متن_الدرر_البهية_في_المسائل_الفقهية_للشوكاني.pdf
1.1 MB
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 1️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
✅ Penulis(1) rahimahullah berkata:
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang
أحمدُ مَن أمرنا بالتفقه في الدين، وأشكر من أرشدنا إلى اتباع سنن سيد المرسلين، وأصلي وأسلم على الرسول الأمين، وآله الطاهرين وأصحابه الأكرمين.
▫️ Saya memuji Dzat Yang memerintahkan kita untuk bertafaqquh fiddin (mendalami ilmu agama)(2). Saya bersyukur kepada Dzat Yang telah membimbing kita untuk mengikuti sunnahnya pimpinan para rasul. Dan saya haturkan shalawat dan juga salam kesejahteraan kepada Rasulullah al-Amin, keluarganya yang suci, dan para sahabatnya yang mulia.
كتاب الطهارة: بَابٌ
▪️ Kitab Thaharah (Bersuci): Bab [Pembagian Air]
هذا الكتاب قد اشتمل على مسائل:
الأولى: الماء طاهر مطهِّر، لا يُخرجه عن الوصفيْن إلا ما غيَّر ريحه، أو لونه، أو طعمه من النجاسات،
📖 Kitab [thaharah] ini terdiri dari beberapa permasalahan:
▪️ Pertama: (Hukum asal) Air adalah suci dan menyucikan(3).
Tidak dapat mengeluarkannya dari dua sifat tersebut kecuali apa yang dapat mengubah aroma, rasa, dan warnanya dari benda-benda najis.(4)
وعن الثاني ما أخرجه عن اسم الماء المطلق من المغيِّرات الطاهرة،
Sedangkan sifat air yang kedua (yaitu menyucikan) apa yang dapat mengeluarkannya dari penamaan air mutlak ketika (sifatnya) berubah karena benda-benda yang suci.(5)
ولا فرق بين قليل وكثير، وما فوق القُلَّتين وما دونهما، ومتحرك وساكن، ومستعمَل وغير مستعمَل.
Tidak ada perbedaan antara: Air yang sedikit dan banyak, volumenya di atas dua kulah atau di bawah itu, mengalir dan tergenang, musta’mal dan bukan musta’mal.(6)
..........................
Keterangan:
(1) Beliau adalah Imam besar, Ahli ijtihad, Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Abdullah asy-Syaukani kemudian ash-Shan’ani. Lahir pada hari senin, tanggal 28 Dzulqa’dah tahun 1173 H dan meninggal dunia pada bulan Jumadal Akhirah tahun 1250 H.
(2) Yaitu dalam firman-Nya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)
(3) Suci pada zatnya dan dapat digunakan untuk menyucikan, seperti menghilangkan najis, mengangkat hadas, dan lain-lain.
(4) Air yang suci dan menyucikan tidak akan berubah menjadi najis hingga ada benda najis yang masuk ke dalamnya dan mengubah salah satu dari tiga sifatnya, yaitu: aroma, rasa, atau warnanya. Jika salah satu sifatnya berubah karena kemasukan benda najis, maka air itu dihukumi najis.
(5) Sifat air yang kedua, yaitu menyucikan akan hilang jika air tersebut kemasukan benda suci sampai air tersebut tidak disebut air secara mutlak lagi. Akan tetapi penyebutannya selalu dilekatkan dengan benda suci yang masuk ke dalamnya, seperti air teh, air kopi, air kelapa, air sabun, dan lain sebagainya. Air jenis ini secara zatnya adalah suci, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk bersuci.
(6) Maksudnya adalah: suatu air disebut suci atau tidak suci bukan dikarenakan ia mengalir atau tergenang, banyak atau sedikit, musta’mal atau bukan mustamal. Namun, ditinjau dari sisi sifat airnya, jika ia terkontaminasi dengan benda najis dan mengubah salah satu dari tiga sifatnya (aroma, warna, atau rasa) maka air itu berubah menjadi najis. Jika ia berubah karena kemasukan benda suci maka ia suci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
✅ Penulis(1) rahimahullah berkata:
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang
أحمدُ مَن أمرنا بالتفقه في الدين، وأشكر من أرشدنا إلى اتباع سنن سيد المرسلين، وأصلي وأسلم على الرسول الأمين، وآله الطاهرين وأصحابه الأكرمين.
▫️ Saya memuji Dzat Yang memerintahkan kita untuk bertafaqquh fiddin (mendalami ilmu agama)(2). Saya bersyukur kepada Dzat Yang telah membimbing kita untuk mengikuti sunnahnya pimpinan para rasul. Dan saya haturkan shalawat dan juga salam kesejahteraan kepada Rasulullah al-Amin, keluarganya yang suci, dan para sahabatnya yang mulia.
كتاب الطهارة: بَابٌ
▪️ Kitab Thaharah (Bersuci): Bab [Pembagian Air]
هذا الكتاب قد اشتمل على مسائل:
الأولى: الماء طاهر مطهِّر، لا يُخرجه عن الوصفيْن إلا ما غيَّر ريحه، أو لونه، أو طعمه من النجاسات،
📖 Kitab [thaharah] ini terdiri dari beberapa permasalahan:
▪️ Pertama: (Hukum asal) Air adalah suci dan menyucikan(3).
Tidak dapat mengeluarkannya dari dua sifat tersebut kecuali apa yang dapat mengubah aroma, rasa, dan warnanya dari benda-benda najis.(4)
وعن الثاني ما أخرجه عن اسم الماء المطلق من المغيِّرات الطاهرة،
Sedangkan sifat air yang kedua (yaitu menyucikan) apa yang dapat mengeluarkannya dari penamaan air mutlak ketika (sifatnya) berubah karena benda-benda yang suci.(5)
ولا فرق بين قليل وكثير، وما فوق القُلَّتين وما دونهما، ومتحرك وساكن، ومستعمَل وغير مستعمَل.
Tidak ada perbedaan antara: Air yang sedikit dan banyak, volumenya di atas dua kulah atau di bawah itu, mengalir dan tergenang, musta’mal dan bukan musta’mal.(6)
..........................
Keterangan:
(1) Beliau adalah Imam besar, Ahli ijtihad, Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Abdullah asy-Syaukani kemudian ash-Shan’ani. Lahir pada hari senin, tanggal 28 Dzulqa’dah tahun 1173 H dan meninggal dunia pada bulan Jumadal Akhirah tahun 1250 H.
(2) Yaitu dalam firman-Nya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)
(3) Suci pada zatnya dan dapat digunakan untuk menyucikan, seperti menghilangkan najis, mengangkat hadas, dan lain-lain.
(4) Air yang suci dan menyucikan tidak akan berubah menjadi najis hingga ada benda najis yang masuk ke dalamnya dan mengubah salah satu dari tiga sifatnya, yaitu: aroma, rasa, atau warnanya. Jika salah satu sifatnya berubah karena kemasukan benda najis, maka air itu dihukumi najis.
(5) Sifat air yang kedua, yaitu menyucikan akan hilang jika air tersebut kemasukan benda suci sampai air tersebut tidak disebut air secara mutlak lagi. Akan tetapi penyebutannya selalu dilekatkan dengan benda suci yang masuk ke dalamnya, seperti air teh, air kopi, air kelapa, air sabun, dan lain sebagainya. Air jenis ini secara zatnya adalah suci, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk bersuci.
(6) Maksudnya adalah: suatu air disebut suci atau tidak suci bukan dikarenakan ia mengalir atau tergenang, banyak atau sedikit, musta’mal atau bukan mustamal. Namun, ditinjau dari sisi sifat airnya, jika ia terkontaminasi dengan benda najis dan mengubah salah satu dari tiga sifatnya (aroma, warna, atau rasa) maka air itu berubah menjadi najis. Jika ia berubah karena kemasukan benda suci maka ia suci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 2️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
(2 - باب النجاسات)
فصل: والنجاسات هي غائط الإنسان مُطْلقاً، وبوله - إلا الذكر الرضيع -، ولُعاب كلب، وروث، ودم حيض، ولحم خنزير، وفيما عدا ذلك خلاف، والأصل الطهارة؛ فلا ينقل عنها إلا ناقل صحيح لم يُعارضه ما يساويه أو يقدم عليه.
✅ [Bab Kedua: Najis-Najis]
▪️ Pasal [Pertama: Hukum-hukum Najis]
▫️ Benda-benda najis adalah:
1️⃣ Kotoran manusia secara mutlak(1)
2️⃣ Kencing manusia kecuali (kencing) bayi laki-laki yang masih menyusu(2).
3️⃣ Air liur anjing
4️⃣ Kotoran hewan(3)
5️⃣ Darah haid,
6️⃣ Dan daging babi.
✅ Selain itu terdapat khilaf (di antara ulama). Hukum asalnya adalah suci, hukum itu tidak akan berubah dari asalnya kecuali dengan dalil yang sahih yang tidak ada penentangan dari dalil lain, baik yang sama atau yang lebih kuat darinya.
..........................
✅ Keterangan:
(1) Kotoran orang dewasa, anak kecil dan bayi adalah najis.
(2) Pendapat yang sahih adalah: kencing bayi laki-laki yang masih menyusui juga najis. Hanyasaja terdapat keringanan pada cara membersihkannya, yaitu cukup dengan memercikkan air ke tempat yang terkenai air kencing. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “(Membersihkan) kencing bayi perempuan dengan dicuci dan kencing bayi laki-laki dengan diperciki.” (HR. Abu Dawud no. 376)
(3) Hukum kotoran hewan terbagi menjadi dua:
Pertama: Hewan yang halal dimakan dagingnya, seperti unta, sapi, kambing dan selainnya. Pendapat yang kuat adalah suci. Pendapat ini dipegang oleh Malik, Ahmad, Dawud azh-Zhahiri, sebagian salaf, Ibnu Taimiyyah, asy-Syaukani, dan ash-Shan’ani.
Sebagian ulama seperti Abu Hanifah, asy-Syafi’i, dan Ibnu Hazm berpendapat najis.
Kedua: Hewan yang haram dimakan dagingnya. Para imam madzhab yang empat bersepakat bahwa kotorannya adalah najis. (Hukmu Abwali wa Arwatsi al-Hayawanat, Syaikh Ibrahim al-Mazru'i)
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
(2 - باب النجاسات)
فصل: والنجاسات هي غائط الإنسان مُطْلقاً، وبوله - إلا الذكر الرضيع -، ولُعاب كلب، وروث، ودم حيض، ولحم خنزير، وفيما عدا ذلك خلاف، والأصل الطهارة؛ فلا ينقل عنها إلا ناقل صحيح لم يُعارضه ما يساويه أو يقدم عليه.
✅ [Bab Kedua: Najis-Najis]
▪️ Pasal [Pertama: Hukum-hukum Najis]
▫️ Benda-benda najis adalah:
1️⃣ Kotoran manusia secara mutlak(1)
2️⃣ Kencing manusia kecuali (kencing) bayi laki-laki yang masih menyusu(2).
3️⃣ Air liur anjing
4️⃣ Kotoran hewan(3)
5️⃣ Darah haid,
6️⃣ Dan daging babi.
✅ Selain itu terdapat khilaf (di antara ulama). Hukum asalnya adalah suci, hukum itu tidak akan berubah dari asalnya kecuali dengan dalil yang sahih yang tidak ada penentangan dari dalil lain, baik yang sama atau yang lebih kuat darinya.
..........................
✅ Keterangan:
(1) Kotoran orang dewasa, anak kecil dan bayi adalah najis.
(2) Pendapat yang sahih adalah: kencing bayi laki-laki yang masih menyusui juga najis. Hanyasaja terdapat keringanan pada cara membersihkannya, yaitu cukup dengan memercikkan air ke tempat yang terkenai air kencing. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “(Membersihkan) kencing bayi perempuan dengan dicuci dan kencing bayi laki-laki dengan diperciki.” (HR. Abu Dawud no. 376)
(3) Hukum kotoran hewan terbagi menjadi dua:
Pertama: Hewan yang halal dimakan dagingnya, seperti unta, sapi, kambing dan selainnya. Pendapat yang kuat adalah suci. Pendapat ini dipegang oleh Malik, Ahmad, Dawud azh-Zhahiri, sebagian salaf, Ibnu Taimiyyah, asy-Syaukani, dan ash-Shan’ani.
Sebagian ulama seperti Abu Hanifah, asy-Syafi’i, dan Ibnu Hazm berpendapat najis.
Kedua: Hewan yang haram dimakan dagingnya. Para imam madzhab yang empat bersepakat bahwa kotorannya adalah najis. (Hukmu Abwali wa Arwatsi al-Hayawanat, Syaikh Ibrahim al-Mazru'i)
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 3️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
فصل:
ويطهر ما يتنجَّس بغسله، حتى لا يبقى لها عين، ولا لون، ولا ريح، ولا طعم، والنعل بالمسح، والاستحالة مطهِّرة لعدم وجود الوصف المحكوم عليه، وما لا يمكن غسله فبالصَّبِّ عليه أو النزح منه؛ حتى لا يبقى للنجاسة أثر.
والماء هو الأصل في التطهير؛ فلا يقوم غيره مقامه إلا بإذن من الشارع.
✅ Pasal [Kedua: Membersihkan Najis-najis]
▪️ Menyucikan benda yang terkena najis adalah dengan cara mencucinya hingga tidak tersisa benda, warna, aroma, dan rasanya.
▪️ (cara menyucikan) Sandal adalah dengan mengusapnya (ke tanah).
▪️ Istihalah(1) menjadikan suci (benda najis) dikarenakan tidak ada lagi sifat (najis) pada benda yang dia dihukumi najis karenanya.
▪️ Benda yang tidak memungkinkan dicuci maka dengan cara mengguyur atau dengan membuang bagian yang terkena najis hingga tidak tersisa lagi bekas najisnya.
▪️ Air adalah alat penyuci utama. Benda lain tidak dapat menggantikannya kecuali dengan izin Sang Pembuat syariat.
.............................
✅ Penjelasan:
(1) Istihalah adalah berubahnya benda najis menjadi benda lain yang berbeda secara sifat dan hakikatnya. Seperti kotoran atau bangkai yang berubah menjadi tanah. Benda najis yang berubah sifat dan hakikatnya maka dihukumi suci, ini adalah pendapatnya madzhab hanafi, maliki, satu riwayat dari Imam Ahmad. Pendapat ini juga dipilih oleh Ibnu Hazm, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, al-Lajnah ad-Daimah, dan mayoritas ulama.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
فصل:
ويطهر ما يتنجَّس بغسله، حتى لا يبقى لها عين، ولا لون، ولا ريح، ولا طعم، والنعل بالمسح، والاستحالة مطهِّرة لعدم وجود الوصف المحكوم عليه، وما لا يمكن غسله فبالصَّبِّ عليه أو النزح منه؛ حتى لا يبقى للنجاسة أثر.
والماء هو الأصل في التطهير؛ فلا يقوم غيره مقامه إلا بإذن من الشارع.
✅ Pasal [Kedua: Membersihkan Najis-najis]
▪️ Menyucikan benda yang terkena najis adalah dengan cara mencucinya hingga tidak tersisa benda, warna, aroma, dan rasanya.
▪️ (cara menyucikan) Sandal adalah dengan mengusapnya (ke tanah).
▪️ Istihalah(1) menjadikan suci (benda najis) dikarenakan tidak ada lagi sifat (najis) pada benda yang dia dihukumi najis karenanya.
▪️ Benda yang tidak memungkinkan dicuci maka dengan cara mengguyur atau dengan membuang bagian yang terkena najis hingga tidak tersisa lagi bekas najisnya.
▪️ Air adalah alat penyuci utama. Benda lain tidak dapat menggantikannya kecuali dengan izin Sang Pembuat syariat.
.............................
✅ Penjelasan:
(1) Istihalah adalah berubahnya benda najis menjadi benda lain yang berbeda secara sifat dan hakikatnya. Seperti kotoran atau bangkai yang berubah menjadi tanah. Benda najis yang berubah sifat dan hakikatnya maka dihukumi suci, ini adalah pendapatnya madzhab hanafi, maliki, satu riwayat dari Imam Ahmad. Pendapat ini juga dipilih oleh Ibnu Hazm, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, al-Lajnah ad-Daimah, dan mayoritas ulama.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 4️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
(3 - باب قضاء الحاجة)
على المُتخلِّي الاستتار حتى يدنو من الأرض، والبُعد أو دخول الكنيف، وترْك الكلام، والمُلابسة لما له حُرمة، وتجنب الأمكنة التي منع عن التخلي فيها شَرْع أو عُرْف، وعدم الاستقبال، والاستدبار للقبلة، وعليه الاستجمار بثلاثة أحجار طاهرة، أو ما يقوم مقامها، ويُندب الاستعاذة عند الشُّروع، والاستغفار والحمد بعد الفراغ.
[Bab Ketiga]
Bab Buang Hajat
▪️ Wajib(1) bagi seorang yang hendak buang hajat agar menutupi (dirinya) sampai mendekat ke tanah(2) dan menjauh(3) (dari manusia) atau masuk ke tempat buang hajat.
▪️ Tidak berbicara.
▪️ Tidak memakai sesuatu yang memiliki kehormatan (secara syariat).
▪️ Menjauhi tempat-tempat yang dilarang buang hajat padanya, baik secara syariat atau kebiasaan masyarakat(4).
▪️ Tidak menghadap atau membelakangi kiblat.
☑️ Wajib baginya untuk beristijmar (sedikitnya) dengan tiga batu yang suci atau benda lain yang dapat menggantikannya(5).
☑️ Disunnahkan berlindung ketika memulai dan beristighfar ketika selesai(6).
.............................
✅ Penjelasan:
(1) Berdasarkan keumuman dalil-dalil yang menerangkan wajibnya menutup aurat kecuali dalam keadaan darurat, di antaranya adalah ketika buang hajat.
(2) Apabila seseorang buang hajat tidak di dalam WC, maka membuka pakaiannya adalah ketika dalam posisi duduk atau dekat dengan tanah, agar auratnya terjaga.
(3) Dari Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘annu, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila pergi ke tempat buang hajat, beliau menjauh.” (HR. Tirmidzi no. 20)
Dahulu, mereka biasa buang hajat di padang pasir. Mereka tidak memiliki WC khusus untuk buang hajat. Maka di antara kemuliaan adab beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mencari tempat yang jauh dari manusia, sehingga tidak terlihat bagian aurat beliau ketika buang hajat di tempat tersebut.
(4) Di antara tempat yang dilarang buang hajat padanya adalah: ▫️ tempat yang memiliki kemuliaan seperti masjid ▫️di atas kuburan ▫️jalan yang dilalui manusia ▫️tempat berteduh ▫️air tergenang ▫️pohon yang berbuah ▫️lubang/sarang hewan ▫️dan tempat-tempat lainnya yang mengundang kemarahan manusia atau doa jelek dari mereka.
(5) Membersihkan tempat keluarnya kotoran bisa dengan [1] air atau dengan [2] batu dan benda lainnya yang dapat membersihkan dan menyerap kotoran, seperti tisu, kayu, kertas, dan lainnya. Jika menggunakan batu, maka wajib menggunakan minimalnya tiga buah batu atau kelipatannya dalam bilangan ganjil hingga najisnya bersih.
(6) Ketika hendak masuk tempat buang hajat membaca doa,
بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Dengan nama Allah, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari (kejahatan) sehat laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Al-Jama’ah. Lafazh "bismillah" tambahan dari riwayat Sa’id bin Manshur dalam Sunannya)
▫️ Dan ketika keluar (setelah di luar) membaca doa,
غُفْرَانَكَ
“(Aku berharap) ampunan-Mu ya Allah.”
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
(3 - باب قضاء الحاجة)
على المُتخلِّي الاستتار حتى يدنو من الأرض، والبُعد أو دخول الكنيف، وترْك الكلام، والمُلابسة لما له حُرمة، وتجنب الأمكنة التي منع عن التخلي فيها شَرْع أو عُرْف، وعدم الاستقبال، والاستدبار للقبلة، وعليه الاستجمار بثلاثة أحجار طاهرة، أو ما يقوم مقامها، ويُندب الاستعاذة عند الشُّروع، والاستغفار والحمد بعد الفراغ.
[Bab Ketiga]
Bab Buang Hajat
▪️ Wajib(1) bagi seorang yang hendak buang hajat agar menutupi (dirinya) sampai mendekat ke tanah(2) dan menjauh(3) (dari manusia) atau masuk ke tempat buang hajat.
▪️ Tidak berbicara.
▪️ Tidak memakai sesuatu yang memiliki kehormatan (secara syariat).
▪️ Menjauhi tempat-tempat yang dilarang buang hajat padanya, baik secara syariat atau kebiasaan masyarakat(4).
▪️ Tidak menghadap atau membelakangi kiblat.
☑️ Wajib baginya untuk beristijmar (sedikitnya) dengan tiga batu yang suci atau benda lain yang dapat menggantikannya(5).
☑️ Disunnahkan berlindung ketika memulai dan beristighfar ketika selesai(6).
.............................
✅ Penjelasan:
(1) Berdasarkan keumuman dalil-dalil yang menerangkan wajibnya menutup aurat kecuali dalam keadaan darurat, di antaranya adalah ketika buang hajat.
(2) Apabila seseorang buang hajat tidak di dalam WC, maka membuka pakaiannya adalah ketika dalam posisi duduk atau dekat dengan tanah, agar auratnya terjaga.
(3) Dari Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘annu, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila pergi ke tempat buang hajat, beliau menjauh.” (HR. Tirmidzi no. 20)
Dahulu, mereka biasa buang hajat di padang pasir. Mereka tidak memiliki WC khusus untuk buang hajat. Maka di antara kemuliaan adab beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mencari tempat yang jauh dari manusia, sehingga tidak terlihat bagian aurat beliau ketika buang hajat di tempat tersebut.
(4) Di antara tempat yang dilarang buang hajat padanya adalah: ▫️ tempat yang memiliki kemuliaan seperti masjid ▫️di atas kuburan ▫️jalan yang dilalui manusia ▫️tempat berteduh ▫️air tergenang ▫️pohon yang berbuah ▫️lubang/sarang hewan ▫️dan tempat-tempat lainnya yang mengundang kemarahan manusia atau doa jelek dari mereka.
(5) Membersihkan tempat keluarnya kotoran bisa dengan [1] air atau dengan [2] batu dan benda lainnya yang dapat membersihkan dan menyerap kotoran, seperti tisu, kayu, kertas, dan lainnya. Jika menggunakan batu, maka wajib menggunakan minimalnya tiga buah batu atau kelipatannya dalam bilangan ganjil hingga najisnya bersih.
(6) Ketika hendak masuk tempat buang hajat membaca doa,
بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Dengan nama Allah, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari (kejahatan) sehat laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Al-Jama’ah. Lafazh "bismillah" tambahan dari riwayat Sa’id bin Manshur dalam Sunannya)
▫️ Dan ketika keluar (setelah di luar) membaca doa,
غُفْرَانَكَ
“(Aku berharap) ampunan-Mu ya Allah.”
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 5️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
(4 - باب الوضوء)
يجب على كل مكلَّف أن يُسمِّي إذا ذَكَرَ، ويتمضمض ويستنشق، ثم يغسل جميع وجهه، ثم يديه مع مرفقيه، ثم يمسح رأسه مع أذنيه، ويجزئ مسح بعضه، والمسح على العِمامة، ثم يغسل رجليه مع الكعبين، وله المسح على الخفين.
ولا يكون وضوءاً شرعيّاً إلا بالنية لاستباحة الصلاة.
[Bab Keempat]
[Pasal Pertama: Kewajiban-Kewajiban Wudhu]
▪️ Wajib bagi setiap mukallaf untuk membaca basmalah ketika ingat(1),
▪️ berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung(2),
▪️ membasuh seluruh wajah,
▪️ kedua tangan sampai kedua siku (juga ikut dibasuh),
▪️ mengusap kepala dan dua telinga,
▪️ mengusap sebagian kepala dan mengusap imamah (sorban) sudah mencukupi(3),
▪️ kemudian membasuh kedua kaki. Ia boleh mengusap kedua khuf(4).
▪️ Tidaklah ia menjadi wudhu’ yang syar’i kecuali jika diiringi niat untuk bolehnya shalat.
.............................
✅ Penjelasan:
(1) Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, “Membaca bismillah ketika hendak wudhu adalah sunnah menurut pendapat mayoritas ulama. Sebagian dari mereka ada yang berpendapat wajib ketika ingat. Maka sepatutnya bagi seorang mukmin untuk tidak meninggalkannya. Namun, jika ia lupa atau tidak mengetahui hukumnya maka tidak perlu mengulang, wudhu’nya sah.
Adapun jika ia tidak membacanya dengan sengaja dalam keadaan ia mengetahui hukum syar’inya, hendaknya ia mengulangi wudhunya sebagai bentuk kehati-hatian dan keluar dari khilaf. Dikarenakan telah datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda, “Tidak ada wudhu’ bagi seorang yang tidak membaca bismillah.” Hadits ini datang dari beberapa jalan. Sekelompok ulama menghukuminya sebagai hadits lemah. Namun, al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan bahwa hadits ini adalah hasan disebabkan jalannya yang banyak. Sehingga ia digolongkan sebagai (hadits) hasan lighoirihi.
Maka sepatutnya bagi seorang mukmin agar bersungguh-sungguh dalam membaca bismillah ketika hendak berwudhu. Demikian juga seorang mukminah. Namun jika lupa atau tidak mengetahui hukumnya, maka tidak mengapa. (Majmu’ Fatawa 25/136)
(2) Karena keduanya termasuk wajah yang diperintahkan untuk dibasuh di dalam al-Qur’an. Dalam haditsnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian berwudhu, hendaklah ia memasukkan air kehidungnya kemudian keluarkanlah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) (Lihat ar-Raudhah an-Nadiyyah hlm. 150)
(3) Apabila seseorang memakai imamah, ia boleh mengusap sebagian kepala kemudian mengusap imamahnya. Adapun jika tidak memakai imamah, ia wajib mengusap seluruh kepalanya; mulai dari batas tumbuhnya rambut kepala bagian depan, sampai tengkuk bagian belakang, lalu diusapkan kembali ke tempat semula. Dilakukan satu kali saja. Demikianlah wudhu' yang diamalkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun mengusap sebagian kepala, tidak pernah diamalkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada satu hadis sahih pun dari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau mengusap sebagian kepalanya. Akan tetapi, jika beliau mengusap bagian depan kepalanya, beliau menyempurnakan dengan mengusap imamahnya.” (Zadul Ma’ad 1/193)
(4) Khuf adalah sepatu yang menutupi sampai mata kaki (mata kaki ikut tertutup), baik terbuat dari kulit atau kain. Syarat bolehnya mengusap khuf adalah memakainya dalam keadaan telah berwudhu’.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
(4 - باب الوضوء)
يجب على كل مكلَّف أن يُسمِّي إذا ذَكَرَ، ويتمضمض ويستنشق، ثم يغسل جميع وجهه، ثم يديه مع مرفقيه، ثم يمسح رأسه مع أذنيه، ويجزئ مسح بعضه، والمسح على العِمامة، ثم يغسل رجليه مع الكعبين، وله المسح على الخفين.
ولا يكون وضوءاً شرعيّاً إلا بالنية لاستباحة الصلاة.
[Bab Keempat]
[Pasal Pertama: Kewajiban-Kewajiban Wudhu]
▪️ Wajib bagi setiap mukallaf untuk membaca basmalah ketika ingat(1),
▪️ berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung(2),
▪️ membasuh seluruh wajah,
▪️ kedua tangan sampai kedua siku (juga ikut dibasuh),
▪️ mengusap kepala dan dua telinga,
▪️ mengusap sebagian kepala dan mengusap imamah (sorban) sudah mencukupi(3),
▪️ kemudian membasuh kedua kaki. Ia boleh mengusap kedua khuf(4).
▪️ Tidaklah ia menjadi wudhu’ yang syar’i kecuali jika diiringi niat untuk bolehnya shalat.
.............................
✅ Penjelasan:
(1) Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, “Membaca bismillah ketika hendak wudhu adalah sunnah menurut pendapat mayoritas ulama. Sebagian dari mereka ada yang berpendapat wajib ketika ingat. Maka sepatutnya bagi seorang mukmin untuk tidak meninggalkannya. Namun, jika ia lupa atau tidak mengetahui hukumnya maka tidak perlu mengulang, wudhu’nya sah.
Adapun jika ia tidak membacanya dengan sengaja dalam keadaan ia mengetahui hukum syar’inya, hendaknya ia mengulangi wudhunya sebagai bentuk kehati-hatian dan keluar dari khilaf. Dikarenakan telah datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda, “Tidak ada wudhu’ bagi seorang yang tidak membaca bismillah.” Hadits ini datang dari beberapa jalan. Sekelompok ulama menghukuminya sebagai hadits lemah. Namun, al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan bahwa hadits ini adalah hasan disebabkan jalannya yang banyak. Sehingga ia digolongkan sebagai (hadits) hasan lighoirihi.
Maka sepatutnya bagi seorang mukmin agar bersungguh-sungguh dalam membaca bismillah ketika hendak berwudhu. Demikian juga seorang mukminah. Namun jika lupa atau tidak mengetahui hukumnya, maka tidak mengapa. (Majmu’ Fatawa 25/136)
(2) Karena keduanya termasuk wajah yang diperintahkan untuk dibasuh di dalam al-Qur’an. Dalam haditsnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian berwudhu, hendaklah ia memasukkan air kehidungnya kemudian keluarkanlah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) (Lihat ar-Raudhah an-Nadiyyah hlm. 150)
(3) Apabila seseorang memakai imamah, ia boleh mengusap sebagian kepala kemudian mengusap imamahnya. Adapun jika tidak memakai imamah, ia wajib mengusap seluruh kepalanya; mulai dari batas tumbuhnya rambut kepala bagian depan, sampai tengkuk bagian belakang, lalu diusapkan kembali ke tempat semula. Dilakukan satu kali saja. Demikianlah wudhu' yang diamalkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun mengusap sebagian kepala, tidak pernah diamalkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada satu hadis sahih pun dari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau mengusap sebagian kepalanya. Akan tetapi, jika beliau mengusap bagian depan kepalanya, beliau menyempurnakan dengan mengusap imamahnya.” (Zadul Ma’ad 1/193)
(4) Khuf adalah sepatu yang menutupi sampai mata kaki (mata kaki ikut tertutup), baik terbuat dari kulit atau kain. Syarat bolehnya mengusap khuf adalah memakainya dalam keadaan telah berwudhu’.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 6️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
فصل:
يُستحبّ التَّثليث في غير الرأس، وإطالة الغُرّة والتّحْجيل، وتقديم السِّواك، وغسل اليدين إلى الرسغين - ثلاثاً - قبل الشُّروع في غسل الأعضاء المتقدمة.
[Pasal Kedua: Sunnah-Sunnah Wudhu]
▫️ Disunnahkan (membasuh anggota wudhu) dengan bilangan tiga selain kepala (cukup sekali),
▫️ memanjangkan ghurrah dan tahjil (1),
▫️ bersiwak sebelum memulai,
▫️ mencuci kedua tangan sampai pergelangan sebanyak tiga kali sebelum membasuh anggota-anggota wudhu’ yang telah disebutkan sebelumnya.
.......................
✅ Keterangan:
(1) Ghurrah yaitu membasuh kedua tangan sampai melewati siku (sampai lengan atas). Tahjil yaitu membasuh kedua kaki sampai melewati kedua mata kaki (sampai betis).
✔️ Apakah boleh memanjangan ghurrah dan tahjil?
Para ulama' berbeda pendapat. Madzhab maliki, salah satu pendapat Imam Ahmad, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Baz, dan Ibnu 'Utsaimin berpendapat tidak disyariatkan memanjangan basuhan melebihi batasan yang telah ditetapkan, yaitu siku bagi tangan dan mata kaki bagi kaki. Dalilnya adalah bahwa semua sahabat yang mempraktekan wudhu' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak ada yang memanjangkan ghurrah dan tahjil.
Dan para sahabat tidak ada yang melakukannya kecuali Abu Hurairah, itu pun dengan ijtihad beliau (bukan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam).
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
فصل:
يُستحبّ التَّثليث في غير الرأس، وإطالة الغُرّة والتّحْجيل، وتقديم السِّواك، وغسل اليدين إلى الرسغين - ثلاثاً - قبل الشُّروع في غسل الأعضاء المتقدمة.
[Pasal Kedua: Sunnah-Sunnah Wudhu]
▫️ Disunnahkan (membasuh anggota wudhu) dengan bilangan tiga selain kepala (cukup sekali),
▫️ memanjangkan ghurrah dan tahjil (1),
▫️ bersiwak sebelum memulai,
▫️ mencuci kedua tangan sampai pergelangan sebanyak tiga kali sebelum membasuh anggota-anggota wudhu’ yang telah disebutkan sebelumnya.
.......................
✅ Keterangan:
(1) Ghurrah yaitu membasuh kedua tangan sampai melewati siku (sampai lengan atas). Tahjil yaitu membasuh kedua kaki sampai melewati kedua mata kaki (sampai betis).
✔️ Apakah boleh memanjangan ghurrah dan tahjil?
Para ulama' berbeda pendapat. Madzhab maliki, salah satu pendapat Imam Ahmad, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Baz, dan Ibnu 'Utsaimin berpendapat tidak disyariatkan memanjangan basuhan melebihi batasan yang telah ditetapkan, yaitu siku bagi tangan dan mata kaki bagi kaki. Dalilnya adalah bahwa semua sahabat yang mempraktekan wudhu' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak ada yang memanjangkan ghurrah dan tahjil.
Dan para sahabat tidak ada yang melakukannya kecuali Abu Hurairah, itu pun dengan ijtihad beliau (bukan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam).
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 7️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
فصل: وينتقض الوضوء بما خرج من الفرجين من عين أو ريح، وبما يوجب الغسل، ونوم المضطجع، وأكل لحم الإبل، والقيء، ونحوه، ومس الذكر.
Pasal [Ketiga: Pembatal-Pembatal Wudhu]
Wudhu menjadi batal disebabkan:
1️⃣ Apa yang keluar dari dua jalan baik berupa benda/kotoran atau angin.(1)
2️⃣ Juga karena apa yang menyebabkan mandi, (2)
3️⃣ tidur berbaring, (3)
4️⃣ makan daging unta,
5️⃣ muntah dan sejenisnya, (4)
6️⃣ dan menyentuh kemaluan.
........................................
✅ Penjelasan:
(1) Sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur terbagi menjadi dua:
Pertama: Sesuatu yang biasa, seperti: tinja, kencing, angin, mani, madzi, dan wadi. Semua ini membatalkan wudhu.
Kedua: Sesuatu yang tidak biasa, seperti: batu, benda, dan cacing. Jumhur ulama berpendapat hal itu membatalkan wudhu.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Tidak ada bedanya antara yang keluar itu adalah sesuatu yang biasa atau yang tidak biasa. Seandainya dari duburnya keluar kerikil, cacing, rambut atau yang semisalnya, maka wudhunya batal. Dalilnya adalah sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “(Janganlah ia keluar dari shalatnya) hingga ia mendengar suara atau mencium bau.” Angin yang tidak ada wujudnya saja membatalkan wudhu, lebih-lebih lagi benda yang terlihat wujudnya.”
(2) Keluar mani atau berhubungan suami istri walaupun tidak keluar mani.
(3) Tidur yang membatalkan wudhu adalah tidur nyenyak yang seandainya hadas keluar dari dirinya maka dia tidak merasakannya. Pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnu Baaz, dan Ibnu 'Utsaimin rahimahumullah.
(4) Pendapat yang sahih bahwa muntah, mimisan, dan yang semisalnya tidak membatalkan wudhu, karena tidak ada dalil yang mendukungnya.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
فصل: وينتقض الوضوء بما خرج من الفرجين من عين أو ريح، وبما يوجب الغسل، ونوم المضطجع، وأكل لحم الإبل، والقيء، ونحوه، ومس الذكر.
Pasal [Ketiga: Pembatal-Pembatal Wudhu]
Wudhu menjadi batal disebabkan:
1️⃣ Apa yang keluar dari dua jalan baik berupa benda/kotoran atau angin.(1)
2️⃣ Juga karena apa yang menyebabkan mandi, (2)
3️⃣ tidur berbaring, (3)
4️⃣ makan daging unta,
5️⃣ muntah dan sejenisnya, (4)
6️⃣ dan menyentuh kemaluan.
........................................
✅ Penjelasan:
(1) Sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur terbagi menjadi dua:
Pertama: Sesuatu yang biasa, seperti: tinja, kencing, angin, mani, madzi, dan wadi. Semua ini membatalkan wudhu.
Kedua: Sesuatu yang tidak biasa, seperti: batu, benda, dan cacing. Jumhur ulama berpendapat hal itu membatalkan wudhu.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Tidak ada bedanya antara yang keluar itu adalah sesuatu yang biasa atau yang tidak biasa. Seandainya dari duburnya keluar kerikil, cacing, rambut atau yang semisalnya, maka wudhunya batal. Dalilnya adalah sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “(Janganlah ia keluar dari shalatnya) hingga ia mendengar suara atau mencium bau.” Angin yang tidak ada wujudnya saja membatalkan wudhu, lebih-lebih lagi benda yang terlihat wujudnya.”
(2) Keluar mani atau berhubungan suami istri walaupun tidak keluar mani.
(3) Tidur yang membatalkan wudhu adalah tidur nyenyak yang seandainya hadas keluar dari dirinya maka dia tidak merasakannya. Pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnu Baaz, dan Ibnu 'Utsaimin rahimahumullah.
(4) Pendapat yang sahih bahwa muntah, mimisan, dan yang semisalnya tidak membatalkan wudhu, karena tidak ada dalil yang mendukungnya.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 8️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
(5 - باب الغسل): يجب بخروج المنيّ بشهوة - ولو بتفكر -، وبالتقاء الختانين، وبانقطاع الحيض والنفاس، وبالاحتلام - مع وجود بلل -، وبالموت، وبالإسلام.
[Bab Kelima:] Bab Mandi
[Pasal Pertama: Kapan diwajibkan Mandi?]
✅ Diwajibkan (mandi) karena sebab:
1️⃣ Keluar mani dengan syahwat -walaupun karena berfikir/berkhayal-,
2️⃣ bertemunya dua khitan (jima’),
3️⃣ berhentinya darah haid dan nifas,
4️⃣ mimpih basah,
5️⃣ meninggal,
6️⃣ dan masuk Islam.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
(5 - باب الغسل): يجب بخروج المنيّ بشهوة - ولو بتفكر -، وبالتقاء الختانين، وبانقطاع الحيض والنفاس، وبالاحتلام - مع وجود بلل -، وبالموت، وبالإسلام.
[Bab Kelima:] Bab Mandi
[Pasal Pertama: Kapan diwajibkan Mandi?]
✅ Diwajibkan (mandi) karena sebab:
1️⃣ Keluar mani dengan syahwat -walaupun karena berfikir/berkhayal-,
2️⃣ bertemunya dua khitan (jima’),
3️⃣ berhentinya darah haid dan nifas,
4️⃣ mimpih basah,
5️⃣ meninggal,
6️⃣ dan masuk Islam.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📗 ✏️ TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH 9️⃣
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
فصل: والغسل الواجب هو: أن يُفيض الماء على جميع بدنه، أو ينغمس فيه، مع المضمضة والاستنشاق، والدَّلك لما يُمكن دلكه، ولا يكون شرعيا إلا بالنية لرفع موجبه، ونُدب تقديم غسل أعضاء الوضوء إلا القدمين، ثم التيامن.
✅ Pasal [Kedua: Rukun dan Sunnah-Sunnah Mandi]
Mandi yang wajib adalah: mengguyurkan air ke seluruh badan atau dengan berendam disertai berkumur dan memasukkan air ke hidung, dan menggosok bagian (tubuh) yang memungkinkan.
▫️ Tidaklah ia menjadi mandi yang syar'i kecuali jika dibarengi niat untuk mengangkat hadas.
▫️ Disunnahkan mendahulukan anggota-anggota wudhu’ kecuali kaki
▫️ kemudian mendahulukan bagian yang kanan.
فصل: ويشرع لصلاة الجمعة، والعيدين، ولمن غسّل ميتاً، وللإحرام، ولدخول مكة.
✅ Pasal [Ketiga: Kapan Disunnahkan Mandi?]
Disyaritkan mandi ketika hendak: ▫️ shalat jum’at, ▫️ (shalat) dua hari raya,
▫️ seorang yang memandikan mayat, ▫️ seorang yang hendak ihram, ▫️ dan ketika hendak masuk Mekkah.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................
📖 Penulis -rahimahullah- berkata,
فصل: والغسل الواجب هو: أن يُفيض الماء على جميع بدنه، أو ينغمس فيه، مع المضمضة والاستنشاق، والدَّلك لما يُمكن دلكه، ولا يكون شرعيا إلا بالنية لرفع موجبه، ونُدب تقديم غسل أعضاء الوضوء إلا القدمين، ثم التيامن.
✅ Pasal [Kedua: Rukun dan Sunnah-Sunnah Mandi]
Mandi yang wajib adalah: mengguyurkan air ke seluruh badan atau dengan berendam disertai berkumur dan memasukkan air ke hidung, dan menggosok bagian (tubuh) yang memungkinkan.
▫️ Tidaklah ia menjadi mandi yang syar'i kecuali jika dibarengi niat untuk mengangkat hadas.
▫️ Disunnahkan mendahulukan anggota-anggota wudhu’ kecuali kaki
▫️ kemudian mendahulukan bagian yang kanan.
فصل: ويشرع لصلاة الجمعة، والعيدين، ولمن غسّل ميتاً، وللإحرام، ولدخول مكة.
✅ Pasal [Ketiga: Kapan Disunnahkan Mandi?]
Disyaritkan mandi ketika hendak: ▫️ shalat jum’at, ▫️ (shalat) dua hari raya,
▫️ seorang yang memandikan mayat, ▫️ seorang yang hendak ihram, ▫️ dan ketika hendak masuk Mekkah.
✅ Bersambung, insyaallah
🌍 Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.
#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com