II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
5.72K subscribers
3.24K photos
197 videos
54 files
3.92K links
•✦• Jalinkan Ukhuwah dengan bimbingan Kitab & Sunnah di atas pemahaman Salaf •✦•
Download Telegram
🚇SUDAHKAH KITA MEMPERSIAPKAN JAWABAN, DARI SIAPA KITA MENGAMBIL ILMU AGAMA INI?**

❱ Al-Imam Malik rahimahullah berkata:

“Sesungguhnya ilmu ini adalah dagingmu dan darahmu, dan pada hari kiamat nanti engkau ditanya tentangnya, maka perhatikanlah dari siapa engkau mengambilnya.”

📚[Al-Kifayah, karya al-Khathib al-Baghdady, hal. 21]

₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy

**Judul dari Admin
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://t.me/ukhuwahsalaf

#Manhaj #belajar #berguru #mengambil_ilmu #sunnah #salaf #ahlussunnah #zaman_fitnah #fatwa #ulama_tsiqah #ulama_ma_ruf
SUDAHKAH KITA MEMPERSIAPKAN JAWABAN, DARI SIAPA KITA MENGAMBIL ILMU AGAMA INI?

#Manhaj #belajar #berguru #mengambil_ilmu #sunnah #salaf #ahlussunnah #zaman_fitnah #fatwa #ulama_tsiqah #ulama_ma_ruf
ILMU INI HANYA BOLEH DIAMBIL DARI ORANG-ORANG YANG ISTIQOMAH (DI ATAS AL-HAQ)

#Manhaj #belajar #berguru #mengambil_ilmu #sunnah #salaf #ahlussunnah #zaman_fitnah #fatwa #ulama_tsiqah #ulama_ma_ruf
🚇BOLEHKAH MELIHAT (ISI) KITAB INJIL dan KITAB TAURAT?

[ Beda Antara Medote Dakwah Zakir Naik & Ulama Salafy ]

❱ Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah

[ Tanya ]

“Bolehkah bagiku -dan aku adalah seorang muslim- melihat Injil dan membacanya, hanya sekedar melihatnya tidak ada tujuan lain?

Apakah keimanan terhadap kitab-kitab samawi itu maknanya adalah beriman bahwa kitab-kitab tersebut datang dari sisi Allah, ataukah beriman dengan apa yang ada di dalamnya? Berilah faidah kepada kami semoga Allah memberi faidah kepada anda.

[ Jawab ]

■ Wajib bagi setiap muslim beriman dengan kitab-kitab tersebut bahwa kitab-kitab tersebut datang dari sisi Allah:
● Taurat,
● Injil,
● dan Zabur.

[↑] Mengimani bahwa Allah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi, dan juga menurunkan kepada mereka shuhuf-shuhuf yang di dalamnya terdapat perintah dan larangan, nasehat dan peringatan, berita tentang sebagian perkara-perkara yang terjadi pada masa lampau, surga dan neraka, dan yang semisalnya.

[✘] Akan tetapi TIDAK BOLEH MENGAMALKANNYA, karena kitab-kitab tersebut telah disusupi penyelewengan, pergantian, dan perubahan.

[✘] Tidak boleh mengambil/memiliki atau membaca dari Taurat, Injil, atau Zabur. Karena perbuatan ini BERBAHAYA.
● Dia bisa mendustakan yang haq
● atau membenarkan kebatilan.

[↑] Sesungguhnya kitab-kitab tersebut telah diselewengkan dan dirubah, dilakukan padanya penggantian, penyelewengan, diawalkan, dan diakhirkan oleh orang-orang Yahudi, Nasrani dan selainnya. Allah telah mencukupi kita dari kitab-kitab tersebut dengan kitab kita yang agung: yaitu Al-Qur’an Al-Karim.

◈ Telah diriwayatkan dari Rasulullah -ﷺ- bahwa beliau melihat di tangan ‘Umar ada lembaran Taurat, maka beliau pun marah, seraya berkata:

︴“Apakah kamu berada pada keraguan wahai Ibnul Khaththab??! Sungguh aku telah membawa untuk kalian sesuatu yang putih bersih, seandainya Musa hidup maka tidak ada pilihan baginya kecuali dia harus mengikuti aku.”

Jadi, kami menasehatkan kepada Anda dan yang lainnya agar tidak mengambil sedikitpun darinya, baik dari Taurat, Zabur, maupun Injil.

[✘] Janganlah kalian mengambil darinya
[✘] dan jangan pula membacanya sedikitpun.
[✘] Bahkan jika kalian mendapatinya, maka hendaklah kalian menguburnya atau membakarnya.

[↑] Sesungguhnya al-Haq yang ada padanya, maka telah ada syari’at yang mencukupkan darinya di dalam kitabullah Al-Qur’an.

Adapun pengubahan dan penyelewengan yang ada pada kitab-kitab tersebut, maka itu mungkar dan batil.

[] Wajib bagi setiap muslim menjaga diri darinya. Hendaknya menjauh dari menelaahnya, karena dia bisa terjatuh pada membenarkan kebatilan atau mendustakan yang haq. Maka jalan yang selamat adalah menguburnya atau membakarnya.

[] Boleh bagi seorang yang berilmu dan memiliki bashirah untuk menelitinya dalam rangka membantah musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nashrani. Sebagaimana Rasulullah -ﷺ- minta didatangkan Kitab Taurat ketika Yahudi mengingkari syari’at rajam, agar beliau alaihish shalatu was salam melihatnya. Merekapun mengakuinya setelah itu (yakni mereka mengakui bahwa mereka telah berdusta, pen).

[↑] Maksudnya adalah bahwa para ulama’ yang mengerti tentang syari’at Nabi Muhammad -ﷺ- terkadang butuh mentelaah Taurat, Injil, atau Zabur untuk tujuan yang Islami,seperti untuk: membantah musuh-musuh Allah, dan menjelaskan keutamaan Al-Qur’an dan al-haq serta petunjuk yang ada di dalamnya.

[✘] Adapun orang awam atau yang semisalnya maka tidak boleh melakukannya sama sekali. Bahkan ketika mereka memiliki sebagian dari Taurat, Injil, atau Zabur maka yang wajib dilakukannya adalah menguburnya di tempat yang baik atau membakarnya sehingga tidak seorang pun tersesat karenanya.

📚[Sumber: Fatawa Nur ‘ala ad-Darb, hal. 10-11]

🌏[ URL ] http://www.alfawaaid.net/2016/08/artikel-bolehkah-melihat-isi-kitab_22.html

₪ Arsip dari WA Majmu’ah Manhajul Anbiya

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://t.me/ukhuwahsalaf

#Manhaj #Fawaid #Nasehat #mengambil_ilmu #zakir_naik
🚇URUTAN ULAMA KIBAR DITINJAU DARI SISI UMUR/USIA (yang masih hidup di zaman sekarang):

[1]
■ Asy-Syaikh Hasan bin Abdul Wahhab Marzuq al-Banna
(●) Lahir 1344H ~ 1923M
(●) Usia 94 tahun

[2]
■ Asy-Syaikh Sholih al-Luhaidan.
(●) Lahir 1350H ~ 1929M
(●) Usia 88 Tahun

[3]
■ Asy-Syaikh Robi’ al-Madkhali
(●) Lahir 1351H ~ 1930M
(●) Usia 87 Tahun

[4]
■ Asy-Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad
(●) Lahir 1353H ~ 1932M
(●) Usia 85 Tahun

[5]
■ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan
(●) Lahir 1354H ~ 1933M
(●) Usia 84 Tahun

[6]
■ Asy-Syaikh Ali bin Nashr al-Faqihi
(●) Lahir 1354H ~ 1933M
(●) Usia 84 Tahun

[7]
■ Asy-Syaikh Ubaid al-Jabiri
(●) Lahir 1357H ~ 1936M
(●) Usia 81 Tahun

🌍http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=152013

Tambahan:

[8]
■ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Asy-Syaikh (Mufti Umum KSA)
(●) Lahir 1362H ~ 1941M
(●) Usia 76 Tahun

______

◈ Rasulullah -ﷺ- bersabda,

︴“Ilmu ini Dibawa oleh Orang-orang yang Adil (para Ulama’) pada Setiap Generasi. Mereka Menghilangkan Penyimpangan Makna (alQuran dan Hadits) yang dilakukan oleh para Ahlul Bid’ah, Pengakuan dari para Penolak (Agama), dan Penafsiran (Menyimpang) dari Orang-orang yang Bodoh.” [HR al-Baihaqy dan lainnya, Dishahihkan oleh Imam Ahmad]

◈ Berkata 'Umar Ibnul Khatthab radhiallahu 'anhu,

“Aku telah tahu kapan manusia menjadi baik, dan kapan rusaknya mereka, apabila datang fiqih (pemahaman) dari arah anak muda maka orangtua tidak akan memperdulikannya, namun apabila datang fiqih dari orangtua maka anak muda akan mengikutinya, sehingga keduanya mendapatkan petunjuk.” [Atsar ini dishahihkan sanadnya oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam 'Fathul Bari']

◈ Syaikh Muqbil rahimahullah berkata:

“Sesungguhnya manusia sejak mereka meninggalkan sikap merujuk kepada bimbingan para ulama, maka mereka pasti bertindak ngawur.” [Tuhfathul Mujib hal, 258]

■ { البركة مع أكابركم،.. }

Keberkahan bersama Ulama Besar kalian…

₪ Dari Channel Telegram @salafybaturaja

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://t.me/ukhuwahsalaf

#Manhaj #belajar #berguru #mengambil_ilmu #sunnah #salaf #ahlussunnah #zaman_fitnah #fatwa #ulama_tsiqah #ulama_ma_ruf
URUTAN ULAMA KIBAR DITINJAU DARI SISI UMUR/USIA (yang masih hidup di zaman sekarang)

#berguru #mengambil_ilmu #ulama_tsiqah #ulama_ma_ruf
🚇KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU SECARA LANGSUNG KEPADA PARA 'ULAMA

❱ Oleh Al-'Allamah al-Faqiih Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah

[ Soal ]

Manakah yang lebih afdhol bagi seorang penuntut ilmu, apakah ia mengambil ilmu dari kaset-kaset dan rekaman, ataukah bermajelis langsung dengan para 'ulama?

[ Jawab ]

■ “Mengambil ilmu dari rekaman-rekaman dan kitab-kitab adalah merupakan kesalahan serta kegelapan lagi kesamaran.

(•) Sebab seorang yang hanya bersandar kepadanya semata adalah seorang yang masuk ke dalam kegelapan dan bayang-bayang kesamaran, dikarenakan yang namanya kitab-kitab:

→ Terkadang di dalamnya terdapat susupan, sesuatu yang rahasia lagi merupakan makar tipu daya dan sengaja direncanakan.
→ Terkadang di dalamnya terdapat kedustaan.
→ Dan terkadang di dalamnya terdapat kesalahan.

■ Sebab ia merupakan amal buatan manusia!!

(•) Sementara amalan manusia tidak lepas dari kesalahan, itupun jikalau benar para penulisnya adalah orang-orang yang jujur ingin memberikan nasehat dan kebaikan.

(•) Namun terkadang para penulis itu sendiri justru bukanlah orang-orang yang jujur menasehati dan tidak menghendaki kebaikan, bahkan cenderung malah ingin merusak pemikiran umat manusia dengan memasukkan susupan-susupan ke dalam kitab-kitab mereka tersebut.

■ Oleh karena itu apabila seorang penuntut ilmu ingin membaca suatu kitab,

[] hendaknya ia membacanya di hadapan bimbingan para 'ulama secara langsung, sehingga para 'ulama pun dapat melihat apakah kitab tersebut memang pantas untuk ditelaah dan diambil faedahnya ataukah tidak.

[✘] Janganlah sekali-kali ia hanya bersandar semata kepada kitab-kitab tanpa merujuk kepada arahan dari para ahli ilmu,

[✘] ataupun tanpa lagi merasa perlu untuk membacanya di hadapan para ahli ilmu yang bisa mensyarahkan (menjelaskan) kitab-kitab tersebut untuknya.

[↑] Maka yang namanya ilmu (syar'iy) itu adalah perkara yang caranya diambil langsung kepada para 'ulamaa.

(•) Adapun kitab-kitab, maka ia hanyalah perkara yang bisa semakin membantu di dalam memudahkan untuk menuntut ilmu.

(•) Adapun asalnya, maka ilmu (syar'iy) itu adalah diambil langsung dari para 'ulamaa dan bukannya dari kitab-kitab semata.”

فضل طلب العلم عن العلماء

[ لسؤال ]

أيهما أفضل بالنسبة لطالب العلم أن يأخذ العلم عن طريق الأشرطة والكاسيتات والتسجيلات أو عن طريق مجالس العُلماء ؟

[ الجواب ]

أخذها عن الأشرطة والكُتب هذا خطأ وظلال لأن من يعتمد على ذلك يظل لأن الكُتب فيها ما هو دس وفيها ما هو كذب وفيها ما هو خطأ لأنها من عمل الناس وعمل الناس يعترضهُ الخطأ هذا إذا كانوا ناصحين وقد يكونوا مُألِفوا الكتب غير ناصحين يكونون مفسدين لأفكار الناس يكتبون فيها ما يظل الناس فإذا أراد طالب العلم أن يقرأ في كتاب فلا بُد أن يعرضهُ على العُلماء ليروا هل هو صالحٌ للمطالعة والاستفادة أو غير صالح ولا يهجم على الكتب من غير أن يستشير أهل العلم أو يقرأها عليهم ليشرحوها لهُ فالعلم يُؤخذ عن طريق العُلماء، وإنما الكتب أدوات يستعينون بها على طلب العلم، وأما العلم فإنهُ يتلقى عن العلماء لا عن الكُتب.

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @daurahnasional // Sumber: http://www.alfawzan.af.org.sa/node/16252

#Manhaj #mengambil_ilmu #langsung_dari #ulama
🚇JANGAN SEMBARANGAN DALAM MENGAMBIL ILMU
[Meluruskan Syubhat: Yang Benar Kita Ambil, Yang Batil Kita Tolak]

Berkata Imam al-Jarh wat Ta'dil asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah di dalam kitab beliau Daf'u Baghyi 'Adnan 'ala 'Ulama as-Sunnah:

■ “Sungguh telah berkata para ulama salaf seperti Ibnul Mubarak dan yang semisal beliau:

《 إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم 》

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

※ “AGAMA itu tidak diambil
(•) dari al-mulabbisin (orang-orang yang membikin rancu pemahaman)
(•) yang mengaku-ngaku saja,
(•) tidak pula dari orang yang jelas-jelas berada dalam kesesatan,
(•) dan tidak pula dari selain mereka.

Namun, ilmu itu diambil dari Ahlul Ilmi Yang
(•) terpercaya,
(•) adil,
(•) saling mencinta karena Allah,
(•) saling membenci karena Allah,
(•) menolak kebatilan,
(•) dan mengajak kepada al-Haq dan hidayah yang lurus.

Maka mereka (pencari ilmu) hendaknya memilih, bertatsabbut (memastikan/kroscek), dan tidak tergesa-gesa mendengar dan membaca (karya) semua yang datang dan tampil.

(•) Karena banyak dari mereka (para pencari ilmu) masih dalam marhalah (tingkatan) pemula, belum bisa membedakan antara yang haq dengan yang batil.

(•) Maka jika mereka membaca (karya) orang-orang semisal yang aku sebutkan (di atas), maka orang-orang tersebut akan mengeluarkan mereka dari Manhaj Allah kepada manhaj orang-orang tersebut yang bejat.

Maka, waspadalah dari ucapan yang menyesatkan: “Silakan membaca kitab apa saja, mendengar dari banyak orang, yang benar kita ambil, yang batil kita tolak”.

قال إمام الجرح و التعديل الشيخ ربيع بن هادي المدخلي في كتابه دفع بغي عدنان على علماء السنة:

■ وقد قال علماء السلف كابن المبارك وأمثاله: 《 إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم. 》

※ فلا يؤخذ الدين من الملبسين الأدعياء، ولا من الواضحين في الضلال، ولا من غيرهم،

※ وإنما يأخذون العلم من أهل العلم الثقات العدول الموالين في الله والمعادين فيه والمنابذين للباطل والداعين إلى الحق وإلى الهدى المستقيم،

※ عليهم أن يختاروا ويتثبتوا ولا يتسرعوا فيسمعوا أو يقرؤوا لكل من هب ودب؛ لأن كثيراً منهم في مرحلة البداية لا يميزون بين حقٍ وباطل فيقرؤون لأمثال من ذكرت فيخرجونه عن منهج الله إلى مناهجهم الفاسدة،

فليحذروا تلك المقولة المضللة: 《 نقرأ في الكتب ونسمع من الأشخاص وما كان من حقٍ أخذناه، وما كان من باطلٍ رددناه. 》

Versi web: http://www.alfawaaid.net/2017/08/jangan-sembarangan-dalam-mengambil-ilmu.html

••••{ Judul dari Admin }
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Arsip dari bit.ly/3gbndMW // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=75462

#Manhaj #Nasehat #mengambil_ilmu #YangbenarKitaambil #YangbatilKitatolak #mulabbis
🚇UCAPAN: “AKU TIDAK MENGENALNYA.”

Asy-Syaikh ‘Ubaid bin ‘Abdillah al-Jabiri hafizhahullah

[ Tanya ]

Apakah jawaban “Aku tidak mengenalnya”, dan “Aku tidak menasehatkan (untuk belajar) dengannya”, teranggap sebagai jarh (cercaan) terhadap seseorang?

[ Jawab ]

■ Kalimat, “Aku tidak mengenalnya” ini termasuk lafazh-lafazh yang menunjukkan ketidaktahuan. Yakni menunjukkan bahwa orang yang sedang ditanyakan majhul (tidak diketahui) oleh orang yang ditanya.

※ Oleh karena itu dia (yang ditanya) akan mengatakan, “Aku tidak menasehatkan (untuk belajar) dengannya”, karena dia tidak mengenal orang tersebut.

(•) Seorang ‘Alim tidak menasehatkan ketika dia ditanya apakah ilmu boleh diambil dari seseorang yang dia (sang ‘alim itu sendiri) tidak mengenalnya, tidak boleh bagi sang ‘alim itu untuk menasehatkan mengambil ilmu dari orang tersebut.

◈ Berdasarkan sabda Nabi -ﷺ-: “Agama itu Nasehat, …. untuk para pimpinan kaum muslimin dan untuk keumuman kaum muslimin.”

◈ Hadits lainnya: “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam” … di antaranya “Apabila dia meminta nasehat padamu, maka nasehatilah dia.”

※ Orang yang bertanya itu adalah orang yang minta nasehat, sedang yang ditanya adalah pemberi nasehat. Maka wajib atasnya (pemberi nasehat) untuk mencurahkan nasehat.

(•) Termasuk di antara nasehat adalah, tidak menganjurkan untuk mengambil ilmu dari orang yang majhul (tidak diketahui kondisinya) olehnya.

📚Sumber: [Divisi Fatawa di Web Miraath al-Anbiya]

Versi web: http://www.alfawaaid.net/2017/08/ucapan-aku-tidak-mengenalnya.html

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari situs manhajul-anbiya.net

#Manhaj #nasehat #mengambil_ilmu #majhul
🚇BOLEHKAH MENGAMBIL ILMU DARI PENDUSTA

❱ Asy-Syaikh Ubaid Al-Jabiry hafizhahullah


[ Pertanyaan ]

Apa hukumnya menuntut ilmu dari seseorang yang diketahui suka berdusta dan mengada-ada dengan tuduhan dan zhalim tanpa bukti terhadap orang yang menyelisihinya?

[ Jawaban ]

■ Orang seperti ini adalah safih (orang dungu, -pent), dan para ulama telah mentahdzir orang-orang yang dungu dan melarang manusia untuk mengambil ilmu dari orang-orang semacam itu.

◈ Al-Imam Malik rahimahullah mengatakan:

(لَا يُؤْخَذُ الْعِلْمُ عَنْ أَرْبَعَةٍ، سَفِيْهٍ مُعْلِنِ السَّفَهِ) وَصَاحِبِ هَوًى يَدْعُوْ النَّاسَ إِلَيْهِ، وَرَجُلٍ مَعْرُوْفٍ بِالْكَذِبِ فِيْ أَحَادِيْثِ النَّاسِ وَإِنْ كَانَ لَا يَكْذِبُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَرَجُلٍ لَهُ فَضْلٌ وَصَلَاحٌ لَا يَعْرِفُ مَا يُحَدِّثُ بِهِ.

※ “Ilmu tidak boleh diambil dari 4 orang;
(•) orang yang dungu yang terang-terangan menampakkan kedunguannya,
(•) pengekor hawa nafsu yang menyerukan kesesatannya,
(•) seseorang yang dikenal berdusta pada perkataan manusia walaupun dia tidak berdusta atas nama Rasulullah -ﷺ-,
(•) dan seseorang yang memiliki keutamaan dan keshalihan namun dia tidak mengetahui dengan benar apa yang dia sampaikan.”


📚[Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlih, karya Ibnu Abdil Barr, terbitan Daar Ibnul Jauzy, hal. 821 riwayat no. 1542. Yang dinukil oleh Asy-Syaikh hanya yang kami beri tanda kurung, -pent]

■ Termasuk yang jenis ini adalah
• orang-orang yang suka melaknat,
• suka mencaci maki,
• mulutnya kotor dan kasar
• serta suka berdusta dan membuat berita bohong terhadap siapa saja yang menyelisihinya.


※ Orang yang dungu tidaklah berbicara dengan pembicaraan para ulama, tetapi dia berbicara dengan kalimat-kalimat yang tidak pantas diucapkan dan kotor di mana orang yang hatinya bersih akan menjauhi ucapan-ucapan semacam itu. Inilah yang dimaksud dengan orang dungu yang menampakkan kedunguannya.

Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/bolehkah-mengambil-ilmu-dari-pendusta.html

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy { http://forumsalafy.net/?p=2208 } - Alih bahasa: Abu Almass

#Manhaj #mengambil_ilmu #dari #pendusta #kadzdzab

Dengarkan:
📀[ Audio ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4488
🚇MENGAMBIL ILMU DARI AHLUSSUNNAH

◈ Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, dari Nabi -ﷺ- bahwasanya beliau bersabda,


“Akan muncul pada akhir jaman sekelompok manusia yang akan menceritakan hadits kepada kalian dengan sesuatu yang tidak pernah kalian mendengarnya demikian juga bapak-bapak kalian. Maka berhati-hatilah kalian dari mereka.” [HR. Muslim dalam muqoddimah shahihnya hal.6]

◈ Al-Imam Al-Baghawi Rahimahullah menyebutkan kesepakatan ulama salaf dalam memboikot ahlul bid'ah, beliau berkata, “Dan telah berlalu para shahabat, tabi'in, dan pengikut mereka, serta ulama sunnah atas perkara ini, yaitu mereka bersepakat untuk memusuhi ahlul bid'ah dan memboikot mereka.” [Syarhus Sunnah 1/227]

◈ Al-Imam Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah berkata, “Tiga (jenis manusia) yang tidak diambil (ilmunya) dari mereka, yaitu:

(➊) ✘ Orang yang tertuduh melakukan kedustaan
(➋) ✘ Pelaku kebid'ahan yang menyeru kepada bid'ahnya
(➌) ✘ dan seseorang yang cenderung keliru dan salah

◈ Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Semoga Allah menghinakan al-Karobisi,

(➊) ✘ tidak boleh dijadikan teman duduk,
(➋) ✘ tidak boleh diajak bicara,
(➌) ✘ tidak boleh disalin kitab-kitabnya,
(➍) ✘ dan kami tidak duduk bersama orang yang duduk dengannya.”

◈ Abdul Wahhab Al-Khaffaf rahimahullah berkata: “Aku melewati Amr bin Ubaid (tokoh mu'tazilah, pen) sedang duduk sendirian. Maka aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang terjadi denganmu sehingga manusia meninggalkanmu?’ Ia menjawab, ‘Ibnu 'Aun (ulama sunnah, pen) telah melarang manusia dariku, maka mereka pun pergi (meninggalkanku).’” [Mizanul I'tidal 3/274]

◈ Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata: “Barangsiapa mendengar dari ahli bid'ah, maka Allah tidak akan memberi manfaat dengan apa yang ia dengar. Dan barangsiapa berjabatan tangan dengannya, maka sungguh ia telah melepas Islam seutas demi seutas.” [Al-Jami' Li AKhlaqi Ar-Rawi 1/138 hal.163]

◈ Al-Qahthani berkata dalam baitnya: “Tidaklah berteman dengan ahli bid'ah kecuali orang yang sepertinya ... di bawah asap ada api yang berkobar.”

※ Oleh karena itu,
(✘) janganlah mengambil ilmu dari ahli bid'ah
(✘) dan orang-orang yang menyimpang
(✘) atau memiliki penyakit di dalam hatinya.
≡ Karena mengambil ilmu dari mereka akan mewariskan penyimpangan dari al-haq baik disadari ataupun tidak.

◈ Bundar Ibnul Husein rahimahullah berkata: “Berteman dengan ahli bid'ah akan mewariskan berpalingnya dari kebenaran.” [As-Siyar 16/106]

▸ Sehingga, jangan pedulikan orang yang mengatakan, “Aku akan mengambil ilmu dari siapa pun” atau “Aku akan mengambil yang baiknya saja, adapun yang jelek aku tinggalkan”.

[↑] Sebenarnya, mereka sedang mempertaruhkan hidayah yang telah Allah berikan kepada mereka. Allahul musta'an

- Semoga bermanfaat -

📚[An-Nubadz fi Adabi Thalabil ilmi, hal.24-28]

Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/mengambil-ilmu-dari-ahlussunnah.html

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @warisansalaf // Dikumpulkan oleh Tim Warisan Salaf

#Manhaj #mengambil_ilmu #sunnah #salaf
[ Audio Fawaid Manhajiah ]
🚇TIPE ORANG² YANG TIDAK LAYAK DIAMBIL ILMUNYA

Disampaikan oleh Al-Ustadz Muhammad Afifuddin As-Sidawy hafizhahullah

■ Disertai penjelasan tentang;

▸ Siapa saja yang berhak untuk divonis sebagai shohibu hawa / mubtadi' / ahlul bid'ah

▸ Penjelasan ringkas persyaratan yang membolehkan TABDI' sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Malik rahimahullah

▸ Meruluskan anggapan bahwa semua larangan untuk tidak mengambil ilmu dari seseorang da'i / ustadz merupakan bentuk tabdi' (membid'ahkan) / tahzib (menghizbikan) terhadapnya secara mutlak.

•••••
(•) Kajian Islam Ilmiah Kota Yogyakarta dengan tema "Bahaya Fanatisme" // Isnin, 24 Safar 1434H ~ 07.01.2012M

Link Audio:
https://t.me/ukhuwahsalaf/4819
{ 3.24 MB ≈ Durasi: 18:42 }

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

#Manhaj #mengambil_ilmu #fitnah #mubtadi_ #salafy #hizbi
🚇JAWABAN TERHADAP ORANG YANG MENGATAKAN AJAKLAH MANUSIA KEPADA KITAB DAN SUNNAH TANPA PERLU MENGAJAK MANUSIA AGAR MERUJUK KEPADA ULAMA (YANG DIKENAL DAN TERPECAYA) DI DALAM MEMAHAMI KEDUANYA

Berkata Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah

{ إننا في عصر كثر فيه المتكلمون بغير علم، ولهذا يجب على الإنسان ألا يعتمد على أي فتيا إلا من شخص معروف موثوق. }

“Sesungguhnya kita berada di suatu zaman yang banyak orang-orang berbicara tanpa ilmu padanya, oleh karena inilah wajib atas seseorang untuk tidak bersandar pada fatwa manapun kecuali dari seorang ulama yang telah dikenal lagi terpercaya.”

📚[Liqa' Babil Maftuh 16/32]

{ Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: @alistifadah

#mengambil_ilmu #zaman_fitnah #fatwa #ulama_tsiqah #ulama_ma_ruf #menjawab_BSH
🚇JANGAN SEMBARANGAN DALAM MENGAMBIL ILMU
[Meluruskan Syubhat: Yang Benar Kita Ambil, Yang Batil Kita Tolak]

Berkata Imam al-Jarh wat Ta'dil asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah di dalam kitab beliau Daf'u Baghyi 'Adnan 'ala 'Ulama as-Sunnah:

■ “Sungguh telah berkata para ulama salaf seperti Ibnul Mubarak dan yang semisal beliau:

《 إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم 》

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

※ “AGAMA itu tidak diambil
(•) dari al-mulabbisin (orang-orang yang membikin rancu pemahaman)
(•) yang mengaku-ngaku saja,
(•) tidak pula dari orang yang jelas-jelas berada dalam kesesatan,
(•) dan tidak pula dari selain mereka.

Namun, ilmu itu diambil dari Ahlul Ilmi Yang
(•) terpercaya,
(•) adil,
(•) saling mencinta karena Allah,
(•) saling membenci karena Allah,
(•) menolak kebatilan,
(•) dan mengajak kepada al-Haq dan hidayah yang lurus.

Maka mereka (pencari ilmu) hendaknya memilih, bertatsabbut (memastikan/kroscek), dan tidak tergesa-gesa mendengar dan membaca (karya) semua yang datang dan tampil.

(•) Karena banyak dari mereka (para pencari ilmu) masih dalam marhalah (tingkatan) pemula, belum bisa membedakan antara yang haq dengan yang batil.

(•) Maka jika mereka membaca (karya) orang-orang semisal yang aku sebutkan (di atas), maka orang-orang tersebut akan mengeluarkan mereka dari Manhaj Allah kepada manhaj orang-orang tersebut yang bejat.

Maka, waspadalah dari ucapan yang menyesatkan: “Silakan membaca kitab apa saja, mendengar dari banyak orang, yang benar kita ambil, yang batil kita tolak”.

قال إمام الجرح و التعديل الشيخ ربيع بن هادي المدخلي في كتابه دفع بغي عدنان على علماء السنة:

■ وقد قال علماء السلف كابن المبارك وأمثاله: 《 إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم. 》

※ فلا يؤخذ الدين من الملبسين الأدعياء، ولا من الواضحين في الضلال، ولا من غيرهم،

※ وإنما يأخذون العلم من أهل العلم الثقات العدول الموالين في الله والمعادين فيه والمنابذين للباطل والداعين إلى الحق وإلى الهدى المستقيم،

※ عليهم أن يختاروا ويتثبتوا ولا يتسرعوا فيسمعوا أو يقرؤوا لكل من هب ودب؛ لأن كثيراً منهم في مرحلة البداية لا يميزون بين حقٍ وباطل فيقرؤون لأمثال من ذكرت فيخرجونه عن منهج الله إلى مناهجهم الفاسدة،

فليحذروا تلك المقولة المضللة: 《 نقرأ في الكتب ونسمع من الأشخاص وما كان من حقٍ أخذناه، وما كان من باطلٍ رددناه. 》

Versi web: http://www.alfawaaid.net/2017/08/jangan-sembarangan-dalam-mengambil-ilmu.html

••••{ Judul dari Admin }
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Arsip dari: bit.ly/3gbndMW // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=75462

#Manhaj #Nasehat #mengambil_ilmu #YangbenarKitaambil #YangbatilKitatolak #mulabbis