suara benda tajam yang digoreskan ke dinding menimbul kan suara yang sangat menganggu di telinga.
Jantung vena mulai berdegup kencang lagi, saat mendengar bunyi kerikan antara benda tajam tersebut dengan tembok, terdengar dari jauh tapi terasa sangat nyata akibat hujan yang telah berhenti sejak beberapa menit yang lalu dan komplek rumah nya yang sepi.
Jantung vena mulai berdegup kencang lagi, saat mendengar bunyi kerikan antara benda tajam tersebut dengan tembok, terdengar dari jauh tapi terasa sangat nyata akibat hujan yang telah berhenti sejak beberapa menit yang lalu dan komplek rumah nya yang sepi.
'krit' 'dap dap'
Vena pastikan orang tersebut sudah berada di tangga, mata nya terpejam ketakutan. orang itu sudah berada di bawah.
"sepuluh"
Vena pastikan orang tersebut sudah berada di tangga, mata nya terpejam ketakutan. orang itu sudah berada di bawah.
"sepuluh"
"sekarang giliran mu" ujar nya lalu terdengar suara pintu terbuka. vena tidak tau pintu mana yang terbuka, ia menilik ponsel nya. batre nya tersisa 17% dan ia mengetikkan sesuatu di sana.
Vena memilih untuk berpindah masuk ke dalam lemari yang memiliki ruas-ruas pada pintu nya. dengan begitu ia bisa memantau kedatangan orang itu dan pilihan nya adalah menusuk orang tersebut saat tepat di depan lemari yang ia jadikan tempat bersembunyi.
"aku datang.." suara berat orang tersebut kembali terdengar di telinga nya.
Disaat yang bersamaan lampu menyala, lampu rumah ini menyala. mereka datang.
Vena dapat melihat kedepan dari celah lemari tersebut. pikiran nya melesat, ia pikir orang tersebut akan kabur setelah lampu menyala, namun kenyataan nya..
"aku datang.." suara berat orang tersebut kembali terdengar di telinga nya.
Disaat yang bersamaan lampu menyala, lampu rumah ini menyala. mereka datang.
Vena dapat melihat kedepan dari celah lemari tersebut. pikiran nya melesat, ia pikir orang tersebut akan kabur setelah lampu menyala, namun kenyataan nya..
Hampir mati rasa nya saat pandangan mata nya bertemu dengan mata orang tersebut. hilang sudah nyali vena untuk menusuk orang tersebut, wajah nya mulai memucat dan kurang dari beberapa detik..
"VENA"
"BRAK" ia yakini bahwa yang itu adalah kakak nya, vegar. badan nya merosot sudah tidak ada tenaga lagi dalam diri nya. ia menoleh ke arah ponsel nya menunjukkan tersisa 8%
"BRAK" ia yakini bahwa yang itu adalah kakak nya, vegar. badan nya merosot sudah tidak ada tenaga lagi dalam diri nya. ia menoleh ke arah ponsel nya menunjukkan tersisa 8%
Tempat persembunyian nya sudah ketahuan, 100% bila ia tetap disini nyawa nya akan hilang seperti korban sebelumnya. selagi lampu masih menyala vena harus segera keluar dari lemari. ia berdoa agar bisa keluar dari sini dengan selamat
Ia berjalan dengan was was, sesekali menengok ke arah belakang. Vena berjalan terus sampai ke pintu belakang.
"KRAKK"
"ARGHHHH"
"KRAKK"
"ARGHHHH"
Kaki vena terjepit di perangkap beruang yang seperti di pasang oleh orang tersebut untuk menangkal kakak nya masuk. vena menangis kaki kanan nya sudah berlumuran darah tidak karuan hampir mati rasa, besi tersebut jelas-jelas menembus kulit dan daging nya. vena menoleh melihat ke layar ponsel nya, sudah menggelap sepenuh nya ia hanya bisa menangis hilang sudah harapan nya tak bisa lagi bergerak di tempat nya.
'tak'
Rumah ini kembali gelap, vena sudah pasrah, tidak terdengar suara vegar lagi yang ia ketahui pergi untuk mengambil bensis agar jenset nya tetap menyala.
"sepuluh" desis vena pelan, ia sudah benar-benar pasrah daras sudah mengucur deras dari kaki kanan nya.
ia mendengar suara langkah kaki itu lagi, dan di saat yang bersamaan lampu kembali menyala. mereka datang kembali, bantuan yang ia hadapkan. vena mendengar nama nya di panggil dengan keras, suara vegar yang paling ia dengar, mata nya mulai menggelap saat suara itu datang. Vena melihat bayangan hitam di depan nya, yang vena pikir adalah ajal nya sudah dekat, orang tersebut berhasil menemukan nya.
"aku menemukan mu"dan
itu suara vena, vena yang mengucapkan nya. tiba-tiba terlintas di pikiran nya bahwa ia masih memimpin permainan ini, samar-samar ia melihat orang itu tersenyum di kepung oleh beberapa polisi.
'tak'
Rumah ini kembali gelap, vena sudah pasrah, tidak terdengar suara vegar lagi yang ia ketahui pergi untuk mengambil bensis agar jenset nya tetap menyala.
"sepuluh" desis vena pelan, ia sudah benar-benar pasrah daras sudah mengucur deras dari kaki kanan nya.
ia mendengar suara langkah kaki itu lagi, dan di saat yang bersamaan lampu kembali menyala. mereka datang kembali, bantuan yang ia hadapkan. vena mendengar nama nya di panggil dengan keras, suara vegar yang paling ia dengar, mata nya mulai menggelap saat suara itu datang. Vena melihat bayangan hitam di depan nya, yang vena pikir adalah ajal nya sudah dekat, orang tersebut berhasil menemukan nya.
"aku menemukan mu"dan
itu suara vena, vena yang mengucapkan nya. tiba-tiba terlintas di pikiran nya bahwa ia masih memimpin permainan ini, samar-samar ia melihat orang itu tersenyum di kepung oleh beberapa polisi.
'BRAKK'
"VENAA!!"
"DEKKK!!"
vegar dan teman-teman vena segera masuk setelah pintu berhasil di dobrak, pemandangan pertama yang ia lihat adalah vena hanya terdiam membelakangi mereka hingga pandangan mereka tertuju ke kaki vena yang sudah berlumuran banyak darah.
Vegar langsung merengkuh tubuh adik nya, bersamaan dengan itu tubuh vena melemas yang tadi sempat menegang.
Vegar mengelus punggung adik nya pelan menyadari ambulans sudah datang vegar segera menggendong vena dan membawa nya ke ambulans tersebut untuk di obati.
Tubuh nya masih bergetar hebat, terlihat dari tangan nya yang bergerak tanpa di sadari
"makasih ya dek kamu hebat dan kamu pemberani" ujar vegar, air mata vena kembali menetes membasahi pipi nya
"VENAA!!"
"DEKKK!!"
vegar dan teman-teman vena segera masuk setelah pintu berhasil di dobrak, pemandangan pertama yang ia lihat adalah vena hanya terdiam membelakangi mereka hingga pandangan mereka tertuju ke kaki vena yang sudah berlumuran banyak darah.
Vegar langsung merengkuh tubuh adik nya, bersamaan dengan itu tubuh vena melemas yang tadi sempat menegang.
Vegar mengelus punggung adik nya pelan menyadari ambulans sudah datang vegar segera menggendong vena dan membawa nya ke ambulans tersebut untuk di obati.
Tubuh nya masih bergetar hebat, terlihat dari tangan nya yang bergerak tanpa di sadari
"makasih ya dek kamu hebat dan kamu pemberani" ujar vegar, air mata vena kembali menetes membasahi pipi nya
Apakah kalian bisa menebak apa yang terjadi dengan buronan tersebut? apakah ia berhasil di tangkap oleh polisi? atau berhasil melarikan diri untuk ke dua kali nya?