Mencari sanad 'aliy dan jalur-jalur periwayatan hadits atau kitab merupakan sunnah (kebiasaan) para Ulama sejak zaman Salaf. Maka, tidak layak bagi kita mencelanya, karena hal tersebut bukanlah perbuatan tercela. Bahkan ia adalah salah satu perbuatan yang mulia karena di antara bagian dari menghidupkan sunnah para Ulama Salaf.
Yang tercela adalah jika seseorang melakukan hal tersebut untuk berbangga-bangga diri, atau seseorang yang dengan sanad di tangannya ia menipu orang-orang awam. Mengenakan jubah Ulama untuk mendapatkan secuil keuntungan dunia.
Adanya orang-orang yang demikian tidak lantas menjadikan perbuatan dan aktivitas "berburu" sanad dan periwayatan menjadi tercela.
Satu kebaikan tetaplah menjadi kebaikan walaupun ada sebagian orang yang keliru dalam mengamalkannya.
Seperti ada orang yang rajin shalat Dhuha untuk mendapatkan keuntungan dunia. Hal tersebut tidak lantas menjadikan shalat Dhuha sebagai perbuatan yang tercela. Apalagi kemudian kita mencelanya dan menghalang-halangi manusia untuk mengamalkannya. Shalat Dhuha tetaplah amalan mulia dan tidak berkurang sedikitpun kemuliannya karena sebagian orang yang cacat dalam mengamalkannya.
Seperti orang yang bersedekah untuk dipuja. Tidak lantas menjadikan sedekah sebagai perbuatan yang tercela. Apalagi mencelanya dan menghalang-halangi manusia untuk melakukannya. Sedekah tetaplah mulia, sedekah tetaplah kebaikan, dan tidak akan berkurang kebaikan sedekah karena sebagian orang yang cacat dalam mengamalkannya.
Demikian halnya dengan mencari sanad 'aliy dan jalur-jalur periwayatan. Ia adalah kebaikan dan akan tetap menjadi kebaikan. Bila ada sebagian orang yang menjadikan hal tersebut sebagai jalan untuk mencari keuntungan dunia, untuk berbangga-bangga dengannya, dan menanggalkan kewajiban menuntut ilmu dari sisi dirayahnya, tidak lantas kemudian kita menjadi orang yang menghalang-halangi orang lain untuk menempuhnya. Riwayah adalah kebaikan dan tidak akan berkurang sedikitpun kebaikan di dalamnya disebabkan adanya sebagian orang yang cacat dalam mengamalkannya.
Bila ada kekeliruan di dalamnya, maka peringatkanlah kekeliruannya, jangan pupus semangatnya. Sesungguhnya riwayah adalah salah satu pintu untuk mencapai ilmu dan pemahaman. Harapannya seseorang yang telah memegang izin dari gurunya, dengan sanad yang bersambung kepada penulis kitab, bahkan kepada Rasuulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam, akan mendapatkan barakah dalam perjalanan menuntut ilmunya, mudah dalam memahaminya, dan ringan dalam mengamalkannya.
Wallaahu a'lam.
-Laili Al-Fadhli-
Yang tercela adalah jika seseorang melakukan hal tersebut untuk berbangga-bangga diri, atau seseorang yang dengan sanad di tangannya ia menipu orang-orang awam. Mengenakan jubah Ulama untuk mendapatkan secuil keuntungan dunia.
Adanya orang-orang yang demikian tidak lantas menjadikan perbuatan dan aktivitas "berburu" sanad dan periwayatan menjadi tercela.
Satu kebaikan tetaplah menjadi kebaikan walaupun ada sebagian orang yang keliru dalam mengamalkannya.
Seperti ada orang yang rajin shalat Dhuha untuk mendapatkan keuntungan dunia. Hal tersebut tidak lantas menjadikan shalat Dhuha sebagai perbuatan yang tercela. Apalagi kemudian kita mencelanya dan menghalang-halangi manusia untuk mengamalkannya. Shalat Dhuha tetaplah amalan mulia dan tidak berkurang sedikitpun kemuliannya karena sebagian orang yang cacat dalam mengamalkannya.
Seperti orang yang bersedekah untuk dipuja. Tidak lantas menjadikan sedekah sebagai perbuatan yang tercela. Apalagi mencelanya dan menghalang-halangi manusia untuk melakukannya. Sedekah tetaplah mulia, sedekah tetaplah kebaikan, dan tidak akan berkurang kebaikan sedekah karena sebagian orang yang cacat dalam mengamalkannya.
Demikian halnya dengan mencari sanad 'aliy dan jalur-jalur periwayatan. Ia adalah kebaikan dan akan tetap menjadi kebaikan. Bila ada sebagian orang yang menjadikan hal tersebut sebagai jalan untuk mencari keuntungan dunia, untuk berbangga-bangga dengannya, dan menanggalkan kewajiban menuntut ilmu dari sisi dirayahnya, tidak lantas kemudian kita menjadi orang yang menghalang-halangi orang lain untuk menempuhnya. Riwayah adalah kebaikan dan tidak akan berkurang sedikitpun kebaikan di dalamnya disebabkan adanya sebagian orang yang cacat dalam mengamalkannya.
Bila ada kekeliruan di dalamnya, maka peringatkanlah kekeliruannya, jangan pupus semangatnya. Sesungguhnya riwayah adalah salah satu pintu untuk mencapai ilmu dan pemahaman. Harapannya seseorang yang telah memegang izin dari gurunya, dengan sanad yang bersambung kepada penulis kitab, bahkan kepada Rasuulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam, akan mendapatkan barakah dalam perjalanan menuntut ilmunya, mudah dalam memahaminya, dan ringan dalam mengamalkannya.
Wallaahu a'lam.
-Laili Al-Fadhli-
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
Perbaikan Surat Al-Fatihah bersama Syaikh Hisyam Abdul Bari hafizhahullaahu ta'aala
Kesempatan belajar dinegri YAMAN.
==============================
Bismillah,,,Kami dapat membantu bagi siapa saja yang berminat belajar di negri yaman,disini ada beberapa alternatif tempat belajar,diantaranya :
1. Ma'had Khusus Tahfidz Qur'an di Darul Khoir diasuh oleh Syaikh Umar Bawazier
2. Markaz Mulazamah Abu Hasan Al-Ma'ribiy di negri Saba' (Negri Ratu Balqis)
3. Masjid-masjid tempat Mulazamah khusus Fiqh Syafi'iy atau bahasa arab dikota Tarim.(Belajar dari Ulama bermadzhab Syafi'iy tulen )
4. AR-ROYYAN UNIVERSITY & AL-QUR'ANUL KAREEM UNIVERSITY di kota MUKALLA (Ini bagi siapa saja yang ingin mengejar titel)
Catatan :
1. Untuk Arroyyan University dan Al-Quranul Kareem University itu kampus yang bebas biaya kuliyah (beasiswa)
2. Markaz Mulazamah Abul Hasan Al-Ma'ribiy juga menyediakan asrama bagi yang bujang maupun yang keluarga serta makan gratis dan gaji bulanan.
3.Bagi yang berminat harus mampu berbahasa arab secara aktif dan pasif.
INGAT !! Kouta terbatas,waktu terbatas,Insya Allah biaya keberangkatan keyaman terjangkau,bagi yang berminat segera hubungi :
WA : Abu Turob Faruq Sinambela (+967736673112)
Silahkan DI SHARE ke yang lain,jazakumullah khoiron..
==============================
Bismillah,,,Kami dapat membantu bagi siapa saja yang berminat belajar di negri yaman,disini ada beberapa alternatif tempat belajar,diantaranya :
1. Ma'had Khusus Tahfidz Qur'an di Darul Khoir diasuh oleh Syaikh Umar Bawazier
2. Markaz Mulazamah Abu Hasan Al-Ma'ribiy di negri Saba' (Negri Ratu Balqis)
3. Masjid-masjid tempat Mulazamah khusus Fiqh Syafi'iy atau bahasa arab dikota Tarim.(Belajar dari Ulama bermadzhab Syafi'iy tulen )
4. AR-ROYYAN UNIVERSITY & AL-QUR'ANUL KAREEM UNIVERSITY di kota MUKALLA (Ini bagi siapa saja yang ingin mengejar titel)
Catatan :
1. Untuk Arroyyan University dan Al-Quranul Kareem University itu kampus yang bebas biaya kuliyah (beasiswa)
2. Markaz Mulazamah Abul Hasan Al-Ma'ribiy juga menyediakan asrama bagi yang bujang maupun yang keluarga serta makan gratis dan gaji bulanan.
3.Bagi yang berminat harus mampu berbahasa arab secara aktif dan pasif.
INGAT !! Kouta terbatas,waktu terbatas,Insya Allah biaya keberangkatan keyaman terjangkau,bagi yang berminat segera hubungi :
WA : Abu Turob Faruq Sinambela (+967736673112)
Silahkan DI SHARE ke yang lain,jazakumullah khoiron..
دعوة لسماع مجلس قراءت التحفة والجزرية ومنظومات الأبياري وذلك فى يوم الاربعاء القادم في الثانية بتوقيت مكة ظهرا على المكسلر الخاص بالسمطي وغرفة أهل الحديث
رابط بثّ مكسلار الشيخ السّمطي
http://mixlr.com/%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%85%D8%B7%D9%89/
وغرفة أهل الحديث
http://ahl-alhadeeth.s.islamrooms.com/?j=0
----------
Khataman Tuhfatul Athfaal, Manzhumah Jazariyyah, dan Al-Abyari bersama Asy-Syaikh Al-Mu'ammar Muhammad Ibrahim Ath-Thawwab.
Hari Rabu, 19 Ramadhan jam 2 siang waktu Makkah, sekitar jam 18 WIB.
رابط بثّ مكسلار الشيخ السّمطي
http://mixlr.com/%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%85%D8%B7%D9%89/
وغرفة أهل الحديث
http://ahl-alhadeeth.s.islamrooms.com/?j=0
----------
Khataman Tuhfatul Athfaal, Manzhumah Jazariyyah, dan Al-Abyari bersama Asy-Syaikh Al-Mu'ammar Muhammad Ibrahim Ath-Thawwab.
Hari Rabu, 19 Ramadhan jam 2 siang waktu Makkah, sekitar jam 18 WIB.
Mixlr
محمد السمطى is on Mixlr. Mixlr is a simple way to share live audio...
Kesempatan Hafal Qur'an beserta Sanad Qiroo'at dinegri YAMAN.
========================================
Bismillah,,,Kabar gembira bagi pecinta Al-Qur'an,
Kembali kami sampaikan bahwa kami dapat membantu siapa saja yang berminat menghafal qur'an beserta sanadnya di negri yaman,tempat yang dituju adalah :
"Markaz Tahfidzul Qur'an DARUL KHOIR"
Markaz Tahfidz ini langsung diasuh oleh Syaikh Umar Bawazier,markaz ini memiliki kelebihan,diantaranya :
1. Tempat nyaman
2. Pembimbing didalamnya banyak ahli Qiroo'at sab'ah atau 'asyaroh yg bersanad
3. Biaya asrama + makan didalamnya murah dan terjangkau.
4. Mendapat pembekalan ilmu,berupa Aqidah,Fiqh,Ilmu Hadits,Ilmu Ushul Fiqh serta ilmu-ilmu yang lain.
Markaz Tahfidz Qur'an DARUL KHOIR ini sangat cocok bagi para imam masjid serta siapa yang mw fokus Hafal Qur'an beserta Sanad Qiroo'atnya.
INGAT !! Kouta terbatas,waktu terbatas,Insya Allah biaya keberangkatan keyaman terjangkau,bagi yang berminat segera hubungi :
WA : Abu Turob Faruq Sinambela (+967736673112)
========================================
Bismillah,,,Kabar gembira bagi pecinta Al-Qur'an,
Kembali kami sampaikan bahwa kami dapat membantu siapa saja yang berminat menghafal qur'an beserta sanadnya di negri yaman,tempat yang dituju adalah :
"Markaz Tahfidzul Qur'an DARUL KHOIR"
Markaz Tahfidz ini langsung diasuh oleh Syaikh Umar Bawazier,markaz ini memiliki kelebihan,diantaranya :
1. Tempat nyaman
2. Pembimbing didalamnya banyak ahli Qiroo'at sab'ah atau 'asyaroh yg bersanad
3. Biaya asrama + makan didalamnya murah dan terjangkau.
4. Mendapat pembekalan ilmu,berupa Aqidah,Fiqh,Ilmu Hadits,Ilmu Ushul Fiqh serta ilmu-ilmu yang lain.
Markaz Tahfidz Qur'an DARUL KHOIR ini sangat cocok bagi para imam masjid serta siapa yang mw fokus Hafal Qur'an beserta Sanad Qiroo'atnya.
INGAT !! Kouta terbatas,waktu terbatas,Insya Allah biaya keberangkatan keyaman terjangkau,bagi yang berminat segera hubungi :
WA : Abu Turob Faruq Sinambela (+967736673112)
Mohon doa kepada Ikhwan dan Akhawat Fillaah sekalian, orangtua dari salah seorang peserta Online Tajwid meninggal dunia. Semoga Allaah Ta'aala memberikan tempat terbaik di akhirat kelak. Aamiin.
Online Tajwid
Photo
دعوة لسماع مجلس قراءت التحفة والجزرية ومنظومات الأبياري وذلك فى يوم الاربعاء القادم في الثانية بتوقيت مكة ظهرا على المكسلر الخاص بالسمطي وغرفة أهل الحديث
رابط بثّ مكسلار الشيخ السّمطي
http://mixlr.com/%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%85%D8%B7%D9%89/
وغرفة أهل الحديث
http://ahl-alhadeeth.s.islamrooms.com/?j=0
----------
Khataman Tuhfatul Athfaal, Manzhumah Jazariyyah, dan Al-Abyari bersama Asy-Syaikh Al-Mu'ammar Muhammad Ibrahim Ath-Thawwab.
Hari Rabu, 19 Ramadhan jam 2 siang waktu Makkah, sekitar jam 18 WIB.
Bagi yang ingin mendownload Matan Abyari silakan:
https://archive.org/details/almtoun-al3ashr
رابط بثّ مكسلار الشيخ السّمطي
http://mixlr.com/%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%85%D8%B7%D9%89/
وغرفة أهل الحديث
http://ahl-alhadeeth.s.islamrooms.com/?j=0
----------
Khataman Tuhfatul Athfaal, Manzhumah Jazariyyah, dan Al-Abyari bersama Asy-Syaikh Al-Mu'ammar Muhammad Ibrahim Ath-Thawwab.
Hari Rabu, 19 Ramadhan jam 2 siang waktu Makkah, sekitar jam 18 WIB.
Bagi yang ingin mendownload Matan Abyari silakan:
https://archive.org/details/almtoun-al3ashr
Mixlr
محمد السمطى is on Mixlr. Mixlr is a simple way to share live audio...
Online Tajwid
دعوة لسماع مجلس قراءت التحفة والجزرية ومنظومات الأبياري وذلك فى يوم الاربعاء القادم في الثانية بتوقيت مكة ظهرا على المكسلر الخاص بالسمطي وغرفة أهل الحديث رابط بثّ مكسلار الشيخ السّمطي http://mixlr.com/%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%85%D8%B7%D9%89/…
Bagi yang mengikuti Khataman Jazariyah dan Tuhfah dan Matan2 Quran, silakan diisi data diri Nama bin/binti Bapak bin Kakek pada link berikut:
https://m.facebook.com/groups/276025419509492?view=permalink&id=299710230474344
https://m.facebook.com/groups/276025419509492?view=permalink&id=299710230474344
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kami adalah orang yang berilmu dan selain kami adalah orang yang jahil. Karena sanad tidak mencerminkan kapasitas ilmu.
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kami adalah orang yang manhajnya paling kokoh, dan selain kami adalah orang-orang yang rapuh. Karena sanad bukanlah timbangan untuk menunjukkan kelurusan akidah dan manhaj.
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kamilah mukmin sejati dan yang lain mukmin imitasi. Karena kami sadar, sanad tak mampu menjangkau keadaan hati.
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kami adalah orang yang berakhlak mulia, dan selain kami adalah orang-orang yang buruk perangai, akhlak, dan adabnya. Karena sanad bukanlah gambaran akan akhlak dan adab.
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kami adalah Ahlus Sunnah, dan orang selain kami adalah Ahli Bid'ah. Karena sanad bukanlah saringan, yang memilah mana sunnah mana bid'ah.
Dengan sanad, kami tidak akan menghentikan perjalanan menuntut ilmu. Karena bagi kami sanad dan periwayatan bukanlah akhir dari segalanya. Namun ia adalah awal perjalanan untuk memasuki taman ilmu lebih dalam lagi.
Dalam sanad ada barakah, sehingga semoga kami lebih mudah dalam memperdalam ilmu, mendapatkan pemahaman, dan ringan dalam mengamalkan.
Dalam sanad ada keridhaan seorang Guru, yang semoga dapat membuka pintu-pintu ilmu yang bermanfaat, bukan sekadar mengendap di otak, tapi menjadi penghias hati, perkataan, dan perbuatan.
Dalam sanad ada doa agar kami bisa mengikuti jejak langkah para Ulama dan orang-orang shalih. Menjaga tradisi keilmuan dan periwayatan para Ulama salaf, serta semoga menjadi bukti kecintaan kami terhadap mereka.
Dalam sanad ada harapan, agar nama kami yang telah berkumpul bersama para Ulama di dunia, juga kemudian dikumpulkan oleh Allaah Azza wa Jalla bersama mereka di akhirat.
Wallaahu a'lam.
tlgrm.me/online_tajwid
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kami adalah orang yang manhajnya paling kokoh, dan selain kami adalah orang-orang yang rapuh. Karena sanad bukanlah timbangan untuk menunjukkan kelurusan akidah dan manhaj.
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kamilah mukmin sejati dan yang lain mukmin imitasi. Karena kami sadar, sanad tak mampu menjangkau keadaan hati.
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kami adalah orang yang berakhlak mulia, dan selain kami adalah orang-orang yang buruk perangai, akhlak, dan adabnya. Karena sanad bukanlah gambaran akan akhlak dan adab.
Dengan sanad, kami tidak berkata bahwa kami adalah Ahlus Sunnah, dan orang selain kami adalah Ahli Bid'ah. Karena sanad bukanlah saringan, yang memilah mana sunnah mana bid'ah.
Dengan sanad, kami tidak akan menghentikan perjalanan menuntut ilmu. Karena bagi kami sanad dan periwayatan bukanlah akhir dari segalanya. Namun ia adalah awal perjalanan untuk memasuki taman ilmu lebih dalam lagi.
Dalam sanad ada barakah, sehingga semoga kami lebih mudah dalam memperdalam ilmu, mendapatkan pemahaman, dan ringan dalam mengamalkan.
Dalam sanad ada keridhaan seorang Guru, yang semoga dapat membuka pintu-pintu ilmu yang bermanfaat, bukan sekadar mengendap di otak, tapi menjadi penghias hati, perkataan, dan perbuatan.
Dalam sanad ada doa agar kami bisa mengikuti jejak langkah para Ulama dan orang-orang shalih. Menjaga tradisi keilmuan dan periwayatan para Ulama salaf, serta semoga menjadi bukti kecintaan kami terhadap mereka.
Dalam sanad ada harapan, agar nama kami yang telah berkumpul bersama para Ulama di dunia, juga kemudian dikumpulkan oleh Allaah Azza wa Jalla bersama mereka di akhirat.
Wallaahu a'lam.
tlgrm.me/online_tajwid
Maksud dari tidak menyandarkan irama bacaan Al-Quran pada salah satu maqam di antara maqamat musiqiyah, bukan berarti membaca Al-Quran benar-benar datar tanpa melagukannya.
Karena Rasuulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam memerintahkan kita untuk melagukan bacaan Al-Quran.
Dan para Sahabat telah membaca Al-Quran dengan irama-irama yang indah jauh sebelum maqamat musiqiyah dikenal oleh orang-orang Arab.
-----
tlgrm.me/online_tajwid
Karena Rasuulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam memerintahkan kita untuk melagukan bacaan Al-Quran.
Dan para Sahabat telah membaca Al-Quran dengan irama-irama yang indah jauh sebelum maqamat musiqiyah dikenal oleh orang-orang Arab.
-----
tlgrm.me/online_tajwid
MELAGUKAN AL-QURAN
➖ t.me/Online_Tajwid
Melagukan atau membaca Al-Quran dengan irama itu ada dua macam:
1- Irama yang mengikuti tabiat asli manusia, tanpa memberat-beratkan diri, belajar atau berlatih khusus. Melagukan bacaan Al-Qur’an seperti ini dibolehkan.
Irama ini lahir karena seringnya membaca dan mendengar. Allaah 'azza wa jalla telah menganugerahi setiap manusia dengan iramanya masing-masing. Walaupun setiap orang memiliki kecenderungan pada salah satu jenis irama tertentu, namun ia mendapatkan irama tersebut secara natural, bukan latihan.
Irama seperti inilah yang disenandungkan para Sahabat dan Ulama Salaf. Dengan irama jenis inilah yang Rasuulullaahi shallallaahu 'alayhi wa sallam memerintahkan kita untuk menghiasi Al-Quran.
Dari Abu Lubababh Basyir bin ‘Abdul Mundzir radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak memperindah suaranya ketika membaca Al-Quran, maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Abu Daud )
2- Irama yang dibuat-buat, bukan dari tabiat asli, diperolah dari latihan khusus sebagaimana para penyanyi berlatih untuk mahir dalam mendendangkan lagu. Melagukan semacam ini dibenci oleh para ulama salaf, mereka mencela dan melarangnya. Para ulama salaf dahulu mengingkari cara membaca Al-Quran dengan dibuat-buat seperti itu, karena termasuk bagian dari takalluf.
Selain itu, irama-irama yang dijadikan dasar latihan berasal dari dunia musik, yang para Ulama Salaf membenci hal tersebut. Maka, menempatkan sesuatu yang mulia (Al-Quran) kepada sesuatu yang hina (musik), dapat termasuk menghinakannya.
Kita tidak pernah diperintahkan mempelajari irama-irama tersebut secara khusus. Para Sahabat ridhwanullaahi 'alayhim ajma'in telah melagukan Al-Quran dengan senandung yang indah, sebelum orang-orang Arab mengenal irama-irama musik yang kita kenal sebagai maqamat musiqiyah ini.
Selain itu, meluangkan waktu khusus untuk mempelajari irama musik dikhawatirkan dapat melalaikan seseorang dari hal-hal yang lebih bermanfaat dari mempelajari ilmu syar'i, baik itu aqidah, tajwid, tafsir, hadits, fikih dan selainnya yang wajib bagi kita mempelajarinya.
Jadi, tidak menggunakan maqamat musiqiyah dalam membaca Al-Quran bukan berarti tidak melagukan Al-Quran sama sekali. Melainkan membacanya sesuai dengan irama yang natural yang berasal dari diri kita. Tanpa harus terbebani tausyih atau meniru-niru irama orang lain yang tidak sesuai dengan tabiat kita sendiri.
Dengan banyaknya tilawah dan seringnya mendengar murattal, maka seseorang akan menemukan irama yang paling seauai dengan tabiat dirinya. Maka senandungkanlah Al-Quran dengan irama tersebut. Persoalan bila kemudian irama itu mirip dengan salah satu maqam di antara maqamat musiqiyah, sudah bukan lagi menjadi sebuah masalah, karena sejak awal kita tidak menempatkan maqamat musiqiyah sebagai wadah tilawah kita. Dan tidak perlu kita menyebutnya sebagai maqam tertentu.
Inilah maksud dari larangan melagukan Al-Quran. Yakni melarangnya bila dengan menyengaja memasukkan bacaan Al-Quran ke dalam maqamat musiqiyyah. Karena irama Al-Quran bukanlah bagian dari musik. Syaikh Ayman Suwaid menukil ucapan As-Sakhawi (murid Imam Asy-Syathibi) dalam salah satu ceramahnya: "Irama pokok maqamat itu ada 7, sedangkan irama Al-Quran adalah yang ke-8." (Atau sebagaimana perkataan beliau).
Hal ini menunjukkan bahwa irama Al-Quran adalah sesuatu dan maqamat musiqiyyah adalah seauatu yang lain.
Namun demikian, kami mengakui bahwa dalam hal ini ada sebagian Ulama yang memberikan keringanan dengan membolehkan penggunaan maqamat musiqiyyah selama bacaannya tidak keluar dari kaidah-kaidah tajwid. Karena itu, bagi yang masih ingin mempelajari maqamat, kami ingin memberikan saran dan masukan:
1. Jangan sampai mempelajari maqamat membuat kita melalaikan menuntut ilmu yang jauh lebih penting darinya, khususnya ilmu-ilmu syar'i yang diwajibkan atas setiap muslim.
2. Hendaknya mempelajari tajwid terlebih dahulu, dari makharij, sifat, dan hukum-hukumnya agar menjaga bacaan tetap tartil.
3. Bila antara kaidah tajwid dengan kaidah maqamat te
➖ t.me/Online_Tajwid
Melagukan atau membaca Al-Quran dengan irama itu ada dua macam:
1- Irama yang mengikuti tabiat asli manusia, tanpa memberat-beratkan diri, belajar atau berlatih khusus. Melagukan bacaan Al-Qur’an seperti ini dibolehkan.
Irama ini lahir karena seringnya membaca dan mendengar. Allaah 'azza wa jalla telah menganugerahi setiap manusia dengan iramanya masing-masing. Walaupun setiap orang memiliki kecenderungan pada salah satu jenis irama tertentu, namun ia mendapatkan irama tersebut secara natural, bukan latihan.
Irama seperti inilah yang disenandungkan para Sahabat dan Ulama Salaf. Dengan irama jenis inilah yang Rasuulullaahi shallallaahu 'alayhi wa sallam memerintahkan kita untuk menghiasi Al-Quran.
Dari Abu Lubababh Basyir bin ‘Abdul Mundzir radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak memperindah suaranya ketika membaca Al-Quran, maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Abu Daud )
2- Irama yang dibuat-buat, bukan dari tabiat asli, diperolah dari latihan khusus sebagaimana para penyanyi berlatih untuk mahir dalam mendendangkan lagu. Melagukan semacam ini dibenci oleh para ulama salaf, mereka mencela dan melarangnya. Para ulama salaf dahulu mengingkari cara membaca Al-Quran dengan dibuat-buat seperti itu, karena termasuk bagian dari takalluf.
Selain itu, irama-irama yang dijadikan dasar latihan berasal dari dunia musik, yang para Ulama Salaf membenci hal tersebut. Maka, menempatkan sesuatu yang mulia (Al-Quran) kepada sesuatu yang hina (musik), dapat termasuk menghinakannya.
Kita tidak pernah diperintahkan mempelajari irama-irama tersebut secara khusus. Para Sahabat ridhwanullaahi 'alayhim ajma'in telah melagukan Al-Quran dengan senandung yang indah, sebelum orang-orang Arab mengenal irama-irama musik yang kita kenal sebagai maqamat musiqiyah ini.
Selain itu, meluangkan waktu khusus untuk mempelajari irama musik dikhawatirkan dapat melalaikan seseorang dari hal-hal yang lebih bermanfaat dari mempelajari ilmu syar'i, baik itu aqidah, tajwid, tafsir, hadits, fikih dan selainnya yang wajib bagi kita mempelajarinya.
Jadi, tidak menggunakan maqamat musiqiyah dalam membaca Al-Quran bukan berarti tidak melagukan Al-Quran sama sekali. Melainkan membacanya sesuai dengan irama yang natural yang berasal dari diri kita. Tanpa harus terbebani tausyih atau meniru-niru irama orang lain yang tidak sesuai dengan tabiat kita sendiri.
Dengan banyaknya tilawah dan seringnya mendengar murattal, maka seseorang akan menemukan irama yang paling seauai dengan tabiat dirinya. Maka senandungkanlah Al-Quran dengan irama tersebut. Persoalan bila kemudian irama itu mirip dengan salah satu maqam di antara maqamat musiqiyah, sudah bukan lagi menjadi sebuah masalah, karena sejak awal kita tidak menempatkan maqamat musiqiyah sebagai wadah tilawah kita. Dan tidak perlu kita menyebutnya sebagai maqam tertentu.
Inilah maksud dari larangan melagukan Al-Quran. Yakni melarangnya bila dengan menyengaja memasukkan bacaan Al-Quran ke dalam maqamat musiqiyyah. Karena irama Al-Quran bukanlah bagian dari musik. Syaikh Ayman Suwaid menukil ucapan As-Sakhawi (murid Imam Asy-Syathibi) dalam salah satu ceramahnya: "Irama pokok maqamat itu ada 7, sedangkan irama Al-Quran adalah yang ke-8." (Atau sebagaimana perkataan beliau).
Hal ini menunjukkan bahwa irama Al-Quran adalah sesuatu dan maqamat musiqiyyah adalah seauatu yang lain.
Namun demikian, kami mengakui bahwa dalam hal ini ada sebagian Ulama yang memberikan keringanan dengan membolehkan penggunaan maqamat musiqiyyah selama bacaannya tidak keluar dari kaidah-kaidah tajwid. Karena itu, bagi yang masih ingin mempelajari maqamat, kami ingin memberikan saran dan masukan:
1. Jangan sampai mempelajari maqamat membuat kita melalaikan menuntut ilmu yang jauh lebih penting darinya, khususnya ilmu-ilmu syar'i yang diwajibkan atas setiap muslim.
2. Hendaknya mempelajari tajwid terlebih dahulu, dari makharij, sifat, dan hukum-hukumnya agar menjaga bacaan tetap tartil.
3. Bila antara kaidah tajwid dengan kaidah maqamat te
Telegram
Online Tajwid
Informasi Online Tajwid dan Materi
Pertanyaan seputar tajwid silakan untuk langsung menghubungi pembina Online Tajwid @lailialfadhli
Profil pembina Online Tajwid:
https://alfadhli.wordpress.com/kajian-tajwid-bersanad/
Pertanyaan seputar tajwid silakan untuk langsung menghubungi pembina Online Tajwid @lailialfadhli
Profil pembina Online Tajwid:
https://alfadhli.wordpress.com/kajian-tajwid-bersanad/
rjadi pertentangan pada bacaan tertentu, wajib untuk mengikuti kaidah tajwid dan meninggalkan kaidah maqamat.
4. Hendaknya membaca dengan maqamat bukan untuk mendapatkan kemuliaan di sisi manusia, melainkan untuk mempermudah dalam tadabbur agar hati senantiasa terjaga keikhlasannya.
Semoga Allaah azza wa jalla membimbing kita untuk senantiasa dekat dengan kalam-Nya yang mulia. Menjadikan Al-Quran sebagai hujjah bagi kita bukan menghujat kita. Aamiin.
Malam takbir idul fithri 1438 H
Cukanggenteng, Pasir Jambu, Kab. Bandung
- Laili Al-Fadhli -
تقبل الله منا و منكم صالح الأعمال
كل عام و أنتم بخير
عيد المباراك
➖➖➖➖➖
✍🏻 Tulisan di atas banyak mengambil faidah dari ceramah-ceramah Syaikh Ayman Suwaid tentang maqamat dan terutama dalam acara dialog beliau dengan Syaikh Al-Mi'sharawy
✍🏻 Pendapat bahwa irama terbagi menjadi dua jenis merupakan pendapat beberapa Ulama, di antaranya adalah Syaikhul Islam Ibnul Qayyim Al-Jawziyyah dalam Zaadul Ma'aad
4. Hendaknya membaca dengan maqamat bukan untuk mendapatkan kemuliaan di sisi manusia, melainkan untuk mempermudah dalam tadabbur agar hati senantiasa terjaga keikhlasannya.
Semoga Allaah azza wa jalla membimbing kita untuk senantiasa dekat dengan kalam-Nya yang mulia. Menjadikan Al-Quran sebagai hujjah bagi kita bukan menghujat kita. Aamiin.
Malam takbir idul fithri 1438 H
Cukanggenteng, Pasir Jambu, Kab. Bandung
- Laili Al-Fadhli -
تقبل الله منا و منكم صالح الأعمال
كل عام و أنتم بخير
عيد المباراك
➖➖➖➖➖
✍🏻 Tulisan di atas banyak mengambil faidah dari ceramah-ceramah Syaikh Ayman Suwaid tentang maqamat dan terutama dalam acara dialog beliau dengan Syaikh Al-Mi'sharawy
✍🏻 Pendapat bahwa irama terbagi menjadi dua jenis merupakan pendapat beberapa Ulama, di antaranya adalah Syaikhul Islam Ibnul Qayyim Al-Jawziyyah dalam Zaadul Ma'aad