Insight Pintarsaham.id Cabang Pintar Nyangkut
15.3K subscribers
11.8K photos
47 videos
741 files
15.2K links
Link Daftar Membership Pintarsaham https://bit.ly/referralskydrugs

No. WA +62831-1918-1386
Disclaimer Pintarsaham.id: http://bit.ly/3bLj4Oc
Download Telegram
Emiten Sektor Konsumer Primer di Q1 2021

https://stockbit.com/post/6347803

Di postingan sebelumnya saya membahas mengenai emiten multifinance yang sudah merilis LK Q1 2021
https://stockbit.com/post/6347576
https://stockbit.com/post/6347549

Pada postingan kali ini, saya akan membahas mengenai emiten konsumer primer.

Jadi sejak 25 Januari 2021, BEI menetapkan perombakan nomenclature berdasarkan eksposur pasar atas barang atau jasa akhir yang diproduksi. Oleh karena itu, metode klasifikasi IDX-IC ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi para penggunanya terkait kelompok perusahaan dengan eksposur pasar yang sejenis.

Jika dulu sektor konsumer hanya memasukkan produsen makan minum dan kosmetik. Maka sekarang di sektor konsumer primer (consumers non-cyclical) maka lebih banyak lagi saham yang masuk kategori. Perusahaan retailer seperti supermarket dan perkebunan juga masuk dalam konsumer primer.

Rincian sektor baru di BEI bisa dilihat di sini
https://www.idx.co.id/produk/saham/

Total ada 88 emiten di selot konsumer primer. Tapi baru 29 emiten yang merilis LK Q1 2021.

Dari 29 emiten tersebut, hanya 26 emiten yang mencetak laba selama Q1 2021. 3 emiten yang merugi antara lain HERO TCID dan DAYA.

Omzet terbesar di sektor konsumer primer dicetak oleh GGRM dengan nilai mencapai 29,7 Triliun diikuti oleh HMSP JPFA dan UNVR.

List Omzet Top 10 Perusahaan Konsumer Non-Siklikal atau Konsumer Primer antara lain:

GGRM 29,7 T
HMSP 23,5 T
JPFA 10,7 T
UNVR 10,2 T
MYOR 7,3 T
EPMT 5,7 T
AALI 5 T
MAIN 2,1 T
HERO 1,7 T
DSNG 1,6 T

Sayangnya CPIN Belum rilis LK Q1 2021. Kalau ada CPIN, mungkin peringkat 3 Omzet bukan JPFA tapi CPIN.

JPFA mengalami growth yang lumayan besar di 2021 hingga bisa melewati Revenue UNVR.

Sayangnya efisiensi terbesar dipegang oleh perusahaan dengan Omzet yang justru medioker.

Di Q1 2021, perusahaan konsumer primer dengan OPM tertinggi adalah DLTA.

List top 10 high OPM Q1 2021 konsumer primer

DLTA 35%
MLBI 33%
SGRO 26%
CLEO 24%
ULTJ 22%
PSGO 22%
UNVR 21%
DSNG 19%
ITIC 17%
MYOR 13%

UNVR tak lagi menjadi emiten yang paling efisien di konsumer primer. Red ocean. MLBI DLTA masih di blue ocean.

Jika ingin mendapatkan pembahasan lebih lanjut mengenai LK emiten pilihan bisa cek di sini
https://pintarsaham.id/ebook-pintar-saham/

Bagi yang ingin trading kripto bisa di sini
https://www.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O
Mengharapkan Investor Kripto Balik Ke Saham?

https://stockbit.com/post/6347859

Saya terus terang meragukan hal tersebut. Banyak investor kripto yang lebih memilih stay di kripto karena saat bearish pun, investor nya bisa tetap cuan dari shortsell.

Dengan duit 10 dollar, sudah bisa shortsell futures kripto. Resiko duit hilang 100% kalau tebakan salah. Kalau beruntung, duit 10 dollar bisa beranak jadi 20 dollar atau lebih tergantung leverage. Tapi makin tinggi leverage makin high risk.

Jika malas trading bisa memilih staking atau masuk ke liquidity swap dengan return >20%/tahun.

Jadi di masa bearish kripto, ada 3 pilihan agar bisa tetap cuan:
1. Shortsell futures. Resiko duit hilang 100%.
2. Buy and staking https://bit.ly/3tnVfmy
3. Buy and liquidity swap (soon akan dibuat tulisannya) https://www.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O
Forwarded from pintarsaham.id priority channel
Protected Market

https://stockbit.com/post/6348282

Saya tidak investasi di $MLBI dan $DLTA tapi kedua perusahaan ini adalah contoh perusahaan yang menurut saya masuk dalam industri dalam blue ocean.

Saya mengatakan kedua perusahaan ini masuk dalam industri blue ocean karena gross profit margin kedua perusahaan ini di atas 50%. Dan dalam hal efisiensi, terlihat jelas juga kalau OPM kedua perusahaan ini berada di top 5 OPM tertinggi di sektor konsumer primer.

DLTA GPM 69%
MLBI GPM 50%

DLTA OPM 35%
MLBI OPM 33%

DLTA NPM 32%
MLBI NPM 25%

Dari GPM OPM dan NPM terlihat jelas kalau MLBI dan DLTA berada di bisnis yang blue ocean karena profit margin sangat lebar. Dengan sedikit modal saja, mereka bisa menghasilkan banyak laba.

UNVR sendiri kalah dari MLBI dan DLTA dari sisi NPM dan OPM.

Earning will tell everything about the competition.

Perusahaan yang kompetisi di sektor atau industrinya sangat berat maka pada umumnya memiliki Margin laba yang lebih tipis Karena ada perang harga dan lain - lain.

MLBI dan DLTA tidak perlu melakukan perang harga karena mereka berada di protected Market. Market share mereka dilindungi oleh regulasi pemerintah. Tidak semua perusahaan bisa memasuki bisnis minuman alkohol. Itu butuh lisensi dan pemerintah sangat ketat dalam lisensi minol. Barrier to entry sangat tinggi.

Sangat beda dengan UNVR yang berada di wild market. Semua perusahaan bisa masuk ke bisnis es krim, deterjen ataupun personal care. Tidak ada protection dari regulasi. Barrier to entry tidak setinggi minuman alkohol. Tapi UNVR setidaknya cukup unggul di industri nya karena NPM di Q1 2021 setidaknya bisa mencapai nilai 16,5% vs MLBI 25% vs DLTA 32%.

Dari OPM dan NPM saja kita bisa menilai perusahaan Mana yang berada di blue ocean dan red ocean.

Perusahaan yang berada di red ocean cenderung memiliki Margin laba yang tipis.

Tapi meskipun DLTA MLBI sangat efisien, terpaksa saya tidak beli kedua saham tersebut. Instead, saya beli UNVR saja meskipun berada di red ocean karena saya yakin UNVR will find the way to enter blue ocean again.
Pertengkaran di Forum Saham Itu Tidak Menghasilkan Cuan?

https://stockbit.com/post/6348360

Dalam setahun terakhir ini saya sudah mengambil kebijakan less drama di semua forum saham. Karena menurut saya itu tidak menambah cuan untuk saya.

Policies: leave and block.

Menghabiskan energi untuk berkelahi di forum saham hanya buang waktu dan energi.

Fokus utama sekarang adalah mencari cuan yang sebanyak - banyaknya. Cari multiple income dari berbagai arah. Jangan mencari multiple enemies.

Saat ini cuan terbesar banyak didapatkan oleh para investor yang melakukan spekulasi di kripto. Investor saham murni tidak perlu merasa iri dan gerah melihat hal tersebut. Banyak yang pamer cuan di kripto, tidak perlu juga dinyinyirin. Sudah rejeki mereka untuk cuan.

Jika sudah menjadi rejeki seseorang untuk dapat cuan 1 milyar, maka itu akan datang dengan sendirinya entah lewat kerja keras, lewat investasi saham atau malah lewat kripto.

Orang bisa saja mengatakan kripto itu Ponzi but let time will tell.

Tidak perlu menjadikan investasi itu seperti agama. Di mana orang berkelahi dan rela mati untuk membuktikan kalau argumennya benar. Lalu terlibat dalam perang agama kripto vs agama saham.
Perang agama teknikal vs agama fundamental

Mati dalam perang jihad investasi tidak ditanggung asuransi.

Leave and block

Btw yang mau murtad ke kripto atau mau jadi double agent bisa ke sini
https://accounts.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O

Dengan resiko duit hilang 100% kalau lagi sial atau dapat cuan untuk beli cilok kalau lagi beruntung.

Pada akhirnya investasi itu sangat bergantung pada rejeki dan keberuntungan.
https://accounts.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O
Regulasi Pemerintah: Red Ocean untuk Industri Rokok Besar dan Blue Ocean Untuk Industri Minuman Alkohol

https://stockbit.com/post/6348461

DLTA dan MLBI adalah perusahaan kepemilikan asing yang dilindungi oleh pemerintah dari kompetitor. Berhubung keduanya sudah memiliki izin produksi minuman keras sejak zaman dahulu kala, maka keduanya selamat dari larangan pemerintah dalam pendirian pabrik minuman alkohol.

PMA tidak boleh mendirikan Perseroan Terbatas (PT) yang usahanya bergerak di bidang Industri Minuman Keras Mengandung Alkohol dengan KBLI 11010 maupun Industri Minuman Mengandung Alkohol: Anggur dengan KBLI 11020 karena industri tersebut masuk ke dalam bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal.

Ketentuan lebih lanjut mengenai bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal (“Perpres 44/2016”).

Jadi MLBI dan DLTA tidak perlu khawatir kalau akan ada perusahaan alkohol yang akan masuk ke Indonesia. Mereka mustahil masuk selama ada peraturan dari pemerintah.

Kompetitor MLBI dan DLTA hanya minuman alkohol impor yang mahal harganya dan minuman alkohol lokal yang jaringan distribusinya terbatas. Karena itu tidak mengherankan kalau market share MLBI dan DLTA di minuman alkohol kalau dikombinasikan bisa mencapai 70% di Indonesia. Keduanya tak ada lawan di Indonesia. Thanks to regulasi Pemerintah.

Lalu bagaimana dengan industri rokok?

Industri rokok itu red ocean buat perusahaan besar seperti HMSP GGRM karena kebijakan cukai pemerintah yang multi layer itu hanya menguntungkan perusahaan rokok kecil yang produksi rokoknya kurang dari 2 milyar batang per segment.

Dan lagi tidak ada regulasi yang melarang pendirian pabrik rokok baru baik asing maupun lokal di Indonesia sehingga semakin banyak perusahaan rokok kecil maka semakin banyak saingan perusahaan rokok besar.

Pungutan cukai untuk perusahaan rokok kecil lebih sedikit ketimbang cukai untuk perusahaan rokok besar. Itulah mengapa menjadi besar di industri rokok justru membuat perusahaan berada dalam kondisi yang sulit.

Jadi di industri rokok pilihannya hanya menjadi sangat besar sekali lalu diversifikasi seperti yang dilakukan Djarum atau menjadi sangat kecil agar tetap mendapatkan perlindungan dari pemerintah.

Kalau ada perusahaan BUMN yang produksi rokok dan minuman alkohol maka itu bisa menjadi super blue ocean. Bisa - bisa no competition at all Seperti ITC di India atau China National Tobacco. Seng ada lawan.

Saya sendiri tidak punya saham alkohol.
Tapi punya saham rokok karena menurut NU, rokok tidak haram.
https://www.nu.or.id/post/read/97536/menimbang-fatwa-rokok-nu-dan-muhammadiyah


Buat yang mau trading di kripto yang super high risk bisa cek di sini https://accounts.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O
Emiten Yang Memiliki Cadangan Kas Yang Lebih Besar dari Market Capital di Q1 2021

Total sudah 180 emiten yang melaporkan LK Q1 2021. Ada yang memuaskan, ada yang mengecewakan. Itu semua bagian dari dinamika market.

Tiap ada LK rilis saya sering kali fokus pada cadangan kas perusahaan. Makin besar cadangan kas perusahaan makin bagus. Apalagi jika cadangan kas perusahaan lebih besar dari Kapitalisasi pasar.

Berikut saham yang cadangan kas lebih besar dari Kapitalisasi Pasar di Q1 2021:

Selengkapnya: https://pintarsaham.id/emiten-yang-memiliki-cadangan-kas-yang-lebih-besar-dari-market-capital-di-q1-2021/
Emiten Dengan Modal Kerja Undervalued di Q1 2021

Di postingan sebelumnya saya membahas tentang emiten yang memiliki cadangan kas yang lebih besar dari Kapitalisasi pasarnya. Di postingan kali ini saya membahas mengenai emiten yang memiliki modal kerja yang undervalued.

Kapan kita bisa mengatakan sebuah emiten memiliki modal kerja yang undervalued? Kalau menurut saya kita bisa mengatakan emiten itu memiliki modal kerja yang undervalued ketika modal kerja perusahaan lebih besar dari Kapitalisasi Pasar nya.

Berikut daftarnya: https://pintarsaham.id/emiten-dengan-modal-kerja-undervalued-di-q1-2021/

Buat yang mau daftar di akun kripto yang high risk high return: https://accounts.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O
Forwarded from Fyodor Dostoyevsky
Rencana awal
Bubble Story: Dotcom Bubble

Dua bubble yang tercipta dalam 30 tahun terakhir terjadi karena peranan secara tidak langsung dari The Fed. Semua berawal dari The Fed atau bank sentral yang menurunkan interest rate. Ketika ini terjadi maka cheap money akan banyak beredar karena orang - orang gampang mengambil pinjaman dengan bunga rendah dari bank untuk melakukan spekulasi. Entah itu spekulasi di real asset atau malah di paper asset.

Dan begitu sudah banyak yang melakukan spekulasi, The Fed menghukum para spekulan dengan menaikan interest rate yang pada gilirannya akan membuat beban bunga pinjaman meningkat sehingga para spekulan susah membayar bunga.

Selengkapnya di: https://pintarsaham.id/duo-bubble-dotcom-bubble-dan-subprime-mortgage-bubble/

Bagi yang ingin spekulasi resiko tinggi di kripto ke sini: https://www.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O
Emiten Yang Mencetak Laba dan Rugi di Q1 2021 (Update 15 Mei 2021)

 

Dari hasil pantauan saya terhadap laporan keuangan emiten Q1 2021 per 15 Mei 2021, total sudah 198 emiten yang merilis laporan keuangan Q1 2021. Masih ada lebih dari 400 emiten yang belum merilis Laporan Keuangan.

Tapi dari 198 emiten tersebut, yang mencetak laba hanya 170 emiten. 28 sisanya gagal mencetak laba. Adapun 10 top emiten yang gagal mencetak laba di Q1 2021 dari 28 emiten tersebut antara lain:

BBKP rugi 167 Milyar
CENT rugi 165 M
BKSW rugi 148 M
INDY rugi 136 M
LPPF rugi 95 M
RALS rugi 85 M
KIJA rugi 80 M
ACST rugi 79 M
BEST rugi 54 M
BBYB rugi 50 M

BBKP ACST dan BBYB yang lumayan hype di beberapa bulan lalu ternyata mencetak rugi yang lumayan besar di Q1 2021. Kenaikan harga sahamnya tidak mencerminkan fundamental perusahaan. Tapi tidak perlu heran karena IHSG memang sudah biasa ditemukan keanehan seperti itu. Menjual mimpi demi cuan yang lebih lebar.

Sedangkan untuk emiten dengan Top 10 Laba Selengkapnya di: https://pintarsaham.id/top-10-emiten-yang-mencetak-laba-dan-rugi-di-q1-2021/

Buat yang mau spekulasi resiko tinggi di kripto: https://www.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O

Be Careful on Scam Crypto Airdrop

https://signalcrypto.net/korban-airdrop-abal-abal-ludes-300juta-di-kuras-habis/
Siklus Konversi Kas Emiten Property dan Real Estate di Q1 2021

Saya melihat baru 10 Emiten property dan Real Estate yang merilis LK Q1 2021. Padahal jumlah emiten property di bursa itu mencapai lebih dari 70 Emiten atau sekitar 10% penghuni bursa IHSG adalah emiten property. Tapi sayangnya yang sudah tepat waktu rilis LK Q1 2021 masih sedikit.

Di emiten property saya biasanya menilai seberapa cepat sebuah emiten menjual rumah atau bangunan dengan melihat siklus Konversi kas nya. Penjelasan mengenai siklus Konversi kas bisa dilihat di sini.

Selengkapnya: https://pintarsaham.id/siklus-konversi-kas-emiten-property-dan-real-estate-di-q1-2021/

Kripto Army: https://www.binance.cc/id/register?ref=X7ZJCL9O
Insight Pintarsaham.id Cabang Pintar Nyangkut
Federal Funds Rate - 62 Year Historical Chart https://www.macrotrends.net/2015/fed-funds-rate-historical-chart Garis Abu-abu adalah ketika resesi terjadi
Ray Dalio nyaris bangkrut di 1982.

https://www.cnbc.com/2019/12/04/billionaire-ray-dalio-was-once-broke-and-borrowed-money-from-his-dad-to-pay-family-bills.html

Karena waktu itu dia berharap akan ada depresi waktu the fed naikan rate ATH. Dia all in short sell bursa AS.

https://www.macrotrends.net/2015/fed-funds-rate-historical-chart


Tapi ternyata depresi tidak pernah datang. Market rally.

Pelajaran penting, jangan all in. Jangan short sell. Jangan timing the market. Lebih baik diversifikasi.

Seandainya dia Diversification di emas, bond, stock secara bersamaan ambil long position, dia mungkin sdh bisa lebih kaya dari Buffett. Stay long in stock. HODLer in good fundamental stock always win.

Tapi dengan bangkrut di 1982, Ray Dalio bisa menjadi Ray yang sekarang. Bangkrut dan bangkit lagi. Tidak semua orang bisa melakukannya.