II Ukhuwah Salafiyyah ๐Ÿ‡ฒ๐Ÿ‡พ II
5.71K subscribers
3.24K photos
197 videos
54 files
3.92K links
โ€ขโœฆโ€ข Jalinkan Ukhuwah dengan bimbingan Kitab & Sunnah di atas pemahaman Salaf โ€ขโœฆโ€ข
Download Telegram
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 1โƒฃ


๐Ÿ’บMembuang hajat adalah perkara yang biasa kita lakukan setiap harinya. โ•Namun, sangat disayangkan, banyak di antara kita yang tidak mengetahui adab-adab yang dituntunkan di dalamnya. Padahal syariat agama kita yang sempurna telah mengajarkan permasalahan ini.

โŒ›๏ธPernah kaum musyrikin berkata kepada ๐Ÿ‘‰Salman al-Farisi radhiyallahu โ€˜anhu, โ€œNabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampaipun perkara adab buang hajat.โ€โ˜‘๏ธ

Salman menjawab, โ€œYa, beliau mengajarkan kami adab buang hajat.โ€ ๐Ÿ“˜(HR. Muslim no. 262)

 

๐Ÿ’ฆDoa Sebelum Buang Hajat๐Ÿ’ฆ

๐ŸšฆPerkara awal yang perlu diperhatikan dari Sunnah Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam dalam masalah ini adalah ketika seseorang akan masuk ke tempat buang hajat (WC, toilet, dan semisalnya) hendaknya ia mengucapkan doa,๐Ÿ”ฝ

ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูŽุนููˆู’ุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูุจูุซู ูˆูŽุงู„ู’ุฎูŽุจูŽุงุฆูุซู

โ€œYa Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.โ€ ๐Ÿ“š(HR. al-Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375)

๐Ÿ”ฌKarena WC, toilet, dan semisalnya merupakan tempat kotor yang dihuni oleh setan maka โ˜๏ธsepantasnya seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wa taโ€™ala agar ia tidak ditimpa oleh kejelekan makhluk tersebut. ๐Ÿ“–(asy-Syarhul Mumtiโ€™, 1/83)

โœ”๏ธMembaca doa ini merupakan adab yang disepakati istihbab (sunnah)-nya, dan tidak ada perbezaan dalam hal ini antara buang hajat di tempat yang berupa bangunan ataupun di padang pasir.
๐Ÿ“’(Syarah Shahih Muslim, 4/71)

๐Ÿ“Sementara itu, apabila di padang pasir (tempat yang terbuka), doa ini dibaca tatkala hendak ditunaikannya hajat, seperti ketika seseorang menyingkap pakaiannya. ๐Ÿ‘Ini merupakan pendapat jumhur ulama.

โœ”๏ธMereka juga mengatakan, kalau seseorang lupa membaca doa ini maka ia membacanya dalam hati.
๐Ÿ“ฌ(Fathul Bari, 1/307)


http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

โœ๏ธ___๐Ÿ“— ๐Ÿ“˜ ๐Ÿ“™
Edisi: ๐Ÿ“‚ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ [-MUS-]
๐Ÿ“ฎKlik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โ“‚๏ธ #Fawaid #buang_hajat #bagian_satu
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 2โƒฃ

*Langkah Kaki Ketika Masuk dan Keluar WC*


โœ__Telah diketahui bahwasanya Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam menyenangi mendahulukan bagian yang kanan dalam seluruh keadaan beliau.
๐Ÿ“˜(HR. al-Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268)

โ˜๐ŸผHadits di atas menunjukkan keumuman. Namun, *khusus*pada keadaan-keadaan tertentu dimulai dengan yang kiri, seperti apabila beliau masuk WC, keluar dari masjid, dan yang semisalnya. Demikian dinyatakan oleh Ibnu Daqiqil โ€˜Ied.
๐Ÿ“™(Syarah โ€˜Umdatil Ahkam, 1/44)

โœ…Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, โ†˜

" *Merupakan kaidah yang berkesinambungan dalam syariat di mana tangan/kaki kanan didahulukan dalam melakukan perkara yang mulia, seperti memakai pakaian, celana, dan sandal; masuk masjid, bersiwak, bercelak, menggunting kuku, mencukur kumis, menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut, salam ketika selesai shalat, mencuci anggota wudhu, keluar dari WC, makan, minum, berjabat tangan, menyentuh hajar aswad, serta selainnya dari perkara yang semisal di atas. Semua itu disenangi untuk memulai dengan bagian kanan*.

โฏ *Adapun lawan dari perkara di atas, seperti masuk WC, keluar dari masjid, istinjaโ€™, melepas pakaian, celana, sandal, dan yang semisalnya, disenangi untuk memulai dengan tangan/kaki kiri*.โ€
๐Ÿ“–(Syarah Shahih Muslim, 3/160; al-Majmuโ€™, 2/95)



http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

โœ๏ธ___๐Ÿ“— ๐Ÿ“˜ ๐Ÿ“™
Edisi: ๐Ÿ“‚ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ [-MUS-]
๐Ÿ“ฎKlik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โ“‚๏ธ #fawaaid #buang_hajat #bagian_dua
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 3โƒฃ


*Menutup Diri*


โฏAbdullah bin Jaโ€˜far radhiyallahu โ€˜anhu berkata,

โŒ›โ€œSuatu hari Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam pernah memboncengkan aku di belakangnya. Lalu beliau membisikkan ๐Ÿ”‰kepadaku satu pembicaraan yang aku tidak akan memberitahukannya kepada seorang pun selama-lamanya. Adalah beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam menyenangi menjadikan tempat yang tinggi (berupa bangunan atau selainnya) dan kebun kurma sebagai tempat berlindung (menutup diri) ketika buang hajat.โ€
๐Ÿ“˜(HR. Muslim no. 342)

๐Ÿ’บ๐Ÿ’กAl-Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata, " _Hadits iniโ˜๐Ÿผ menunjukkan disenanginya menutup diri ketika seseorang sedang buang hajat dengan apa saja yang dapat mencegah/menghalangi pandangan orang terhadapnya ketika itu. Dimungkinkan buang hajat beliau di kebun kurma bukan pada saat kurma itu berbuah_.โ€
๐Ÿ“š(Nailul Authar, 1/117)

โธ
โœ…Apabila hendak buang hajat, beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam tidaklahโ›” mengangkat pakaiannya sampai beliau turun untuk jongkok di atas tanah. Hal ini beliau lakukan untuk menjaga aurat.
๐Ÿ“—(Zadul Maโ€™ad, 1/44; ad-Dararil Mudhiyyah hlm. 23)
 


๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

โœ๏ธ___๐Ÿ“— ๐Ÿ“˜ ๐Ÿ“™
Edisi: ๐Ÿ“‚ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ [-MUS-]
๐Ÿ“ฎKlik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โ“‚๏ธ #fawaaid #buang_hajat #bagian_tiga
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 4โƒฃ


๐Ÿ”ต *Menjauh dari Pandangan Manusia* ๐Ÿ”ด


โฏIbnul Mundzir rahimahullah berkata, โœ” _โ€œKabar yang pasti dari Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bahwasanya bila ingin buang hajat beliau pergi ke tempat yang jauh dari penglihatan manusia. Namun, bila sekadar buang air kecil beliau tidak menjauh dari mereka_.โ€
๐Ÿ“œ(alยญ-Ausath, 1/321)


๐Ÿ”‘๐Ÿ’ฆHal ini sebagaimana Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam pergi untuk membuang hajat hingga tersembunyi dari para sahabatnya.
๐Ÿ“˜(HR. al-Bukhari no. 203 dan Muslim no. 274 dari al-Mughirah ibnu Syuโ€™bah radhiyallahu โ€˜anhu)

๐Ÿ”ฝ
๐Ÿ‘‰๐ŸผAbdurrahman bin Abi Qurad radhiyallahu โ€˜anhu berkata, *โ€œAku pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam ke tempat buang hajat. Kebiasaan beliau ketika buang hajat adalah pergi menjauh dari manusia.โ€*
๐Ÿ“ (HR. an-Nasaโ€™i no. 16 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh Muqbil dalam al-Jamiโ€™ush Shahih, 1/495)

๐Ÿ’ก๐Ÿ”ฆSaking menjauhnya beliau dari manusia sampai-sampai beliau pergi ke Mughammas (sebuah tempat yang jauhnya sekitar dua mil dari kota Makkah) untuk keperluan buang hajat ini.๐Ÿ“— (HR. Abu Yaโ€™la, 9/476 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh Muqbil dalam al-Jamiโ€™ush Shahih, 1/495)

๐Ÿš‡Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, โ€œBeliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam apabila ingin buang hajat dalam safarnya pergi hingga tersembunyi dari pandangan para sahabatnya. Terkadang beliau menjauh sampai dua mil. Beliau menutup dirinya ketika buang hajat, terkadang dengan berlindung di balik tempat tinggi, terkadang di balik kebun kurma, dan terkadang dengan pepohonan yang tumbuh di lembah.โ€ ๐Ÿ“‚(Zadul Maโ€™ad, 1/43)

๐Ÿ”ฐBerbeda halnya ketika buang air kecil, sebagaimana dikatakan Ibnul Mundzir di atas, beliau tidak menjauh dari manusia. โ†˜Bahkan, Hudzaifah radhiyallahu โ€˜anhumengatakan, โ€œAku pernah berjalan-jalan bersama Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. Beliau lalu mendatangi tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang tembok. Beliau berdiri di situ sebagaimana salah seorang dari kalian berdiri lalu beliau buang air kecil. Aku pun menyingkir dari beliau, namun beliau memberi isyarat kepadaku maka aku pun mendatanginya. Aku berdiri di belakang beliau hingga beliau selesai dari hajatnya.โ€ ๐Ÿ“•(HR. al-Bukhari no. 225 dan Muslim no. 273)

๐Ÿ’บAl-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, โ€œIni menunjukkan beliau tidak menjauh dari Hudzaifah ketika buang air kecil.โ€

โœ…Adapun sebab tidak menjauhnya Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam ketika buang air kecil dijelaskan oleh al-Hafizh,

_โ€œBuang air kecil lebih ringan daripada buang air besar, karena buang air besar butuh untuk lebih membuka aurat dan bau yang ditimbulkan lebih menyengat. Sementara itu, tujuan menjauh dari manusia adalah untuk menutup diri dari penglihatan mereka, dan ini terpenuhi dengan membentangkan pakaian serta mendekat kepada sesuatu yang dapat menutupi.โ€_ ๐Ÿ“’(Fathul Bari, 1/411)

Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam meminta Hudzaifah untuk mendekat kepada beliau agar๐Ÿ–๐Ÿผ Hudzaifah menutupi beliau dari pandangan manusia, karena buang air kecil merupakan keadaan yang memalukan bila terlihat oleh orang lain๐Ÿ”ฆ. ๐Ÿ“š(Syarah Shahih Muslim, 3/167)

โ—พDengan demikian, dituntunkan kepada kita untuk menjauh dari manusia ketika buang air besar. Sementara itu, ketika buang air kecil boleh dilakukan di dekat orang lain, namun harus tetap memerhatikan tertutupnya aurat agar tidak terlihat orang lain.
๐Ÿ“–(al-Jamiโ€™ush Sahih, 1/496)




๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

โœ๏ธ___๐Ÿ“— ๐Ÿ“˜ ๐Ÿ“™
Edisi: ๐Ÿ“‚ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ [-MUS-]
๐Ÿ“ฎKlik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โ“‚๏ธ #fawaaid #buang_hajat #bagian_empat
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 5โƒฃ


๐Ÿ“ป *Tidak Memasukkan Sesuatu yang Mengandung Dzikrullah ke WC(Tandas)*

โฏ

โš Seseorang yang buang hajat lebih utama baginya untuk tidak membawa sesuatu yang padanya tertera zikir kepada Allahsubhanahu wa taโ€™ala seperti Al-Qurโ€™an dan lainnya, yang di dalamnya ada penyebutan nama Allah subhanahu wa taโ€™ala.๐Ÿ”ฝ

๐Ÿ“Dalam permasalahan ini, dalil yang sering dibawakan adalah ๐Ÿ’กhadits peletakan cincin Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam ketika akan masuk WC. Namun๐Ÿ–๐Ÿผ, hadits ini lemah, maโ€™lul (berpenyakit)๐Ÿ’ข sebagaimana diterangkan oleh Ibnul Qayyimrahimahullah dalam ๐Ÿ‘‰๐Ÿผ๐Ÿ“œTahdzibus Sunan serta ulama ahli hadits yang lainnya.

๐Ÿ”ŽKetika membawakan hadits ini,๐Ÿ’บ al-Imam ash-Shanโ€™ani rahimahullah mengatakan dalam Subulus Salam (1/113),

_โ€œSesuatu yang di dalamnya tertera nama Allah โ€˜azza wa jalla harus dijaga dari tempat-tempat yang jelek/kotor. Ini tidak khusus berupa cincin saja, namun meliputi seluruh benda yang dipakai yang padanya ada dzikrullah.โ€_

โ˜•Meski demikian, โŒ›sebahagian ulama yang lain menganggap makruh (dibencinya) perkara iniโš , bahkan haram apabila yang dimasukkan itu berupa al-Qurโ€™an, karena termasuk penghinaan.

๐Ÿ“–Penulis kitab al-Furuโ€™ mengatakan, _โ€œDibenci untuk membawa sesuatu yang mengandung dzikrullah tanpa ada keperluan.โ€_ (al-Furuโ€™, 1/83)




๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

๐Ÿ•‹โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขEdisiโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข๐Ÿ•‹
IIII ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ โ€ขโœฆโ€ข MUS IIII
โ“ฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โžฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagian_lima
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 6โƒฃ



๐Ÿ–๐Ÿผโ›” *Larangan Menghadap dan Membelakangi Kiblat* โš 

โฏโ†˜
Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu โ€˜anhu berkata, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

*ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุชูŽูŠู’ุชูู…ู ุงู„ู’ุบูŽุงุฆูุทูŽ ููŽู„ุงูŽ ุชูŽุณู’ุชูŽู‚ู’ุจูู„ููˆุง ุงู„ู’ู‚ูุจู’ู„ูŽุฉูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุณู’ุชูŽุฏู’ุจูุฑููˆู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ุดูŽุฑูู‘ู‚ููˆุง ุฃูŽูˆู’ ุบูŽุฑูู‘ุจููˆุง*

_โ€œApabila kalian mendatangi tempat buang air maka janganlah kalian menghadap ke arah kiblat ketika buang air besar ataupun kencing, serta jangan pula membelakangi kiblat. Akan tetapi menghadaplah ke arah timur atau ke arah barat[1].โ€ 
๐Ÿ“–(HR. al-Bukhari no. 394 dan Muslim no. 264)_

๐Ÿ’ก๐Ÿ“Dari hadits di atas dipahami adanya larangan menghadap dan membelakangi kiblat ketika buang hajat. Namun๐Ÿšฆ, dalam permasalahan ini ada perselisihan pendapat di kalangan ulama.

1โƒฃ *Ada yang berpendapat perbuatan ini haram secara mutlak, baik di WC (tempat yang tertutup/berbentuk bangunan) maupun di tempat terbuka.*

2โƒฃ *Ada yang membolehkan secara mutlak dan ada pula yang merinci.*

๐Ÿ–‡Perselisihan ini terjadi karena selain hadits larangan sebagaimana tercantum di atas, ๐Ÿ‘‰๐Ÿผdidapatkan pula hadits lain yang menunjukkan kebolehannya seperti hadits Abdullah ibnu Umar radhiyallahu โ€˜anhuma, ia berkata, _โ€œAku pernah menaiki rumah Hafshah[2] karena suatu keperluan. Ketika itu aku melihat Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam buang hajat menghadap ke arah Syam dan membelakangi Kaโ€™bah.โ€_ (HR. al-Bukhari no. 148 dan Muslim no. 266)

๐Ÿ‘๐ŸผDemikian pula hadits Jabir bin Abdillah al-Anshari radhiyallahu โ€˜anhuma,

_โ€œSungguh, beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam melarang kami untuk membelakangi dan menghadap kiblat dengan kemaluan-kemaluan kami apabila kami buang air. Kemudian aku melihat beliau kencing menghadap kiblat setahun sebelum meninggalnya.โ€_
(HR. Ahmad 3/365 dan dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh Muqbil dalam al-Jamiโ€™ush Shahih, 1/493)

๐Ÿ”„Dari perselisihan yang ada,
โœŠ๐Ÿผyang rajih (kuat) adalah pendapat yang *merinci*. ๐Ÿ”ปBila di luar bangunan seperti di padang pasir, haram untuk menghadap atau membelakangi kiblat. ๐Ÿ”ปSementara itu, di dalam bangunan tidaklah diharamkan.

โœ”Ini adalah pendapat al-Imam Malik, asy-Syafiโ€™i, Ahmad, Ishaq, dan asy-Syaโ€™bi, dan ini merupakan pendapat jumhur ahli ilmu. ๐Ÿ“š(Syarah Shahih Muslim 3/154, Syarah Sunan an-Nasaโ€™i lis Suyuthi 1/26)

โš Namun, sepantasnya seseorang menghindari arah kiblat ketika buang hajat di dalam bangunan (WC dan semisalnya), dalam rangka berhati-hati dari hadits-hadits yang menunjukkan larangan akan hal ini. Selain itu, karena adanya perselisihan yang kuat dalam permasalahan ini yang didukung oleh para ulama ahli tahqiq(peneliti). (Taisirul โ€˜Allam, 1/55)



๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

๐Ÿ•‹โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขEdisiโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข๐Ÿ•‹
IIII ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ โ€ขโœฆโ€ข MUS IIII
โ“ฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โžฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagian_enam
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 7โƒฃ

โฏ Lanjutan......


๐Ÿ”ป *Boleh Kencing Berdiri* ๐Ÿ”ป

๐Ÿ“œAl-Imam al-Bukhari rahimahullah ketika membawakan hadits Hudzaifah radhiyallahu โ€˜anhu yang menerangkan Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam kencing berdiri sebagaimana telah lewat di atas, beliau mengatakan dengan judul bab โ–ถ _(Bolehnya) Kencing Berdiri dan Jongkok._

๐Ÿ’ก๐Ÿ“ฅJadi, dipahami di sini bolehnya kencing dalam keadaan berdiri dan duduk, walaupun dalam hal ini terdapat perselisihan pendapat di kalangan ahli ilmu.๐Ÿ”ƒ

๐Ÿ”ŽDidapatkan pula dari perbuatan sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, โ€˜Umar ibnul Khaththab, Zaid bin Tsabit, dan selainnya radhiyallahu โ€˜anhum, mereka kencing dengan berdiri. โ˜๐ŸผIni menunjukkan perbuatan ini dibolehkan dan tidak makruh apabila memang aman dari percikan air kencing.
๐Ÿ“•(โ€˜Aunul Maโ€™bud, 1/29)

โœ”Ibnul Mundzir rahimahullah berkata,

๐Ÿ“ _โ€œSebagian ahlul ilmi menyenangi bagi orang yang kencing dalam keadaan duduk untuk menjauh dari manusia. Mereka juga memandang tidak apa-apa kencing di dekat orang lain bila dilakukan dengan berdiri karena kencing dalam keadaan berdiri lebih menjaga dubur dan lebih selamat dari percikan najis. Pendapat seperti ini diriwayatkan dari โ€˜Umar.โ€_ ๐Ÿ“˜(al-Ausath, 1/322)




๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

๐Ÿ•‹โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขEdisiโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข๐Ÿ•‹
IIII ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ โ€ขโœฆโ€ข MUS IIII
โ“ฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โžฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagian_tujuh
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 8โƒฃ

โฏ Lanjutan......


โš  *Berhati-Hati dari Percikan Najis*

โ˜๐ŸผRasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam pernah melewati dua kuburan dan mengabarkan,๐Ÿ”ป

*ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ูŽุง ูŠูุนูŽุฐู‘ูŽุจูŽุงู†ู ูˆูŽู…ูŽุง ูŠูุนูŽุฐู‘ูŽุจูŽุงู†ู ูููŠ ูƒูŽุจููŠู’ุฑู. ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุจูŽู„ูŽู‰ุŒ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ู„ุงูŽ ูŠูŽุณู’ุชูŽุชูุฑู ู…ูู†ู’ ุจูŽูˆู’ู„ูู‡ู*

_โ€œDua penghuni kuburan ini sedang diazab. Tidaklah mereka diazab karena perkara yang besar.โ€ Kemudian Rasulullah mengatakan, โ€œBahkan ya. Adapun salah satunya, ia diazab karena tidak berhati-hati/ tidak menjaga dirinya dari kencingโ€ฆ.โ€_ (Sahih, HR. al-Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292, dengan lafadz al-Bukhari)

๐Ÿ“Ibnu Daqiqil โ€˜Ied rahimahullah mengatakan,

_โ€œKedua penghuni kuburan itu tidaklah diazab karena perkara yang sulit untuk menghilangkannya atau mencegahnya, serta berhati-hati darinya. Maksudnya, perkara itu sebenarnya mudah, gampang bagi orang yang (mau) menjaga diri darinya_.โ€

๐Ÿ”ŽBeliau juga berkata, _โ€œDua perkara ini termasuk dosa besar._โ€
๐Ÿ“˜(Syarah โ€˜Umdatil Ahkam, 1/62)

๐Ÿ’ขTidak berhati-hati dari kencing sehingga menajisi tubuh merupakan penyebab azab kubur๐Ÿ“› sebagaimana diberitakan Nabishallallahu โ€˜alaihi wa sallam dalam hadits di atas, padahal mungkin perkara ini dianggap sepele oleh kebanyakan orang.

โœ…Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam mencontohkan dengan merenggangkan/menjauhkan kedua kaki ketika duduk untuk buang hajat guna menghindari percikan air kencing.

โŒ›Al-Hasan radhiyallahu โ€˜anhu berkata, _โ€œTelah menceritakan kepadaku orang yang melihat Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam, beliau kencing dalam keadaan jongkok dengan merenggangkan kedua kaki beliau selebar-lebarnya, sehingga kami mengira pangkal paha beliau akan terlepas.โ€_
๐Ÿ“(HR. Ibnu Abi Syaibah, 1/121 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam al-Jamiโ€™ush Shahih, 1/500)



๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

๐Ÿ•‹โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขEdisiโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข๐Ÿ•‹
IIII ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ โ€ขโœฆโ€ข MUS IIII
โ“ฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โžฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagian_lapan
๐ŸšชAdab Membuang Hajat
Bagian 9โƒฃ

โฏ Lanjutan......


๐Ÿ“ขโŒ *Tidak Berbicara* ๐Ÿ“ขโŒ


โ—Tidak sepantasnya seseorang berbicara dengan jenis pembicaraan apa pun ketika sedang buang hajat kecuali โ˜๐Ÿผbila memang terpaksa, sebagaimana dikatakan oleh para fuqaha.

๐Ÿ”ป Keadaan terpaksa itu seperti ia melihat seorang buta berjalan menuju sumur dan dikhawatirkan akan terperosok ke dalamnya, ๐Ÿ”ปada orang yang mengajaknya bicara dan mau tidak mau harus menjawabnya,
๐Ÿ”ปia punya keperluan kepada seseorang dan khawatir orang itu akan berlalu, ia meminta air,
๐Ÿ”ปatau ada binatang berbisa yang hendak menggigit seseorang sementara orang itu tidak melihatnya dan semisalnya. Dalam keadaan seperti ini dibolehkan berbicara.
๐Ÿ“š(al-Majmuโ€™, 2/107, asy-Syarhul Mumtiโ€™, 1/95)

โ›”Termasuk pembicaraan yang dilarang adalah menjawab salam dan ucapan zikir lainnya.

๐Ÿ’บAl-Baghawi rahimahullah berkata dalamSyarhus Sunnah,

_*โ€œBila seseorang bersin dalam keadaan ia sedang buang hajat maka ia mengucapkan tahmid (alhamdulillah) di dalam hati.โ€*_

๐Ÿ‘๐ŸผDemikian pula yang dikatakan oleh al-Hasan, asy-Syaโ€™bi, an-Nakhaโ€™i, dan Ibnul Mubarak.

โญ•Larangan berzikir di sini merupakan larangan makruh menurut kesepakatan yang ada. Ibnul Mundzir menghikayatkan makruhnya hal ini dari Ibnu Abbas, โ€˜Atha, Ikrimah, an-Nakhaโ€™i, dan Ibnu Sirin. Ibnul Mundzir juga mengatakan,

_*โ€œMeninggalkan zikir ketika buang hajat lebih aku sukai, namun aku tidak menganggap berdosa orang yang melakukannya.โ€*_
๐Ÿ“™(al-Majmuโ€™, 2/108, al-Furuโ€™, 1/84)

 

_*Larangan Istinjaโ€™ dengan Tangan Kanan*_

โ˜๐ŸผRasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam melarang kita untuk menyentuh kemaluan dengan tangan kanan ketika kencing dan ketika istinjaโ€™ (cebok), sebagaimana sabdanya,

*ู„ุงูŽ ูŠูู…ู’ุณููƒูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู‡ู ุจููŠูŽู…ููŠู†ูู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูŽุจููˆู„ูุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุชูŽู…ูŽุณู‘ูŽุญู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽู„ุงูŽุกู ุจููŠูŽู…ููŠู†ูู‡ู*

_โ€œJangan sekali-kali salah seorang dari kalian memegang kemaluannya dengan tangan kanannya ketika sedang kencing dan jangan pula cebok dengannya setelah buang hajat.โ€_ 
๐Ÿ“—(Sahih, HR. al-Bukhari no. 154 dan Muslim no. 267)

๐ŸŒˆAl-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,

_โ€œLarangan istinjaโ€™ dengan tangan kanan termasuk salah satu adab dalam istinjaโ€™. Ulama sepakat tentang dilarangnya perkara ini. Jumhur ulama berpendapat larangan di sini menunjukkan makruhnya bukan haram.โ€_

Kemudian beliau berkata, _*โ€œMemegang kemaluan dengan tangan kanan hukumnya makruh.โ€*_ ๐Ÿ“”(Syarah Shahih Muslim, 3/156, 159)

 

๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

๐Ÿ•‹โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขEdisiโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข๐Ÿ•‹
IIII ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ โ€ขโœฆโ€ข MUS IIII
โ“ฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โžฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagian_sembilan
๐ŸšชAdab Membuang Hajat Bagian 1โƒฃ0โƒฃ


๐Ÿ“ถLanjutan....


โŒ_*Larangan Bersuci dengan Tulang dan Kotoran Hewan yang Telah Mengering/Membatu (Rautsah)*_โ›”


๐Ÿ”ŽNabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam pernah meminta kepada Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu untuk mencari batu guna keperluan bersuci beliau. โ˜๐ŸผBeliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

*ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุฃู’ุชูู†ููŠ ุจูุนูŽุธู’ู…ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุจูุฑูŽูˆู’ุซูŽุฉู*

๐Ÿšซ_โ€œJangan engkau datangkan untukku tulang dan jangan pula rautsah._โ€ 
๐Ÿ“š(Sahih,HR. al-Bukhari no. 155)

โฐDi waktu yang lain, Abdullah bin Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu pernah diminta Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam mencari tiga batu untuk bersuci. Namun, ia hanya mendapatkan dua batu, sehingga ia mengambil rautsah lalu diserahkannya kepada Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. โœ’Beliau lalu mengambil dua batu tersebut dan membuang rautsah, seraya berkata,โ€œIni adalah kotoran.โ€ 
๐Ÿ“˜(Sahih, HR. al-Bukhari no. 156)

๐Ÿ“กIbnu Qudamah rahimahullah berkata,

_*โ€œTidak boleh bersuci dengan menggunakan rautsah ataupun tulang. Bersuci dengan keduanya tidaklah mencukupi, demikian pendapat mayoritas ahli ilmu. Ini juga pendapat ats-Tsauri, asy-Syafiโ€™i, dan Ishaq.โ€*_
๐Ÿ“•(al-Mughni, 1/104)

 

๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

๐Ÿ•‹โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขEdisiโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข๐Ÿ•‹
IIII ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ โ€ขโœฆโ€ข MUS IIII
โ“ฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โžฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagian_sepuluh
๐ŸšชAdab Membuang Hajat Bagian 1โƒฃ1โƒฃ


โฏLanjutan......

โœ… _*Doa Keluar dari Tempat Buang Hajat*_ โœ…

*ุบููู’ุฑูŽุงู†ูŽูƒูŽ*

_โ€œAku memohon pengampunan-Mu.โ€ _
๐Ÿ“š(HR. at-Tirmidzi no. 8, Abu Dawud no. 28,Ibnu Majah no. 296, dan disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullahdalam Irwaโ€™ul Ghalil no. 52)

โ˜๐Ÿผ _*Doa di atas diucapkan ketika seseorang keluar dari tempat buang hajat. โ†˜Kesesuaian doa ini dengan keadaan tersebut adalah setelah seseorang diringankan dan dilindungi dari gangguan fisik, dia akan teringat gangguan berupa dosa. ๐Ÿ’กMaka dari itu, dia meminta kepada Allah subhanahu wa taโ€™ala agar meringankan dosanya dan mengampuninya, sebagaimana Allah subhanahu wa taโ€™ala telah menganugerahkan perlindungan kepadanya dari gangguan fisik.*_
๐Ÿ“—(asy-Syarhul Mumtiโ€™, 1/84)

๐Ÿ‘๐ŸผDi samping itu, kekuatan manusia itu amatlah terbatas untuk mensyukuri nikmat yang dicurahkan oleh Allah subhanahu wa taโ€™ala berupa makanan, minuman, dan pengaturan zat makanan di dalam tubuh sesuai dengan kebutuhan sampai akhirnya dikeluarkan sisanya dari tubuh.

Oleh karena itu, sepantasnya seorang hamba โ˜๐Ÿผmemohon ampun kepada Allah subhanahu wa taโ€™ala sebagai pengakuan akan kekurangan tersebut dari apa yang sepatutnya.โœ” ๐Ÿ“š(Tuhfatul Ahwadzi, 1/42)



๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/

๐Ÿ“ฌ InsyaaAllah Bersambung

๐Ÿ•‹โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขEdisiโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข๐Ÿ•‹
IIII ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ โ€ขโœฆโ€ข MUS IIII
โ“ฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โžฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagian_sebelas
๐ŸšชAdab Buang Hajat 1โƒฃ2โƒฃ
Bagian Akhir๐Ÿ”ป๐Ÿ”บ๐Ÿ”ป๐Ÿ”บ


_*Tempat Terlarang untuk Buang Hajat*_

1โƒฃ ๐Ÿ’ง Air yang tidak mengalir

*ู„ุงูŽ ูŠูŽุจููˆู„ูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุงุกู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุฆูู…ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู„ุงูŽ ูŠูŽุฌู’ุฑููŠ*

_โ€œJangan sekali-kali salah seorang dari kalian kencing di air yang diam yang tidak mengalir.โ€_ 
๐Ÿ“—(Sahih, HR. al-Bukhari no. 239 dan Muslim no. 282)

โœŠ๐Ÿผโœ”โœ”Yang rajih (kuat) dari larangan di sini adalah menunjukkan keharamannya. Baik air yang tidak mengalir itu banyak maupun sedikit, kencing maupun buang air besar, terlebih buang air besar ini lebih jelek daripada kencing.

๐Ÿ‘‰๐ŸผPerkara yang juga terlarang dalam permasalahan ini adalah jika seseorang kencing di dalam bejana kemudian dia buang air kencing tersebut ke air yang tidak mengalir tersebutโŒ. Sementara itu, tidaklah terlarang membuang hajat pada air yang mengalir, namun lebih baik dijauhi. Terlebih lagi bila air yang mengalir itu sedikit.
๐Ÿ“–(Syarah Shahih Muslim, 3/187โ€”188, Subulus Salam, 1/34โ€”35)


2โƒฃโ†˜ *Lubang*

*ู„ุงูŽ ูŠูŽุจููˆู„ูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ุฌูุญู’ุฑู*

_โ€œJangan sekali-kali salah seorang dari kalian kencing di lubang (yang biasa digali oleh binatang sebagai tempat persembunyiannya).โ€_ 
๐Ÿ“š(HR. Ahmad no. 19847 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam al-Jamiโ€™ush Shahih, 1/499)


๐Ÿ’บQatadah rahimahullah, salah seorang perawi hadits ini, ditanya oleh murid-muridnya tentang alasan pelarangan di atas. Qatadah pun menjawab,

_*โ€œLubang-lubang itu adalah tempat tinggal jin.โ€[1]*_ 
๐Ÿ“ฌ(al-Jamiโ€™ush Shahih, 1/499)

Di samping itu, tentu juga mengganggu hewan yang ada di dalamnya.โ›”


3โƒฃ _*Jalan yang dilewati manusia dan tempat mereka bernaung*_

*ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽุนู‘ูŽุงู†ูŽูŠู’ู†ู. ู‚ูŽุงู„ููˆุง: ูˆูŽู…ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽุนู‘ูŽุงู†ูŽุงู†ู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูŠูŽุชูŽุฎูŽู„ู‘ูŽู‰ ูููŠ ุทูŽุฑููŠู‚ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฃูŽูˆู’ ูููŠ ุธูู„ูู‘ู‡ูู…ู’*

_โ€œBerhati-hatilah kalian dari dua hal yang dilaknat (oleh manusia).โ€_

Para sahabat bertanya, โ€œApa yang dimaksud dengan dua penyebab orang dilaknat?โ€

Beliau menjawab, _โ€œOrang yang buang hajat di jalan yang biasa dilalui manusia[4] atau di tempat yang biasa mereka bernaung.โ€_ 
(Sahih, HR. Muslim no. 269)

Al-Khaththabi rahimahullah dan ulama selainnya berkata,

_*โ€œYang dimaukan dengan tempat naungan adalah tempat yang dijadikan oleh manusia untuk bernaung, mereka singgah dan duduk di situ.โ€*_
๐Ÿ“(Syarah Shahih Muslim, 3/163)

โ›”Buang hajat di tempat demikian dilarang karena mengganggu kaum muslimin dengan menajisi dan mengotori tempat lalu-lalang mereka.
๐Ÿ“œ(Syarah Shahih Muslim, 3/163)

Sementara itu, memberikan gangguan kepada kaum muslimin itu diharamkan. ๐Ÿ“‹(ad-Darari, 24, asy-Syarhul Mumtiโ€™, 1/102)

๐Ÿ‘‰๐ŸผAda lagi tempat-tempat terlarang lainnya untuk buang hajat, seperti di mata air atau sungai yang digunakan manusia untuk minum dan wudhu, di bawah pohon yang sedang berbuah walaupun tidak digunakan untuk bernaung, dan di tepi sungai yang mengalir, serta di pintu-pintu masjid.

_*Namun, hadits yang menyebutkan tempat-tempat tersebut semuanya lemah. Hanya saja yang menjadi patokan kita adalah tidak boleh memberikan gangguan kepada manusia, sehingga kita harus menghindari buang hajat di tempat-tempat mana saja yang biasa dimanfaatkan oleh mereka.*_
๐Ÿ“˜(Bulughul Maram, 41, Subulus Salam, 1/117,al-Furuโ€™, 1/86)



โบWallahu taโ€˜ala aโ€˜lam bish-shawab. 

โœditulis oleh al-Ustadz Abu Ishaq Muslim

 
๐ŸŒ http://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/


๐Ÿ•‹โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขEdisiโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข๐Ÿ•‹
IIII ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ุงู„ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ โ€ขโœฆโ€ข MUS IIII
โ“ฃ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

โžฅ #adab #buang_hajat #fawaaid #bagianduabelas #akhir