بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- telah bersabda:
_“Barangsiapa yang ingin dicintai Allah dan Rosul-Nya, maka hendaklah dia membaca (Al Qur’an) dari mushaf”._ [HR. Abu Nu’aim, dinyatakan hasan oleh Syeikh Albani dalam Silsilah Shohihah: 2342].
Sahabat Ibnu Mas’ud -rodhiallohu ‘anhu- mengatakan:
_“Kontinyulah dalam melihat mushaf (saat membaca Al Qur’an)!”._ [Mushonnaf Ibn Abi Syaibah: 8558, shohih].
Seorang Tabi’in Yunus bin Ubaid -rohimahulloh- mengatakan:
_“Melihat mushaf (saat membaca Al Qur’an) adalah kebiasaan para generasi awal”._ [Mushonnaf Ibn Abi Syaibah: 8561, shohih].
Imam Nawawi -rohimahulloh- mengatakan:
_“Membaca Al Qur’an dari mushaf adalah lebih afdhol daripada membacanya dari luar kepala, karena melihat mushaf itu juga ibadah yang diperintahkan, sehingga berkumpullah (ibadah) membaca (Al Qur’an) dan melihat (mushaf)… dan aku tidak melihat ada khilaf dalam masalah ini.”_ [Attibyan, hal: 98].
🏷 Tambahan:
Dia juga lebih bermanfaat bagi hafalan kita, karena dengan kontinyu membaca dari mushaf; mata akan membantu hati dalam menghafalkan Al Qur’an, karena mata juga bisa menyimpan memori sebagaimana hati, wallohu a’lam.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
Usahakan Membaca Al Qur’an Dari Mushaf… Itu Yang Lebih Afdhol
Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- telah bersabda:
_“Barangsiapa yang ingin dicintai Allah dan Rosul-Nya, maka hendaklah dia membaca (Al Qur’an) dari mushaf”._ [HR. Abu Nu’aim, dinyatakan hasan oleh Syeikh Albani dalam Silsilah Shohihah: 2342].
Sahabat Ibnu Mas’ud -rodhiallohu ‘anhu- mengatakan:
_“Kontinyulah dalam melihat mushaf (saat membaca Al Qur’an)!”._ [Mushonnaf Ibn Abi Syaibah: 8558, shohih].
Seorang Tabi’in Yunus bin Ubaid -rohimahulloh- mengatakan:
_“Melihat mushaf (saat membaca Al Qur’an) adalah kebiasaan para generasi awal”._ [Mushonnaf Ibn Abi Syaibah: 8561, shohih].
Imam Nawawi -rohimahulloh- mengatakan:
_“Membaca Al Qur’an dari mushaf adalah lebih afdhol daripada membacanya dari luar kepala, karena melihat mushaf itu juga ibadah yang diperintahkan, sehingga berkumpullah (ibadah) membaca (Al Qur’an) dan melihat (mushaf)… dan aku tidak melihat ada khilaf dalam masalah ini.”_ [Attibyan, hal: 98].
🏷 Tambahan:
Membaca Al Qur’an dari mushaf juga lebih menunjukkan sikap merendah dan tidak memamerkan hafalan.
Dia juga lebih bermanfaat bagi hafalan kita, karena dengan kontinyu membaca dari mushaf; mata akan membantu hati dalam menghafalkan Al Qur’an, karena mata juga bisa menyimpan memori sebagaimana hati, wallohu a’lam.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
Daftarkan diri anda
📝 In syaa Allahu ta'alaa anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
WhatsApp.com
Admin Yayasan Risalah Islam Kota Kudus
Business Account
بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
_2 Kunci Surga: Taqwa dan Akhlak Mulia_
Dari Abu Hurairah -rodhiallahu ‘anhu-: Rosulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab:
Dan dengan dua amalan ini, seseorang akan dicintai, baik oleh Allah maupun oleh manusia.
Ibnul Qoyyim -rohimahullah- mengatakan:
“Nabi -shollallahu ‘alaihi wasallam- menggabungkan antara taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik, karena :
– TAQWA kepada Allah memperbaiki hubungan antara hamba dengan Tuhannya, sedangkan
– AKHLAK yang baik memperbaiki hubungan antara seseorang dengan sesama makhluk.
Maka, taqwa kepada Allah menyebabkan kecintaan Allah kepadanya, dan akhlak yang baik mengundang kecintaan (makhluk) kepadanya..” [Al-Fawaid 54].
Sebagian orang hanya mementingkan sisi ibadah kepada Allah tanpa melihat sisi akhlak kepada manusia .. sebagian lagi hanya mementingkan sisi akhlak kepada manusia tanpa melihat sisi ibadah kepada Allah .. padahal Nabi -shollallahu ‘alaihi wasallam- mengajak kita untuk memperhatikan dua-duanya.
Semoga Allah memudahkan kita untuk mengumpulkan dua-duanya, amin.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
DUA KUNCI SURGA
_2 Kunci Surga: Taqwa dan Akhlak Mulia_
Dari Abu Hurairah -rodhiallahu ‘anhu-: Rosulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab:
“TAQWA kepada Allah dan AKHLAK yang mulia..”
[HR. At-Tirmidzi: 2004, hasan].Dan dengan dua amalan ini, seseorang akan dicintai, baik oleh Allah maupun oleh manusia.
Ibnul Qoyyim -rohimahullah- mengatakan:
“Nabi -shollallahu ‘alaihi wasallam- menggabungkan antara taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik, karena :
– TAQWA kepada Allah memperbaiki hubungan antara hamba dengan Tuhannya, sedangkan
– AKHLAK yang baik memperbaiki hubungan antara seseorang dengan sesama makhluk.
Maka, taqwa kepada Allah menyebabkan kecintaan Allah kepadanya, dan akhlak yang baik mengundang kecintaan (makhluk) kepadanya..” [Al-Fawaid 54].
Sebagian orang hanya mementingkan sisi ibadah kepada Allah tanpa melihat sisi akhlak kepada manusia .. sebagian lagi hanya mementingkan sisi akhlak kepada manusia tanpa melihat sisi ibadah kepada Allah .. padahal Nabi -shollallahu ‘alaihi wasallam- mengajak kita untuk memperhatikan dua-duanya.
Semoga Allah memudahkan kita untuk mengumpulkan dua-duanya, amin.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
Daftarkan diri anda
📝 In syaa Allahu ta'alaa anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
WhatsApp.com
Admin Yayasan Risalah Islam Kota Kudus
Business Account
بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
🏞 *_Mari Beramal Jariyah dalam Wakaf Pembebasan Tanah Tahap Keempat, untuk Perluasan Area Masjid, Pondok Tahfizh & Pendidikan Yayasan Risalah Islam Kota Kudus_*
🗒️*500 Meter Persegi*
🏷️
*Rp 1.150.000,-/M²*
🧮
* Rp 575.000.000,-*
*Salurkan Donasi Wakaf Pembebasan Tanah Tahap keempat anda ke Rekening :*
_Bank Syariah Indonesia (BSI)_
*721-3553-528*
_🏧 Kode Bank : 451_
*a.n Wakaf Yayasan Risalah Islam*
*Untuk Informasi & Konfirmasi Donasi ☎️ Admin Yayasan Risalah Islam Tlp/WA :* _wa.me/6289628222285_
*Format Donasi :*
_Kirim Bukti Transfer #Nama #Kota #Donasi Pembebasan Tanah Tahap Keempat Yaris_
*Contoh :*
_Kirim Bukti Transfer #Abdullah #Jakarta #Donasi Pembebasan Tanah Tahap keempat Yaris_
📌 NB : *Mohon lebihkan Dua digit angka 04 dibelakang nominal* Contoh : *Rp 11.500.004* agar kami mudah dalam pengecekan & penggunaan dana yang telah ditransfer._
*🏢 Donasi juga bisa diantar langsung ke alamat Seketariat Yayasan Risalah Islam :*
_JL. Menara Iman, Belakang Unit Produksi PDAM Dukuh Krajan, Desa Bae Rt 02 RW 01, Kec. Bae, Kab. Kudus - Jawa Tengah_
*🌏 Google Maps :*
http://bit.ly/MapsMenaraIman
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam :_
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad-Dariny, M.A حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*_Saudaraku!_ Ingatlah bahwa harta yang Anda wakafkan akan banyak mengalirkan pahala untuk Anda, baik saat Anda masih hidup, atau sudah meninggal.*
_Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :_
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
*"Bila anak adam meninggal, maka pahala semua amalannya terputus, kecuali dari tiga amalan: Sedekah Jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu mendo’akan untuknya.”*
_(HR. Muslim)_
*Semoga Allah memberi limpahan pahala bagi yang membantu dakwah illallah ini.*
*Semoga bermanfaat 🌿*
جزاكم الله خيرا وبارك فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
AMAL JARIYAH DENGAN WAKAF TANAH TAHAP KEEMPAT
🏞 *_Mari Beramal Jariyah dalam Wakaf Pembebasan Tanah Tahap Keempat, untuk Perluasan Area Masjid, Pondok Tahfizh & Pendidikan Yayasan Risalah Islam Kota Kudus_*
🗒️*500 Meter Persegi*
🏷️
*Rp 1.150.000,-/M²*
🧮
* Rp 575.000.000,-*
*Salurkan Donasi Wakaf Pembebasan Tanah Tahap keempat anda ke Rekening :*
_Bank Syariah Indonesia (BSI)_
*721-3553-528*
_🏧 Kode Bank : 451_
*a.n Wakaf Yayasan Risalah Islam*
*Untuk Informasi & Konfirmasi Donasi ☎️ Admin Yayasan Risalah Islam Tlp/WA :* _wa.me/6289628222285_
*Format Donasi :*
_Kirim Bukti Transfer #Nama #Kota #Donasi Pembebasan Tanah Tahap Keempat Yaris_
*Contoh :*
_Kirim Bukti Transfer #Abdullah #Jakarta #Donasi Pembebasan Tanah Tahap keempat Yaris_
📌 NB : *Mohon lebihkan Dua digit angka 04 dibelakang nominal* Contoh : *Rp 11.500.004* agar kami mudah dalam pengecekan & penggunaan dana yang telah ditransfer._
*🏢 Donasi juga bisa diantar langsung ke alamat Seketariat Yayasan Risalah Islam :*
_JL. Menara Iman, Belakang Unit Produksi PDAM Dukuh Krajan, Desa Bae Rt 02 RW 01, Kec. Bae, Kab. Kudus - Jawa Tengah_
*🌏 Google Maps :*
http://bit.ly/MapsMenaraIman
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam :_
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad-Dariny, M.A حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*_Saudaraku!_ Ingatlah bahwa harta yang Anda wakafkan akan banyak mengalirkan pahala untuk Anda, baik saat Anda masih hidup, atau sudah meninggal.*
_Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :_
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
*"Bila anak adam meninggal, maka pahala semua amalannya terputus, kecuali dari tiga amalan: Sedekah Jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu mendo’akan untuknya.”*
_(HR. Muslim)_
*Semoga Allah memberi limpahan pahala bagi yang membantu dakwah illallah ini.*
*Semoga bermanfaat 🌿*
جزاكم الله خيرا وبارك فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
Masjid Menara Iman · Jl. Menara Iman, Baekrajan, Bae, Kec. Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59327, Indonesia
★★★★★ · Mosque
بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Agar ilmu Anda tersebar dan bermanfaat, Anda tidak harus jenius, atau lihai bicara, atau ahli dalam ilmu tertentu, atau berkedudukan tinggi, atau kaya raya.
Namun hal itu lebih ditentukan karena taufiq dan pertolongan dari Allah ta’ala.
Kenyataan ini sangat banyak kita temukan di lapangan.
▪︎Lihatlah bagaimana Nabi Harun, dia lebih fasih lisannya dari Nabi Musa, Namun ilmu Nabi Musa ternyata lebih dominan.
▪︎Lihatlah Imam Malik, ternyata ilmunya lebih tersebar melebihi ulama-ulama yang lebih luas ilmunya dari beliau di zamannya.
▪︎Lihatlah bagaimana Syeikh Binbaz lebih diterima perkataannya, padahal suara dan cara penyampaian beliau apa adanya, bahkan ‘kurang’ menarik.
¤ Lihatlah betapa banyak orang kaya di sekitar Anda tidak ada manfaatnya sama sekali bagi masyarakatnya.
¤ Lihat pula betapa banyak orang yang bertahta, namun malah banyak menyumbangkan kerusakan kepada bawahannya.
Sekali lagi, karena semuanya itu tergantung kepada Allah, kemudian kepada usaha kita.
Oleh karena itu, mohonlah kepada Allah agar menjadikan ilmu Anda menyebar dan berkah… Wallohu a’lam.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
AGAR TERSEBAR DAN BERMANFAAT
Agar ilmu Anda tersebar dan bermanfaat, Anda tidak harus jenius, atau lihai bicara, atau ahli dalam ilmu tertentu, atau berkedudukan tinggi, atau kaya raya.
Namun hal itu lebih ditentukan karena taufiq dan pertolongan dari Allah ta’ala.
Kenyataan ini sangat banyak kita temukan di lapangan.
▪︎Lihatlah bagaimana Nabi Harun, dia lebih fasih lisannya dari Nabi Musa, Namun ilmu Nabi Musa ternyata lebih dominan.
▪︎Lihatlah Imam Malik, ternyata ilmunya lebih tersebar melebihi ulama-ulama yang lebih luas ilmunya dari beliau di zamannya.
▪︎Lihatlah bagaimana Syeikh Binbaz lebih diterima perkataannya, padahal suara dan cara penyampaian beliau apa adanya, bahkan ‘kurang’ menarik.
¤ Lihatlah betapa banyak orang kaya di sekitar Anda tidak ada manfaatnya sama sekali bagi masyarakatnya.
¤ Lihat pula betapa banyak orang yang bertahta, namun malah banyak menyumbangkan kerusakan kepada bawahannya.
Sekali lagi, karena semuanya itu tergantung kepada Allah, kemudian kepada usaha kita.
Oleh karena itu, mohonlah kepada Allah agar menjadikan ilmu Anda menyebar dan berkah… Wallohu a’lam.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
Daftarkan diri anda
📝 In syaa Allahu ta'alaa anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
WhatsApp.com
Admin Yayasan Risalah Islam Kota Kudus
Business Account
بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Perkataan, baik yang berasal dari Allah عز وجل, Rasul-Nya, atau manusia, harus dibatasi dengan hal-hal yang menyertainya, seperti sifat, kriteria, syarat tertentu, atau pengecualian.
Pengecualian ini bisa berupa sesuatu yang umum lalu dikhususkan atau batasan lainnya, seperti kondisi atau situasi tertentu yang membatasi makna perkataan tersebut.
▪︎Sebagai contoh, seorang suami yang memiliki empat istri sedang marah, dan semua istrinya berada di hadapannya. Jika dia berkata, "Saya talak kamu," tanpa menyebut nama, namun situasi menunjukkan bahwa kemarahannya hanya ditujukan kepada satu istri, maka perkataannya hanya berlaku kepada istri yang dimaksud, meskipun dia tidak menyebutkan secara eksplisit.
Memahami hal-hal yang menyertai sebuah perkataan sangat penting agar tidak salah paham, karena jika kita tidak memperhatikan konteksnya, bisa jadi kita salah dalam menafsirkan atau menjalankan konsekuensi dari perkataan tersebut. Terkadang seseorang mengucapkan kata-kata yang bersifat umum, padahal yang dia maksud sebenarnya adalah hal yang khusus, yang bisa dipahami dari situasi dan kondisi.
▪︎ Misalnya, dalam keadaan tertentu, seseorang mengucapkan kata-kata yang mencakup banyak hal, tetapi dia hanya bermaksud kepada sesuatu yang khusus. Apakah dia bertanggung jawab atas semua yang tercakup dalam perkataannya atau hanya kepada yang khusus? Jawabannya adalah dia hanya bertanggung jawab terhadap yang khusus, karena itulah maksud sebenarnya.
▪︎ Misalnya: jika seseorang mengatakan: "Wallahi, aku tidak akan berbicara dengan seorang pun", tapi yang ada dalam niatnya adalah temannya yang bernama Budi, maka ia dianggap melanggar sumpahnya hanya ketika dia berbicara dengan temannya yang bernama Budi.
Sebaliknya, jika ada perkataan yang umum, seperti dalam hadis yang menyebutkan:
"تَوَضَّؤُوا مِنْ لَحُومِ الإِبِلِ"
Artinya: "Berwudhulah kalian setelah memakan daging unta."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan berwudhu setelah memakan daging unta tanpa membedakan apakah daging tersebut dimasak atau tidak. Karena hadis ini bersifat umum, kita tidak boleh membatasi atau menambahkan syarat tanpa dalil yang jelas.
Sebaliknya, ada perkataan yang memiliki batasan, seperti dalam firman Allah tentang tebusan untuk pembunuhan tidak sengaja:
وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَـًٔا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ
"Barang siapa yang membunuh Mukmin dengan tidak sengaja, maka dia harus memerdekakan seorang budak yang beriman."
(QS. An-Nisa`: 92)
Di sini disebutkan syarat bahwa budak yang dimerdekakan harus beriman.
Jika seseorang membebaskan budak yang bukan Mukmin, kewajibannya belum gugur meskipun dia sudah memerdekakan budak.
Namun, kita tidak boleh menambahkan syarat yang tidak disebutkan, seperti harus budak laki-laki atau perempuan, karena hal itu tidak berdasarkan dalil.
▪︎ Contoh lain adalah jika seorang suami menalak istrinya karena cemburu tanpa mengetahui bahwa laki-laki yang sedang berbicara dengan istrinya adalah mahramnya. Dalam situasi ini, meskipun suami mengucapkan talak, talaknya tidak jatuh, karena maksud talak tersebut didasari oleh kesalahpahaman.
Syekh Muhammad bin Utsaimin رحمه الله menjelaskan bahwa talak seperti ini tidak berlaku karena maksud dari talak tersebut tidak sesuai dengan kenyataan.
Dengan demikian, memahami konteks dan situasi yang menyertai sebuah perkataan sangat penting agar tidak salah dalam memahami maksud sebenarnya.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.
PERKATAAN HARUS DIBATASI OLEH HAL-HAL YANG MENYERTAINYA
يجب تقييد اللفظ بملحقاته
Perkataan, baik yang berasal dari Allah عز وجل, Rasul-Nya, atau manusia, harus dibatasi dengan hal-hal yang menyertainya, seperti sifat, kriteria, syarat tertentu, atau pengecualian.
Pengecualian ini bisa berupa sesuatu yang umum lalu dikhususkan atau batasan lainnya, seperti kondisi atau situasi tertentu yang membatasi makna perkataan tersebut.
▪︎Sebagai contoh, seorang suami yang memiliki empat istri sedang marah, dan semua istrinya berada di hadapannya. Jika dia berkata, "Saya talak kamu," tanpa menyebut nama, namun situasi menunjukkan bahwa kemarahannya hanya ditujukan kepada satu istri, maka perkataannya hanya berlaku kepada istri yang dimaksud, meskipun dia tidak menyebutkan secara eksplisit.
Memahami hal-hal yang menyertai sebuah perkataan sangat penting agar tidak salah paham, karena jika kita tidak memperhatikan konteksnya, bisa jadi kita salah dalam menafsirkan atau menjalankan konsekuensi dari perkataan tersebut. Terkadang seseorang mengucapkan kata-kata yang bersifat umum, padahal yang dia maksud sebenarnya adalah hal yang khusus, yang bisa dipahami dari situasi dan kondisi.
▪︎ Misalnya, dalam keadaan tertentu, seseorang mengucapkan kata-kata yang mencakup banyak hal, tetapi dia hanya bermaksud kepada sesuatu yang khusus. Apakah dia bertanggung jawab atas semua yang tercakup dalam perkataannya atau hanya kepada yang khusus? Jawabannya adalah dia hanya bertanggung jawab terhadap yang khusus, karena itulah maksud sebenarnya.
▪︎ Misalnya: jika seseorang mengatakan: "Wallahi, aku tidak akan berbicara dengan seorang pun", tapi yang ada dalam niatnya adalah temannya yang bernama Budi, maka ia dianggap melanggar sumpahnya hanya ketika dia berbicara dengan temannya yang bernama Budi.
Sebaliknya, jika ada perkataan yang umum, seperti dalam hadis yang menyebutkan:
"تَوَضَّؤُوا مِنْ لَحُومِ الإِبِلِ"
Artinya: "Berwudhulah kalian setelah memakan daging unta."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan berwudhu setelah memakan daging unta tanpa membedakan apakah daging tersebut dimasak atau tidak. Karena hadis ini bersifat umum, kita tidak boleh membatasi atau menambahkan syarat tanpa dalil yang jelas.
Sebaliknya, ada perkataan yang memiliki batasan, seperti dalam firman Allah tentang tebusan untuk pembunuhan tidak sengaja:
وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَـًٔا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ
"Barang siapa yang membunuh Mukmin dengan tidak sengaja, maka dia harus memerdekakan seorang budak yang beriman."
(QS. An-Nisa`: 92)
Di sini disebutkan syarat bahwa budak yang dimerdekakan harus beriman.
Jika seseorang membebaskan budak yang bukan Mukmin, kewajibannya belum gugur meskipun dia sudah memerdekakan budak.
Namun, kita tidak boleh menambahkan syarat yang tidak disebutkan, seperti harus budak laki-laki atau perempuan, karena hal itu tidak berdasarkan dalil.
▪︎ Contoh lain adalah jika seorang suami menalak istrinya karena cemburu tanpa mengetahui bahwa laki-laki yang sedang berbicara dengan istrinya adalah mahramnya. Dalam situasi ini, meskipun suami mengucapkan talak, talaknya tidak jatuh, karena maksud talak tersebut didasari oleh kesalahpahaman.
Syekh Muhammad bin Utsaimin رحمه الله menjelaskan bahwa talak seperti ini tidak berlaku karena maksud dari talak tersebut tidak sesuai dengan kenyataan.
Dengan demikian, memahami konteks dan situasi yang menyertai sebuah perkataan sangat penting agar tidak salah dalam memahami maksud sebenarnya.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.
WhatsApp.com
Admin Yayasan Risalah Islam Kota Kudus
Business Account
A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
👤
Daftarkan diri anda
📝 In syaa Allahu ta'alaa anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
WhatsApp.com
Admin Yayasan Risalah Islam Kota Kudus
Business Account
بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Ibnu Qudamah -rohimahulloh- mengatakan: “Makruh bila sampai lebih dari 40 hari belum selesai hatam Qur’an”. [Al-Mughni: 2/127].
Al Qurthubi -rohimahulloh- mengomentari: “Waktu 40 hari itu adalah waktunya para pemalas dan mereka yang banyak kesibukan”. [Attidzkar fi Afdholil Adzkar, hal: 84].
Sudah berapa bulan dan waktu ’40 hari’ lewat namun kita belum mengkhatamkan Qur’an, harusnya hati kita miris jika memikirkan hal ini.
Ingatlah bahwa Al Qur’an mengandung banyak keberkahan, maka bergantunglah kepada Al Qur’an, Anda akan mendapati keberkahan itu, renungkanlah firman Allah ta’ala:
“Itulah Kitab yang Kami turunkan kepadamu yang penuh dengan KEBERKAHAN agar mereka mentadabburi ayat-ayatnya” [Surat Shod: 29].
Diantara berkahnya Al Qur’an, Allah memberikan keberkahan kepada akal pembaca dan penghapalnya.
Ibnu Abbas -rodhiallohu anhuma- mengatakan: “Orang yang membaca (menghapal) Al Qur’an, dia tidak akan dikembalikan kepada usia pikun.” [Shohih Targhib wat Tarhib: 1435].
Abdul Malik bin Umair -rohimahulloh- mengatakan: “Dahulu dikatakan bahwa manusia yang paling tahan akalnya adalah para penghapal Al Qur’an.” [Mushonnaf bin Abi Syaibah 6/120].
Diantara berkahnya Al Qur’an, Allah akan memudahkan urusan-urusan para pembacanya.
Ibrohim Al-Maqdisi -rohimahulloh- mengatakan: “Perbanyaklah membaca Al Qur’an dan jangan kau meninggalkannya, karena hajatmu akan dimudahkan sesuai banyaknya bacaan Qur’anmu”. [Adz Dzail ala Thobaqotil Hanabilah 2/98].
Al Qur’an sangat bermanfaat bagi jasmani dan rohani kita.
Sebagian ulama mengatakan: “Aku tidak melihat sesuatu yang bisa memberi ‘asupan’ untuk akal dan jiwa, dan bisa menjaga jasad, serta dapat menjamin kebahagiaan seseorang, melebihi kegiatan melihat (membaca) Kitabullah secara kontinyu”. [Hakadza Allamatnil hayah: 184-185].
Dan sebagian ahli tafsir mengatakan: “Kami sibuk dengan Al Qur’an, maka keberkahan-keberkahan dan kebaikan-kebaikan menyelimuti kami di dunia ini”. [Al Adzbun Namir, karya Syeikh Muhammad Amin Syinqithi 1/7].
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
Mari Sempatkan Untuk ‘Bercengkrama’ Dengan Al Qur’an…
Ibnu Qudamah -rohimahulloh- mengatakan: “Makruh bila sampai lebih dari 40 hari belum selesai hatam Qur’an”. [Al-Mughni: 2/127].
Al Qurthubi -rohimahulloh- mengomentari: “Waktu 40 hari itu adalah waktunya para pemalas dan mereka yang banyak kesibukan”. [Attidzkar fi Afdholil Adzkar, hal: 84].
Sudah berapa bulan dan waktu ’40 hari’ lewat namun kita belum mengkhatamkan Qur’an, harusnya hati kita miris jika memikirkan hal ini.
Ingatlah bahwa Al Qur’an mengandung banyak keberkahan, maka bergantunglah kepada Al Qur’an, Anda akan mendapati keberkahan itu, renungkanlah firman Allah ta’ala:
“Itulah Kitab yang Kami turunkan kepadamu yang penuh dengan KEBERKAHAN agar mereka mentadabburi ayat-ayatnya” [Surat Shod: 29].
Diantara berkahnya Al Qur’an, Allah memberikan keberkahan kepada akal pembaca dan penghapalnya.
Ibnu Abbas -rodhiallohu anhuma- mengatakan: “Orang yang membaca (menghapal) Al Qur’an, dia tidak akan dikembalikan kepada usia pikun.” [Shohih Targhib wat Tarhib: 1435].
Abdul Malik bin Umair -rohimahulloh- mengatakan: “Dahulu dikatakan bahwa manusia yang paling tahan akalnya adalah para penghapal Al Qur’an.” [Mushonnaf bin Abi Syaibah 6/120].
Diantara berkahnya Al Qur’an, Allah akan memudahkan urusan-urusan para pembacanya.
Ibrohim Al-Maqdisi -rohimahulloh- mengatakan: “Perbanyaklah membaca Al Qur’an dan jangan kau meninggalkannya, karena hajatmu akan dimudahkan sesuai banyaknya bacaan Qur’anmu”. [Adz Dzail ala Thobaqotil Hanabilah 2/98].
Al Qur’an sangat bermanfaat bagi jasmani dan rohani kita.
Sebagian ulama mengatakan: “Aku tidak melihat sesuatu yang bisa memberi ‘asupan’ untuk akal dan jiwa, dan bisa menjaga jasad, serta dapat menjamin kebahagiaan seseorang, melebihi kegiatan melihat (membaca) Kitabullah secara kontinyu”. [Hakadza Allamatnil hayah: 184-185].
Dan sebagian ahli tafsir mengatakan: “Kami sibuk dengan Al Qur’an, maka keberkahan-keberkahan dan kebaikan-kebaikan menyelimuti kami di dunia ini”. [Al Adzbun Namir, karya Syeikh Muhammad Amin Syinqithi 1/7].
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
Daftarkan diri anda
📝 In syaa Allahu ta'alaa anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
WhatsApp.com
Admin Yayasan Risalah Islam Kota Kudus
Business Account
بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Intinya:
1. Jangan meminta do’a kepada orang lain untuk diri sendiri, kecuali karena ada sebab tertentu.
2. Tidak mengapa meminta do’a kepada orang lain bila do’a itu untuk semua kaum muslimin.
3. Sebaiknya ketika meminta do’a yang menjadi tujuan utama adalah memberikan maslahat kebaikan kepada yang dimintai do’a.
4. Jangan dengan cara merendahkan diri di hadapannya.
5. Jangan sampai mendatangkan mudhorot kepada yang dimintai doa.
Syeikh Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:
Adapun meminta do’a untuk diri sendiri, misalnya: kamu meminta kepada orang lain agar dia mendoakanmu, maka lebih baik tidak kamu lakukan, karena bisa jadi itu masuk dalam sabda Rosul -shollallohu alaihi wasallam- ketika membai’at para sahabatnya: “Agar mereka tidak meminta apapun kepada manusia”.
Oleh karena itulah Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rohimahulloh- mengatakan: bila seseorang meminta do’a kepada orang lain untuk dirinya; sebaiknya yang menjadi tujuan utama adalah memberikan maslahat kepada orang yang mendoakan, bukan untuk mendatangkan maslahat kepada dirinya sendiri, bagaimana bisa demikian? Karena saudaramu seiman jika mendoakanmu dari jauh, malaikat akan mengatakan kepadanya: “Amin, dan bagimu juga seperti itu”. DAN KARENA JIKA TUJUANMU INI, BERARTI TUJUANMU BERBUAT BAIK KEPADANYA, BUKAN MEMINTA AGAR DIA BERBUAT BAIK KEPADAMU, DAN DIANTARA KEDUANYA ADA PERBEDAAN.
Intinya dalam masalah ini pada asalnya tidak (meminta do’a kepada orang lain). Oleh karenanya para sahabat dahulu, tidak setiap orang dari mereka mendatangi Rosul -shollallohu alaihi wasallam- dan mengatakan: “Doakanlah aku kepada Allah”, kecuali karena ada sebab tertentu, sebagaimana perkataan Ukkasyah bin Muhshon: “Doakanlah aku termasuk mereka” dan Nabi mengatakan: “kamu termasuk dari mereka”. Dan sebagaimana perempuan yang berpenyakit ayan mengatakan: “Doakanlah aku kepada Allah”. Maka ketika ada sebab, para sahabat meminta do’a kepada Rosul -shollallohu alaihi wasallam-. Begitu juga ketika do’a itu untuk seluruh kaum muslimin, sebagaimana permintaan do’a kepada Nabi -shollallohu alaihi wasallam- agar diturunkan hujan, maka ini tidak mengapa, karena kamu tidak meminta untuk dirimu.
Kemudian kita harus memperhatikan, bahwa tidak boleh seseorang meminta do’a untuk dirinya sendiri dengan sikap merendahkan diri kepada orang yang dimintai do’a, sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang yang meyakini kewalian seseorang, maka dia mendatanginya seakan dia adalah seorang hamba yang rendahan, bisa jadi dia merendah di hadapannya sebagaimana dia merendah kepada Allah azza wajall, dan dia mengatakan: “Wahai junjunganku, doakanlah aku kepada Allah”, dan perkataan yang semisalnya. Maka ini menjadi haram, karena sesuatu yang menyertainya, yaitu sikap merendahkan diri kepada makhluk.
Kita juga harus memperhatikan ketika meminta doa kepada orang lain, jangan sampai ada mudhorot bagi orang yang dimintai doa, karena bisa jadi hal itu akan mendatangkan rasa ujub pada dirinya, bahwa dia adalah orang yang pantas dimintai doa, sehingga dia mengira dirinya termasuk wali Allah yang doanya mustajab. Karena bisa jadi sebagian orang membayangkan dirinya seperti itu, bila melihat setiap kali orang bersalam (menyapanya) mengatakan: “Jangan lupakan kami dalam doamu” “Doakanlah aku kepada Allah”, mungkin saja dia mengatakan pada dirinya: “Memang siapa aku”, sehingga dia terlena pada dirinya.
Semua masalah ini harus menjadi perhatian, dan intinya lebih afdhol kamu tidak meminta (doa kepada orang lain), ini yang lebih afdhol, sesaleh apapun dalam pandanganmu orang yang kau temui.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
Lebih Baik Tidak Meminta Do’a Kepada Orang Lain, Itu Yang Lebih Afdhol…
Intinya:
1. Jangan meminta do’a kepada orang lain untuk diri sendiri, kecuali karena ada sebab tertentu.
2. Tidak mengapa meminta do’a kepada orang lain bila do’a itu untuk semua kaum muslimin.
3. Sebaiknya ketika meminta do’a yang menjadi tujuan utama adalah memberikan maslahat kebaikan kepada yang dimintai do’a.
4. Jangan dengan cara merendahkan diri di hadapannya.
5. Jangan sampai mendatangkan mudhorot kepada yang dimintai doa.
Syeikh Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:
Adapun meminta do’a untuk diri sendiri, misalnya: kamu meminta kepada orang lain agar dia mendoakanmu, maka lebih baik tidak kamu lakukan, karena bisa jadi itu masuk dalam sabda Rosul -shollallohu alaihi wasallam- ketika membai’at para sahabatnya: “Agar mereka tidak meminta apapun kepada manusia”.
Oleh karena itulah Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rohimahulloh- mengatakan: bila seseorang meminta do’a kepada orang lain untuk dirinya; sebaiknya yang menjadi tujuan utama adalah memberikan maslahat kepada orang yang mendoakan, bukan untuk mendatangkan maslahat kepada dirinya sendiri, bagaimana bisa demikian? Karena saudaramu seiman jika mendoakanmu dari jauh, malaikat akan mengatakan kepadanya: “Amin, dan bagimu juga seperti itu”. DAN KARENA JIKA TUJUANMU INI, BERARTI TUJUANMU BERBUAT BAIK KEPADANYA, BUKAN MEMINTA AGAR DIA BERBUAT BAIK KEPADAMU, DAN DIANTARA KEDUANYA ADA PERBEDAAN.
Intinya dalam masalah ini pada asalnya tidak (meminta do’a kepada orang lain). Oleh karenanya para sahabat dahulu, tidak setiap orang dari mereka mendatangi Rosul -shollallohu alaihi wasallam- dan mengatakan: “Doakanlah aku kepada Allah”, kecuali karena ada sebab tertentu, sebagaimana perkataan Ukkasyah bin Muhshon: “Doakanlah aku termasuk mereka” dan Nabi mengatakan: “kamu termasuk dari mereka”. Dan sebagaimana perempuan yang berpenyakit ayan mengatakan: “Doakanlah aku kepada Allah”. Maka ketika ada sebab, para sahabat meminta do’a kepada Rosul -shollallohu alaihi wasallam-. Begitu juga ketika do’a itu untuk seluruh kaum muslimin, sebagaimana permintaan do’a kepada Nabi -shollallohu alaihi wasallam- agar diturunkan hujan, maka ini tidak mengapa, karena kamu tidak meminta untuk dirimu.
Kemudian kita harus memperhatikan, bahwa tidak boleh seseorang meminta do’a untuk dirinya sendiri dengan sikap merendahkan diri kepada orang yang dimintai do’a, sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang yang meyakini kewalian seseorang, maka dia mendatanginya seakan dia adalah seorang hamba yang rendahan, bisa jadi dia merendah di hadapannya sebagaimana dia merendah kepada Allah azza wajall, dan dia mengatakan: “Wahai junjunganku, doakanlah aku kepada Allah”, dan perkataan yang semisalnya. Maka ini menjadi haram, karena sesuatu yang menyertainya, yaitu sikap merendahkan diri kepada makhluk.
Kita juga harus memperhatikan ketika meminta doa kepada orang lain, jangan sampai ada mudhorot bagi orang yang dimintai doa, karena bisa jadi hal itu akan mendatangkan rasa ujub pada dirinya, bahwa dia adalah orang yang pantas dimintai doa, sehingga dia mengira dirinya termasuk wali Allah yang doanya mustajab. Karena bisa jadi sebagian orang membayangkan dirinya seperti itu, bila melihat setiap kali orang bersalam (menyapanya) mengatakan: “Jangan lupakan kami dalam doamu” “Doakanlah aku kepada Allah”, mungkin saja dia mengatakan pada dirinya: “Memang siapa aku”, sehingga dia terlena pada dirinya.
Semua masalah ini harus menjadi perhatian, dan intinya lebih afdhol kamu tidak meminta (doa kepada orang lain), ini yang lebih afdhol, sesaleh apapun dalam pandanganmu orang yang kau temui.
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Silahkan dishare… Semoga bermanfaat..
🖋 Ditulis oleh,
*Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى*
>>>>>>>>🌟🌟<<<<<<<<
_Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program donasi operasional dakwah, dapat menyalurkan ke rekening berikut :_
🏛 Bank Syariah Indonesia
(Kode Bank: 451)
¤ 7080723177 a.n. Yayasan Risalah Islam
WhatsApp.com
Admin Yayasan Risalah Islam Kota Kudus
Business Account
📲 Konfirmasi Donasi: wa.me/6289628222285
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
*📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny, M.A, Asatidzah Pengajar di Yayasan Risalah Islam Hafizhakumullah & Mutiara Riasalah Islam lainnya?*
👤
Daftarkan diri anda
📝 In syaa Allahu ta'alaa anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 *Cara Daftar Silahkan Ketik* [ Nama, Nomor WA, Jenis Kelamin dan Alamat Asal/Domisili ] kirim ke NO WA : wa.me/6289628222285
*_📌 NB : Group Muslim & Muslimah TERPISAH_*
*Mari dukung YAYASAN RISALAH ISLAM dengan Follow/Mengikuti Akun Official kami :*
👥 Facebook : Risalahislam.or.id
📸 Instagram : @risalahislam.or.id
📬 Channel Telegram : t.me/mutiararisalahislam
_Semoga bermanfaat_
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
•┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈•
WhatsApp.com
Admin Yayasan Risalah Islam Kota Kudus
Business Account