Politisi Sejati
85 subscribers
12 photos
2 videos
18 files
49 links
Download Telegram
*Kekuasaan Tersembunyi yang Diciptakan Media*

Penulis : *Aab El Karimi*
Diketik oleh *Widya Amata*
di
Http://t.me/PolitisiSejati

Di dunia yang sudah termediasi ini manusia secara sendirinya mulailah bergelut dengan standarisasi-standarisasi yang diciptakan. Akibatnya kitalah yang kerepotan.

Kadang yang tak masuk akal adalah kehidupan sehari-hari adalah kita selalu sibuk dengan standar-standar baku yang diciptakan media, semisal tentang pemaknaan mapan.

Mapan yang dimaknai dengan gaji di atas UMP, mobil yang mentereng, dan rumah yang membuat kita secara tidak sadar terhipnotis untuk mengikuti itu semua.

Dan ini membuat beberapa kawan saya berpikir ulang ketika mulai menentukan kapan waktu yang tepat menikah, padahal jika ditinjau dari kesiapan dalam kacamata syariat telah layak.

Beberapa teman pernah menamlilkan itung-itungan matematis standar mapan yang diciptakan media untuk menikah; harga rumah 350jt, mobil 150jt, biaya pernikahan 80jt. Lalu dengan gaji yang hanya 3 juta, butuh berapa tahun untuk menginjak pelaminan?

16 tahun lebih, itupun dengan menghilangkan resiko inflasu dan gaji yang didapat tidak dimakan, tidak dibelikan kebutuhan pokok, hanya ditabung semua.

Jika usia saat ini sudah 22 tahun, maka dengan standar mapan yang ia ikuti itu baru bisa menikah kisaran umur 38 tahun. Sebuah usia yang menginjak kepala 4.

Namun soal menikah memanglah pilihan individu, tapi lewat pembacaan sekilas dari standar mapan yang dikonstruksikan media ini adalah dampak-dampak sesudahnya yang sangat mengerikan.

Dengan standar mapan seperti di atas, alhasil bermunculanlah para jomblo seumur hidup yang menderita dan frustasi dalam merindukan kemapanan.

Dan yang lebih parah, karena kedewasaan seseorang tidak bisa mentolerir naluri berseksual, ditempuhlah jalan pintas untuk melampiaskan naluri berseksual itu, dengan jalan di etalase pelacuran atau pun menempuh jalan pacaran yang berujung bunting sebelum waktunya.

Apa akibatnya? 2,5 juta bayi diaborsi pertahun, seks bebas di mana-mana, penyakit kelamin, dan banyak anak yang lahir tanpa bapak yang jelas.

Bukankah keadaan seperti ini tinggal menanti dengan pasti saja datangnya adzab Allah? Inilah jika suatu makna telah dimediasi secara serampangan.

Namun akan sangat perlu juga bagi kita untuk lebih detail mengurai bagaimana kekuasaan dari media itu tercipta, sehingga membuat kita secara otomatis mengambil sebuah nilai yang keliru.

Dalam hal ini antara media, masyarakat dan budaya pendekatan melalui analisis Marxis cukup bisa menggambarkan gerak dan perilaku media dalam pengaruhnya terhadap kekeliruan kita mengambil standar nilai.

*1. Ideologi*

Ideologi jika kita mengadopsi pemikiran Syaikh Taqiyudin An Nabhani dalam mendefenisikannya, merupakan seperangkat pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan, serta hubungan kehidupan saat ini dengan kehidupan sebelumnya dan yang akan ada setelahnya.

Dari istilah ideologi inilah terdeskripsi suatu perangkat koheren ide dan nilai yang mengungkapkan pandangan tentang dunia (peraturan sosial, ekonomi dan politik), bagaimana keadaan dunia itu saat ini, dan bagaimana dunia itu seharusnya.

Dan pada pembahasan yang lebih rinci tentang ideologi di dunia hanya akan mengerucut pada tiga klarifikasi;

_Pertama,_ ideologi Sosialisme dengan turunannya yang banyak sekali alirannya, semacam Komunisme, Anarki, Marxisme, dan sebagainya. Sistem kehidupan yang berawal dari keinginan penyamarataan ini berdasar pada pendefenisian nilai secara materialisme dan selalu berpikir dua kali dan anti untuk membahas hal-hal abstrak, semacam tuhan, agama dan hal-hal ghaib. Sehingga sangat wajar bahwa agama itu hanyalah candu kalau pun boleh diyakini masyarakat hanya terbatas pada keyakinan individu sebagai aspirin menuju egoisme kedamaian.

_Kedua,_ ideologi Kapitalisme dengan landasan sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) dan mengambil sistem politik demokrasi yang berarti manusia berhak menentuka nilai dan terbebas dari bayang-bayang agama.

Bersambung...
Ideologi Kapitalisme dalam rentang waktu yang cukup alot telah melahirkan pula istilah kebebasan yang padahal semu dan ambigu. Ideologi ini menyerahkan total bahwa konsep dasar masyarakat adalah hasil kolektif dari bebebera individu, sehingga dalam teori ekonominya setiap individu bebas untuk menguasai apa saja, termasuk industri, tambang, air dan yang lainnya.

_Ketiga,_ Islam. Islam yang juga merupakan sebuah keyakinan agama sekaligus ideologi yang punya pandangan yang komprehensif menguasai teori sosial, ekonomi, hingga politik telah dibuktikan sejarah dengan pernah menguasai 2/3 dunia selama kurang lebih 14 abad lamanya. Hingga yang terakhir tumbang atas prakarsa Inggris dan Perancis. Ideologi islam ini yang disebut-sebut sebagai _"The strong ideology"_ karena mampu bertahan lama dan tidak pernah terkalahkan oleh dua rivalnya: sosialisme dan kapitalisme.

_Chairman and Chief Eksecutive Officer Hewlett-Packard Company_ diambil dari ceramahnya tanggal 26 September 2001 berjudul _Technology, Business, and Our Way of Life: What Next?_ berbicara dengan lantang mengakui ideologi islam telah melahirkan peradaban terbesar dalam sejarah umat manusia.

_"Peradaban Islam merupakan peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara adidaya kontinental (continental super state) yang terbentang dari satu samudra ke samudra lain; dari iklim utara hingga tropik dan gurun, dengan ratusan juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan suku bangsa. Tentaranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal sebelumnya."_

Sebagai konsep yang dilengkapi dengan thoriqoh (langkah implementasi), ideologi telah digarap dan diinterpresentasikan oleh orang-orang yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dalam setiap sejarah peradaban manusia.

Dan telah lazim pula diperbincangkan terkait ideologi dominan, atau pandangan yang dominan tentang nilai-nilai inti dari struktur sosial hingga ke persoalan yang paling kecil.

Semisal bagaimana mekanisme kepemilikan harta benda di sebuah negara, hingga apa artinya hubungan sebelum pernikahan, atau apakah pernikahan itu begitu penting.

*2. Hegemoni*

Meskipun ideologi Islam tidak terlalu peduli dengan istilah hegemoni dan hanya bertumpu pada strategi dakwah yang menjadi kewajiban semua muslim, namun teori hegemoni ini patut kita kenali sebagai langkah antisipasi.

Teori hegemoni ini dikembangkan oleh pemikir primer dari tradisi pemikiran Marxisme, Antonio Gramsci. Sebagai salah satu pencetus hegemoni budaya ia berpendapat bahwa hegemoni budaya, ia berpendapat bahwa hegemoni adalah tentang cara menerapkan kekuasaan ideologi yang tidak terlihat.

Hegemoni berbicara tentang proses-proses yang melaluinya seperangkat ide milik satu kelompok sosial menjadi dominan dalam suatu masyarakat.

Graeme Burton (1999) mencontohkan, _"Ketika membahas konsep tersebut (hegemoni) kita dapat berbicara tentang kolonisasi kelas menengah terhadap sepak bola (football) yang disimbolkan dalam novel Nick Hornby yang berjudul Fever Pitch. Satu kelas sosial mencoba untuk mencapai hegemoni terhadap kelas sosial yang lain berkaitan dengan sepakbola, yang hanya terdapat dalam arena public karena presentasinya di media"_

*3. Wacana*

Wacana merupakan perangkat-perangkat makna tentang rentang topik yang luas. Makna ini diproduksi oleh cara-cara menggunakan dan memahami bahasa.

Bahasa dapat berarti sebentuk komunikasi, termasuk bahasa visual foto, internet, televisi dan bioskop.

Strategi dakwah bagi kita sebagai kaum muslimin ditempuh juga dalam tujuannya mengembangkan wacana dominan di masyarakat.


Dari pembahasan kita tentang kekuasaan media yang dimotori geraknya lewat tiga tahapan di atas; ideologi, hegemoni dan wacana, bisa kita kaji lewat pendekatan realitas saat ini.

Istilah terorisme misalnya, wacana terkait terorisme ini berasal dari cara negara-negara barat yang berusaha untuk menerapkan kekuasaan mereka terhadap dunia Islam yang geliatnya sudah terlihat.

Bersambung...
Ketika Bush mendeklarasikan konsep "war on terror" pasca tragedi WTC yang penuh skenario itu, semakin terlihat kecenderungan akab penancapan kekuasaan barat yang ingin melakukan hegemoni terhadap dunia Islam.

Ini terbukti jika kita kaji laporan-laporan terkait tindakan terorisme yang hampir mendekati (bahkan hingga) 98% semua terduga teroris adalah Islam.

Dengan melakukan hegemoninya, Barat mencoba mengkontruksi tatanan nilai untuk sebuah wacana besar menghentikan laju perkembangan gerakan Islam yang menginginkan sebuah institusi negara yang tidak didomplengi dan direcoki Amerika Serikat.

Dengan pendekatan yang terstruktur dan apik lewat 3F, _food, fun, and fashion_ dengan terus melakukan ekspansi lewat media massa, baik ity televisi, internet, film layar lebar dan sebagainya, barat khususnya Amerika Serikat mencoba membendung arus besar dunia Islam.

Ini bukan penuturan akal-akalan dari saya sebagai penulis, namun cobalah kita simak bagaimana ketakutan-ketakutan barat itu begitu kentara.

Will Claes, mantan Sekjen NATO dengab pernyataan dalan sebuah forum mengatakan,

_"Muslim fundamentalis setidak-tidaknya sama bahayanya dengan Komunisme pada masa lalu. Harap jangan menganggap enteng resiko ini ... Itu adalah ancaman yang serius karena memunculkan terorisme, fanatisme agama, serta eksploitasi terhadap keadilan sosial dan ekonomi."_

Jadi begitu sangat jelasnya dengan kita mengetahui perilaku media sebagai alat yang dikendalikan ini ternyata mampu melahirkan kekuasaan.

Masih dalam Burton (1999) ia mengungkapkan bahwa,

_"Kekuasaan media terletak dalam institusi dan operasinya, diungkapkan melalui penerapan berbagai jenis kontrol dan melalui teks, serta mengungkapkan efek-efeknya yang berhubungan dengan efek perilaku dan sikap audiens."_

Maka sebagai seorang muslim, dengan mengetahui perilaku media yang sedemikian _njelimet_ ini kita dituntut sadar dan kemudian berpikir secara mendalam.

Apa kita tertarik untuk lebih jauh terlibat? Terbawa arus? Atau mungkin melawan?

#GerakanMenolakSembrono
Kita tidak boleh lupa diri bahwa status Indonesia sebagai pemain utama digital tidak berarti kitalah pemain kunci yang mengendalikan ekonomi digital. Yang dimaksud pemain adalah pengguna digitalisasi tersebut. Pengendalinya tetap saja negara adidaya yang menguasai banyak teknologi hari ini.

Baca: Membangun Teknologi dan Digitalisasi dengan Visi Politik Sahih

#Opini

https://m.facebook.com/812692572241893/posts/2230552757122527

https://muslimahnews.net/2022/08/06/9703/

Diposting juga di chanel
Http://t.me/PolitisiSejati
Racun pendidikan politik bagi pemuda muslim harus dibuang jauh. Pemuda muslim tidak boleh begitu saja menerima penyesatan politik terhadap Islam, baik ideologi maupun syariatnya. Tidak ada pemuda muslim yang plonga-plongo jika setiap dari mereka paham Islam kafah.

Baca: Kebutuhan Pendidikan Politik bagi Generasi Muda

#Fokus

https://m.facebook.com/MuslimahNewsCom/posts/2230579753786494/

https://muslimahnews.net/2022/08/06/9708/

Diposting juga di chanel
Http://t.me/PoltisiSejati

Telah dibuka pendaftaran Kulwap Menjadi Politisi Sejati Batch 2 di bawah manajemen RAI (Rumah Auliya Inspirasi) dengan pemateri Ustadzah Widya Amata (Muslimah Negarawan yang aktif menjadi politisi internasional sejak tahun 2008).

Yang mau ikutan bisa hubungi wa.me/6285274394756 atau kirim *Daftar Kulwap Menjadi Politisi Sejati* ke chat t.me/Ustadzah_Widya_Amata
Rekaman Kelas Politik "Pemilu dan Proyek Industri Politik" di Kanal Youtube Institut #MuslimahNegarawan
“Pemilu adalah bisnis besar” (Nanjala Nyabola - analis politik dan penulis buku Digital Democracy, Analogue Politics)

#Infografik #Pemilu #industripolitik
Menjelang agenda Pemilu 2024 media menyuguhkan banyak analisa elektabilitas kandidat. Berbagai lembaga survey mulai bekerja menyokong para kandidat yang menggunakan jasanya. Tim sukses juga mulai melakukan ancang-ancang start untuk memperkenalkan kandidat yang diangkat. Para parpol tentunya sangat sibuk menyiapkan semuanya, termasuk berbagai lobi-lobi politik dan strategi koalisi demi pemenangan kandidat yang dicalonkan. Tim sukses, konsultan politik, dan lembaga survey sudah bukan rahasia lagi menjadi bisnis yang menggiurkan menjelang Pemilu

Tentu saja, para kandidat dan Parpol membutuhkan jasa mereka untuk ‘mendekatkan’ diri kepada masyarakat dimana suara mereka akan sangat menentukan. Melalui strategi kampanye masif, pencitraan media, komunikasi yang intens terutama melalui media sosial, dan ‘perang’ keunggulan hasil survey dari masing-masing lembaga survey. Maka tidak heran ketika banyak pakar politik yang menyatakan ‘Pemilu adalah bisnis besar’. Bisnis menggoalkan agenda masing-masing Parpol melalui para kandidatnya

Berikut Infografis seri 1 tahun 2022 oleh Departemen Media dan Dakwah Digital IMuNe tentang Industri Politik yang memuat informasi dari beberapa sumber bagaimana bisnis timses, konsultan politik hingga lembaga survey yang menyokong citra kandidat sebuah Parpol.

Institut #MuslimahNegarawan
Klik website untuk infografis lengkapnya;
🔑 https://imune.id/pemilu-dan-proyek-industri-politik/

Diposting di chanel telegram
Http://t.me/PolitisiSejati

Telah dibuka pendaftaran Kulwap Menjadi Politisi Sejati Batch 2 di bawah manajemen RAI (Rumah Auliya Inspirasi) dengan pemateri Ustadzah Widya Amata (Muslimah Negarawan yang aktif menjadi politisi internasional sejak tahun 2008).

Yang mau ikutan bisa hubungi wa.me/6285274394756 atau kirim *Daftar Kulwap Menjadi Politisi Sejati* ke chat t.me/Ustadzah_Widya_Amata
*Rekaman Live Mozaik Perubahan tema "Partai Politik Gagal Mewadahi Aspirasi?"*

https://youtu.be/SF4hPaZOOQ0

Diposting di chanel telegram
Http://t.me/PolitisiSejati

Telah dibuka pendaftaran Kulwap Menjadi Politisi Sejati Batch 2 di bawah manajemen RAI (Rumah Auliya Inspirasi) dengan pemateri Ustadzah Widya Amata (Muslimah Negarawan yang aktif menjadi politisi internasional sejak tahun 2008).

Yang mau ikutan bisa hubungi wa.me/6282288829821 atau kirim *Daftar Kulwap Menjadi Politisi Sejati* ke chat t.me/Ustadzah_Widya_Amata
Rekaman Live Mozaik Perubahan tema *Partai Politik, Gagal Mewadahi Aspirasi?*

https://youtu.be/SF4hPaZOOQ0

Diposting di chanel telegram
Http://t.me/PolitisiSejati

Telah dibuka pendaftaran Kulwap Menjadi Politisi Sejati Batch 2 di bawah manajemen RAI (Rumah Auliya Inspirasi) dengan pemateri Ustadzah Widya Amata (Muslimah Negarawan yang aktif menjadi politisi internasional sejak tahun 2008).

Yang mau ikutan bisa hubungi wa.me/6282288829821 atau kirim *Daftar Kulwap Menjadi Politisi Sejati* ke chat t.me/Ustadzah_Widya_Amata
Politisi Sejati
*DAFTAR ISI BUKU GERAKAN MENOLAK SEMBRONO, Aab El Karimi* Diketik oleh Widya Amata di Http://t.me/PolitisiSejati Membuyarnya Informasi .... 1 https://t.me/PolitisiSejati/160 Bermula Dari Media Yang Dikendalikan ..... 15 https://t.me/PolitisiSejati/165…
*PERIKSA! SATU HAL YANG MENJADI PERHATIAN*

#GerakanMenolakSembrono

Penulis : *Aab Elkarimi*
Diketik oleh *Widya Amata*
Di
Http://t.me/PolitisiSejati

_Hai orang-orang yang beriman, *jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti* agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu._ (QS. Al Hujurat, 49 :6)

Kita boleh meraung-raung meradang dan tidak terima jika sewaktu-waktu ada tuduhan orang yang tidak benar terhadap kita.

Namun raungan hanya akan jadi raungan ketika kita tak tahu apa yang harus dilakukan.

Itulah hak yang mesti kita ketahui tentang makna 'bagaimana bertindak' sebelum muncul resiko sewaktu-waktu kita bergerak.

Satu hal yang menjadi perhatian dari dunia yang sudah termediasi ini adalah kecerobohan yang dilakukan sedikit saja bisa berakibat fatal.

Makna kata _"fatabayyanu"_ dalam suray Al Hujuray di atas yang bermakna memeriksa kembali sebuah informasi yang datang dengan teliti, mengklarifikasi suatu pemberitaan dengan telaten adalah suatu keharusan.

Jika tidak, akibat yang terjadi adalah ketidaksadaran bahwa kita telah merusak sebuah tatanan masyarakat dengan informasi yang dengan mudahnya kita sebarkan, atau pun dengan tidak sadar kita mengikuti standar hidup yang dikendalikan sekelompok orang.

Ini begitu terasa di negeri yang sudah mulai hiruk-pikuk dengan opini beragam.

Simak saja, kita telah melewati bersama bagaimana fenomena Pilpres 2014 ini begitu terasa rikuh bagi orang yang memang sering membaca/melihat berita.

Sejatinya jika kita lihat fenomena pilpres yang baru saja usai telah melahirkan sebuah pemimpin baru yang kita nanti kinerja dan terobosannya.

Namun masa-masa pilpres telah melahirkan kenangan-kenangan mendalam yang berulang dan tidak bisa dilupakan.

Pada pilpres 2014 ini opini yang muncul terbagi menjadi tiga kubu; dua yang memihak salah satu capres, satu yang independen. Kedua rival itu saling adu jotos dan lempar berbagai macam opini miring, sementara yang indipenden mengkritik kedua belah pihak atau diam membisu.

Ini memberikan pelajaran bagi kita saat demokrasi semakin berisik, aurat politik lawanlah yang menjadi barang dagangan yang menawan. Dan media menjadi amunisi ampuh untuk menabuh keberisikan itu.

Lalu dalam kondisi seperti ini bisa di dapatkah sebuah informasi valid dan memuaskan akal, serta memenangkan?

Jawabannya TIDAK mungkin! Maka memeriksa opini yang muncul merupakan suatu keharusan bagi kita orang-orang yang beriman.

Memeriksa dan menguji sebuah informasi adalah kewajiban kita sebagai seorang muslim. Dan tentunya output yang harus diambil adalah harus berupa kebenaran yang pasti, tidak meragukan dan mantab.

Dalam pembicaraan kita yang telah sedemikian panjang untuk mendapatkan sebuah kebenaran dalam mengambil informasi ini, secara mendasar ditempuh dengan cara bagaimana media massa menciptakan atau mendaur ulang tanda untuk tujuannya sendiri.

Sehingga bisa melahirkan informasi yang dilahap namun tak terkonfirmasi.

Untuk membongkarnya, Danesi (2002) telah mengemukakan hal ini dengan pertama kali bertanya:

1. Apa sebenarnya yang dimaksudkan atau direpresentasikan oleh sesuatu.

2. Bagaimana sebuah makna itu digambarkan

3. Mengapa ia bisa memiliki makna sebagaimana yang terlihat oleh kita.

Sebagai contoh dalam opini yang gencar diciptakan saat ini adalah negara berlandaskan sistem Islam (khilafah) dengan menggunakan signifikasi ISIS sebagai tanda yang menggambarkan bahwa khilafah itu begitu menyeramkan dan berbahaya.

Sekarang ini, untuk menjawab pertanyaan mengapa khilafah berbahaya, memaksa kita untuk meninjau lebih dalam tentang asal-usul dan sejarah pergolakan peradaban dunia dan siapa saja yang menjadi aktor.

Di dalam sejarah skema politik internasional, kita akan mengetahui bahwa ternyata dulunya khilafah adalah sebuah negara yang pernah bertengger di puncak peradaban sebagai _ad Daulah al ula_ (Negara Adidaya.

Bersambung...
Namun semenjak lahirnya Perang Dunia Pertama mulailah dunia membuat banyak sandiwara dengan aktor utama Inggris dan Perancis. Kisah Napoleon Boneparte yang melakukan ekspedisi, Marcopolo yang memetakan jalur perdagangan laut, lalu kemudian disusul dengan ekspansi negara-negara imperialis seperti kemunculan Belanda, Portugal, negara-negara lain yang sudah berfikir dan menemukan cara bagaimanabertahan hidup dengan menjarah, mulailah bersatu di atas kepentingan dan bersaing atas dasar kepentingan pula.
*Harga-Harga Naik, Sabar Saja, Jangan Ngeluh ???*

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Beredar meme yg memuat sebuah hadits agar kita tidak mengeluh atas kenaikan harga, cukup sabar dan tawakkal.

📌 Haditsnya tentu benar yaitu mengajarkan sabar. Tapi Sabar bukanlah bermakna pasif dan bukan pula tidak boleh kritis. Itu menempatkan hadits bukan pada tempatnya.

📌Al Qur'an sendiri merinci sifat orang-orang bersabar itu: tidak lemah, tdk lesu, dan tidak tinggal diam. (QS. Ali Imran: 146)

📌 Di sisi lain, seharusnya pembuat meme tersebut hendaknya bisa berbuat adil dan sportif, jangan hanya menuntut rakyat untuk jangan mengeluh, tapi juga hendaknya mengingatkan pemimpin/penguasa dengan hadits:

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم.

_"Ya Allah, siapa saja yang memimpin/mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka SUSAHKANLAH DIA."_

(HR. Muslim no. 1828)

📌 Jangan sampai pembuat meme ini mirip seperti yg Rasulullah gambarkan:

إِذَا رَأَيْت أُمَّتِي تَهَابُ فَلَا تَقُولُ لِلظَّالِمِ يَا ظَالِمُ فَقَدْ تُودِّعَ مِنْهُمْ.

_"Jika kau melihat umatku ketakutan dan tidak berkata kepada orang zalim "Wahai Zalim" maka Allah akan tinggalkan mereka."_

(HR. Ahmad, Al Bazar, Al Hakim, beliau nyatakan: shahih. Disepakati Adz Dzahabi)

📌 Sungguh menasehati kebijakan pemimpin yg keliru adalah salah satu perkara penting dalam Islam, sebagaimana hadits:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ.

_"Agama itu adalah nasihat." Kami bertanya, "Nasihat untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin, serta kaum awam mereka."_

(HR. Muslim no. 55)

📌 Imam Al Khathabi menjelaskan bahwa NASIHAT itu tonggak dan tiangnya agama. Beliau Rahimahullah mengomentari makna hadits tersebut :

وَمَعْنَى الْحَدِيث : عِمَاد الدِّين وَقِوَامه النَّصِيحَة. كَقَوْلِهِ : الْحَجُّ عَرَفَة أَيْ عِمَاده وَمُعْظَمه عَرَفَة.

_"Makna hadits (agama adalah nasihat) adalah: tiang agama dan penyangganya adalah nasihat. Ini seperti sabdanya: haji adalah ‘arafah artinya tiang dan ang paling penting dari haji adalah (wukuf) di Arafah.”_

(Dikutip An Nawawi, Syarh Shahih Muslim, 1/144)

📌 Maka, siapa pun yang menasihati kekeliruan kebijakan pemimpin dgn cara santun, argumentatif, maka dia sedang menegakkan agama.

📌 Kebalikannya, selalu menjadi pembela kebijakan yang salah dan mencekik dengan berbagai dalil-dalil, tidak peduli benar atau salah, asal bela saja, adalah perilaku menjilat yang terlarang.

Nabi Shalallahu'Alaihi wa Sallam bersabda:

«اسْمَعُوا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الحَوْضََ»

_"Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sesudahku nanti akan ada para pemimpin. Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan mendukung kezaliman mereka, maka dia bukan golonganku, aku juga bukan golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga."_

(HR. At Tirmidzi no. 2259, An Nasa'i no. 4208, Shahih)

Demikian. _Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith Thariq_.

🌿🌷🌺🌻🌸🍃🌵🌴

Ust. H. Farid Nu'man Hasan

Diposting di Chanel Telegram
http://t.me/PolitisiSejati
*Subsidi .....*

Istilah ini lagi ngetop. Nah, biar kita sama2 lebih paham, mari kita bahas apa sih subsidi ini?

Misal, harga cilok internasional adalah Rp 20.000. Kemudian harga keekonomian cilok adalah Rp 14.000. Lantas Cilok dijual ke rakyat Rp 8.000.

Maka, berapa sih subsidi cilok? Dari selisih 20.000 ke 8.000? Atau dari selisih 14.000 ke 8.000? Atau jangan2, sebenarnya tidak ada subsidinya? Loh, kok bisa?

Nah, inilah rahasisa kecil ttg subsidi. Kenapa? Karena sejak kemarin2 tidak ada yang membahas biaya produksi. Heh, cilok ini bukannya kita produksi sendiri?

Masa' tinggal ngeduk, dijual dgn harga Internasional? Apalagi dijual sesuai maunya nilai keekonomian perusahaan yg jual?

Karena boleh jadi, biaya ngeduk itu cilok cuma Rp 5.000. Jadi, apanya yg disubsidi? Malah masih untung Rp 3.000.

Paham tidak?

Dalam setiap isu subsidi, kita hanya sibuk bahas harga internasional. Harga keekonomian. Tidak ada yang bahas ttg ssst, bukankah itu cilok ngeduk di tanah rakyat semua?

Lelah memang bicara soal subsidi ini jika kacamatanya selalu bisnis, selalu laba, jual beli ke rakyat.

Karena jika ini logikanya, saat harga minyak goreng 14.000, wah, pemerintah merasa sudah suangat mensubsidi. Perusahaan2 sawit sudah merasa suangat hero, mensubsidi. Dia lupa, itu sawit ditanam di tanah milik rakyat. Biaya bikin minyak gorengnya paling cuma 10.000. Tapi kan, tapi kan harga nginternasional 28.000. Sy mau jual nginternasional. Sy subsidi loh 14.000 itu.

Paham?

Inilah kisah ttg negeri. Yang gas alamnya melimpah kaya raya, tapi LPG impor. Dan saat dijual ke rakyat, pemerintah mengklaim subsidi habis2an. Tiada guna saja 'gas alam melimpah ruah'. Dan mereka selaluuu saja ada alasan, argumen, penjelasan, oh itu karena bla bla bla...

Pun BBM, meskipun produksi minyak terus turun, ketahuilah, kita itu tetap sebagian besar ngeduk minyak dari tanah rakyat sendiri. Cuma begitulah, muter2 dulu itu minyak. Biar cuan. Jadilah Indonesia impor BBM dari Singapura yg secuil pun tak punya minyak. Tapi kan tapi kan... Sibuk tapi. Lupa jika itu tugas kamu biar jd simpel dan menguntungkan rakyat! Giliran rebutan kekuasaan, semangat. Disuruh mikir solusi, eh malah minta ke rakyat solusinya. 'Jangan kritik doang, kasih solusinya'.

Sejak dulu, teruuuus saja impor BBM dari Singapura (yg minyaknya dari Indonesia juga). Lelet solusinya. Hampir 10 tahun berkuasa, tetap lelet juga. Kapan kilangmu itu siap proses sendiri semua? Berpuluh tahun, direksi, komisaris ini ngapain saja sih? Giliran tantiem nyaris setengah trilyun setahun, baru cepat.

Mafia? Ow, masih ada mafia di sana?

*Tere Liye, penulis novel 'Bedebah Di Ujung Tanduk'*

Diposting di channel telegram
Http://t.me/PolitisiSejati
*HITUNG HITUNGAN BBM*

Diposting di chanel telegram
Http://t.me/PolitisiSejati

Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) menjelaskan Indonesia sekarang adalah negara net importer minyak mentah. Artinya,minyak milik pemerintah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga perlu impor.

“Dengan harga minyak mentah yang cukup tinggi saat ini, maka harga pengadaan BBM juga menjadi tinggi,” jelasnya.
Dampaknya ialah, kebutuhan seluruh BBM nonsubsidi (RON92 ke atas) dan BBM industri dipenuhi dari impor. Harga BBM tersebut sudah mengikuti harga keekonomian. Artinya, tidak ada subsidi.

Anthony memberikan gambaran perhitungan yang rinci mulai dari pendapatan negara, kebutuhan BBM subsidi, hingga hitungan subsidinya.

Realisasi produksi minyak mentah Indonesia semester I 2022 sekitar 611.000 barel per hari. Kalau produksi semester dua sama besar, maka produksi minyak mentah Indonesia tahun 2022 akan mencapai 223 juta barel (611.000 barel x 365 hari), atau sekitar 35,5 miliar liter.

Minyak mentah tersebut diproduksi oleh mitra kontraktor minyak dengan pola bagi hasil, production sharing contract, PSC. Perhitungan bagi hasil sebelumnya berdasarkan hasil bersih setelah dikurangi seluruh biaya produksi (cost recovery).
Sedangkan bagi hasil sekarang berdasarkan gross split. Untuk minyak bumi, 57% pemerintah, 43% mitra kontraktor. Untuk gas bumi, 52% pemerintah, 48% mitra kontraktor.

“Artinya, Indonesia akan mendapat minyak mentah sebanyak 20,3 miliar liter, yaitu 57% dari total produksi 35,5 miliar liter untuk tahun 2022,” jelasnya.

Lantas berapa harga produksi minyak mentah Indonesia ? Anthony menjawab, nol rupiah karena sudah dibayar dengan bagi hasil 43%.

Jadi, artinya, biaya produksi BBM Indonesia hanya biaya proses kilang, rata-rata 5 dolar per barel (untuk kilang lama), atau hanya Rp472 per liter (5 dolar x Rp15.000 : 159 liter).

Harga jual pertalite Rp 7.600 per liter, termasuk biaya distribusi, marjin keuntungan, dan pajak (PBBKB dan PPN). Anggap saja total biaya tersebut Rp 1.600 per liter. Artinya, pendapatan bersih pemerintah dari penjualan pertalite adalah Rp 6.000 per liter, dengan harga pokok produksi hanya Rp 472 per liter.

Anthony menjelaskan, minyak milik pemerintah diproses untuk pertalite dan biosolar bersubsidi, dijual dengan harga Rp 7.600 dan Rp 5.150 per liter, atau, setelah dikurangi biaya distribusi, marjin keuntungan dan pajak, tinggal Rp 6.000 dan Rp 4.000 per liter. Dikurangi biaya kilang Rp 472 per liter (dibulatkan menjadi Rp500), maka pendapatan negara, bersih, menjadi Rp 5.500 dan Rp 3.500 per liter.

Selanjutnya, kebutuhan biosolar bersubsidi (yang sebenarnya tidak ada subsidi) sekitar 10 miliar liter (10 juta KL). Dari penjualan biosolar, diperoleh pendapatan negara, bersih senilai Rp 35 triliun (Rp3.500 x 10 miliar liter).
Sisa minyak pemerintah, setelah dialokasikan untuk biosolar, tinggal 10,3 miliar liter, dialokasikan untuk pertalite. Pendapatan negara, bersih, dari pertalite menjadi Rp 56,65 triliun (Rp 5.500 x 10,3 miliar liter).

Sehingga total pendapatan bersih negara dari kekayaan alam Indonesia, milik rakyat Indonesia, mencapai Rp 91,65 triliun (Rp35 triliun + Rp56,65 triliun).

Adapun kebutuhan pertalite dan biosolar domestik sangat besar, masing-masing sekitar 22 miliar liter dan 10 miliar liter. Sedangkan minyak mentah milik pemerintah hanya 20,3 miliar liter, untuk memenuhi sebagian kebutuhan pertalite, 10,3 miliar liter, dan seluruh kebutuhan biosolar 10 miliar liter (100 persen). Sehingga ada selisih 11,7 miliar liter kebutuhan pertalite yang harus dipenuhi dari impor.

“Kalau subsidi rata-rata Rp 5.000 per liter maka total subsidi hanya mencapai Rp 58,5 triliun (11,7 miliar liter x Rp 5.000 per liter). Sehingga, secara total, neraca keuangan minyak bumi Indonesia masih surplus Rp 33,15 triliun (Rp 91,65 triliun - Rp58,50 triliun),” jelasnya.