📜📋 KUMPULAN FATWA ULAMA SEPUTAR IBADAH KURBAN (Bag. 1) 🌿🥩
▫️▫️▫️
1⃣ Hukum ibadah kurban ketika mampu.
🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,
الأضحية ﺳﻨﺔ ﻣﺆﻛﺪﺓ، ﺗﺸﺮﻉ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻭاﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭﺗﺠﺰﺉ ﻋﻦ اﻟﺮﺟﻞ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ، ﻭﻋﻦ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻬﺎ.
“Kurban itu hukumnya sunnah yang ditekankan, disyariatkan bagi lelaki maupun perempuan, dan mencukupi untuk seorang lelaki beserta penghuni rumahnya (keluarganya, pen) begitu pula perempuan beserta keluarganya.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/38
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
ذكر الفقهاء أنه إذا ضحى بالبهيمة كاملة فالأفضل الإبل، ثم البقر، ثم الغنم، والضأن أفضل من الماعز، أما إذا ضحى بسبع من البدنة أو البقرة فإن الغنم أفضل والضأن أفضل من الماعز.
“Para ahli fikih menyatakan bahwasanya seorang ketika hendak menyembelih hewan kurban satu ekor utuh, maka yang paling utama adalah seekor unta, kemudian seekor sapi kemudian seekor kambing, domba lebih utama daripada kambing kacang. Adapun ketika dia berkurban 1/7 hewan kurban, baik berupa unta maupun sapi, maka seekor kambing itu yang lebih utama (daripada 1/7 unta maupun sapi, pen), begitu pula domba lebih utama daripada kambing kacang.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/34
3⃣ Kapan saja waktu penyembelihan kurban yang sesuai tuntunan syariat?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
أما الوقت: فإن الأضحية لها وقت محدد لا تشرع قبله ولا بعده.
ووقتها: من فراغ صلاة العيد إلى مغيب الشمس ليلة الثالث عشرة، فتكون الأيام أربعة: هي يوم العيد وثلاثة أيام بعده.
“Adapun waktu pelaksanaannya, maka sembelihan kurban itu memiliki waktu terbatas yang tidak disyariatkan di hari sebelumnya maupun setelahnya.
Waktunya adalah dari selesai shalat Idul Adha, hingga terbenamnya matahari malam tanggal 13, sehingga semuanya berjumlah 4 hari; yaitu hari Id (tanggal 10) dan 3 hari setelahnya.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/12
4⃣ Apa saja syarat pada hewan kurban?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
👈 الشرط الأول: أن تكون من بهيمة الأنعام: وهي الإبل والبقر والغنم، ضأنها ومعزها، فمن ضحى بشيء غير بهيمة الأنعام لم تقبل منه، مثل أن يضحي الإنسان بفرس، أو بغزال، أو بنعامة، فإن ذلك لا يقبل منه...
👈 الشرط الثاني: أن تبلغ السن المعتبر شرعا:
وهي في الضأن: ستة أشهر.
وفي المعز: سنة.
وفي البقر: سنتان.
وفي الإبل: خمس سنوات.
👈 الشرط الثالث: أن تكون سليمة من العيوب المانعة من الإجزاء:
وهي أربعة: أجاب بها النبي ﷺ حيث سئل: ماذا يتقى من الضحايا؟ فقال: «أربع: العوراء البين عورها، والمريضة البين مرضها، والعرجاء البين عرجها، والعجفاء التي لا تنقي»
👉 Syarat pertama: Hendaknya dari jenis bahímatul an'ám, yaitu unta, sapi, dan kambing; dari jenis domba maupun kambing kacangnya.
Maka orang yang hendak berkurban dengan selain bahímatul an'ám tidak akan diterima darinya, seperti orang yang hendak berkurban dengan kuda, kijang atau burung unta, maka hal itu tidak akan diterima darinya...
👉 Syarat Ke-2: Harus mencapai usia yang ditentukan secara syariat, yaitu:
Domba: Usia 6 bulan.
Kambing kacang: Usia setahun.
Sapi: Usia 2 tahun. Dan,
Unta: Usia 5 tahun.
👉 Syarat Ke-3: Harus selamat dari cacat yang menyebabkan tidak layak sebagai hewan kurban.
Cacat itu ada 4, sudah dijelaskan oleh Nabi ﷺ ketika beliau ditanya: "Apa yang harus dihindari dari hewan kurban?" Beliau ﷺ menjawab,
1) Buta yang jelas kebutaannya.
2) Sakit dan jelas sakitnya.
3) Pincang dan jelas kepincangannya.
4) Kurus yang tidak memiliki sumsum tulang (sehingga lemah -pen)
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/12
5⃣ Apakah boleh menyertakan orang lain dalam pahala pada niat seorang yang berkurban?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
وأما التشريك بالثواب فلا حرج أن يضحي الإنسان بالشاة عنه وعن أهل بيته وإن كانوا كثيرين
“Adapun penyertaan dalam pahala maka tidak mengapa seorang berkurban dengan kambing untuknya dan untuk penghuni rumahnya walaupun mereka berjumlah banyak.”
✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2
▫️▫️▫️
#kumpulan #fatwa #ulama #seputar #ibadah #kurban
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
1⃣ Hukum ibadah kurban ketika mampu.
🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,
الأضحية ﺳﻨﺔ ﻣﺆﻛﺪﺓ، ﺗﺸﺮﻉ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻭاﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭﺗﺠﺰﺉ ﻋﻦ اﻟﺮﺟﻞ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ، ﻭﻋﻦ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻬﺎ.
“Kurban itu hukumnya sunnah yang ditekankan, disyariatkan bagi lelaki maupun perempuan, dan mencukupi untuk seorang lelaki beserta penghuni rumahnya (keluarganya, pen) begitu pula perempuan beserta keluarganya.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/38
2⃣
Urutan keutamaan hewan kurban.🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
ذكر الفقهاء أنه إذا ضحى بالبهيمة كاملة فالأفضل الإبل، ثم البقر، ثم الغنم، والضأن أفضل من الماعز، أما إذا ضحى بسبع من البدنة أو البقرة فإن الغنم أفضل والضأن أفضل من الماعز.
“Para ahli fikih menyatakan bahwasanya seorang ketika hendak menyembelih hewan kurban satu ekor utuh, maka yang paling utama adalah seekor unta, kemudian seekor sapi kemudian seekor kambing, domba lebih utama daripada kambing kacang. Adapun ketika dia berkurban 1/7 hewan kurban, baik berupa unta maupun sapi, maka seekor kambing itu yang lebih utama (daripada 1/7 unta maupun sapi, pen), begitu pula domba lebih utama daripada kambing kacang.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/34
3⃣ Kapan saja waktu penyembelihan kurban yang sesuai tuntunan syariat?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
أما الوقت: فإن الأضحية لها وقت محدد لا تشرع قبله ولا بعده.
ووقتها: من فراغ صلاة العيد إلى مغيب الشمس ليلة الثالث عشرة، فتكون الأيام أربعة: هي يوم العيد وثلاثة أيام بعده.
“Adapun waktu pelaksanaannya, maka sembelihan kurban itu memiliki waktu terbatas yang tidak disyariatkan di hari sebelumnya maupun setelahnya.
Waktunya adalah dari selesai shalat Idul Adha, hingga terbenamnya matahari malam tanggal 13, sehingga semuanya berjumlah 4 hari; yaitu hari Id (tanggal 10) dan 3 hari setelahnya.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/12
4⃣ Apa saja syarat pada hewan kurban?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
👈 الشرط الأول: أن تكون من بهيمة الأنعام: وهي الإبل والبقر والغنم، ضأنها ومعزها، فمن ضحى بشيء غير بهيمة الأنعام لم تقبل منه، مثل أن يضحي الإنسان بفرس، أو بغزال، أو بنعامة، فإن ذلك لا يقبل منه...
👈 الشرط الثاني: أن تبلغ السن المعتبر شرعا:
وهي في الضأن: ستة أشهر.
وفي المعز: سنة.
وفي البقر: سنتان.
وفي الإبل: خمس سنوات.
👈 الشرط الثالث: أن تكون سليمة من العيوب المانعة من الإجزاء:
وهي أربعة: أجاب بها النبي ﷺ حيث سئل: ماذا يتقى من الضحايا؟ فقال: «أربع: العوراء البين عورها، والمريضة البين مرضها، والعرجاء البين عرجها، والعجفاء التي لا تنقي»
👉 Syarat pertama: Hendaknya dari jenis bahímatul an'ám, yaitu unta, sapi, dan kambing; dari jenis domba maupun kambing kacangnya.
Maka orang yang hendak berkurban dengan selain bahímatul an'ám tidak akan diterima darinya, seperti orang yang hendak berkurban dengan kuda, kijang atau burung unta, maka hal itu tidak akan diterima darinya...
👉 Syarat Ke-2: Harus mencapai usia yang ditentukan secara syariat, yaitu:
Domba: Usia 6 bulan.
Kambing kacang: Usia setahun.
Sapi: Usia 2 tahun. Dan,
Unta: Usia 5 tahun.
👉 Syarat Ke-3: Harus selamat dari cacat yang menyebabkan tidak layak sebagai hewan kurban.
Cacat itu ada 4, sudah dijelaskan oleh Nabi ﷺ ketika beliau ditanya: "Apa yang harus dihindari dari hewan kurban?" Beliau ﷺ menjawab,
1) Buta yang jelas kebutaannya.
2) Sakit dan jelas sakitnya.
3) Pincang dan jelas kepincangannya.
4) Kurus yang tidak memiliki sumsum tulang (sehingga lemah -pen)
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/12
5⃣ Apakah boleh menyertakan orang lain dalam pahala pada niat seorang yang berkurban?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
وأما التشريك بالثواب فلا حرج أن يضحي الإنسان بالشاة عنه وعن أهل بيته وإن كانوا كثيرين
“Adapun penyertaan dalam pahala maka tidak mengapa seorang berkurban dengan kambing untuknya dan untuk penghuni rumahnya walaupun mereka berjumlah banyak.”
✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2
▫️▫️▫️
#kumpulan #fatwa #ulama #seputar #ibadah #kurban
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
📜📋 KUMPULAN FATWA ULAMA SEPUTAR IBADAH KURBAN (Bag. 2) 🌿🥩
▫️▫️▫️
6⃣ Apakah kurban seorang ayah mencukupi anak, menantu, dan cucu-cucunya?
🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan,
ﺇﺫا ﻛﻨﺖ ﻓﻲ ﺑﻴﺖ ﻣﺴﺘﻘﻞ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﺴﺎﺋﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺸﺮﻉ ﻟﻚ ﺃﻥ ﺗﻀﺤﻲ ﻋﻨﻚ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻚ، ﻭﻻ ﺗﻜﻔﻲ ﻋﻨﻚ ﺃﺿﺤﻴﺔ ﻭاﻟﺪﻙ ﻋﻨﻪ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ؛ ﻷﻧﻚ ﻟﺴﺖ ﻣﻌﻬﻢ ﻓﻲ اﻟﺒﻴﺖ.
“Kalau kamu -hai si penanya- itu tinggal di rumah sendiri, maka yang disyariatkan bagimu untuk menyembelih kurban untukmu dan untuk penduduk rumahmu (keluargamu), dan tidak mencukupi untukmu sembelihan kurban ayahmu yang dia peruntukkan untuk dirinya dan penghuni rumahnya (keluarganya), karena kamu tidak berada bersama mereka dalam satu rumah.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/37
7⃣ Apakah satu ekor kambing mencukupi seorang beserta keluarganya?
🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjawab,
ﺗﺠﺰﺉ اﻟﺸﺎﺓ اﻟﻮاﺣﺪﺓ ﻋﻦ اﻟﺮﺟﻞ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﻷﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﷺ ﻛﺎﻥ ﻳﻀﺤﻲ ﻛﻞ ﺳﻨﺔ ﺑﻜﺒﺸﻴﻦ ﺃﻣﻠﺤﻴﻦ ﺃﻗﺮﻧﻴﻦ ﻳﺬﺑﺢ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻋﻨﻪ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ، ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ ﻋﻤﻦ ﻭَﺣَّﺪَ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺃﻣﺘﻪ ﷺ.
“Cukup satu ekor kambing untuk seorang beserta keluarganya, karena Nabi ﷺ dahulu menyembelih dua ekor kambing yang putih kehitaman yang bertanduk pada setiap tahunnya, satu darinya beliau sembelih untuk beliau dan keluarganya, dan satu yang lain untuk orang bertauhid dari umat beliau.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/37
8⃣ Apakah boleh satu hewan kurban untuk 2 orang yang bersaudara kandung yang tinggal bersama dalam satu rumah, yang sumber kebutuhan pokoknya satu, bersama anak-anak mereka?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
نعم يجوز ذلك يجوز أن يقتصر أهل البيت الواحد ولو كانوا عائلتين على أضحية واحدة.
“Ya, hal itu diperbolehkan, boleh satu penduduk rumah, walaupun mereka terdiri dari dua keluarga, untuk mencukupkan dengan satu hewan kurban saja.”
✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2
9⃣ Seorang bapak yang satu rumah dengan tiga orang anaknya yang seluruhnya sudah berkeluarga, dan masing-masingnya memiliki ruangan rumah khusus di dalam rumah tersebut, apakah satu hewan saja cukup?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
الذي أرى أن على كل بيت أضحية لأن لكل بيت مستقل.
“Aku berpandangan bahwa masing-masing rumah satu hewan kurban, karena masing-masingnya memiliki rumah tersendiri.”
✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2
🔟 Hukum seorang yang berkurban, kemudian menjual daging dari hewan kurbannya.
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menegaskan,
يحرم أن يبيع شيئا من الأضحية من لحم، أو شحم، أو دهن أو جلد، أو غيره؛ لأنها مال أخرجه لله فلا يجوز الرجوع فيه كالصدقة، ولا يعطي الجازر منها في مقابلة أجرته، أو بعضها؛ لأن ذلك بمعنى البيع، فأما من أهدي له شيء منها أو تصدق به عليه فله أن يتصرف فيه بما شاء من بيع وغيره.
“Haram hukumnya menjual sedikit saja dari hewan kurban, daging, lemak, minyak, ataupun kulitnya, atau selainnya; karena itu merupakan harta yang telah dia keluarkan untuk Allah, maka tidak boleh ditarik kembali layaknya sedekah. Dan tukang sembelih tidak boleh diberi dari hewan kurban untuk ditukar dengan upahnya, walaupun sebagian saja; karena itu bisa bermakna jual beli. Adapun orang yang dihadiahkan dari hewan kurban atau dia diberi sedekah dari hewan kurban tersebut, maka dia boleh saja menggunakannya sekehendaknya, baik dijual dan lainnya.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/162
1⃣1⃣ Apa hukum bersedakah dengan daging kurban?
السنة للمضحي أن يأكل منها ويهدي لأقاربه وجيرانه منها ويتصدق منها.
“Sunnahnya bagi orang yang berkurban untuk memakan daging kurbannya dan dia memberinya sebagai hadiah untuk kerabatnya, dan tetangganya, begitu pula dia boleh bersedekah dengannya.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/38
▫️▫️▫️
#kumpulan #fatwa #ulama #seputar #ibadah #kurban
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
6⃣ Apakah kurban seorang ayah mencukupi anak, menantu, dan cucu-cucunya?
🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan,
ﺇﺫا ﻛﻨﺖ ﻓﻲ ﺑﻴﺖ ﻣﺴﺘﻘﻞ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﺴﺎﺋﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺸﺮﻉ ﻟﻚ ﺃﻥ ﺗﻀﺤﻲ ﻋﻨﻚ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻚ، ﻭﻻ ﺗﻜﻔﻲ ﻋﻨﻚ ﺃﺿﺤﻴﺔ ﻭاﻟﺪﻙ ﻋﻨﻪ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ؛ ﻷﻧﻚ ﻟﺴﺖ ﻣﻌﻬﻢ ﻓﻲ اﻟﺒﻴﺖ.
“Kalau kamu -hai si penanya- itu tinggal di rumah sendiri, maka yang disyariatkan bagimu untuk menyembelih kurban untukmu dan untuk penduduk rumahmu (keluargamu), dan tidak mencukupi untukmu sembelihan kurban ayahmu yang dia peruntukkan untuk dirinya dan penghuni rumahnya (keluarganya), karena kamu tidak berada bersama mereka dalam satu rumah.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/37
7⃣ Apakah satu ekor kambing mencukupi seorang beserta keluarganya?
🏷️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjawab,
ﺗﺠﺰﺉ اﻟﺸﺎﺓ اﻟﻮاﺣﺪﺓ ﻋﻦ اﻟﺮﺟﻞ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﻷﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﷺ ﻛﺎﻥ ﻳﻀﺤﻲ ﻛﻞ ﺳﻨﺔ ﺑﻜﺒﺸﻴﻦ ﺃﻣﻠﺤﻴﻦ ﺃﻗﺮﻧﻴﻦ ﻳﺬﺑﺢ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻋﻨﻪ ﻭﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ، ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ ﻋﻤﻦ ﻭَﺣَّﺪَ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺃﻣﺘﻪ ﷺ.
“Cukup satu ekor kambing untuk seorang beserta keluarganya, karena Nabi ﷺ dahulu menyembelih dua ekor kambing yang putih kehitaman yang bertanduk pada setiap tahunnya, satu darinya beliau sembelih untuk beliau dan keluarganya, dan satu yang lain untuk orang bertauhid dari umat beliau.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/37
8⃣ Apakah boleh satu hewan kurban untuk 2 orang yang bersaudara kandung yang tinggal bersama dalam satu rumah, yang sumber kebutuhan pokoknya satu, bersama anak-anak mereka?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
نعم يجوز ذلك يجوز أن يقتصر أهل البيت الواحد ولو كانوا عائلتين على أضحية واحدة.
“Ya, hal itu diperbolehkan, boleh satu penduduk rumah, walaupun mereka terdiri dari dua keluarga, untuk mencukupkan dengan satu hewan kurban saja.”
✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2
9⃣ Seorang bapak yang satu rumah dengan tiga orang anaknya yang seluruhnya sudah berkeluarga, dan masing-masingnya memiliki ruangan rumah khusus di dalam rumah tersebut, apakah satu hewan saja cukup?
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menjawab,
الذي أرى أن على كل بيت أضحية لأن لكل بيت مستقل.
“Aku berpandangan bahwa masing-masing rumah satu hewan kurban, karena masing-masingnya memiliki rumah tersendiri.”
✒️ Fatáwá Núr 'Alad Darb 13/2
🔟 Hukum seorang yang berkurban, kemudian menjual daging dari hewan kurbannya.
🏷️ Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah menegaskan,
يحرم أن يبيع شيئا من الأضحية من لحم، أو شحم، أو دهن أو جلد، أو غيره؛ لأنها مال أخرجه لله فلا يجوز الرجوع فيه كالصدقة، ولا يعطي الجازر منها في مقابلة أجرته، أو بعضها؛ لأن ذلك بمعنى البيع، فأما من أهدي له شيء منها أو تصدق به عليه فله أن يتصرف فيه بما شاء من بيع وغيره.
“Haram hukumnya menjual sedikit saja dari hewan kurban, daging, lemak, minyak, ataupun kulitnya, atau selainnya; karena itu merupakan harta yang telah dia keluarkan untuk Allah, maka tidak boleh ditarik kembali layaknya sedekah. Dan tukang sembelih tidak boleh diberi dari hewan kurban untuk ditukar dengan upahnya, walaupun sebagian saja; karena itu bisa bermakna jual beli. Adapun orang yang dihadiahkan dari hewan kurban atau dia diberi sedekah dari hewan kurban tersebut, maka dia boleh saja menggunakannya sekehendaknya, baik dijual dan lainnya.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Rasáil al-'Utsaimin 25/162
1⃣1⃣ Apa hukum bersedakah dengan daging kurban?
السنة للمضحي أن يأكل منها ويهدي لأقاربه وجيرانه منها ويتصدق منها.
“Sunnahnya bagi orang yang berkurban untuk memakan daging kurbannya dan dia memberinya sebagai hadiah untuk kerabatnya, dan tetangganya, begitu pula dia boleh bersedekah dengannya.”
✒️ Majmú’ Fatáwá wa Maqálát Mutanawwi‘ah 18/38
▫️▫️▫️
#kumpulan #fatwa #ulama #seputar #ibadah #kurban
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
💬 🕋 TATA CARA MEMULAI TAKBIR SEUSAI SHALAT
▫️▫️▫️
Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
وأما التكبير المقيد فيكون من صلاة فجر يوم عرفة إلى صلاة عصر آخر يوم من أيام التشريق، يكون تكبيراً مقيداً دبر خمس صلوات في يوم عرفة، وخمس صلوات في يوم العيد، وخمس صلوات في الحادي عشر، وخمس صلوات في الثاني عشر، وخمس صلوات في الثالث عشر، الجميع خمس وعشرون صلاة يسن أن يكبر بعدها، أي بعد أن يقول: أستغفر الله ثلاثاً، اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام، ثم يكبر، فيكون هذا التكبير كالتسبيح والتحميد الذي يسن في كل وقت بعد الصلاة.
“Adapun takbir muqayyad maka dimulai dari shalat fajar hari ‘Arafah sampai shalat ashar hari terakhir dari hari-hari tasyrik.
Sehingga itu merupakan takbir yang muqayyad di setiap;
💡seusai shalat lima waktu di hari Arafah,
💡seusai shalat lima waktu di hari Ied,
💡seusai shalat lima waktu pada tanggal 11,
💡seusai shalat lima Waktu pada tanggal 12, dan,
💡seusai shalat lima waktu pada tanggal 13.
👉 Semuanya berjumlah 25 shalat, yang disunnahkan untuk bertakbir (muqayyad) seusainya.
‼️ Yaitu: setelah mengucapkan astagfirullah tiga kali, kemudian zikir:
اللهم انت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والاكرام
Ya Allah! Engkaulah Dzat Yang Maha Selamat (dari segala aib), dan dari Engkau lah segala keselamatan, Maha Suci Engkau wahai Dzat Yang Maha Agung dan Mulia.
Kemudian baru bertakbir.
Sehingga takbir ini sepadan dengan ucapan tasbih dan tahmid yang disunnahkan di setiap waktu setelah shalat ."
▫️▫️▫️
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📎 Sumber:
https://binothaimeen.net/content/460
#tata #cara #memulai #takbir #seusai #shalat
#fatwa_ibnu_Utsaimin
▫️▫️▫️
Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
وأما التكبير المقيد فيكون من صلاة فجر يوم عرفة إلى صلاة عصر آخر يوم من أيام التشريق، يكون تكبيراً مقيداً دبر خمس صلوات في يوم عرفة، وخمس صلوات في يوم العيد، وخمس صلوات في الحادي عشر، وخمس صلوات في الثاني عشر، وخمس صلوات في الثالث عشر، الجميع خمس وعشرون صلاة يسن أن يكبر بعدها، أي بعد أن يقول: أستغفر الله ثلاثاً، اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام، ثم يكبر، فيكون هذا التكبير كالتسبيح والتحميد الذي يسن في كل وقت بعد الصلاة.
“Adapun takbir muqayyad maka dimulai dari shalat fajar hari ‘Arafah sampai shalat ashar hari terakhir dari hari-hari tasyrik.
Sehingga itu merupakan takbir yang muqayyad di setiap;
💡seusai shalat lima waktu di hari Arafah,
💡seusai shalat lima waktu di hari Ied,
💡seusai shalat lima waktu pada tanggal 11,
💡seusai shalat lima Waktu pada tanggal 12, dan,
💡seusai shalat lima waktu pada tanggal 13.
👉 Semuanya berjumlah 25 shalat, yang disunnahkan untuk bertakbir (muqayyad) seusainya.
‼️ Yaitu: setelah mengucapkan astagfirullah tiga kali, kemudian zikir:
اللهم انت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والاكرام
Ya Allah! Engkaulah Dzat Yang Maha Selamat (dari segala aib), dan dari Engkau lah segala keselamatan, Maha Suci Engkau wahai Dzat Yang Maha Agung dan Mulia.
Kemudian baru bertakbir.
Sehingga takbir ini sepadan dengan ucapan tasbih dan tahmid yang disunnahkan di setiap waktu setelah shalat ."
▫️▫️▫️
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📎 Sumber:
https://binothaimeen.net/content/460
#tata #cara #memulai #takbir #seusai #shalat
#fatwa_ibnu_Utsaimin
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
⚖⚖ Jawaban & Fatwa Ulama Tergantung Penggambarannya
▫️▫️▫️
Asy Syaikh Muhammad bin Nashiruddin al Albani rahimahullah berkata,
كثير من العلماء قد نصُّوا على أنه ينبغي على من يتولَّون توجيه الأمة، ووضع الأجوبة لحل مشاكلهم : أن يكونوا عالمين وعارفين بواقعهم؛ لذلك كان من مشهور كلماتهم: «الحكم على الشيء فرع عن تصوره»، ولا يتحقق ذلك إلا بمعرفة (الواقع) المحيط بالمسألة المراد بحثها، وهذا من قواعد الفتيا بخاصة، وأصول العلم بعامة
"Banyak ulama yang menentukan kaedah bahwa mereka yang memiliki peran membimbing umat, serta bertugas memberikan jawaban dan solusi untuk mengatasi problematika mereka, sudah semestinya memiliki pengetahuan dan ma’rifah tentang fakta dan realita mereka (umat manusia yang diberikan bimbingan) baik secara detail maupun universal.
Olehnya itu, di antara ucapan mereka yang terkenal: “Vonis hukum terhadap sesuatu merupakan bagian dari penggambarannya.”
Maka tidaklah hukum tersebut bisa terwujud kecuali dengan memahami fakta yang mencakup permasalahan yang hendak dijadikan objek pembahasan. Dan hal ini termasuk bagian dari kaedah berfatwa secara khusus juga pondasi ilmu secara umum.
✒️ [Suâl Wa jawâb Haula Fiqhil Wâqi, 29]
▫️▫️▫️
#fatwa #sesuai #penggambarannya
Gabung Channel
• https://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
Asy Syaikh Muhammad bin Nashiruddin al Albani rahimahullah berkata,
كثير من العلماء قد نصُّوا على أنه ينبغي على من يتولَّون توجيه الأمة، ووضع الأجوبة لحل مشاكلهم : أن يكونوا عالمين وعارفين بواقعهم؛ لذلك كان من مشهور كلماتهم: «الحكم على الشيء فرع عن تصوره»، ولا يتحقق ذلك إلا بمعرفة (الواقع) المحيط بالمسألة المراد بحثها، وهذا من قواعد الفتيا بخاصة، وأصول العلم بعامة
"Banyak ulama yang menentukan kaedah bahwa mereka yang memiliki peran membimbing umat, serta bertugas memberikan jawaban dan solusi untuk mengatasi problematika mereka, sudah semestinya memiliki pengetahuan dan ma’rifah tentang fakta dan realita mereka (umat manusia yang diberikan bimbingan) baik secara detail maupun universal.
Olehnya itu, di antara ucapan mereka yang terkenal: “Vonis hukum terhadap sesuatu merupakan bagian dari penggambarannya.”
Maka tidaklah hukum tersebut bisa terwujud kecuali dengan memahami fakta yang mencakup permasalahan yang hendak dijadikan objek pembahasan. Dan hal ini termasuk bagian dari kaedah berfatwa secara khusus juga pondasi ilmu secara umum.
✒️ [Suâl Wa jawâb Haula Fiqhil Wâqi, 29]
▫️▫️▫️
#fatwa #sesuai #penggambarannya
Gabung Channel
• https://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
💰🛒 SYARI'AT TIDAK MEMBATASI LABA PERNIAGAAN
▫️▫️▫️
(Pertanyaan ke-4 dari fatwa no. 7339)
هل يجوز للتاجر أن يكسب أكثر من ١٠% من البضاعة؟
Apakah boleh bagi pedagang untuk mengambil (laba) lebih dari 10% dari harga barangnya?
الجواب:
كسب التاجر غير محدود بنسبة شرعا، لكن لا يجوز أن يخدع من يشتري منه، فيبيعه بغير السعر المعروف في السوق، ويشرع للمسلم ألا يغالي في الربح، بل يكون سمحا إذا باع وإذا اشترى لحث النبي ﷺ على السماحة في المعاملة.
Laba milik seorang pedagang tidak ada batasan secara syar'i, namun tidak boleh menipu orang yang membeli darinya, sehingga dia menjualnya bukan dengan harga yang standar di pasar.
Dan disyariatkan bagi seorang muslim agar tidak berlebihan dalam mengambil laba, bahkan hendaknya dia mudah dalam menjual, mudah dalam membeli, dikarenakan hasungan dari Nabi ﷺ agar berlaku mudah dalam bermuamalah.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.
✒️ [Fatāwā al-Lajnah ad-Dāimah 13/92]
▫️▫️▫️
#batasan #laba
#fatwa_ulama
♾ Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
(Pertanyaan ke-4 dari fatwa no. 7339)
هل يجوز للتاجر أن يكسب أكثر من ١٠% من البضاعة؟
Apakah boleh bagi pedagang untuk mengambil (laba) lebih dari 10% dari harga barangnya?
الجواب:
كسب التاجر غير محدود بنسبة شرعا، لكن لا يجوز أن يخدع من يشتري منه، فيبيعه بغير السعر المعروف في السوق، ويشرع للمسلم ألا يغالي في الربح، بل يكون سمحا إذا باع وإذا اشترى لحث النبي ﷺ على السماحة في المعاملة.
Laba milik seorang pedagang tidak ada batasan secara syar'i, namun tidak boleh menipu orang yang membeli darinya, sehingga dia menjualnya bukan dengan harga yang standar di pasar.
Dan disyariatkan bagi seorang muslim agar tidak berlebihan dalam mengambil laba, bahkan hendaknya dia mudah dalam menjual, mudah dalam membeli, dikarenakan hasungan dari Nabi ﷺ agar berlaku mudah dalam bermuamalah.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.
✒️ [Fatāwā al-Lajnah ad-Dāimah 13/92]
▫️▫️▫️
#batasan #laba
#fatwa_ulama
♾ Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
💦✋💐 APAKAH MENYENTUH WANITA MEMBATALKAN WUDHU?
▫️▫️▫️
🎙️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya:
هل اللمس المرأة بشهوة أو بدون شهوة ينقض الوضوء؟
Apakah menyentuh wanita dengan syahwat atau tanpa syahwat membatalkan wudhu?
Beliau rahimahullah menjawab,
هذه المسألة فيها خلاف بين العلماء.
والصواب: أنه لا ينقض الوضوء، سواء كان بشهوة أو بدونها وسواء كان اللمس لامرأته أو غيرها إذا لم يخرج منه مذي ولا غيره؛ لأن النبي ﷺ كان يقبل بعض نسائه ثم يصلي ولا يتوضأ، ولأن الأصل صحة الطهارة وسلامتها، فلا يجوز إبطالها إلا بناقض ثابت في الشرع، وليس في الشرع المطهر ما يدل على النقض بمجرد اللمس.
"Permasalahan ini terdapat padanya silang pendapat di antara para ulama'.
Dan yang benar adalah: bahwasanya ini tidak membatalkan wudhu, sama saja apakah dengan syahwat atau tanpa syahwat.
Sama pula apakah menyentuh istrinya atau selainnya, jika tidak keluar madzi atau selainnya.
Dikarenakan Nabi ﷺ pernah mencium sebagian istrinya, kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu kembali.
Begitu juga, karena hukum asalnya adalah sahnya kesucian dan selamatnya, sehingga tidak bisa membatalkannya melainkan dengan pembatal yang tetap dalam syari'at, tidak ada pula dalam syari'at yang suci ini dalil yang menunjukkan batalnya (wudhu) hanya sekedar menyentuh.
أما قوله سبحانه: أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ
فالمراد به: الجماع في أصح قولي العلماء، كما قاله ابن عباس وجماعة من العلماء، وليس المراد به مجرد اللمس. ولو كان المراد به مجرد اللمس لبينه النبي ﷺ للأمة؛ لأن الله سبحانه بعثه مبلغًا ومعلمًا، وقد ثبت عنه عليه الصلاة والسلام أنه كان يقبل بعض نسائه ثم يصلي ولا يتوضأ، وذلك يبين معنى الآية الكريمة.
والله أعلم
Adapun firman Allah subhanahu wa ta'ala,
❝atau kalian menyentuh wanita.❞ (QS. Al-Maidah : 6)
Maka yang dimaksud adalah "bersetubuh" menurut yang paling benar dari dua pendapat ulama', sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dan beberapa orang dari kalangan ulama', dan bukan maksudnya hanya sekadar menyentuh.
Seandainya yang dimaksudkan adalah sekadar menyentuh, niscaya Nabi ﷺ akan menjelaskan kepada umat, sebab Allah mengutus beliau sebagai penyampai sekaligus pengajar.
Dan telah shahih dari beliau ﷺ, bahwa beliau mencium sebagian istrinya, kemudian shalat dan tidak berwudhu.
Hal itu menjelaskan makna ayat yang mulia tersebut.
Wallahu a'lam.
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama #menyentuh #wanita
♾ Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📚 Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/3748/%D9%87%D9%84-%D9%84%D9%85%D8%B3-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%A9-%D9%8A%D9%86%D9%82%D8%B6-%D8%A7%D9%84%D9%88%D8%B6%D9%88%D8%A1
▫️▫️▫️
🎙️ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya:
هل اللمس المرأة بشهوة أو بدون شهوة ينقض الوضوء؟
Apakah menyentuh wanita dengan syahwat atau tanpa syahwat membatalkan wudhu?
Beliau rahimahullah menjawab,
هذه المسألة فيها خلاف بين العلماء.
والصواب: أنه لا ينقض الوضوء، سواء كان بشهوة أو بدونها وسواء كان اللمس لامرأته أو غيرها إذا لم يخرج منه مذي ولا غيره؛ لأن النبي ﷺ كان يقبل بعض نسائه ثم يصلي ولا يتوضأ، ولأن الأصل صحة الطهارة وسلامتها، فلا يجوز إبطالها إلا بناقض ثابت في الشرع، وليس في الشرع المطهر ما يدل على النقض بمجرد اللمس.
"Permasalahan ini terdapat padanya silang pendapat di antara para ulama'.
Dan yang benar adalah: bahwasanya ini tidak membatalkan wudhu, sama saja apakah dengan syahwat atau tanpa syahwat.
Sama pula apakah menyentuh istrinya atau selainnya, jika tidak keluar madzi atau selainnya.
Dikarenakan Nabi ﷺ pernah mencium sebagian istrinya, kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu kembali.
Begitu juga, karena hukum asalnya adalah sahnya kesucian dan selamatnya, sehingga tidak bisa membatalkannya melainkan dengan pembatal yang tetap dalam syari'at, tidak ada pula dalam syari'at yang suci ini dalil yang menunjukkan batalnya (wudhu) hanya sekedar menyentuh.
أما قوله سبحانه: أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ
فالمراد به: الجماع في أصح قولي العلماء، كما قاله ابن عباس وجماعة من العلماء، وليس المراد به مجرد اللمس. ولو كان المراد به مجرد اللمس لبينه النبي ﷺ للأمة؛ لأن الله سبحانه بعثه مبلغًا ومعلمًا، وقد ثبت عنه عليه الصلاة والسلام أنه كان يقبل بعض نسائه ثم يصلي ولا يتوضأ، وذلك يبين معنى الآية الكريمة.
والله أعلم
Adapun firman Allah subhanahu wa ta'ala,
❝atau kalian menyentuh wanita.❞ (QS. Al-Maidah : 6)
Maka yang dimaksud adalah "bersetubuh" menurut yang paling benar dari dua pendapat ulama', sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dan beberapa orang dari kalangan ulama', dan bukan maksudnya hanya sekadar menyentuh.
Seandainya yang dimaksudkan adalah sekadar menyentuh, niscaya Nabi ﷺ akan menjelaskan kepada umat, sebab Allah mengutus beliau sebagai penyampai sekaligus pengajar.
Dan telah shahih dari beliau ﷺ, bahwa beliau mencium sebagian istrinya, kemudian shalat dan tidak berwudhu.
Hal itu menjelaskan makna ayat yang mulia tersebut.
Wallahu a'lam.
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama #menyentuh #wanita
♾ Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📚 Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/3748/%D9%87%D9%84-%D9%84%D9%85%D8%B3-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%A9-%D9%8A%D9%86%D9%82%D8%B6-%D8%A7%D9%84%D9%88%D8%B6%D9%88%D8%A1
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
📖 FATĀWĀ ULAMĀ’ 📖
▫️▫️▫️
📜✋ HUSNUDZ DZHAN KAWAN ! SALAMMU SUDAH DIJAWAB
✍️ Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Haitami (W. 974 H) rahimahullah,
📑 [Pertanyaan]
"Apakah harus membalas jawaban sebuah tulisan (surat -pen), dan kalau orangnya memberikan salam di dalam tulisannya, apakah harus mengucapkan balasan (salamnya) kepada si penulis atau si utusan? Lalu, apa faidah dari mengucapkan salam padahal si penulis maupun si utusan tidak ada? Tolong terangkan jawabannya."
🎙 [Jawaban]
“Disunnahkan menyampaikan salam kepada seorang yang tidak ada di tempat, baik dibawa oleh si utusan, maupun dengan tulisan, dan bagi si utusan agar harus menyampaikannya ketika dia sudah siap membawanya (yaitu: salam -pen).
Adapun orang yang diberi salam, maka dia harus segera menjawab salam tersebut, juga jika salam tersebut disampaikan melalui utusan, maka dia harus membalasnya dengan ucapan, dan apabila salam itu melalui tulisan, maka dia harus menjawabnya dengan tulisan pula, atau dengan ucapan...”
➖➖➖➖➖
🔴 السؤال :
هل يلزم رد جواب الكتاب ولو بلغ السلام في كتاب هل يلزم التلفظ برده على الكاتب والرسول وما فائدة التلفظ مع غيبة الكاتب والرسول ابسطوا الجواب؟
🔵 الجواب :
-نفع الله بعلومه المسلمين بقوله-:
يسن السلام على الغائب إما برسوله وإما بكتابه ويلزم الرسول إذا رضي بتحمله بالإبلاغ وأما المرسل إليه فلزمه الرد فورا ثم إن كان السلام عليه بالإرسال لزمه الرد باللفظ وإن كان بالكتابة لزمه الرد بها، أو باللفظ...
✒️ [Al-Fatāwā al-Fiqhiyyah al-Kubra 4/246]
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama
#menjawab #salam
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
📜✋ HUSNUDZ DZHAN KAWAN ! SALAMMU SUDAH DIJAWAB
✍️ Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Haitami (W. 974 H) rahimahullah,
📑 [Pertanyaan]
"Apakah harus membalas jawaban sebuah tulisan (surat -pen), dan kalau orangnya memberikan salam di dalam tulisannya, apakah harus mengucapkan balasan (salamnya) kepada si penulis atau si utusan? Lalu, apa faidah dari mengucapkan salam padahal si penulis maupun si utusan tidak ada? Tolong terangkan jawabannya."
🎙 [Jawaban]
“Disunnahkan menyampaikan salam kepada seorang yang tidak ada di tempat, baik dibawa oleh si utusan, maupun dengan tulisan, dan bagi si utusan agar harus menyampaikannya ketika dia sudah siap membawanya (yaitu: salam -pen).
Adapun orang yang diberi salam, maka dia harus segera menjawab salam tersebut, juga jika salam tersebut disampaikan melalui utusan, maka dia harus membalasnya dengan ucapan, dan apabila salam itu melalui tulisan, maka dia harus menjawabnya dengan tulisan pula, atau dengan ucapan...”
➖➖➖➖➖
🔴 السؤال :
هل يلزم رد جواب الكتاب ولو بلغ السلام في كتاب هل يلزم التلفظ برده على الكاتب والرسول وما فائدة التلفظ مع غيبة الكاتب والرسول ابسطوا الجواب؟
🔵 الجواب :
-نفع الله بعلومه المسلمين بقوله-:
يسن السلام على الغائب إما برسوله وإما بكتابه ويلزم الرسول إذا رضي بتحمله بالإبلاغ وأما المرسل إليه فلزمه الرد فورا ثم إن كان السلام عليه بالإرسال لزمه الرد باللفظ وإن كان بالكتابة لزمه الرد بها، أو باللفظ...
✒️ [Al-Fatāwā al-Fiqhiyyah al-Kubra 4/246]
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama
#menjawab #salam
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
📖 FATĀWĀ ULAMĀ’ 📖
▫️▫️▫️
📜 ANTARA MENUNUT ILMU DAN MEMPEROLEH IJAZAH
✍️ Asy-Syaikh al-Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
📑 [Pertanyaan]
"Sebagian penuntut ilmu merasa gelisah atas niatan mereka mencari ilmu dan mendapatkan ijazah, maka bagaimana caranya seorang penuntut ilmu bisa selamat dari kegelisahan ini?"
🎙 [Jawaban]
Per❶tama: Sebaiknya mereka tidak meniatkan belajarnya semata-mata hanya mendapatkan ijazah. Bahkan dia menjadikan ijazah tersebut sebagai perantara untuk dapat bekerja di bidang yang bermanfaat bagi makhluk. Karena pekerjaan di era sekarang itu didasari oleh ijazah. Dan mayoritasnya, manusia itu tidak mampu memberikan manfaat kepada orang lain kecuali dengan perantara ijazah tersebut. Jika demikian niatnya, maka terhitung niat yang selamat.
Ke❷dua: Bahwasannya seseorang yang ingin menuntut ilmu, terkadang tidak ia dapati kecuali di fakultas-fakultas, maka dia masuk ke sana (sedari awal -pen) dengan niat menuntut ilmu, dan tidak mempengaruhinya apa yang dia peroleh setelah belajar berupa ijazah.”
➖➖➖➖➖
🔴 السؤال :
سئل فضيلة الشيخ : يتحرج بعض طلبة العلم الشرعي عند قصدهم العلم والشهادة، فكيف يتخلص طالب العلم من هذا الحرج؟
🔵 الجواب :
يجاب على ذلك بأمور:
أحدها: أن لا يقصدوا بذلك الشهادة لذاتها، بل يتخذون هذه الشهادات وسيلة للعمل في الحقول النافعة للخلق؛ لأن الأعمال في الوقت الحاضر مبنية على الشهادات،
والناس غالبا لا يستطيعون الوصول إلى منفعة الخلق إلا هذه الوسيلة وبذلك تكون النية سليمة.
الثاني: أن من أراد العلم قد لا يجده إلا في هذه الكليات فيدخل فيها بنية طلب العلم ولا يؤثر عليه ما يحصل له من الشهادة فيما بعد.
✒️ Selengkapnya lihat : [Kitābul ‘Ilm, hlm. 76]
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama
#menjawab #salam
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
📜 ANTARA MENUNUT ILMU DAN MEMPEROLEH IJAZAH
✍️ Asy-Syaikh al-Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
📑 [Pertanyaan]
"Sebagian penuntut ilmu merasa gelisah atas niatan mereka mencari ilmu dan mendapatkan ijazah, maka bagaimana caranya seorang penuntut ilmu bisa selamat dari kegelisahan ini?"
🎙 [Jawaban]
Per❶tama: Sebaiknya mereka tidak meniatkan belajarnya semata-mata hanya mendapatkan ijazah. Bahkan dia menjadikan ijazah tersebut sebagai perantara untuk dapat bekerja di bidang yang bermanfaat bagi makhluk. Karena pekerjaan di era sekarang itu didasari oleh ijazah. Dan mayoritasnya, manusia itu tidak mampu memberikan manfaat kepada orang lain kecuali dengan perantara ijazah tersebut. Jika demikian niatnya, maka terhitung niat yang selamat.
Ke❷dua: Bahwasannya seseorang yang ingin menuntut ilmu, terkadang tidak ia dapati kecuali di fakultas-fakultas, maka dia masuk ke sana (sedari awal -pen) dengan niat menuntut ilmu, dan tidak mempengaruhinya apa yang dia peroleh setelah belajar berupa ijazah.”
➖➖➖➖➖
🔴 السؤال :
سئل فضيلة الشيخ : يتحرج بعض طلبة العلم الشرعي عند قصدهم العلم والشهادة، فكيف يتخلص طالب العلم من هذا الحرج؟
🔵 الجواب :
يجاب على ذلك بأمور:
أحدها: أن لا يقصدوا بذلك الشهادة لذاتها، بل يتخذون هذه الشهادات وسيلة للعمل في الحقول النافعة للخلق؛ لأن الأعمال في الوقت الحاضر مبنية على الشهادات،
والناس غالبا لا يستطيعون الوصول إلى منفعة الخلق إلا هذه الوسيلة وبذلك تكون النية سليمة.
الثاني: أن من أراد العلم قد لا يجده إلا في هذه الكليات فيدخل فيها بنية طلب العلم ولا يؤثر عليه ما يحصل له من الشهادة فيما بعد.
✒️ Selengkapnya lihat : [Kitābul ‘Ilm, hlm. 76]
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama
#menjawab #salam
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
📮📨📝 HUKUM MENISBATKAN DIRI KEPADA AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH
▫️▫️▫️
Pertanyaan diajukan kepada asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah,
بعض الناس ينكرون الانتساب إلى أهل السنة والجماعة، ويقولون: كل يدعي ذلك، ولكن الأولى أن ينتسب إلى السلف؟
"Sebagian orang menginkari penisbatan kepada Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dan mereka berkata: 'Semua orang bisa saja mengklaim demikian, justru lebih utama agar bernisbat kepada salaf'?"
Beliau rahimahullah menjawab,
السلف هم أهل السنة والجماعة، الانتساب إليهم لا بأس، بل حق وأنه من المؤمنين، ومن أتباع أهل السنة والجماعة، من أتباع الصحابة، ومن المؤمنين بالله واليوم الآخر، ينتسب إلى أهل الحق، لا ينتسب إلى أهل الباطل، يجاهد نفسه على الصدق، وألا تكون دعوى، يجاهد نفسه حتى يصدق.
“Salaf, merekalah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, penisbatan diri kepada mereka tidak mengapa, bahkan benar, dan bahwasannya dia termasuk kaum mukminin, termasuk pengikut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, termasuk golongan pengikut Sahabat, dan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.
Dia menisbatkan dirinya kepada Ahlul Haq, tidak menisbatkan kepada Ahlul Bathil, dia bersungguh-sungguh agar jujur, tidak sekadar pengakuan, dia bersungguh-sungguh memerangi nafsunya sampai dia menjadi orang yang jujur (dalam pengakuan dan penisbatannya -pen).”
✒️ Majmū' Fatāwā Wa Maqālāt asy-Syaikh Bin Bāz 28/50
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama
#salaf #ahlussunnah
© Gabung Channel
https://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
Pertanyaan diajukan kepada asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah,
بعض الناس ينكرون الانتساب إلى أهل السنة والجماعة، ويقولون: كل يدعي ذلك، ولكن الأولى أن ينتسب إلى السلف؟
"Sebagian orang menginkari penisbatan kepada Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dan mereka berkata: 'Semua orang bisa saja mengklaim demikian, justru lebih utama agar bernisbat kepada salaf'?"
Beliau rahimahullah menjawab,
السلف هم أهل السنة والجماعة، الانتساب إليهم لا بأس، بل حق وأنه من المؤمنين، ومن أتباع أهل السنة والجماعة، من أتباع الصحابة، ومن المؤمنين بالله واليوم الآخر، ينتسب إلى أهل الحق، لا ينتسب إلى أهل الباطل، يجاهد نفسه على الصدق، وألا تكون دعوى، يجاهد نفسه حتى يصدق.
“Salaf, merekalah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, penisbatan diri kepada mereka tidak mengapa, bahkan benar, dan bahwasannya dia termasuk kaum mukminin, termasuk pengikut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, termasuk golongan pengikut Sahabat, dan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.
Dia menisbatkan dirinya kepada Ahlul Haq, tidak menisbatkan kepada Ahlul Bathil, dia bersungguh-sungguh agar jujur, tidak sekadar pengakuan, dia bersungguh-sungguh memerangi nafsunya sampai dia menjadi orang yang jujur (dalam pengakuan dan penisbatannya -pen).”
✒️ Majmū' Fatāwā Wa Maqālāt asy-Syaikh Bin Bāz 28/50
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama
#salaf #ahlussunnah
© Gabung Channel
https://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
📖 FATĀWĀ ULAMĀ’ 📖
▫️▫️▫️
📜 HUKUM QUNUT NAZILAH DALAM SHALAT JUM'AT
✍️ Asy-Syaikh al-Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
📑 [Penanya]
Wahai Syaikh yang mulia, apa hukumnya Qunut (Nazilah) dalam shalat Jum'at?
🎙 [Asy-Syaikh]
“Para Ulama' mengatakan: "Sesungguhnya seorang imam itu tidak Qunut di dalam shalat Jum'at; karena khutbah padanya sudah terdapat do'a untuk orang-orang mukmin, sehingga didoakan siapa saja yang diinginkan untuk didoakan Qunut untuk mereka di dalam khutbah."
Demikianlah para Ulama' mengatakannya.
Wallahu a'lam.”
📑 [Penanya]
"Jika dia sudah (terlanjur) Qunut wahai Syaikh?"
🎙 [Asy-Syaikh]
“Selama Ulama' mengatakan tidak Qunut, hendaknya ditinggalkan!”
📑 [Penanya]
"Apakah hukumnya boleh wahai Syaikh?"
🎙 [Asy-Syaikh]
“Tidak mengapa, karena seandainya dia sudah (terlanjur) Qunut, maka dia tidak terhitung bermaksiat, namun yang lebih baik, agar mendoakan kebaikan untuk orang yang ingin didoakan Qunut untuknya di dalam khutbah.”
➖➖➖➖➖
🔴 السائل :
فضيلة الشيخ، ما حكم القنوت في صلاة الجمعة؟
🔵 الشيخ :
يقول العلماء: إن الإمام لا يقنُت في صلاة الجمعة؛ لأن الخطبة فيها دعاء للمؤمنين، فيُدعى لمن يُراد أن يُقْنَت لهم في أثناء الخطبة، هكذا قال أهل العلم، والله أعلم.
🔴 السائل:
وإن قنت يا شيخ؟
🔵 الشيخ: ما دام أن العلماء قالوا: لا يقنت، فعليه أن يترك.
🔴 السائل: وهل هو جائز يا شيخ؟
🔵 الشيخ: لا بأس؛ لأنه حتى لو قنت فإنه لا يعتبر عاصيا؛ لكن الأحسن أن يدعو لمن أراد القنوت لهم في أثناء الخطبة.
✒️ [Liqā' Bābil Maftūh, 24/15]
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama
#qunut_nazilah #shalat #Jumat
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
📜 HUKUM QUNUT NAZILAH DALAM SHALAT JUM'AT
✍️ Asy-Syaikh al-Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
📑 [Penanya]
Wahai Syaikh yang mulia, apa hukumnya Qunut (Nazilah) dalam shalat Jum'at?
🎙 [Asy-Syaikh]
“Para Ulama' mengatakan: "Sesungguhnya seorang imam itu tidak Qunut di dalam shalat Jum'at; karena khutbah padanya sudah terdapat do'a untuk orang-orang mukmin, sehingga didoakan siapa saja yang diinginkan untuk didoakan Qunut untuk mereka di dalam khutbah."
Demikianlah para Ulama' mengatakannya.
Wallahu a'lam.”
📑 [Penanya]
"Jika dia sudah (terlanjur) Qunut wahai Syaikh?"
🎙 [Asy-Syaikh]
“Selama Ulama' mengatakan tidak Qunut, hendaknya ditinggalkan!”
📑 [Penanya]
"Apakah hukumnya boleh wahai Syaikh?"
🎙 [Asy-Syaikh]
“Tidak mengapa, karena seandainya dia sudah (terlanjur) Qunut, maka dia tidak terhitung bermaksiat, namun yang lebih baik, agar mendoakan kebaikan untuk orang yang ingin didoakan Qunut untuknya di dalam khutbah.”
➖➖➖➖➖
🔴 السائل :
فضيلة الشيخ، ما حكم القنوت في صلاة الجمعة؟
🔵 الشيخ :
يقول العلماء: إن الإمام لا يقنُت في صلاة الجمعة؛ لأن الخطبة فيها دعاء للمؤمنين، فيُدعى لمن يُراد أن يُقْنَت لهم في أثناء الخطبة، هكذا قال أهل العلم، والله أعلم.
🔴 السائل:
وإن قنت يا شيخ؟
🔵 الشيخ: ما دام أن العلماء قالوا: لا يقنت، فعليه أن يترك.
🔴 السائل: وهل هو جائز يا شيخ؟
🔵 الشيخ: لا بأس؛ لأنه حتى لو قنت فإنه لا يعتبر عاصيا؛ لكن الأحسن أن يدعو لمن أراد القنوت لهم في أثناء الخطبة.
✒️ [Liqā' Bābil Maftūh, 24/15]
▫️▫️▫️
#fatwa_ulama
#qunut_nazilah #shalat #Jumat
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
╔📚📜●●● ════════════╗
𝐅 𝐀 𝐓 𝐖 𝐀 𝐔 𝐋 𝐀 𝐌 𝐀
╚════════════ ●●●📜📚╝
🌙🔭🌃 KETIKA SEORANG WANITA MELIHAT HILAL RAMADHAN...
▫️▫️▫️
🔵 Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wādi'i rahimahullah pernah ditanya,
هل يقبل خبر المرأة في رؤية هلال رمضان وكذلك في رؤية هلال شوال؟
"Apakah diterima berita dari seorang wanita terkait melihat hilal Ramadhan, demikian pula hilal Syawwal?"
🔊 Maka beliau rahimahullah menjawab,
الذي جاء أن أعرابياً أتى إلى النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- وشهد أنه رأى الهلال فأمر النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- الناس أن يصوموا.
وأما إنتهاء شهر رمضان ودخول شوال فإنه جاء شاهدان يشهدان.
فالذي يظهر لا تقبل شهادتها في هذا، هذا أمر.
بقي هي نفسها إذا رأت الهلال، إن كانت رأت هلال رمضان تصوم لنفسها، وإن كانت رأت هلال شوال تفطر ولا يلزم الناس أن يعملوا بعملها.
“Yang disebutkan (dalam hadits) adalah, bahwasannya seorang Arab Badui mendatangi Nabi ﷺ, dan bersaksi bahwa dia telah melihat hilal, lantas Nabi ﷺ memerintahkan manusia untuk berpuasa.
Adapun terkait berakhirnya bulan Ramadhan dan masuknya Bulan Syawwal, maka dua orang harus datang memberikan kesaksian.
Sehingga yang tampak di sini adalah tidak diterima persaksiannya (seorang wanita) dalam perkara ini. Ini masalah yang pertama.
Tersisa permasalahan tentang bagaimana jika seorang wanita telah melihat hilal?
Kalau memang dia (wanita) melihat hilal Ramadhan, maka ia berpuasa untuk dirinya sendiri, dan jika dia melihat hilal Syawwal maka dia berbuka untuk dirinya sendiri, dan tidak mengharuskan manusia untuk berbuat seperti perbuatannya.”
💽 Kaset: As-ilatu Syabāb Al-Udayn Wa Ba'dān
📝 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Hamzah حفظـہ اللـہ
▫️▫️▫️
#fatwa #ulama #hilal #Ramadhan
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Sumber Transkrip:
https://t.me/mawsuat_alamam_muqbel/2938
𝐅 𝐀 𝐓 𝐖 𝐀 𝐔 𝐋 𝐀 𝐌 𝐀
╚════════════ ●●●📜📚╝
🌙🔭🌃 KETIKA SEORANG WANITA MELIHAT HILAL RAMADHAN...
▫️▫️▫️
🔵 Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wādi'i rahimahullah pernah ditanya,
هل يقبل خبر المرأة في رؤية هلال رمضان وكذلك في رؤية هلال شوال؟
"Apakah diterima berita dari seorang wanita terkait melihat hilal Ramadhan, demikian pula hilal Syawwal?"
🔊 Maka beliau rahimahullah menjawab,
الذي جاء أن أعرابياً أتى إلى النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- وشهد أنه رأى الهلال فأمر النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- الناس أن يصوموا.
وأما إنتهاء شهر رمضان ودخول شوال فإنه جاء شاهدان يشهدان.
فالذي يظهر لا تقبل شهادتها في هذا، هذا أمر.
بقي هي نفسها إذا رأت الهلال، إن كانت رأت هلال رمضان تصوم لنفسها، وإن كانت رأت هلال شوال تفطر ولا يلزم الناس أن يعملوا بعملها.
“Yang disebutkan (dalam hadits) adalah, bahwasannya seorang Arab Badui mendatangi Nabi ﷺ, dan bersaksi bahwa dia telah melihat hilal, lantas Nabi ﷺ memerintahkan manusia untuk berpuasa.
Adapun terkait berakhirnya bulan Ramadhan dan masuknya Bulan Syawwal, maka dua orang harus datang memberikan kesaksian.
Sehingga yang tampak di sini adalah tidak diterima persaksiannya (seorang wanita) dalam perkara ini. Ini masalah yang pertama.
Tersisa permasalahan tentang bagaimana jika seorang wanita telah melihat hilal?
Kalau memang dia (wanita) melihat hilal Ramadhan, maka ia berpuasa untuk dirinya sendiri, dan jika dia melihat hilal Syawwal maka dia berbuka untuk dirinya sendiri, dan tidak mengharuskan manusia untuk berbuat seperti perbuatannya.”
💽 Kaset: As-ilatu Syabāb Al-Udayn Wa Ba'dān
📝 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Hamzah حفظـہ اللـہ
▫️▫️▫️
#fatwa #ulama #hilal #Ramadhan
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Sumber Transkrip:
https://t.me/mawsuat_alamam_muqbel/2938
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
PONPES ASSUNNAH BATU
📜🖊️ TANYA JAWAB RINGKAS SEPUTAR ZAKAT FITRAH (Bag. 2) ▫️▫️▫️ 8⃣ Siapa yang berhak menerima Zakat Fitrah? 🎙️ Asy Syaikh Al Faqih Ibnu 'Utsaimin rahimahullah mengatakan, ليس لها إلا مصرف واحد وهم الفقراء “Tidak ada yang berhak kecuali satu golongan saja…
📝🖋️ TANYA JAWAB RINGKAS SEPUTAR ZAKAT
(Bag. 3)
▫️▫️▫️
1⃣6⃣ Hukum Mengeluarkan Zakat Untuk Di Dalam Janin Yang Belum Bergerak.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya,
هل على الجنين زكاة وهو في بطن أمه قبل أن يتحرك؟
"Apakah janin wajib dikeluarkan zakatnya dalam keadaan masih di dalam perut ibunya sebelum bergerak?"
🎙 Beliau rahimahullah menjawab,
يستحب، ما يجب على الحمل، يستحب إخراجها عنه، ولكن ما يجب إذا ما ولد، يستحب استحبابًا حتى يولد وإن كان مولودًا ولو رضيعًا ما يأكل الطعام، كان عثمان يخرج الزكاة عن الحمل، زكاة الفطر، مستحبة.
"Hukumnya mustahab (sunnah), janin tidak diwajibkan dikeluarkan zakat, disenangi mengeluarkan zakat untuknya, tetapi tidak wajib apabila belum lahir, sehingga disunnahkan sampai dia dilahirkan, walaupun dia masih dalam keadaan menyusu belum makan makanan lainnya.
Dahulu sahabat Utsman radhiyallahu 'anhu mengeluarkan zakat untuk (janin) dalam kandungan, sebagai zakat fitrah (yang merupakan) mustahab."
▫️▫️▫️
#fatwa #zakat_fitrah #janin
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📎 Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/30859/%D9%85%D8%A7-%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%A7%D8%AE%D8%B1%D8%A7%D8%AC-%D8%B2%D9%83%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%81%D8%B7%D8%B1-%D8%B9%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%85%D9%84-%D9%81%D9%8A-%D8%A8%D8%B7%D9%86-%D8%A7%D9%85%D9%87
(Bag. 3)
▫️▫️▫️
1⃣6⃣ Hukum Mengeluarkan Zakat Untuk Di Dalam Janin Yang Belum Bergerak.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya,
هل على الجنين زكاة وهو في بطن أمه قبل أن يتحرك؟
"Apakah janin wajib dikeluarkan zakatnya dalam keadaan masih di dalam perut ibunya sebelum bergerak?"
🎙 Beliau rahimahullah menjawab,
يستحب، ما يجب على الحمل، يستحب إخراجها عنه، ولكن ما يجب إذا ما ولد، يستحب استحبابًا حتى يولد وإن كان مولودًا ولو رضيعًا ما يأكل الطعام، كان عثمان يخرج الزكاة عن الحمل، زكاة الفطر، مستحبة.
"Hukumnya mustahab (sunnah), janin tidak diwajibkan dikeluarkan zakat, disenangi mengeluarkan zakat untuknya, tetapi tidak wajib apabila belum lahir, sehingga disunnahkan sampai dia dilahirkan, walaupun dia masih dalam keadaan menyusu belum makan makanan lainnya.
Dahulu sahabat Utsman radhiyallahu 'anhu mengeluarkan zakat untuk (janin) dalam kandungan, sebagai zakat fitrah (yang merupakan) mustahab."
▫️▫️▫️
#fatwa #zakat_fitrah #janin
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📎 Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/30859/%D9%85%D8%A7-%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%A7%D8%AE%D8%B1%D8%A7%D8%AC-%D8%B2%D9%83%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%81%D8%B7%D8%B1-%D8%B9%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%85%D9%84-%D9%81%D9%8A-%D8%A8%D8%B7%D9%86-%D8%A7%D9%85%D9%87
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
📱❌📜🔖 HUKUM MEMBACA AL-QUR'AN MENGGUNAKAN PONSEL
▫️▫️▫️
Al-'Allamah 'Ubaid al-Jabiri rahimahullah berkata,
“Jika di masjid terdapat mushaf-mushaf Al-Qur'an, maka tidak seharusnya (seseorang itu) membaca Al-Qur'an dengan ponsel (handphone) mereka. Dan aku membenci hal itu, kerana mushaf itu (ketika seseorang) membawanya dan melihat kepadanya, itu termasuk ibadah, sementara ponsel itu tidak demikian keadaannya. Dan terkadang hal itu akan mengakibatkan mushaf-mushaf itu ditinggalkan dan tidak dimanfaatkan.”
✒️ [Syarh Ushūlis Sunnah lil Imam Ahmad rahimahullah]
✍🏽 Al-Ustadz Usamah Mahri حفظـہ اللـہ
▫️▫️▫️
#fatwa #kontemperer #mushaf #AlQuran
♾ 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐑𝐞𝐬𝐦𝐢
https://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
▫️▫️▫️
Al-'Allamah 'Ubaid al-Jabiri rahimahullah berkata,
“Jika di masjid terdapat mushaf-mushaf Al-Qur'an, maka tidak seharusnya (seseorang itu) membaca Al-Qur'an dengan ponsel (handphone) mereka. Dan aku membenci hal itu, kerana mushaf itu (ketika seseorang) membawanya dan melihat kepadanya, itu termasuk ibadah, sementara ponsel itu tidak demikian keadaannya. Dan terkadang hal itu akan mengakibatkan mushaf-mushaf itu ditinggalkan dan tidak dimanfaatkan.”
✒️ [Syarh Ushūlis Sunnah lil Imam Ahmad rahimahullah]
✍🏽 Al-Ustadz Usamah Mahri حفظـہ اللـہ
▫️▫️▫️
#fatwa #kontemperer #mushaf #AlQuran
♾ 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐑𝐞𝐬𝐦𝐢
https://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
🎙🔥🔇 JANGAN SEMBARANGAN VONIS KELUAR DARI SALAFY!
▫️▫️▫️
❍ Al-'Allamah Al-Faqih Zaid bin Muhammad Al-Madkhali rahimahullah ditanya,
🟢 [Penanya]
يقول البعض: من ثبتت سلفيته بيقين لا يخرج منها إلا بيقين، فهل هذه القاعدة صحيحة؟ ومتى يحكم على الشخص بأنه ليس سلفياً؟
“Ada sebagian orang berkata: "Orang yang telah tetap salafiyahnya secara yakin, ia tidak boleh dikeluarkan darinya kecuali secara yakin pula", apakah kaedah ini benar? Dan kapan seseorang divonis ia bukan salafy lagi?”
🔵 [Asy-Syaikh rahimahullah Menjawab]
"القاعدة التي تقول : «من ثبتت سلفيته بيقين لا يخرج منها إلا بيقين». الذي يظهر لي أن هذه القاعدة صحيحة؛ كما أن المسلم لا يخرج من الإسلام إلى الكفر إلا بيقين يثبت به ارتداده عن الإسلام، وهكذا السلفي الذي شهد الثقات بسلفيته وتيقنوها لا يجوز لأحد أن يجرده منها ويدخله في زمرة أهل الأهواء إلا بيقين، أو بقرائن تدينه؛ كما قال أبو عمرو الأوزاعي : «من أخفى علينا بدعته لم تخف علينا ألفته» .
❞Kaidah yang mengatakan, "Orang yang telah tetap salafiyahnya secara yakin, ia tidak boleh dikeluarkan darinya kecuali secara yakin pula". Menurut saya kaidah ini adalah kaidah yang benar; sebagaimana halnya seorang muslim, ia tidak keluar dari Islam menjadi kafir kecuali dengan keyakinan yang pasti dengannya ia telah murtad dari Islam.
Demikianlah, seorang salafy yang diakui kesalafiyahannya oleh orang-orang yang terpercaya, dan mereka meyakininya, tidak boleh bagi siapa pun untuk mencabutnya dari salafiyah dan menggolongkannya ke dalam kelompok ahlul ahwa' (pengekor hawa nafsu -pen) kecuali dengan yakin, atau dengan indikasi-indikasi yang kamu yakini, seperti ucapannya Abu Amer Al-Auza'i rahimahullah,
"Orang yang menyembunyikan kebid'ahannya dari kami, niscaya pergaulannya tidak akan samar bagi kami."
ويحكم على الشخص أنه ليس سلفياً إذا اختار لنفسه منهجاً غير منهج اهل السنة والجماعة، وطفق يسير ويجهر بعداوته لأهل السنة، ويضم صوته إلى أصوات أهل البدع، وينصر مناهجهم ويروج لها".
Dan seseorang bisa divonis bukan salafy lagi ketika ia memilih sendiri ideologi selain ideologi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, ia kemudian mulai berjalan dan terang-terangan memusuhi Ahlus Sunnah, satu kata dengan ahli bid'ah, dan membela ideologi mereka, serta melariskannya.❞
✒️ [Al-Ajwibah Al-Atsariyyah 'Alal As-ilah Al-Manhajiyyah, hlm. 85-86]
▫️▫️▫️
#kaidah #fatwa #vonis #salafy #ahli_bidah
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
▫️▫️▫️
❍ Al-'Allamah Al-Faqih Zaid bin Muhammad Al-Madkhali rahimahullah ditanya,
🟢 [Penanya]
يقول البعض: من ثبتت سلفيته بيقين لا يخرج منها إلا بيقين، فهل هذه القاعدة صحيحة؟ ومتى يحكم على الشخص بأنه ليس سلفياً؟
“Ada sebagian orang berkata: "Orang yang telah tetap salafiyahnya secara yakin, ia tidak boleh dikeluarkan darinya kecuali secara yakin pula", apakah kaedah ini benar? Dan kapan seseorang divonis ia bukan salafy lagi?”
🔵 [Asy-Syaikh rahimahullah Menjawab]
"القاعدة التي تقول : «من ثبتت سلفيته بيقين لا يخرج منها إلا بيقين». الذي يظهر لي أن هذه القاعدة صحيحة؛ كما أن المسلم لا يخرج من الإسلام إلى الكفر إلا بيقين يثبت به ارتداده عن الإسلام، وهكذا السلفي الذي شهد الثقات بسلفيته وتيقنوها لا يجوز لأحد أن يجرده منها ويدخله في زمرة أهل الأهواء إلا بيقين، أو بقرائن تدينه؛ كما قال أبو عمرو الأوزاعي : «من أخفى علينا بدعته لم تخف علينا ألفته» .
❞Kaidah yang mengatakan, "Orang yang telah tetap salafiyahnya secara yakin, ia tidak boleh dikeluarkan darinya kecuali secara yakin pula". Menurut saya kaidah ini adalah kaidah yang benar; sebagaimana halnya seorang muslim, ia tidak keluar dari Islam menjadi kafir kecuali dengan keyakinan yang pasti dengannya ia telah murtad dari Islam.
Demikianlah, seorang salafy yang diakui kesalafiyahannya oleh orang-orang yang terpercaya, dan mereka meyakininya, tidak boleh bagi siapa pun untuk mencabutnya dari salafiyah dan menggolongkannya ke dalam kelompok ahlul ahwa' (pengekor hawa nafsu -pen) kecuali dengan yakin, atau dengan indikasi-indikasi yang kamu yakini, seperti ucapannya Abu Amer Al-Auza'i rahimahullah,
"Orang yang menyembunyikan kebid'ahannya dari kami, niscaya pergaulannya tidak akan samar bagi kami."
ويحكم على الشخص أنه ليس سلفياً إذا اختار لنفسه منهجاً غير منهج اهل السنة والجماعة، وطفق يسير ويجهر بعداوته لأهل السنة، ويضم صوته إلى أصوات أهل البدع، وينصر مناهجهم ويروج لها".
Dan seseorang bisa divonis bukan salafy lagi ketika ia memilih sendiri ideologi selain ideologi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, ia kemudian mulai berjalan dan terang-terangan memusuhi Ahlus Sunnah, satu kata dengan ahli bid'ah, dan membela ideologi mereka, serta melariskannya.❞
✒️ [Al-Ajwibah Al-Atsariyyah 'Alal As-ilah Al-Manhajiyyah, hlm. 85-86]
▫️▫️▫️
#kaidah #fatwa #vonis #salafy #ahli_bidah
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
▫️▫️▫️
وأما وضع المصحف على الأرض الطاهرة الطيبة، فإن هذا لا بأس به ولا حرج فيه؛ لأن هذا ليس فيه امتهان للقرآن، ولا إهانة له، وهو يقع كثيراً من الناس إذا كان يصلي ويقرأ من المصحف وأراد السجود يضعه بين يديه، فهذا لا يعد امتهاناً ولا إهانة للمصحف فلا بأس به، والله اعلم.
“Adapun meletakkan mushaf di atas bumi yang suci dan baik, maka hukumnya tidak mengapa dan tidak ada dosa padanya; karena ini bukanlah perkara yang mengandung perendahan terhadap Al-Quran, bukan pula penghinaan kepadanya, dan ini sering terjadi di kalangan manusia ketika ia shalat, dan (atau) membaca (Al-Quran) dengan mushaf, lalu ia ingin sujud (tilawah), ia meletakkannya di hadapannya, maka ini tidak dianggap perendahan maupun penghinaan kepada mushaf, hukumnya boleh, wallahu a'lam.”
▫️▫️▫️
#fatwa #kontemporer
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
Please open Telegram to view this post
VIEW IN TELEGRAM
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
╔🎙📬🔹🔹🔹 ══════════╗
𝐅 𝐀 𝐓 𝐖 𝐀 𝐔 𝐋 𝐀 𝐌 𝐀
╚══════════ 🔹🔹🔹📬🎙╝
▫️▫️▫️
❍ Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya,
📬 [PERTANYAAN]
إذا مررت بآية سجدة وأنا أقرأ القرآن على مكتبي، أو وأنا أدرس التلاميذ، أو في أي مكانٍ، هل أسجد سجود التلاوة أم لا؟ وهل السجدة للقارئ والمستمع؟
"Ketika aku melewati ayat sajdah dalam membaca Al-Quran di kantorku, atau aku mengajar para murid, atau di tempat mana pun itu, apakah aku sujud tilawah atau tidak? Dan apakah ayat sajdah itu dianjurkan (sujud) untuk pembaca dan pendengar?"
🎙 [JAWABAN]
سجود التلاوة سنة للقارئ والمستمع، وليس واجبًا، ولا يُشرع للمستمع إلا تبعًا للقارئ، فإذا سجد القارئ سجد المستمع، وإذا قرأت آية السجدة في مكتبك أو في حال التعليم فالمشروع لك السجود، ويُشرع للطلبة أن يسجدوا معك؛ لأنهم مستمعون، وإن تركت السجود فلا بأس؛ لأنه ثبت عن زيد بن ثابت أنه قرأ على النبي ﷺ سورة النجم، فلم يسجد فيها، فلم يُنكر عليه النبي ﷺ. متفق على صحته.
وذلك دليل على أن سجود التلاوة ليس واجبًا، وعلى أن المستمع إنما يُشرع له السجود إذا سجد القارئ. والله ولي التوفيق.
"Sujud tilawah hukumnya sunnah bagi pembaca dan pendengar, bukan wajib. Dan tidak disyariatkan kepada si pendengar kecuali sebagai pengikut si pembaca (ayat sajdah -pen). Ketika si pembaca sujud, maka si pendengar juga sujud.
Apabila kamu membaca ayat sajdah di kantormu, atau di keadaan mengajar, maka disyariatkan bagimu sujud, dan disyariatkan pula bagi para murid untuk sujud bersamamu; hal itu karena mereka menyimak (bacaan). Dan jika kamu tidak sujud maka tidak mengapa; karena telah tetap dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu bahwa beliau membacakan surat An-Najm kepada Nabi ﷺ dan beliau tidak sujud padanya, dan Nabi ﷺ tidak mengingkari perbuatan beliau. Haditsnya disepakati keshahihannya.
Dan itu menjadi dalil bahwa sujud tilawah hukumnya tidak wajib, dan menjadi dalil pula bahwa si pendengar hanya disyariatkan sujud ketika si pembaca sujud. Wallahu waliyyut taufiiq.
✒️ [Majmū' Fatāwā Wa Maqålāt Mutanawwi'ah - Asy-Syaikh Ibn Bāz, 11/411-412 cet. Daarul Qasim Lin Nasyr terbitan pertama 1420H]
▫️▫️▫️
#sujud #tilawah #fatwa #ulama #kontemporer
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
𝐅 𝐀 𝐓 𝐖 𝐀 𝐔 𝐋 𝐀 𝐌 𝐀
╚══════════ 🔹🔹🔹📬🎙╝
APAKAH SUJUD TILAWAH DIANJURKAN JUGA KEPADA YANG MENDENGAR AYAT SAJDAH DI LUAR SHALAT?
▫️▫️▫️
❍ Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya,
📬 [PERTANYAAN]
إذا مررت بآية سجدة وأنا أقرأ القرآن على مكتبي، أو وأنا أدرس التلاميذ، أو في أي مكانٍ، هل أسجد سجود التلاوة أم لا؟ وهل السجدة للقارئ والمستمع؟
"Ketika aku melewati ayat sajdah dalam membaca Al-Quran di kantorku, atau aku mengajar para murid, atau di tempat mana pun itu, apakah aku sujud tilawah atau tidak? Dan apakah ayat sajdah itu dianjurkan (sujud) untuk pembaca dan pendengar?"
🎙 [JAWABAN]
سجود التلاوة سنة للقارئ والمستمع، وليس واجبًا، ولا يُشرع للمستمع إلا تبعًا للقارئ، فإذا سجد القارئ سجد المستمع، وإذا قرأت آية السجدة في مكتبك أو في حال التعليم فالمشروع لك السجود، ويُشرع للطلبة أن يسجدوا معك؛ لأنهم مستمعون، وإن تركت السجود فلا بأس؛ لأنه ثبت عن زيد بن ثابت أنه قرأ على النبي ﷺ سورة النجم، فلم يسجد فيها، فلم يُنكر عليه النبي ﷺ. متفق على صحته.
وذلك دليل على أن سجود التلاوة ليس واجبًا، وعلى أن المستمع إنما يُشرع له السجود إذا سجد القارئ. والله ولي التوفيق.
"Sujud tilawah hukumnya sunnah bagi pembaca dan pendengar, bukan wajib. Dan tidak disyariatkan kepada si pendengar kecuali sebagai pengikut si pembaca (ayat sajdah -pen). Ketika si pembaca sujud, maka si pendengar juga sujud.
Apabila kamu membaca ayat sajdah di kantormu, atau di keadaan mengajar, maka disyariatkan bagimu sujud, dan disyariatkan pula bagi para murid untuk sujud bersamamu; hal itu karena mereka menyimak (bacaan). Dan jika kamu tidak sujud maka tidak mengapa; karena telah tetap dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu bahwa beliau membacakan surat An-Najm kepada Nabi ﷺ dan beliau tidak sujud padanya, dan Nabi ﷺ tidak mengingkari perbuatan beliau. Haditsnya disepakati keshahihannya.
Dan itu menjadi dalil bahwa sujud tilawah hukumnya tidak wajib, dan menjadi dalil pula bahwa si pendengar hanya disyariatkan sujud ketika si pembaca sujud. Wallahu waliyyut taufiiq.
✒️ [Majmū' Fatāwā Wa Maqålāt Mutanawwi'ah - Asy-Syaikh Ibn Bāz, 11/411-412 cet. Daarul Qasim Lin Nasyr terbitan pertama 1420H]
▫️▫️▫️
#sujud #tilawah #fatwa #ulama #kontemporer
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah