II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
5.72K subscribers
3.24K photos
197 videos
54 files
3.92K links
•✦• Jalinkan Ukhuwah dengan bimbingan Kitab & Sunnah di atas pemahaman Salaf •✦•
Download Telegram
🚇DZIKIR-DZIKIR YANG DIBACA SETELAH SHALAT WAJIB APAKAH BOLEH DIBACA SETELAH SHALAT SUNNAH?

❱ Asy-Syaikh al-Allamah 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah

[ Pertanyaan ]

“Apakah tasbih dan doa setelah shalat wajib memungkinkan untuk kita amalkan setelah shalat sunnah -yaitu setelah selesai shalat-, dan doa serta tasbih apa yang terdapat riwayatnya dari Nabi -ﷺ-?”

[ Jawaban ]

■ “Tasbih-tasbih yang terdapat riwayatnya semua terjadi setelah shalat subuh, Nabi -ﷺ- memperdengarkan dan mengajarkannya kepada para sahabat.

(•) Adapun setelah shalat sunnah maka tidak ada bacaan apapun yang serupa kecuali istighfar, yaitu jika telah salam dari shalat sunnah maka membaca:

{ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ ، أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ ، اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالِْإكْرَامِ }

(•) Adapun dzikir-dzikir lain semua riwayatnya datang mengenai dzikir setelah shalat wajib. Adapun (dzikir di atas) ini maka ini bisa setelah shalat wajib dan sunnah.

◈ Tsauban mengatakan: “Dulu Nabi -ﷺ- apabila selesai dari shalatnya beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan:

{ اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالِْإكْرَامِ }
[HR. Muslim dan selainnya]

(•) Dan (Tsauban) tidak mengatakan “pada shalat wajib”, menunjukkan bahwa ini berlaku untuk semua shalat, shalat sunnah maupun shalat wajib.

◈ Adapun dzikir-dzikir berikut:

{ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لَا حَوْلَ ولَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ .... إلخ
... sampai selesai ...

(•) Ini riwayatnya hanya datang pada dzikir setelah shalat wajib, tidak sampai kepada kita riwayat dari Nabi -ﷺ- melainkan pada dzikir setelah shalat wajib.

(•) Dan tidak sampai kepada kita sebuah keterangan dari beliau bahwa beliau mengerjakannya setelah shalat sunnah, 'alaihish shalatu was salam.”

🚇الأَذْكَارُ التّي بَعْدَ الفَرَائِضِ هَلْ تُقَالُ بَعْدَ النَّوَافِل؟

❱ لِلشَّــيْخ العَلّامـَـة عَـبْدُ العَزِيـز بـنُ بَــاز -رَحِـمَهُ الله-

[ السُّـــــؤَالُ ]

【هل التسبيح والدعاء بعد صلاة الفريضة يمكن أن نعملها بعد صلاة السنة، -أي: بعد الانتهاء من الصلاة- وما هو الدعاء والتسابيح المأثورة عن النبي -ﷺ- ؟】

[ الجَـــــوَابُ ]

《 التسبيحات المأثورة، كلها بعد الفجر، يسمعها في الصلاة ويعلمها الصحابة، أما بعد النوافل ما فيه شيء في موضعه إلا الاستغفار، إذا سلم من النافلة يقول: أستغفر الله، أستغفر الله، أستغفر الله، اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام، أما الأذكار الأخرى كلها جاءت بعد الفريضة، أما هذا فهذا بعد الفرض والنفل، يقول ثوبان رضي الله عنه: كان النبي -ﷺ- إذا انصرف من صلاته، استغفر الله ثلاثاً وقال: (اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام)، رواه مسلم، وغيره، ولم يقل المكتوبة، فدل على أنه في كل صلاة، النافلة والفرض، أما الأذكار لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير، لا حول ولا قوة إلا بالله، لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه .... إلخ هذه إنما جاءت بعد الفرائض، لم تبلغنا عن النبي - صلى الله عليه وسلم- إلا بعد الفرائض، ولم يبلغنا عنه أنه فعلها بعد النوافل عليه الصلاة والسلام. 》

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Arsip dari WALIS // Dari Channel Telegram @alistifadah // Dari Channel Telegram @munhaj_alssana // Sumber: http://www.binbaz.org.sa/noor/2648

#Fiqh #Ibadah #shalat #dzikir #dzikir_bada_shalat_sunnah
🚇PERTANYAAN TAK BERHADIAH: ANTARA YAHUDI & IRAN MAJUSI, LEBIH BERBAHAYA MANA?

❱ Asy-Syaikh Fawwaz bin Ali al-Madkhaly hafizhahullah berkata:

■ اليهود وأذنابهم يريدون الأقصى!!
■ والمجوس وأذنابهم يريدون الحرمين الشريفين!!
(●) من الأخطر (الآن) في نظركم؟

■ “Yahudi dan kaki tangannya membidik al-Aqsha,

■ sedangkan Majusi (Iran, -pen) dan kaki tangannya membidik dua Tanah Suci!!

(●) Maka siapakah –yang sekarang ini– lebih berbahaya menurut kalian?!”

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @tp_alhaq // Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=881535345328216&id=100004152756286

#majusi #aqsa #aqsha #yahudi #zionis #palestina #houthi #hutsy #iran #syiah #rafidhah #kabah #tanahsuci #kiblat #masjid #saudi #israel #nabi
🚇MEMBANTAH ORANG YANG MENYIMPANG MENYEBABKAN PERPECAHAN?

❱ Al-Allamah Abdul Muhsin al-Abbad hafizhahullah

[ Pertanyaan ]

Apa nasihat anda (semoga Allah menjaga anda) kepada seorang yang mengatakan: “Bantahan kepada orang yang menyimpang itu akan menyebabkan perpecahan di antara kaum muslimin. Akan tetapi yang wajib adalah mendiamkannya kesalahan sehingga bersatulah kalimat kaum muslimin?”

[ Jawaban ]

■ Ini tidak betul! Ini (perkataan) batil!

(●) Bahkan kesalahan itu harus dijelaskan, diterangkan dan tidak boleh dibiarkan.
╰[✘] Adapun membiarkan (tidak melakukan bantahan) akan menyebabkan perpecahan.

(●) Bahkan perpecahan itu terjadi karena adanya penyimpangan, keluar dari jalan yang benar.
╰[] Maka yang wajib dilakukan adalah menjelaskan kebenaran dan membantah ahlul batil.

(●) Dan jika orang yang melakukan kesalahan itu bukan dari ahli bidah, hanya saja dari ahlussunnah -dan melakukan kesalahan-, maka ia dinasihati dengan lembut, karena yang dicari adalah perbaikan.

📚[Syarh Sunan Abi Dawud Syaikh Al-Abbad, kaset 338 - menit ke 12:24]

[ ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ]

ﻣﺎ ﻧﺼِﻴﺤﺘُﻚ - ﺣﻔﻈﻚ ﺍﻟﻠﻪ- ﻟﻤﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺮﺩُّ ﻋﻠﻰ ﺍﻟْﻤُﺨﺎﻟِﻒ ﻳُﺴﺒِّﺐ ﺍﻟﻔُﺮْﻗَﺔ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤِﻴﻦَ؛ ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﻮﺍﺟِﺐ ﺍﻟﺴُّﻜﻮﺕُ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻄﺄ؛ ﺣﺘَّﻰ ﺗﺠﺘﻤِﻊَ ﻛﻠﻤﺔُ المسلمين؟

[ ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ ]

ﻫﺬﺍ ﻏﻴﺮُ ﺻﺤﻴﺢ ! ﻫﺬﺍ ﺑﺎﻃﻞٌ ! ﺑﻞ ﺍﻟﺨﻄﺄ - ﻳﻌﻨﻲ- ﻳُﺒﻴَّﻦ ﻭﻳُﻮﺿَّﺢ، ﻭﻻ ﻳُﺘﺮَﻙ
ﻭﺃﻣَّﺎ ﻗﻀﻴﺔ ﺍﻟﺘَّﺮﻙ ﻣﻦ ﺃﺟﻞ ﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﻳُﺴﺒِّﺐ ﻓُﺮﻗَﺔ؛ ﺑﻞ ﺍﻟﻔُﺮﻗَﺔ ﺣﺼﻠﺖ ﺑﺎﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺎﺕ، ﻭﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻋﻦ ﺍﻟﺠﺎﺩَّﺓِ؛ ﻓﺎﻟﻮﺍﺟﺐ ﻫﻮ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﻟﺤﻖِّ، ﻭﺍﻟﺮﺩُّ ﻋﻠﻰ ﺍﻟْﻤُﺒﻄِﻞ
ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺣﺼﻞ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺨﻄﺄ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ؛ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔ -ﻭﺣﺼﻞ ﺍﻟﺨﻄﺄ- ﻓﺈﻧَّﻪ ﻳُﻨﺎﺻَﺢ ﻭﻳُﺮﻓَﻖ ﺑِﻪ؛ ﻷﻥَّ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻫﻮ ﺍﻹﺻﻼﺡُ.

📚ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ: [ﺷﺮﺡ ﺳﻨﻦ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ ﻟﻠﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ، ﺍﻟﺸﺮﻳﻂ: 338 - ﺍﻟﺪﻗﻴﻘﺔ: 12:24]

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Kunjungi: http://forumsalafy.net/betulkah-membantah-orang-yang-menyimpang-akan-menyebabkan-perpecahan // Sumber: https://t.me/khsalfy/2176

#Manhaj #rudud #bantahan #org_yang_menyimpang #menyebabkan #perpecahan
🚇TETAPLAH TAWADHU MESKIPUN TELAH MEMILIKI BANYAK ILMU DAN DIKENAL BANYAK ORANG

[ Siapa yang bertawadhu karena Allah, maka pasti Allah akan mengangkat darejatnya ]

Disampaikan oleh
╰● Al-Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh hafizhahullah

Download / Dengarkan audio berikut melalui:
📀[ Clyp ] https://clyp.it/r4znazq4

#AudioFawaid #faidah_manhaji #akhlak #tawadhu #banyak_ilmu #dikenal_orang_banyak
....
🚇MENGGOYANG-GOYANGKAN BADAN DI SAAT TILAWAH

❱ Fatawa Asy-Syaikh al-Allàmah Shàlih bin Fauzàn al-Fauzàn hafizhahullah

[ Pertanyaan ]

Sebagian orang ketika membaca al-Qur'an menggoyang-goyangkan punggungnya. Apakah perbuatan ini benar?

[ Jawaban ]

■ Menggoyang-goyangkan badan atau mendoyong-doyongkannya ketika tilawah, perbuatan ini setelah diselidiki, menjadi jelas termasuk amalan Yahudi ketika mereka membaca Taurat atau Nashara ketika membaca Injil.

(•) Jadi perbuatan ini termasuk amalan ahlul kitab, sehingga kita tidak boleh menyerupai mereka.

◈ Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

{ وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ } [الأعراف : 204]

“Dan apabila dibacakan al-Qur'an dengarkanlah baik-baik dan 'inshat'lah (perhatikanlah dengan baik) agar kalian dirahmati.” [Al-A'raf 204]

(•) Al-Inshat adalah memutus gerakan, tidak mendoyong-doyongkan atau mengoyang-goyangkan badan atau menoleh.

📚[Al-Ijàbàt al-Muhimmah fil Masyàkil al-Mulimmah hal. 88]

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @MajalahQonitah

#Ibadah #shalat #Adab #Akhlak #membaca_alQuran
SIAPA YANG ENGKAU JADIKAN RUJUKAN, MENGAMBIL ILMU DAN FATWA DARI PADANYA?

₪ Arsip WA Manhajul Anbiya
#Manhaj #thalab #ilmu #selektif #fatwa
🚇MEMBANTAH PENYIMPANGAN ADALAH BENTUK KECINTAAN TERHADAP AGAMA ISLAM

❱ Asy-Syaikh al-‘Allamah Ahmad bin Yahya bin Muhammad an-Najmi rahimahullah berkata:

■ Kita mengetahui bahwa bantahan-bantahan yang terjadi,

(●) hanyalah dijatuhkan terhadap orang-orang yang berbuat kesalahan dalam akidah atau selainnya, sehingga mereka memasukkan ke dalam Islam sesuatu yang bukan bagian darinya.
╰• Mereka menghalalkan yang haram,
╰• mengharamkan yang halal,
╰• membolehkan yang dilarang,
╰• mendiamkan kesyirikan,
╰• menundukkan pandangan dari pelakunya,
╰• atau mengada-adakan kebid’ahan dalam agama hingga orang mengira (meyakini) bahwa bid’ah-bid’ah itu adalah bagian dari agama.

(●) Oleh karena itu, para ‘ulama salafiyyun membantah ahlu bid’ah dan menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang mereka tersalah padanya, baik dalam masalah:
╰• akidah,
╰• mu’amalah,
╰• atau ibadah.

(●) Dan mereka yang mengemban perbuatan ini dan membebani diri mereka dengan bantahan tersebut, mereka hanyalah melakukannya
╰• dalam rangka menjelaskan kebenaran dan menolak kebatilan
╰• sebagai bentuk kecintaan terhadap agama dan penjagaan baginya dari masuknya berbagai perkara yang bukan bagian darinya.

[] Mereka ini telah melakukan apa yang Allah perintahkan. Mereka tidak melampaui batas terhadap seorang pun dan tidak keluar dari kebenaran. Mereka hanya ingin memahamkan kebenaran kepada manusia dan menjauhkankan dari kebatilan.
╰• Barang siapa menyalahkan mereka, maka dia telah berbuat salah
╰• dan barang siapa menyesatkan mereka, berarti dialah orang yang tersesat.

📚Sumber: [Al-Fatawa al-Jaliyah, 1/32]

■ نعلم أنَّ الردود الَّتِي تقع إنَّما تقع على أقوامٍ أخطأوا في العقيدة أو في غيرها, فأدخلوا في الإسلام ما ليس منه أحلوا حرامًا، أو حرموا حلالاً، أو أباحوا ممنوعًا، أو سكتوا عن الشرك، وغضوا الطرف عن أهله، أو ابتدعوا بدعةً في الدين حتى يظنُّ الظان أنَّ تلك البدع من الدين.

فمن أجل ذلك ردَّ أقوامٌ من السلفيين على أقوامٍ من المبتدعة وبينوا الأخطاء الَّتِي وقعوا فيها, سواءً كانت في العقيدة، أو في المعاملات، أو في العبادات.

وإنَّ هؤلاء الذين فعلوا ذلك، وكلفوا أنفسهم بالرد إنَّما فعلوا ذلك بيانًا للحق، ودفعًا للباطل، وذودًا عن الدين، وحمايةً له من أن يدخل فيه ما ليس منه.

فهؤلاء قد فعلوا ما أمر الله به، ولَم يكن منهم اعتداء على أحد ولا خروجٌ عن الحق، وإنَّما أرادوا أن يفهم الناس الحق، ويبتعدوا عن الباطل، فمن يخطئهم فهو المخطئ، ومن يضلِّلهم فهو الضال.

📚المَصدرُ: [الفتـاوئ الجليـة، 1/32]

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Kunjungi: http://forumsalafy.net/membantah-penyimpangan-adalah-bentuk-kecintaan-terhadap-agama-islam // Sumber: https://t.me/munhaj_alssilf_alssalih/160

#Manhaj #rudud #bantahan #bentuk #kecintaan #kepada_Islam #menjelaskan_kebenaran #menolak_kebatilan
🚇IDEOLOGI KHOWARIJ

❱ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah

{ الذي ينشر فكر الخوارج و يرغب فيه هذا أخطر ممن يحمل السلاح. }

■ “Para pembawa pemikiran khowarij dan para provokator terhadap pemikiran

(●) ini lebih berbahaya daripada mereka yang membawa senjata.”

📚[Al-Ijabat al-Muhimmah, 3/441] [¹]

•••

🚇KHAWARIJ TIDAK HANYA YANG MENGANGKAT SENJATA

❱ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:

{ ليس من شرط الخوارج حمل السلاح، بل إذا اعتقد تكفير المسلم بالكبيرة يكون من الخوارج وعلى مذهبهم، وإذا حرَّض على ولي أمر المسلمين بالخطب والكتابات ولو لم يحمل السلاح، هذا مذهب الخوارج. }

■ “Bukan termasuk syarat untuk dikatakan sebagai Khawarij dengan mengangkat senjata,

(●) bahkan jika seseorang meyakini bahwa seorang muslim dikafirkan karena melakukan dosa besar, maka dia termasuk Khawarij dan mengikuti madzhab mereka.

(●) Dan jika seseorang memprovokasi orang lain agar menentang pemerintah dengan orasi dan tulisan, walaupun dia tidak mengangkat senjata, ini merupakan madzhab Khawarij.”

📚[Al-Ijabat al-Muhimmah, hlm. 16] [²]

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

--₪--
[¹] Dari Channel Telegram @BerbagiIlmuAgama
[²] Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: Channel Rudud Manhajiyyah { https://goo.gl/u89Fhj }


#Manhaj #khawarij #alqoadiyyah #takfiri #ISIS #HTI #alqaeda #IM #ikhwanul_muflisin #ikhwani #tablighi #sufi #syiah #rafidhah
🚇SIAPA YANG TIDAK MENGIMANI AL-HAUDH, PASTI DIA TIDAK AKAN PERNAH MINUM DARINYA ( wal'iyadzu billah )

❱ Aku (asy-Syaikh Dr. Abdullah al-Bukhari hafizhahullah) berkata:

‏{ صحّ عن أبي برزة رضي الله عنه أنه قال: مٓنْ كذّب بالحوض فلا سقاهُ اللهُ منه. }

“Telah shahih dari Abu Barzah radliyallahu 'anhu bahwasanya beliau berkata: Siapa yang mendustakan (hadits-hadits) tentang telaga Nabi -ﷺ-, maka Allah tidak akan memberi dia minum darinya.” [Riwayat Abu Dawud: 4749 dan Ahmad: 19779]

Ξ Kita memohon kepada Allah agar diberi satu tegukan darinya yang tidak pernah kehausan lagi setelah (meminum)nya.

[ Catatan ]

(●) Banyak sekali hadits yang menyebutkan tentang haudh (telaga) Rasulullah ﷺ yang ada di padang mahsyar kelak. Al-Qadhi 'Iyadh rahimahullah menyebutkan bahwa hadits tentang telaga adalah mutawatir (Syarh Shahih Muslim an-Nawawi). Dan ini adalah aqidah Ahlussunnah: beriman kepada haudh (telaga) Nabi ﷺ. Di saat mentari hanya berjarak sejengkal dari kepala dan manusia sangat kehausan.

◈ Diantara sabda beliau -ﷺ- tersebut adalah hadits Ibnu 'Umar:

{ حوضي مسيرة شهر و زواياه سواء و ماؤه أبيض من اللبن و ريحه أطيب من المسك و كيزانه كنجوم السماء من يشرب منه فلا يظمأ أبدا ( ق ) عن ابن عمرو. }

“Telagaku (di hari kiamat-pent) sejauh perjalanan satu bulan, sudut-sudutnya serupa, airnya lebih putih dari susu, harumnya lebih wangi dari misik, dan gayungnya sebanyak bintang di langit. Siapa yang minum darinya niscaya dia tidak akan kehausan selamanya.” [Muttafaqun 'alayhi dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhu]

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @GoresanFawaid // Dari Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS) // Sumber: https://twitter.com/dr_albukhary/status/880093004605927424

#Aqidah #telaga #alHaudh
🚇APAKAH ALLAH BERISTIWA DI ATAS ARSY-NYA SEBELUM LANGIT DAN DUNIA DICIPTAKAN?

❱ Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah

◈ Allah berfirman,

{ إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأمْرَ }

Artinya: “Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia beristiwa di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan.” [QS. Yunus: 3]

◈ Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata tentang ayat ini:

“Yakni setelah menciptakan langit dan bumi, Allah beristiwa di atas arsy.

(●) Maka, apakah sebelum diciptakan (langit dan bumi) Allah beristiwa juga atau tidak?

[ Jawabnya ]

■ Jika kita katakan tidak, maka kita salah. Jika kita katakan iya, maka kita salah juga,

(•) karena Allah mengkabarkan bahwa berisitiwanya ke atas arsy-Nya hanya setelah penciptaan langit dan bumi, dan berhenti (tidak dikabarkan) bagaimana (kejadian) sebelumnya.

(•) Maka kita wajib diam (tentang hal ini) dan kami katakan (atas jawaban pertanyaan ini dengan) wallahu alam.

📚[Disadur dari Syarah Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah - Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 119, cet. Maktabatush Shaffa 2005]

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @SedikitFaidahSaja

#Aqidah #istiwa #diatas #arasy #langit
🚇BANTAHAN TERHADAP PENDALILAN MUNGKARNYA BERDZIKIR DENGAN SUARA KERAS SETELAH SHALAT WAJIB

❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata:

■ Adapun orang yang mengingkari amalan mengeraskan (dzikir setelah shalat ini) dengan firman-Nya:

{ وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ. }

“Sebutlah (wahai Muhammad) nama Tuhanmu di dalam dirimu, dengan rendah hati dan suara yang lirih serta tidak mengeraskan suara, ketika awal dan akhir hari. Dan janganlah kamu menjadi orang yang lalai.” [al-A’rof: 205]

(●) Maka bisa dijawab dengan mengatakan: Sesungguhnya yang diperintah untuk berdzikir dalam diri dengan rendah hati dan suara lirih (yaitu Rasulullah -ﷺ-), beliau juga yang dulunya mengeraskan dzikir setelah shalat wajib.
︿ Lalu apakah orang itu lebih tahu maksud Alloh dalam ayat itu melebihi rasul-Nya?!
︿ Ataukah ia beranggapan bahwa Rasul -ﷺ- sebenarnya tahu maksud ayat itu, tapi beliau sengaja menyelisihinnya?!

■ Adapun orang yang mengingkari amalan mengeraskan (dzikir setelah sholat ini) dengan hadits berikut:

قال: { أيها الناس أربعوا على أنفسكم }

Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, sayangilah diri kalian, karena kalian tidaklah berdoa kepada Dzat yang …! (sampai akhir hadits)”.

(●) [Maka bisa dijawab dengan mengatakan…] Sesungguhnya orang yang menyabdakan hal itu, dia juga yang dulunya mengeraskan dzikir setelah shalat wajib ini.
︿ Itu berarti, tuntunan ini punya tempat sendiri, sedangkan yang itu juga ada tempatnya sendiri.
︿ Dan sempurnanya mengikuti sunnah beliau adalah dengan memakai semua nash yang ada, pada tempatnya masing-masing.

■ Adapun orang yang mengatakan bahwa amalan itu bisa mengganggu orang lain, maka bisa dijawab dengan mengatakan padanya:

(●) Jika maksudmu akan mengganggu orang yang tidak biasa dengan hal itu, maka hal itu akan hilang (dengan sendirinya), ketika ia tahu bahwa amalan itu adalah sunnah.

(●) Jika maksudmu akan mengganggu orang yang shalat, maka jika tidak ada ma’mum yang masbuq, tentu hal itu tidak akan mengganggu mereka, sebagaimana fakta di lapangan. Karena mereka sama-sama mengeraskan dzikirnya.

(●) Adapun jika ada ma’mum masbuq yang sedang menyelesaikan shalatnya, maka jika ia dekat denganmu hingga kamu bisa mengganggunya dengan (kerasnya) suara dzikirmu, maka janganlah kamu meninggikan suara dengan tingkatan suara yang bisa mengganggunya, agar kamu tidak mengganggu shalatnya. Sedang jika ia jauh darimu, maka tentu kerasnya suara (dzikir)-mu tidak akan mengganggunya sama sekali.

◇ Dengan keterangan yang kami sebutkan di atas, menjadi jelas bagi kita, bahwa mengeraskan dzikir setelah shalat wajib adalah sunnah. Hal itu sama sekali tidak bertentangan dengan nash yang shahih maupun dengan sisi pendalilan yang sharih (jelas). Aku memohon kepada Alloh, semoga Dia memberikan kita semua ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang baik, sesungguhnya Dia itu maha dekat lagi maha mengabulkan doa.
(02)
■ وأما احتجاج منكر الجهر بقوله تعالى: { وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ }. فنقول له: إن الذي أمر أن يذكر ربه في نفسه تضرعاً وخيفة هو الذي كان يجهر بالذكر خلف المكتوبة، فهل هذا المحتج أعلم بمراد الله من رسوله، أو يعتقد أن الرسول صلى الله عليه وسلم يعلم المراد ولكن خالفه، ثم إن الآية في ذكر أول النهار وآخره (بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ) وليست في الذكر المشروع خلف الصلوات، وقد حمل ابن كثير في تفسيره الجهر على الجهر البليغ.

■ وأما احتجاج منكر الجهر أيضاً بقوله صلى الله عليه وسلم: { أيها الناس اربعوا على أنفسكم }. الحديث. فإن الذي قال: { أيها الناس أربعوا على أنفسكم } هو الذي كان يجهر بالذكر خلف الصلوات المكتوبة، فهذا له محل، وذاك له محل، وتمام المتابعة أن تستعمل النصوص كل منها في محله.

■ ثم إن السياق في قوله: { اربعوا على أنفسكم } يدل على أنهم كانوا يرفعون رفعاً بليغاً يشق عليهم ويتكلفونه، ولهذا قال: { أربعوا على أنفسكم }. أي: ارفقوا بها ولا تجهدوها، وليس في الجهر بالذكر بعد الصلاة مشقة ولا إجهاد.

■ أما من قال: إن في ذلك تشويشاً. فيقال له: إن أردت أنه يشوش على من لم يكن له عادة بذلك، فإن المؤمن إذا تبين له أن هذا هو السنة زال عنه التشويش، إن أردت أنه يشوش على المصلين، فإن المصلين إن لم يكن فيهم مسبوق يقضي ما فاته فلن يشوش عليهم رفع الصوت كما هو الواقع، لأنهم مشتركون فيه، وإن كان فيهم مسبوق يقضي فإن كان قريباً منك بحيث تشوش عليه فلا تجهر الجهر الذي يشوش عليه لئلا تلبس عليه صلاته، وإن كان بعيداً منك فلن يحصل عليه تشوش بجهرك.

◇ وبما ذكرنا يتبين أن السنة رفع الصوت بالذكر خلف الصلوات المكتوبة، وأنه لا معارض لذلك لا بنص صحيح ولا بنظر صريح، وأسأل الله تعالى أن يرزقنا جميعاً العلم النافع والعمل الصالح، إنه قريب مجيب، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @ukhwh // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=94686

#Fiqh #Ibadah #shalat #dzikir #bada_shalat
🚇PENJELASAN TENTANG ALI AL-HALABI SESUAI APA YANG AKU KETAHUI [ Bag. 1 ]

❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد:

Sebagian saudara kita salafiyin asal Suriah bertanya kepadaku di Yordania tentang keadaan Ali Al-Halabi dan apa yang Aku ketahui tentangnya:

[ Mereka berkata ]

Kami telah mendengar tahdzir para ulama darinya, apa yang engkau ketahui tentangnya?

[ Maka Aku menjawab ]

■ Aku akan menyebutkan kepada kalian secara ringkas poin-poin yang mana al-Halabi dihukumi sebagai mubtadi’ dan ditahdzir karenanya, kemudian Aku akan merincinya berdasarkan apa yang Aku ketahui dari dekat tentang orang ini, namun Aku akan meninggalkan permasalahan yang paling besar dan yang paling berbahaya, sebab al-Halabi dan para pengikutnya menjadikan tahdzir kami terhadap mereka sebagai kesempatan untuk melakukan adu domba dan permusuhan diantara kita.

■ Maka dengan taufiq dari Allah 'azza wa jalla Aku berkata:

︿ [ 1 ] kekacauan dia dalam permasalahan iman, dan menetapkan aqidah Murji'ah dalam sebagian permasalahannya.
︿ [ 2 ] Permainan dia dan yang bersamanya terhadap harta milik markaz Al-Albani.
︿ [ 3 ] Membela ahli bid’ah.
︿ [ 4 ] Memerangi ahlussunnah dan para masyaikhnya,
︿ [ 5 ] Mempermainkan kaedah-kaedah jarah wat ta’dil.
︿ [ 6 ] Penipuan dia dan yang bersamanya terhadap para pemuda salafiyin dan membiarkan mereka dalam kejahilan dan tidak memberi pelajaran kepada mereka.


•••

Secara rinci Aku mengatakan -semoga Allah senantiasa menjaga kalian-:

[ 1 ] KEKACAUAN DIA DALAM PERMASALAHAN IMAN DAN MENETAPKAN AQIDAH MURJI’AH DALAM SEBAGIAN MASALAH

■ Adapun tentang Murji’ah, sudah merupakan hal yang tetap dalam ahlussunnah bahwa iman mencakup keyakinan, ucapan dan amalan, tidak mencukupi salah satu dari tiga hal ini kecuali bersama yang lain, sebagaimana yang dikatakan Imam Syafi’i, dan Beliau menukil adanya kesepakatan atas hal ini, dan telah disebutkan pula hal ini oleh beberapa ulama salaf.

(•) Adapun kaum murji’ah mengatakan: Iman itu hanyalah keyakinan saja, dan ini pendapat jumhur mereka. Sebagian ada yang berkata: Iman adalah keyakinan dan ucapan. Dan ada lagi pendapat lainnya dari mereka, yang mereka bersepakat dalam hal mengeluarkan amalan dari iman.

■ Dibangun di atas hal ini, kekufuran menurut mereka hanya terbatas pada keyakinan, atau keyakinan dan ucapan.

(•) Seringkali mereka menyebutkan dalam kitab-kitab mereka: Kekufuran adalah mendustakan, sementara amalan jasmani yang dihukumi dalam syari’at sebagai kekufuran, mereka mengatakan: Itu menunjukkan atas kekufuran dalam hatinya dan bukan amalan tersebut yang menjadi sebab kekufuran, sebab kekufuran tidak dapat terjadi dengan amalan berdasarkan apa yang dibangun di atas prinsip mereka.

Kalian mendapati dalam kitab-kitab mereka selalu mengembalikan kufur amalan kepada masalah keyakinan. Sujud kepada patung misalnya, merupakan dalil atas kekufuran dalam hatinya, dan amalan tersebut bukanlah merupakan kekufuran semata. Demikian pula mencela Allah 'azza wa jalla, tidak dikatakan kafir kecuali jika dia menghalalkan hal itu dalam hatinya, dan demikian seterusnya.
( 02 )
■ Ali al-Halabi menetapkan bahwa kekufuran tidak terjadi kecuali jika dia mendustakannya.

Dia memberi muqaddimah terhadap kitab Murod Syukri “Ahkam At-Taqrir” – orang ini rusak dan perusak yang suka mencari permasalahan-permasalahan yang nyeleneh lalu dia berpendapat dengannya agar tinggi kedudukannya dan masyhur di kalangan manusia-.

Setelah Lajnah Daimah membantahnya yang diketuai oleh Syaikh Bin Baaz rahimahullah dan menjelaskan bahwa itu adalah manhaj Murji’ah, Ali al-Halabi segera menarik muqaddimahnya. Namun kembali ia mengulanginya dalam dua kitabnya: At-Tahdzir dan Shaihah. Namun dengan cara pengaburan model baru, yaitu dengan membedakan antara kufur asli dan kufur murtad, dan membatasi kufur murtad hanya dengan “mendustakan”, dengan menetapkan aqidah Murji’ah.

Pernah sekali ia ditanya tentang hukum mencela Allah 'azza wa jalla, maka dia mengafirkannya jika menganggap halal yang menguatkan apa yang berasal dari keyakinannya. Siapa yang ingin penjelasan, silahkan dia merujuk kepada bantahan-bantahan Lajnah Daimah terhadapnya, secara khusus Syaikh Al-Fauzan hafizhahullah, dan juga perkataan Syaikh Ghudayyan hafizhahullah tentangnya, silahkan pula dia membaca kitab “Aqwal dzil ‘irfan” dengan muqaddimah Al-Allamah al-Fauzan hafizhahullah, dan kitab ini adalah bantahan khusus terhadap Ali al-Halabi terhadap keyakinan murji’ah yang ia tetapkan.

... bersambung insyaAllah. Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660

#Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
🚇PENJELASAN TENTANG ALI AL-HALABI SESUAI APA YANG AKU KETAHUI [ Bag. 2 ]

❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah

[ 2 ] PERMAINAN DIA DAN YANG BERSAMANYA TERHADAP HARTA MARKIZ AL-ALBANI

■ Adapun masalah harta, siapa yang meneliti keadaan markiz al-Albani dan dana yang sampai kepadanya, dan kelalaian dalam mengelola dan menelantarkan dana tersebut, maka dia akan mengetahui bahwa kepentingan mereka bukanlah dakwah, namun mereka hanyalah memperhatikan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada kepentingan pribadinya baik materi maupun kedudukan, padahal para syaikh pengelola markiz tersebut mandapatkan gaji bulanan berdasarkan pengakuan sekertaris markiz itu kepadaku secara khusus, lalu dalam beberapa bulan mereka tidak masuk ke dalam markiz tersebut dan bahkan tidak bertanya tentangnya.

(•) Aku sempat duduk bersama al-Halabi dan berbicara kepadanya tentang hal itu, namun saya tidak mendapatkan darinya kecuali uzur yang dia berikan untuk dirinya dan teman-temannya. Yang diketahui dari kegiatan markiz adalah beberapa daurah ilmiyah dalam setahun, yang mungkin tidak melebih dua kali daurah atau tiga kali, dan juga mencetak beberapa artikel yang disebarkan.

(•) Hakekat pun tersingkap tatkala Salim al-Hilali pergi ke yayasan Ihya at-Turats -yang sebelumnya ditahdzir oleh Imam al-Albani sementara mereka memujinya disebabkan karena harta yang melimpah yang dimasukkan ke dalam kantong-kantong mereka- lalu diapun meminta dana. Maka ia diberi 90000 dinar, namun saya tidak tahu apakah dinar itu Yordan atau dinar kuwait.

(•) Lalu Muhammad Musa Nashr pergi dan meminta dari yayasan tersebut, sementara dia tidak mengetahui dana yang telah diambil oleh Salim al-Hilali. Maka mereka pun berkata, "Kami telah memberikan kepada kalian". Maka Musa Nashr mengingkari, maka dilakukanlah penelitian, dan nampaklah hakikatnya dan semakin jelas
- bahwa yayasan itu telah mengirim uang jaminan untuk sekumpulan penuntut ilmu, dan dikirimkan kepada masing- masing mereka 10000 dinar untuk perbaikan ekonomi dan menikah.
- Dan semakin jelas pula adanya beberapa bidang tanah milik markiz namun tercatat dengan nama- nama milik pribadi.

Pada asalnya harta-harta ini tersembunyi hingga Allah 'azza wa jalla menjadikan perselisihan diantara mereka, dan mereka saling tuding. Yang jelas dana tersebut telah dicuri, dan sebagian mereka tertuduh. Aku telah mengirim surat kepada mereka untuk menjelaskan apa yang dituduhkan kepada mereka sebagai pencuri harta tersebut, namun tidak mendapatkan jawaban sedikitpun.

[ 3 ] PEMBELAANNYA TERHADAP AHLI BID’AH

■ Adapun pembelaannya terhadap ahli bid’ah maka bukan hal yang samar lagi.

(•) Aku memulai dengan al-‘Ur-‘Ur yang telah ditahdzir oleh Imam Al-Albani, al-'Utsaimin, al-Wadi’i, an-Najmi, Rabi’ dan yang lainnya.
(•) Kemudian pujian terhadap Al-Maghrawi yang telah dijelaskan kesesatannya oleh al-Wadi’i, an-Najmi, Rabi’ dan yang lainnya.
(•) Dan juga Al-Ma’ribi yang telah ditahdzir oleh orang yang paling mengerti tentangnya daripada yang lainnya, yaitu Imam al-Wadi’i rahimahullah.
(•) Juga membela al-Huwaini, Muhammad Hassan, yayasan Ihya at-Turats, Abu Malik Syaqrah yang bersaing bersama al-Halabi untuk merebut kepemimpinan dalam dakwah salafiyah di negeri Syam dalam keadaan mereka berada di sisi kuburan Syaikh al-Albani rahimahullah.

Abu Malik berkata: Katakanlah… katakanlah wahai ayahanda kami, wahai Abu Malik.

■ Maka meluap amarah sebagian kaum, dan terjadilah peperangan diantara mereka melalui kaset, kitab-kitab, sambil saling melempar tuduhan diantara mereka,

(•) lalu Syaqrah pun menampakkan manhajnya yang takfiri, dan memberi pujian kepada tokoh- tokoh takfiri seperti Abu Bashir dan yang lainnya, dan menuduh: Imam al-Albani dengan tuduhan murji’ah untuk menyenangkan para takfiriyin,
(•) lalu kemudian al-Halabi, Masyhur dan kelompoknya melakukan perdamaian dengannya dalam keadaan Syaqrah tidak menyatakan rujuk sedikitpun baik berupa ucapan maupun perbuatan.