II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
5.77K subscribers
3.24K photos
197 videos
54 files
3.92K links
•✦• Jalinkan Ukhuwah dengan bimbingan Kitab & Sunnah di atas pemahaman Salaf •✦•
Download Telegram
🌍Hukum Memanfaatkan Harta Ayah yang Bersumber dari Penghasilan yang Haram?

Pertanyaan:
Wahai Fadhilatusy Syaikh, ada seseorang yang mengetahui bahwa sumber penghasilan ayahnya adalah dari yang haram. Apakah boleh baginya memakan makanan (dari) ayahnya? Jika ia tidak memakan makanan (dari) ayahnya, apakah hal itu termasuk sikap durhaka (pada orangtua)?

Jawaban Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah:

💡Seseorang yang mengetahui bahwa harta ayahnya haram, jika secara dzatnya haram, misalkan ia mengetahui bahwa ayahnya mencuri harta ini dari seseorang, maka ia tidak boleh memakannya. Jika engkau mengetahui bahwa ayahmu mencuri seekor kambing kemudian menyembelihnya, janganlah memakan (daging kambing tersebut). Jangan didatangi undangannya.

🔽Adapun jika keharaman itu berasal dari penghasilannya,
seperti jika dia (bermuamalah) riba, menipu, atau yang semisal itu, maka makanlah. 👉🏼Dosanya untuk dia (ayahmu).

☝🏽Dalilnya adalah bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam memakan harta dari Yahudi padahal mereka sudah dikenal luas suka mengambil riba dan memakan (harta) yang haram.

Seorang wanita Yahudi menghadiahkan seekor kambing di Khaibar, yang telah diberi racun untuk membuat beliau meninggal, akan tetapi Allah menjaga beliau dari hal itu, hingga waktu yang ditentukan.

Ada seorang Yahudi yang mengundang beliau untuk makan roti gandum dan lemak cair yg sudah berubah baunya, Nabi mendatangi undangan dan makan. Beliau juga membeli makanan dari orang Yahudi untuk keluarga beliau, dan dimakan oleh beliau dan keluarganya.

👉🏼Maka hendaknya dia makan (makanan dari ayahnya itu), sedangkan dosanya untuk ayahnya

💺(Liqoo' al-Baab al-Maftuuh (13/188))

🇸🇦Teks Asli

السؤال : رجلٌ علم أن مصدر أموال أبيه من الحرام، فهل يأكل من طعام أبيه؟ وإذا لم يأكل من طعام أبيه فهل يكون ذلك من العقوق ؟

فأجاب رحمه الله : "الرجل الذي علم أن مال أبيه من الحرام إن كان حراماً بعينه، بمعنى: أنه يعلم أن أباه سرق هذا المال من شخص فلا يجوز أن يأكله، لو علمت أن أباك سرق هذه الشاة وذبحها فلا تأكل، ولا تُجِبْ دعوته ، أما إذا كان الحرام من كسبه يعني: أنه هو يرابي أو يعامل بالغش أو ما يشابه ذلك ، فكل ، والإثم عليه هو .

، ودليل هذا: أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أكل من مال اليهود وهم معروفون بأخذ الربا وأكل السحت، أهدت إليه يهودية شاةً في خيبر مسمومة ليموت ، ولكن الله عصمه من ذلك إلى أجلٍ مسمى . ودعاه يهودي إلى خبز شعير وإهالة سنخة (أي : دهن متغير الرائحة) فأجابه وأكل ، واشترى من يهودي طعاماً لأهله وأكله هو وأهله ، فليأكل والإثم على والده " "لقاء الباب المفتوح" (188/13) .

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman


📂WA al-I'tishom

🕋•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•🕋
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
http://bit.ly/ukhuwahsalaf

#fawaaid #memanfaatkan_harta #halal_haram
🚇HEWAN YANG HARAM DIMAKAN TAPI TIDAK MEMILIKI DARAH HUKUMNYA ADALAH SUCI (TIDAK NAJIS)

❱ Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah:

■ Bahwa belalang bangkainya adalah halal. Jika (kematian belalang) ini terjadi dengan dengan upaya manusia maka yang demikian tidak diragukan, semisal apabila dia memanggang belalang itu atau mencelupkannya (merebusnya) di air yang mendidih karena api, ini jelas bahwa itu halal karena dari perbuatan seorang hamba.

[ Tapi seandainya kita mendapati belalang yang sudah jadi bangkai di permukaan tanah apakah itu halal atau tidak? ]

Halal, kecuali jika kita mengetahui bahwa belalang itu mati dan mengandung racun, yakni (seperti misalnya) disemprotkan padanya cairan pemusnah lalu ia mati, maka kita katakan: “Jangan anda memakannya”, karena dia mengandung bahaya, sementara agama Islam kaedahnya “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain”.

[ Kalau ada yang mengatakan ]

Apa hikmah (alasan) bangkainya halal sedangkan ia itu adalah hewan darat yang hidup di daratan?

[ Para ulama mengatakan ]

Alasannya adalah, karena ia tidak memiliki darah, sedangkan dasar pengharaman bangkai adalah tertahannya darah dalam tubuhnya, karena itulah kalau darahnya dialirkan lalu ia mati jadilah ia halal. Dan belalang itu tidak memiliki darah, karena itulah bangkainya jadi halal, apabila ada hewan yang haram dimakan karena sifat menjijikkannya dan ia tidak memiliki darah maka ia SUCI (tidak najis), dan dalam kisah lalat kalian telah mengetahuinya bahwa ar-Rasul -ﷺ- memerintahkan jika ada lalat yang jatuh pada minuman salah seorang dari kita agar kita menenggelamkannya, dan ia akan mati jika minumannya panas.

[ Bagaimanapun keadaannya, apa alasan bangkai belalang itu halal? ]

Karena ia tidak memiliki darah, sedangkan alasan diharamkannya bangkai adalah tertahannya darah dalam tubuhnya, dalilnya apabila darah ini dialirkan maka ia jadi halal.

[ Aku katakan untuk yang kedua kali ]

Apabila hewan itu termasuk hewan yang haram dimakan dan tidak memiliki darah, jadi apa hukumnya? SUCI.

📚[Fathu Dzil Jalali Wal Ikram bi syarh Bulughil maram, hal 104-105]

₪ Dari Channel Telegram @alistifadah // Alih Bahasa: Abu Salim ibnu Shalih Al Jawy

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://t.me/ukhuwahsalaf

#Fiqh #halal #haram #hewan #tidak_memiliki_darah #bangkai #suci #belalang #lalat
🚇APAKAH KULIT BANGKAI NAJIS?

❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah:

[ Pertanyaan ]

Apakah kulit bangkai najis?

[ Jawaban ]

■ Ini memiliki perincian:
△ Jika bangkai itu suci, maka kulitnya suci
△ Jika bangkai itu najis, maka kulitnya najis

● Diantara contoh bangkai yang suci adalah ikan, berdasarkan Firman Allah Ta'ala:

{ اُحِلَّ لَـكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهٗ مَتَاعًا لَّـكُمْ }

︴“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu ...” [Al-Maidah: 96]

[↑] Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata tentang maksud ‘shaidahu’ (binatang buruan laut) adalah apa yang diperoleh dalam kondisi hidup dan ‘tha'amuhu’ adalah apa yang diperoleh dalam kondisi mati.

● Adapun hewan yang najis karena kematian (bukan penyembelihan), maka kulitnya najis dengan kematiannya sebab hal ini termasuk pada keumuman bangkai, sehingga termasuk dalam keumuman Firman Allah Ta'ala:

{ اِلَّاۤ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ } [الأنعام: 145]

︴“Kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor ...” [Al-An'am: 145]

[↑] makna 'rijs adalah najis.

◈ Jika ada yang berkata:

“Sesungguhnya bangkai haram.”

[↑] Maka suatu yang haram tidak mesti najis seperti racun haram, namun tidak najis. Jadi, kami katakan kaidah ini benar.

[↑] Hanya saja kami akan menjawab tentang pertanyaan ini bahwasannya Allah Ta'ala menyebutkan sebab ketika berfirman:

{ قُل لَّاۤ اَجِدُ فِيْ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗۤ اِلَّاۤ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْس } [الأنعام: 145]

︴Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -karena sesungguhnya semua itu kotor-.” [Al-An'am: 145]

[↑] Firman Allah Ta'ala ini jelas menunjukkan kenajisan. Dengan demikian bangkai najis dan kulitnya najis.

📚[Majmu' Fatawa wa Rasail]

[ س ]

هل جلد الميتة نجس؟

[ ج ]

■ هذا فيه تفصيل:
△ إن كانت الميتة طاهرة، فإن جلدها طاهر،
△ وإن كانت نجسة، فجلدها نجس،

● ومن أمثلة الميتة الطاهرة: السمك، لقوله تعالى:

︴ { أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعاً لَكُمْ }

[↑] قال ابن عباس رضي الله عنهما صيده: ما أُخذ حيّاً. وطعامه ما أُخذَ ميتاً.

● اما الذي ينجس بالموت، فإن جلده ينجس به -يعني ينجس بالموت- لأنه داخل في عموم الميتة فيكون داخلاً في قوله تعالى:

︴ { اِلَّاۤ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْس }

[↑] يعني نجساً.

◈ فإن قال قائل:

{ إن الميتة حرام، }

[↑] ولا يلزم من التحريم النجاسة، فهذا السم حرام وليس بنجس.

[↑] قلنا هذه قاعدة صحيحة، إلا إننا نجيب عن ذلك بأن الله علَّل لما قال:

︴ {قُلْ لا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّماً عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَماً مَسْفُوحاً أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ}

[↑] فهذا واضح أنه نجس، إذن الميتة نجسة وجلدها نجس.

📚[مجموع فتاوى و رسائل الشيخ محمد صالح العثيمين المجلد الحادي عشر - باب الآنية.]

₪ Dari Channel Telegram al-Ukhuwwah @ukhwh

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://t.me/ukhuwahsalaf

#Fiqh #halal #haram #kulit #bangkai #suci #najis
🚇MENGHARAMKAN YANG HALAL SAMA DOSANYA DENGAN MENGHALALKAN YANG HARAM

❱ Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata:

{ مُحرِّم الحلال كمستحِل الحرام. }

■ “Orang yang mengharamkan sesuatu yang halal seperti orang yang menghalalkan sesuatu yang haram.”

📚[Shahih, diriwayatkan dalam Thabaqat Ibnu Sa’ad, jilid 6 hlm. 181]

••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net

₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: https://twitter.com/Arafatbinhassan/status/883089267647545346

#Fiqh #halal #haram