Rumah Auliya Inspirasi
Photo
*Terapi menulis sebagai sebuah disiplin keilmuwan tersendiri*
https://t.me/rumahauliyainspirasi/3068
Sebelum lanjut baca tulisannya, udah pada tau belum kalau saat ini ada *Program Gratis pendampingan Terapi Menulis selama 40 Hari di Grup WA Pecinta Graphology,* yang berminat silahkan share tulisan ini dan japri wa.me/6282389191598
Lalu klik join grup WAnya yaa 👇
https://chat.whatsapp.com/HhKhHPO9omp0qinXRhfzxD
Oleh *Coach Muhammad Afif*
_Mentor Terapi Menulis di Grup WA Pecinta Graphology Rumah Auliya Inspirasi_
Perjalanan panjang telah dilakukan hingga saat ini untuk membentuk satu disiplin ilmu tersendiri. Arti kata disiplin itu menurut KBBI adalah di·sip·lin n 1 tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya); 2 ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya); 3 bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu;
-- ilmiah 1 cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti dan konsisten untuk memperoleh pengertian dasar yang menjadi sasaran studi; 2 cabang ilmu;
-- nasional kondisi yang merupakan perwujudan sikap mental dan perilaku suatu bangsa ditinjau dari aspek kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan peraturan dan hukum yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
ber·di·sip·lin v menaati (mematuhi) tata tertib;
men·di·sip·lin·kan v membuat berdisiplin; mengusahakan supaya menaati (mematuhi) tata tertib
Arti kata ilmu menurut KBBI adalah
ilmu/il·mu/ n 1 pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu: dia memperoleh gelar doktor dalam -- pendidikan; 2 pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya);-- padi, makin berisi makin runduk, pb makin banyak pengetahuan makin rendah hati; menunjukkan -- kepada orang menetak, pb nasihat yang baik itu tidak berguna bagi orang yang tidak mau menggunakannya; -- lintabung, ki bodoh tetapi sombong (tentang seseorang)
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan jalannya kesadaran. Kesadaran itu bentuknya ada dua yaitu bentuk kesadaran teori positif untuk bahasa qurannya adalah khair untuk bahasa ilmunya adalah nur, bentuk kesadaran teori positif untuk bahasa qurannya adalah syar bahasa ilmunya adalah dzulumat.
Bentuk teori ilmu di dunia ini umumnya terdiri dari dua hal yaitu dari gerak defect dan gerak refleks.
A.Gerak defect melahirkan teori ilmu idealisme yang digagas oleh plato dan kawan-kawan. Saya ambil contoh kutipan dari arabisme al-ilmu Nurun fil qolbi yaitu ilmu adalah pancaran jiwa sehingga ilmu itu bersumber dari jiwa untuk mendapatkan ilmu maka perlu melakukan pencucian jiwa yakni bisa dengan berkhaalawat, shaum, dzikir dan lain sebagainya. Sehingga bagi kawan-kawan idealisme untuk mendapatkan ilmu itu perlu melalui sumber jiwa tapi tidak perlu ada data (subyetif)
B. Gerak refleks ini melahirkan teori naturalisme yang dibawa oleh aristoteles dan kawan-kawan. Saya ambil kutipan dari science. Ilmu bagi kawan-kawan naturalis itu adalah science atau sains. Definisi sciece is organized body of principle supported by fact. Ilmu atau pengetahuan adalah rangkaian keterangan secara bulat dan utuh didukung oleh fakta. Sehingga bagi kalangan naturalisme yang disebut ilmu itu harus punya data. Sehingga dari data tersebut bisa kita ketahui kecenderungan-kecenderungannya. Tapi ilmu naturalisme ini tidak menyebutkan sumber ilmunya menyampaikan data-data hasil penelitian. Science itu bagi mereka musti melewati experience, experiment, knowledge baru science hingga panjang prosesnya.
Terapi menulis masuk ilmu yang mana?
Terapi menulis memilih metodologi yang mana?
Metodologi idealisme atau naturalisme?
https://t.me/rumahauliyainspirasi/3068
Sebelum lanjut baca tulisannya, udah pada tau belum kalau saat ini ada *Program Gratis pendampingan Terapi Menulis selama 40 Hari di Grup WA Pecinta Graphology,* yang berminat silahkan share tulisan ini dan japri wa.me/6282389191598
Lalu klik join grup WAnya yaa 👇
https://chat.whatsapp.com/HhKhHPO9omp0qinXRhfzxD
Oleh *Coach Muhammad Afif*
_Mentor Terapi Menulis di Grup WA Pecinta Graphology Rumah Auliya Inspirasi_
Perjalanan panjang telah dilakukan hingga saat ini untuk membentuk satu disiplin ilmu tersendiri. Arti kata disiplin itu menurut KBBI adalah di·sip·lin n 1 tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya); 2 ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya); 3 bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu;
-- ilmiah 1 cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti dan konsisten untuk memperoleh pengertian dasar yang menjadi sasaran studi; 2 cabang ilmu;
-- nasional kondisi yang merupakan perwujudan sikap mental dan perilaku suatu bangsa ditinjau dari aspek kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan peraturan dan hukum yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
ber·di·sip·lin v menaati (mematuhi) tata tertib;
men·di·sip·lin·kan v membuat berdisiplin; mengusahakan supaya menaati (mematuhi) tata tertib
Arti kata ilmu menurut KBBI adalah
ilmu/il·mu/ n 1 pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu: dia memperoleh gelar doktor dalam -- pendidikan; 2 pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya);-- padi, makin berisi makin runduk, pb makin banyak pengetahuan makin rendah hati; menunjukkan -- kepada orang menetak, pb nasihat yang baik itu tidak berguna bagi orang yang tidak mau menggunakannya; -- lintabung, ki bodoh tetapi sombong (tentang seseorang)
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan jalannya kesadaran. Kesadaran itu bentuknya ada dua yaitu bentuk kesadaran teori positif untuk bahasa qurannya adalah khair untuk bahasa ilmunya adalah nur, bentuk kesadaran teori positif untuk bahasa qurannya adalah syar bahasa ilmunya adalah dzulumat.
Bentuk teori ilmu di dunia ini umumnya terdiri dari dua hal yaitu dari gerak defect dan gerak refleks.
A.Gerak defect melahirkan teori ilmu idealisme yang digagas oleh plato dan kawan-kawan. Saya ambil contoh kutipan dari arabisme al-ilmu Nurun fil qolbi yaitu ilmu adalah pancaran jiwa sehingga ilmu itu bersumber dari jiwa untuk mendapatkan ilmu maka perlu melakukan pencucian jiwa yakni bisa dengan berkhaalawat, shaum, dzikir dan lain sebagainya. Sehingga bagi kawan-kawan idealisme untuk mendapatkan ilmu itu perlu melalui sumber jiwa tapi tidak perlu ada data (subyetif)
B. Gerak refleks ini melahirkan teori naturalisme yang dibawa oleh aristoteles dan kawan-kawan. Saya ambil kutipan dari science. Ilmu bagi kawan-kawan naturalis itu adalah science atau sains. Definisi sciece is organized body of principle supported by fact. Ilmu atau pengetahuan adalah rangkaian keterangan secara bulat dan utuh didukung oleh fakta. Sehingga bagi kalangan naturalisme yang disebut ilmu itu harus punya data. Sehingga dari data tersebut bisa kita ketahui kecenderungan-kecenderungannya. Tapi ilmu naturalisme ini tidak menyebutkan sumber ilmunya menyampaikan data-data hasil penelitian. Science itu bagi mereka musti melewati experience, experiment, knowledge baru science hingga panjang prosesnya.
Terapi menulis masuk ilmu yang mana?
Terapi menulis memilih metodologi yang mana?
Metodologi idealisme atau naturalisme?
Telegram
Rumah Auliya Inspirasi
Rumah Auliya Inspirasi
Photo
Saya memilih metode yang ketiga yang jarang diketahui orang yaitu bersumber dari Al Quran.
Istilah ilmu علم hanya ada di Al Quran yang menjadi definisinya seperti ini.
Ilmu adalah rangkaian keterangan secara bulat dan utuh bersumber dari Allah untuk menjelaskan kenyataan semesta/kenyataan hidup yang bergantung kepada Allah.
Sehingga jangan heran jika terapi menulis versi saya ini amat sangat berbeda dengan terapi menulis yang beredar saat ini. Terapi menulis yang beredar saat ini kebanyakan adalah terapi menulis ekspresif yang menggunakan teknik pov orang pertama pov orang kedua pov orang ketiga.
Bahkan untuk memastikan ini saya ngobrol dengan beberapa guru grafologi, psikolog serta ahli-ahli ilmu lainnya.
Saya sudah melakukan terapi menulis ini yang dulu namanya adalah graphotherapy sejak 2014 kemudian berubah menjadi grapohealing sejak 2019. kemudian berubah menjadi jurnal bersyukur sejak 2020 kemudian di alih bahasakan lagi menjadi terapi menulis sejak 2023. Bahkan 2024 ini sudah saya daftar kan hakinya. Kenapa dialihkan bentuk bahasanya?karena ini berhubungan dengan kesadaran. Bahasa itu adalah alat untuk menyampaikan jalannya kesadaran. Sehingga musti clean dan clear apa yang di mau apa yang dimaksud baik dalam konten maupun konteks maupun penekanan dan lain sebagainya.
Apa itu terapi menulis?
Terapi menurut KKBI adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit.
Menulis menurut KKBI adalah membuat huruf, angka dan sebagainya dengan pena/pensil/kapur dan sebagainya melalui media tangan/kaki.
*Sehingga terapi menulis adalah usaha pemulihan kesehatan seseorang dengan membuat bentuk huruf dan angka tertentu melalui tulisan tangan*
Pemulihan kesehatan
1.Sehat hati
2.Sehat fisik
3.Sehat pikiran
4.Sehar keuangan
Saya bersama kawan-kawan yang sudah belajar ilmu terapi menulis ini lagi melakukan "gerakan terapi menulis untuk Indonesia lebih baik bersama satu guru untuk satu kelas".
Tujuannya adalah duplikasi ilmu ini untuk membentuk karakter-karakter siswa menjadi sehat pikiran, sehat fisik, sehat hati dan sehat keuangan.
Caranya bagaimana? Tekniknya bagaimana? Hanya perlu menulis. Untuk menulisnya kalimatnya sudah ada patokannya. Teknik menulisnya sudah ada standarisasi. Berapa lama waktunya sudah ada ketentuannya. Kapan waktunya udah ada tuntunanya. Sehingga teori kesadarannya bisa tertransfer menjadi internalisasi bagi yang mau membayar harga yaitu komitmen menulis kalimat tertentu. Kalimat yang ditulis adalah :
1. *Everyday in every way I'm getting better and better*
2. *Setiap hari dalam segala hal saya membaik dan terus membaik*
3. *Sekarang saya senang gembira bahagia dan selalu ada solusi*
Bagi kawan-kawan kepala sekolah ataupun guru-guru yang mau ikut andil dalam gerakan kami ini maka silakan Wapri ke nomor ini untuk saya ajarkan ilmunya. Wajib praktek dulu untuk diri sendiri sebelum kepada siswanya. silakan
wa.me/6282389191598 (save Umi Widya Amata founder RAI)
Mari kita berkontribusi bersama membentuk peradaban yang lebih baik, membentuk bangsa yang lebih tangguh, membentuk lingkungan yang lebih hebat, membentuk keluarga yang optimal serta membentuk diri semakin membaik dari hari ke hari
#terapimenulis
#jurnalbersyukur
#writingforbetterfuture
#writingformyluckyday
Istilah ilmu علم hanya ada di Al Quran yang menjadi definisinya seperti ini.
Ilmu adalah rangkaian keterangan secara bulat dan utuh bersumber dari Allah untuk menjelaskan kenyataan semesta/kenyataan hidup yang bergantung kepada Allah.
Sehingga jangan heran jika terapi menulis versi saya ini amat sangat berbeda dengan terapi menulis yang beredar saat ini. Terapi menulis yang beredar saat ini kebanyakan adalah terapi menulis ekspresif yang menggunakan teknik pov orang pertama pov orang kedua pov orang ketiga.
Bahkan untuk memastikan ini saya ngobrol dengan beberapa guru grafologi, psikolog serta ahli-ahli ilmu lainnya.
Saya sudah melakukan terapi menulis ini yang dulu namanya adalah graphotherapy sejak 2014 kemudian berubah menjadi grapohealing sejak 2019. kemudian berubah menjadi jurnal bersyukur sejak 2020 kemudian di alih bahasakan lagi menjadi terapi menulis sejak 2023. Bahkan 2024 ini sudah saya daftar kan hakinya. Kenapa dialihkan bentuk bahasanya?karena ini berhubungan dengan kesadaran. Bahasa itu adalah alat untuk menyampaikan jalannya kesadaran. Sehingga musti clean dan clear apa yang di mau apa yang dimaksud baik dalam konten maupun konteks maupun penekanan dan lain sebagainya.
Apa itu terapi menulis?
Terapi menurut KKBI adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit.
Menulis menurut KKBI adalah membuat huruf, angka dan sebagainya dengan pena/pensil/kapur dan sebagainya melalui media tangan/kaki.
*Sehingga terapi menulis adalah usaha pemulihan kesehatan seseorang dengan membuat bentuk huruf dan angka tertentu melalui tulisan tangan*
Pemulihan kesehatan
1.Sehat hati
2.Sehat fisik
3.Sehat pikiran
4.Sehar keuangan
Saya bersama kawan-kawan yang sudah belajar ilmu terapi menulis ini lagi melakukan "gerakan terapi menulis untuk Indonesia lebih baik bersama satu guru untuk satu kelas".
Tujuannya adalah duplikasi ilmu ini untuk membentuk karakter-karakter siswa menjadi sehat pikiran, sehat fisik, sehat hati dan sehat keuangan.
Caranya bagaimana? Tekniknya bagaimana? Hanya perlu menulis. Untuk menulisnya kalimatnya sudah ada patokannya. Teknik menulisnya sudah ada standarisasi. Berapa lama waktunya sudah ada ketentuannya. Kapan waktunya udah ada tuntunanya. Sehingga teori kesadarannya bisa tertransfer menjadi internalisasi bagi yang mau membayar harga yaitu komitmen menulis kalimat tertentu. Kalimat yang ditulis adalah :
1. *Everyday in every way I'm getting better and better*
2. *Setiap hari dalam segala hal saya membaik dan terus membaik*
3. *Sekarang saya senang gembira bahagia dan selalu ada solusi*
Bagi kawan-kawan kepala sekolah ataupun guru-guru yang mau ikut andil dalam gerakan kami ini maka silakan Wapri ke nomor ini untuk saya ajarkan ilmunya. Wajib praktek dulu untuk diri sendiri sebelum kepada siswanya. silakan
wa.me/6282389191598 (save Umi Widya Amata founder RAI)
Mari kita berkontribusi bersama membentuk peradaban yang lebih baik, membentuk bangsa yang lebih tangguh, membentuk lingkungan yang lebih hebat, membentuk keluarga yang optimal serta membentuk diri semakin membaik dari hari ke hari
#terapimenulis
#jurnalbersyukur
#writingforbetterfuture
#writingformyluckyday
WhatsApp.com
Share on WhatsApp
WhatsApp Messenger: More than 2 billion people
in over 180 countries use WhatsApp to stay in touch with friends and
family, anytime and anywhere. WhatsApp is free and offers simple, secure,
reliable messaging and calling, available…
in over 180 countries use WhatsApp to stay in touch with friends and
family, anytime and anywhere. WhatsApp is free and offers simple, secure,
reliable messaging and calling, available…
Rumah Auliya Inspirasi
Foto Buletin Dakwah Kaffah, edisi 349, 22 Dzulhijjah 1445 H/ 26 Juni 2024 M
*BENAR, SALAM LINTAS AGAMA HARAM*
_Buletin Kaffah No. 349 (22 Dzulhijjah 1445 H/28 Juni 2024 M)_
https://t.me/rumahauliyainspirasi/3071
Audio 👇
https://t.me/rumahauliyainspirasi/3075
Pada 28-31 Mei 2024 yang lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan Kegiatan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia. Tema yang diangkat adalah, "Fatwa: Panduan Keagamaan untuk Kemaslahatan Umat". Kegiatan tersebut diikuti oleh 654 peserta dari berbagai unsur dalam MUI, ormas-ormas Islam, para peneliti dari berbagai universitas, dan lain sebagainya.
Di antara hal yang diputuskan dalam pertemuan tersebut adalah larangan (pengharaman, red.) penggabungan ajaran berbagai agama, termasuk pengucapan salam lintas agama, dengan menyertakan salam berbagai agama. Hal demikian karena mengucapkan salam merupakan doa yang bersifat ibadah. Penggabungan salam lintas agama yang dilakukan sementara ini bukan merupakan toleransi yang dibenarkan (Mui.or.id, 04/06/2024).
*Alasan MUI*
MUI tentu punya alasan dan dalil. Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Arif Fahrudin menjelaskan soal proporsionalitas toleransi di balik fatwa salam lintas agama tersebut. "Tidak semua aspek dalam Islam bisa ditoleransi. Yang tidak diperkenankan Islam adalah motif mencampuradukkan wilayah akidah dan ritual keagamaan atau sinkretisme atau talfîq al-adyân sehingga mengaburkan garis demarkasi antara wilayah akidah dan muamalah," kata Arif seperti dikutip dari situs MUI, Minggu (2/6). Karena itu MUI menganjurkan agar pejabat seyogyanya bisa menjalankan fatwa hasil Ijtimak Ulama tersebut (Detik.com, 4/6/2024).
Sebenarnya, apa yang diputuskan oleh MUI pada pertemuan tersebut bukan hal yang baru. Pada tahun 2019 yang silam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur juga pernah mengeluarkan tausiyah atau himbauan dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 agar tidak melakukan salam lintas agama karena dinilai syubhat yang dapat merusak kemurnian dari akidah umat Islam.
Larangan atas salam lintas agama ini tentu tak ada kaitannya dengan persoalan toleransi antar pemeluk agama. Dalam hal keharusan bertoleransi dengan non-Muslim jelas umat Islam sudah paham. Bahkan karena sikap toleran umat Islamlah kehidupan antar pemeluk agama-agama bisa hidup berdampingan secara harmoni di negeri ini. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan.
*Salam Lintas Agama Haram*
Salam lintas agama, sebagaimana juga doa lintas agama, jelas haram. Pasalnya, selain mencampuradukkan ajaran Islam dengan agama-agama lain (sinkretisme), salam lintas agama juga mengandung unsur tasyabbuh bi al-kuffâr (menyerupai kaum kafir). Bagi seorang Muslim, menyerupai kaum kafir—baik dalam ibadah maupun perilaku mereka—jelas haram. Sebabnya, jika kita menyerupai mereka (kaum kafir), maka kita termasuk ke dalam barisan mereka. Dalilnya antara lain sabda Rasulullah saw.:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka (Abu Dawud, Sunan Abî Dâwûd, 11/48).
Rasulullah saw. juga bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الْإِشَارَةُ بِالْأَصَابِعِ وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الْإِشَارَةُ بِالْأَكُفِّ
Bukan termasuk golongan kita (umat Islam) siapa saja yang menyerupai kaum selain kita. Janganlah kalian menyerupai kaum Yahudi maupun Nasrani. Sungguh salam kaum Yahudi adalah isyarat dengan jari-jemarinya, sementara salam orang Nasrani adalah isyarat dengan telapak tangannya (An-Nasa’i, As-Sunan al-Kubrâ, 6/92).
Di sisi lain, kaum kafir, terutama Yahudi dan Nasrani, sebetulnya iri dengan salam umat Islam. Karena itu tentu aneh jika kita malah meniru-niru salam mereka. Rasulullah saw. bersabda:
مَا حَسَدَتْكُمْ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالتَّأْمِينِ
Tidaklah kaum Yahudi iri kepada kalian seperti mereka iri atas ucapan ‘salam’ dan ucapan ‘amin’ kalian (Ibnu Majah, Sunan Ibni Mâjah, 3/92).
_Buletin Kaffah No. 349 (22 Dzulhijjah 1445 H/28 Juni 2024 M)_
https://t.me/rumahauliyainspirasi/3071
Audio 👇
https://t.me/rumahauliyainspirasi/3075
Pada 28-31 Mei 2024 yang lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan Kegiatan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia. Tema yang diangkat adalah, "Fatwa: Panduan Keagamaan untuk Kemaslahatan Umat". Kegiatan tersebut diikuti oleh 654 peserta dari berbagai unsur dalam MUI, ormas-ormas Islam, para peneliti dari berbagai universitas, dan lain sebagainya.
Di antara hal yang diputuskan dalam pertemuan tersebut adalah larangan (pengharaman, red.) penggabungan ajaran berbagai agama, termasuk pengucapan salam lintas agama, dengan menyertakan salam berbagai agama. Hal demikian karena mengucapkan salam merupakan doa yang bersifat ibadah. Penggabungan salam lintas agama yang dilakukan sementara ini bukan merupakan toleransi yang dibenarkan (Mui.or.id, 04/06/2024).
*Alasan MUI*
MUI tentu punya alasan dan dalil. Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Arif Fahrudin menjelaskan soal proporsionalitas toleransi di balik fatwa salam lintas agama tersebut. "Tidak semua aspek dalam Islam bisa ditoleransi. Yang tidak diperkenankan Islam adalah motif mencampuradukkan wilayah akidah dan ritual keagamaan atau sinkretisme atau talfîq al-adyân sehingga mengaburkan garis demarkasi antara wilayah akidah dan muamalah," kata Arif seperti dikutip dari situs MUI, Minggu (2/6). Karena itu MUI menganjurkan agar pejabat seyogyanya bisa menjalankan fatwa hasil Ijtimak Ulama tersebut (Detik.com, 4/6/2024).
Sebenarnya, apa yang diputuskan oleh MUI pada pertemuan tersebut bukan hal yang baru. Pada tahun 2019 yang silam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur juga pernah mengeluarkan tausiyah atau himbauan dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 agar tidak melakukan salam lintas agama karena dinilai syubhat yang dapat merusak kemurnian dari akidah umat Islam.
Larangan atas salam lintas agama ini tentu tak ada kaitannya dengan persoalan toleransi antar pemeluk agama. Dalam hal keharusan bertoleransi dengan non-Muslim jelas umat Islam sudah paham. Bahkan karena sikap toleran umat Islamlah kehidupan antar pemeluk agama-agama bisa hidup berdampingan secara harmoni di negeri ini. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan.
*Salam Lintas Agama Haram*
Salam lintas agama, sebagaimana juga doa lintas agama, jelas haram. Pasalnya, selain mencampuradukkan ajaran Islam dengan agama-agama lain (sinkretisme), salam lintas agama juga mengandung unsur tasyabbuh bi al-kuffâr (menyerupai kaum kafir). Bagi seorang Muslim, menyerupai kaum kafir—baik dalam ibadah maupun perilaku mereka—jelas haram. Sebabnya, jika kita menyerupai mereka (kaum kafir), maka kita termasuk ke dalam barisan mereka. Dalilnya antara lain sabda Rasulullah saw.:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka (Abu Dawud, Sunan Abî Dâwûd, 11/48).
Rasulullah saw. juga bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الْإِشَارَةُ بِالْأَصَابِعِ وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الْإِشَارَةُ بِالْأَكُفِّ
Bukan termasuk golongan kita (umat Islam) siapa saja yang menyerupai kaum selain kita. Janganlah kalian menyerupai kaum Yahudi maupun Nasrani. Sungguh salam kaum Yahudi adalah isyarat dengan jari-jemarinya, sementara salam orang Nasrani adalah isyarat dengan telapak tangannya (An-Nasa’i, As-Sunan al-Kubrâ, 6/92).
Di sisi lain, kaum kafir, terutama Yahudi dan Nasrani, sebetulnya iri dengan salam umat Islam. Karena itu tentu aneh jika kita malah meniru-niru salam mereka. Rasulullah saw. bersabda:
مَا حَسَدَتْكُمْ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالتَّأْمِينِ
Tidaklah kaum Yahudi iri kepada kalian seperti mereka iri atas ucapan ‘salam’ dan ucapan ‘amin’ kalian (Ibnu Majah, Sunan Ibni Mâjah, 3/92).
Telegram
Rumah Auliya Inspirasi
Foto dari Ulil
Rumah Auliya Inspirasi
Foto Buletin Dakwah Kaffah, edisi 349, 22 Dzulhijjah 1445 H/ 26 Juni 2024 M
Karena itu sudah selayaknya umat Islam bangga dengan salam khas mereka sendiri, yakni ucapan: Assalâmu’alaykum wa rahmatulLâhi wa barakâtuh. Ini karena salam tersebut merupakan salah satu keistimewaan yang hanya dimiliki oleh umat Islam. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
إِنَّ اللهَ أَعْطَانِي ثَلاَثَ خِصَالٍ لَمْ يُعْطِهَا أَحَدًا قَبْلِي: الصَّلاَةُ فِي الصُّفُوْفِ، وَالتَّحِيَّةُ مِنْ تَحِيَّةِ أَهْلِ اْلجَنَّةِ، وَآمِيْنَ...
Sungguh Allah telah memberi aku tiga perkara yang tidak diberikan kepada salah seorang pun sebelum aku, yakni: shalat dalam shaf-shaf (shalat berjamaah); ucapan salam yang merupakan ucapan salam penduduk surga (yakni: assalâmu’alaykum, red.); dan ucapan ‘âmîn’…” (Al-Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, 6/482).
Karena itulah para ulama generasi salaf, saat berjumpa dengan Muslim yang lain, tidak suka mengganti salam khas umat Islam sekaligus salam penduduk surga ini dengan ucapan lain (meski ucapan tersebut mengandung doa). Dikisahkan bahwa seorang laki-laki pernah berjumpa dengan seorang ulama besar, Imam Ibnu Sirin rahimahulLâh. Lalu orang itu berkata, “HayyâkalLâhu (Semoga Allah memberikan kehidupan kepada Anda).” Segera Imam Ibnu Sirin berkata:
إِنَّ أَفْضَلَ التَّحِيَّةِ تَحِيَّةُ أَهْلِ اْلجَنَّةِ :السَّلاَمُ
Sungguh ucapan salam terbaik adalah ucapan salam penduduk surga, yakni: Assalâmu’alaykum (Tafsîr Ibni Abî Hâtim, 47/500).
*Toleransi yang Kebablasan*
Jelas, salam lintas agama adalah wujud dari toleransi yang kebablasan. Sebabnya, selain haram dan tak ada urgensinya, salam lintas agama—sebagaimana doa lintas agama—adalah wujud dari toleransi ala pluralisme agama yang bertentangan dengan ajaran Islam. Tidak aneh jika MUI dalam fatwanya No.7/MUNAS VII/MUI/11/2005 telah dengan jelas menyebutkan bahwa pluralisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam dan umat Islam haram mengikuti paham tersebut.
Keharaman pluralisme agama antara lain karena paham ini menyatakan bahwa semua agama benar. Karena itu tidak boleh ada monopoli atas klaim kebenaran (truth claim), termasuk oleh kaum Muslim. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Allah SWT tegas berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sungguh agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam (TQS Ali Imran [3]: 19).
Allah SWT juga berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Siapa saja yang mencari agama selain Islam sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari dirinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi (TQS Ali Imran [3]: 85).
Di sisi lain Allah SWT tegas menolak klaim kebenaran semua agama selain Islam (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 165; QS at-Taubah [9]: 30; QS at-Taubah [9]: 31; QS al-Maidah [5]: 72). Karena itulah Rasulullah saw bersabda, “Demi Zat Yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Tidaklah seseorang dari manusia yang mendengar aku, Yahudi maupun Nashrani, kemudian mati, sedangkan ia tidak mengimani apa yang telah diturunkan kepada diriku, kecuali dia menjadi penghuni neraka.” (HR Muslim dan Ahmad).
*Mengatasi Intoleransi*
Perbedaan keyakinan dan klaim kebenaran (truth claim) di antara para pemeluk agama memang bisa saja memunculkan sikap intoleransi yang bisa mengarah pada konflik (benturan) antar mereka. Namun demikian, selama tidak mengarah pada benturan (konflik) secara fisik, sebetulnya tidak ada masalah. Karena itu benturan (konflik) itu harus diwadahi dalam batas-batas non-fisik, yakni hanya dalam wadah pemikiran dan intelektual semata. Tidak boleh mengarah pada benturan (konflik) fisik. Dengan cara seperti itulah pluralitas (kemajemukan) dalam keyakinan bisa diselesaikan dengan baik.
Inilah yang sesungguhnya diajarkan oleh Islam. Islam tidak memaksa orang non-Muslim untuk memeluk dan meyakini Islam (QS al-Baqarah [2]: 256). Orang non-Muslim, baik Ahlul Kitab (seperti Yahudi dan Nasrani) maupun musyrik (seperti Hindu, Budha, Konghucu, dan sebagainya) tetap bisa hidup di dalam Negara Islam. Tentu saja mereka bebas memeluk keyakinan mereka dan mengklaim kebenaran atas keyakinan mereka.
إِنَّ اللهَ أَعْطَانِي ثَلاَثَ خِصَالٍ لَمْ يُعْطِهَا أَحَدًا قَبْلِي: الصَّلاَةُ فِي الصُّفُوْفِ، وَالتَّحِيَّةُ مِنْ تَحِيَّةِ أَهْلِ اْلجَنَّةِ، وَآمِيْنَ...
Sungguh Allah telah memberi aku tiga perkara yang tidak diberikan kepada salah seorang pun sebelum aku, yakni: shalat dalam shaf-shaf (shalat berjamaah); ucapan salam yang merupakan ucapan salam penduduk surga (yakni: assalâmu’alaykum, red.); dan ucapan ‘âmîn’…” (Al-Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, 6/482).
Karena itulah para ulama generasi salaf, saat berjumpa dengan Muslim yang lain, tidak suka mengganti salam khas umat Islam sekaligus salam penduduk surga ini dengan ucapan lain (meski ucapan tersebut mengandung doa). Dikisahkan bahwa seorang laki-laki pernah berjumpa dengan seorang ulama besar, Imam Ibnu Sirin rahimahulLâh. Lalu orang itu berkata, “HayyâkalLâhu (Semoga Allah memberikan kehidupan kepada Anda).” Segera Imam Ibnu Sirin berkata:
إِنَّ أَفْضَلَ التَّحِيَّةِ تَحِيَّةُ أَهْلِ اْلجَنَّةِ :السَّلاَمُ
Sungguh ucapan salam terbaik adalah ucapan salam penduduk surga, yakni: Assalâmu’alaykum (Tafsîr Ibni Abî Hâtim, 47/500).
*Toleransi yang Kebablasan*
Jelas, salam lintas agama adalah wujud dari toleransi yang kebablasan. Sebabnya, selain haram dan tak ada urgensinya, salam lintas agama—sebagaimana doa lintas agama—adalah wujud dari toleransi ala pluralisme agama yang bertentangan dengan ajaran Islam. Tidak aneh jika MUI dalam fatwanya No.7/MUNAS VII/MUI/11/2005 telah dengan jelas menyebutkan bahwa pluralisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam dan umat Islam haram mengikuti paham tersebut.
Keharaman pluralisme agama antara lain karena paham ini menyatakan bahwa semua agama benar. Karena itu tidak boleh ada monopoli atas klaim kebenaran (truth claim), termasuk oleh kaum Muslim. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Allah SWT tegas berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sungguh agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam (TQS Ali Imran [3]: 19).
Allah SWT juga berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Siapa saja yang mencari agama selain Islam sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari dirinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi (TQS Ali Imran [3]: 85).
Di sisi lain Allah SWT tegas menolak klaim kebenaran semua agama selain Islam (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 165; QS at-Taubah [9]: 30; QS at-Taubah [9]: 31; QS al-Maidah [5]: 72). Karena itulah Rasulullah saw bersabda, “Demi Zat Yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Tidaklah seseorang dari manusia yang mendengar aku, Yahudi maupun Nashrani, kemudian mati, sedangkan ia tidak mengimani apa yang telah diturunkan kepada diriku, kecuali dia menjadi penghuni neraka.” (HR Muslim dan Ahmad).
*Mengatasi Intoleransi*
Perbedaan keyakinan dan klaim kebenaran (truth claim) di antara para pemeluk agama memang bisa saja memunculkan sikap intoleransi yang bisa mengarah pada konflik (benturan) antar mereka. Namun demikian, selama tidak mengarah pada benturan (konflik) secara fisik, sebetulnya tidak ada masalah. Karena itu benturan (konflik) itu harus diwadahi dalam batas-batas non-fisik, yakni hanya dalam wadah pemikiran dan intelektual semata. Tidak boleh mengarah pada benturan (konflik) fisik. Dengan cara seperti itulah pluralitas (kemajemukan) dalam keyakinan bisa diselesaikan dengan baik.
Inilah yang sesungguhnya diajarkan oleh Islam. Islam tidak memaksa orang non-Muslim untuk memeluk dan meyakini Islam (QS al-Baqarah [2]: 256). Orang non-Muslim, baik Ahlul Kitab (seperti Yahudi dan Nasrani) maupun musyrik (seperti Hindu, Budha, Konghucu, dan sebagainya) tetap bisa hidup di dalam Negara Islam. Tentu saja mereka bebas memeluk keyakinan mereka dan mengklaim kebenaran atas keyakinan mereka.
Rumah Auliya Inspirasi
Foto Buletin Dakwah Kaffah, edisi 349, 22 Dzulhijjah 1445 H/ 26 Juni 2024 M
Hanya saja, melalui proses dakwah yang dilakukan secara argumentatif (bi al-hikmah), dan debat terbuka dengan menampilkan argumen yang lebih unggul (wa jadilhum billati hiya ahsan) (QS an-Nahl [16]: 125), ditopang dengan penerapan Islam dalam seluruh aspek kehidupan, maka orang-orang non-Muslim itu pun akhirnya bisa meyakini bahwa Islamlah satu-satunya agama dan ideologi yang benar. Lalu pada akhirnya mereka berbondong-bondong memeluk Islam, bukan karena terpaksa, tetapi dengan sukarela. Dengan begitu, kebenaran yang sebelumnya mereka klaim pun akhirnya mereka tinggalkan setelah menyaksikan kebenaran Islam. Semuanya itu ditampilkan oleh Islam secara elegan dan rasional. Kisah masuk Islamnya ribuan orang Kristen di Irak di tangan Abu Hudzail al-'Allaf setelah melalui debat intelektual, misalnya, adalah sedikit bukti yang bisa disebutkan di sini.
*Menolak Pluralisme*
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi. Wujud toleransi agama Islam adalah menjunjung tinggi keadilan bagi siapa saja, termasuk non-Muslim. Islam melarang keras berbuat zalim serta merampas hak-hak mereka (Lihat: QS al-Mumtahanah [60]: 8). Islam pun mengajarkan untuk tetap bermuamalah baik dengan orangtua walaupun tidak beragama Islam (Lihat: QS Luqman [31]: 15).
Dalam lintasan sejarah peradaban Islam, praktik toleransi demikian nyata. Hal ini berlangsung selama ribuan tahun sejak masa Rasulullah Muhammad saw. sampai sepanjang masa Kekhalifahan Islam. Intelektual Barat pun mengakui toleransi dan kerukunan umat beragama sepanjang masa Kekhilafahan Islam. Kisah manis kerukunan umat beragama direkam dengan indah oleh Will Durant dalam bukunya, The Story of Civilization. Dia menggambarkan keharmonisan antara pemeluk Islam, Yahudi dan Kristen di Spanyol di era Khilafah Bani Umayah. Mereka hidup aman, damai dan bahagia bersama orang Islam di sana hingga abad ke-12 M.
T.W. Arnold, seorang orientalis dan sejarahwan Kristen, juga memuji toleransi beragama dalam Negara Khilafah. Dalam bukunya, The Preaching of Islam: A History of Propagation Of The Muslim Faith (hlm. 134), dia antara lain berkata, “Perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintahan Khilafah Turki Utsmani—selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani—telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa.”
Alhasil, umat Islam tak membutuhkan paham pluralisme. Cukuplah akidah dan syariah Islam yang menjadi pegangan hidup mereka. Keduanya adalah sumber kebahagiaan di dunia dan akhirat.
WalLâhu’alam. []
---*---
*Hikmah:*
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Janganlah kalian mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan. Jangan pula kalian menyembunyikan kebenaran itu, sedangkan kalian mengetahui. (TQS al-Baqarah [2]: 42). []
*Menolak Pluralisme*
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi. Wujud toleransi agama Islam adalah menjunjung tinggi keadilan bagi siapa saja, termasuk non-Muslim. Islam melarang keras berbuat zalim serta merampas hak-hak mereka (Lihat: QS al-Mumtahanah [60]: 8). Islam pun mengajarkan untuk tetap bermuamalah baik dengan orangtua walaupun tidak beragama Islam (Lihat: QS Luqman [31]: 15).
Dalam lintasan sejarah peradaban Islam, praktik toleransi demikian nyata. Hal ini berlangsung selama ribuan tahun sejak masa Rasulullah Muhammad saw. sampai sepanjang masa Kekhalifahan Islam. Intelektual Barat pun mengakui toleransi dan kerukunan umat beragama sepanjang masa Kekhilafahan Islam. Kisah manis kerukunan umat beragama direkam dengan indah oleh Will Durant dalam bukunya, The Story of Civilization. Dia menggambarkan keharmonisan antara pemeluk Islam, Yahudi dan Kristen di Spanyol di era Khilafah Bani Umayah. Mereka hidup aman, damai dan bahagia bersama orang Islam di sana hingga abad ke-12 M.
T.W. Arnold, seorang orientalis dan sejarahwan Kristen, juga memuji toleransi beragama dalam Negara Khilafah. Dalam bukunya, The Preaching of Islam: A History of Propagation Of The Muslim Faith (hlm. 134), dia antara lain berkata, “Perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintahan Khilafah Turki Utsmani—selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani—telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa.”
Alhasil, umat Islam tak membutuhkan paham pluralisme. Cukuplah akidah dan syariah Islam yang menjadi pegangan hidup mereka. Keduanya adalah sumber kebahagiaan di dunia dan akhirat.
WalLâhu’alam. []
---*---
*Hikmah:*
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Janganlah kalian mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan. Jangan pula kalian menyembunyikan kebenaran itu, sedangkan kalian mengetahui. (TQS al-Baqarah [2]: 42). []
Audio
Audio buletin dakwah Kaffah judul : Benar, Salam Lintas Agama Haram
*🌹🌹 UNDANGAN 🌹🌹*
*MAJELIS TA'LIM AKBAR MUSLIMAH RINDU SYARIAH*
_Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh_
Rasulullah saw mengingatkan kita agar selalu siap menjaga darah dan harta kita, meninggalkan berbagai tradisi jahiliah, termasuk asabiah, serta berpegang teguh pada tuntunan Al-Qur'an dan Sunah. Dengan demikian, bagaimana bisa kita berdiam diri atas penderitaan kaum muslim Palestina hanya demi mempertahankan kepentingan bangsa yang merupakan seruan-seruan jahiliah?
Mari kita kupas tuntas pada :
🗓️ *Ahad / 30 Juni 2024*
⌚ *09.30 - 12.00 WIB*
🕌 *Masjid Jannatul Ma'wa*
(Jl. Raya Siteba, Pondok Kopi, Surau Gadang)
*Bersama:*
*Ustadzah Fadhilah Chaniago (Aktivis Dakwah)*
*Ummu najmah (Aktivis Dakwah)*
*_Special Moment : Nobar_*
Semoga ibu-ibu semua bisa hadir dan menimba ilmu yang akan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ditunggu kehadirannya ibu2 🙏😊
TTD PANITIA
Info lebih lanjut japri wa.me/682389191598 (Umi Widya Amata founder RAI)
*MAJELIS TA'LIM AKBAR MUSLIMAH RINDU SYARIAH*
_Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh_
Rasulullah saw mengingatkan kita agar selalu siap menjaga darah dan harta kita, meninggalkan berbagai tradisi jahiliah, termasuk asabiah, serta berpegang teguh pada tuntunan Al-Qur'an dan Sunah. Dengan demikian, bagaimana bisa kita berdiam diri atas penderitaan kaum muslim Palestina hanya demi mempertahankan kepentingan bangsa yang merupakan seruan-seruan jahiliah?
Mari kita kupas tuntas pada :
🗓️ *Ahad / 30 Juni 2024*
⌚ *09.30 - 12.00 WIB*
🕌 *Masjid Jannatul Ma'wa*
(Jl. Raya Siteba, Pondok Kopi, Surau Gadang)
*Bersama:*
*Ustadzah Fadhilah Chaniago (Aktivis Dakwah)*
*Ummu najmah (Aktivis Dakwah)*
*_Special Moment : Nobar_*
Semoga ibu-ibu semua bisa hadir dan menimba ilmu yang akan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ditunggu kehadirannya ibu2 🙏😊
TTD PANITIA
Info lebih lanjut japri wa.me/682389191598 (Umi Widya Amata founder RAI)
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Yuk yang domisili Padang ikut berjuang Offline.. merapat di Mesjid Jannatul Ma'wa Siteba, Pondok Kopi, Nanggalo..
Ustadzah Ratu Erma: Masalah Palestina Dan Solusi Hakikinya | Pesan Penting
Lebih dari 75 tahun Palestina membara, menjadi ajang rebutan manusia-manusia tamak durjana, musuh-musuh Islam. Mengapa ini berlangsung begitu lama? Karena masalah ini tidak diselesaikan dengan cara yang benar, yaitu jihad fi sabilillah oleh tentara Khilafah. Agar kita mendapatkan petunjuk untuk menyelesaikan masalah ini dengan benar, maka perlu kita memahami beberapa hakikat. Simak di video berikut!
https://youtu.be/SieFrg5ox_o
Diposting di chanel telegram
Http://t.me/rumahauliyainpirasi
#Bersinergi
#ProgramUnggulanRAI
#Menjadi_Politisi_Sejati
Jangan lupa share seluas-luasnya ya...
Lebih dari 75 tahun Palestina membara, menjadi ajang rebutan manusia-manusia tamak durjana, musuh-musuh Islam. Mengapa ini berlangsung begitu lama? Karena masalah ini tidak diselesaikan dengan cara yang benar, yaitu jihad fi sabilillah oleh tentara Khilafah. Agar kita mendapatkan petunjuk untuk menyelesaikan masalah ini dengan benar, maka perlu kita memahami beberapa hakikat. Simak di video berikut!
https://youtu.be/SieFrg5ox_o
Diposting di chanel telegram
Http://t.me/rumahauliyainpirasi
#Bersinergi
#ProgramUnggulanRAI
#Menjadi_Politisi_Sejati
Jangan lupa share seluas-luasnya ya...
Rumah Auliya Inspirasi
Ustadzah Ratu Erma: Masalah Palestina Dan Solusi Hakikinya | Pesan Penting Lebih dari 75 tahun Palestina membara, menjadi ajang rebutan manusia-manusia tamak durjana, musuh-musuh Islam. Mengapa ini berlangsung begitu lama? Karena masalah ini tidak diselesaikan…
Lanjutkan perjuangan... sebarluaskan video ini.. biar makin banyak yang terbuka wawasannya tentang hakikat masalah palestina dan solusinya...
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
Highlight.... Aktivitas warga di Komplek Indah Pratama (KIP) SurGa (Surau Gadang) Nanggalo Kota Padang Sumatera Barat...
Yuk Bpk/Ibu Warga KIP dapat aktif dan berperan di berbagai kegiatan social dan agama di Lingkungan KIP.
Yuk Bersama kita bisa.....
KIP *Selalu semangat dalam setiap momen*
Yuk Bpk/Ibu Warga KIP dapat aktif dan berperan di berbagai kegiatan social dan agama di Lingkungan KIP.
Yuk Bersama kita bisa.....
KIP *Selalu semangat dalam setiap momen*
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
At Momen Padang Bagoro Minggu pagi Ini, menanam dan panen sayur serta makan sayur bersama di Greend House Indah Pratama.
Semai... Tanam..Pelihara..Panen...
ulangi.. Lagi.. lagi.. dan Lagiiiiiii.......
Semai... Tanam..Pelihara..Panen...
ulangi.. Lagi.. lagi.. dan Lagiiiiiii.......