من بهيمة الأنعام: وهي الإبل والبقر والغنم، ضأنها ومعزها، فمن ضحى بشيء غير بهيمة الأنعام لم تقبل منه، مثل أن يضحي الإنسان بفرس، أو بغزال، أو بنعامة، فإن ذلك لا يقبل منه...
👈 الشرط الثاني: أن تبلغ السن المعتبر شرعا:
وهي في الضأن: ستة أشهر.
وفي المعز: سنة.
وفي البقر: سنتان.
وفي الإبل: خمس سنوات.
👈 الشرط الثالث: أن تكون سليمة من العيوب المانعة من الإجزاء:
وهي أربعة: أجاب بها النبي ﷺ حيث سئل: ماذا يتقى من الضحايا؟ فقال: «أربع: العوراء البين عورها، والمريضة البين مرضها، والعرجاء البين عرجها، والعجفاء التي لا تنقي»

👉 Syarat pertama: Hendaknya dari jenis bahímatul an'ám, yaitu unta, sapi, dan kambing; dari jenis domba maupun kambing kacangnya.
Maka orang yang hendak berkurban dengan selain bahímatul an'ám tidak akan diterima darinya, seperti orang yang hendak berkurban dengan kuda, kijang atau burung unta, maka hal itu tidak akan diterima darinya...

👉 Syarat Ke-2: Harus mencapai usia yang ditentukan secara syariat, yaitu:
Domba: Usia 6 bulan.
Kambing kacang: Usia setahun.
Sapi: Usia 2 tahun. Dan,
Unta: Usia 5 tahun.

👉 Syarat Ke-3: Harus selamat dari cacat yang menyebabkan tidak layak sebagai hewan kurban.

Cacat itu ada 4, sudah dijelaskan oleh Nabi ﷺ ketika beliau ditanya: "Apa yang harus dihindari dari hewan kurban?" Beliau ﷺ menjawab,

1) Buta yang jelas kebutaannya.
2) Sakit dan jelas sakitnya.
3) Pincang dan jelas kepincangannya.
4) Kurus yang tidak memiliki sumsum tulang (sehingga lemah -pen)

✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/12

5⃣ Apakah boleh menyertakan orang lain dalam pahala pada niat seorang yang berkurban?

🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,

وأما التشريك بالثواب فلا حرج أن يضحي الإنسان بالشاة عنه وعن أهل بيته وإن كانوا كثيرين

“Adapun penyertaan dalam pahala maka tidak mengapa seorang berkurban dengan kambing untuknya dan untuk penghuni rumahnya walaupun mereka berjumlah banyak.”

✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2

▫️▫️▫️
#kumpulan #fatwa #ulama #seputar #ibadah #kurban
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📜📋 KUMPULAN FATWA ULAMA SEPUTAR IBADAH KURBAN (Bag. 2) 🌿🥩

▫️▫️▫️

6⃣ Apakah kurban seorang ayah mencukupi anak, menantu, dan cucu-cucunya?

🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan,

ﺇﺫا ﻛﻨﺖ ﻓﻲ ﺑﻴﺖ ﻣﺴﺘﻘﻞ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﺴﺎﺋﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺸﺮﻉ ﻟﻚ ﺃﻥ ﺗﻀﺤﻲ ﻋﻨﻚ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻚ، ﻭﻻ ﺗﻜﻔﻲ ﻋﻨﻚ ﺃﺿﺤﻴﺔ ﻭاﻟﺪﻙ ﻋﻨﻪ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ؛ ﻷﻧﻚ ﻟﺴﺖ ﻣﻌﻬﻢ ﻓﻲ اﻟﺒﻴﺖ.

“Kalau kamu -hai si penanya- itu tinggal di rumah sendiri, maka yang disyariatkan bagimu untuk menyembelih kurban untukmu dan untuk penduduk rumahmu (keluargamu), dan tidak mencukupi untukmu sembelihan kurban ayahmu yang dia peruntukkan untuk dirinya dan penghuni rumahnya (keluarganya), karena kamu tidak berada bersama mereka dalam satu rumah.”

✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/37

7⃣ Apakah satu ekor kambing mencukupi seorang beserta keluarganya?

🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjawab,

ﺗﺠﺰﺉ اﻟﺸﺎﺓ اﻟﻮاﺣﺪﺓ ﻋﻦ اﻟﺮﺟﻞ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﻷﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﷺ ﻛﺎﻥ ﻳﻀﺤﻲ ﻛﻞ ﺳﻨﺔ ﺑﻜﺒﺸﻴﻦ ﺃﻣﻠﺤﻴﻦ ﺃﻗﺮﻧﻴﻦ ﻳﺬﺑﺢ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻋﻨﻪ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ، ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ ﻋﻤﻦ ﻭَﺣَّﺪَ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺃﻣﺘﻪ ﷺ.

“Cukup satu ekor kambing untuk seorang beserta keluarganya, karena Nabi ﷺ dahulu menyembelih dua ekor kambing yang putih kehitaman yang bertanduk pada setiap tahunnya, satu darinya beliau sembelih untuk beliau dan keluarganya, dan satu yang lain untuk orang bertauhid dari umat beliau.”

✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/37

8⃣ Apakah boleh satu hewan kurban untuk 2 orang yang bersaudara kandung yang tinggal bersama dalam satu rumah, yang sumber kebutuhan pokoknya satu, bersama anak-anak mereka?

🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,

نعم يجوز ذلك يجوز أن يقتصر أهل البيت الواحد ولو كانوا عائلتين على أضحية واحدة.

“Ya, hal itu diperbolehkan, boleh satu penduduk rumah, walaupun mereka terdiri dari dua keluarga, untuk mencukupkan dengan satu hewan kurban saja.”

✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2

9⃣ Seorang bapak yang satu rumah dengan tiga orang anaknya yang seluruhnya sudah berkeluarga, dan masing-masingnya memiliki ruangan rumah khusus di dalam rumah tersebut, apakah satu hewan saja cukup?

🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,

الذي أرى أن على كل بيت أضحية لأن لكل بيت مستقل.

“Aku berpandangan bahwa masing-masing rumah satu hewan kurban, karena masing-masingnya memiliki rumah tersendiri.”

✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2

🔟 Hukum seorang yang berkurban, kemudian menjual daging dari hewan kurbannya.

🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menegaskan,

يحرم أن يبيع شيئا من الأضحية من لحم، أو شحم، أو دهن أو جلد، أو غيره؛ لأنها مال أخرجه لله فلا يجوز الرجوع فيه كالصدقة، ولا يعطي الجازر منها في مقابلة أجرته، أو بعضها؛ لأن ذلك بمعنى البيع، فأما من أهدي له شيء منها أو تصدق به عليه فله أن يتصرف فيه بما شاء من بيع وغيره.

“Haram hukumnya menjual sedikit saja dari hewan kurban, daging, lemak, minyak, ataupun kulitnya, atau selainnya; karena itu merupakan harta yang telah dia keluarkan untuk Allah, maka tidak boleh ditarik kembali layaknya sedekah. Dan tukang sembelih tidak boleh diberi dari hewan kurban untuk ditukar dengan upahnya, walaupun sebagian saja; karena itu bisa bermakna jual beli. Adapun orang yang dihadiahkan dari hewan kurban atau dia diberi sedekah dari hewan kurban tersebut, maka dia boleh saja menggunakannya sekehendaknya, baik dijual dan lainnya.”

✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/162

1⃣1⃣ Apa hukum bersedakah dengan daging kurban?

السنة للمضحي أن يأكل منها ويهدي لأقاربه وجيرانه منها ويتصدق منها.

“Sunnahnya bagi orang yang berkurban untuk memakan daging kurbannya dan dia memberinya sebagai hadiah untuk kerabatnya, dan tetangganya, begitu pula dia boleh bersedekah dengannya.”

✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/38

▫️▫️▫️
#kumpulan #fatwa #ulama #seputar #ibadah #kurban
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📚📚●●● ════════════╗
   BINTANG-BINTANG DI BUMI
╚════════════ ●●●📚📚

🪞📖📝 POTRET SEORANG PAKAR HADITS DI MASANYA

▫️▫️▫️

Dalam biografi al-Imam al-Hafidz Abu 'Amer 'Utsman bin Abdurrahman bin Musa al-Kurdi asy-Syahr-zūri rahimahullah -beliau lebih populer dengan sebutan Ibnush Shalāh-, adz-Dzahabi rahimahullah menyebutkan tentang beliau,

وكان سلفيا حسن الاعتقاد كافا عن تأويل المتكلمين مؤمنا بما ثبت من النصوص غير خائض ولا معمق، وكان وافر الجلالة حسن البزة كثير الهيبة موقرا عند السلطان والأمراء.

“Beliau adalah seorang salafi yang baik keyakinannya, menahan diri dari takwilnya¹ ahli kalam (filsafat dan sejenisnya -pen), beliau beriman dengan nash-nash yang shahih tanpa didebat, tidak pula berlebihan (dalam memahaminya).

Dahulu beliau juga sangat mulia, berpenampilan yang baik, sangat berwibawa, dan dihormati oleh para penguasa dan pemerintah.”

✒️ [Tadzkiratul Huffādz, 4/149]

•••
¹ Takwil berbeda dengan tafsir, takwil merupakan interpretasi yang salah, dan distorsi makna dalil ayat maupun hadits.

▫️▫️▫️
#ulama
#bintang #di #bumi
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📚📚●●● ════════════╗
   BINTANG-BINTANG DI BUMI
╚════════════ ●●●📚📚

🪚🛠🧰 MEMBANGUN SEKOLAH DENGAN TANGANNYA SENDIRI

▫️▫️▫️

Beliau bernama Muhammad bin Abdil Wahid bin Ahmad bin Abdurrahman, Abu Abdillah al-Maqdisi al-Jammā‘īli, ad-Dimasyqi al-Hanbali, lebih populer dengan sebutan al-Hafidz ad-Dhiyā' rahimahullah.

Disebutkan oleh adz-Dzahabi rahimahullah dalam biografi beliau,

ولم يزل ملازما للعلم والرواية والتأليف إلى أن مات، وتصانيفه نافعة مهذبة، أنشأ مدرسة إلى جانب الجامع المظفري، وكان يبني فيها بيده، ويتقنع باليسير، ويجتهد في فعل الخير، ونشر السنة...

"Beliau senantiasa lekat dengan ilmu, riwayat dan kepenulisan hingga beliau wafat, karya-karya tulis beliau bermanfaat dan tersusun rapi, beliau membangun sebuah sekolah di sebelah asjid Jami' al-Mudzaffari, dan beliau yang membangunnya sendiri, beliau juga (memiliki sifat) merasa cukup dengan yang sedikit, beliau sangat bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan menyebarkan sunnah..."

✒️ [Siyar A'lāmin Nubalā' 16/352]

▫️▫️▫️
#ulama
#bintang #di #bumi
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📚📚●●● ════════════╗
   BINTANG-BINTANG DI BUMI
╚════════════ ●●●📚📚

🌾👣 MENUAI BERKAH DARI RIHLAH

▫️▫️▫️

Lebih akrab dengan panggilan Ibnu Mandah, seorang putra pakar hadits ini bernama lengkap Muhammad bin Ishaq bin Yahya bin Mandah. Kuniah beliau adalah Abu Abdillah, al-'Abdi al-Ashbahāni.

Adz-Dzahabi rahimahullah menceritakan tentang beliau,

ولد ابن مندة سنة عشر وثلاثمائة، وسمع سنة ثماني عشرة، وبعدها، ورحل سنة ثلاثين إلى نيسابور، فأدرك أبا حامد بن بلال، ومحمد بن الحسين القطان، وكتب عن الأصم نحوا من ألف جزء، ثم رحل إلى بغداد، فلقى ابن البختري، والصفار، ولقي بدمشق أو غيرها خيثمة بن سليمان، ولقي بمكة أبا سعيد بن الأعرابي، وبمصر أبا الطاهر المديني، وببخارى ومرو وبلخ، وطوف الاقاليم، وكتب بيده عدة أحمال، وبقي في الرحلة نحوا من أربعين سنة، ثم عاد إلى وطنه شيخا، فتزوج ورزق الاولاد، وحدث بالكثير.
وكان من دعاة السنة وحفاظ الأثر.

"Ibnu Mandah rahimahullah dilahirkan pada tahun 310 H, beliau mulai mendengarkan hadits pada tahun 318 H atau setelahnya. Beliau baru melakukan rihlah pada tahun 330 H menuju Naisabur, maka beliau menjumpai Abu Hamid bin Bilal dan Muhammad bin al-Hasan al-Qatthan, beliau juga menulis hadits dari al-Asham hingga 1000 juz, kemudian beliau rihlah menuju Baghdad, beliau temui di sana Ibnul Bakhtari dan ash-Shaffar, beliau menjumpai Khaitsamah bin Sulaiman di Damaskus atau di tempat yang lain.

Di Mekah beliau menjumpai Abu Said bin al-A'rabi.

Di Mesir Abu Thahir al-Madini.

Dan juga (menemui ulama -pen) di Bukhara, Marw (Merv), dan Balkh.

Beliau telah mengililingi banyak negeri, beliau telah menulis dengan tangannya sekian banyak kitab, beliau tetap dalam rihlahnya selama kurang lebih 40 tahun, kemudian kembali ke negerinya dalam keadaan sudah tua, setelahnya beliau menikah, dan dikaruniai beberapa orang anak, dan banyak menyampaikan hadits.

Beliau juga seorang penyeru kepada sunnah, dan penghafal atsar."

قال الباطرقاني: حدثنا ابن مندة إمام الائمة في الحديث.

Al-Bāthirqāni rahimahullah berkata,

"Menyampaikan hadits kepada kami Ibnu Mandah, seorang imamnya para imam dalam hadits."

✒️ [Mīzānul I'tidāl, 3/479]

▫️▫️▫️
#ulama
#bintang #di #bumi
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📚📚●●● ════════════╗
   BINTANG-BINTANG DI BUMI
╚════════════ ●●●📚📚

🍃🌾📚 TAWADHUNYA SANG PAKAR HADITS DAN SEJARAH ISLAM

▫️▫️▫️

Bernama lengkap Muhammad bin Utsman bin Qaimāz at-Turkumāni al-Fāriqi, ad-Dimasqi asy-Syafi'i. Sangat populer dengan sebutan adz-Dzahabi, seorang pakar hadits dan sejarah islam yang sangat mulia dan sangat terkenal dengan keilmuannya yang sangat dalam dan hafalannya yang sangat kuat.

Cukuplah kitab beliau yang bertajuk (Siyar A'lāmin Nubalā') dan (Tārīkhul Islām) menjadi bukti kepiawaian dan kedalaman ilmu beliau dalam bidang sejarah.

Dalam Mu'jamnya, al-Hafidz adz-Dzahabi rahimahullah menyebutkan beberapa biografi dari para ulama pakar hadits yang beliau pernah bermajelis dengannya, dan yang memberikan ijazah riwayat hadits kepada beliau. Adz-Dzahabi susun kitab ini berdasarkan urutan huruf hijaiyyah, hingga sampai kepada huruf dzaal, secara ringkas beliau sebutkan biografi dirinya sendiri, dan beliau tutup dengan kalimat,

وجمع تواليف -يقال مفيدة-، والجماعة يتفضلون ويثنون عليه، وهو أخبر بنفسه في العلم، والله المستعان ولا قوة إلا به، وإذا سلم لي إيماني فيا فوزي.

"Dan dia (yaitu dirinya sendiri -pen) telah mengumpulkan beberapa karya tulis -yang kata orang bermanfaat-, banyak orang mengunggulkannya dan memujinya, padahal dia lebih mengetahui kadar keilmuan dirinya sendiri.

Wallahul musta'aan wa laa quwwata illaa bih

(Hanya Allah Yang dimintai pertolongan, dan tiada daya kecuali dengan pertolongan-Nya).

Jika Dia Menyelamatkan imanku untukku, sungguh, alangkah beruntungnya aku."

✒️ [Al-Mu'jam al-Mukhtashsh Bil Muhadditsīn lidz Dzahabi, hlm. 97]

Abul Walid عافاه الله
Junrejo, 10 Shafar 1445H

▫️▫️▫️
#ulama
#bintang #di #bumi
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
🕌🕌 Satu Orang 'Alim Lebih Baik Dari 1000 Ahli Ibadah

▫️▫️▫️

Dari Abu Jaʼfar Muhammad bin ʼAli rahimahullah beliau berkata,

عَالِمٌ يُنْتَفَعُ بِعِلْمِهِ أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ

"Seorang alim yang diperoleh manfaat dengan ilmunya lebih baik dari seribu ahli ibadah."

✒️ [Abu Nuʼaim al-Ashbahâniy dalam Hilyatul Auliyâ Wa Thabaqâtul Ashfiyâ hal. 183, jilid 3]

▫️▫️▫️
#ulama
#bintang #di #bumi
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
🌧🌧 PERJUANGAN KITA BELUM APA-APA...

▫️▫️▫️

Berikut ini sekelumit kisah perjuangan 'ulama dalam berkarya. Kalau kita mengaca, minder jika kita sudah merasa berjasa. Sebut saja salah satu dari mereka :

Al-Imam Al-Hafidz Al-Muarrikh Al-Mufassir Syaikhul Muhadditsin 'Imadud Diin Abul Fida' Isma'il Bin 'Umar Bin Katsir Al-Qurasyi Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i, yang biasa dikenal dengan sebutan,

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah.

Jika kita telisik lebih dalam, beliau rahimahullah memiliki segudang karya yang sangat banyak. Entah berapa lama, berapa tinta dan pena yang beliau habiskan untuk menulis karya-karya itu.

Coba bayangkan, 3 kitab yang kita sebutkan, salah satu gambaran kerja keras dari penulis dalam berdakwah dengan tulisan, seperti diantaranya:

1⃣ Tafsîr Al-Qurân Al-'Adzhîm, yang lebih dikenal tafsir Ibnu Katsir, dan berhasil dicetak dalam jumlah 8 jilid pada cet. Al-Maktabah Al-Islamiyyah. Kitab yang menerangkan tafsir Al-Quran dengan sumber riwayat-riwayat sahabat.

2⃣ Al-Bidâyah Wan-Nihâyah. Kitab besar yang berjumlah 7 jilid, dengan cet. Dar Ibn Al-Jauzi, menceritakan tentang sejarah-sejarah dunia sejak zaman Nabi Adam 'alaihis salam sampai zaman-zaman setelahnya.

3⃣ At-Takmîl Fi Ma'rifati Ats-Tsiqât Wa Adh-Dhu'afâ' wa Al-Majâhîl. Kitab yang menjelaskan tentang kondisi perawi-perawi hadits, yang merupakan gabungan antara kitab Tahdzîb Al-Kamâl dan Mîzân Al-I'tidâl. Dan tercetak sebanyak 5 jilid.

Luar biasa, itupun hanya beberapa.

Tapi yang lebih hebat lagi... Pada kesempatan lain, beliau menulis sebuah karya besar yang berjudul Jâmi' Al-Masâníd wa As-Sunan.

Sebuah kitab yang merupakan gabungan 10 kitab-kitab induk hadits, gabungan Al-Kutub As-Sittah (Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An-Nasai, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibni Majah) dan ditambah musnad-musnad yang empat (Musnad Imam Ahmad, Musnad Al Bazzar, Musnad Abi Ya'la, dan Al-Mu'jam Al-Kabir).

Coba Bayangkan, di sekitar tahun 770-an Hijriah, dengan SDM yang belum modern, belum ada program copy paste atau mesin foto copy, kitab yang berisi lebih dari ratusan ribu hadits ini, ditulis oleh beliau satu persatu sesuai dengan urutan abjad nama-nama perawi hadits dari kalangan para sahabat-sahabat Nabi radhiyallahu 'anhum ajma'in yang termaktub dalam kitab-kitab tersebut.

Bukan suatu yang mudah dan kecil.

Sampai-sampai pada percetakan Darul Kutub Al 'Ilmiyyah, karya beliau ini tercetak sampai berjumlah 18 Jilid kitab.

Dengan susah payah, dan tenaga extra beliau kerahkan semua kemampuan untuk merampungkan kitab besar ini.

Namun apa daya dan asa, di akhir-akhir penulisan Jâmi'ul Masânîd, ternyata kurang lengkap hasil akhir penulisan beliau dari sebagian Musnad sahabat Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu.

Karena memang satu musnad pada kitab Mu'jam Al-Kabir karya Al-Imam Ath-Thabrani rahimahullah belum termaktub musnad sahabat Abi Hurairah.

Sampai akhirnya di penghujung umur beliau, sempat bercerita tentang pengalaman hebatnya itu.

Di sisi lain, ternyata itu juga sebagai pecutan untuk kita yang belum ada apa-apanya. Kata beliau rahimahullah,

"Aku terus menerus menulis kitab itu (Jami' Al-Masanid) di gelapnya malam. Adapun lentera yang menerangiku, kondisinya redup-redup.

Sampai akhirnya mataku pun pergi bersamanya (mengalami kebutaan). Mudah-mudahan Allah memunculkan seseorang yang akan menyempurnakan kitab tersebut, di samping juga sudah mudah; karena belum termaktub di dalam kitab Mu'jam Ath-Thabrani Al-Kabir musnad sahabat abu hurairah radhiyallahu 'anhu."

🌹Ternyata ketetapan Allah mendahului asa beliau. Hingga akhirnya beliau-pun meninggal dunia di penghujung umurnya yang ke-74 pada tahun 774 H, dan belum lengkap kitab besarnya tersebut dengan musnad Abi Hurairah pada kitab Mu'jam Ath-thabarani Al-Kabir.

Semoga Allah balas beliau dengan pahala dan surga di sisi-Nya.

✒️ [Lihat: Muqaddimah Al-Bidayah Wa An-Nihayah & Tadwin As-Sunnah hlm. 222]

✍🏼 Al-Ustadz Abu Sufyan حفظـہ اللـہ
(Di Bawah Kaki Panderman, Jumadal Akhirah 1445 H)

▫️▫️▫️
#biografi #figur #perjuangan #ulama #karyatulis
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📜🚪📝 SEJARAWAN ISLAM YANG TIDAK MENGANGGAP SEJARAH DIRINYA

▫️▫️▫️

Bukankah sangat tidak sopan jika ada orang yang menganggap pakar sejarah yang satu ini adalah ulama biasa. Ya, dia dijuluki sebagai Al-Imam (seorang panutan), Al-'Allamah (yang sangat luas ilmunya), Al-Hafidz (seorang penghafal pilih tanding), Mu-arrikhul Islam (sejarawan Islam), Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin 'Utsman Adz-Dzahabi rahimahullah.

Kitab-kitab yang beliau tulis menjadi bukti kapabilitasnya dalam banyak bidang ilmu, terlebih dalam ilmu sejarah Islam. Sebut saja di antara karya tulis beliau:

Tārīkhul Islām. Kitab ini kini tercetak di antaranya hingga 15 jilid, beliau memulainya dari Sirah Nabawiyyah, hingga peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di zaman beliau.

Siyar A'lāmin Nubalā'. Karya tulis yang sangat fenomenal dan menjadi kitab yang sangat diminati oleh banyak kalangan. Kitab ini sudah diterbitkan dalam bentuk buku-buku tebal yang mencapai 30 jilid.

Tadzkiratul Huffādz, atau Thabaqåtul Huffadz. Literatur yang secara khusus menyajikan nama dan biografi singkat para penghafal dan narator hadits, beliau susun dengan standar klasifikasi thabaqah (tingkatan) dan jenjangnya. Dimulai dari tingkatan pertama yaitu para Sahabat radhiyallahu 'anhum, hingga tingkatan ke-21. Dan beliau tutup dengan tingkatan ulama-ulama yang beliau jumpai di masanya.

Mīzānul I'tidāl. Salah satu karya tulis paling penting di dunia dalam bidang ilmu Rijalul Hadits (para perawi dan narator hadits). Beliau mengevaluasi para narator hadits melalui biografi masing-masingnya. Adz-Dzahabi rahimahullah menyusun kitabnya ini sesuai urutan abjad, dari sana beliau mengidentifikasi perawi yang Tsiqah (terpercaya), Shaduq (jujur), atau bahkan Kadzdzab (pendusta), dan Matrukul Hadits (haditsnya ditinggalkan oleh para ulama), dan sebagainya.

Dzail Dīwān Adh-Dhu'afā. Kitab ini sesuai namanya, yaitu Dzail. Secara harfiyah, "Dzail" dalam bahasa Arab didefinisikan sebagai : "ujung dari setiap benda". Maksudnya adalah tambahan, dan memang demikian kenyataannya, kitab Dzail Dīwān Adh-Dhu'afa ini merupakan pelengkap dan tambahan untuk kitab aslinya yaitu Dīwān Adh-Dhu'afa karya Adz-Dzahabi sendiri. Kitab ini hanya berisikan para perawi yang lemah hafalannya, perawi yang tidak dianggap standar keshahihan sebuah riwayat hadits.

Namun, ada keganjalan di kitab terakhir ini, aneh dan mengherankan. Penulisnya yaitu Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah memasukkan namanya di dalam daftar perawi yang lemah hafalannya. Padahal ulama-ulama hadits di masanya, maupun yang datang setelahnya, semuanya sepakat akan kapabilitas dan kualitas seorang Adz-Dzahabi dalam hafalannya dan keilmuannya.

Perhatikan penggalan kalimat berikut di dalam kitabnya (Dzail Dīwān Adh-Dhu'afa, no. 345, 1/57),

محمد بن أحمد بن عثمان الغافقي : سيّء الحفظ ليس بالمتقن ولا بالمتَّقي، سامحه الله تعالى.

"Muhammad bin Ahmad bin 'Utsman Al-Ghafiqiy (yakni dirinya sendiri -pen) : Seorang yang buruk hafalannya, bukan orang yang mutqin, bukan pula orang yang bertakwa, semoga Allah mengampuninya."

Allahu Akbar!!!

Maka sudah sepantasnya kita bertakwa kepada Allah, bercermin dari seorang Al-Imam Adz-Dzahabi, dan memperbaiki amalan dan kualitas ilmu kita. Sudah seharusnya pula kita malu kepada beliau, dan malu terhadap diri-diri kita. Siapa diri ini hingga tampil membusungkan dada menganggapnya ALIM, PAKAR ILMU HADITS, ULAMA BESAR, MUFTI, SEJARAWAN, dan gelar-gelar yang lainnya.

Lihatlah akhlak seorang yang sangat luas ilmunya, dia hanya menganggap orang lain daripada dirinya sendiri. Dan begitu lah teladan dari Salafus Saleh, betapa indahnya sejarah hidup orang-orang pilihan yang pernah tinggal di bawah kolong langit.

✍🏽 Abul Walid سامحه الله

▫️▫️▫️
#panutan #figur #biografi #akhlak #AdzDzahabi #ulama #tawadhu
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📃📮📋 TERDIDIK DENGAN HADITS NABI ﷺ MENJADIKAN AKHLAK DAN NAMANYA HARUM

▫️▫️▫️

Sangat besar sekali peran dari hadits Nabi ﷺ dalam menempa karakter dan mencetak kepribadian seorang muslim. Perangai indah dan akhlak mulia menghiasi tubuh-tubuh yang hidup, memberikan arti dan kualitas pada figur-figur generasi terbaik umat ini.

Salafus Shalih, sangat identik dengan hadits Nabi ﷺ. Hari-hari mereka setiap waktunya sangat cerah dengan ucapan: "Rasulullah ﷺ bersabda...", "Nabi ﷺ pernah melakukan demikian..." Dan seterusnya.

Kisah apik penuh inspirasi, terjadi di era Atbaa' Taabi'iin, kisah yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari jalur salah seorang murid Sufyan bin 'Uyainah, yaitu Harun bin Said Al-Ailiy rahimahullah, ketika itu di majelis, ada dari kalangan hadirin yang mengatakan kepada Sufyan -sambil membawakan sebuah hadits-, dia berkata,

"Sungguh Malik (bin Anas) menyelisihimu terkait sanad hadits ini."

Maka, Sufyan rahimahullah dengan kesucian jiwa menjawab,

“Semoga Allah merahmati Malik, aku dengan Malik tidak lain seperti ucapan seorang penyair,

وابن اللبون إذا ما لز في قرن ::: لم يستطع صولة البزل القناعيس

Yang namanya anak unta usia 2 tahun (atau lebih -pen) ketika diikat bergandengan dengan satu tali...
Dia tidak akan mampu memikul layaknya unta tua yang besar badannya.” [Lihat: Hilyatul Auliyā' 9/150]

Beliau bermaksud bahwa dirinya belum ada apa-apanya jika namanya disandingkan dan bergandengan dengan Imam Malik rahimahullah. Layaknya anak unta yang baru genap berusia 2 tahun, ketika diikat bergandengan dengan unta tua, besar dan kuat, kemudian mengangkut di atasnya beban-beban tertentu, pasti akan merasa payah dan tidak mampu karena mengikuti beban unta besar di sebelahnya.

Tidak kemudian beliau menjawab dengan jawaban yang menohok, yang jika ucapan yang sama dilontarkan kepada sebagian kita, kita akan menjawab dengannya. Mungkin jika di posisi beliau, kita akan berkata: "Malik punya standar dalam hadits, aku juga punya standar yang lain." Atau jawaban: "Malik manusia biasa, bisa keliru dalam mengevaluasi hadits." Dan sebagainya.

Namun, hadits Nabi ﷺ mendidik seorang untuk berakhlak mulia, berjiwa besar untuk mengakui keutamaan orang lain, dan menghiasi diri dengan sifat tawadhu'.

Walau tanpa nada, yang keluar dari tutur katanya hanya kalam hikmah yang indah dan santun, menunjukkan kesucian jiwa, dan keluhuran budi dari seorang imam ahli hadits ini.

Sufyan bin 'Uyainah, sosok alim panutan yang menghabiskan waktunya untuk hadits. Tak heran jika beliau sangat dihormati di masanya, dan majelisnya dikerumuni oleh banyak penuntut ilmu. Kala itu, beliau adalah tokoh ahli hadits negeri Al-Haram (Mekkah) yang kuat dan kokoh hafalannya.

Cukuplah ucapan murid tersohornya, Asy-Syafi'i rahimahullah, menjadi bukti kapabilitas sang guru, Sufyan bin 'Uyainah. Kata Asy-Syafi'i rahimahullah,

لولا مالك وسفيان بن عيينة، لذهب علم الحجاز.

"Seandainya tidak ada Malik dan Sufyan bin 'Uyainah, niscaya lenyap ilmu di Hijaz (Mekkah dan Madinah)."

Kini, Sufyan bin 'Uyainah telah tiada. Namun, walau jasadnya sudah di perut bumi, harumnya sejarah hidup beliau lebih semerbak daripada minyak kesturi. Seorang penuntut ilmu pasti akan selalu rindu akan aroma wangi nan semerbak tersebut. Manakala dia sudah tenggelam di dalam aroma harumnya, dia akan selalu membuka kembali kisah-kisah keteladanan, dan akhlak mulia seorang alim besar di masanya.

Sufyan bin 'Uyainah wafat pada tahun 198 H. Semoga Allah merahmati dan meridhoinya.

✍🏽 Ibnu Januardi عفا الله عنه وعن والديه

▫️▫️▫️
#panutan #figur #biografi #akhlak #ahli_hadits #ulama #tawadhu
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📚📜●●● ════════════╗
      𝐅 𝐀 𝐓 𝐖 𝐀   𝐔 𝐋 𝐀 𝐌 𝐀
╚════════════ ●●●📜📚

🌙🔭🌃 KETIKA SEORANG WANITA MELIHAT HILAL RAMADHAN...

▫️▫️▫️

🔵 Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wādi'i rahimahullah pernah ditanya,

هل يقبل خبر المرأة في رؤية هلال رمضان وكذلك في رؤية هلال شوال؟

"Apakah diterima berita dari seorang wanita terkait melihat hilal Ramadhan, demikian pula hilal Syawwal?"

🔊 Maka beliau rahimahullah menjawab,

الذي جاء أن أعرابياً أتى إلى النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- وشهد أنه رأى الهلال فأمر النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- الناس أن يصوموا.

وأما إنتهاء شهر رمضان ودخول شوال فإنه جاء شاهدان يشهدان.

فالذي يظهر لا تقبل شهادتها في هذا، هذا أمر.

بقي هي نفسها إذا رأت الهلال، إن كانت رأت هلال رمضان تصوم لنفسها، وإن كانت رأت هلال شوال تفطر ولا يلزم الناس أن يعملوا بعملها.

“Yang disebutkan (dalam hadits) adalah, bahwasannya seorang Arab Badui mendatangi Nabi ﷺ, dan bersaksi bahwa dia telah melihat hilal, lantas Nabi ﷺ memerintahkan manusia untuk berpuasa.

Adapun terkait berakhirnya bulan Ramadhan dan masuknya Bulan Syawwal, maka dua orang harus datang memberikan kesaksian.

Sehingga yang tampak di sini adalah tidak diterima persaksiannya (seorang wanita) dalam perkara ini. Ini masalah yang pertama.

Tersisa permasalahan tentang bagaimana jika seorang wanita telah melihat hilal?

Kalau memang dia (wanita) melihat hilal Ramadhan, maka ia berpuasa untuk dirinya sendiri, dan jika dia melihat hilal Syawwal maka dia berbuka untuk dirinya sendiri, dan tidak mengharuskan manusia untuk berbuat seperti perbuatannya.”

💽 Kaset: As-ilatu Syabāb Al-Udayn Wa Ba'dān

📝 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Hamzah حفظـہ اللـہ

▫️▫️▫️
#fatwa #ulama #hilal #Ramadhan
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Sumber Transkrip:
https://t.me/mawsuat_alamam_muqbel/2938
╔●●●💬💬 ═════════════╗
     𝗕𝗜𝗢𝗚𝗥𝗔𝗙𝗜 𝗨𝗟𝗔𝗠𝗔 𝗦𝗔𝗟𝗔𝗙
╚═════════════ 💬💬●●●╝

🖇 ALIM SENIOR, TETANGGA IBNU ABBAS RADHIYALLAHU 'ANHUMA YANG SANGAT MENJAGA LISANNYA

▫️▫️▫️

Yang berilmu pasti terhormat. Dari majelis para Sahabat dia berangkat. Mengikat hasrat, menempuh jalan berat. Semua dilalui tanpa berehat-rehat. Bergerak menuju cinta Rabb-nya, bersemangat kuat. Menambatkan asa hanya untuk negeri akhirat.

Aus bin 'Abdillah Ar-Rib'iy Al-Bashri, berkunyah Abul Jauza' dan lebih dikenal dengan kunyahnya.

Abul Jauza' tergolong ulama generasi Tabi'in. Beliau mengambil ilmu dan riwayat hadits dari sejumlah Sahabat. Antara lain: Ummul Mu'minin 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, dan Abdullah bin Amer bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma.

Semasa hidupnya, Abul Jauza' sangat giat dalam beribadah, bahkan beliau terbiasa puasa 𝘸𝘪𝘴𝘩𝘢𝘭 hingga satu pekan tanpa berbuka sama sekali. Beliau juga terkenal sangat kuat, pernah suatu saat beliau menggenggam lengan anak muda, dan hampir saja membuatnya remuk.

Abul Jauza' adalah tetangga seorang Sahabat yang sangat berilmu. Ya, beliau tinggal berdekatan rumah dengan Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau menceritakan,

جاورت ابن عباس في داره اثنتي عشرة سنة ما في القرآن آية إلا وقد سألته عنها.

"Aku bertetangga dengan Ibnu 'Abbas di perkampungannya selama 12 tahun, tidak ada satu ayat di dalam Al-Quran, melainkan telah aku tanyai beliau tentangnya."

Sehingga tak heran jika ulama sekaliber Qatadah bin Di'amah menyempatkan untuk 𝘯𝘨𝘶𝘯𝘥𝘶𝘩 ilmu dari beliau. Bahkan para ulama senior lainnya juga tidak melewati kesempatan ini, antara lain: Abul Asy-hab Al-'Utharidiy, Amer bin Malik An-Nukri, Aban bin Abi 'Ayyasy, Budail bin Maisarah, Sulaiman bin 'Ali Ar-Rib'iy, dan sejumlah ulama lainnya.

Saking menjaga lisannya, Abul Jauza' tidak pernah melaknat dan mencela makanan sekali pun. Kata beliau,

"Aku tidak pernah melaknat sesuatu apa pun, tidak pula memakan sesuatu yang terlaknat, dan aku tidak pernah mengganggu seorang pun."

Yahya bin Amer bin Malik An-Nukri berkata,

"Aku mendengar ayahku bercerita, bahwa Abul Jauza' tidak pernah melaknati sesuatu apa pun, dan beliau tidak akan memakan sesuatu yang dilaknati."

Dalam riwayat lain, Amer bin Malik menambahkan,

ولم يكذب رجلا قط ولم يجلس على دكاكين قط.

"Beliau tidak pernah berdusta kepada seorang pun, dan tidak pernah sama sekali 𝘯𝘰𝘯𝘨𝘬𝘳𝘰𝘯𝘨 di toko-toko."

Abul Jauza' telah menjadi murid sejati para Sahabat. Hal itu terlihat dari sikapnya kepada pengekor hawa nafsu, sampai-sampai beliau mengatakan,

لأن أجالس الخنازير، أحب إلي من أن أجالس أحدا من أهل الأهواء.

"Aku duduk-duduk dengan babi, itu lebih aku sukai daripada aku duduk-duduk dengan seorang dari kalangan pengekor hawa nafsu."

Abul Jauza' tergolong ulama tsiqah (terpercaya) riwayatnya menurut para ahli hadits, bahkan hadits-hadits dari jalur beliau dikeluarkan oleh imam-imam 𝘬𝘶𝘵𝘶𝘣𝘶𝘴 𝘴𝘪𝘵𝘵𝘢𝘩 (kitab enam imam, yaitu: Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah).

Disebutkan, bahwa beliau termasuk orang yang terbunuh pada peperangan Jamajim di pinggiran Kufah, melawan Al-Hajjaj bin Yusuf.

Perang Jamajim (tengkorak), disebut demikian karena tempat tersebut sudah menjadi gundukan tengkorak dari mayat akibat perang yang berkecamuk dahulu kala. Kemudian ia menjadi tempat pemberontakan Ibnul Asy'ats kepada Al-Hajjaj bin Yusuf, si gubernur yang terkenal kejam, bengis, dan lalim.

Ketika itu, tragedi berdarah, kerusuhan, dan fitnah besar mengguncang dunia Islam dan muslimin. Beberapa orang dari ulama Tabi'in terseret arus fitnah Ibnul Asy'ats, sampai menyebabkan mereka juga harus terbunuh di tempat tersebut.

Di antara mereka yang terbunuh adalah Abul Jauza', pada tahun 83 H. Rahimahullah.

Semoga Allah mengampuni beliau, merahmatinya, dan menjadikan Jannah tempat tinggalnya.

✒️ [Siyar A'lāmin Nubalā' (4/371-372), Tahdzībul Kamāl (3/392-393), Ath-Thabaqat Al-Kubra (7/166-167), dan selainnya]

▫️▫️▫️
#biografi #ulama #salaf
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
https://t.me/ponpes_assunnah_batu
🎙🔐📚 INTENSIFIKASI KUALITAS DAKWAH DENGAN KEMBALI KEPADA ULAMA DAN KITAB-KITAB MEREKA

▫️▫️▫️

❍ Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menasihatkan,

أوصي لمن أراد الارتِقاء والترقي فِي الدعوة إلىٰ اللّٰه أوصيه بأمرين: الأول: أن يكون كثير الصِّلة بكتُب أهل العلم المَاضين المعروفِين بالعلم النافع والعقيدة الصَّحيحَة أن يكون كثِير الصلة لا ينقطع عن الأولين إذا أرَاد الارتقاء والترقي لا ينقطِع عن الأولين عَن الذين قَد ماتُوا.
ثانيًا: الاتصَال بأهل العلم الأحياء ما أمكَنه إلى ذلك سبيلًا حتى يَتأثر بمسارهم ويستفيد من أخلاقهم وسُلوكهم.

“Saya sarankan kepada orang yang menginginkan intensifikasi dan eskalasi dalam (kualitas) berdakwah kepada Allah, aku wasiatkan kepadanya dengan dua perkara:

☛ Yang Pertama: Hendaklah ia banyak bergelut dengan kitab-kitab para ulama masa lalu yang dikenal dengan ilmu yang bermanfaat dan aqidah yang benar, harus sering terhubung tanpa terputus dengan ulama generasi dahulu jika ia memang menghendaki intensifikasi dan eskalasi, ia tidak boleh terputus dari generasi dahulu yang mereka sudah meninggal dunia.

☛ Yang Kedua: Menjalin hubungan dengan para ulama yang masih hidup sebatas kemampuannya, sehingga ia mendapat pengaruh dengan metode mereka, dan ia bisa mengambil faidah dari akhlak dan perilaku mereka.”

✒️ [Kaset: Silsilah Al-Hudā Wan Nūr, no. 188]

▫️▫️▫️
#nasihat #kualitas #dakwah #ulama #kitab
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
🎙📬🔹🔹🔹 ══════════╗
          𝐅 𝐀 𝐓 𝐖 𝐀   𝐔 𝐋 𝐀 𝐌 𝐀
╚══════════ 🔹🔹🔹📬🎙

APAKAH SUJUD TILAWAH DIANJURKAN JUGA KEPADA YANG MENDENGAR AYAT SAJDAH DI LUAR SHALAT?

▫️▫️▫️

Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya,

📬 [PERTANYAAN]

إذا مررت بآية سجدة وأنا أقرأ القرآن على مكتبي، أو وأنا أدرس التلاميذ، أو في أي مكانٍ، هل أسجد سجود التلاوة أم لا؟ وهل السجدة للقارئ والمستمع؟

"Ketika aku melewati ayat sajdah dalam membaca Al-Quran di kantorku, atau aku mengajar para murid, atau di tempat mana pun itu, apakah aku sujud tilawah atau tidak? Dan apakah ayat sajdah itu dianjurkan (sujud) untuk pembaca dan pendengar?"

🎙 [JAWABAN]

سجود التلاوة سنة للقارئ والمستمع، وليس واجبًا، ولا يُشرع للمستمع إلا تبعًا للقارئ، فإذا سجد القارئ سجد المستمع، وإذا قرأت آية السجدة في مكتبك أو في حال التعليم فالمشروع لك السجود، ويُشرع للطلبة أن يسجدوا معك؛ لأنهم مستمعون، وإن تركت السجود فلا بأس؛ لأنه ثبت عن زيد بن ثابت أنه قرأ على النبي ﷺ سورة النجم، فلم يسجد فيها، فلم يُنكر عليه النبي ﷺ. متفق على صحته.
وذلك دليل على أن سجود التلاوة ليس واجبًا، وعلى أن المستمع إنما يُشرع له السجود إذا سجد القارئ. والله ولي التوفيق.

"Sujud tilawah hukumnya sunnah bagi pembaca dan pendengar, bukan wajib. Dan tidak disyariatkan kepada si pendengar kecuali sebagai pengikut si pembaca (ayat sajdah -pen). Ketika si pembaca sujud, maka si pendengar juga sujud.

Apabila kamu membaca ayat sajdah di kantormu, atau di keadaan mengajar, maka disyariatkan bagimu sujud, dan disyariatkan pula bagi para murid untuk sujud bersamamu; hal itu karena mereka menyimak (bacaan). Dan jika kamu tidak sujud maka tidak mengapa; karena telah tetap dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu bahwa beliau membacakan surat An-Najm kepada Nabi ﷺ dan beliau tidak sujud padanya, dan Nabi ﷺ tidak mengingkari perbuatan beliau. Haditsnya disepakati keshahihannya.

Dan itu menjadi dalil bahwa sujud tilawah hukumnya tidak wajib, dan menjadi dalil pula bahwa si pendengar hanya disyariatkan sujud ketika si pembaca sujud. Wallahu waliyyut taufiiq.

✒️ [Majmū' Fatāwā Wa Maqålāt Mutanawwi'ah - Asy-Syaikh Ibn Bāz, 11/411-412 cet. Daarul Qasim Lin Nasyr terbitan pertama 1420H]

▫️▫️▫️
#sujud #tilawah #fatwa #ulama #kontemporer
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu