🚇MAKMUM MEMBACA AL FATIHAH SEBELUM IMAM MEMBACANYA
❱ Asy-Syaikh Sholih Al Fauzan حفظه الله
[ Pertanyaan ]
Hukum makmum membaca Al Fatihah sebelum imamnya membaca pada shalat Jama'ah Jahriyah (yang suara dikeraskan).
[ Jawab ]
■ “Tidak mengapa makmum membacanya pada saat diamnya sang imam, tidak mengapa baik sebelum maupun sesudah imam membacanya, sebelum rukuk. Demikian.”
🚇قراءة المأموم الفاتحة قبل الإمام
[ السؤال ]
حكم قراءة المأموم الفاتحة قبل إمامه في الصلاة الجهريّة؟
[ الجواب ]
■ { لا بأس أن يقرأها في سكتات الإمام، لا بأس أن يقرأ في السكتة التي قبلَ بِدَاءة قراءة الإمام والتي بعدها، وقبل الركوع، وهكذا. }
📚Sumber: http://www.alfawzan.af.org.sa/node/15971
₪ Dari Channel Telegram SALAM @SalafyMakassar
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ https://t.me/ukhuwahsalaf
➥ #Fiqih #Ibadah #shalat #membaca_alfatihah
❱ Asy-Syaikh Sholih Al Fauzan حفظه الله
[ Pertanyaan ]
Hukum makmum membaca Al Fatihah sebelum imamnya membaca pada shalat Jama'ah Jahriyah (yang suara dikeraskan).
[ Jawab ]
■ “Tidak mengapa makmum membacanya pada saat diamnya sang imam, tidak mengapa baik sebelum maupun sesudah imam membacanya, sebelum rukuk. Demikian.”
🚇قراءة المأموم الفاتحة قبل الإمام
[ السؤال ]
حكم قراءة المأموم الفاتحة قبل إمامه في الصلاة الجهريّة؟
[ الجواب ]
■ { لا بأس أن يقرأها في سكتات الإمام، لا بأس أن يقرأ في السكتة التي قبلَ بِدَاءة قراءة الإمام والتي بعدها، وقبل الركوع، وهكذا. }
📚Sumber: http://www.alfawzan.af.org.sa/node/15971
₪ Dari Channel Telegram SALAM @SalafyMakassar
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ https://t.me/ukhuwahsalaf
➥ #Fiqih #Ibadah #shalat #membaca_alfatihah
Telegram
II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
•✦• Jalinkan Ukhuwah dengan bimbingan Kitab & Sunnah di atas pemahaman Salaf •✦•
🚇BENTUK-BENTUK TASBIH SETELAH SHALAT FARDHU
❱ Berkata Asy-Syaikh ibnu 'Utsaimin rahimahullah:
■ “Tasbih dibelakang setiap shalat (fardhu/wajib,-red) telah datang nashnya dalam 4 bentuk:
Ξ{➊}Ξ
• Subhanallah (10x)
• Alhamdulillah (10x)
• Allahu Akbar (10x)
Ξ{➋}Ξ
• Subhanallah (33x)
• Alhamdulillah (33x)
• Allahu Akbar (33x)
= Maka semuanya 99 dan diakhiri dengan;
• “Laa iLaah illaLLoh wahdahu Laa syariikalah, lahul Mulku wa lahul Hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qodiir” (1x).
Ξ{➌}Ξ
• Subhanallah (33x)
• Alhamdulillah (33x)
• Allahu Akbar (34x)
Ξ{➍}Ξ
• Subhanallah (25x)
• Alhamdulillah (25x)
• La ilaha illaLLah (25x)
• Allahu Akbar (25x)
= Maka keseluruhannya 100x
📚[Syarh Mandzhumah Ushul Al Fiqhi wal Qawà'idih hlm. 176-177]
❱ قال الشيخ بن عثيمين - رحمه الله -:
■ ”التسبيح خلف الصلوات ورد على أربعة أنواع:
Ξ{➊}Ξ
• سبحان الله [ عشراً ]
• والحمد لله [ عشراً ]
• والله أكبر [ عشراً ]
Ξ{➋}Ξ
• سبحان الله ، والحمد لله ، والله أكبر
[ ثلاثاً وثلاثين ]
= فالجميع تسع وتسعون ، ويختم ب
• لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير.
Ξ{➌}Ξ
• سبحان الله [ ثلاثاً وثلاثين ]
• والحمد لله [ ثلاثاً وثلاثين ]
• والله أكبر [ أربعاً وثلاثين ]
Ξ{➍}Ξ
• سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله والله أكبر - [ خمساً وعشرين ] مرة،
= فالجميع مائة مرة.“
📚[ شرح منظومة أصول الفقه وقواعده، ص176-177]
══════ ❁✿❁ ══════
جزى الله خيرا من قرأها وساعدنا على نشرها
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram SALAM @SalafyMakassar
➥ #Fiqih #Shalat #dzikir_bada_shalat_fardhu
❱ Berkata Asy-Syaikh ibnu 'Utsaimin rahimahullah:
■ “Tasbih dibelakang setiap shalat (fardhu/wajib,-red) telah datang nashnya dalam 4 bentuk:
Ξ{➊}Ξ
• Subhanallah (10x)
• Alhamdulillah (10x)
• Allahu Akbar (10x)
Ξ{➋}Ξ
• Subhanallah (33x)
• Alhamdulillah (33x)
• Allahu Akbar (33x)
= Maka semuanya 99 dan diakhiri dengan;
• “Laa iLaah illaLLoh wahdahu Laa syariikalah, lahul Mulku wa lahul Hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qodiir” (1x).
Ξ{➌}Ξ
• Subhanallah (33x)
• Alhamdulillah (33x)
• Allahu Akbar (34x)
Ξ{➍}Ξ
• Subhanallah (25x)
• Alhamdulillah (25x)
• La ilaha illaLLah (25x)
• Allahu Akbar (25x)
= Maka keseluruhannya 100x
📚[Syarh Mandzhumah Ushul Al Fiqhi wal Qawà'idih hlm. 176-177]
❱ قال الشيخ بن عثيمين - رحمه الله -:
■ ”التسبيح خلف الصلوات ورد على أربعة أنواع:
Ξ{➊}Ξ
• سبحان الله [ عشراً ]
• والحمد لله [ عشراً ]
• والله أكبر [ عشراً ]
Ξ{➋}Ξ
• سبحان الله ، والحمد لله ، والله أكبر
[ ثلاثاً وثلاثين ]
= فالجميع تسع وتسعون ، ويختم ب
• لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير.
Ξ{➌}Ξ
• سبحان الله [ ثلاثاً وثلاثين ]
• والحمد لله [ ثلاثاً وثلاثين ]
• والله أكبر [ أربعاً وثلاثين ]
Ξ{➍}Ξ
• سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله والله أكبر - [ خمساً وعشرين ] مرة،
= فالجميع مائة مرة.“
📚[ شرح منظومة أصول الفقه وقواعده، ص176-177]
══════ ❁✿❁ ══════
جزى الله خيرا من قرأها وساعدنا على نشرها
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram SALAM @SalafyMakassar
➥ #Fiqih #Shalat #dzikir_bada_shalat_fardhu
🚇BERTAKBIR 3 KALI SETELAH SELESAI SALAM DARI SHALAT LIMA WAKTU
■ Disunnahkan setelah selesai salam dari salat lima waktu untuk mengucapkan takbir
◈ berdasarkan hadits Abdullah Bin Abbas Radhiallahu Anhuma beliau berkata:
{ مَا كُنَّا نَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا بِالتَّكْبِيرِ }
“Tidaklah kami mengetahui selesainya shalat Rasulullah -ﷺ- kecuali dengan takbir.” [Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim]
◈ Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah berdalilkan dengan hadits di atas tentang baiknya mengangkat suara dengan bertakbir seiring dengan selesainya shalat. [Lihat Al-Muhalla karya Al-Imam Ibnu Hazm - 4/260, dengan perantaraan Al-Maktabah Asy-Syamilah]
◈ Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata:
“Dalam riwayat Imam Ahmad, dari jalan Sufyan dari Amr dengan sanad sebelumnya (yakni dari Abu Ma’bad maula Ibnu Abbas dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, -pen) dan terdapat tambahan: Berkata Amr, saya berkata kepadanya (Abu Ma’bad): “Sesungguhnya kaum muslimin, apabila imam telah selesai salam dari shalat yang wajib mereka bertakbir sebanyak tiga kali.”
◈ Hunail berkata: Saya telah mendengar Abu Abdillah (Imam Ahmad) berkata: Ali Bin Tsabit telah menceritakan kepada kami (dia berkata): Washil telah meceritakan kepada kami (dia berkata): “Saya melihat Abdullah Bin Abbas jika dia shalat dia bertakbir tiga kali” Saya (Hunail) berkata kepada Ahmad: “(Takbir itu) setelah shalat?” dia menjawab: “Demikianlah” Saya (Hunail) berkata kepadanya: “Haditsnya Amr dari Abu Ma’bad dari Ibnu Abbas: “Dahulu kami mengetahui selesainya shalat Rasulullah -ﷺ- dengan takbir” Mereka mengambilnya dari hadits ini? Dia (Imam Ahmad) menjawab: “Iya”. Ini disebutkan oleh Abu Bakr Abdul Aziz Bin Ja’far dalam kitabnya ‘Asy-Syafi’. Maka jelaslah dengan ini bahwa makna takbir yang dikerjakan di zaman Nabi -ﷺ- di belakang shalat wajib adalah tiga kali takbir secara berturut-turut.” [Fathul Bari karya Ibnu Rajab - 6/102, dengan perantaraan Al-Maktabah Asy-Syamilah]
■ Dari uraian di atas menjadi jelaslah bagi kita akan disunnahkannya bertakbir setelah selesai salam dari shalat lima waktu. Wallahu A’lam.
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WALIS ( walis-net.blogspot.my ) // Penulis: Abu Athiyyah As-Salafy حفظه الله
➥ #Fiqih #Ibadah #shalat #dzikir #membaca_takbir_3x
■ Disunnahkan setelah selesai salam dari salat lima waktu untuk mengucapkan takbir
◈ berdasarkan hadits Abdullah Bin Abbas Radhiallahu Anhuma beliau berkata:
{ مَا كُنَّا نَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا بِالتَّكْبِيرِ }
“Tidaklah kami mengetahui selesainya shalat Rasulullah -ﷺ- kecuali dengan takbir.” [Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim]
◈ Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah berdalilkan dengan hadits di atas tentang baiknya mengangkat suara dengan bertakbir seiring dengan selesainya shalat. [Lihat Al-Muhalla karya Al-Imam Ibnu Hazm - 4/260, dengan perantaraan Al-Maktabah Asy-Syamilah]
◈ Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata:
“Dalam riwayat Imam Ahmad, dari jalan Sufyan dari Amr dengan sanad sebelumnya (yakni dari Abu Ma’bad maula Ibnu Abbas dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, -pen) dan terdapat tambahan: Berkata Amr, saya berkata kepadanya (Abu Ma’bad): “Sesungguhnya kaum muslimin, apabila imam telah selesai salam dari shalat yang wajib mereka bertakbir sebanyak tiga kali.”
◈ Hunail berkata: Saya telah mendengar Abu Abdillah (Imam Ahmad) berkata: Ali Bin Tsabit telah menceritakan kepada kami (dia berkata): Washil telah meceritakan kepada kami (dia berkata): “Saya melihat Abdullah Bin Abbas jika dia shalat dia bertakbir tiga kali” Saya (Hunail) berkata kepada Ahmad: “(Takbir itu) setelah shalat?” dia menjawab: “Demikianlah” Saya (Hunail) berkata kepadanya: “Haditsnya Amr dari Abu Ma’bad dari Ibnu Abbas: “Dahulu kami mengetahui selesainya shalat Rasulullah -ﷺ- dengan takbir” Mereka mengambilnya dari hadits ini? Dia (Imam Ahmad) menjawab: “Iya”. Ini disebutkan oleh Abu Bakr Abdul Aziz Bin Ja’far dalam kitabnya ‘Asy-Syafi’. Maka jelaslah dengan ini bahwa makna takbir yang dikerjakan di zaman Nabi -ﷺ- di belakang shalat wajib adalah tiga kali takbir secara berturut-turut.” [Fathul Bari karya Ibnu Rajab - 6/102, dengan perantaraan Al-Maktabah Asy-Syamilah]
■ Dari uraian di atas menjadi jelaslah bagi kita akan disunnahkannya bertakbir setelah selesai salam dari shalat lima waktu. Wallahu A’lam.
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WALIS ( walis-net.blogspot.my ) // Penulis: Abu Athiyyah As-Salafy حفظه الله
➥ #Fiqih #Ibadah #shalat #dzikir #membaca_takbir_3x
🚇TAKBIR MUTHLAQ DAN MUQAYYAD SERTA KAPAN WAKTUNYA
❱ Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah
[ Pertanyaan ]
Ini menanyakan tentang takbir muthlaq, dan berkata: apakah takbir muthlaq itu dan apa pula takbir muqayyad serta kapankah waktunya?
[ Jawab ]
■ Takbir pada malam 'idul fithri adalah takbir muthlaq.
■ Dan takbir pada sepuluh hari bulan dzulhijjah dan hari-hari tasyriq ada yang takbir muthlaq dan ada yang muqayyad:
※ YANG MUTHLAQ (mulai) dari masuknya bulan dzulhijjah hingga hari terakhir dari hari-hari tasyriq, yaitu tiga hari setelah hari 'id.
※ DAN (ADAPUN) TAKBIR YANG MUQAYYAD (mulai) dari shalat fajr (subuh) pada hari 'arafah hingga akhir hari-hari tasyriq.
📚Sumber: [Silsilah Fatawa Nur 'ala ad-Darb > kaset no. 284]
🚇التكبير المطلق والمقيد ومتى وقته؟
❱ الشيخ ابن عثيمين - رحمه الله -
[ السؤال ]
هذا يسأل عن التكبير المطلق، ويقول: ما هو التكبير المطلق، وما هو التكبير المقيد، ومتى وقته؟
[ ️الجواب ]
التكبير في ليلة عيد الفطر تكبير مطلق، والتكبير في عشر ذي الحجة وأيام التشريق تكبير مطلق ومقيد،
فالمطلق من دخول شهر ذي الحجة إلى آخر يوم من أيام التشريق، وهي الأيام الثلاثة بعد يوم العيد،
والتكبير المقيد من صلاة الفجر يوم عرفة إلى آخر أيام التشريق.
📚المصدر: [سلسلة فتاوى نور على الدرب > الشريط رقم: 284]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/08/takbir-muthlaq-dan-muqayyad-serta-kapan.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ashhabussunnah // Link audio: http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/Lw_284_07.mp3
➥ #Fiqih #ibadah #syawwal #dzulhijjah #takbir #muthlaq #muqayyad
❱ Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah
[ Pertanyaan ]
Ini menanyakan tentang takbir muthlaq, dan berkata: apakah takbir muthlaq itu dan apa pula takbir muqayyad serta kapankah waktunya?
[ Jawab ]
■ Takbir pada malam 'idul fithri adalah takbir muthlaq.
■ Dan takbir pada sepuluh hari bulan dzulhijjah dan hari-hari tasyriq ada yang takbir muthlaq dan ada yang muqayyad:
※ YANG MUTHLAQ (mulai) dari masuknya bulan dzulhijjah hingga hari terakhir dari hari-hari tasyriq, yaitu tiga hari setelah hari 'id.
※ DAN (ADAPUN) TAKBIR YANG MUQAYYAD (mulai) dari shalat fajr (subuh) pada hari 'arafah hingga akhir hari-hari tasyriq.
📚Sumber: [Silsilah Fatawa Nur 'ala ad-Darb > kaset no. 284]
🚇التكبير المطلق والمقيد ومتى وقته؟
❱ الشيخ ابن عثيمين - رحمه الله -
[ السؤال ]
هذا يسأل عن التكبير المطلق، ويقول: ما هو التكبير المطلق، وما هو التكبير المقيد، ومتى وقته؟
[ ️الجواب ]
التكبير في ليلة عيد الفطر تكبير مطلق، والتكبير في عشر ذي الحجة وأيام التشريق تكبير مطلق ومقيد،
فالمطلق من دخول شهر ذي الحجة إلى آخر يوم من أيام التشريق، وهي الأيام الثلاثة بعد يوم العيد،
والتكبير المقيد من صلاة الفجر يوم عرفة إلى آخر أيام التشريق.
📚المصدر: [سلسلة فتاوى نور على الدرب > الشريط رقم: 284]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/08/takbir-muthlaq-dan-muqayyad-serta-kapan.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ashhabussunnah // Link audio: http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/Lw_284_07.mp3
➥ #Fiqih #ibadah #syawwal #dzulhijjah #takbir #muthlaq #muqayyad
www.alfawaaid.net
Takbir Muthlaq Dan Muqayyad Serta Kapan Waktunya
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇TATA CARA BERTAKBIR DI MASJID-MASJID
❱ Fadhilatu asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baaz -rahimahullah- ditanya:
[ Pertanyaan ]
“Terkait tata cara bertakbir di masjid-masjid, apakah benar jika salah seorang dari jama'ah yang ada bertakbir kemudian diikuti oleh yang lainnya?”
[ Maka beliau menjawab ]
■ “Setiap orang bertakbir sendiri-sendiri, dan tidak ada tuntutan untuk takbir berjama'ah. Masing-masing orang bertakbir, adapun takbir berjama’ah tidaklah disyari’atkan. Setiap orang bertakbir sesuai kondisinya masing-masing.
※ Apabila ada suara salah seorang yang bertakbir kebetulan membarengi suara takbir yang lainnya, maka ini tidaklah mengapa.
※ Adapun sengaja mengatur takbir agar suaranya bisa bersamaan dari awal hingga akhir, memulai bersama-sama dan berhenti bersama-sama, maka ini tidak ada tuntunannya.”
📚[Fatawa Nur 'Ala ad-Darb 13/371]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/08/tata-cara-bertakbir-di-masjid-masjid.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #ibadah #dzulhijjah #takbir #tatacara_takbir #di_masjid
❱ Fadhilatu asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baaz -rahimahullah- ditanya:
[ Pertanyaan ]
“Terkait tata cara bertakbir di masjid-masjid, apakah benar jika salah seorang dari jama'ah yang ada bertakbir kemudian diikuti oleh yang lainnya?”
[ Maka beliau menjawab ]
■ “Setiap orang bertakbir sendiri-sendiri, dan tidak ada tuntutan untuk takbir berjama'ah. Masing-masing orang bertakbir, adapun takbir berjama’ah tidaklah disyari’atkan. Setiap orang bertakbir sesuai kondisinya masing-masing.
※ Apabila ada suara salah seorang yang bertakbir kebetulan membarengi suara takbir yang lainnya, maka ini tidaklah mengapa.
※ Adapun sengaja mengatur takbir agar suaranya bisa bersamaan dari awal hingga akhir, memulai bersama-sama dan berhenti bersama-sama, maka ini tidak ada tuntunannya.”
📚[Fatawa Nur 'Ala ad-Darb 13/371]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/08/tata-cara-bertakbir-di-masjid-masjid.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #ibadah #dzulhijjah #takbir #tatacara_takbir #di_masjid
www.alfawaaid.net
Tata Cara Bertakbir Di Masjid-Masjid
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇HUKUM TAKBIR BERJAMA'AH
❱ Fadhilatu asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
[ Pertanyaan ]
“Apa hukum takbir berjama'ah (bertakbir dengan dipimpin oleh satu orang dan yang lain mengikuti dengan suara yang bersamaan, pen) pada hari-hari 'ied, dan bagaimana sebenarnya tuntunan sunnah di dalam permasalahan ini?”
[ Maka beliau menjawab ]
■ “Yang tampak, bahwasanya takbir berjama'ah pada hari-hari 'ied bukanlah amalan yang disyariatkan.
※ Adapun tuntunan sunnah dalam permasalahan ini, masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri dengan suara yang dikeraskan.”
📚[Majmu' Fatawa wa Rasa'il Al-'Utsaimin 16/249]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/08/tata-cara-bertakbir-di-masjid-masjid.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #ibadah #dzulhijjah #takbir #tatacara_takbir #di_masjid
❱ Fadhilatu asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
[ Pertanyaan ]
“Apa hukum takbir berjama'ah (bertakbir dengan dipimpin oleh satu orang dan yang lain mengikuti dengan suara yang bersamaan, pen) pada hari-hari 'ied, dan bagaimana sebenarnya tuntunan sunnah di dalam permasalahan ini?”
[ Maka beliau menjawab ]
■ “Yang tampak, bahwasanya takbir berjama'ah pada hari-hari 'ied bukanlah amalan yang disyariatkan.
※ Adapun tuntunan sunnah dalam permasalahan ini, masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri dengan suara yang dikeraskan.”
📚[Majmu' Fatawa wa Rasa'il Al-'Utsaimin 16/249]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/08/tata-cara-bertakbir-di-masjid-masjid.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #ibadah #dzulhijjah #takbir #tatacara_takbir #di_masjid
www.alfawaaid.net
Tata Cara Bertakbir Di Masjid-Masjid
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇KESALAHAN TAMBAHAN KALIMAT DIDALAM TAKBIR IED
❱ Asy-Syaikh Badr al-Badr hafizhahullah:
[ Pertanyaan ]
Aku (penulis, ed) bertanya kepada Syaikh kami Asy-Syaikh Badr al-Badr hafizhahullah: “Wahai Syeikh kami Ahsanallahu Ilaikum, apakah boleh menambahkan kalimat di akhir takbir ied:
لا إله إلا الله صَدَقَ وَعْدَه وَ نَصَرَ عَبْدَه وَ أعَزَّ جُنْدَه و هَزَمَ الأحْزَاب بوَعْدَه
“La ilaha illallah, shodaqo wa’dah wa nashoro abdah wa a’azza jundah wa hazamal ahzaa ba wa’dah”
… Karena di tempat kami, kaum muslimin menambahkan kalimat ini pada takbir ied, berikan kami faedah wahai syaikh kami?
[ Beliau menjawab ]
■ “Tambahan ini tidak ditambahkan oleh Salaf, maka janganlah kalian tambahkan kalimat ini!”
📚[Pertanyaan Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy kepada Asy-Syaikh Badr al-Badr hafizhahullah via WhatsApp pada tanggal 27 Ramadhan 1436H ~ 14 Juli 2015]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/08/kesalahan-tambahan-kalimat-di-dalam.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @Berbagiilmuagama - Alih bahasa oleh Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy
➥ #Fiqih #ibadah #Fiqih #Ibadah #shawwal #dzulhijjah #eidul_fithr #lafadz_takbir
❱ Asy-Syaikh Badr al-Badr hafizhahullah:
[ Pertanyaan ]
Aku (penulis, ed) bertanya kepada Syaikh kami Asy-Syaikh Badr al-Badr hafizhahullah: “Wahai Syeikh kami Ahsanallahu Ilaikum, apakah boleh menambahkan kalimat di akhir takbir ied:
لا إله إلا الله صَدَقَ وَعْدَه وَ نَصَرَ عَبْدَه وَ أعَزَّ جُنْدَه و هَزَمَ الأحْزَاب بوَعْدَه
“La ilaha illallah, shodaqo wa’dah wa nashoro abdah wa a’azza jundah wa hazamal ahzaa ba wa’dah”
… Karena di tempat kami, kaum muslimin menambahkan kalimat ini pada takbir ied, berikan kami faedah wahai syaikh kami?
[ Beliau menjawab ]
■ “Tambahan ini tidak ditambahkan oleh Salaf, maka janganlah kalian tambahkan kalimat ini!”
📚[Pertanyaan Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy kepada Asy-Syaikh Badr al-Badr hafizhahullah via WhatsApp pada tanggal 27 Ramadhan 1436H ~ 14 Juli 2015]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/08/kesalahan-tambahan-kalimat-di-dalam.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @Berbagiilmuagama - Alih bahasa oleh Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy
➥ #Fiqih #ibadah #Fiqih #Ibadah #shawwal #dzulhijjah #eidul_fithr #lafadz_takbir
www.alfawaaid.net
Kesalahan Tambahan Kalimat Di Dalam Takbir Ied
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇MENGANGKAT SUARA KETIKA BERTAKBIR HINGGA IMAM KELUAR (MENUJU TEMPAT SHALAT)
■ Dahulu Ibnu 'Umar keluar pada hari ied menuju mushalla (tanah lapang), beliau bertakbir dan mengangkat suaranya hingga imam tiba.
📚[Shahih, Ahkamul 'Iedain lil Firyabi 43]
🚇رفع الصوت بالتكبير حتى يخرج الإمام
{ كان ابن عمر يخرج يوم العيد إلى المصلى فيكبر ويرفع صوته حتى يأتي الإمام. }
📚[صحيح، أحكام العيدين للفريابي ٤٣]
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS) // Sumber: https://twitter.com/Arafatbinhassan/status/750178461948452864
➥ #Fiqih #Ibadah #eidul_fithr #mengangkat_suara #jahr #takbir
■ Dahulu Ibnu 'Umar keluar pada hari ied menuju mushalla (tanah lapang), beliau bertakbir dan mengangkat suaranya hingga imam tiba.
📚[Shahih, Ahkamul 'Iedain lil Firyabi 43]
🚇رفع الصوت بالتكبير حتى يخرج الإمام
{ كان ابن عمر يخرج يوم العيد إلى المصلى فيكبر ويرفع صوته حتى يأتي الإمام. }
📚[صحيح، أحكام العيدين للفريابي ٤٣]
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS) // Sumber: https://twitter.com/Arafatbinhassan/status/750178461948452864
➥ #Fiqih #Ibadah #eidul_fithr #mengangkat_suara #jahr #takbir
🚇UCAPAN-UCAPAN TAKBIR YANG BENAR DALAM TAKBIR IED
[¹] ❱ Asy Syeikh 'Abdul Aziz Bin Baaz rahimahullah
■ Takbir 'ied adalah:
› الله أكبر، الله أكبر، لا إلــــه إلا الله، الله أكبر، الله أكر، ولله الحمــــد
› الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا اللـــه، الله أكبر، الله أكر، الله أكبر، وللـــه الحمـــد
› الله أكبر كبيرا، والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
•••
[²] ❱ Fadhilatusy Syaikh 'Abdul Aziz bin Baaz -rahimahullah- telah ditanya:
Apakah penambahan dalam takbir:
› الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
“Allahu Akbar Kabira wal Hamdulillahi Katsira wa Subhanallahi Bukratan wa Ashila, Sah dan shahih?"
[ Beliau menjawab dengan mengatakan ]
■ “Tsabit (sah), diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam Shahihnya.”
📚[Majmu' Fatawa Ibnu Bazz, 25/243]
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
//-₪-//
[¹] Arsip dari WA al-Istifadah ※ WALIS - Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy // Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/16498
[²] Arsip dari WA Manhajul Anbiya
➥ #Fiqih #ibadah #Fiqih #Ibadah #shawwal #dzulhijjah #eidul_fithr #lafadz_takbir
[¹] ❱ Asy Syeikh 'Abdul Aziz Bin Baaz rahimahullah
■ Takbir 'ied adalah:
› الله أكبر، الله أكبر، لا إلــــه إلا الله، الله أكبر، الله أكر، ولله الحمــــد
› الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا اللـــه، الله أكبر، الله أكر، الله أكبر، وللـــه الحمـــد
› الله أكبر كبيرا، والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
•••
[²] ❱ Fadhilatusy Syaikh 'Abdul Aziz bin Baaz -rahimahullah- telah ditanya:
Apakah penambahan dalam takbir:
› الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
“Allahu Akbar Kabira wal Hamdulillahi Katsira wa Subhanallahi Bukratan wa Ashila, Sah dan shahih?"
[ Beliau menjawab dengan mengatakan ]
■ “Tsabit (sah), diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam Shahihnya.”
📚[Majmu' Fatawa Ibnu Bazz, 25/243]
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
//-₪-//
[¹] Arsip dari WA al-Istifadah ※ WALIS - Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy // Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/16498
[²] Arsip dari WA Manhajul Anbiya
➥ #Fiqih #ibadah #Fiqih #Ibadah #shawwal #dzulhijjah #eidul_fithr #lafadz_takbir
🚇BERTAKBIR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA DZIKIR SELEPAS SHALAT LIMA WAKTU (yakni TAKBIR MUQAYYAD)
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin - rahimahullah- ditanya:
“Apakah takbir didahulukan sebelum berdzikir selepas shalat lima waktu?”
[ Beliau menjawab ]
■ “Tidak ada dalil yang shahih dan jelas dari Nabi -ﷺ- yang menjelaskan tentang kapan takbir muqayyad dilakukan. Hanya saja di sana ada beberapa atsar para ulama dan ijtihad mereka.”
◈ Mereka menyatakan: “Bahwasanya beliau -ﷺ- mendahulukan takbir sebelum membaca dzikir setelah shalat lima waktu.”
📚[Majmu' Fatawa wa Rasail Al-'Utsaimin 16/209]
❱ Al-Lajnah ad-Da'imah (dalam Fatwa no. 21550) juga menjelaskan tentang kapan bertakbir muqayyad:
“... dibaca langsung setelah salam sebelum memulai berdzikir.”
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/bertakbir-terlebih-dahulu-sebelum.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #ibadah #takbir #takbir_muqayyad
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin - rahimahullah- ditanya:
“Apakah takbir didahulukan sebelum berdzikir selepas shalat lima waktu?”
[ Beliau menjawab ]
■ “Tidak ada dalil yang shahih dan jelas dari Nabi -ﷺ- yang menjelaskan tentang kapan takbir muqayyad dilakukan. Hanya saja di sana ada beberapa atsar para ulama dan ijtihad mereka.”
◈ Mereka menyatakan: “Bahwasanya beliau -ﷺ- mendahulukan takbir sebelum membaca dzikir setelah shalat lima waktu.”
📚[Majmu' Fatawa wa Rasail Al-'Utsaimin 16/209]
❱ Al-Lajnah ad-Da'imah (dalam Fatwa no. 21550) juga menjelaskan tentang kapan bertakbir muqayyad:
“... dibaca langsung setelah salam sebelum memulai berdzikir.”
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/bertakbir-terlebih-dahulu-sebelum.html
••••|Edisi|
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #ibadah #takbir #takbir_muqayyad
www.alfawaaid.net
Bertakbir Terlebih Dahulu Sebelum Membaca Dzikir Selepas Shalat LIMA Waktu (Yakni Takbir Muqayyad)
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇BERDOA SETELAH SHOLAT
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah
■ Berdoa seusai sholat bukan termasuk sunnah, karena Allah ta'ala berfirman: “Jika kalian telah selesai sholat, berdzikirlah kepada Allah.” [An-Nisa: 103]
(•) Kecuali pada satu keadaan yaitu pada shalat istikharah karena Nabi -ﷺ- bersabda: “Jika salah seorang kalian menginginkan suatu perkara, hendaknya dia sholat dua rakaat lalu berdoa.”
※ Sesungguhnya perlu dinasehatkan kepada seseorang: “Jika engkau ingin minta sesuatu kepada Allah, berdoalah sebelum salam, dengan dua alasan:
[1] - Bahwasanya inilah yang diperintahkan Rasul -ﷺ- ketika tasyahud: “Jika selesai sholat, pilihlah doa yang ia inginkan.”
[2] - Bahwasannya di saat engkau shalat, engkau dalam keadaan bermunajat kepada Rabb-mu. Dan jika engkau telah salam, berakhirlah munajatmu.”
🚇الدعاء بعد الصلاة
■ الدعاء بعد الصلاة ليس بسنة; لأن الله تعالى قال: 《 فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ 》 [النساء: 103]
(•) إلا في حالة واحدة وهي صلاة الاستخارة؛ لأن صلاة الاستخارة قال فيها النبي -ﷺ-: 《 إذا هم أحدكم بأمر فليصل ركعتين ثم ليدعو 》
※ وإنما يقال للإنسان: إذا كنت تريد أن تسأل الله شيئاً فادعو الله قبل أن تسلم؛ لوجهين:
[ الوجه الأول ] - أن هذا هو الذي أمر به الرسول -ﷺ-، فقال في التشهد: 《 إذا فرغ فليتخير من الدعاء ما شاء. 》
[ ثانياً ] - أنك إذا كنت في الصلاة فإنك تناجي ربك، وإذا سلمت انتهت المناجاة.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/berdoa-setelah-sholat.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @AshhabusSunnah // Dari Forum Ahlussunnah Ngawi - Muroja'ah: Al-Ustadz Syafi'i Alaydrus hafizhahullah // Link audio: http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_082_14.mp3
➥ #Fiqih #ibadah #shalat #dzikir #bid_ah #doa_seusai_shalat
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah
■ Berdoa seusai sholat bukan termasuk sunnah, karena Allah ta'ala berfirman: “Jika kalian telah selesai sholat, berdzikirlah kepada Allah.” [An-Nisa: 103]
(•) Kecuali pada satu keadaan yaitu pada shalat istikharah karena Nabi -ﷺ- bersabda: “Jika salah seorang kalian menginginkan suatu perkara, hendaknya dia sholat dua rakaat lalu berdoa.”
※ Sesungguhnya perlu dinasehatkan kepada seseorang: “Jika engkau ingin minta sesuatu kepada Allah, berdoalah sebelum salam, dengan dua alasan:
[1] - Bahwasanya inilah yang diperintahkan Rasul -ﷺ- ketika tasyahud: “Jika selesai sholat, pilihlah doa yang ia inginkan.”
[2] - Bahwasannya di saat engkau shalat, engkau dalam keadaan bermunajat kepada Rabb-mu. Dan jika engkau telah salam, berakhirlah munajatmu.”
🚇الدعاء بعد الصلاة
■ الدعاء بعد الصلاة ليس بسنة; لأن الله تعالى قال: 《 فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ 》 [النساء: 103]
(•) إلا في حالة واحدة وهي صلاة الاستخارة؛ لأن صلاة الاستخارة قال فيها النبي -ﷺ-: 《 إذا هم أحدكم بأمر فليصل ركعتين ثم ليدعو 》
※ وإنما يقال للإنسان: إذا كنت تريد أن تسأل الله شيئاً فادعو الله قبل أن تسلم؛ لوجهين:
[ الوجه الأول ] - أن هذا هو الذي أمر به الرسول -ﷺ-، فقال في التشهد: 《 إذا فرغ فليتخير من الدعاء ما شاء. 》
[ ثانياً ] - أنك إذا كنت في الصلاة فإنك تناجي ربك، وإذا سلمت انتهت المناجاة.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/berdoa-setelah-sholat.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @AshhabusSunnah // Dari Forum Ahlussunnah Ngawi - Muroja'ah: Al-Ustadz Syafi'i Alaydrus hafizhahullah // Link audio: http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_082_14.mp3
➥ #Fiqih #ibadah #shalat #dzikir #bid_ah #doa_seusai_shalat
www.alfawaaid.net
Berdoa Setelah Sholat
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇APA HUKUM MENGGERAKKAN JARI TELUNJUK PADA TASYAHHUD DARI AWAL HINGGA AKHIRNYA
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata:
“Menggerakkan jari telunjuk hanyalah terjadi ketika berdoa, tidak pada seluruh tasyahhud, sehingga apabila berdoa, dia gerakkan jari telunjuknya sebagaimana disebutkan hal itu dalam sebagian hadits; (Beliau menggerak-gerakkannya seraya berdoa dengannya).
Sisi pendalilannya adalah bahwa seorang yang berdoa hanyalah berdoa kepada Allah 'azza wa jalla dan Allah Subhanahu wa ta'ala berada di langit.
Berdasarkan firman Allah ta'ala:
《 أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ* أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِباً فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ. 》
“Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengerahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.” [Al Mulk:17]
◈ Bersabda Nabi -ﷺ-: “Tidakkah engkau percaya kepadaku sedangkan aku dipercaya oleh yang ada di langit.”
Maka Allah ta'ala ada di langit yakni pada ketinggian di atas segala sesuatu, sehingga apabila Anda berdoa kepada Allah, maka Anda mengisyaratkan ke atas.
Dan oleh karena ini telah tetap dari Nabi -ﷺ- bahwa Beliau berkhutbah di hadapan manusia ketika haji wada' dan berkata: “Ketahuilah, bukankah telah aku sampaikan?”, mereka menjawab: “Ya, kemudian Beliau mengangkat jarinya mengarah ke langit, lalu mengarah ke manusia”, seraya berkata: “Ya Allah saksikanlah sebanyak tiga kali.”
Maka hal ini menunjukkan bahwa Allah ta'ala tinggi di atas segala sesuatu dan merupakan perkara yang jelas lagi diketahui dengan fitrah, akal, pendengaran, dan ijma' (kesepakatan).
Atas dasar ini maka setiap kali anda berdoa kepada Allah, Anda gerakkan jari telunjuk seraya mengisyaratkan dengannya ke langit, dan pada selain itu Anda menjadikannya diam.
Sekarang, kami akan menyebutkan secara urut tempat-tempat doa dalam tasyahhud yaitu:
(•) Assalaamualaika Ayyuhan Nabiyyu warahmatullah wa barakatuh
(•) Assalaamu ‘Alainaa wa 'ala ibadillahish shalihin
(•) Allahumma Shalli ‘Ala Muhammad
(•) Allahumma Barik ‘Ala Muhammad wa 'ala alii Muhammad
(•) A’udzu billah Min ‘Adzaabi Jahannam Wa Min ‘Adzaabil Qobr Wa Min Fitnatil Mahyaa wal Mamaa Wa Min Fitnatil Masih ad Dajjal.
Inilah delapan tempat yang seseorang menggerakkan padanya jarinya ke arah langit dan apabila berdoa selain itu, dia juga mengangkatnya, karena kaedahnya adalah mengangkatnya setiap kali doa.
📚[Majmu' Fatawa wa Rasail Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin, jilid 13, sifat duduk tasyahhud]
❱ Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah:
“Yang sesuai dengan sunnah bagi orang yang shalat ketika tasyahhud adalah
(•) menggenggam semua jari kanannya dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya dan menggerakkannya ketika berdoa dengan gerakan yang ringan sebagai isyarat kepada tauhid,
(•) dan kalau dia mau maka bisa menggenggamkan jari kecil dan jari manis kemudian membuat lingkaran antara jempol dengan jari tengah, dan memberi isyarat dengan jari telunjuk.
… kedua cara ini telah shahih dari nabi -ﷺ-.”
📚[Maj'mu Fatawa Syeikh Bin Baz 11/185]
❱ Berkata Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad:
“Saya tidak tahu dalil yang menunjukkan bahwa seseorang menggerakkan jari telunjuk secara terus menerus, akan tetapi menggerakannya dan berdoa dengannya, yaitu: ketika melewati doa (Allahumma … Allahumma) menggerakkannya.”
📚[Jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada beliau ketika mensyarh Sunan Abi Dawud, setelah Bab fil Hadab dari Kitab Al-Libas]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/apa-hukum-menggerakkan-jari-telunjuk.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram Al-Ukhuwwah @ukhwh // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=127112
➥ #Fiqih #Ibadah #shalat #mengerak_gerakkan_jari_telunjuk
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata:
“Menggerakkan jari telunjuk hanyalah terjadi ketika berdoa, tidak pada seluruh tasyahhud, sehingga apabila berdoa, dia gerakkan jari telunjuknya sebagaimana disebutkan hal itu dalam sebagian hadits; (Beliau menggerak-gerakkannya seraya berdoa dengannya).
Sisi pendalilannya adalah bahwa seorang yang berdoa hanyalah berdoa kepada Allah 'azza wa jalla dan Allah Subhanahu wa ta'ala berada di langit.
Berdasarkan firman Allah ta'ala:
《 أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ* أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِباً فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ. 》
“Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengerahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.” [Al Mulk:17]
◈ Bersabda Nabi -ﷺ-: “Tidakkah engkau percaya kepadaku sedangkan aku dipercaya oleh yang ada di langit.”
Maka Allah ta'ala ada di langit yakni pada ketinggian di atas segala sesuatu, sehingga apabila Anda berdoa kepada Allah, maka Anda mengisyaratkan ke atas.
Dan oleh karena ini telah tetap dari Nabi -ﷺ- bahwa Beliau berkhutbah di hadapan manusia ketika haji wada' dan berkata: “Ketahuilah, bukankah telah aku sampaikan?”, mereka menjawab: “Ya, kemudian Beliau mengangkat jarinya mengarah ke langit, lalu mengarah ke manusia”, seraya berkata: “Ya Allah saksikanlah sebanyak tiga kali.”
Maka hal ini menunjukkan bahwa Allah ta'ala tinggi di atas segala sesuatu dan merupakan perkara yang jelas lagi diketahui dengan fitrah, akal, pendengaran, dan ijma' (kesepakatan).
Atas dasar ini maka setiap kali anda berdoa kepada Allah, Anda gerakkan jari telunjuk seraya mengisyaratkan dengannya ke langit, dan pada selain itu Anda menjadikannya diam.
Sekarang, kami akan menyebutkan secara urut tempat-tempat doa dalam tasyahhud yaitu:
(•) Assalaamualaika Ayyuhan Nabiyyu warahmatullah wa barakatuh
(•) Assalaamu ‘Alainaa wa 'ala ibadillahish shalihin
(•) Allahumma Shalli ‘Ala Muhammad
(•) Allahumma Barik ‘Ala Muhammad wa 'ala alii Muhammad
(•) A’udzu billah Min ‘Adzaabi Jahannam Wa Min ‘Adzaabil Qobr Wa Min Fitnatil Mahyaa wal Mamaa Wa Min Fitnatil Masih ad Dajjal.
Inilah delapan tempat yang seseorang menggerakkan padanya jarinya ke arah langit dan apabila berdoa selain itu, dia juga mengangkatnya, karena kaedahnya adalah mengangkatnya setiap kali doa.
📚[Majmu' Fatawa wa Rasail Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin, jilid 13, sifat duduk tasyahhud]
❱ Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah:
“Yang sesuai dengan sunnah bagi orang yang shalat ketika tasyahhud adalah
(•) menggenggam semua jari kanannya dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya dan menggerakkannya ketika berdoa dengan gerakan yang ringan sebagai isyarat kepada tauhid,
(•) dan kalau dia mau maka bisa menggenggamkan jari kecil dan jari manis kemudian membuat lingkaran antara jempol dengan jari tengah, dan memberi isyarat dengan jari telunjuk.
… kedua cara ini telah shahih dari nabi -ﷺ-.”
📚[Maj'mu Fatawa Syeikh Bin Baz 11/185]
❱ Berkata Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad:
“Saya tidak tahu dalil yang menunjukkan bahwa seseorang menggerakkan jari telunjuk secara terus menerus, akan tetapi menggerakannya dan berdoa dengannya, yaitu: ketika melewati doa (Allahumma … Allahumma) menggerakkannya.”
📚[Jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada beliau ketika mensyarh Sunan Abi Dawud, setelah Bab fil Hadab dari Kitab Al-Libas]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/apa-hukum-menggerakkan-jari-telunjuk.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram Al-Ukhuwwah @ukhwh // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=127112
➥ #Fiqih #Ibadah #shalat #mengerak_gerakkan_jari_telunjuk
www.alfawaaid.net
Apa Hukum Menggerakkan Jari Telunjuk Pada Tasyahhud Dari Awal Hingga Akhirnya
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
(02)
※ [5] Gerakan yang dimakruhkan adalah gerakan selain yang disebutkan di atas, yaitu hukum asal gerakan (di luar gerakan shalat), adalah dimakruhkan. Oleh karena itu, kita katakan pada orang yang bergerak sana-sini dalam shalat, gerakannya itu makruh, mengurangi kesempurnaan shalat.
Jadi jika ada yang melihat-lihat jam, menggaruk-garuk kepalanya, memegang hidungnya, menyentuh-nyentuh jenggotnya, atau semisal itu, ini asalnya hukumnya makruh. Kecuali jika gerakan tersebut terlampau banyak dan berturut-turut, maka itu bisa jadi membatalkan shalat.
📚[Majmu’ Fatawa Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin, 13/309-311]
[ السؤال ]
نرجو من فضيلتكم بيان حكم الحركة في الصلاة؟
[ الإجابة ]
الحركة في الصلاة الأصل فيها الكراهة إلا لحاجة، ومع ذلك فإنها تنقسم إلى خمسة أقسام:
- القسم الأول: حركة واجبة.
- القسم الثاني: حركة محرمة.
- القسم الثالث: حركة مكروهة.
- القسم الرابع: حركة مستحبة.
- القسم الخامس: حركة مباحة.
(-) فأما الحركة الواجبة: فهي التي تتوقف عليها صحة الصلاة، مثل أن يرى في غترته نجاسة، فيجب عليه أن يتحرك لإزالتها ويخلع غترته، وذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم أتاه جبريل وهو يصلي بالناس فأخبره أن في نعليه خبثاً فخلعها صلى الله عليه وسلم وهو في صلاته واستمر فيها، ومثل أن يخبره أحد بأنه اتجه إلى غير القبلة فيجب عليه أن يتحرك إلى القبلة.
(-) وأما الحركة المحرمة: فهي الحركة الكثيرة المتوالية لغير ضرورة؛ لأن مثل هذه الحركة تبطل الصلاة، وما يبطل الصلاة فإنه لا يحل فعله؛ لأنه من باب اتخاذ آيات الله هزواً.
(-) وأما الحركة المستحبة: فهي الحركة لفعل مستحب في الصلاة، كما لو تحرك من أجل استواء الصف، أو رأى فرجة أمامه في الصف المقدم فتقدم نحوها وهو في صلاته، أو تقلص الصف فتحرك لسد الخلل، أو ما أشبه ذلك من الحركات التي يحصل بها فعل مستحب في الصلاة؛ لأن ذلك من أجل إكمال الصلاة، ولهذا لما صلى ابن عباس رضي الله عنهما مع النبي صلى الله عليه وسلم فقام عن يساره أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم برأسه من ورائه فجعله عن يمينه.
(-) وأما الحركة المباحة: فهي اليسيرة لحاجة، أو الكثيرة للضرورة، أما اليسيرة لحاجة فمثلها فعل النبي صلى الله عليه وسلم حين كان يصلي وهو حامل أمامه بنت زينت بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو جدها من أمها فإذا قام حملها، وإذا سجد وضعها. وأما الحركة الكثيرة للضرورة:
◈ فمثل قوله تعالى: 《 حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ* فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالاً أَوْ رُكْبَاناً فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ. 》، فإن من يصلي وهو يمشي لا شك أن عمله كثير ولكنه لما كان للضرورة كان مباحاً لا يبطل الصلاة.
(-) وأما الحركة المكروهة: فهي ما عدا ذلك وهو الأصل في الحركة في الصلاة، وعلى هذا نقول لمن يتحركون في الصلاة إن عملكم مكروه، منقص لصلاتكم، وهذا مشاهد عند كل أحد فتجد الفرد يعبث بساعته، أو بقلمه، أو بغترته، أو بأنفه، أو بلحيته، أو ما أشبه ذلك، وكل ذلك من القسم المكروه إلا أن يكون كثيراً متوالياً فإنه محرم مبطل للصلاة.
📚[مجموع فتاوى ورسائل الشيخ محمد صالح العثيمين - المجلد الثالث عشر - كتاب الحركة في الصلاة]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/gerakan-dalam-shalat-ada-lima-macam.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram Al-Ukhuwwah @ukhwh
➥ #Fiqih #Ibadah #shalat #gerakan_dalam_shalat
※ [5] Gerakan yang dimakruhkan adalah gerakan selain yang disebutkan di atas, yaitu hukum asal gerakan (di luar gerakan shalat), adalah dimakruhkan. Oleh karena itu, kita katakan pada orang yang bergerak sana-sini dalam shalat, gerakannya itu makruh, mengurangi kesempurnaan shalat.
Jadi jika ada yang melihat-lihat jam, menggaruk-garuk kepalanya, memegang hidungnya, menyentuh-nyentuh jenggotnya, atau semisal itu, ini asalnya hukumnya makruh. Kecuali jika gerakan tersebut terlampau banyak dan berturut-turut, maka itu bisa jadi membatalkan shalat.
📚[Majmu’ Fatawa Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin, 13/309-311]
[ السؤال ]
نرجو من فضيلتكم بيان حكم الحركة في الصلاة؟
[ الإجابة ]
الحركة في الصلاة الأصل فيها الكراهة إلا لحاجة، ومع ذلك فإنها تنقسم إلى خمسة أقسام:
- القسم الأول: حركة واجبة.
- القسم الثاني: حركة محرمة.
- القسم الثالث: حركة مكروهة.
- القسم الرابع: حركة مستحبة.
- القسم الخامس: حركة مباحة.
(-) فأما الحركة الواجبة: فهي التي تتوقف عليها صحة الصلاة، مثل أن يرى في غترته نجاسة، فيجب عليه أن يتحرك لإزالتها ويخلع غترته، وذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم أتاه جبريل وهو يصلي بالناس فأخبره أن في نعليه خبثاً فخلعها صلى الله عليه وسلم وهو في صلاته واستمر فيها، ومثل أن يخبره أحد بأنه اتجه إلى غير القبلة فيجب عليه أن يتحرك إلى القبلة.
(-) وأما الحركة المحرمة: فهي الحركة الكثيرة المتوالية لغير ضرورة؛ لأن مثل هذه الحركة تبطل الصلاة، وما يبطل الصلاة فإنه لا يحل فعله؛ لأنه من باب اتخاذ آيات الله هزواً.
(-) وأما الحركة المستحبة: فهي الحركة لفعل مستحب في الصلاة، كما لو تحرك من أجل استواء الصف، أو رأى فرجة أمامه في الصف المقدم فتقدم نحوها وهو في صلاته، أو تقلص الصف فتحرك لسد الخلل، أو ما أشبه ذلك من الحركات التي يحصل بها فعل مستحب في الصلاة؛ لأن ذلك من أجل إكمال الصلاة، ولهذا لما صلى ابن عباس رضي الله عنهما مع النبي صلى الله عليه وسلم فقام عن يساره أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم برأسه من ورائه فجعله عن يمينه.
(-) وأما الحركة المباحة: فهي اليسيرة لحاجة، أو الكثيرة للضرورة، أما اليسيرة لحاجة فمثلها فعل النبي صلى الله عليه وسلم حين كان يصلي وهو حامل أمامه بنت زينت بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو جدها من أمها فإذا قام حملها، وإذا سجد وضعها. وأما الحركة الكثيرة للضرورة:
◈ فمثل قوله تعالى: 《 حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ* فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالاً أَوْ رُكْبَاناً فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ. 》، فإن من يصلي وهو يمشي لا شك أن عمله كثير ولكنه لما كان للضرورة كان مباحاً لا يبطل الصلاة.
(-) وأما الحركة المكروهة: فهي ما عدا ذلك وهو الأصل في الحركة في الصلاة، وعلى هذا نقول لمن يتحركون في الصلاة إن عملكم مكروه، منقص لصلاتكم، وهذا مشاهد عند كل أحد فتجد الفرد يعبث بساعته، أو بقلمه، أو بغترته، أو بأنفه، أو بلحيته، أو ما أشبه ذلك، وكل ذلك من القسم المكروه إلا أن يكون كثيراً متوالياً فإنه محرم مبطل للصلاة.
📚[مجموع فتاوى ورسائل الشيخ محمد صالح العثيمين - المجلد الثالث عشر - كتاب الحركة في الصلاة]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/gerakan-dalam-shalat-ada-lima-macam.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram Al-Ukhuwwah @ukhwh
➥ #Fiqih #Ibadah #shalat #gerakan_dalam_shalat
www.alfawaaid.net
Gerakan Dalam Shalat Ada Lima Macam
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇BID’AH & KEMUNGKARAN PADA HARI ‘ASYURA
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim alu asy-Syaikh rahimahullah berkata,
■ “Semua yang disebutkan tentang amalan-amalan para hari ‘Asyura selain puasa, maka itu tidak ada asalnya (dalam syari'at) bahkan itu adalah bid’ah. Seperti bercelak untuk kedua mata. Demikian juga hadits-hadits yang disebutkan seperti memberikan keluasan untuk keluarga, maka itu batil tidak ada yang shahih.
Pada hari ‘Asyura ini ada dua kelompok yang saling bertolak belakang:
(•) Rafidhah, mereka menjadikan hari ‘Asyura dan hari sebelumnya sebagai hari berkabung.
(•) Nawashib, mereka menjadikannya sebagai hari Raya, yang disebut sebagai Idul ‘Umur.
▸ Adapun Ahlus Sunnah, maka tidak memandang seperti kelompok pertama maupun kelompok kedua, dan tidak mengkhususkan hari tersebut kecuali dengan ibadah puasa.”
📚[Syarh Kitab Adabul Masyi ila ash-Shalat]
* * *
❱ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
“Sebagaimana disebutkan tentang keutamaan-keutamaan 'Asyura:
(•) memberikan keluasan untuk keluarga,
(•) keutamaan berjabat tangan,
(•) keutamaan inai (pacar)
(•) keutamaan bersemir
(•) keutamaan mandi, dan semisal itu
(•) serta apa yang disebutkan tentang keutamaan shalat pada hari tersebut
▸ Maka semua itu adalah dusta atas nama Rasulullah -ﷺ-. Tidak ada satu pun dalil yang sah terkait dengan keutamaan ‘Asyura kecuali keutamaan puasa pada hari tersebut.
◈ Harb al-Kirmani mengatakan, “Hadits yang diriwayatkan bahwa barangsiapa yang melapangkan untuk keluarganya pada Hari 'Asyura, akan Allah luaskan untuknya sepanjang tahun.
Al-Imam Ahmad menjawab, "Hadits tersebut tidak ada asalnya.”
📚[Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah]
* * *
❱ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga berkata,
“Adapun yang diriwayatkan tentang
(•) bercelak pada hari 'Asyura, atau
(•) semir, atau
(•) mandi, atau
(•) berjabat tangan, atau
(•) mengusap kepala anak yatim, atau
(•) memakan biji-bijian, atau
(•) menyembelih, atau semisalnya
Maka itu semua dusta atas nama Nabi -ﷺ-. yang seperti itu adalah bid'ah, tidak satupun disukai oleh para imam dalam agama.
Adapun yang dilakukan oleh Ahlul Bid'ah (yakni Rafidhah, pen) yaitu Niyahah (meratapi kematian), memanggil-manggil orang yang sudah mati, perkumpulan-perkumpulan acara, mencela shahabat, itu semua juga di antara bid'ah dan kemungkaran yang terbesar. Dan semua bid'ah itu sesat. Meskipun sebagian bid'ah dan kemunkaran itu lebih berat daripada yang lainnya.”
📚[Al-Fatawa al-Kubra 5/479]
Url: http://www.alfawaaid.net/2016/10/artikel-bidah-kemungkaran-pada-hari.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #Ibadah #muharram #bid_ah #dihari_asyura
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim alu asy-Syaikh rahimahullah berkata,
■ “Semua yang disebutkan tentang amalan-amalan para hari ‘Asyura selain puasa, maka itu tidak ada asalnya (dalam syari'at) bahkan itu adalah bid’ah. Seperti bercelak untuk kedua mata. Demikian juga hadits-hadits yang disebutkan seperti memberikan keluasan untuk keluarga, maka itu batil tidak ada yang shahih.
Pada hari ‘Asyura ini ada dua kelompok yang saling bertolak belakang:
(•) Rafidhah, mereka menjadikan hari ‘Asyura dan hari sebelumnya sebagai hari berkabung.
(•) Nawashib, mereka menjadikannya sebagai hari Raya, yang disebut sebagai Idul ‘Umur.
▸ Adapun Ahlus Sunnah, maka tidak memandang seperti kelompok pertama maupun kelompok kedua, dan tidak mengkhususkan hari tersebut kecuali dengan ibadah puasa.”
📚[Syarh Kitab Adabul Masyi ila ash-Shalat]
* * *
❱ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
“Sebagaimana disebutkan tentang keutamaan-keutamaan 'Asyura:
(•) memberikan keluasan untuk keluarga,
(•) keutamaan berjabat tangan,
(•) keutamaan inai (pacar)
(•) keutamaan bersemir
(•) keutamaan mandi, dan semisal itu
(•) serta apa yang disebutkan tentang keutamaan shalat pada hari tersebut
▸ Maka semua itu adalah dusta atas nama Rasulullah -ﷺ-. Tidak ada satu pun dalil yang sah terkait dengan keutamaan ‘Asyura kecuali keutamaan puasa pada hari tersebut.
◈ Harb al-Kirmani mengatakan, “Hadits yang diriwayatkan bahwa barangsiapa yang melapangkan untuk keluarganya pada Hari 'Asyura, akan Allah luaskan untuknya sepanjang tahun.
Al-Imam Ahmad menjawab, "Hadits tersebut tidak ada asalnya.”
📚[Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah]
* * *
❱ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga berkata,
“Adapun yang diriwayatkan tentang
(•) bercelak pada hari 'Asyura, atau
(•) semir, atau
(•) mandi, atau
(•) berjabat tangan, atau
(•) mengusap kepala anak yatim, atau
(•) memakan biji-bijian, atau
(•) menyembelih, atau semisalnya
Maka itu semua dusta atas nama Nabi -ﷺ-. yang seperti itu adalah bid'ah, tidak satupun disukai oleh para imam dalam agama.
Adapun yang dilakukan oleh Ahlul Bid'ah (yakni Rafidhah, pen) yaitu Niyahah (meratapi kematian), memanggil-manggil orang yang sudah mati, perkumpulan-perkumpulan acara, mencela shahabat, itu semua juga di antara bid'ah dan kemungkaran yang terbesar. Dan semua bid'ah itu sesat. Meskipun sebagian bid'ah dan kemunkaran itu lebih berat daripada yang lainnya.”
📚[Al-Fatawa al-Kubra 5/479]
Url: http://www.alfawaaid.net/2016/10/artikel-bidah-kemungkaran-pada-hari.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #Ibadah #muharram #bid_ah #dihari_asyura
www.alfawaaid.net
Bid’ah & Kemungkaran Pada Hari ‘asyura
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇PUASA (SHAUM) ‘ASYURA ... KAPAN? TANGGAL 10 AL-MUHARRAM SAJA, ATAU 9 & 10 AL-MUHARRAM ATAU 9, 10 & 11 AL-MUHARRAM??
❱ Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
“Rasulullah -ﷺ- mensyari’atkan kepada kita untuk bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.
※ Bershaum pada hari ke-9 dan ke-10, ini yang paling utama.
▸ Kalau bershaum pada hari ke-10 dan 11 maka itu sudah mencukupi, karena (dengan cara itu sudah) menyelisihi Yahudi.
▸ Kalau bershaum semuanya bersama hari ke-10 (yaitu 9, 10, dan 11) maka tidak mengapa. Berdasarkan sebagian riwayat, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”
▸ Adapun bershaum pada hari ke-10 saja maka makruh.”
📚[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah XV/403, fatwa no. 158]
(✔️) Jadi, yang paling utama adalah shaum hari ke-9 dan ke-10. Namun, para ‘ulama lainnya ada yang berpendapat bahwa yang paling utama adalah bershaum tiga hari, yaitu 9, 10, dan 11 Muharram. Ini merupakan pendapat Ibnul Qayyim (dalam Zadul Ma’ad II/76), dan al-Hafizh (dalam Fathul Bari).
❱ Pendapat ini dikuatkan pula oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah
[ Beliau berkata ]
“Shaum ‘Asyura memiliki empat tingkatan:
(➊) Tingkat Pertama
※ bershaum pada tanggal 9, 10, dan 11. Ini merupakan tingkatan tertinggi. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad: “Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Selisihilah kaum Yahudi.” Dan karena seorang jika ia bershaum (pada) 3 hari (tersebut), maka ia sekaligus memperoleh keutamaan shaum 3 hari setiap bulan.
(➋) Tingkat Kedua
※ bershaum pada tanggal 9 dan 10. Berdasarkan sabda Nabi -ﷺ-: “Kalau saya hidup sampai tahun depan, niscaya aku bershaum pada hari ke-9.” Ini beliau ucapkan ketika disampaikan kepada beliau bahwa kaum Yahudi juga bershaum pada hari ke-10, dan beliau suka untuk berbeda dengan kaum Yahudi, bahkan dengan semua orang kafir.
(➌) Tingkat Ketiga
※ bershaum pada tanggal 10 dan 11.
(➍) Tingkat Keempat
※ bershaum pada tanggal 10 saja. Di antara ‘ulama ada yang berpendapat hukumnya mubah, namun ada juga yang berpendapat hukumnya makruh.
▸ Yang berpendapat hukumnya mubah berdalil dengan keumuman sabda Nabi -ﷺ- ketika beliau ditanya tentang shaum ‘Asyura, maka beliau menjawab, “Saya berharap kepada Allah bahwa shaum tersebut menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” Beliau tidak menyebutkan hari ke-9.
▸ Sementara yang berpendapat hukumnya makruh berdalil dengan sabda Nabi -ﷺ-, “Selisihilah kaum Yahudi. Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” Dalam lafazh lain, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.” Sabda beliau ini berkonsekuensi wajibnya menambahkan satu hari dalam rangka menyelisihi (kaum Yahudi), atau minimalnya menunjukkan makruh menyendirikan shaum pada hari itu (hari ke-10) saja. Pendapat yang menyatakan makruh menyendirikan shaum pada hari itu saja merupakan pendapat yang kuat.”
📚[Liqaat Babil Maftuh]
* * *
❱ Sementara itu, ketika Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta ditanya, apakah boleh melaksanakan shaum ‘Asyura satu hari saja?
[ Maka lembaga tersebut menjawab ]
Boleh melaksanakan shaum hari ‘Asyura satu hari saja. Namun yang afdhal (lebih utama) adalah bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Ini merupakan sunnah yang pasti dari Nabi -ﷺ- berdasarkan sabda beliau: “Kalau saya masih hidup hingga tahun depan, niscaya aku akan bershaum pada hari ke-9.” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, “Yakni bersama hari ke-10.”
Wabillahit Taufiq. Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa Shahbihi wa Sallam.
Ketua: ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz
📚[Dari Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil 'Ilmiyyah wal Ifta' X/401, fatwa no. 13.700]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/puasa-shaum-asyura-kapan-tanggal-10-al.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #Ibadah #al_muharram #puasa #asyura
❱ Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
“Rasulullah -ﷺ- mensyari’atkan kepada kita untuk bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.
※ Bershaum pada hari ke-9 dan ke-10, ini yang paling utama.
▸ Kalau bershaum pada hari ke-10 dan 11 maka itu sudah mencukupi, karena (dengan cara itu sudah) menyelisihi Yahudi.
▸ Kalau bershaum semuanya bersama hari ke-10 (yaitu 9, 10, dan 11) maka tidak mengapa. Berdasarkan sebagian riwayat, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”
▸ Adapun bershaum pada hari ke-10 saja maka makruh.”
📚[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah XV/403, fatwa no. 158]
(✔️) Jadi, yang paling utama adalah shaum hari ke-9 dan ke-10. Namun, para ‘ulama lainnya ada yang berpendapat bahwa yang paling utama adalah bershaum tiga hari, yaitu 9, 10, dan 11 Muharram. Ini merupakan pendapat Ibnul Qayyim (dalam Zadul Ma’ad II/76), dan al-Hafizh (dalam Fathul Bari).
❱ Pendapat ini dikuatkan pula oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah
[ Beliau berkata ]
“Shaum ‘Asyura memiliki empat tingkatan:
(➊) Tingkat Pertama
※ bershaum pada tanggal 9, 10, dan 11. Ini merupakan tingkatan tertinggi. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad: “Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Selisihilah kaum Yahudi.” Dan karena seorang jika ia bershaum (pada) 3 hari (tersebut), maka ia sekaligus memperoleh keutamaan shaum 3 hari setiap bulan.
(➋) Tingkat Kedua
※ bershaum pada tanggal 9 dan 10. Berdasarkan sabda Nabi -ﷺ-: “Kalau saya hidup sampai tahun depan, niscaya aku bershaum pada hari ke-9.” Ini beliau ucapkan ketika disampaikan kepada beliau bahwa kaum Yahudi juga bershaum pada hari ke-10, dan beliau suka untuk berbeda dengan kaum Yahudi, bahkan dengan semua orang kafir.
(➌) Tingkat Ketiga
※ bershaum pada tanggal 10 dan 11.
(➍) Tingkat Keempat
※ bershaum pada tanggal 10 saja. Di antara ‘ulama ada yang berpendapat hukumnya mubah, namun ada juga yang berpendapat hukumnya makruh.
▸ Yang berpendapat hukumnya mubah berdalil dengan keumuman sabda Nabi -ﷺ- ketika beliau ditanya tentang shaum ‘Asyura, maka beliau menjawab, “Saya berharap kepada Allah bahwa shaum tersebut menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” Beliau tidak menyebutkan hari ke-9.
▸ Sementara yang berpendapat hukumnya makruh berdalil dengan sabda Nabi -ﷺ-, “Selisihilah kaum Yahudi. Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” Dalam lafazh lain, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.” Sabda beliau ini berkonsekuensi wajibnya menambahkan satu hari dalam rangka menyelisihi (kaum Yahudi), atau minimalnya menunjukkan makruh menyendirikan shaum pada hari itu (hari ke-10) saja. Pendapat yang menyatakan makruh menyendirikan shaum pada hari itu saja merupakan pendapat yang kuat.”
📚[Liqaat Babil Maftuh]
* * *
❱ Sementara itu, ketika Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta ditanya, apakah boleh melaksanakan shaum ‘Asyura satu hari saja?
[ Maka lembaga tersebut menjawab ]
Boleh melaksanakan shaum hari ‘Asyura satu hari saja. Namun yang afdhal (lebih utama) adalah bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Ini merupakan sunnah yang pasti dari Nabi -ﷺ- berdasarkan sabda beliau: “Kalau saya masih hidup hingga tahun depan, niscaya aku akan bershaum pada hari ke-9.” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, “Yakni bersama hari ke-10.”
Wabillahit Taufiq. Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa Shahbihi wa Sallam.
Ketua: ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz
📚[Dari Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil 'Ilmiyyah wal Ifta' X/401, fatwa no. 13.700]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/puasa-shaum-asyura-kapan-tanggal-10-al.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #Ibadah #al_muharram #puasa #asyura
www.alfawaaid.net
Puasa (shaum) ‘Asyura ... Kapan? Tanggal 10 al-Muharram Saja, Atau 9 & 10 al-Muharram Atau 9, 10 & 11 al-Muharram??
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇TIDAK MAKRUH PUASA PADA TANGGAL 10 Al-MUHARRAM SAJA
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
الراجح أنه لا يكره إفراد عاشوراء بالصيام.
“Pendapat yang rajih (yang paling kuat) adalah bahwasanya berpuasa hanya pada hari Asyura' (tanggal 10 al-Muharram) tidak makruh hukumnya.”
📚[Asy-Syarhul Mumti’, jilid 6 hlm. 479]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: https://twitter.com/alsunna_way/status/913293394255867905
➥ #Fiqih #Ibadah #al_muharram #puasa #asyura
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
الراجح أنه لا يكره إفراد عاشوراء بالصيام.
“Pendapat yang rajih (yang paling kuat) adalah bahwasanya berpuasa hanya pada hari Asyura' (tanggal 10 al-Muharram) tidak makruh hukumnya.”
📚[Asy-Syarhul Mumti’, jilid 6 hlm. 479]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: https://twitter.com/alsunna_way/status/913293394255867905
➥ #Fiqih #Ibadah #al_muharram #puasa #asyura
Twitter
كبار علماء أهل السنة
قال الشيخ ابن عثيمين - رحمه الله تعالى : . الراجح أنه لا يكره إفراد #عاشوراء بالصيام . . 📚الشرح الممتع : ٦/٤٦٩
🚇NIAT TEMPATNYA DI HATI, TIDAK DISYARIATKAN MELAFADZKANNYA
❒ Tidak ada dalil yang shahih dari ucapan atau perbuatan Nabi maupun para Sahabatnya yang menunjukkan bahwa sebelum melakukan wudhu, sholat, puasa melafadzkan niat terlebih dahulu.
(•) Seperti Ucapan: “Usholli...” atau “Nawaitu...” dan semisalnya.
•• Di antara Dalil yang Menunjukkan ini adalah Hadits:
{ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغْ الْوُضُوءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ }
“Jika Engkau akan Melakukan Sholat maka sempurnakanlah berwudlu kemudian menghadaplah kiblat kemudian bertakbirlah.” [HR al-Bukhari dan Muslim]
•• Dalam Lafadz yang lain Beliau Bersabda:
{ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ }
“Jika engkau berdiri untuk melakukan sholat maka bertakbirlah…” [HR Bukhari-Muslim]
(( ※ )) Jelas Sekali dalam hadits-hadits tersebut Nabi [ﷺ] Tidak menyuruh seseorang untuk mengucapkan niat sebelum bertakbir dalam sholat.
📚[Dikutip dari Buku 40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM, Syarh Arbain an-Nawawiyah]
✍️Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @Sifat_Sholat_Nabi
#Fiqih #Ramadhan #puasa #shalat #niat
❒ Tidak ada dalil yang shahih dari ucapan atau perbuatan Nabi maupun para Sahabatnya yang menunjukkan bahwa sebelum melakukan wudhu, sholat, puasa melafadzkan niat terlebih dahulu.
(•) Seperti Ucapan: “Usholli...” atau “Nawaitu...” dan semisalnya.
•• Di antara Dalil yang Menunjukkan ini adalah Hadits:
{ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغْ الْوُضُوءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ }
“Jika Engkau akan Melakukan Sholat maka sempurnakanlah berwudlu kemudian menghadaplah kiblat kemudian bertakbirlah.” [HR al-Bukhari dan Muslim]
•• Dalam Lafadz yang lain Beliau Bersabda:
{ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ }
“Jika engkau berdiri untuk melakukan sholat maka bertakbirlah…” [HR Bukhari-Muslim]
(( ※ )) Jelas Sekali dalam hadits-hadits tersebut Nabi [ﷺ] Tidak menyuruh seseorang untuk mengucapkan niat sebelum bertakbir dalam sholat.
📚[Dikutip dari Buku 40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM, Syarh Arbain an-Nawawiyah]
✍️Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @Sifat_Sholat_Nabi
#Fiqih #Ramadhan #puasa #shalat #niat
🚇AIR MASUK KE PERUT KETIKA BERWUDHU, MEMBATALKAN PUASA?
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah
[ Pertanyaan ]
Jika seseorang berkumur-kumur atau istinsyaq (mengisap air ke hidung, -pen.), air masuk ke dalam perutnya apakah hal ini membatalkan puasanya?
[ Jawaban ]
❒ Jika seseorang berkumur-kumur atau istinsyaq dan air masuk ke dalam perutnya, tidaklah hal ini membatalkan puasanya, karena dia tidaklah bersengaja dalam melakukan hal tersebut.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya): “Dan tidak ada dosa bagi kalian dalam perkara yang kalian khilaf padanya akan tetapi (yang ada dosanya) adalah yang disengaja oleh hati kalian.” [Al Ahzab : 5]
📚[Fatawa Arkanul Islam]
[ س426 ]
إذا تمضمض الصائم، أو استنشق فدخل الماء إلى جوفه هل يفطر بذلك؟
[ الجواب ]
{ إذا تمضمض الصائم، أو أستنشق فدخل الماء إلي جوفه لم يفطر؛ لأنه لم يتعمد ذلك، وقد قال الله تعالى ... { وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ } [الأحزاب: 5] }
📚[فتاوى أركان الإسلام]
✍️Alih bahasa : Al-Ustadz Abu Khuzaimah al-Fadanji hafizhahullah
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @SilsilatusSholihin
#Fiqih #Ramadhan #puasa #wudhu
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah
[ Pertanyaan ]
Jika seseorang berkumur-kumur atau istinsyaq (mengisap air ke hidung, -pen.), air masuk ke dalam perutnya apakah hal ini membatalkan puasanya?
[ Jawaban ]
❒ Jika seseorang berkumur-kumur atau istinsyaq dan air masuk ke dalam perutnya, tidaklah hal ini membatalkan puasanya, karena dia tidaklah bersengaja dalam melakukan hal tersebut.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya): “Dan tidak ada dosa bagi kalian dalam perkara yang kalian khilaf padanya akan tetapi (yang ada dosanya) adalah yang disengaja oleh hati kalian.” [Al Ahzab : 5]
📚[Fatawa Arkanul Islam]
[ س426 ]
إذا تمضمض الصائم، أو استنشق فدخل الماء إلى جوفه هل يفطر بذلك؟
[ الجواب ]
{ إذا تمضمض الصائم، أو أستنشق فدخل الماء إلي جوفه لم يفطر؛ لأنه لم يتعمد ذلك، وقد قال الله تعالى ... { وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ } [الأحزاب: 5] }
📚[فتاوى أركان الإسلام]
✍️Alih bahasa : Al-Ustadz Abu Khuzaimah al-Fadanji hafizhahullah
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @SilsilatusSholihin
#Fiqih #Ramadhan #puasa #wudhu