Meniti As-Sunnah
1.75K subscribers
777 photos
2 videos
804 links
Sederhana di atas sunnah itu lebih baik, daripada bersungguh-sungguh akan tetapi menyelisihinya.
Download Telegram
LAGI-LAGI ORMAS INI BIKIN ULAH

Membubarkan kajian Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.di kecamatan Gunung Anyar kota Surabaya.

Subhanallah entah setan apa yang sudah merasuk Benak mereka Luar biasa memang akan kelakuan dari Ormas yang satu ini Gereja di jaga, acara dangdutan di Ramein, sedangkan Kajian yang sesuai dengan ajaran dan tuntunan nabi shallallahu alaihi wasallam mereka bubarkan.

Miris memang akan ulah Ormas yang satu ini tampa tabayun dulu kepada kajian salaf ini mereka langsung main labrak saja tampa melakukan cek dan ricek dulu dari dulu memang Ormas yang satu ini selalu bikin onar saja ternyata, memang benarlah akan kata pepatah Tak kenal tak akan sayang sesudah di kenal akan menjadi semakin sayang, begitulah sebenar yang pernah di Alami oleh pengikut kajian salaf ini, dulu benci tapi sesudah kenal sekarang menjadi Betah dan sayang mengikuti kajian salaf,

Subhanallah kebencian mereka kepada dakwah salaf ini ternyata malah semakin membutakan Mata kalbu mereka, Begitulah Allah Ta’ala menampakkan keburukan dan kehina’an hati orang-orang sesat dan orang orang munafik.
.
Allah Ta’ala berfirman :
.
ﺃَﻡْ ﺣَﺴِﺐَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ ﻣَﺮَﺽٌ ﺃَﻥْ ﻟَﻦْ ﻳُﺨْﺮِﺝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺿْﻐَﺎﻧَﻬُﻢْ
.
”ATAU APAKAH ORANG-ORANG YANG DALAM HATINYA ADA PENYAKIT MENGIRA BAHWA ALLAH TIDAK AKAN MENAMPAKKAN KEDENGKIAN MEREKA ?”. (Q.S Muhammad: 29).
.
Ayat di atas menyingkap kebusukan isi hati orang-orang munafiq di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun hakekatnya ayat tersebut di tujukan kepada siapa pun yang memiliki ke dengkian kepada dakwah Al-haq.
.
Allah Ta’ala berfirman :
.
ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺮِﺩْ ﺃَﻥْ ﻳُﻀِﻠَّﻪُ ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﺻَﺪْﺭَﻩُ ﺿَﻴِّﻘًﺎ ﺣَﺮَﺟًﺎ ﻛَﺄَﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺼَّﻌَّﺪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻳَﺠْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺮِّﺟْﺲَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻻ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ
.
“DAN BARANGSIAPA YANG DI KEHENDAKI ALLAH KESESATANNYA, NISCAYA ALLAH MENJADIKAN DADANYA SESAK, LAGI SEMPIT, SEOLAH-OLAH IA SEDANG MENDAKI KE LANGIT”. (QS.6:125).

Allahul Musta'an..



Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah

📎
MUSTAJABNYA DOA KETIKA SUJUD

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, maka doa tersebut pasti dikabulkan untuk kalian.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 479]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 482]


Penjelasan:

Hadits ini menunjukkan dorongan untuk memperbanyak doa ketika sujud. Karena ketika sujud adalah tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah.

Boleh meminta hajat apa pun ketika sujud dan saat sujud adalah tempat terkabulnya doa.

Boleh meminta berulang-ulang dalam doa agar mudah terkabul.

Maksud dari dzikir saat rukuk adalah untuk mengagungkan Allah yaitu menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan. Karenanya ketika rukuk dianjurkan membaca “SUBHAANA ROBBIYAL ‘AZHIM” (Mahasuci Allah Yang Mahaagung) dan ketika sujud membaca “SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA” (Mahasuci Allah Yang Mahatinggi).

Membaca subhanallah saat rukuk dan sujud dihukumi sunnah, bukan wajib. Inilah yang jadi pendapat jumhur (madzhab Malik, Abu Hanifah dan Syafi’i). Alasannya karena dalam hadits musii’ sholatuhu (orang yang jelek shalatnya), tidak diperintahkan baginya membaca bacaan tersebut. Seandainya wajib tentu akan diperintahkan.

Ketika sujud diperintahkan menggabungkan bacaan subhanallah (tasbih) dan doa.

Ketaatan semakin membuat seorang hamba dekat dengan Allah.

Semakin seorang hamba bertambah ketaatan, maka semakin doanya mudah terkabul.

Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semangat mengajarkan umatnya kebaikan.

Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. 4:177.

Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:455.

Sumber: @Rumaysho.com

Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah

📎
PEGANG ERAT SUNNAH MESKIPUN MASYARAKAT BANYAK YANG MENYELISIHI

Seandainya Kita Mengikuti Sunnah Nabi Sallallahu 'Alaihi Wassalam Dan Menyelisihi Orang Banyak. Di Kampung Kita Orang Orang Berbuat BID'AH. Kita Ikuti Sunnah Nabi Sallalahu 'Alaihi Wassalam.

Maka Jalan Yang Kita Tempuh Ini Sudah Benar. Ini Jalan Selamat. Meskipun Orang Lain Membenci Kita. Yang Berbahaya Kita Tinggalkan Sunnah Nabi Kita Ikuti Masyarakat. Ini Yang Celaka.

Dan Ini Banyak Terjadi Bukan Hanya Orang Awam. Termasuk ApaUstadz, Dai, Kyai, Tuan Guru, Habib. Ngikutin Siapa Mereka ? Ngikutin Masyarakat. Ini Yang Celaka.

Kita Akan Di Tanya Oleh Allah Pada Hari Kiamat Satu Orang Ini. Siapa ? Nabi Muhammad Sallalahu 'Alaihi Wassalam. Yang Allah Akan Tanya Kepada Kita Pada Hari Kiamat.

Kenapa Kamu Tidak Ikuti Satu Orang Ini ? Kenapa Ngak Di Ikuti ?? Kenapa Kamu Ikuti Orang Banyak ???

Syaikhona Ustadz Yazid Abdul Qodir Jawas Hafidzhahullahu Taala.



Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah

📎
𝙈𝙚𝙣𝙜𝙖𝙠𝙪 𝘽𝙚𝙧𝙨𝙖𝙣𝙖𝙙

Salah satu senjata paling diandalkan (padahal senjata tumpul) oleh para penyeru bid'ah ialah sanad, lebih tepatnya "mengaku 𝙗𝙚𝙧-𝙎𝘼𝙉𝘼𝘿".

Maka tak jarang mereka mengatakan bahwa pihak lain diluar kelompok mereka yang dianggap tidak mempunyai sanad guru sehingga pendapat ataupun fatwanya bathil.

Beda dengan mereka dan kelompoknya, mereka yang konon katanya mempunyai sanad guru nyambung sampai kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallaam, maka ilmu, amalan, dan pendapatnya pasti benar‼️

Dan oleh krn itulah mereka pun sangat mengagungkan kehebatan guru2nya yang konon 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙣𝙖𝙙

Bagi mereka, orang yang dianggapnya bersanad pasti benar dan harus diikuti, sedangkan yang dianggap gak punya sanad itu mesti bathil‼️

Benarkah hal itu ⁉️

Benarkah sanad pembela bid'ah bener2 nyambung hingga Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallaam

Apakah ini sebuah kebenaran atau hanya sebuah khayalan atau bahkan hanya tipuan belaka

Saudaraku, jika mmg benar bahwa sanad guru mereka nyambung sampai ke Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lantas mengapa cara ibadahnya, bahkan ada juga akidah nya justru berbeda dengan yang diajarkan Rasulullah

Beberapa contoh (baca : fakta) :

👉Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengajarkan bahwa setiap bid'ah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka, Beliau pun memerintahkan agar menjauhi bid'ah.

👉Namun mereka, para pengaku sanad, justru katakan ada bid'ah yang baik, hanya sebagian saja yang sesat, merekapun seolah kompak membela bid'ah.

👉Ini saja sudah tidak klop. Artinya saling kontradiksi antara pengakuan dengan yang diakui.

➡️Rasulullah katakan Allah Ta'ala di atas langit. Tapi ada yang ngaku bersanad nyambung hingga Rasul malah berkata dan berkeyakinan bahwa Allah tidak bertempat, Allah ada dimana-mana, Allah ada di hati setiap manusia, Allah menyatu dengan hamba, dan keyakinan2 nyleneh lainnya.

Tidak klop kan ⁉️

👉Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah melakukan dan mengajarkan ritual2 semisal tahlilan, maulidan, yasinan, tawassul dan istighotsah kepada orang mati, dan amalan2 semisal..

➡️Tetapi mereka yang mengaku mempunyai sanad guru nyambung hingga ke Rasulullah mengapa pada tahlilan, maulidan, yasinan, dst

Aneh nggak⁉️

Ini amalan dan akidah dapat nemu dimana

Dan sanad mereka ini nyambung nya kemana

Sanadnya katanya nyambung tapi kok tidak sama dengan yang diklaim, bahkan malah bertolak belakang

✔️Seharusnya, kalo mmg sanad gurunya nyambung, maka amalannya harus sama persis mulai dari guru ke murid terus ke murid selanjutnya, dst, yang mana sumber dari sumber sanad adalah Rasulullah. Jadi, seharusnya, amalan, tatacara ibadah, serta akidahnya, sama dengan Beliau shallallahu alaihi wa sallam.

✔️Seharusnya amalan dan ajaran dari Rasulullah pastilah sama persis dengan orang2 yang bersanad nyambung hingga Beliau shallallahu alaihi wa sallam.

_

Saudaraku, kita semua sepakat, bahwa sanad dalam agama sangatlah penting, bahkan dikatakan jika sebuah riwayat tanpa sanad maka ia tak perlu ditoleh, karena memang salah satu pondasi keshahihan sebuah riwayat adalah sanadnya.

Pun demikian sanad keilmuan dan guru, ia pun sangat penting, tapi sanad guru bukanlah setempel yang bisa menjadikan seserang pasti benar, karena kebenaran dalam Islam adalah kecocokan dengan dalil, yakni Qur'an dan hadits sebagaimana dipahami para sahabat.

Jadi tak ada gunanya mengaku dan berbangga dengan sanad gurunya yang diklaim nyambung itu, tapi ternyata justru tidak cocok dengan Belau shallallahu alaihi wa sallam.

_

Duhai saudaraku yang mengaku bersanad, kalau mmg benar kalian dan guru2 kalian tsb bersanad nyambung hingga Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka contohlah Beliau, bukan justru menyelisihi Beliau shallallahu alaihi wa sallam..

Duh celakanya engkau wahai saudaraku dimana kalian "mengaku-ngaku dan berbangga-bangga" dengan sanad tapi justru menyelisihi tuntunan.
Yakinlah, tidak akan ada gunanya seseorang mengaku-ngaku bersanad, sementara kenyataannya justru amalan bahkan akidahnya tidak sesuai dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Wallahu Ta'ala A'lam bish showaab..

___

Ihdinaash shiraathal mustaqiim..

"Tunjukilah kami jalan yang lurus"

Shiraathalladziina an'amta'alayhim ghayril maghdhuubi 'alayhim walaadhdhaalliin..

"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat"

Baraakallaahu fiikum.
Disalin fb: Membedah bid'ah.



Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah

📎
TABIAT HATI

✍🏻 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

والقلب خلق يحب الحق ويريده ويطلبه.

"Hati diciptakan dalam keadaan mencintai kebenaran, menginginkannya, dan mencarinya."

📚 Majmu' Al-Fatawa (88/10)



Sumber: http://telegram.me/ForumSalafy
Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah

📎
SUMBER KEHIDUPAN KALBU

✍🏻 Imam Ibnul Qayyim rahimahullah  mengatakan,

أن الله -سبحانه- جعل العلم القلوب كالمطر للأرض، فكما أنه لا حياة للأرض إلا بالمطر، فكذلك لا حياة للقلوب إلا بالعلم.

"Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan ilmu bagi hati seperti hujan bagi bumi. Sebagaimana tidak ada kehidupan bagi bumi kecuali dengan hujan, begitu pula tidak ada kehidupan bagi hati kecuali dengan ilmu."

📚 Miftah Daar As-Sa'adah, hlm. 235



Sumber:
http://telegram.me/ForumSalafy
Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah

📎
APAKAH SELAIN SALAFI BERARTI SESAT..??

Tak jarang, ada sebagian saudara kita mengajukan pertanya'an yang bernada sinis, yang entah disebabkan ketidaktahuan, atau hanya sekedar untuk menebar syubhat..

Mereka bertanya :

"Oooo, jadi semua yang diluar Salafi sesat semua yaa, masuk neraka semua.....??!! Hanya Salafi aja yang pasti benar dan dijamin masuk surga.....???".

Kita katakan :

"Saudaraku, Salafi (pengikut Salaf) itu tidak ma'shum, sebagai manusia biasa kita juga pernah khilaf, bisa futur, bahkan bisa jadi juga terkadang berbuat maksiat, bisa terkena penyakit hati, dan lain sebagainya. Dan juga, tidak ada diantara kita yang yakin pasti masuk surga, apalagi dijamin surga.

Dan justru karena kita semua sangat mengharap surga dan takut masuk neraka, maka kita selalu berusaha tunduk dan patuh, serta berusaha mengajak semua saudara kita yang se-islam dan se-iman agar ta'at terhadap syari'at.

Dan lagi, perkata'an-perkata'an semisal "selain Salafi" atau "diluar Salafi" sangatlah salah kaprah, seolah-olah dianggapnya Salafi itu adalah sebuah organisasi atau aliran atau semisalnya. Padahal sejatinya, Salafi adalah penisbatan terhadap generasi Salaf, jadi siapa saja yang mengikuti Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman Salaful Ummah, maka ia Salafi.

______

Satu lagi, pertanya'an tersebut sebenernya kurang tepat, seharusnya pertanya'an yang benar adalah :

"Apakah dibenarkan jika mengikuti selain manhaj Salaf.....???" Atau : "Apakah jika tidak mengikuti Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman Salaful Ummah bisa dibenarkan.....???"

Maka jawabannya adalah :

1. Al Imam Abdurrahman bin 'Amr Al Auza'i berkata :

"Wajib bagimu untuk mengikuti jejak Salaf walaupun banyak orang menolakmu, dan hati-hatilah dari pemahaman/pendapat tokoh-tokoh itu walaupun mereka mengemasnya untukmu dengan kata-kata (yang indah)".
(Asy Syari'ah, karya Al Imam Al Ajurri, hal. 63).

2. Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit berkata :

"Wajib bagimu untuk mengikuti atsar dan jalan yang ditempuh oleh Salaf, dan hati-hatilah dari segala yang diada-adakan dalam agama, karena ia adalah bid'ah".
(Shaunul Manthiq, karya As Suyuthi, hal. 322, dinukil dari kitab Al Marqat fii Nahjis Salaf Sabilun Najah, hal. 54).

3. Al Imam Abul Mudhaffar As Sam'ani berkata :

"Syi'ar Ahlus Sunnah adalah mengikuti manhaj salafush shalih dan meninggalkan segala yang diada-adakan (dalam agama)".
(Al Intishaar li Ahlil Hadits, karya Muhammad bin Umar Bazmul hal. 88).

4. Al Imam Qawaamus Sunnah Al Ashbahani berkata :

“Barangsiapa menyelisihi sahabat dan tabi'in (Salaf) maka ia sesat, walaupun banyak ilmunya".
(Al Hujjah fii Bayaanil Mahajjah, 2/437-438, dinukil dari kitab Al Intishaar li Ahlil Hadits, hal. 88)

5. Al-Imam As Syathibi berkata :

"Segala apa yang menyelisihi manhaj Salaf, maka ia adalah kesesatan".
(Al Muwafaqaat, 3/284), dinukil melalui Al Marqat fii Nahjis Salaf Sabilun Najah, hal. 57).

6. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :

"Tidak tercela bagi siapa saja yang menampakkan manhaj Salaf, berintisab dan bersandar kepadanya, bahkan yang demikian itu disepakati wajib diterima, karena manhaj Salaf pasti benar".
(Majmu' Fatawa, 4/149).

Beliau juga berkata : "Bahkan syi'ar Ahlul Bid'ah adalah meninggalkan manhaj Salaf".
(Majmu' Fatawa, 4/155).

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala:

"Dan apa saja yang kalian perselisihkan maka keputusannya kembali kepada Allah".
(QS. Asy Syuura: 10).

Sabda Rasulullah Shallallahu 'ala­ihi Wa sallam :

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi'in) kemudian generasi berikutnya (tabiu't tabi'in)".
(Hadits Bukhari & Muslim).

"Aku Wasiatkan kepada kalian (untuk mengikuti) para sahabatku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka".
(Shahih Sunan Ibnu Majah).

Dan Rasulullah pun telah menjelaskan bahwa hanya ada satu golongan yang berada diatas kebenaran dan keselamatan. Dalam sebuah riwayat, para sahabat bertanya siapakah yang selamat itu.....????

Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Mereka adalah orang-orang yang memegang ajaranku dan para sahabatku pada hari ini".
(H.R. Ibnu majah dari hadits Anas bin Malik).

Oleh karena itu :

"Bersabarlah dirimu diatas sunnah, tetaplah tegak sebagaimana para sahabat tegak diatasnya. Katakanlah sebagai mana yang mereka katakan, tahanlah dirimu dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya. Dan ikutilah jalan salafush shalih karena akan mencukupimu apa saja yang mencukupi mereka".

Maka segala keputusan yang diambil oleh Al Kitab dan As Sunnah serta dipersaksikan keabsahannya oleh keduanya itulah al haq (kebenaran). Dan tidak ada sesudah kebenaran melainkan kesesatan…".
(lihat Tafsir Al Qur’an Al 'Azhim, II/250).

Semoga Allah Ta'ala senantiasa membimbing kita untuk mengikuti manhaj Salaf di dalam memahami dienul Islam ini, mengamalkannya dan berteguh diri di atasnya, sehingga bertemu dengan-Nya dalam keadaan husnul khatimah. Aamin Ya Rabbal 'Alamin..

Wallahu a'lamu bish shawaab.
Semoga bermanfa'at, disalin fb: Abu Musa Al Asy'ari..

Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah

📎
ORANG YANG PALING ASING

Al-Imam Abu Bakr Muhammad bin al-Husain al-Ājurri rahimahullah berkata,

أغرب الغرباء في وقتنا هذا من أخذ بالسنن وصبر عليها، وحذر البدع وصبر عنها، واتبع آثار من سلف من أئمة المسلمين، وعرف زمانه وشدة فساده وفساد أهله، فاشتغل بإصلاح شأن نفسه من حفظ جوارحه، وترك الخوض فيما لا يعنيه وعمل في إصلاح كسرته، وكان طلبه من الدنيا ما فيه كفايته وترك الفضل الذي يطغيه، ودارى أهل زمانه ولم يداهنهم، وصبر على ذلك، فهذا غريب وقل من يأنس إليه من العشيرة والإخوان، ولا يضره ذلك.

“Orang yang paling asing di masa kita ini ialah:
• yang memegang sunnah dan bersabar di atasnya;
• yang berhati-hati dari bid‘ah dan bersabar di atas kehati-kehatian tersebut;
• yang mengikuti atsar para imam muslimin terdahulu;
• yang mengetahui keadaan zamannya berikut dahsyatnya kerusakannya, serta kerusakan orang-orangnya, sehingga dia sibuk memperbaiki keadaan dirinya dengan menjaga anggota tubuhnya, meninggalkan pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan berusaha memperbaiki kekurangannya;
• yang mencari dunia sebatas kecukupannya dan meninggalkan kelebihannya yang akan menyebabkan dirinya melampaui batas;
• yang bergaul dengan orang-orang di zamannya, dan tidak mudahanah (mengorbankan agama karena unsur perasaan atau duniawi -pen), serta sabar di atas itu.

Maka orang seperti inilah yang asing, dan jarang ada yang akrab dengannya dari kerabat dan teman-temannya sendiri, namun itu tidak akan pernah memudharatinya.”

[Al-Ghuraba' lil Ājurri hlm. 78]



Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah
Sumber:
TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM
📎
MAHALNYA SEBUAH KESEHATAN


🎙 Asy-Syaikh Al-Fauzan hafizhahullah berkata,

"Tidak ada satu orang pun yang dapat mengetahui harga dari kesehatan melainkan orang yang telah merasakan sakit."

📚 I'anatul Mustafid 88


📚قال الشيخ الفوزان -حفظه الله-:

"‏لا يعرف قيمة الصحة إلا من ذاق المرض ."

📚إعانة المستفيد ٨٨



https://t.me/salafy_cirebon
Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah

📎
KENALILAH ORANG-ORANG DENGAN KEBENARAN, DAN JANGAN MENGENAL KEBENARAN DENGAN ORANG-ORANG!

🎙 Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata,

((الرجال يعرفون بالحق)) يعني: ما نقول أنهم على حق إلا إذا وجدنا الحق يؤيدهم ونصوص القرآن والسنة تؤيدهم.

((ولا يعرف الحق بالرجال)) يعني: تجعل من الرجل هو قانتك الوحيدة، وتجعله ميزاناً ومقياساً للحق، فما يقوله هو الحق، وما لا يقوله هو الباطل، وما يرفضه هو الباطل وقد يكون حقاً، وما يقبله هو الحق وقد يكون على خلاف الأمر باطلاً.

"(Orang-orang diketahui dengan kebenaran) maksudnya: kita tidak mengatakan bahwa mereka di atas kebenaran kecuali jika kita menjumpai kebenaran mendukung mereka serta nash-nash al-Qur'an dan Sunnah menguatkan mereka.

(Kebenaran tidak diketahui dengan orang-orang) maksudnya: engkau menjadikan seseorang sebagai saluranmu satu-satunya, dan engkau menjadikannya sebagai timbangan dan ukuran bagi kebenaran, apa yang dia ucapkan itulah kebenaran, dan apa yang tidak dia ucapkan itulah kebatilan, apa yang dia tolak adalah kebatilan padahal bisa jadi merupakan kebenaran, dan apa yang dia terima itulah kebenaran padahal bisa jadi itu merupakan kebatilan yang bertentangan dengan fakta sebenarnya."

📚 Al-Makhraj Minal Fitan, hlm. 21

Ikut Berbagi:
https://t.me/meniti_Assunnah
Sumber:
https://t.me/salafysolo/