TPD 20 KGBN Tanah Laut hadir kembali dengan seri Guru Belajar.
Bapak/Ibu Guru hebat. Belakangan ini di beberapa daerah di Tanah Air muncul berita viral terkait oknum Guru yang memiliki masalah dengan murid, atasan, maupun dengan orangtua murid. TPD 20 kali ini, KGBN Tanah Laut mencoba bagaimana Profesi Guru itu wajib memiliki payung hukum untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dnegan amanat yang diberikan pemerintah.
“ADVOKASI GURU” adalah tema TPD 20 KGBN Tanah Laut kali ini.
Yuk ikuti kegiatan bersama kami KGBN Tanah Laut.
ikuti di TPD #20 KGBN Tanah Laut.
👇
Narasumber
Helda Ramadhani
BPN KGBN
Bid. Advokasi dan Kebijakan Pendidikan
Pemandu
Eva Khristyana
BPK KGBN Kab Tanah Laut
Catat Waktunya!
Selasa, 26 November 2024
Pukul 20.00 WITA s.d. selesai
Yuk daftar untuk gabung di
bit.ly/regTPDKGBNTala
Topik: TPD KGBN Tanah Laut (Advokasi Guru)
Waktu: 26 Nov 2024 18:00
Bergabung Zoom Rapat
https://us06web.zoom.us/j/83761999979?pwd=OJBjUQLeQlX5NJoDrfz1h5mh7KnHDp.1
ID Rapat: 837 6199 9979
Kode Sandi: bakpkgbn
Don’t miss it!
#Advokasiguru
#Panjangumurperjuangan
#Komunitasgurubelajarnusantara
Bapak/Ibu Guru hebat. Belakangan ini di beberapa daerah di Tanah Air muncul berita viral terkait oknum Guru yang memiliki masalah dengan murid, atasan, maupun dengan orangtua murid. TPD 20 kali ini, KGBN Tanah Laut mencoba bagaimana Profesi Guru itu wajib memiliki payung hukum untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dnegan amanat yang diberikan pemerintah.
“ADVOKASI GURU” adalah tema TPD 20 KGBN Tanah Laut kali ini.
Yuk ikuti kegiatan bersama kami KGBN Tanah Laut.
ikuti di TPD #20 KGBN Tanah Laut.
👇
Narasumber
Helda Ramadhani
BPN KGBN
Bid. Advokasi dan Kebijakan Pendidikan
Pemandu
Eva Khristyana
BPK KGBN Kab Tanah Laut
Catat Waktunya!
Selasa, 26 November 2024
Pukul 20.00 WITA s.d. selesai
Yuk daftar untuk gabung di
bit.ly/regTPDKGBNTala
Topik: TPD KGBN Tanah Laut (Advokasi Guru)
Waktu: 26 Nov 2024 18:00
Bergabung Zoom Rapat
https://us06web.zoom.us/j/83761999979?pwd=OJBjUQLeQlX5NJoDrfz1h5mh7KnHDp.1
ID Rapat: 837 6199 9979
Kode Sandi: bakpkgbn
Don’t miss it!
#Advokasiguru
#Panjangumurperjuangan
#Komunitasgurubelajarnusantara
Google Docs
Form Registrasi TPD KGBN Tanah Laut
👍1
📢 Sobat Guru pernah mengalami kesulitan saat merencanakan atau mengelola kerja kelompok murid? Atau sering bingung cari cara agar pembelajaran jadi lebih menarik dan interaktif?
✨ Yuk, temukan solusinya di webinar ini!
“Pembelajaran Interaktif dengan Fitur Terbaru Canva!” akan membantu Anda memanfaatkan fitur terbaru Canva untuk:
✅ Mengembangkan kemandirian murid dalam kerja kelompok
✅ Mengumpulkan ide & pendapat murid dengan cara interaktif
✅ Membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan
📅 Jumat, 6 Desember 2024
⏰ 19.00-21.00 WIB
👩🏫 Narasumber:
• Jihan Aryani (Country Community Manager Canva)
• Putri Dwi Febriyanti (Guru Duta Canva)
Moderator: Luqman Hakim (Pemimpin Redaksi Surat Kabar Guru Belajar)
🎁 Bonus untuk peserta:
✅ Souvenir Canva untuk 3 peserta beruntung
✅ Sertifikat 2 JP
🎟️ Daftar sekarang: https://bit.ly/webinarcanvaygb1
Jangan lewatkan kesempatan untuk mengubah cara Anda mengajar menjadi lebih seru dan efektif! ✨
✨ Yuk, temukan solusinya di webinar ini!
“Pembelajaran Interaktif dengan Fitur Terbaru Canva!” akan membantu Anda memanfaatkan fitur terbaru Canva untuk:
✅ Mengembangkan kemandirian murid dalam kerja kelompok
✅ Mengumpulkan ide & pendapat murid dengan cara interaktif
✅ Membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan
📅 Jumat, 6 Desember 2024
⏰ 19.00-21.00 WIB
👩🏫 Narasumber:
• Jihan Aryani (Country Community Manager Canva)
• Putri Dwi Febriyanti (Guru Duta Canva)
Moderator: Luqman Hakim (Pemimpin Redaksi Surat Kabar Guru Belajar)
🎁 Bonus untuk peserta:
✅ Souvenir Canva untuk 3 peserta beruntung
✅ Sertifikat 2 JP
🎟️ Daftar sekarang: https://bit.ly/webinarcanvaygb1
Jangan lewatkan kesempatan untuk mengubah cara Anda mengajar menjadi lebih seru dan efektif! ✨
Penyebab Rendahnya Kesejahteraan Guru:
Guru Cuma Mengajar.
Baca di https://www.instagram.com/p/DDMlNbgSCuG/
Guru Cuma Mengajar.
Baca di https://www.instagram.com/p/DDMlNbgSCuG/
Penyebab Rendahnya Kesejahteraan Guru:
Jebakan Pendidikan Keguruan
Baca di https://www.instagram.com/p/DDW00SjS5wX/
Jebakan Pendidikan Keguruan
Baca di https://www.instagram.com/p/DDW00SjS5wX/
👍1
🌍 Bagaimana sistem pendidikan dapat mencerminkan pola hidup berkelanjutan secara holistik?
🌱 Apa langkah kecil yang bisa langsung dilakukan pendidik untuk pendidikan iklim?
Yuk ikuti Pembukaan Temu Pendidik Nusantara XII bersama Ibu Najelaa Shihab pada:
Senin, 23 Desember 2024
10.00 - 11.30 WIB
Dilaksanakan secara daring.
LIVE! di YouTube Temu Pendidik Nusantara
Daftar dahulu agar tidak ketinggalan
👉 s.id/pembukaantpnxii
🌱 Apa langkah kecil yang bisa langsung dilakukan pendidik untuk pendidikan iklim?
Yuk ikuti Pembukaan Temu Pendidik Nusantara XII bersama Ibu Najelaa Shihab pada:
Senin, 23 Desember 2024
10.00 - 11.30 WIB
Dilaksanakan secara daring.
LIVE! di YouTube Temu Pendidik Nusantara
Daftar dahulu agar tidak ketinggalan
👉 s.id/pembukaantpnxii
Ketika anak masih kecil, kebahagiaan orangtua itu sederhana. Tapi entah sejak kapan, kebahagiaan itu terenggut dan berubah menjadi kebahagiaan yang rumit. Mau bahagia saja nunggu anaknya dapat nilai 100. Susah amat hidup
Baca di
https://www.instagram.com/p/DDt7EO6SQZ3/
Baca di
https://www.instagram.com/p/DDt7EO6SQZ3/
Menanggapi hal ini, Bukik Setiawan selaku Ketua Guru Belajar Foundation mengatakan jika kebijakan tersebut perlu mempertimbangkan keseluruhan aspek. Menurutnya, anak di sekolah bukan semata-mata belajar tapi juga melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
"Ketika sekolah diliburkan, anak akan tinggal di rumah, padahal orang tua masih tetap bekerja," ujarnya kepada detikEdu, Kamis (2/1/2025).
Bukik melanjutkan, libur selama Ramadan ini akan menimbulkan dua hal pada anak, yakni kekurangan aktivitas bermakna dan risiko penggunaan teknologi digital.
"Pada sisi lain, anak di rumah selama libur panjang juga akan menambah kerepotan orang tua," imbuhnya.
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-7714539/wacana-sekolah-libur-sebulan-penuh-selama-ramadan-pakar-bikin-orang-tua-repot
"Ketika sekolah diliburkan, anak akan tinggal di rumah, padahal orang tua masih tetap bekerja," ujarnya kepada detikEdu, Kamis (2/1/2025).
Bukik melanjutkan, libur selama Ramadan ini akan menimbulkan dua hal pada anak, yakni kekurangan aktivitas bermakna dan risiko penggunaan teknologi digital.
"Pada sisi lain, anak di rumah selama libur panjang juga akan menambah kerepotan orang tua," imbuhnya.
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-7714539/wacana-sekolah-libur-sebulan-penuh-selama-ramadan-pakar-bikin-orang-tua-repot
detikedu
Wacana Sekolah Libur Sebulan Penuh Selama Ramadan, Pakar: Bikin Orang Tua Repot!
Muncul wacana sekolah libur sebulan penuh selama bulan Ramadan. Begini tanggapan pakar.
👍2
👍1
*Kelas Yuk Bikin Yuk bersama _Sanggar Anak Jati_*
Taukah Parents, bagaimana perkembangan anak di usia 3 - 5 tahun? Apa saja yang harus parents ketahui agar tau bagaimana memfasilitasi anak di usia tersebut?
Temukan jawabannya dengan mengikuti kegiatan *"Kelas Yuk Bikin Yuk"*
bagi anak usia 3 - 5 tahun.
🌻 Kegiatan Anak
*_Melukis di tas_*
Bersama fasilitator yang sudah berpengalaman.
🌻 Kegiatan Parents
*_Bincang-bincang bersama Bapak Bukik Setiawan, M. Psi_* yang merupakan Penulis Buku Anak Bukan Kertas Kosong serta Praktisi Pendidikan
📅 Sabtu, 15 Februari 2025
⏰ 10.00 - selesai
🏠 gmaps : Rumah Pak Bukik
🚀 Kuota terbatas, segera daftar
👉 https://bit.ly/YukBikinYuk-Sajati2025
Kontribusi :
_*Membawa 3 buah snack sehat ramah lingkungan.*_
Beri ❤ bila berminat hadir
Beri 👍 bila mau menyebarkan
Taukah Parents, bagaimana perkembangan anak di usia 3 - 5 tahun? Apa saja yang harus parents ketahui agar tau bagaimana memfasilitasi anak di usia tersebut?
Temukan jawabannya dengan mengikuti kegiatan *"Kelas Yuk Bikin Yuk"*
bagi anak usia 3 - 5 tahun.
🌻 Kegiatan Anak
*_Melukis di tas_*
Bersama fasilitator yang sudah berpengalaman.
🌻 Kegiatan Parents
*_Bincang-bincang bersama Bapak Bukik Setiawan, M. Psi_* yang merupakan Penulis Buku Anak Bukan Kertas Kosong serta Praktisi Pendidikan
📅 Sabtu, 15 Februari 2025
⏰ 10.00 - selesai
🏠 gmaps : Rumah Pak Bukik
🚀 Kuota terbatas, segera daftar
👉 https://bit.ly/YukBikinYuk-Sajati2025
Kontribusi :
_*Membawa 3 buah snack sehat ramah lingkungan.*_
Beri ❤ bila berminat hadir
Beri 👍 bila mau menyebarkan
Menjadi guru di pelosok bukan berarti keterbatasan, justru menjadi penggerak perubahan. Ini ceritanya
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-7771561/belajar-dari-pengalaman-guru-ini-punya-cara-disiplinkan-murid-tanpa-hukuman
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-7771561/belajar-dari-pengalaman-guru-ini-punya-cara-disiplinkan-murid-tanpa-hukuman
detikedu
Belajar dari Pengalaman, Guru Ini Punya Cara Disiplinkan Murid Tanpa Hukuman
Guru di Kalimantan ini membagikan caranya mendisiplinkan murid tanpa menggunakan hukuman. Seperti apa?
Pendidikan Merdeka Belajar
Photo
*SAMBANG KADANG*
*Sanggar Anak Akar Jakarta*
_"Berbagi Cerita Tentang Pembebasan"_
Salam hormat,
Kami mengundang seluruh *Sahabat, kerabat Literasi dan Edukasi, serta semua pihak yang peduli dengan masa depan pendidikan* untuk hadir dalam acara *Sambang Kadang* menapaki perjalanan, menuju Empat Dasawarsa *Sanggar Anak Akar Jakarta* .
Untuk wilayah Soloraya, acara ini akan diselenggarakan pada:
🕖 *Hari:* Sabtu
🗓️ *Tanggal:* 22 Februari 2025
🕤 *Waktu:* 15:00-17:30 WIB
📍 *Tempat:* Wastusada Slowbar
Jl. Pajajaran Timur 1 No.10
Sumber, Surakarta
https://maps.app.goo.gl/4PwFAMh21kLJZCu26
____
*Sinopsis Acara:*
Dalam acara ini, Sanggar Anak Akar akan berbagi *“Cerita Tentang Pembebasan”* kisah perjuangan anak-anak pinggiran yang menemukan harapan dan keberanian melalui pendidikan yang memanusiakan.
*Cerita Tentang Pembebasan* merupakan judul buku yang ditulis oleh *Ibe Karyanto* (Pendiri sekaligus rektor Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar), yang menggambarkan 30 tahun perjalanan Sanggar Anak Akar sebagai ruang alternatif yang penting.
Buku ini menunjukkan pada pembaca tentang pentingnya pendidikan yang membebaskan dalam menciptakan perubahan nyata bagi mereka yang terpinggirkan. Dalam silaturahmi ini, kita akan berdiskusi, mendengar dan didengar, untuk menambah perspektif kita demi kemajuan pendidikan. Keluh kesah, usulan, saran, bahkan kekesalan akan bebas disampaikan tentunya dengan cara yang bijak.
Selain penulis buku, kita akan dengarkan cerita hasil pembacaan atas buku tersebut dari:
* *Bukik Setiawan* (Yayasan Guru Belajar & Sanggar Anak Jati - Solo)
* *Ian Hasan* (Sanggar Pamongan & YPQT Indonesia)
yang akan dipandu oleh
* *Karunianingtyas* (Kampus Perdikan & SALAM Yogyakarta)
---
Acara ini didukung oleh:
* Sanggar Pamongan - Karanganyar
* Sekolah Kita - Karanganyar
* Sanggar Anak Jati - Solo
* Sanggar Lare Menthes - Klaten
* Rumah Literasi AD - Karanganyar
* Forum TBM Karanganyar
---
*Untuk informasi Lebih Lanjut:*
📱 Silakan hubungi kami di nomor 08390129798
Mari kita berdiskusi, berbagi refleksi dan pengalaman, serta ikut berkontribusi demi kemajuan pendidikan.
Terima kasih atas perhatian dan kehadiran Anda.
Salam hangat.
*Sanggar Anak Akar Jakarta*
_"Berbagi Cerita Tentang Pembebasan"_
Salam hormat,
Kami mengundang seluruh *Sahabat, kerabat Literasi dan Edukasi, serta semua pihak yang peduli dengan masa depan pendidikan* untuk hadir dalam acara *Sambang Kadang* menapaki perjalanan, menuju Empat Dasawarsa *Sanggar Anak Akar Jakarta* .
Untuk wilayah Soloraya, acara ini akan diselenggarakan pada:
🕖 *Hari:* Sabtu
🗓️ *Tanggal:* 22 Februari 2025
🕤 *Waktu:* 15:00-17:30 WIB
📍 *Tempat:* Wastusada Slowbar
Jl. Pajajaran Timur 1 No.10
Sumber, Surakarta
https://maps.app.goo.gl/4PwFAMh21kLJZCu26
____
*Sinopsis Acara:*
Dalam acara ini, Sanggar Anak Akar akan berbagi *“Cerita Tentang Pembebasan”* kisah perjuangan anak-anak pinggiran yang menemukan harapan dan keberanian melalui pendidikan yang memanusiakan.
*Cerita Tentang Pembebasan* merupakan judul buku yang ditulis oleh *Ibe Karyanto* (Pendiri sekaligus rektor Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar), yang menggambarkan 30 tahun perjalanan Sanggar Anak Akar sebagai ruang alternatif yang penting.
Buku ini menunjukkan pada pembaca tentang pentingnya pendidikan yang membebaskan dalam menciptakan perubahan nyata bagi mereka yang terpinggirkan. Dalam silaturahmi ini, kita akan berdiskusi, mendengar dan didengar, untuk menambah perspektif kita demi kemajuan pendidikan. Keluh kesah, usulan, saran, bahkan kekesalan akan bebas disampaikan tentunya dengan cara yang bijak.
Selain penulis buku, kita akan dengarkan cerita hasil pembacaan atas buku tersebut dari:
* *Bukik Setiawan* (Yayasan Guru Belajar & Sanggar Anak Jati - Solo)
* *Ian Hasan* (Sanggar Pamongan & YPQT Indonesia)
yang akan dipandu oleh
* *Karunianingtyas* (Kampus Perdikan & SALAM Yogyakarta)
---
Acara ini didukung oleh:
* Sanggar Pamongan - Karanganyar
* Sekolah Kita - Karanganyar
* Sanggar Anak Jati - Solo
* Sanggar Lare Menthes - Klaten
* Rumah Literasi AD - Karanganyar
* Forum TBM Karanganyar
---
*Untuk informasi Lebih Lanjut:*
📱 Silakan hubungi kami di nomor 08390129798
Mari kita berdiskusi, berbagi refleksi dan pengalaman, serta ikut berkontribusi demi kemajuan pendidikan.
Terima kasih atas perhatian dan kehadiran Anda.
Salam hangat.
Wastusada Slow Bar Coffee (Kedai Kopi) · Jl. Pajajaran Tim. 1 No.10, Sumber, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57143, Indonesia
★★★★★ · Coffee shop
👍2
🎁 *Spesial untuk Pemimpin* 🎁
Bagaimana mendapat *dukungan seluruh warga sekolah* ketika melakukan perubahan berkelanjutan?
Mari belajar
✅ *strategi praktis* mengatasi tantangan perubahan
✅ *transformasi mindset* pemimpin sekolah
✅ merancang strategi perubahan sekolah dengan *Kanvas Pemimpin Belajar*
🧲 *Sertifikat 24 JP*, rekaman sesi, materi lengkap, dan *koneksi professional* dengan narasumber dan Pemimpin Belajar se-Nusantara
🗓️18 dan 20 Maret 2025
📝 *Daftar di*: bit.ly/daftarsjpmaret
🔐 Khusus subscriber channel ini, *gunakan kode voucher diskon 50.000:* _*GBFSJP50*_
Narahubung: wa.me/6289668811941 (Bu Lia)
*Beri ❤️ jika sudah membaca pesan ini*
Bagaimana mendapat *dukungan seluruh warga sekolah* ketika melakukan perubahan berkelanjutan?
Mari belajar
✅ *strategi praktis* mengatasi tantangan perubahan
✅ *transformasi mindset* pemimpin sekolah
✅ merancang strategi perubahan sekolah dengan *Kanvas Pemimpin Belajar*
🧲 *Sertifikat 24 JP*, rekaman sesi, materi lengkap, dan *koneksi professional* dengan narasumber dan Pemimpin Belajar se-Nusantara
🗓️18 dan 20 Maret 2025
📝 *Daftar di*: bit.ly/daftarsjpmaret
🔐 Khusus subscriber channel ini, *gunakan kode voucher diskon 50.000:* _*GBFSJP50*_
Narahubung: wa.me/6289668811941 (Bu Lia)
*Beri ❤️ jika sudah membaca pesan ini*
👍1
Pendidikan Merdeka Belajar
Photo
Sabtu 22 Maret 2025 jam 15.30, siap-siap isi agenda soremu dengan *"Ngabubuart - Home Decor Mini Painting/Artwork with Solo is Solo"*.
Buat ortu yg pengen dapat *pengalaman inspiratif, produktif, edukatif, dan sekaligus relaxing*, harus ikut kegiatan ini. Buat pemula yg bahkan belum pernah pegang kuas kecuali kuas make up, bisa bangettt. Hasilnya jg bisa langsung dipajang buat dekor rumah. Hari gini boro-boro buat beli artwork, mending duitnya buat belanja groceries yg tiap hari ada aja kejutan harganya ya kaaan.... Lagian, artwork karya sendiri dijamin lebih puas, dan pastinya bisa menginspirasi anak-anak jg.
Bakal ada apa aja ya di sana?
*bikin mini painting* ini acara intinya yg dipandu sm teman-teman dr SoloisSolo, iya betul yg bikin rame Gatsu tiap weekend itu, udah kebayang kan artsy-nya
*garage sale for edu* ini isinya jualan buku, baju, dll yg hasilnya buat subsidi kegiatan-kegiatan edukatif
*curhat parents* pastinya bisa ketemu parents lainnya, bisa rasan-rasan, berjejaring, dan (semoga) berdampak positif yaa
*bukber* doong, krn masih dlm bulan puasa, jd disediain takjil jg, nah kalau ada yg mau bawa makanan sangat disarankan yaa, jangan lupa yg ramah lingkungan
Catat lokasinya niiih
📍 Tempat: PAUD Sajati (GMaps : Rumah Pak Bukik) - https://maps.app.goo.gl/RuCz6LgSmtnvT37r9
📝 Daftar Sekarang! Jangan ntar-ntar, krn *kuota terbatas 20 peserta*
https://bit.ly/Ngabubuart2025
_*Undangan akan dikirim via email, setelah pengisian form pendaftaran*_
Buat ortu yg pengen dapat *pengalaman inspiratif, produktif, edukatif, dan sekaligus relaxing*, harus ikut kegiatan ini. Buat pemula yg bahkan belum pernah pegang kuas kecuali kuas make up, bisa bangettt. Hasilnya jg bisa langsung dipajang buat dekor rumah. Hari gini boro-boro buat beli artwork, mending duitnya buat belanja groceries yg tiap hari ada aja kejutan harganya ya kaaan.... Lagian, artwork karya sendiri dijamin lebih puas, dan pastinya bisa menginspirasi anak-anak jg.
Bakal ada apa aja ya di sana?
*bikin mini painting* ini acara intinya yg dipandu sm teman-teman dr SoloisSolo, iya betul yg bikin rame Gatsu tiap weekend itu, udah kebayang kan artsy-nya
*garage sale for edu* ini isinya jualan buku, baju, dll yg hasilnya buat subsidi kegiatan-kegiatan edukatif
*curhat parents* pastinya bisa ketemu parents lainnya, bisa rasan-rasan, berjejaring, dan (semoga) berdampak positif yaa
*bukber* doong, krn masih dlm bulan puasa, jd disediain takjil jg, nah kalau ada yg mau bawa makanan sangat disarankan yaa, jangan lupa yg ramah lingkungan
Catat lokasinya niiih
📍 Tempat: PAUD Sajati (GMaps : Rumah Pak Bukik) - https://maps.app.goo.gl/RuCz6LgSmtnvT37r9
📝 Daftar Sekarang! Jangan ntar-ntar, krn *kuota terbatas 20 peserta*
https://bit.ly/Ngabubuart2025
_*Undangan akan dikirim via email, setelah pengisian form pendaftaran*_
Rumah Pak Bukik · Jl. Pajajaran Sel. Gg. I No.8, Sumber, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57138, Indonesia
★★★★★ · Community centre
🔥1
Kalau Balik Lagi ke Penjurusan, Kita Kehilangan Besar
“Don’t limit a child to your own learning, for he was born in another time.”
— Rabindranath Tagore
Dulu, saat masih sekolah, kita terbiasa mendengar kalimat: “Masuk jurusan IPA aja, biar masa depanmu cerah.” Seolah-olah hanya satu jalan yang benar, dan yang lain adalah cadangan. Padahal, dunia tak lagi bekerja seperti itu. Dunia kerja hari ini justru membutuhkan orang-orang yang bisa berpikir lintas bidang, bukan yang terjebak dalam satu jalur sempit. Kalau kita kembali ke sistem penjurusan yang kaku, kita bukan hanya mundur langkah—tapi kehilangan potensi besar anak-anak kita.
Kurikulum Merdeka memberi peluang baru: siswa SMA bisa memilih sendiri mata pelajaran yang sesuai minat dan bakat mereka. Tak lagi ada batas jurusan. Mau belajar fisika dan ekonomi? Silakan. Tertarik dengan biologi dan musik? Boleh. Kebebasan ini bukan sekadar variasi kurikulum. Ini adalah cara sekolah mempersiapkan anak menghadapi masa depan yang tak bisa ditebak. Anak-anak dilatih membuat pilihan, belajar dengan alasan yang mereka yakini, dan bertanggung jawab atas arah yang mereka pilih sendiri.
Manfaatnya sudah terasa. Siswa jadi lebih semangat belajar, guru bisa melihat potensi unik setiap anak, dan suasana sekolah perlahan berubah dari tekanan menjadi pencarian. Di sisi lain, riset global menunjukkan bahwa mereka yang belajar secara interdisipliner punya peluang kerja lebih luas dan lebih tahan banting terhadap perubahan. Mereka tak hanya pintar, tapi juga lentur.
Tapi ketika isu penjurusan mulai dibicarakan lagi sebagai wacana kebijakan, kita patut khawatir. Dulu, sistem ini meninggalkan luka: anak-anak yang tidak masuk IPA sering dicap “kurang pintar”, guru-guru non-IPA merasa dipinggirkan, dan sekolah menjadi tempat yang sempit untuk mimpi besar. Stigma ini tak berhenti di kelas—ia terbawa ke bangku kuliah, bahkan ke dunia kerja. Kalau kita kembali ke sistem lama, bukan hanya ruang belajar yang menyempit, tapi kepercayaan anak pada dirinya pun bisa ikut mengecil.
Perubahan besar butuh waktu. Kurikulum Merdeka baru berjalan dua setengah tahun. Jangan buru-buru menarik kesimpulan dari hasil yang belum matang. Yang dibutuhkan saat ini adalah penguatan, bukan penggantian. Perlu asesmen minat dan bakat yang lebih tajam, pendampingan karier sejak kelas X, dan pelatihan guru untuk memahami dinamika lintas mata pelajaran. Dengan langkah itu, kita tidak hanya menyelamatkan semangat belajar anak, tapi juga memastikan mereka tumbuh menjadi pribadi yang siap menghadapi masa depan—dengan pilihan yang benar-benar milik mereka sendiri.
Karena itu, kalau peduli pada masa depan pendidikan, mari bersuara. Sampaikan dengan jelas: kita tidak setuju sistem penjurusan dihidupkan kembali. Bukan karena kita menolak perubahan, tapi karena kita sedang membangun perubahan yang lebih besar—yakni kemerdekaan belajar anak-anak Indonesia.
“Don’t limit a child to your own learning, for he was born in another time.”
— Rabindranath Tagore
Dulu, saat masih sekolah, kita terbiasa mendengar kalimat: “Masuk jurusan IPA aja, biar masa depanmu cerah.” Seolah-olah hanya satu jalan yang benar, dan yang lain adalah cadangan. Padahal, dunia tak lagi bekerja seperti itu. Dunia kerja hari ini justru membutuhkan orang-orang yang bisa berpikir lintas bidang, bukan yang terjebak dalam satu jalur sempit. Kalau kita kembali ke sistem penjurusan yang kaku, kita bukan hanya mundur langkah—tapi kehilangan potensi besar anak-anak kita.
Kurikulum Merdeka memberi peluang baru: siswa SMA bisa memilih sendiri mata pelajaran yang sesuai minat dan bakat mereka. Tak lagi ada batas jurusan. Mau belajar fisika dan ekonomi? Silakan. Tertarik dengan biologi dan musik? Boleh. Kebebasan ini bukan sekadar variasi kurikulum. Ini adalah cara sekolah mempersiapkan anak menghadapi masa depan yang tak bisa ditebak. Anak-anak dilatih membuat pilihan, belajar dengan alasan yang mereka yakini, dan bertanggung jawab atas arah yang mereka pilih sendiri.
Manfaatnya sudah terasa. Siswa jadi lebih semangat belajar, guru bisa melihat potensi unik setiap anak, dan suasana sekolah perlahan berubah dari tekanan menjadi pencarian. Di sisi lain, riset global menunjukkan bahwa mereka yang belajar secara interdisipliner punya peluang kerja lebih luas dan lebih tahan banting terhadap perubahan. Mereka tak hanya pintar, tapi juga lentur.
Tapi ketika isu penjurusan mulai dibicarakan lagi sebagai wacana kebijakan, kita patut khawatir. Dulu, sistem ini meninggalkan luka: anak-anak yang tidak masuk IPA sering dicap “kurang pintar”, guru-guru non-IPA merasa dipinggirkan, dan sekolah menjadi tempat yang sempit untuk mimpi besar. Stigma ini tak berhenti di kelas—ia terbawa ke bangku kuliah, bahkan ke dunia kerja. Kalau kita kembali ke sistem lama, bukan hanya ruang belajar yang menyempit, tapi kepercayaan anak pada dirinya pun bisa ikut mengecil.
Perubahan besar butuh waktu. Kurikulum Merdeka baru berjalan dua setengah tahun. Jangan buru-buru menarik kesimpulan dari hasil yang belum matang. Yang dibutuhkan saat ini adalah penguatan, bukan penggantian. Perlu asesmen minat dan bakat yang lebih tajam, pendampingan karier sejak kelas X, dan pelatihan guru untuk memahami dinamika lintas mata pelajaran. Dengan langkah itu, kita tidak hanya menyelamatkan semangat belajar anak, tapi juga memastikan mereka tumbuh menjadi pribadi yang siap menghadapi masa depan—dengan pilihan yang benar-benar milik mereka sendiri.
Karena itu, kalau peduli pada masa depan pendidikan, mari bersuara. Sampaikan dengan jelas: kita tidak setuju sistem penjurusan dihidupkan kembali. Bukan karena kita menolak perubahan, tapi karena kita sedang membangun perubahan yang lebih besar—yakni kemerdekaan belajar anak-anak Indonesia.
👍3❤1🔥1