Rodja Official
12.2K subscribers
670 photos
144 videos
1 file
2.35K links
Download Telegram
🔴TALBIS IBLIS TERHADAP KHAWARIJ
🔊Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A.

Khawarij adalah salah satu dari 72 golongan yang dikabarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan muncul di tengah-tengah umat. Di sini Ibnu Jauzi berusaha untuk menjelaskan kepada kita bagaimana iblis menyesatkan kelompok ini dari jalan yang benar.
Ibnul Jauzi mengatakan bahwa tokoh Khawarij, yaitu orang yang paling buruk di kalangan mereka, pencetus pertamanya adalah orang yang dijuluki Dzul Khuwaishirah

Nama orang tersebut adalah Dzul Khuwaishirah At-Tamimi. Dia merupakan orang Khawarij yang pertama kali muncul dalam sejarah Islam. Dan ini adalah kelompok bid’ah pertama dalam Islam.

Penyakit orang ini adalah takjub terhadap pandangan dirinya sendiri dan dia merasa yang paling benar. Ini penyakit orang yang tertipu dengan akalnya.

Nabi adalah dalil, apa yang dilakukan Nabi adalah hujjah. Tapi dia tidak menerima hujjah itu dan merasa pandangan pribadinya itu lebih tepat daripada wahyu, lebih benar dari apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Selengkapnya: https://www.radiorodja.com/50538-talbis-iblis-terhadap-khawarij/
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lima hari sebelum meninggal dunia mewanti-wanti para sahabat:

لَعَنَ اللَّهُ اليَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

“Laknat Allah atas Yahudi dan Nasrani, mereka mengambil kuburan Nabi mereka sebagai masjid.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Karena itu semua bisa menjerumuskan kepada kesyirikan. Rasulullah melarang kita memuji Rasulullah berlebih-lebihan, beliau bersabda dalam hadits yang shahih:

لاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ، فَقُوْلُوْا: عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلِهِ

“Jangan kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan memuji Isa bin Maryam, aku ini hanyalah hamba Allah, maka katakan aku adalah: hamba Allah dan RasulNya.” (HR. Bukhari
https://www.radiorodja.com/50206-khutbah-jumat-dosa-terbesar-adalah-kesyirikan/
Progres 44% Pengerjaan Finishing Masjid Jami’ Al-Barkah Cileungsi
Alhamdulillah hingga Senin, 28 Al-Muharram 1443 / 06 September 2021, pengerjaan finishing pembangunan Masjid Jami’ Al-Barkah Cileungsi sudah mencapai progres 44% dari keseluruhan bangunan.
Kesempatan sedekah jariyah masih dibuka. Salurkan sedekah jariyah Anda ke:
Bank Syariah Indonesia
(Eks BSM)
756 3131 009
a.n. Pembangunan Masjid Al Barkah Yayasan Cahaya Sunnah
(Kode bank 451)
Informasi dan konfirmasi (sifatnya tidak wajib karena rekening sudah dikhususkan untuk pembangunan Masjid) ke: 0821-12345-756
Jazakumullahu khairan
Selengkapnya: https://rodja.info/progres-44-pengerjaan-finishing-masjid-jami-al-barkah-cileungsi/
🔴MENANAMKAN SIFAT DISIPLIN PADA ANAK
📌️Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A.

Salah satu faidah, hikmah dan manfaat kita melatih kebiasaan pada anak adalah menanamkan sifat disiplin padanya. Anak kenal waktu dan jadwal, itu juga perlu dilatih. Karena ada anak-anak yang tidak kenal jadwal dan waktu. Ini menunjukkan bahwa kedisiplinan juga perlu dilatih dan dibiasakan.

Ini merupakan satu modal besar baginya ketika dia dewasa. Kedisiplinan merupakan modal keberhasilan dan kesuksesan dalam urusan apapun. Dalam urusan menuntut ilmu misalnya, penuntut ilmu yang tidak disiplin tidak akan sukses. Adapun penuntut ilmu yang disiplin dengan waktunya, dengan jadwalnya, dengan tabel rutinitasnya, maka dia akan berhasil.

Di dalam Islam, latihan disiplin waktu melalui shalat lima waktu. Secara tidak langsung Allah melatih kita untuk disiplin waktu.

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditetapkan waktu-waktunya.” (QS. An-Nisa'[4]: 103)

Ada waktu masuk dan waktu berakhir yang perlu dijaga, diawasi dan diperhatikan sehingga tidak keluar waktu atau melakukannya sebelum waktu.

Ini perlu ditanamkan pada anak-anak kita. Terutama hari ini, perkara yang paling mengganggu kedisiplinan anak adalah kebiasaannya bermain HP yang membuat dia lupa waktu dan tidak tahu jadwal harian.

Kita berharap semoga dari pembiasaan yang kita latih kepadanya sedari kecil, dia tumbuh menjadi seorang anak yang disiplin terhadap waktunya. Karena seseorang itu sukses bergantung bagaimana dia bisa memanfaatkan waktunya dengan baik.
Simak pembahasan lengkapnya melalui: https://www.radiorodja.com/50348-pembiasaan-pada-anak/
🔴TALBIS IBLIS TERHADAP KHAWARIJ
📌️Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A.

Khawarij adalah salah satu dari 72 golongan yang dikabarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan muncul di tengah-tengah umat. Di sini Ibnu Jauzi berusaha untuk menjelaskan kepada kita bagaimana iblis menyesatkan kelompok ini dari jalan yang benar.

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa tokoh Khawarij, yaitu orang yang paling buruk di kalangan mereka, pencetus pertamanya adalah orang yang dijuluki Dzul Khuwaishirah. Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia bercerita bahwa ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu mengutus seseorang untuk menyerahkan emas dari Yaman kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah wadah kulit yang di samak namun belum dibersihkan dari debunya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menerima emas itu lalu membagikan kepada empat sahabat; Zaid Al-Khair, Aqra’ bin Habis, Uyainah bin Hisn dan Alqamah bin Ulatsah atau Amir bin Ath-Thufail (perawi yang meriwayatkan hadits ini ragu apakah ini atau itu). Namun sebagian sahabat, termasuk juga orang-orang Anshar dan lain-lain merasa kurang setuju atas penyerahan harta itu.

Selengkapnya: https://www.radiorodja.com/50538-talbis-iblis-terhadap-khawarij/
Apa yang kita cari di dunia ini? Kita ingin mendapatkan sesuatu yang paling nikmat dan lezat. Tapi sudahkah kita mendapatkan hal itu, sudahkah kita merasakan kenikmatan itu? Atau hari-hari berlalu, waktu-waktu kita lewati, sampai ajal menjemput kita tidak pernah merasakan kenikmatan dan surga dunia yang sesungguhnya.

Pantas salah seorang ulama tabiin, Malik bin Dinar pernah mengatakan:

مساكين أهل الدنيا خرجوا منها وما ذاقوا أطيب ما فيها ، قيل له وما أطيب ما فيها ، قال ، معرفة الله ومحبته

“Sungguh sangat miskin penduduk dunia ini, mereka meninggalkan dunia dan tidak mendapatkan sesuatu yang paling nikmat di dunia ini.”

Beliau ditanya: “Apa sesuatu yang paling lezat di dunia ini?”

Kata beliau Rahimahullah: “Kenal kepada Allah dan cinta kepadaNya.”

Kecintaan yang bersemi di hati, kecintaan yang tulus kepada Allah Sang Pencipta. Yang konsekuensi dari mengenal Allah tersebut adalah kita kenal pada agamanya, kepada RasulNya, kepada aturan di dalam syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu sungguh materi yang kita pelajari berkaitan yang aqidah Ahlus Sunnah tentang asma’ wa shifat adalah kita ingin kenal kepada Allah. Kalau kita ingin jujur bertanya pada diri masing-masing, sudahkah kita mengenal Allah? Ini yang harus menjadi perhatian dan disaat yang sama menjadi pertanyaan yang harus selalu kita utarakan pada diri kita.

Selengkapnya dalam kajian yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan dalam pembahasan “ Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-SifatNya” simak melalui: https://rodja.id/369
Hadits ini menunjukkan betapa para sahabat orang-orang yang sangat takut kepada Allah. Maka hendaknya kita mencontoh mereka untuk kita merasa takut kepada Allah. Ini dia Abu Darda sangat takut kepada Allah. Abu Darda sangat khawatir dengan ilmu yang ia miliki untuk kelak nanti pada hari kiamat akan dipanggil oleh Allah lalu ditanya tentang ilmunya untuk apa diamalkan.

Tentunya ini bukanlah alasan yang bisa diterima bagi orang yang mengatakan: “Kalau begitu saya tidak menuntut ilmu dulu karena takut tidak bisa mengamalkan, takut nanti ditanya ditanya hari kiamat apa yang kamu amalkan dari ilmumu?” Maka kita katakan kepada orang ini bahwa kamu tidak menuntut ilmu pun akan ditanya oleh Allah kenapa kamu tidak menuntut ilmu? Bukankah sudah datang kepada kamu pemberi peringatan? Bukankah Allah sudah turunkan kepada kamu Al-Qur’an? Sudah datang kepada kamu orang-orang yang menjelaskan tentang Al-Qur’an dan hadits dari kalangan para ulama?

Maka kita harus menuntut ilmu. Sebab ketika ktia tidak menuntut ilmu pun kita berdosa di sisiAllah. Dan ketika kita menuntut ilmu dan sudah punya ilmu, maka kita harus mengamalkan ilmu. Sebab kalau kita tidak amalkan, ilmu akan menjerumuskan kita ke neraka.

Jalan keselamatan adalah ilmu dan amal. Namun ini berat bagi orang yang mengikuti syahwat. Sebab alasan orang yang takut tidak bisa mengamalkan ilmu itu karena dia masih mengikuti syahwat. Sebab kalau hatinya tunduk kepada Allah, ia sadar bahwasanya syahwat akan menghancurkan dirinya dunia dan akhirat, ia menggunakan akal pikirannya yang cerdas bahwa perintah Allah itu isinya semua kebaikan dan semua yang dilarang oleh Allah pasti buruk dan mudharat, pasti itu akan memberikan kekuatan kepada dia untuk senantiasa menaati Allah dan menjauhi larangan-laranganNya, dan ia merasa takut untuk diadzab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

https://www.radiorodja.com/50265-khawatir-ketika-tidak-mengamalkan-ilmu/
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ الْفُلْكِ وَالْأَنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ ‎﴿١٢﴾‏ لِتَسْتَوُوا عَلَىٰ ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ ‎﴿١٣﴾‏ وَإِنَّا إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ ‎﴿١٤﴾‏

“Dan Allah yang teleh menjadikan kapal untuk kamu sekalian dan hewan ternak yang kamu tunggangi. Agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kalian mengingat akan nikmat Rabb kalian apabila kamu telah duduk di atasnya; dan kalian ucapkan ketika sudah duduk di atas kendaraan: ‘Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami akan kembali.’” (QS. Az-Zukhruf[43]: 12-14)

Kendaraan adalah nikmat dari Allah ‘Azza wa Jalla yang sangat membantu manusia. Sehingga manusia tidak mengeluarkan tenaga yang besar untuk perjalanan. Perjalanan di dunia adalah perjalan dengan jarak dekat. Dan sesungguhnya kita sedang berjalan menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Selengkapnya: https://www.radiorodja.com/50457-doa-ketika-berkendara/
MANUSIA TERBAIK

Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Orang yang paling baik di antara kamu sekalian yaitu orang yang membaca dan mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain.” (HR. Bukhari)

Hadits ini memberitahukan kepada kita tentang manusia terbaik. Yaitu orang yang belajar Al-Qur’an dan kemudian diajarkan kepada orang lain. Ini adalah peringatan kepada kita yang cenderung meremehkan orang-orang yang mengajarkan Al-Qur’an. Padahal pengajar Al-Qur’an lebih baik dan lebih mulia daripada pengajar ilmu-ilmu lainnya.

Selengkapnya: https://www.radiorodja.com/50662-motivasi-membaca-al-quran/
🔴DITIUPNYA SANGKAKALA
📌Ustadz Ali Nur

Hari kiamat terjadi dengan ditiupkannya sangkakala. Dengan tiupan itu maka hancurlah seluruh alam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاءَ اللَّهُ…
“Dan ditiupkanlah sangkakala, maka bermatianlah siapa saja yang ada di langit dan siapa saja yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dimana mereka tidak mati disaat sangkakala ditiupkan.”

Lanjutan firman Allah ini:

ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ
“Kemudian ditiupkan lagi dengan tiupan yang berikutnya maka manusia-manusia itu bangkit menunggu.” (QS. Az-Zumar[39]: 68)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sangkakala ditiup dua kali.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ ‎﴿٦﴾‏ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ ‎﴿٧﴾
“Pada hari alam diguncangkan, dan akan diikuti oleh tiupan kedua.” (QS. An-Nazi’at[79]: 6-7)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ
“Tidaklah mereka menunggu kecuali yang satu teriakan saja, dimana dengan satu teriakan saja binasalah seluruhnya, bahkan mereka yang sedang bertengkar.” (QS. Yasin[36]: 49)

Mereka yang sedang bertengkar itu ketika mendengar satu tiupan pertama maka langsung mati, tanpa menunggu sampai akhir pertengkaran.

Selengkapnya: https://www.radiorodja.com/50658-ditiupnya-sangkakala/
Seluruh hal yang berkaitan dengan agama ini berlandaskan ilmu, bukan akal semata, bukan merekayasa, bukan logika. Tentu terutama hal yang paling utama dan agung adalah masalah mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Juga di antara dalil yang menjelaskan hal tersebut adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولً
“Jangan kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui/kamu tidak memiliki ilmu tentang hal itu. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua hal itu akan diminta pertanggung jawaban.” (QS. Al-Isra'[17]: 36)

Maka menetapkan sifat Allah itu dengan dalil, bukan dengan akal dan logika. Tidak boleh bagi seseorang untuk membuat istilah-istilah yang baru di dalam menetapkan sifat-sifat Allah. Seperti perilaku ahlul kalam, mereka mengada-ngada istilah-istilah baru dalam masalah mengenal Allah, kemudian istilah-istilah tersebut berusaha dilegitimasi dengan memaksakan dalil.

Imam Ahmad Rahimahullah mengatakan:

لا يوصف الله إلا بما وصف به نفسه أو بما وصفه به رسوله – صلى الله عليه وسلم – لا يتجاوز القرآن والحديث
“Sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah ditetapkan kecuali apa yang telah ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan juga apa yang telah ditetapkan oleh Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tidak boleh kita menyelisihi Al-Qur’an dan hadits.”
Tidak boleh kita melangkahi Al-Qur’an dan hadits, artinya meninggalkan Al-Qur’an dan hadits kemudian kita gunakan akal dan rekayasa semata. Ini aqidah dan ini prinsip.

Selengkapnya dalam pembahasan Tauhid Asma' wa Shifat disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. : https://www.radiorodja.com/50010-menetapkan-sifat-allah-dengan-dalil-bukan-dengan-akal-dan-logika/
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kaum Muslimin tentang tatacara mengucapkan shalawat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat kepadanya pada hari Jum’at. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا.
“Perbanyaklah kalian membaca shalawat kepadaku pada hari dan malam Jum’at, barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Baihaqi dalam Sunannya dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu)

Jadi disuruh untuk banyak bershalawat, terutama dimalam jumat dan dihari jumat. Dan orang yang bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendapatkan 10 shalawat.

Selengkapnya : https://www.radiorodja.com/48888-anjuran-bershalawat-kepada-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/
📺BALASAN PADA HARI KIAMAT
📍Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَاهُمْ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيهِ وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Maka bagaimana jika Kami mengumpulkan mereka pada hari kiamat yang tidak ada keraguan tentang terjadinya. Dan setiap jiwa akan disempurnakan balasannya sesuai dengan apa yang dia lakukan dan mereka tidak didzalimi sama sekali.” (QS. Ali-Imran[3]: 25)

Ayat ini menjelaskan tentang beberapa hal:

Pertama, dalil tentang keagungan dari hari kiamat. Dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka bagaimana apabila Kami kumpulkan mereka pada hari kiamat yang tidak ada keraguannya tentang hari tersebut. Dan setiap jiwa pasti akan disempurnakan balasannya sesuai dari apa yang diamalkannya”.

Kedua, pada ayat ini terdapat ratapan musibah untuk mereka yang tidak memiliki kecuali kerugian di hari tersebut. Dimana mereka rugi agama dan dunia mereka. Mereka akan menangis dihari tersebut.

Ketiga, penetapan tentang adanya hari kiamat. Hari yang tidak ada keraguan di dalamnya.

Keempat, orang yang ingkar terhadap hari akhir atau ragu tentangnya, maka dia kafir. Karena dia telah mendustakan firman Allah yang menyatakan bahwa hari tersebut tidak ada keraguan sama sekali.

Kelima, bahwa hari dimana semua akan dibalas dengan sempurna itu adalah hari kiamat. Hal ini dengan dasar firman Allah Ta’ala:  “Dan setiap jiwa akan dibalas dengan sempurna sesuai apa yang telah dia usahakan”.

Manusia terkadang diberi sedikit balasan dari apa yang dia lakukan di dunia. Hal ini sebagaimana firman Allah:

…وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ‎﴿٢﴾‏ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ…
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari kesempitannya dan Allah akan berikan dia rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq[65]: 2-3)

Selengkapnya : https://www.radiorodja.com/50677-balasan-pada-hari-kiamat/