Pendidikan Merdeka Belajar
3.37K subscribers
563 photos
27 videos
35 files
636 links
Info dan tips pendidikan #MerdekaBelajar. Ayo ajak yang lain bergabung
Download Telegram
Mengapa berangkat ke Paris?

Awal Agustus, datang email dari UNESCO. Temu Pendidik Nusantara terpilih sebagai finalis UNESCO-Hamdan Prize for Teacher Development. Setengah tidak percaya sekaligus bersyukur banget. Pihak UNESCO minta 1 perwakilan Guru Belajar Foundation untuk hadir pada pengumuman 3 Program Terpilih saat peringatan Hari Guru Sedunia di Jumat, 4 Oktober di kantor pusat UNESCO di Paris.

Setelah serangkaian diskusi, akhirnya diputuskan saya yang berangkat mewakili Guru Belajar Foundation. Langsung mules. Bicara di forum besar? Mules pertama. Bicara di forum menggunakan bahasa Inggris? Mules kedua. Berkunjung ke kota yang mayoritas warganya berbicara bahasa Perancis? Mules ketiga. Tiga kemulesan yang harus dicarikan terobosannya :)))

Sempat mau berubah pikiran, serahkan saja pada orang lain, tapi kemudian saya bertanya kepada diri sendiri, apa sebenarnya tujuan saya? Saya niatkan untuk menyampaikan pesan guru belajar yang digaungkan Temu Pendidik Nusantara ke cakupan global. Soal belepotan ngobrol bahasa Inggris ya sudah terima saja. Selama saya bisa menyampaikan pesan guru belajar, semua kemulesan harus diatasi.

Pertama, siapa yang bisa diajak ke Paris? Ini penting karena membantu saya adaptasi di kota yang mayoritas warganya berbahasa Perancis. Tapi jadi sulit karena UNESCO hanya menyediakan dana untuk 1 perwakilan saja. Sementara, anggaran kantor pun terbatas. Kalau anggaran kantor dipakai, pasti ada program yang dikorbankan, kemungkinan besar anggaran Temu Pendidik Nusantara. Tidak mungkin. Pilihannya tinggal pakai anggaran pribadi. Dan itu yang terjadi :)

Kedua, meski saya sudah punya paspor, tapi belum punya Visa. Sejak akhir Agustus, saya mengontak sejumlah agen. Awalnya menyanggupi, tapi tidak lebih dari seminggu, semuanya menyerah karena waktu terlalu mepet, kurang dari sebulan. Ternyata pihak UNESCO membantu mendapatkan Visa. Janji pertemuan yang biasa butuh lebih dari 1 bulan, bisa didapatkan hanya dalam 3 hari. Biasanya Visa jadi 2 minggu setelah pertemuan, Visa bisa selesai 2 hari kerja. Tepatnya, Visa jadi kurang dari seminggu sebelum keberangkatan.

Ketiga, apa pesan guru belajar yang mau disampaikan? Bagaimana menyampaikan pesan tersebut secara efektif dalam waktu yang terbatas (1,5 menit)? Saya bikin skrip, minta umpan balik dari banyak pihak, dan revisi berkali-kali, bahkan masih revisi sampai 1 jam sebelum bicara. Saya belajar membaca skrip itu dalam bahasa Inggris, dan bahkan sampai hafal. Ketika skrip berubah, belajar membaca lagi dari awal sampai hafal lagi. Belajar berhari-hari, seringkali sampai tengah malam. Dua minggu sebelum keberangkatan, konsentrasi saya lebih pada belajar dibandingkan bekerja.

Dan buah dari hasil belajar itu, saya berubah dari orang yang bingung berbahasa Inggris menjadi orang yang tenang dan membiarkan orang lain bingung memahami saya berbahasa Inggris :D

https://medium.com/@bukik/mengapa-berangkat-ke-paris-4700531659fe
3👍2👎1
Pengalaman Pertama di Paris

Pengumuman peserta terpilih (laureat) UNESCO - Hamdan Prize for Teacher Development dilakukan pada saat perayaan World Teachers Day pada Jumat, 4 Oktober 2024. Meski begitu, saya sudah sampai Paris pada 2 Oktober. Sederhana, biar paham situasi Paris dan harapannya, bisa lebih fokus persiapan. Tapi hanya poin pertama yang tercapai.

Bagaimana pengalaman pertama di Paris? Simak di
https://medium.com/@bukik/pengalaman-pertama-di-paris-d0ec348c9c20
👍1
Apa pesan Guru Belajar di Paris?

Temu Pendidik Nusantara (TPN) terlihat sederhana tapi sebuah program yang kompleks dan selalu berkembang dari tahun ke tahun. Buat mereka yang hanya ikut sekali TPN, pasti bingung kalau ikut lagi 2–3 tahun kemudian. Jadi perlu bertanya mendalam, apa esensi TPN? Apa yang tidak berubah meski TPN sudah diselenggarakan selama 10 tahun?

Proses menjawab pertanyaan tersebut berlangsung panjang. Dimulai dari tim TPN menyusun proposal UNESCO — Hamdan Prize for Teacher Development pada tahun lalu. Kemudian, tim TPN menyusun video tentang esensi TPN berdasarkan pertanyaan kunci dari UNESCO. Belum puas, saya susun 20 pertanyaan kunci, saya jawab sendiri, saya minta masukan dan revisi lagi. Dari semua proses tersebut, saya menyusun pesan Guru Belajar yang akan saya sampaikan di Paris.

Memperkenalkan konsep baru adalah tantangan, apalagi menggunakan bahasa Inggris dan kepada orang dari berbagai negara. Apa sih Guru Belajar? Apa itu penggerak komunitas? Dan banyak lagi istilah yang perlu dicari padanannya. Setelah proses panjang, kami merasa ada 3 pesan Guru Belajar untuk disampaikan di Paris.

Pertama, kemerdekaan guru (teacher autonomy). Problem mendasar keguruan kita bukan rendahnya kompetensi guru. Tapi rasa tidak berdaya (powerlessness) yang dirasakan guru. Tidak berdaya memperjuangkan haknya, meningkatkan kesejahteraan bahkan dalam pengembangan diri. Solusi dari rasa tidak berdaya adalah kemerdekaan guru. Karena itu, semua program yang melibatkan guru haruslah berdasar pada kemerdekaan guru. Program, kebijakan, perlakuan, teknologi atau pun gaji, tanpa otonomi hanya akan menjadi penindasan terhadap guru.

Kedua, pentingnya komunitas guru. Melalui komunitas, guru berbagi tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan pembelajaran, pengembangan kompetensi, membangun kolaborasi dan mengembangkan karier. Pendekatan komunitas berlawanan dengan pendekatan umum yang biasa digunakan, penunjukan dari “pusat” (top-down mandate). Komunitas guru memulai inisiatif, melakukan proyek perubahan dan menemukan solusi yang terbukti. Komunitas guru proaktif, bukan menunggu solusi dari atas, bukan pula menunggu pertolongan dari superman atau ratu adil.

Ketiga, penyebaran inovasi melalui difusi. Inovasi dalam cakupan perubahan ekosistem, bukan cakupan individu, tidak pernah cepat. Ini lebih menantang dari demo atau kritik. Ini lebih dari membuat surat perintah agar guru segera berubah. Penyebaran (diffusion) inovasi melalui berbagi praktik sederhana, kemudian menular secara lambat di awal hingga mencapai titik balik ketika perubahan nyata berjalan. Guru bukan menolak berubah, tapi menolak dipaksa berubah. Sebagaimana murid, guru pun berubah dengan ritme berbeda-beda. Itulah keindahan dari kompleksitas transformasi pendidikan, pelan, konsisten dan berakar pada kesederhanaan.

Apa pesan Guru Belajar yang paling bermakna bagi Anda?

https://medium.com/p/482aa3490a8b
👍3
https://youtu.be/S5YCmI051WE

*🎧 Bincang Pendidikan: Episode 2 - UN untuk Membantu Guru Bekerja? 🎧*

Sebagian berpendapat bahwa Ujian Nasional diperlukan karena banyak anak tidak hobi belajar sehingga harus dipaksa oleh Ujian Nasional. Benarkah demikian?

Mengembangkan kemauan dan kemampuan belajar adalah salah satu peran penting pendidik agar seluruh anak Indonesia memiliki kesiapan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Hidup di dunia yang semakin kompleks, belajar tidak hanya di sekolah, melainkan terus dilakukan bahkan ketika orang sudah menamatkan pendidikan formal.

*Apakah UN menjadi alasan yang tepat untuk membangun kemauan dan kemampuan belajar sepanjang hayat?*

Simak selengkapnya di kanal youtube Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK)

*🔗 pspk.id/UNBantuGuruBekerja

#BerpihakKepadaAnak #BincangPendidikan #UjianNasional #PodcastPendidikan #PSPK #PendidikanBerkualitas #PendidikanBerkeadilan
1
Lindungi Guru, Sekarang Juga!
Mengapa guru perlu mendukung dan menyebarkan petisi perlindungan guru?

https://www.instagram.com/p/DCgbR5AzNa9/?igsh=aTF4amFqcDd4eTBo