Salim A Fillah - Quotes Telegram
10.8K subscribers
7.51K photos
2.49K videos
69 files
13.3K links
~Unofficial

Menghimpun guratan dakwah ustadz Salim Akhukum Fillah

CP penjadwalan resmi ust SAF:
+6281328086636 (SMS/Call/WA)



Kontak Admin bisa via grup diskusi:
@SAFQuote 🍉🔥
Download Telegram
Salim A Fillah - Quotes Telegram
"Jika kita menghijrahkan cinta; dari kata benda menjadi kata kerja, maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam paragraf sejarah. Jika kita menghijrahkan cinta; dari jatuh cinta menuju bangun cinta, maka cinta menjelma sebuah istana, tinggi menggapai…
• ((memaknakan cinta)) •
.
.
Amor vincit omnia. Aku pernah mendengar ungkapan ini beberapa kali di beberapa buku. Maka akankah kita memaknakan cinta demikian rupa. Ah rasanya tidak, tidak begini. Aku pernah mendengar makna cinta yang membuatku tersadar bahwa cinta merupakan kata yang amat bermakna. .
.
Mendefinisikannya kemudian menghijrahkannya agar bermakna untuk membangun kerangka. Membariskannya dalam resap suara dan dalam deretan kata. Lalu merajutnya dalam tiap ikhtiar dan doa. .
.
Ada satu dari sekian pemaknaan yang kusesap. Bahwa cinta adalah ketaatan. Bahwa para pejuang berlatih untuk taat meski kondisinya tak mudah. .
.
Satu lagi, tentang sebuah sandi. Al arwah junnudun mujannadah, itu potongan awalnya. Dan iman menjadi kunci untuk membuka pintu-pintunya. .
.
Maka cinta adalah tentang bagaimana kita menyalakan sinyal ketaatan, mencarikan sandi-sandi yang seirama, lalu bersatu untuk membangun kerangka. Menuju definisi dimana sepantasnya cinta diletakkan dan dimaknakan, lalu dihijrahkan.

https://www.instagram.com/p/B5NW_2QHNiG/

#JCPP
#resensi
#JalanCintaParaPejuang
Rencana Mati, Rencana Hidup
@proumedia
.
"Ya Allah, aku bersumpah kepadaMu!" kata 'Abdullah ibn Jahsyi di malam Perang Uhud, "Bahwa besok pagi aku akan bertemu musuh. Aku akan membunuh mereka, dan mereka akan membunuhku. Lalu mereka akan membedah perutku, mengiris hidungku, dan mencarah telingaku. Lalu, aku akan menghadapMu dan Engkau bertanya kepadaku, 'Demi siapa ini semua?', dan aku akan menjawab, 'UntukMu."
.
Dengan menitikkan air mata, Sa'd ibn Abi Waqqash yang mengisahkan do'anya bersama 'Abdullah ibn Jahsyi berkata, "Kami mendapatkan apa yang kami mohon. Tapi do'a 'Abdullah lebih lebih baik daripada do'aku. Aku berdo'a kepada Allah agar bertemu musuh yang kuat, lalu aku mengalahkannya dan mengambil rampasannya. Dan dia berdo'a untuk menghadap Allah dalam keadaan yang paling diridhaiNya. Dia mendapatkannya.. Dia mendapatkannya.."
.
Mencitakan-citakan kematian? Merencanakannya dengan do'a dan upaya? Ya, sebaiknya memang begitu. Karena kita, di jalan cinta pejuang diperintahkan untuk bertaqwa, dan jangan mati kecuali dalam keadaan muslim yang mulia. Maka alangkah bermakna seorang sahabat yang menolak rampasan perang dan berkata, "Tidak Ya Rasulullah, bukan untuk ini. Aku berperang agar ini!" Ia menunjuk satu titik di nadi lehernya. "Kalau dia jujur kepada Allah," kata sang Nabi, "Dia akan mendapatkan apa yang dicitakannya." Dan benar, di perang berikutnya ia mendapatkannya. Sebuah anak panah menancap tepat di titik yang dulu dia tunjuk dengan jarinya.
.
📝 @salimafillah
📔 Jalan Cinta Para Pejuang
.
Yuk, segera dapatkan buku “Jalan Cinta Para Pejuang” karya Ustadz @salimafillah di website toko @proumedia atau bisa langsung menghubungi kami di 082327376000.
.
.
.
#terbitkan #gagasandancitacita #proumedia #proyouchannel #qotd #jalancintaparapejuang #mati #hidup #lillah #ridhaallah #syahid #takwa #iman #deen

https://www.instagram.com/p/B8K6FiqgQjO/


#JCPP juga tersedia di » @dearbooksID. Pesan pagi, langsung kirim di hari itu, tanpa antrian
Salim A Fillah - Quotes Telegram
Seseorang yang benar-benar mencintai kita, justru adalah seseorang yang 'menjaga' kita dari kemaksiatan. Dia tidak akan mengajak kita pacaran dan melanggar perintah Allah; Dia tidak ingin jika kita dan dirinya mendekati api neraka yang bahan bakarnya dari…
Karena soalnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Soalnya bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah diulurkan lembut dengan cinta ataukah dilempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dari apa yang diharap hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang kita namakan barakah”.

#JCPP
Dalam diri manusia ada kebebasan yang tak bisa dikekang oleh belenggu apapun, kebebasan yang tak terhancurkan oleh siksaan apapun. Itulah kebebasan memilih makna.

#JCPP halaman 53
Salim A Fillah - Quotes Telegram
HENING @salimafillah Tak ada yang lebih jernih dari suara hati, ketika ia menegur kita tanpa suara. Teguran yang begitu halus, begitu bening, begitu dalam. Tak ada yang lebih jujur dari hati nurani, saat ia menyadarkan kita tanpa kata-kata. Nasihatnya begitu…
Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati dengan kemunkaran dan dosa, jika suatu kedurhakaan berulangkali dikerjakan maka jiwa menjadi akrab dengannya hingga ia tak lagi peka, dan mati rasa

Hasan Az Zayyat, Rahimahullah

#JCPP
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
@andresan_suhanda

Mencitakan-citakan kematian? Merencanakannya dengan do'a dan upaya? Ya, sebaiknya memang begitu. Karena kita, di jalan cinta pejuang diperintahkan untuk bertaqwa, dan jangan mati kecuali dalam keadaan muslim yang mulia.

#JCPP
.
.
.
Sirah selengkapnya:
https://t.me/salimafillah/11082


Full Kajiannya di Shift Media Channel:
https://youtu.be/-sWr7FNmGyI
Salim A Fillah - Quotes Telegram
GAZA dan 'ASQALAN @salimafillah . Betapa pentingnya daratan di seberang perahu yang saya tumpangi 5 tahun lalu ini. Di sebelah Utara-Timur Laut adalah 'Asqalan. Di sebelah Selatan-Barat Daya adalah Gaza. . Di ujung suatu hadits panjang tentang babak sejarah…
Setiap mendengar doa Abud Darda' RA yang juga dikutip di buku #JCPP ini,
Menjadi pelecut dan penampar diri untuk kembali mengoptimalkan niat dan amalan....

Betapa luar biasanya para asatidz kita yang sepanjang tahun sejak puluhan tahun lalu selalu mengingatkan kita untuk terus membersamai perjuangan di Palestina dan selalu update perkembangannya hingga detik ini. Ternyata hikmah besarnya agar menginspirasi kita semua untuk lebih serius lagi dalam mengungkapkan syukur kita akan hadirnya Petunjuk; Al Qur'an, dari tantangan nikmat-nikmat yang melenakan...... 📌⚡️🤲🏽


اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ



—AdminAF. Membersamai muhasabah Shalihin/at semuanya...



https://t.me/salimafillah/12993
Karena soalnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Soalnya bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah diulurkan lembut dengan cinta ataukah dilempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dari apa yang diharap hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang kita namakan barakah”.

#JCPP
BERKELANA DALAM PILIHAN
Dikutip dari Buku ‘Jalan Cinta Para Pejuang’, karya Ust. Salim A. Fillah
.
Jika kita ditimpa mushibah atau dikaruniai nikmat, maka menisbatkannya kepada takdir dan ketetapan Allah adalah hal yang baik. Minimal, tidak masalah. Pada nikmat-nikmat itu kita berucap, “Alhamdulillah”. Dan atau menambahkan “Jazaakumullaahu khairan”, ketika ada peran sesama yang terasa padanya.
.
Pada mushibah-mushibah itu kita berucap, “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun”. Tambahan, semisal ada yang menyergah, “Sebenarnya kalau kamu hati-hati, kamu pasti nggak jatuh!”, kita akan menjawab, “Iya, maaf. Saya memang kurang hati-hati. Tapi ini sudah ketentuan Allah kok.” Jawaban ini akan menjauhkan kita dari sesal kemudian yang tak berguna. Terlebih lagi, kita memang harus menutup “Seandainya” atau “Kalau saja”, agar tak menjadi gerbang hati penyambut syaithan.
.
Sebaliknya, menisbatkan maksiat kepada takdir adalah perkara yang terlarang. Adalah seorang santri suatu malam memanjat pohon rambutan di depan rumah Ustadznya. Dan ia membawa karung. Diunduhnya semua yang terjangkau oleh tangannya. Arkian santri-santri sekompleksnya pun kenyang rambutan malam itu. Keesokan harinya, tanpa penyelidikan yang muluk-muluk, para santri yang tak kebagian rambutan sudah menunjukkan tersangkanya pada Ustadz.
.
Sang guru bertanya, “Mengapa kau curi rambutan?”
.
“Takdir Ustadz..”
.
Sang Ustadz menjewer telinga santrinya, memuntirnya, sampia tubuh bersarung itu terputar-puntir mengikuti telinganya.
.
“Adao.. Sakit Ustadz. Kok saya dihukum? Padahal saya mencuri itu kan sudah menjadi takdir Allah?”
.
“Lho, jeweran ini juga takdir!”
.
Begitulah takdir. Hanya disebut begitu ketika sudah terjadi. Tapi dalam hal berbuat maksiat, janganlah kita menisbat. Karena selalu ada ruang di antara rangsangan dan tanggapan. Dan ruang itu berisi pilihan-pilihan. Maka itulah gunanya misteri takdir. Agar kita memilih di antara bermacam tawaran. Untuk menyusun cita dan rencana. Lalu bertindak dengan prinsip indah, “Kita bisa lari dari takdir Allah yang satu ke takdir Allah yang lain, dengan takdir Allah pula.”

https://www.instagram.com/p/Bbvu0OYhFlM/

#JCPP