🌙🌙 Menyambut Bulan Ramadhan Dengan Tekad Yang Jujur
▫️▫️▫️
❒ Asy-Syaikh Mushthafa Mabram hafidzahullah berkata,
مِن الأمور التي يَستقبل بها المسلم شهر رمضان: العزيمة الصَّادقة على فعل الطَّاعات واجتناب المنهيَّات.
"Di antara perkara yang dengannya seorang muslim menyambut bulan Ramadhan adalah: Tekad yang jujur untuk melaksanakan ketaatan, dan menjauhi hal-hal yang dilarang.
حتَّى أنَّه في هذه التَّهيئة لا يلتفت إلى أنَّ هذا الأمر واجبٌ يجبُ عليَّ أن أفعله أو سُنَّة لي أن أتركها ولي أن أفعلها، لا يلتفت إلى هذا النَّهي هل هو محرم أو مكروه! بل يلتفت إلى العمل بعزيمةٍ صادقةٍ، فتكون عندهُ عزيمةٌ صادقةٌ على فعل الطَّاعات واجتناب المنهيَّات، هذا ما ينبغي أن يكون عليه العبد المسلم المؤمن بحقٍّ.
Sampai dalam persiapannya pun dia tidak menoleh (kepada hal-hal) yang itu "wajib bagiku untuk aku lakukan", atau "sunnah bagiku sehingga boleh aku tinggalkan dan tidak wajib aku kerjakan". Dia tidak peduli apakah larangan ini haram atau (hanya) makruh!
Bahkan ia hanya peduli kepada amal (saleh) dengan tekad yang benar, sehingga ia memiliki tekad yang jujur untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan. Demikianlah perkara yang seharusnya seorang hamba muslim mukmin sejati berada di atasnya.
ومِن الأمور الَّتي ينبغي أن يُؤكَّد عليها في هذا المقام أنَّ العلماء -رحمهُم الله- عندما ذكروا الأحكام الشَّرعية وأقسامها -يعني الوجوب والتَّحريم والاستحباب والكراهة- إنَّما أرادوا مِن ذلك ما يتعلَّق بمعرفة العبد بهذه الأحكام وما تصحُّ به العبادة وما تبطل، لا أنَّهم أرادوا أنَّها إذا كان الأمر واجبًا فإنَّه يفعله وإذا كان الأمر سُنَّة فإنَّه يتركه، لا، السُّنة مِن أجل أن تُفعل، تُعْلَم أنَّها سُنَّة مِن أجل أن تُفعل.
Dan salah satu hal yang patut ditegaskan dalam hal ini adalah: Bahwa ketika para ulama rahimahumullah menyebutkan hukum-hukum syar'i dan macam-macamnya –yaitu wajib, haram, sunnah, dan makruh– yang mereka maksud hanyalah yang berkaitan dengan pengetahuan hamba tentang hukum-hukum ini, dan apa yang menjadikan ibadah itu sah dan apa yang menjadikannya batal, bukan berarti maksud mereka (para ulama -pen) bahwa jika perkaranya wajib maka ia (harus) mengerjakannya, namun jika perkaranya sunnah, maka ia (boleh) meninggalkannya. Bukan demikian! Yang sunnah itu agar diamalkan, diketahui bahwa itu adalah sunnah dalam rangka diamalkan.
فيتهيَّأ العبد المسلم إلى أنَّه في شهر رمضان يُهيِّئ نفسه على فعل الطَّاعات، ولهذا من واجبات رمضان مثلًا الصِّيام وهو أعظم الواجبات، لكن هناك سُننٌ لا ينبغي على المسلم أن يتركها في نهار رمضان وفي ليله كقيام رمضان وسائر الطَّاعات والعبادات الَّتي رغَّب فيها النَّبي عليه الصَّلاة والسَّلام.
Maka seorang hamba muslim melangkah menuju (keadaan) bahwa di bulan Ramadhan dia akan mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan ketaatan, oleh karena itu salah satu kewajiban pada bulan Ramadhan misalnya adalah puasa, yang merupakan kewajiban yang paling agung, namun ada amalan-amalan sunnah yang tidak pantas ditinggalkan oleh seorang muslim pada siang dan malam bulan Ramadhan, seperti menunaikan shalat tarawih Ramadhan, dan segala ketaatan serta ibadah lainnya yang dianjurkan oleh Nabi ﷺ."
🎙 Muhādharah : Kaifa Nastaqbil Syahr Ramadhån
📝 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Badar Mahri حفظـہ اللـہ
▫️▫️▫️
#menyambut #Ramadhan #tekad_jujur
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📮 Sumber Artikel (dengan sedikit perubahan):
https://t.me/fawaidmbrm/1555
▫️▫️▫️
❒ Asy-Syaikh Mushthafa Mabram hafidzahullah berkata,
مِن الأمور التي يَستقبل بها المسلم شهر رمضان: العزيمة الصَّادقة على فعل الطَّاعات واجتناب المنهيَّات.
"Di antara perkara yang dengannya seorang muslim menyambut bulan Ramadhan adalah: Tekad yang jujur untuk melaksanakan ketaatan, dan menjauhi hal-hal yang dilarang.
حتَّى أنَّه في هذه التَّهيئة لا يلتفت إلى أنَّ هذا الأمر واجبٌ يجبُ عليَّ أن أفعله أو سُنَّة لي أن أتركها ولي أن أفعلها، لا يلتفت إلى هذا النَّهي هل هو محرم أو مكروه! بل يلتفت إلى العمل بعزيمةٍ صادقةٍ، فتكون عندهُ عزيمةٌ صادقةٌ على فعل الطَّاعات واجتناب المنهيَّات، هذا ما ينبغي أن يكون عليه العبد المسلم المؤمن بحقٍّ.
Sampai dalam persiapannya pun dia tidak menoleh (kepada hal-hal) yang itu "wajib bagiku untuk aku lakukan", atau "sunnah bagiku sehingga boleh aku tinggalkan dan tidak wajib aku kerjakan". Dia tidak peduli apakah larangan ini haram atau (hanya) makruh!
Bahkan ia hanya peduli kepada amal (saleh) dengan tekad yang benar, sehingga ia memiliki tekad yang jujur untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan. Demikianlah perkara yang seharusnya seorang hamba muslim mukmin sejati berada di atasnya.
ومِن الأمور الَّتي ينبغي أن يُؤكَّد عليها في هذا المقام أنَّ العلماء -رحمهُم الله- عندما ذكروا الأحكام الشَّرعية وأقسامها -يعني الوجوب والتَّحريم والاستحباب والكراهة- إنَّما أرادوا مِن ذلك ما يتعلَّق بمعرفة العبد بهذه الأحكام وما تصحُّ به العبادة وما تبطل، لا أنَّهم أرادوا أنَّها إذا كان الأمر واجبًا فإنَّه يفعله وإذا كان الأمر سُنَّة فإنَّه يتركه، لا، السُّنة مِن أجل أن تُفعل، تُعْلَم أنَّها سُنَّة مِن أجل أن تُفعل.
Dan salah satu hal yang patut ditegaskan dalam hal ini adalah: Bahwa ketika para ulama rahimahumullah menyebutkan hukum-hukum syar'i dan macam-macamnya –yaitu wajib, haram, sunnah, dan makruh– yang mereka maksud hanyalah yang berkaitan dengan pengetahuan hamba tentang hukum-hukum ini, dan apa yang menjadikan ibadah itu sah dan apa yang menjadikannya batal, bukan berarti maksud mereka (para ulama -pen) bahwa jika perkaranya wajib maka ia (harus) mengerjakannya, namun jika perkaranya sunnah, maka ia (boleh) meninggalkannya. Bukan demikian! Yang sunnah itu agar diamalkan, diketahui bahwa itu adalah sunnah dalam rangka diamalkan.
فيتهيَّأ العبد المسلم إلى أنَّه في شهر رمضان يُهيِّئ نفسه على فعل الطَّاعات، ولهذا من واجبات رمضان مثلًا الصِّيام وهو أعظم الواجبات، لكن هناك سُننٌ لا ينبغي على المسلم أن يتركها في نهار رمضان وفي ليله كقيام رمضان وسائر الطَّاعات والعبادات الَّتي رغَّب فيها النَّبي عليه الصَّلاة والسَّلام.
Maka seorang hamba muslim melangkah menuju (keadaan) bahwa di bulan Ramadhan dia akan mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan ketaatan, oleh karena itu salah satu kewajiban pada bulan Ramadhan misalnya adalah puasa, yang merupakan kewajiban yang paling agung, namun ada amalan-amalan sunnah yang tidak pantas ditinggalkan oleh seorang muslim pada siang dan malam bulan Ramadhan, seperti menunaikan shalat tarawih Ramadhan, dan segala ketaatan serta ibadah lainnya yang dianjurkan oleh Nabi ﷺ."
🎙 Muhādharah : Kaifa Nastaqbil Syahr Ramadhån
📝 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Badar Mahri حفظـہ اللـہ
▫️▫️▫️
#menyambut #Ramadhan #tekad_jujur
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📮 Sumber Artikel (dengan sedikit perubahan):
https://t.me/fawaidmbrm/1555
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah