kata islamic 𓄷
21.3K subscribers
1.16K photos
837 videos
14 files
342 links
Assalamu'alaikum, selamat datang . . .

╭︿︿︿✩───────────
│Mau tanya-tanya? Chat bot
╰─⌲ @kataislamic2bot
│Akun instagram kami
╰─⌲ kataislamicofficial
╰︿︿︿✩───────────

Apabila ada kesalahan bisa tegur kami
ᕱ ‹ @kataislamic ⊹ `ִֶָ
Download Telegram
Ini tentang sebuah Takdir dan Pilihan dalam kehidupan setiap manusia.
Part#3


Menarik nya, perihal tentang bagaimana sudut pandang kedua kaum di atas tadi. Kenyataan membawa kita menjadi seorang makhluk yang memang di tuntut untuk harus bekerja keras ketika ingin mendapatkan sesuatu. Kita sedang hidup di dunia, kita tidak sedang hidup di surga yang ketika terbesit sesuatu pun hal itu bisa langsung hadir di hadapan kita.

Seperti yang aku sampaikan di part#2, pilihan dan takdir itu senantiasa berjalan seiringan. Ketika kita di hadapan pada sebuah situasi yang terjadi secara rumit, lalu kita mencoba untuk memahami secara mendalam "ini takdir atau pilihan yah?" Malah cenderung membuat kita menjadi lebih kurang produktif dalam menjalankan segala aktivitas.

Alih-alih sibuk mengurus segala sesuatu yang diluar daripada kuasa kita, kenapa kita tidak berhenti untuk hanya fokus terhadap hal-hal yang bisa kita kendalikan saja saat ini? Yang masih belum terjadi cukup jadikan sebagai harapan untuk lebih bisa merespon segala sesuatu (yang bisa kita kendalikan) dengan baik dan benar.

Kalian pasti bisa untuk lebih memahami dan jujur terhadap diri kalian sendiri, tentang mana saja hal-hal yang bersifat bisa untuk di kendalikan dan hal-hal yang di luar daripada kuasa kita.

Kenapa aku bilang jujur? Karena cenderung memang ada orang-orang berusaha untuk denial, membohongi orang lain dan diri mereka sendiri dengan mengatasnamakan takdir Allah. Tentang bentuk kemaksiatan, tentang bentuk kesalahan-kesalahan yang sudah mereka lakukan, padahal sudah jelas itu semua berada pada ruang lingkup yang sangat bisa untuk mereka kendalikan.

@kataislamic
Aku ga tahu kalian bisa faham dan menangkap apa yang aku fahami di atas, dan inti dari apa yang pengen aku sampaikan tentang perihal takdir.
Betapa mengeringkannya sistem kapitalis itu.

Dari sini, masyarakat banyak yang sudah terjebak di dalam lingkaran setan kapitalisme. Segala kebutuhan yang mereka miliki menuntut agar seolah-olah mereka harus membutuhkan yang namanya barang dan jasa. Munculnya persaingan ekonomi dan usaha justru malah merusak cara pola pikir setiap orang dengan banyaknya standar ganda promosi produk mereka masing-masing.

Misal, perusahaan kosmetik memperkenalkan produk mereka melewati platfrom iklan di televisi, melalui beberapa influence, atau dengan cara sederhana mendistribusikan produk mereka ke beberapa toko. Dengan gaya promosi kapitalis, mereka mencoba menciptakan sebuah standar baru dengan mengatasnamakan,

"Kalian ga putih kalau ga pakai produk ini."

"Kalian ga cantik kalau ga merutinkan pakai ini."


Dampak besarnya adalah justru masyarakat lebih intens dengan kebiasaan hedonisme tanpa memahami posisi kebutuhan prioritas dengan kebutuhan tersier, atau bahkan mereka juga tidak sempat untuk mempertimbangkan bahwa hal itu juga tidak terlalu penting untuk di beli.

Dampak yang lebih mengeringkan lagi adalah ternyata juga bisa merusak mental setiap orang, jika kurangnya kemampuan untuk mendapatkan standar yang sudah merambat di lingkungan masyarakat pasti ada saja sebagian orang yang akan menjadi fomo. Alhasil, problematika seperti munculnya issue insecure, overthinking, problematika sosial seperti mencuri, pinjol, dll adalah juga akibat dari adanya sistem kapitalis yang sudah terjadi saat ini.

@kataislamic
Bagaimana cara kita fight terhadap hal-hal yang demikian?

1. Jika kamu merasa capek dengan standar dunia maka kamu harus lebih memahami bagaimana standar yang Allah berikan.

2. Cari lingkungan pertemanan yang memiliki pemikiran dan tujuan yang sama. Jika tujuan kita adalah akhirat, maka hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan itu lebih memudahkan kita untuk menetralisir keinginan² yang sia-sia.

3. Cara sederhana yang paling penting jangan sering² melihat sosmed apalagi market place jika memang tidak ada yg benar² ingin di beli.

@kataislamic
Prof. Dr. Abd el-Fattah Muhammad El-Awaisi (Al-Maqdisi) mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alihi wa sallam memberikan sebuah langkah-langkah pembebasan itu di mulai dari tiga step.

1. Persiapan Pengetahuan
2. Persiapan Politik
3. Persiapan Militer


Kurang lebih, nabi shalallahu 'alihi wa sallam terus memberikan pemahaman pengetahuan kepada para sahabat selama 3 tahun, baru setelah itu mereka bergerak menyusun strategi politik islam, dan baru setelah nya lagi mereka berhasil mengirim sebuah pasukan militer untuk pembebasan Baitul Maqdis pada era kekuasaan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu.

Di lihat dari peta posisi wilayah yang berpengaruh, Indonesia memang hanya memasuki zona Pembebasan dalam hal support pengetahuan dan support perekonomian. Dan yang perlu di ketahui, bahwasanya letak keberhasilan sebuah peradaban itu pasti di mulai dari rahim seorang perempuan.

Maka yang ingin aku sampaikan, ayok kita (perempuan) coba untuk membiasakan diri dengan literasi, menjaga iman dan ketaatan secara Istiqomah kepada Allah, dan terus tanamkan misi besar itu dalam mengantarkan mereka menjadi awal daripada harapan sebuah pembebasan.

Tentu sih, jalan hidup yang ingin kita jalani itu tergantung kepada pilihan kita masing-masing. Kamu ingin atau tidaknya menjadi bagian daripada Pembebasan juga terserah pilihan kalian. Tapi yang pasti, tidak ada yang lebih mulia daripada seorang perempuan yang melahirkan seorang kesatria meskipun ia (anak mereka) hanya mampu mempersiapkan kebutuhan orang-orang yang akan tempur.

@kataislamic
Forwarded from O.B.E Muslimah >°<
Finding happiness.

1. Segala bentuk kebaikan itu adalah happiness (kebahagiaan).

Setiap manusia itu senantiasa condong terhadap sesuatu yang baik. Meskipun definisi kebahagiaan setiap orang itu beda-beda kan yah. Ada yang bahagia ketika mendapatkan pekerjaan yang baik, ada yang bahagia ketika mendapatkan penghasilan yang baik, ada yang bahagia jika berada di suasana yang baik, dan mungkin juga ada yang merasa bahagia ketika menemukan pasangan yang baik. Maka ternyata semua kebaikan itu adalah sebuah kebahagiaan sederhana yang bisa untuk di rasakan setiap orang.

Tapi kenapa kita masih saja belum merasakan sebuah kebahagiaan itu?

2. Namun sesuatu yang baik menurut mu ternyata juga belum tentu akan baik sepenuhnya.

3. Karena ketaatan adalah bentuk sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya.

Kenapa kita harus patuh?

A.) Karena keterbatasan pengetahuan kita terhadap hal-hal kebaikan yang berjangka panjang. Kita tidak bisa mengetahui bagaimana masa depan sedangkan Allah bisa.
B.) Karena sudah semestinya harus seperti itu, karena kita adalah seorang hamba (Paradigma seorang hamba) akhlak seorang makhluk yang ada sebab karena mereka telah di ciptakan dan di pelihara.


4. Maka kemaksiatan itu justru akan membuat manusia jauh daripada yang namanya kebahagiaan.

Kebaikan yang ingin di capai terkadang banyak melalui proses pencapaian yang tidak baik (di haramkan oleh Allah). Itu sebabnya meskipun mereka sudah mendapat suatu bentuk hal-hal yang sudah baik sering kali masih merasa gelisah, hampa, kecewa, dan sedih. Misal, dia banyak uang tapi setiap hari selalu merasa hampa. Dia sudah bersama dengan orang yang ia cintai tapi dia masih merasa gelisah. Dia merasakan yang namanya jatuh cinta tapi dia sering kali juga merasa kecewa.

By our sister, sau.
Mybe yang pengen catetan nya, Barakallahufik.
Betapa pentingnya positif thinking itu terhadap kegiatan kita setiap harinya. Di dalam Islam positif thinking itu dinamakan husnuzon yang berarti berprasangka baik kepada Allah.

Minimal, meskipun segala sesuatu yang kita hadapi tampak sulit setidaknya ada tenang selalu bersamamu. Bukankah karena ketenangan lah semua hal buruk yang terjadi bisa dengan cepat dan mudah untuk teratasi?

@kataislamic
PUASA AYYAMUL BIDH
di bulan Rabi'ul Akhir 1446H/ Oktober 2024 M.


13 Robi'ul Akhir 1446 H = *rabu, 16 Oktober 2024 M
14 Robi'ul Akhir 1446 H = kamis, 17 Oktober 2024 M
15 Robi'ul Akhir 1446 H = jumat, 18 Oktober 2024 M

"Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun." ( HR.Bukhori no.1979)

Jika Anda belum bisa melaksanakannya, maka jangan kehilangan pahala untuk mengingatkan keluarga, kerabat, sahabat, teman, dan tetangga ... 👍
Kamu memang harus perlu berkorban untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Karena yang namanya ingin membeli sesuatu itu juga berarti harus kehilangan suatu harga yang lainnya, entah itu murah ataupun mahal.

@kataislamic
📌Al-kahfi timee
Ini tentang banyaknya alasan seseorang mulai menggunakan alasan,

"Hak asasi manusia."
"Toleransi."
"Kemanusiaan
."

Di dalam beberapa bentuk kritik terhadap tindakan yang tidak baik, sehingga dari kita ternyata banyak yang tertipu dan justru menjadi jauh daripada pelaksanaan syariat Islam itu sendiri.

Tiap-tiap manusia memang di berikan sebuah hak dalam memilih jalan hidupnya. Allah memberikan hal yang sedemikian rupa sebagai bentuk bagian daripada fitrah manusia. Toleransi juga sama, Allah menegaskan di dalam surah Al-Kafirun tentang bagaimana respon terbaik sebagai bentuk pelaksanaan toleransi, maka setiap orang wajib menjaga bentuk ketentraman dalam perbedaan keyakinan yang mereka yakini masing-masing, di luar daripada penegasan yang lainnya, fakta bahwa Islam tetap adalah agama yang lurus. Kemanusiaan juga sama, tidak ada yang lebih memanusiakan manusia melebihi bagimana Islam mengatur setiap hak-hak individu itu sendiri dan menjaga hak-hak mereka tetap dalam keadilan nya.

@kataislamic
Part#2

Dari sini, pemikiran di atas tadi terlihat tidak ada salahnya. Tentang hak asasi manusia, kemanusiaan, toleransi, atau bahkan yang lainnya. Yang justru di Islam sendiri ternyata semuanya juga bisa untuk di terima.

Tapi, ibarat seekor singa yang di berikan rantai di kakinya, lalu rantai itu di ikat kuat pada suatu tiang besi yang kokoh. Maka, sepanjang apa rantai itu mengikuti kehendaknya selama tetap masih terikat, Sang Singa tetap akan aman dalam ruang gerak jangkauannya.

Begitupun dengan kita umat muslim. Aturan Islam adalah sebagai rantai dan keyakinan kita sebagai tiang yang kokoh. Selama syariat dan keyakinan kita tidak pernah lepas, maka bagaimana bentuk daripada semua pemikiran yang kita terima akan selalu bisa untuk di fahami batasan-batasannya. Sampai mana batas untuk bisa menyetujui, batas untuk mengikuti, atau minimal batas untuk bisa menghormati setiap pemikiran² itu.

Dan jika memang tindakan yang mereka lakukan adalah salah, maka justru atas nama syariat itu lebih tinggi daripada yang namanya hak asasi manusia. Karena menyelamatkan mereka dari dosa, dan memanusiakan orang yang terzalimi juga bagian daripada memenuhi hak-hak mereka itu sendiri sebenarnya.

@kataislamic
Besok olahraga yuk.....
Prasangka #1

Allah pernah bilang bahwasanya Dia itu tergantung bagaimana prasangka kita terhadap-Nya. Namun, ada beberapa orang yang ternyata masih terjebak dalam konteks sebuah prasangka ini.

Prasangka itu adalah sebuah sikap di dalam ruang lingkup ketidaktahuan. Orang akan cenderung berprasangka baik atau buruk terhadap sesuatu yang masih samar kepastiannya. Dan kebenaran itu adalah titik henti daripada yang namanya prasangka.

@kataislamic
Prasangka#2 (issue kejadian)

Contoh sederhananya, ketika ada seorang ustadz berada di tengah-tengah situasi yang di situ terdapat sebuah kemaksiatan. Lantas dia memilih untuk tetap berada di sana, entah itu hanya diam atau bahkan merespon dengan tindakan yang lainnya. Dia tidak menegur, dia juga tidak berusaha untuk menghentikannya bahkan menghindar saja pun tidak.

Lalu ketika ia di tanya, "Kenapa kamu tetap berada di sana ketawa-ketawa dengan mereka, sedangkan mereka sedang melakukan perbuatan maksiat di depan mu?"

Dia berkata, "aku ambil sisi positifnya ajah sih, ketawa-ketawa sama orang itu kan juga dapat ibadah. Allah itu tergantung prasangka hamba-Nya."

Umat Islam itu di tuntut untuk melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, kendatipun jika dia tidak berani dalam hal menegur maka menghindar tentu adalah sebuah sikap yang seharusnya di lakukan. Minimal kita mendoakan mereka agar segera di berikan taufik hidayah. Apalagi jika dia adalah sosok seorang pemuka agama, keberadaannya di sana dalam sikap yang seperti itu justru tidak menunjukkan respon yang namanya berdakwah, tapi malah melegitimasi kepada kemaksiatan tersebut yang terus berjalan.

Orang tentu bakal mikirnya seperti apa?

"Tuh, ust ajah di sini, ini ga dosa kali." Malah keberadaannya akan di jadikan sebagai pembenaran atas kemaksiatan yang mereka lakukan.

Diam di atas kemaksiatan itu berarti menyetujui akan kemaksiatan yang sedang terjadi. Ketawa-ketawa di tengah-tengah situasi yang demikian malah justru adalah sebuah tindakan yang acuh sebenarnya. Maka, dalam konteks yang seperti ini lalu apakah sikap prasangka itu terdengar ferr?

Misal, ketika kita berbuat dosa sama Allah. Lantas kita berprasangka kepada-Nya bahwa Allah akan memaafkan kita, bener sih, tapi ini jika kita langsung taubat.

Dan memaafkan hamba-Nya atas segala dosa-dosa kita itu juga adalah sebuah kebenaran (titik henti daripada ketidakpastian) karena Allah memang sudah pasti akan mengampuni seluruh hamba-hamba-Nya.

@kataislamic