Kedai Cuan
872 subscribers
877 photos
72 files
219 links
Mau konsultasi portofolio, belajar saham dengan benar? Buka Akun Mirae Asset:
https://login.miraeasset.co.id/registration/oe?referralcode=3103403

Disclaimer : Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab masing-masing investor. Do your own research.
Download Telegram
Mirae Asset Sekuritas Indonesia
Daily Global Market
(invst.information@miraeasset.co.id)
Sep 23, 2025

AS

Wall Street bukukan kenaikan 3 hari berturut-turut.

Harga emas melambung ke rekor tertinggi di harga USD3,745 per ounce pada hari Senin. Kenaikan ini ditenagai oleh peluang pemangkasan lebih lanjut suku bung the Fed, serta ketidakpastian global.

Saham-saham teknologi kembali mencuri perhatian dengan kenaikan tajam, seperti Oracle (+6.3%), Apple (+4.3%), Nvidia (+3.9%), dan ASML Holding (+2.8%).

Nasdaq (+0.7%) lagi-lagi memimpin kenaikan ketiga indeks utama, kemudian diikuti oleh S&P 500 (+0.4%) dan Dow Jones (+0.1%).

EROPA

Bursa-bursa Eropa kembali ditutup melemah pada perdagangan awal pekan.

Hari ini pelaku pasar di Eropa akan menantikan serangkaian data PMI manufaktur di Perancis, Jerman, dan Britania Raya.

Indeks benchmark Stoxx 600 pan-Eropa lanjutkan pelemahan sebanyak 0.5%.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia
Morning Meeting, 23 September 2025
Will present:

1. Market Highlight
2. Aspirasi Hidup Indonesia (ACES IJ) - Growth maintained through expansion, momentum softens by Abyan H. Yuntoharjo ( See Full Report: https://cdn.miraeasset.co.id/web-research/uploads/unnamed_1758528974179 )
3. Market Update by Adityo Nugroho
4. Technical Analysis by Asri Natalia, CTA

Join youtube link: https://youtube.com/live/V_YYHwwO1tc?feature=share
$PWON
$MIDI
$EMTK
Mirae Asset Sekuritas Indonesia Market Update
Pressure on the Rupiah due to an aggressive fiscal and monetary pro-growth policy by Rully Arya Wisnubroto (rully.wisnubroto@miraeasset.co.id)
September 19, 2025

Pressure on the Rupiah due to an aggressive fiscal and monetary pro-growth policy

🔹 Pressure on the Rupiah has increased, following Bank Indonesia’s unexpected decision to cut its benchmark rate by 25 basis points. The Rupiah closed lower yesterday, as aggressive monetary easing carries the potential to trigger currency depreciation. Notably, the US Dollar Index (DXY) has continued its downward trend in recent days and now sits below the 97 level after the Fed signaled further interest rate cuts. Based on the dot plot in the Summary of Economic Projections (SEP), the Fed is expected to deliver another 50bps reduction in its last two FOMC meetings this year, bringing the rate down to 3.75%.

🔹 The overly aggressive stance of BI and the government introduces risks of medium-term economic instability as well as concerns among foreign investors, particularly regarding BI’s independence and excessive pro-growth stimulus. BI is implementing a highly accommodative mix of monetary and macroprudential policies—boosting liquidity, suppressing bank interest rates, encouraging loan disbursement, and facilitating payment systems. Indonesia’s economic growth projection has been revised upward to the 4.6–5.4% range for 2025, with this policy mix aimed at job creation and acceleration of the real sector.

🔹 Foreign holdings in government securities (SBN) continue to decline, and as of September 15, 2025, stood at IDR 925.4 trillion—the lowest since July 2025. Throughout September up to the 15th, foreigners recorded a net outflow of IDR 28.5 trillion from SBN. Interestingly, yields on 10-year government bonds have continued to fall, dropping to 6.28% yesterday in response to the unexpected 25bps BI rate cut. Currently, demand from domestic institutions, including banks, insurance companies, and pension funds, remains quite strong.

🔹 The government intends to revise the 2026 draft state budget (RAPBN) in line with recent developments, especially regarding increased government spending and a widened fiscal deficit. The government and the House of Representatives Budget Committee (Banggar) have agreed to a revision of the 2026 State Budget framework. Changes include increased government spending and a larger deficit. Total government spending will rise from around IDR 3,786.5 trillion to IDR 3,842.7 trillion, mainly driven by higher transfers to regions and increased central government expenditure. The previously planned deficit of IDR 638.8 trillion or 2.48% of GDP will be changed to IDR 689.1 trillion or 2.68% of GDP

( See Full Report: https://cdn.miraeasset.co.id/web-research/uploads/unnamed_1758243933024 )

============================================================================

Mirae Asset Sekuritas Indonesia Market Update
Pressure on the Rupiah due to an aggressive fiscal and monetary pro-growth policy by Rully Arya Wisnubroto (rully.wisnubroto@miraeasset.co.id)
19 September 2025

Pressure on the Rupiah due to an aggressive fiscal and monetary pro-growth policy

🔹 Tekanan terhadap Rupiah meningkat, menyusul keputusan pemangkasan suku bunga oleh BI sebesar 25bps yang di luar perkiraan. Rupiah kemarin ditutup terdepresiasi Memang pelonggaran moneter yang agresif memiliki potensi untuk memicu depresiasi nilai tukar. Padahal indeks Dollar AS (DXY) dalam beberapa hari terakhir melanjutkan tren penurunan dan saat ini telah berada di bawah level 97 setelah the Fed memberi sinyal akan penurunan suku bunga lebih lanjut. Berdasarkan dot plot dalam Summary of Economic Projection (SEP), the Fed memprediksi akan ada lagi penurunan 50bps dalam 2 rapat FOMC terakhir tahun ini menjadi 3,75%.
🔹 Stance yang terlalu agresif dari BI dan pemerintah menimbulkan risiko ketidakstabilan ekonomi jangka menengah maupun kekhawatiran investor asing, khususnya terhadap independensi BI dan pro-growth stimulus yang berlebihan. BI memaparkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang sangat longgar—likuiditas dipacu, suku bunga perbankan ditekan, penyaluran kredit didorong, dan sistem pembayaran dipermudah. Proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dinaikkan ke kisaran 4,6–5,4% untuk tahun 2025 dengan strategi bauran kebijakan demi penciptaan lapangan kerja dan akselerasi sektor riil.

🔹 Kepemilikan asing di SBN terus mengalami penurunan, dan per tanggal 15 September 2025 sebesar IDR925,4triliun, yang merupakan kepemilikan asing terendah sejak bulan Juli 2025. Sepanjang bulan September sampai tanggal 15, asing telah mencatatkan net outflow di SBN sebesar IDR28,5triliun. Menariknya, imbal hasil SBN tenor 10 tahun terus mengalami penurunan, dan kemarin tercatat turun menjadi 6,28% karena merespon penurunan BI rate sebesar 25bps yang tidak diduga sebelumnya. Saat ini minat institusi domestik termasuk bank dan asuransi dan dana pensiun masih cukup tinggi.

🔹 Pemerintah berniat merevisi RAPBN 2026 sesuai perkembangan terbaru, terutama terkait kenaikan belanja negara dan pelebaran defisit anggaran. Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui revisi postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Perubahan terjadi di antaranya dari sisi belanja negara dan defisit anggaran. Kenaikan belanja negara dari sekitar Rp 3.786,5 triliun menjadi Rp 3.842,7 triliun, terutama didorong peningkatan alokasi transfer ke daerah dan belanja pemerintah pusat. Defisit anggaran yang tadinya dirancang Rp 638,8 triliun atau 2,48% PDB, diubah menjadi Rp 689,1 triliun atau 2,68% PDB.

( See Full Report: https://cdn.miraeasset.co.id/web-research/uploads/unnamed_1758243933024 )
Watchlist Scalping 23/09/2025

$OKAS
$RISE
$MINA
JCI – Uptrend

Support: 8023 & 7969
Resistance: 8152 & 8204

ACTION: ACCUMULATE SELECTED STOCKS WITH SOLID PROSPECT; BUY ON DIP STRATEGY; REALISE PROFIT SHOULD NECESSARY; AND UTILISE RISK MANAGEMENT EFFECTIVELY.

Secara teknikal, IHSG berada dalam fase uptrend, didukung MA20&60 yang cenderung bergerak ke atas. Di sisi lain, sinyal RSI masih positif. Bahkan Daily Net Foreign Buy: 582.67 B.

Perilisan US PCE maupun Core PCE pada akhir pekan lalu yang sesuai konsensus memberikan optimisme bahwa peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada Oktober 2025 semakin terbuka lebar. Sementara itu, adapun BI, OJK, dan industri perbankan memperkuat sinergi dalam mengembangkan instrumen keuangan domestic demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

M. Nafan Aji Gusta, CTA
Senior Market Analyst

Disclaimer on!
Watchlist IPO di Akhir Tahun:

Vidio
Superbank
Pertamina Hulu Energy
MIND ID
Watchlist Scalping 29/09/2025

$HOPE
$STRK
$INET
$RONY untuk yang suka incar saham2 rumor backdoor listing/inject asset menarik ya, ada rumor akuisisi dari Qinfa Group dengan asset ~75T. Pemegang saham di IDX masih 500an dengan freefloat yang relatif kecil ~15% (High Risk), dan kemarin sempat mengeluarkan statement rencana audit laporan keuangan Q3 (Ini artinya dalam waktu dekat ada Corporate Action). Target Pertama, Market Cap ada di 10T-20T (Sekarang masih 4T).
Yang suka swing berdasarkan bandarmology, ada juga $PSKT broker ES sudah akumulasi dari awal kenaikan dengan average 102, sekarang harga masih 110, dan belum ada distribusi. Untuk distribusi seluruh barangnya harganya harus ditarik ke atas minimal 50%-100% dari average, jadi targetnya ada di 150-200.
👍1
Saya sekarang fokus di WA ya, karena hampir semua nasabah saya minta di WA. Kalau mau join boleh buka link: https://chat.whatsapp.com/HcSI3ev8RSBE3JoaL95Kaw?mode=ems_copy_t kalau mau tanya2 saham PC saya langsung juga boleh.
👍3🔥2