Selisih Hasil Stocktaking yang Kecil, Apakah Bisa Diabaikan?
Stocktaking, atau penghitungan stock, adalah salah satu proses yang rutin dikerjakan di gudang. Tujuannya adalah untuk menghitung berapa banyak aset yang dimiliki secara fisik, dalam hal ini inventory, dan berapa banyak yang tercatat di pencatatan atau sistem Anda.
Stocktaking itu sendiri sebetulnya cukup mudah untuk dilakukan. Bagaimana melakukannya sudah saya tuliskan di postingan sebelumnya.
Masalah akan muncul pada saat terjadi selisih antara inventory yang disimpan di gudang secara fisik dengan yang tercatat di sistem. Yang terkadang, ngga cuma selisih yang besar saja yang dipermasalahkan, bahkan yang kecil pun bisa dibesar-besarkan.
Biasanya akan ada dua pendapat yang bertentangan di sini. Pihak gudang akan cenderung mengabaikan selisih yang kecil itu (katakanlah dibawah 1%) dan mengajukan inventory adjustment di sistem. Sedangkan yang lain, mereka tetap menuntut untuk mencari tahu dari mana selisih itu berasal sebelum menyetujui untuk melakukan adjustment tersebut.
Lalu harus apa?
Inilah topik yang akan kita bahas pada postingan kali ini.
https://scmguide.com/id/selisih-hasil-stocktaking-kecil-apakah-bisa-diabaikan/
Stocktaking, atau penghitungan stock, adalah salah satu proses yang rutin dikerjakan di gudang. Tujuannya adalah untuk menghitung berapa banyak aset yang dimiliki secara fisik, dalam hal ini inventory, dan berapa banyak yang tercatat di pencatatan atau sistem Anda.
Stocktaking itu sendiri sebetulnya cukup mudah untuk dilakukan. Bagaimana melakukannya sudah saya tuliskan di postingan sebelumnya.
Masalah akan muncul pada saat terjadi selisih antara inventory yang disimpan di gudang secara fisik dengan yang tercatat di sistem. Yang terkadang, ngga cuma selisih yang besar saja yang dipermasalahkan, bahkan yang kecil pun bisa dibesar-besarkan.
Biasanya akan ada dua pendapat yang bertentangan di sini. Pihak gudang akan cenderung mengabaikan selisih yang kecil itu (katakanlah dibawah 1%) dan mengajukan inventory adjustment di sistem. Sedangkan yang lain, mereka tetap menuntut untuk mencari tahu dari mana selisih itu berasal sebelum menyetujui untuk melakukan adjustment tersebut.
Lalu harus apa?
Inilah topik yang akan kita bahas pada postingan kali ini.
https://scmguide.com/id/selisih-hasil-stocktaking-kecil-apakah-bisa-diabaikan/
SCM Guide
Selisih Hasil Stocktaking yang Kecil, Apakah Bisa Diabaikan? - SCM Guide
Selisih hasil stocktaking memang sulit dihindari. Tapi, kalau selisih tersebut kecil, apakah kemudian bisa diabaikan?
Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP) dirancang untuk membantu bisnis dalam mengelola operasinya dengan mengonsolidasikan data dari berbagai sumber menjadi satu tempat yang terpusat.
Tapi, setiap bisnis memiliki kebutuhan dan persyaratan yang unik dan karenanya, ERP ngga bisa menjadi solusi yang cocok untuk semua.
Oleh karena itu, sistem ERP sangat bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap bisnis.
Dengan ERP, bisnis bisa memilih modul yang dibutuhkan dan mengonfigurasi sistem untuk sesuai dengan proses dan alur kerja mereka.
Penyesuaian ini memungkinkan bisnis untuk mengoptimalkan operasinya dan mencapai tujuan mereka yang spesifik.
Misalnya, perusahaan manufaktur mungkin memerlukan modul perencanaan produksi, pengelolaan inventaris, dan kontrol kualitas, sementara perusahaan berbasis layanan mungkin memerlukan modul manajemen proyek, pelacakan waktu, dan penagihan.
Penyesuaian juga bisa membantu bisnis dalam mengotomatisasi proses dan mengurangi pekerjaan manual, yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Selain itu, sistem ERP bisa terintegrasi dengan sistem bisnis lainnya, seperti manajemen hubungan pelanggan (CRM) dan manajemen rantai pasokan (SCM), yang lebih meningkatkan fungsionalitas dan fleksibilitas mereka.
Secara keseluruhan, kemampuan untuk menyesuaikan sistem ERP adalah faktor krusial dalam kesuksesannya dan adopsi di dalam organisasi, karena memastikan bahwa sistem selaras dengan kebutuhan dan proses unik bisnis.
Tapi, setiap bisnis memiliki kebutuhan dan persyaratan yang unik dan karenanya, ERP ngga bisa menjadi solusi yang cocok untuk semua.
Oleh karena itu, sistem ERP sangat bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap bisnis.
Dengan ERP, bisnis bisa memilih modul yang dibutuhkan dan mengonfigurasi sistem untuk sesuai dengan proses dan alur kerja mereka.
Penyesuaian ini memungkinkan bisnis untuk mengoptimalkan operasinya dan mencapai tujuan mereka yang spesifik.
Misalnya, perusahaan manufaktur mungkin memerlukan modul perencanaan produksi, pengelolaan inventaris, dan kontrol kualitas, sementara perusahaan berbasis layanan mungkin memerlukan modul manajemen proyek, pelacakan waktu, dan penagihan.
Penyesuaian juga bisa membantu bisnis dalam mengotomatisasi proses dan mengurangi pekerjaan manual, yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Selain itu, sistem ERP bisa terintegrasi dengan sistem bisnis lainnya, seperti manajemen hubungan pelanggan (CRM) dan manajemen rantai pasokan (SCM), yang lebih meningkatkan fungsionalitas dan fleksibilitas mereka.
Secara keseluruhan, kemampuan untuk menyesuaikan sistem ERP adalah faktor krusial dalam kesuksesannya dan adopsi di dalam organisasi, karena memastikan bahwa sistem selaras dengan kebutuhan dan proses unik bisnis.
Apa itu Perencanaan Kapasitas? Bagaimana Cara Efektif Melakukannya?
Tim Sales Anda menginformasikan kalau volume penjualan dalam 5 tahun ke depan akan meningkat signifikan. Mereka meminta tim manufaktur untuk bisa men-support kebutuhan angka penjualan mereka dengan menyediakan cukup produk dari sisi manufaktur.
Mendapatkan informasi seperti itu, apa yang harus Anda lakukan?
Yang jelas, Anda harus memeriksa ulang apakah kapasitas manufaktur Anda saat ini bisa memenuhi kebutuhan sales atau ngga.
Anda mungkin harus merencanakan untuk menambah kapasitas manufaktur Anda supaya bisa memenuhi angka sales tersebut.
Dan inilah bahasan kita kali ini. Kita akan bahas tentang perencanaan kapasitas (capacity planning).
https://scmguide.com/id/apa-itu-perencanaan-kapasitas-bagaimana-cara-melakukannya/
Tim Sales Anda menginformasikan kalau volume penjualan dalam 5 tahun ke depan akan meningkat signifikan. Mereka meminta tim manufaktur untuk bisa men-support kebutuhan angka penjualan mereka dengan menyediakan cukup produk dari sisi manufaktur.
Mendapatkan informasi seperti itu, apa yang harus Anda lakukan?
Yang jelas, Anda harus memeriksa ulang apakah kapasitas manufaktur Anda saat ini bisa memenuhi kebutuhan sales atau ngga.
Anda mungkin harus merencanakan untuk menambah kapasitas manufaktur Anda supaya bisa memenuhi angka sales tersebut.
Dan inilah bahasan kita kali ini. Kita akan bahas tentang perencanaan kapasitas (capacity planning).
https://scmguide.com/id/apa-itu-perencanaan-kapasitas-bagaimana-cara-melakukannya/
SCM Guide
Apa itu Perencanaan Kapasitas? Bagaimana Cara Efektif Melakukannya? - SCM Guide
Tim Sales Anda menginformasikan kalau volume penjualan dalam 5 tahun ke depan akan meningkat signifikan. Mereka meminta tim manufaktur untuk bisa men-support kebutuhan angka penjualan mereka dengan menyediakan cukup produk dari sisi manufaktur. Mendapatkan…
Kenapa Sales and Operation Planning (S&OP) Penting? Bagaimana Cara Efektif Melakukannya?
Postingan kali ini, saya akan membahas tentang apa itu Sales and Operation Planning (S&OP), kenapa itu penting, dan bagaimana melakukannya dengan efektif.
https://scmguide.com/id/kenapa-sales-and-operation-planning-sop-penting-bagaimana-melakukannya/
Postingan kali ini, saya akan membahas tentang apa itu Sales and Operation Planning (S&OP), kenapa itu penting, dan bagaimana melakukannya dengan efektif.
https://scmguide.com/id/kenapa-sales-and-operation-planning-sop-penting-bagaimana-melakukannya/
SCM Guide
Kenapa Sales and Operation Planning (S&OP) Penting? Bagaimana Cara Efektif Melakukannya? - SCM Guide
Sales and Operation Planning (S&OP) penting untuk menyeleraskan antara angka penjualan dan kapasitas operasi. Ini cara efektif melakukannya.
Kenaikan tiba-tiba dalam penjualan bisa menjadi momen yang menyenangkan dan membingungkan bagi bisnis.
Di satu sisi, itu berarti kalau permintaan untuk produk atau layanan mereka meningkat. Tapi di sisi lain, kalau kapasitas produksi ngga bisa mengikuti peningkatan permintaan, bisnis bisa menghadapi tantangan yang signifikan.
Hal ini bisa menyebabkan penundaan, pesanan yang tertunda, dan hilangnya penjualan ke pesaing, yang pada akhirnya bisa merugikan keuangan bisnis.
Tapi, ketika penjualan melonjak tajam tetapi kapasitas produksi ngga bisa diikuti, maka saatnya untuk berpikir kreatif.
Bisnis perlu menemukan cara inovatif untuk mengelola proses produksi mereka, sehingga mereka bisa terus memenuhi permintaan pelanggan sambil menjaga standar kualitas yang tinggi.
Ini bisa melibatkan investasi dalam teknologi baru, penambahan karyawan, outsourcing beberapa pekerjaan, atau penyederhanaan proses yang sudah ada.
Penting bagi bisnis untuk diingat kalau kenaikan penjualan tiba-tiba bisa menjadi tanda potensi pertumbuhan di masa depan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk merencanakan masa depan dan mempertimbangkan untuk memperluas kapasitas produksi untuk mengakomodasi peningkatan permintaan.
Dengan melakukan ini, bisnis bisa terus memanfaatkan peluang pertumbuhan tanpa mengorbankan kualitas produk.
Menemukan solusi kreatif ketika penjualan melonjak tajam tetapi kapasitas produksi ngga bisa diikuti membutuhkan kemauan untuk mencoba hal-hal baru dan mengambil risiko.
Tapi, ini juga merupakan kesempatan bagi bisnis untuk berinovasi dan meningkatkan proses mereka.
Dengan menemukan cara untuk mengoptimalkan kapasitas produksi mereka, bisnis bisa memposisikan diri mereka untuk kesuksesan jangka panjang di pasar.
Pada akhirnya, ketika penjualan melonjak tajam tetapi kapasitas produksi ngga bisa diikuti, bisnis harus proaktif dalam menemukan solusi untuk memenuhi permintaan.
Dengan mengambil pendekatan kreatif dan fokus pada inovasi, bisnis bisa mengatasi tantangan ini dan berkembang di pasar.
Di satu sisi, itu berarti kalau permintaan untuk produk atau layanan mereka meningkat. Tapi di sisi lain, kalau kapasitas produksi ngga bisa mengikuti peningkatan permintaan, bisnis bisa menghadapi tantangan yang signifikan.
Hal ini bisa menyebabkan penundaan, pesanan yang tertunda, dan hilangnya penjualan ke pesaing, yang pada akhirnya bisa merugikan keuangan bisnis.
Tapi, ketika penjualan melonjak tajam tetapi kapasitas produksi ngga bisa diikuti, maka saatnya untuk berpikir kreatif.
Bisnis perlu menemukan cara inovatif untuk mengelola proses produksi mereka, sehingga mereka bisa terus memenuhi permintaan pelanggan sambil menjaga standar kualitas yang tinggi.
Ini bisa melibatkan investasi dalam teknologi baru, penambahan karyawan, outsourcing beberapa pekerjaan, atau penyederhanaan proses yang sudah ada.
Penting bagi bisnis untuk diingat kalau kenaikan penjualan tiba-tiba bisa menjadi tanda potensi pertumbuhan di masa depan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk merencanakan masa depan dan mempertimbangkan untuk memperluas kapasitas produksi untuk mengakomodasi peningkatan permintaan.
Dengan melakukan ini, bisnis bisa terus memanfaatkan peluang pertumbuhan tanpa mengorbankan kualitas produk.
Menemukan solusi kreatif ketika penjualan melonjak tajam tetapi kapasitas produksi ngga bisa diikuti membutuhkan kemauan untuk mencoba hal-hal baru dan mengambil risiko.
Tapi, ini juga merupakan kesempatan bagi bisnis untuk berinovasi dan meningkatkan proses mereka.
Dengan menemukan cara untuk mengoptimalkan kapasitas produksi mereka, bisnis bisa memposisikan diri mereka untuk kesuksesan jangka panjang di pasar.
Pada akhirnya, ketika penjualan melonjak tajam tetapi kapasitas produksi ngga bisa diikuti, bisnis harus proaktif dalam menemukan solusi untuk memenuhi permintaan.
Dengan mengambil pendekatan kreatif dan fokus pada inovasi, bisnis bisa mengatasi tantangan ini dan berkembang di pasar.
👍1
Pentingnya Pemetaan Proses Bisnis dan Cara Efektif Melakukannya
Pada postingan kali ini, saya akan bahas mengenai mengapa memetakan proses bisnis itu penting. Yang saya maksud dengan proses bisnis di sini adalah semua aktivitas operasi supply chain mulai dari sales order, perencanaan produksi, sampai pengiriman finished goods ke customer dan invoicing-nya.
Saya yakin, Anda sudah punya proses bisnis Anda sendiri. Tapi, apakah proses bisnis tersebut sudah dipetakan di atas “kertas”? Atau, semua berjalan begitu saja tanpa Anda bisa melihat keseluruhan prosesnya?
https://scmguide.com/id/pentingnya-pemetaan-proses-bisnis-dan-cara-efektif-melakukannya/
Pada postingan kali ini, saya akan bahas mengenai mengapa memetakan proses bisnis itu penting. Yang saya maksud dengan proses bisnis di sini adalah semua aktivitas operasi supply chain mulai dari sales order, perencanaan produksi, sampai pengiriman finished goods ke customer dan invoicing-nya.
Saya yakin, Anda sudah punya proses bisnis Anda sendiri. Tapi, apakah proses bisnis tersebut sudah dipetakan di atas “kertas”? Atau, semua berjalan begitu saja tanpa Anda bisa melihat keseluruhan prosesnya?
https://scmguide.com/id/pentingnya-pemetaan-proses-bisnis-dan-cara-efektif-melakukannya/
SCM Guide
Pentingnya Pemetaan Proses Bisnis dan Cara Efektif Melakukannya - SCM Guide
Pelajari pentingnya pemetaan proses bisnis dan cara efektif melakukannya. Dapatkan panduan praktis untuk meningkatkan kinerja bisnis Anda.
Manajemen proyek punya peran yang sangat penting dalam mengelola supply chain supaya berjalan dengan lancar dan sukses.
Mereka bertanggung jawab dalam merencanakan dan mengendalikan semua aspek yang terkait dengan proyek-proyek dalam supply chain. Mulai dari menetapkan tujuan proyek, mengatur jadwal, mengalokasikan sumber daya, sampai memantau kemajuan keseluruhan proyek.
Selain itu, manajemen proyek juga berperan dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin muncul dalam supply chain. Mereka melakukan analisis risiko dan mengembangkan strategi mitigasi untuk mengurangi atau mengatasi risiko tersebut. Dengan mengelola risiko dengan baik, bisa meminimalkan potensi gangguan dalam supply chain.
Koordinasi dan komunikasi yang efektif juga menjadi tugas penting bagi manajemen proyek. Mereka bekerja sama dengan berbagai tim dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek supply chain. Melalui komunikasi yang baik, kolaborasi bisa terjalin dengan lancar untuk mencapai tujuan proyek secara efisien.
Manajemen proyek juga bertanggung jawab dalam memastikan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan dalam proyek supply chain. Mereka mengawasi dan mengendalikan kualitas dengan mengembangkan metode pengawasan, melakukan pengujian, serta verifikasi untuk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Terakhir, manajemen proyek membantu dalam mengelola perubahan yang terjadi dalam proyek supply chain.
Dalam lingkungan supply chain yang kompleks, perubahan bisa terjadi akibat perubahan kebutuhan pelanggan, regulasi, atau faktor lainnya.
Manajemen proyek membantu mengidentifikasi dampak perubahan, mengelola perubahan tersebut, dan memastikan transisi yang mulus dalam supply chain.
Dengan melibatkan manajemen proyek dalam supply chain management, organisasi bisa meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan memastikan keberhasilan implementasi proyek-proyek yang terkait dengan supply chain.
Semoga bermanfaat!
Mereka bertanggung jawab dalam merencanakan dan mengendalikan semua aspek yang terkait dengan proyek-proyek dalam supply chain. Mulai dari menetapkan tujuan proyek, mengatur jadwal, mengalokasikan sumber daya, sampai memantau kemajuan keseluruhan proyek.
Selain itu, manajemen proyek juga berperan dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin muncul dalam supply chain. Mereka melakukan analisis risiko dan mengembangkan strategi mitigasi untuk mengurangi atau mengatasi risiko tersebut. Dengan mengelola risiko dengan baik, bisa meminimalkan potensi gangguan dalam supply chain.
Koordinasi dan komunikasi yang efektif juga menjadi tugas penting bagi manajemen proyek. Mereka bekerja sama dengan berbagai tim dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek supply chain. Melalui komunikasi yang baik, kolaborasi bisa terjalin dengan lancar untuk mencapai tujuan proyek secara efisien.
Manajemen proyek juga bertanggung jawab dalam memastikan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan dalam proyek supply chain. Mereka mengawasi dan mengendalikan kualitas dengan mengembangkan metode pengawasan, melakukan pengujian, serta verifikasi untuk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Terakhir, manajemen proyek membantu dalam mengelola perubahan yang terjadi dalam proyek supply chain.
Dalam lingkungan supply chain yang kompleks, perubahan bisa terjadi akibat perubahan kebutuhan pelanggan, regulasi, atau faktor lainnya.
Manajemen proyek membantu mengidentifikasi dampak perubahan, mengelola perubahan tersebut, dan memastikan transisi yang mulus dalam supply chain.
Dengan melibatkan manajemen proyek dalam supply chain management, organisasi bisa meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan memastikan keberhasilan implementasi proyek-proyek yang terkait dengan supply chain.
Semoga bermanfaat!
Cara membuat budget supply chain
Untuk membuat anggaran atau budget supply chain, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut.
Pertama, Anda perlu mengidentifikasi tujuan dan strategi supply chain. Tentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari supply chain perusahaan Anda. Anda juga perlu meninjau strategi yang akan Anda adopsi untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya, Anda harus mengevaluasi biaya saat ini dalam supply chain. Tinjau semua komponen biaya, seperti pembelian, pengiriman, pergudangan, transportasi, penyimpanan, dan manajemen persediaan yang terkait dengan aktivitas supply chain Anda.
Lakukan analisis terhadap data historis yang Anda punya terkait dengan biaya dan pengeluaran supply chain. Tinjau anggaran supply chain dari tahun-tahun sebelumnya dan pelajari tren biaya serta fluktuasi yang terjadi.
Selanjutnya, identifikasi asumsi dan faktor risiko yang relevan. Tentukan asumsi dasar yang akan Anda gunakan dalam penyusunan anggaran. Misalnya, Anda bisa mengasumsikan kenaikan harga bahan baku atau fluktuasi mata uang. Selain itu, Anda perlu mengidentifikasi faktor risiko potensial yang bisa mempengaruhi anggaran, seperti perubahan kebijakan pemerintah atau gangguan dalam supply chain.
Tetapkan tujuan penghematan biaya dan peningkatan efisiensi yang ingin Anda capai. Misalnya, Anda bisa menentukan persentase pengurangan biaya yang diharapkan atau persentase peningkatan efisiensi operasional yang ingin Anda capai.
Berikutnya, buatlah anggaran yang terperinci berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Sertakan biaya yang diharapkan untuk pembelian, produksi, transportasi, pergudangan, persediaan, teknologi informasi, tenaga kerja, dan biaya lainnya yang relevan dalam supply chain Anda.
Sesudah anggaran selesai, penting bagi Anda untuk meninjau kembali anggaran tersebut. Pastikan kalau semua aspek sudah dipertimbangkan dan kalau anggaran tersebut realistis dan bisa dijalankan. Kalau perlu, lakukan revisi anggaran berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan terkait.
Terakhir, penting bagi Anda untuk memantau dan mengevaluasi realisasi anggaran sepanjang tahun. Bandingkan pengeluaran aktual dengan anggaran yang ditetapkan dan identifikasi perbedaan atau penyimpangan yang terjadi. Hal ini akan membantu Anda mengambil tindakan korektif kalau diperlukan dan meningkatkan pengelolaan anggaran di masa depan.
Dalam menyusun anggaran, libatkanlah pemangku kepentingan terkait, seperti tim manajemen supply chain, keuangan, dan operasional. Hal ini akan membantu Anda memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai kebutuhan dan prioritas perusahaan Anda.
Semoga bermanfaat!
Untuk membuat anggaran atau budget supply chain, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut.
Pertama, Anda perlu mengidentifikasi tujuan dan strategi supply chain. Tentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari supply chain perusahaan Anda. Anda juga perlu meninjau strategi yang akan Anda adopsi untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya, Anda harus mengevaluasi biaya saat ini dalam supply chain. Tinjau semua komponen biaya, seperti pembelian, pengiriman, pergudangan, transportasi, penyimpanan, dan manajemen persediaan yang terkait dengan aktivitas supply chain Anda.
Lakukan analisis terhadap data historis yang Anda punya terkait dengan biaya dan pengeluaran supply chain. Tinjau anggaran supply chain dari tahun-tahun sebelumnya dan pelajari tren biaya serta fluktuasi yang terjadi.
Selanjutnya, identifikasi asumsi dan faktor risiko yang relevan. Tentukan asumsi dasar yang akan Anda gunakan dalam penyusunan anggaran. Misalnya, Anda bisa mengasumsikan kenaikan harga bahan baku atau fluktuasi mata uang. Selain itu, Anda perlu mengidentifikasi faktor risiko potensial yang bisa mempengaruhi anggaran, seperti perubahan kebijakan pemerintah atau gangguan dalam supply chain.
Tetapkan tujuan penghematan biaya dan peningkatan efisiensi yang ingin Anda capai. Misalnya, Anda bisa menentukan persentase pengurangan biaya yang diharapkan atau persentase peningkatan efisiensi operasional yang ingin Anda capai.
Berikutnya, buatlah anggaran yang terperinci berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Sertakan biaya yang diharapkan untuk pembelian, produksi, transportasi, pergudangan, persediaan, teknologi informasi, tenaga kerja, dan biaya lainnya yang relevan dalam supply chain Anda.
Sesudah anggaran selesai, penting bagi Anda untuk meninjau kembali anggaran tersebut. Pastikan kalau semua aspek sudah dipertimbangkan dan kalau anggaran tersebut realistis dan bisa dijalankan. Kalau perlu, lakukan revisi anggaran berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan terkait.
Terakhir, penting bagi Anda untuk memantau dan mengevaluasi realisasi anggaran sepanjang tahun. Bandingkan pengeluaran aktual dengan anggaran yang ditetapkan dan identifikasi perbedaan atau penyimpangan yang terjadi. Hal ini akan membantu Anda mengambil tindakan korektif kalau diperlukan dan meningkatkan pengelolaan anggaran di masa depan.
Dalam menyusun anggaran, libatkanlah pemangku kepentingan terkait, seperti tim manajemen supply chain, keuangan, dan operasional. Hal ini akan membantu Anda memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai kebutuhan dan prioritas perusahaan Anda.
Semoga bermanfaat!
Sebagai seorang customer kecil, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk memperoleh harga terbaik dari supplier.
Pertama, lakukan riset pasar supaya Anda bisa mengetahui kisaran harga yang umumnya ditawarkan oleh supplier dalam industri yang Anda jalani. Dengan mengetahui harga-harga tersebut, Anda bisa menilai apakah penawaran yang diberikan oleh supplier bersifat kompetitif atau ngga.
Selanjutnya, lakukan perbandingan antara beberapa supplier.
Mintalah daftar harga dari mereka untuk produk atau layanan yang sama. Dengan membandingkan harga-harga tersebut, Anda bisa menentukan supplier mana yang menawarkan harga yang lebih kompetitif sesuai dengan kebutuhan Anda.
Selain itu, penting untuk membahas volume pembelian saat berkomunikasi dengan supplier.
Ungkapkan keinginan Anda untuk membeli dalam jumlah besar, karena hal ini bisa membantu Anda mendapatkan penawaran harga yang lebih baik. Biasanya, supplier akan memberikan diskon atau harga khusus bagi pelanggan yang berkomitmen untuk membeli dalam jumlah besar.
Selanjutnya, bangunlah hubungan yang baik dengan supplier.
Membina hubungan yang positif dengan mereka bisa memberikan keuntungan jangka panjang. Ketika supplier melihat Anda sebagai pelanggan yang setia dan bisa diandalkan, mereka mungkin lebih cenderung memberikan harga yang lebih baik atau bahkan memberikan penawaran eksklusif kepada Anda.
Kalau harga yang ditawarkan masih terlalu tinggi, jangan ragu untuk bernegosiasi.
Sampaikan keinginan Anda secara jelas dan objektif mengenai harga yang Anda harapkan, serta potensi pembelian dalam jumlah besar di masa depan. Melalui negosiasi yang baik, Anda bisa mencapai kesepakatan harga yang lebih menguntungkan.
Terakhir, penting untuk terus memantau pasar dan harga-harga yang ditawarkan oleh supplier lain.
Pasar dan harga bisa berfluktuasi seiring waktu. Kalau Anda menemukan penawaran yang lebih baik, Anda bisa menggunakan informasi tersebut sebagai dasar untuk bernegosiasi dengan supplier Anda saat ini atau bahkan mencari supplier baru.
Sebagai customer kecil, meskipun mungkin Anda ngga punya kekuatan tawar sebesar pelanggan yang lebih besar, tapi dengan strategi yang tepat dan kesadaran akan kondisi pasar, Anda masih bisa menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan supplier untuk memperoleh harga terbaik.
Semoga bermanfaat!
Pertama, lakukan riset pasar supaya Anda bisa mengetahui kisaran harga yang umumnya ditawarkan oleh supplier dalam industri yang Anda jalani. Dengan mengetahui harga-harga tersebut, Anda bisa menilai apakah penawaran yang diberikan oleh supplier bersifat kompetitif atau ngga.
Selanjutnya, lakukan perbandingan antara beberapa supplier.
Mintalah daftar harga dari mereka untuk produk atau layanan yang sama. Dengan membandingkan harga-harga tersebut, Anda bisa menentukan supplier mana yang menawarkan harga yang lebih kompetitif sesuai dengan kebutuhan Anda.
Selain itu, penting untuk membahas volume pembelian saat berkomunikasi dengan supplier.
Ungkapkan keinginan Anda untuk membeli dalam jumlah besar, karena hal ini bisa membantu Anda mendapatkan penawaran harga yang lebih baik. Biasanya, supplier akan memberikan diskon atau harga khusus bagi pelanggan yang berkomitmen untuk membeli dalam jumlah besar.
Selanjutnya, bangunlah hubungan yang baik dengan supplier.
Membina hubungan yang positif dengan mereka bisa memberikan keuntungan jangka panjang. Ketika supplier melihat Anda sebagai pelanggan yang setia dan bisa diandalkan, mereka mungkin lebih cenderung memberikan harga yang lebih baik atau bahkan memberikan penawaran eksklusif kepada Anda.
Kalau harga yang ditawarkan masih terlalu tinggi, jangan ragu untuk bernegosiasi.
Sampaikan keinginan Anda secara jelas dan objektif mengenai harga yang Anda harapkan, serta potensi pembelian dalam jumlah besar di masa depan. Melalui negosiasi yang baik, Anda bisa mencapai kesepakatan harga yang lebih menguntungkan.
Terakhir, penting untuk terus memantau pasar dan harga-harga yang ditawarkan oleh supplier lain.
Pasar dan harga bisa berfluktuasi seiring waktu. Kalau Anda menemukan penawaran yang lebih baik, Anda bisa menggunakan informasi tersebut sebagai dasar untuk bernegosiasi dengan supplier Anda saat ini atau bahkan mencari supplier baru.
Sebagai customer kecil, meskipun mungkin Anda ngga punya kekuatan tawar sebesar pelanggan yang lebih besar, tapi dengan strategi yang tepat dan kesadaran akan kondisi pasar, Anda masih bisa menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan supplier untuk memperoleh harga terbaik.
Semoga bermanfaat!
👍1
Penggunaan manual operation atau operasi manual dibandingkan dengan Warehouse Management System (WMS) tergantung pada beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan. Berikut ini beberapa situasi di mana penggunaan manual operation mungkin lebih baik daripada menggunakan WMS.
Pertama, kalau bisnis Anda punya operasi pergudangan yang relatif kecil, dengan jumlah barang yang terbatas dan sedikit pergerakan, maka menggunakan manual operation bisa lebih sederhana dan efisien bagi Anda. Implementasi dan pengelolaan WMS membutuhkan investasi waktu dan sumber daya yang signifikan, yang mungkin ngga sebanding dengan ukuran operasi Anda.
Kedua, kalau staf pergudangan Anda ngga terbiasa atau ngga terlatih dalam menggunakan teknologi WMS, maka menggunakan manual operation bisa lebih mudah dipahami dan diterapkan bagi Anda. Dalam beberapa kasus, pelatihan yang intensif atau perubahan budaya kerja mungkin diperlukan bagi Anda untuk mengadopsi WMS dengan efektif.
Ketiga, kalau bisnis Anda menjual produk atau punya inventaris dengan karakteristik yang kompleks, seperti barang-barang unik, sensitif, atau bernilai tinggi, maka menggunakan manual operation bisa memberikan Anda kontrol yang lebih langsung dan lebih terperinci dalam menangani dan melacak barang tersebut.
Terakhir, kalau anggaran Anda terbatas atau ngga mampu untuk mengadopsi WMS, maka manual operation bisa menjadi alternatif yang lebih terjangkau bagi Anda untuk mengatur dan mengelola pergudangan Anda.
Meskipun demikian, perlu Anda ingat kalau WMS punya sejumlah keuntungan yang signifikan dalam mengelola operasi pergudangan. Beberapa keuntungan menggunakan WMS adalah otomatisasi berbagai tugas dan proses, pelacakan dan visibilitas inventaris yang lebih baik, pengelolaan tenaga kerja yang optimal, serta analisis dan perbaikan yang lebih efisien.
Jadi, keputusan untuk menggunakan manual operation atau WMS tergantung pada ukuran operasi Anda, kompleksitas inventaris, keterampilan staf, anggaran, dan kebutuhan spesifik bisnis Anda. Evaluasi keuntungan dan kerugian keduanya bisa membantu Anda membuat keputusan yang tepat.
Semoga bermanfaat!
Pertama, kalau bisnis Anda punya operasi pergudangan yang relatif kecil, dengan jumlah barang yang terbatas dan sedikit pergerakan, maka menggunakan manual operation bisa lebih sederhana dan efisien bagi Anda. Implementasi dan pengelolaan WMS membutuhkan investasi waktu dan sumber daya yang signifikan, yang mungkin ngga sebanding dengan ukuran operasi Anda.
Kedua, kalau staf pergudangan Anda ngga terbiasa atau ngga terlatih dalam menggunakan teknologi WMS, maka menggunakan manual operation bisa lebih mudah dipahami dan diterapkan bagi Anda. Dalam beberapa kasus, pelatihan yang intensif atau perubahan budaya kerja mungkin diperlukan bagi Anda untuk mengadopsi WMS dengan efektif.
Ketiga, kalau bisnis Anda menjual produk atau punya inventaris dengan karakteristik yang kompleks, seperti barang-barang unik, sensitif, atau bernilai tinggi, maka menggunakan manual operation bisa memberikan Anda kontrol yang lebih langsung dan lebih terperinci dalam menangani dan melacak barang tersebut.
Terakhir, kalau anggaran Anda terbatas atau ngga mampu untuk mengadopsi WMS, maka manual operation bisa menjadi alternatif yang lebih terjangkau bagi Anda untuk mengatur dan mengelola pergudangan Anda.
Meskipun demikian, perlu Anda ingat kalau WMS punya sejumlah keuntungan yang signifikan dalam mengelola operasi pergudangan. Beberapa keuntungan menggunakan WMS adalah otomatisasi berbagai tugas dan proses, pelacakan dan visibilitas inventaris yang lebih baik, pengelolaan tenaga kerja yang optimal, serta analisis dan perbaikan yang lebih efisien.
Jadi, keputusan untuk menggunakan manual operation atau WMS tergantung pada ukuran operasi Anda, kompleksitas inventaris, keterampilan staf, anggaran, dan kebutuhan spesifik bisnis Anda. Evaluasi keuntungan dan kerugian keduanya bisa membantu Anda membuat keputusan yang tepat.
Semoga bermanfaat!
Menentukan Minimum Order Quantity (MOQ) yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda melibatkan beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan.
Pertama, Anda perlu mengevaluasi permintaan pelanggan.
Analisislah data penjualan historis dan tren pasar untuk memahami seberapa sering produk Anda dipesan dan berapa banyak yang biasanya dibeli oleh pelanggan. Anda juga perlu mempertimbangkan fluktuasi musiman atau tren penjualan yang mungkin terjadi.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis biaya produksi.
Tinjau biaya bahan baku, tenaga kerja, pengemasan, dan biaya produksi lainnya. Hal ini akan membantu Anda memahami apakah produksi dalam jumlah besar akan menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi dalam jumlah kecil.
Selanjutnya, Anda harus mempertimbangkan kapasitas produksi pabrik atau supplier Anda.
Apakah mereka mampu memenuhi jumlah pesanan yang lebih kecil atau cuma mampu memproduksi dalam jumlah besar? Jangan lupa untuk mengevaluasi juga kebijakan pabrik terkait MOQ yang mereka terapkan.
Anda juga perlu memperhatikan persediaan yang perlu Anda jaga.
Kalau Anda punya produk dengan umur simpan terbatas atau rentan terhadap perubahan tren, Anda mungkin ingin mempertimbangkan MOQ yang lebih rendah supaya ngga terjebak dengan persediaan yang berlebihan.
Selain itu, evaluasi keuangan juga penting.
Anda perlu menghitung margin keuntungan Anda dan mempertimbangkan apakah Anda bisa mengakomodasi biaya produksi dan keuntungan yang sesuai dengan MOQ yang ditetapkan.
Terakhir, penting untuk berkomunikasi dengan supplier Anda.
Diskusikan kebutuhan bisnis Anda dan tinjau apakah ada kemungkinan untuk bernegosiasi mengenai MOQ yang sesuai dengan situasi Anda.
Ingatlah kalau MOQ bukanlah keputusan tetap dan bisa disesuaikan seiring berkembangnya bisnis Anda. Lakukan evaluasi secara teratur dan sesuaikan MOQ kalau diperlukan untuk mengoptimalkan operasi dan keuntungan bisnis Anda.
Semoga bermanfaat!
Pertama, Anda perlu mengevaluasi permintaan pelanggan.
Analisislah data penjualan historis dan tren pasar untuk memahami seberapa sering produk Anda dipesan dan berapa banyak yang biasanya dibeli oleh pelanggan. Anda juga perlu mempertimbangkan fluktuasi musiman atau tren penjualan yang mungkin terjadi.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis biaya produksi.
Tinjau biaya bahan baku, tenaga kerja, pengemasan, dan biaya produksi lainnya. Hal ini akan membantu Anda memahami apakah produksi dalam jumlah besar akan menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi dalam jumlah kecil.
Selanjutnya, Anda harus mempertimbangkan kapasitas produksi pabrik atau supplier Anda.
Apakah mereka mampu memenuhi jumlah pesanan yang lebih kecil atau cuma mampu memproduksi dalam jumlah besar? Jangan lupa untuk mengevaluasi juga kebijakan pabrik terkait MOQ yang mereka terapkan.
Anda juga perlu memperhatikan persediaan yang perlu Anda jaga.
Kalau Anda punya produk dengan umur simpan terbatas atau rentan terhadap perubahan tren, Anda mungkin ingin mempertimbangkan MOQ yang lebih rendah supaya ngga terjebak dengan persediaan yang berlebihan.
Selain itu, evaluasi keuangan juga penting.
Anda perlu menghitung margin keuntungan Anda dan mempertimbangkan apakah Anda bisa mengakomodasi biaya produksi dan keuntungan yang sesuai dengan MOQ yang ditetapkan.
Terakhir, penting untuk berkomunikasi dengan supplier Anda.
Diskusikan kebutuhan bisnis Anda dan tinjau apakah ada kemungkinan untuk bernegosiasi mengenai MOQ yang sesuai dengan situasi Anda.
Ingatlah kalau MOQ bukanlah keputusan tetap dan bisa disesuaikan seiring berkembangnya bisnis Anda. Lakukan evaluasi secara teratur dan sesuaikan MOQ kalau diperlukan untuk mengoptimalkan operasi dan keuntungan bisnis Anda.
Semoga bermanfaat!
Untuk mengetahui apakah Anda mengalami kelebihan inventory atau kekurangan kapasitas gudang, Anda perlu memperhatikan beberapa faktor penting dan melakukan analisis yang tepat.
Pertama-tama, Anda harus menghitung total kapasitas gudang yang Anda punya.
Anda perlu mengevaluasi penggunaan gudang saat ini dengan membandingkannya dengan kapasitas maksimum yang Anda tetapkan sebelumnya.
Kalau kapasitas penggunaan gudang Anda mendekati atau melebihi kapasitas maksimum, ini menunjukkan kemungkinan adanya kekurangan kapasitas yang perlu Anda perhatikan.
Selanjutnya, Anda harus melakukan analisis terhadap jumlah inventaris yang Anda simpan.
Anda perlu menghitung total volume atau jumlah unit inventaris yang Anda punya saat ini, dan bandingkan dengan kapasitas gudang yang tersedia.
Kalau jumlah inventaris melebihi kapasitas gudang, maka Anda mungkin menghadapi kelebihan inventory yang bisa mempengaruhi efisiensi dan operasional gudang Anda.
Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan aliran masuk dan keluar inventaris selama periode waktu tertentu.
Kalau aliran masuk inventaris secara konsisten melebihi aliran keluar, hal ini bisa menandakan kelebihan inventory yang memerlukan penanganan yang lebih baik.
Sebaliknya, kalau aliran keluar inventaris secara konsisten melebihi aliran masuk, maka Anda mungkin menghadapi kekurangan kapasitas gudang yang bisa menghambat kemampuan Anda untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu.
Penting juga untuk mengevaluasi waktu yang diperlukan untuk mengisi ulang inventaris saat stok habis.
Kalau waktu pengisian ulang yang diperlukan terlalu lama atau berdampak negatif pada operasional perusahaan Anda, ini mungkin menandakan kekurangan kapasitas gudang yang perlu Anda perhatikan.
Semoga bermanfaat!
Pertama-tama, Anda harus menghitung total kapasitas gudang yang Anda punya.
Anda perlu mengevaluasi penggunaan gudang saat ini dengan membandingkannya dengan kapasitas maksimum yang Anda tetapkan sebelumnya.
Kalau kapasitas penggunaan gudang Anda mendekati atau melebihi kapasitas maksimum, ini menunjukkan kemungkinan adanya kekurangan kapasitas yang perlu Anda perhatikan.
Selanjutnya, Anda harus melakukan analisis terhadap jumlah inventaris yang Anda simpan.
Anda perlu menghitung total volume atau jumlah unit inventaris yang Anda punya saat ini, dan bandingkan dengan kapasitas gudang yang tersedia.
Kalau jumlah inventaris melebihi kapasitas gudang, maka Anda mungkin menghadapi kelebihan inventory yang bisa mempengaruhi efisiensi dan operasional gudang Anda.
Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan aliran masuk dan keluar inventaris selama periode waktu tertentu.
Kalau aliran masuk inventaris secara konsisten melebihi aliran keluar, hal ini bisa menandakan kelebihan inventory yang memerlukan penanganan yang lebih baik.
Sebaliknya, kalau aliran keluar inventaris secara konsisten melebihi aliran masuk, maka Anda mungkin menghadapi kekurangan kapasitas gudang yang bisa menghambat kemampuan Anda untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu.
Penting juga untuk mengevaluasi waktu yang diperlukan untuk mengisi ulang inventaris saat stok habis.
Kalau waktu pengisian ulang yang diperlukan terlalu lama atau berdampak negatif pada operasional perusahaan Anda, ini mungkin menandakan kekurangan kapasitas gudang yang perlu Anda perhatikan.
Semoga bermanfaat!
Membentuk departemen SCM (Supply Chain Management) dari nol melibatkan serangkaian langkah strategis yang perlu Anda lakukan.
Pertama, Anda perlu menganalisis kebutuhan bisnis organisasi Anda.
Evaluasilah skala operasi, volume persediaan, permintaan pelanggan, dan kebijakan pengiriman yang ada. Dari sana, identifikasi area yang perlu ditingkatkan dan diintegrasikan dalam departemen SCM baru yang akan Anda bentuk.
Sesudah itu, Anda perlu menetapkan tujuan dan strategi untuk departemen SCM Anda.
Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang sesuai dengan strategi umum perusahaan dan bisa diukur secara objektif. Misalnya, Anda mungkin ingin meningkatkan efisiensi supply chain, mengoptimalkan persediaan, atau memperkuat kemitraan dengan supplier.
Berikutnya, bentuklah tim pengimplementasi yang terdiri dari individu yang punya pengetahuan dan pengalaman dalam supply chain management, pengadaan, logistik, perencanaan persediaan, dan pemantauan kinerja. Tim ini akan bertanggung jawab merancang, mengimplementasikan, dan mengelola departemen SCM.
Sesudah itu, Anda perlu merancang struktur organisasi yang tepat untuk departemen SCM Anda.
Pertimbangkan pembentukan unit-unit fungsional seperti pengadaan, pergudangan, distribusi, perencanaan persediaan, dan layanan pelanggan. Pastikan ada tanggung jawab dan tugas yang jelas untuk setiap unit fungsional.
Selanjutnya, pilihlah sistem supply chain management dan teknologi yang sesuai untuk mendukung operasi departemen SCM Anda. Pastikan sistem yang Anda pilih bisa diintegrasikan dengan sistem yang ada di perusahaan Anda.
Selama proses pembentukan departemen SCM, penting juga untuk menjalin hubungan yang kuat dengan supplier dan mitra kerja.
Identifikasi supplier yang bisa menjadi mitra strategis untuk memenuhi kebutuhan supply chain Anda. Pastikan Anda menetapkan kriteria evaluasi yang tepat dan menjaga standar kualitas serta keandalan yang diinginkan.
Terakhir, pastikan Anda terus memonitor dan mengevaluasi kinerja departemen SCM. Tentukan indikator kinerja kunci (KPI) dan lakukan evaluasi berkala.
Selain itu, pastikan departemen SCM Anda terus mengikuti tren dan inovasi dalam supply chain management. Komunikasikan dengan departemen lain di perusahaan Anda untuk mengidentifikasi peluang perbaikan dan kolaborasi yang lebih baik.
Semoga bermanfaat!
Pertama, Anda perlu menganalisis kebutuhan bisnis organisasi Anda.
Evaluasilah skala operasi, volume persediaan, permintaan pelanggan, dan kebijakan pengiriman yang ada. Dari sana, identifikasi area yang perlu ditingkatkan dan diintegrasikan dalam departemen SCM baru yang akan Anda bentuk.
Sesudah itu, Anda perlu menetapkan tujuan dan strategi untuk departemen SCM Anda.
Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang sesuai dengan strategi umum perusahaan dan bisa diukur secara objektif. Misalnya, Anda mungkin ingin meningkatkan efisiensi supply chain, mengoptimalkan persediaan, atau memperkuat kemitraan dengan supplier.
Berikutnya, bentuklah tim pengimplementasi yang terdiri dari individu yang punya pengetahuan dan pengalaman dalam supply chain management, pengadaan, logistik, perencanaan persediaan, dan pemantauan kinerja. Tim ini akan bertanggung jawab merancang, mengimplementasikan, dan mengelola departemen SCM.
Sesudah itu, Anda perlu merancang struktur organisasi yang tepat untuk departemen SCM Anda.
Pertimbangkan pembentukan unit-unit fungsional seperti pengadaan, pergudangan, distribusi, perencanaan persediaan, dan layanan pelanggan. Pastikan ada tanggung jawab dan tugas yang jelas untuk setiap unit fungsional.
Selanjutnya, pilihlah sistem supply chain management dan teknologi yang sesuai untuk mendukung operasi departemen SCM Anda. Pastikan sistem yang Anda pilih bisa diintegrasikan dengan sistem yang ada di perusahaan Anda.
Selama proses pembentukan departemen SCM, penting juga untuk menjalin hubungan yang kuat dengan supplier dan mitra kerja.
Identifikasi supplier yang bisa menjadi mitra strategis untuk memenuhi kebutuhan supply chain Anda. Pastikan Anda menetapkan kriteria evaluasi yang tepat dan menjaga standar kualitas serta keandalan yang diinginkan.
Terakhir, pastikan Anda terus memonitor dan mengevaluasi kinerja departemen SCM. Tentukan indikator kinerja kunci (KPI) dan lakukan evaluasi berkala.
Selain itu, pastikan departemen SCM Anda terus mengikuti tren dan inovasi dalam supply chain management. Komunikasikan dengan departemen lain di perusahaan Anda untuk mengidentifikasi peluang perbaikan dan kolaborasi yang lebih baik.
Semoga bermanfaat!
Setiap pagi sebagai seorang manajer supply chain, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memastikan operasi berjalan lancar.
Pertama-tama, penting untuk memeriksa status persediaan dan pesanan yang sedang berlangsung, jadi Anda bisa mengidentifikasi potensi masalah atau keterlambatan.
Selanjutnya, Anda perlu berkomunikasi dengan tim dan rekan kerja untuk mengkoordinasikan aktivitas harian dan memastikan pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Selain itu, memantau kinerja operasional dan analisis data akan membantu dalam mengidentifikasi tren, mengoptimalkan efisiensi, dan mengambil keputusan yang berdasarkan fakta.
Terakhir, mengikuti perkembangan di industri dan teknologi terkait juga penting supaya tetap relevan dan menerapkan praktik terbaik dalam supply chain management.
Dengan melakukan langkah-langkah ini setiap pagi, Anda bisa memastikan kalau supply chain berjalan dengan efektif dan efisien sepanjang hari.
Pertama-tama, penting untuk memeriksa status persediaan dan pesanan yang sedang berlangsung, jadi Anda bisa mengidentifikasi potensi masalah atau keterlambatan.
Selanjutnya, Anda perlu berkomunikasi dengan tim dan rekan kerja untuk mengkoordinasikan aktivitas harian dan memastikan pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Selain itu, memantau kinerja operasional dan analisis data akan membantu dalam mengidentifikasi tren, mengoptimalkan efisiensi, dan mengambil keputusan yang berdasarkan fakta.
Terakhir, mengikuti perkembangan di industri dan teknologi terkait juga penting supaya tetap relevan dan menerapkan praktik terbaik dalam supply chain management.
Dengan melakukan langkah-langkah ini setiap pagi, Anda bisa memastikan kalau supply chain berjalan dengan efektif dan efisien sepanjang hari.
👍1
Maintenance memainkan peran yang sangat penting dalam supply chain management.
Dalam konteks ini, maintenance merujuk pada pemeliharaan dan perbaikan teratur terhadap peralatan, mesin, dan infrastruktur yang digunakan dalam proses produksi dan distribusi.
Dengan menjaga kualitas dan ketersediaan peralatan secara optimal, maintenance membantu mencegah kerusakan dan kegagalan yang bisa mengganggu aliran produk dan layanan dalam supply chain.
Selain itu, melalui pemeliharaan yang baik, waktu henti produksi bisa dikurangi, dan efisiensi operasional bisa ditingkatkan.
Dengan kata lain, maintenance yang efektif membantu menjaga kelancaran operasi, meningkatkan kualitas produk, mengurangi biaya perbaikan yang ngga terduga, serta meminimalkan risiko penurunan kinerja dan kepuasan pelanggan.
Dalam era persaingan global yang semakin ketat, peran maintenance dalam supply chain management menjadi semakin penting untuk memastikan kelangsungan dan keunggulan kompetitif perusahaan.
Dalam konteks ini, maintenance merujuk pada pemeliharaan dan perbaikan teratur terhadap peralatan, mesin, dan infrastruktur yang digunakan dalam proses produksi dan distribusi.
Dengan menjaga kualitas dan ketersediaan peralatan secara optimal, maintenance membantu mencegah kerusakan dan kegagalan yang bisa mengganggu aliran produk dan layanan dalam supply chain.
Selain itu, melalui pemeliharaan yang baik, waktu henti produksi bisa dikurangi, dan efisiensi operasional bisa ditingkatkan.
Dengan kata lain, maintenance yang efektif membantu menjaga kelancaran operasi, meningkatkan kualitas produk, mengurangi biaya perbaikan yang ngga terduga, serta meminimalkan risiko penurunan kinerja dan kepuasan pelanggan.
Dalam era persaingan global yang semakin ketat, peran maintenance dalam supply chain management menjadi semakin penting untuk memastikan kelangsungan dan keunggulan kompetitif perusahaan.
Dalam memilih forklift yang sesuai dengan kebutuhan Anda, Anda perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting.
Pertama-tama, tentukan jenis forklift yang paling sesuai untuk aplikasi Anda.
Pilihlah jenis forklift yang cocok dengan jenis beban yang Anda angkut dan lingkungan kerja tempat Anda akan menggunakannya.
Selanjutnya, pastikan kapasitas angkat forklift mencukupi untuk menangani beban yang biasa Anda tangani.
Pertimbangkan berat maksimum beban, termasuk pertambahan berat di masa depan.
Kalau Anda akan mengangkat beban ke rak atau tempat yang tinggi, pastikan Anda memilih forklift dengan ketinggian angkat yang memadai. Anda juga perlu memilih jenis bahan bakar yang sesuai, berdasarkan kebutuhan operasional, biaya bahan bakar, dan dampak lingkungan.
Pastikan Anda memilih forklift yang suku cadangnya mudah didapatkan dan punya jaringan layanan yang baik.
Perhatikan juga fitur keamanan dan fitur tambahan yang mungkin Anda butuhkan, seperti rem yang handal, lampu yang terang, dan sistem pengaman operator.
Kalau Anda mempertimbangkan forklift bekas, perhatikan kondisi dan umur forklift tersebut.
Terakhir, pastikan anggaran yang Anda punya sesuai dengan harga forklift yang dipilih, serta biaya operasional jangka panjangnya.
Semoga bermanfaat!
Pertama-tama, tentukan jenis forklift yang paling sesuai untuk aplikasi Anda.
Pilihlah jenis forklift yang cocok dengan jenis beban yang Anda angkut dan lingkungan kerja tempat Anda akan menggunakannya.
Selanjutnya, pastikan kapasitas angkat forklift mencukupi untuk menangani beban yang biasa Anda tangani.
Pertimbangkan berat maksimum beban, termasuk pertambahan berat di masa depan.
Kalau Anda akan mengangkat beban ke rak atau tempat yang tinggi, pastikan Anda memilih forklift dengan ketinggian angkat yang memadai. Anda juga perlu memilih jenis bahan bakar yang sesuai, berdasarkan kebutuhan operasional, biaya bahan bakar, dan dampak lingkungan.
Pastikan Anda memilih forklift yang suku cadangnya mudah didapatkan dan punya jaringan layanan yang baik.
Perhatikan juga fitur keamanan dan fitur tambahan yang mungkin Anda butuhkan, seperti rem yang handal, lampu yang terang, dan sistem pengaman operator.
Kalau Anda mempertimbangkan forklift bekas, perhatikan kondisi dan umur forklift tersebut.
Terakhir, pastikan anggaran yang Anda punya sesuai dengan harga forklift yang dipilih, serta biaya operasional jangka panjangnya.
Semoga bermanfaat!
Sebagai seorang profesional dalam supply chain management, kolaborasi dengan tim akuntansi merupakan hal yang penting untuk memastikan keselarasan operasional dan keuangan perusahaan.
Kerja sama antara kedua tim ini sangat krusial dalam mengoptimalkan kinerja bisnis secara keseluruhan.
Sebagai contoh, dalam pengelolaan persediaan, tim supply chain management bisa memberikan data yang akurat kepada tim akuntansi mengenai inventory, kebutuhan bahan baku, dan proses produksi.
Dalam hal ini, tim akuntansi bisa menggunakan informasi tersebut untuk menghitung biaya persediaan, menganalisis pengeluaran, dan mengelola aspek keuangan yang terkait dengan persediaan.
Selain itu, kolaborasi antara kedua tim juga penting dalam hal perencanaan anggaran dan pengeluaran.
Tim supply chain management bisa memberikan estimasi kebutuhan operasional yang akan mempengaruhi anggaran perusahaan.
Dengan demikian, tim akuntansi bisa memastikan alokasi anggaran yang tepat dan menganalisis pengeluaran untuk memastikan efisiensi dan penghematan biaya yang optimal.
Dengan adanya kolaborasi yang baik antara supply chain management dan tim akuntansi, perusahaan bisa mencapai keseimbangan yang baik antara operasional yang lancar dan keuangan yang sehat, mengoptimalkan supply chain dan memperkuat kinerja keseluruhan perusahaan.
Kerja sama antara kedua tim ini sangat krusial dalam mengoptimalkan kinerja bisnis secara keseluruhan.
Sebagai contoh, dalam pengelolaan persediaan, tim supply chain management bisa memberikan data yang akurat kepada tim akuntansi mengenai inventory, kebutuhan bahan baku, dan proses produksi.
Dalam hal ini, tim akuntansi bisa menggunakan informasi tersebut untuk menghitung biaya persediaan, menganalisis pengeluaran, dan mengelola aspek keuangan yang terkait dengan persediaan.
Selain itu, kolaborasi antara kedua tim juga penting dalam hal perencanaan anggaran dan pengeluaran.
Tim supply chain management bisa memberikan estimasi kebutuhan operasional yang akan mempengaruhi anggaran perusahaan.
Dengan demikian, tim akuntansi bisa memastikan alokasi anggaran yang tepat dan menganalisis pengeluaran untuk memastikan efisiensi dan penghematan biaya yang optimal.
Dengan adanya kolaborasi yang baik antara supply chain management dan tim akuntansi, perusahaan bisa mencapai keseimbangan yang baik antara operasional yang lancar dan keuangan yang sehat, mengoptimalkan supply chain dan memperkuat kinerja keseluruhan perusahaan.
OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah suatu metode untuk mengukur efisiensi dan produktivitas peralatan atau mesin dalam suatu proses produksi.
Untuk menghitung OEE, ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu ketersediaan (availability), kinerja (performance), dan kualitas (quality).
Untuk menghitung ketersediaan, kita bisa menggunakan rumus ketersediaan = (waktu produksi aktual - waktu henti) / waktu produksi aktual.
Kemudian, untuk menghitung kinerja, kita bisa menggunakan rumus kinerja = (jumlah produk yang dihasilkan / waktu produksi aktual) / jumlah produk yang diharapkan.
Terakhir, untuk menghitung kualitas, kita bisa menggunakan rumus kualitas = jumlah produk yang memenuhi spesifikasi / jumlah produk yang dihasilkan.
Setelah mendapatkan nilai ketersediaan, kinerja, dan kualitas, kita dapat mengalikan ketiganya untuk mendapatkan nilai OEE.
Dengan menghitung OEE secara teratur, perusahaan bisa mengidentifikasi area di mana efisiensi dan produktivitas bisa ditingkatkan untuk meningkatkan kinerja produksi secara keseluruhan.
Untuk menghitung OEE, ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu ketersediaan (availability), kinerja (performance), dan kualitas (quality).
Untuk menghitung ketersediaan, kita bisa menggunakan rumus ketersediaan = (waktu produksi aktual - waktu henti) / waktu produksi aktual.
Kemudian, untuk menghitung kinerja, kita bisa menggunakan rumus kinerja = (jumlah produk yang dihasilkan / waktu produksi aktual) / jumlah produk yang diharapkan.
Terakhir, untuk menghitung kualitas, kita bisa menggunakan rumus kualitas = jumlah produk yang memenuhi spesifikasi / jumlah produk yang dihasilkan.
Setelah mendapatkan nilai ketersediaan, kinerja, dan kualitas, kita dapat mengalikan ketiganya untuk mendapatkan nilai OEE.
Dengan menghitung OEE secara teratur, perusahaan bisa mengidentifikasi area di mana efisiensi dan produktivitas bisa ditingkatkan untuk meningkatkan kinerja produksi secara keseluruhan.
👍3