۩ Mengenal Kaidah Jarh Wa Ta'dil ۩
🚇PIHAK YANG MENOLAK
HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
☑️ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
✔️ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
👎 maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
↪️▸Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸↪️ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
↪️ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸↪️ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸↪️ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
↪️ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ ↪️ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: “Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
💻 Channel Telegram
|| https://t.me/ikhwanbugis
_____________
📚 Salafy Bugis
🚇PIHAK YANG MENOLAK
HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
☑️ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
✔️ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
👎 maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
↪️▸Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸↪️ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
↪️ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸↪️ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸↪️ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
↪️ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ ↪️ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: “Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
💻 Channel Telegram
|| https://t.me/ikhwanbugis
_____________
📚 Salafy Bugis
۩ Mengenal Kaidah Jarh Wa Ta'dil ۩
🚇PIHAK YANG MENOLAK
HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
☑️ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
✔️ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
👎 maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
↪️▸Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸↪️ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
↪️ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸↪️ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸↪️ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
↪️ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ ↪️ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: “Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
💻 Channel Telegram
|| https://t.me/ikhwanbugis
_________
📚 Salafy Bugis
🚇PIHAK YANG MENOLAK
HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
☑️ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
✔️ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
👎 maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
↪️▸Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸↪️ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
↪️ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸↪️ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸↪️ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
↪️ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ ↪️ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: “Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
💻 Channel Telegram
|| https://t.me/ikhwanbugis
_________
📚 Salafy Bugis