Berbagai Rasa
Cinta memang sudah fitrahnya manusia. Terkadang ia datang menghampiri pada setiap insan. Tanpa permisi. Namun menyakiti ketika meninggalkan.
Ya itulah cinta yang belaka. Aku menyebutnya. Namanya cinta tidak pernah terkekang oleh waktu. Apalagi pergi meninggalkan begitu saja.
Mungkin selama ini kita yang salah dalam mengartikannya. Salah dalam penempatannya.
Yuk perbaiki dan cari tau apa yang sebenarnya hakikat cinta😉
Cinta memang sudah fitrahnya manusia. Terkadang ia datang menghampiri pada setiap insan. Tanpa permisi. Namun menyakiti ketika meninggalkan.
Ya itulah cinta yang belaka. Aku menyebutnya. Namanya cinta tidak pernah terkekang oleh waktu. Apalagi pergi meninggalkan begitu saja.
Mungkin selama ini kita yang salah dalam mengartikannya. Salah dalam penempatannya.
Yuk perbaiki dan cari tau apa yang sebenarnya hakikat cinta😉
Ketenangan
Kini akhirnya aku mandapati, apa yang selama ini kucari. Semua yang ku mau datang begitu saja.
Tanpa lelah untuk menggapai. Seketika datang begitu saja. Tetapi, ada terasa ganjal di hati.
Semuanya aku miliki. Semuanya kemauanku. Tapi ada yang kurang dalam hidupku. Kegundahan hati, kacaunya pikiran.
Ahhhh rasanya tak dapat dideskripsikan. Apalagi untuk mengambil tindakan solusi. Ada apa dengan hidupku? Apa yang terjadi?
Nyata.. kini aku menyadari semuanya. Bahwa tidak hidupnya hatiku untuk selalu mengingat-Nya. Padahal ketenangan ada di dalamnya.
”Siapa yang mengingat Allah, hati menjadi tenang.”
Temanmu,
@ras27
Kini akhirnya aku mandapati, apa yang selama ini kucari. Semua yang ku mau datang begitu saja.
Tanpa lelah untuk menggapai. Seketika datang begitu saja. Tetapi, ada terasa ganjal di hati.
Semuanya aku miliki. Semuanya kemauanku. Tapi ada yang kurang dalam hidupku. Kegundahan hati, kacaunya pikiran.
Ahhhh rasanya tak dapat dideskripsikan. Apalagi untuk mengambil tindakan solusi. Ada apa dengan hidupku? Apa yang terjadi?
Nyata.. kini aku menyadari semuanya. Bahwa tidak hidupnya hatiku untuk selalu mengingat-Nya. Padahal ketenangan ada di dalamnya.
”Siapa yang mengingat Allah, hati menjadi tenang.”
Temanmu,
@ras27
Teman Saat Butuh
Kalo lagi butuh aja kesini, giliran gw butuh lu malah ngilang!
Pas butuh aja cari-cari gw, selama ini kemana aja?
Teman kok ada saat butuhnya doang, halah
Sering bangetkan kata-kata itu terlontar dari kebanyakan orang?
Hah, lucu sih... Di situ gw berpikir sebenarnya siapa sih yang brengsek?
Ditolongin ngga tau diri atau yang nolong ngga ikhlas?
Kita berkata demikian, apakah kita ngga sadar, pernah ngga cari orang pas butuhnya aja? Pastinya dong...
Kita menyapa seseorang itu ya karena butuh, perlu, ada sesuatu. Kalo ngga, ya buat apa? Menghabiskan waktu!
Di sinilah kita harus mikir, tapi yang minta tolong juga harus sadar. Bahwa lu ke dia bener-bener pas butuhnya doang, habis itu ditinggalin bahkan dilupain.
Dan buat kalian yang nolong atau bantu pun harus sadar bahwa kita sedang ngebantu makhluknya Allah yang imut dan baik hati. Bantulah dengan ikhlas dan berharaplah sama pencipta, Allah SWT. bukan sama si makhluk-Nya yang imut itu.
Terkadang sakit hatinya kita, ngga ikhlasnya kita, mangkelnya hati karena kita terlalu berharap lebih sama si makhluk.
“Ah gw mau bantu dia, siapa tau pas gw butuh nanti dia bisa bantu gw.” Eh pas taunya teriak-teriak minta bantuan malah ditinggal pergi. Kan sakit.
Itulah karena harapan yang begitu mendalam kepada makhluk sehingga ngebuat kita kecewa. Coba diubah kalo kita ngelakuin sesuatu cukup karena ingin bantu, ngga lebih dan penuh ekpektasi apapun tentang itu. Serta hanya berharap kepada-Nya, biarlah Allah yang membalas semuanya.
Insyaallah hati akan jauh lebih tenang, ngelakuinnya jauh lebih ikhlas dan pastinya ngga berhenti untuk ngebantu orang lain karena akan lebih banyak lagi orang yang menghampiri ketika butuhnya doang. Hahaha....
Sans, tetap ikhlas lah😎
Temanmu,
@ras27
Kalo lagi butuh aja kesini, giliran gw butuh lu malah ngilang!
Pas butuh aja cari-cari gw, selama ini kemana aja?
Teman kok ada saat butuhnya doang, halah
Sering bangetkan kata-kata itu terlontar dari kebanyakan orang?
Hah, lucu sih... Di situ gw berpikir sebenarnya siapa sih yang brengsek?
Ditolongin ngga tau diri atau yang nolong ngga ikhlas?
Kita berkata demikian, apakah kita ngga sadar, pernah ngga cari orang pas butuhnya aja? Pastinya dong...
Kita menyapa seseorang itu ya karena butuh, perlu, ada sesuatu. Kalo ngga, ya buat apa? Menghabiskan waktu!
Di sinilah kita harus mikir, tapi yang minta tolong juga harus sadar. Bahwa lu ke dia bener-bener pas butuhnya doang, habis itu ditinggalin bahkan dilupain.
Dan buat kalian yang nolong atau bantu pun harus sadar bahwa kita sedang ngebantu makhluknya Allah yang imut dan baik hati. Bantulah dengan ikhlas dan berharaplah sama pencipta, Allah SWT. bukan sama si makhluk-Nya yang imut itu.
Terkadang sakit hatinya kita, ngga ikhlasnya kita, mangkelnya hati karena kita terlalu berharap lebih sama si makhluk.
“Ah gw mau bantu dia, siapa tau pas gw butuh nanti dia bisa bantu gw.” Eh pas taunya teriak-teriak minta bantuan malah ditinggal pergi. Kan sakit.
Itulah karena harapan yang begitu mendalam kepada makhluk sehingga ngebuat kita kecewa. Coba diubah kalo kita ngelakuin sesuatu cukup karena ingin bantu, ngga lebih dan penuh ekpektasi apapun tentang itu. Serta hanya berharap kepada-Nya, biarlah Allah yang membalas semuanya.
Insyaallah hati akan jauh lebih tenang, ngelakuinnya jauh lebih ikhlas dan pastinya ngga berhenti untuk ngebantu orang lain karena akan lebih banyak lagi orang yang menghampiri ketika butuhnya doang. Hahaha....
Sans, tetap ikhlas lah😎
Temanmu,
@ras27
Penerimaan dan Keikhlasan
Kamu pasti tau kan ceritanya Nabi Ismail sama bapaknya Nabi Ibrahim. Di mana Nabi Ibrahim punya kerinduan sama anaknya Ismail. Setelah ketemu, malah disuruh disembelih. Rasanya pasti campur aduk, udah memendam rindu selama itu dan harus kehilangan lagi.
Sampe Nabi Ibrahim enggan buat bicara sama anaknya perihal itu. Tapi Nabi Ismail mengetahuinya, bahwa itu wahyu dari-Nya. Dengan kelapangan hati dan keikhlasan Nabi Ismail dan tentu karena ini perintah-Nya. Nabi Ismail rela buat disembelih.
Cinta bapak terhadap anaknya, dan cinta anak terhadap bapaknya. Mengalahkan cintanya pada Rabb-nya. Allah mengetahui besar rasa cinta mereka pada-Nya. Sampai pisau itu hampir memenggal lehernya Nabi Ismail, itu berubah menjadi seekor domba. Masyaallah...
Begitulah dengan sebuah kehidupan. Ketika kita udah menerima ketetapan-Nya dan ikhlas menjalankannya. Serta yang menjadi cinta dan pengorbanan untuk-Nya. Allah sendiri yang akan mengatur skenario terbaik buat hamba-Nya.
So, buat kamu... Apapun keadaan yang menimpamu saat ini, terimalah dan ikhlaskan hati. Yakinlah bahwa Allah akan menolongmu dengan engkau membuktikan cinta kepada-Nya.
Temanmu,
@ras27
Kamu pasti tau kan ceritanya Nabi Ismail sama bapaknya Nabi Ibrahim. Di mana Nabi Ibrahim punya kerinduan sama anaknya Ismail. Setelah ketemu, malah disuruh disembelih. Rasanya pasti campur aduk, udah memendam rindu selama itu dan harus kehilangan lagi.
Sampe Nabi Ibrahim enggan buat bicara sama anaknya perihal itu. Tapi Nabi Ismail mengetahuinya, bahwa itu wahyu dari-Nya. Dengan kelapangan hati dan keikhlasan Nabi Ismail dan tentu karena ini perintah-Nya. Nabi Ismail rela buat disembelih.
Cinta bapak terhadap anaknya, dan cinta anak terhadap bapaknya. Mengalahkan cintanya pada Rabb-nya. Allah mengetahui besar rasa cinta mereka pada-Nya. Sampai pisau itu hampir memenggal lehernya Nabi Ismail, itu berubah menjadi seekor domba. Masyaallah...
Begitulah dengan sebuah kehidupan. Ketika kita udah menerima ketetapan-Nya dan ikhlas menjalankannya. Serta yang menjadi cinta dan pengorbanan untuk-Nya. Allah sendiri yang akan mengatur skenario terbaik buat hamba-Nya.
So, buat kamu... Apapun keadaan yang menimpamu saat ini, terimalah dan ikhlaskan hati. Yakinlah bahwa Allah akan menolongmu dengan engkau membuktikan cinta kepada-Nya.
Temanmu,
@ras27
Yang Mengerti Dirimu
Ketika ada suatu masalah, ingin rasanya ada sosok yang mengerti dan memahami kita. Teman terbaik yang bisa menginterpretasikan itu semua. Namun terkadang itu sulit ditemukan.
Karena teman terbaik dan yang dapat mengerti kita adalah diri kita sendiri. Seberapapun besar kita menuntut orang lain untuk mengerti kita, dia nggak bakal bisa. Karena dia bukanlah kita yang mengalami posisi seperti apa yang kita alami.
Cuma satu yang mengerti, yaitu diri kita sendiri. Tetapi kita tidak boleh lupa. Memang makhluk bumi dan manusia yang terbatas nggak bisa memahami kita, karena sifat lemah dan terbatasnya diri manusia.
Tetapi bahwasanya ada Dzat yang dapat mengerti kita. Dia Yang Maha Mengetahui yang jauh lebih memahami kita daripada diri kita sendiri. Dialah Sang Khalik Allah SWT.
So, jangan pernah merasa sendiri. Ungkapkan dan lontarkan segala keluh kesah kepada-Nya, berserah diri atas apa yang menimpa biar Dia yang mengatur skenario terbaik. Kita cukup percaya bahwa Allah nggak pernah meninggalkan kita.
Temanmu,
@ras27
Ketika ada suatu masalah, ingin rasanya ada sosok yang mengerti dan memahami kita. Teman terbaik yang bisa menginterpretasikan itu semua. Namun terkadang itu sulit ditemukan.
Karena teman terbaik dan yang dapat mengerti kita adalah diri kita sendiri. Seberapapun besar kita menuntut orang lain untuk mengerti kita, dia nggak bakal bisa. Karena dia bukanlah kita yang mengalami posisi seperti apa yang kita alami.
Cuma satu yang mengerti, yaitu diri kita sendiri. Tetapi kita tidak boleh lupa. Memang makhluk bumi dan manusia yang terbatas nggak bisa memahami kita, karena sifat lemah dan terbatasnya diri manusia.
Tetapi bahwasanya ada Dzat yang dapat mengerti kita. Dia Yang Maha Mengetahui yang jauh lebih memahami kita daripada diri kita sendiri. Dialah Sang Khalik Allah SWT.
So, jangan pernah merasa sendiri. Ungkapkan dan lontarkan segala keluh kesah kepada-Nya, berserah diri atas apa yang menimpa biar Dia yang mengatur skenario terbaik. Kita cukup percaya bahwa Allah nggak pernah meninggalkan kita.
Temanmu,
@ras27
Kepala yang Berisik
Isi kepalamu selalu ramai yaa? Iya aku mengerti. Semua nggak mudah untuk diurai.
Tapi kalo dibiarkan saja, kasihan dirimu yang tidak bisa tenang. Memikirkan banyak hal tanpa bisa berbuat apapun.
Coba kita sama-sama renungkan ya;
Apa yang ada di dalam pikiranmu apakah sudah terjadi? Apakah bakalan terjadi? Bila iya, berapa persen? Kita gak ada yang tahu.
So, buat apa memikirkan apa yang belum terjadi. Sampai kita lupa untuk menikmati dan menjalankan hidup hari ini.
Jangan buat berisik isi kepalamu dengan hal-hal yang belum pasti. Tapi isi lah kepalamu dengan sebuah ilmu agar dapat menjalankan kehidupan ini.
-tulisanasri🌿
Isi kepalamu selalu ramai yaa? Iya aku mengerti. Semua nggak mudah untuk diurai.
Tapi kalo dibiarkan saja, kasihan dirimu yang tidak bisa tenang. Memikirkan banyak hal tanpa bisa berbuat apapun.
Coba kita sama-sama renungkan ya;
Apa yang ada di dalam pikiranmu apakah sudah terjadi? Apakah bakalan terjadi? Bila iya, berapa persen? Kita gak ada yang tahu.
So, buat apa memikirkan apa yang belum terjadi. Sampai kita lupa untuk menikmati dan menjalankan hidup hari ini.
Jangan buat berisik isi kepalamu dengan hal-hal yang belum pasti. Tapi isi lah kepalamu dengan sebuah ilmu agar dapat menjalankan kehidupan ini.
-tulisanasri🌿