Belajar Tauhid
2.88K subscribers
460 photos
32 videos
295 files
1.44K links
Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi yang ada bermanfaat bagi kita semua.
.
Link e-Book & e-Paper Belajar Tauhid: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid
.
Salam 'alaikum
Download Telegram
*Kembalilah kepada-Nya...*

📌 Tak ada yang diinginkan-Nya selain engkau kembali kepada-Nya...tak ada yang lain selain engkau mencari jalan yang mengantarkan kepada-Nya...

📌 Kembalilah kepada-Nya dengan rasa ridha; kembalilah kepada-Nya dengan bersujud; kembalilah kepada-Nya dengan bertaubat; kembalilah kepada-Nya dengan beristighfar; kembalilah kepada-Nya dengan bersedekah; kembalilah kepada-Nya dengan mengakui dosa-dosamu...

📌 Ketuk pintu-Nya...kemudian nantikanlah kesembuhan dari-Nya...

📌 Tak satu pun rumah sakit di dunia ini yang mampu menyembuhkanmu jika Allah tidak mengizinkan...

📌 Tak satu pun dokter di alam ini yang mampu mendiagnosa penyakitmu kecuali atas kehendak Allah...

*Ada sebuah cerita...*

📌 Seorang hartawan mengalami gagal ginjal. Dia dan anak-anaknya memutuskan pergi ke Mesir untuk melakukan transplantasi ginjal...

📌 Anak-anaknya telah menjalin kesepakatan dengan keluarga seorang anak perempuan yang akan mendonorkan ginjalnya demi uang sebesar 100.000 riyal.

📌 Di pagi hari semua pihak telah berada di rumah sakit. Sesaat sebelum operasi dimulai, orang itu meminta untuk bertemu dengan anak perempuan yang telah setuju menjual ginjal kepadanya. Anak itu masuk ke dalam kamar dan menemuinya dengan malu.

📌 Orang itu bertanya, _“Apakah yang mendorongmu untuk menjual ginjalmu kepada lelaki renta seperti diriku?”_

📌 Anak perempuan itu menjawab, _“Karena aku butuh! Keluargaku fakir.dan kakak perempuanku tengah menjalani kuliah di universitas. Saya berkewajiban melakukan sesuatu untuk membantu mereka!!”_

📌 Jawaban anak itu seakan-akan menampar wajah orang itu dan membangunkannya dari tidur! Dia lupa akan sirkulasi abnormal dari darah kotor di dalam tubuhnya.

📌 Dia bertanya-tanya pada diri sendiri, _“Apakah dapat dinalar seseorang tidak butuh pada salah satu organ tubuhnya, tidak butuh pada salah satu bagian kehidupannya, dikorbankan agar bisa makan, dijual agar bisa hidup?”_

📌 Orang itu segera memanggil anak-anaknya. Ketika mereka semua berkumpul menemuinya, orang itu memerintahkan agar mereka kembali membawa dirinya ke Arab Saudi, dia tidak berpikiran lagi untuk melakukan transplantasi itu!! Dan orang itu memberitahukan kepada mereka agar uang sebesar 100.000 riyal tetap diberikan kepada anak perempuan tadi sebagai sedekah...jangan mengurangi sepeser riyal pun dari uang tersebut! Dan setelah melewati pertengkaran dan perbincangan yang alot...akhirnya anak-anak orang itu bisa menerima keputusan sang ayah.

📌 Setelah kembali ke Arab Saudi, orang itu pun kembali ke ruah sakit seperti biasa untuk melakukan cuci darah. Dan ketika melakukan pemeriksaan rutin, dengan rasa takjub, para dokter mendeteksi bahwa ginjal orang itu kembali bekerja dengan normal!

📌 Demikianlah...kekuasaan Sang Raja Diraja untuk menyembuhkan... penyembuhan-Nya terkadang tidaklah membutuhkan pisau bedah. Sesungguhnya Dia, Sang Raja yang melihat dari kerajaan-Nya yang tinggi, kemudian menyembuhkan mereka yang sakit; membahagiakan mereka yang kesusahan; mengembalikan mereka yang pergi dari keluarganya; memulihkan mereka yang terluka...

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/562
*Ridha*

Boleh jadi, tanpa engkau menyangka, obat itu lebih dekat dengan dirimu!

Inilah Ayyub ‘alaihi as-salam yang diperintahkan untuk menghantamkan kakinya ke bumi, sehingga keluarlah air yang sejuk untuk dipergunakan mandi dan minum.

Obat itu begitu dekat dengan dirinya, hanya kehendak Allah semata yang menghalangi hingga sebab-sebab datangnya penyembuhan tersempurnakan. Ketika Allah telah berkehendak, Ayyub ‘alaihi as-salam pun mengetahui di mana letak obat itu berada dan obat itu pun memberikan pengaruh yang efektif dengan seizin Allah.

Engkau tidak perlu pergi ke Washington, Paris, atau Cina. Insya Allah obatmu dekat. Cukup engkau hantarkan hatimu ke kota ar-Ridha.


دواؤك فيك وما تُبصر
وداؤك منك وما تَشعر

_Obat itu ada pada dirimu, namun engkau tak mengetahui_
_Dan penyakit itu berasal dari dirimu, namun engkau tak menyadari_

Jika engkau ridha atas ketetapan Allah, niscaya Allah akan membahagiakanmu.

Sakit adalah medan ujian terberat bagi sikap ridha. Apabila engkau menjawab ujian ini dengan keridhaan, niscaya seizin Allah hasilnya pun akan membuatmu ridha dan membahagiakanmu.

Sebagian orang mungkin bertanya, _“Bagaimana bisa Allah menjadikan seseorang itu ridha terhadap penyakit yang mengandung rasa sakit dan secara fitrah tidak disukai? Bagaimana bisa Allah menjadikan seseorang ridha terhadap sesuatu yang tidak disukainya?_

al-Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan,

لا تنافي في ذلك . فإنه يرضى به من جهة إفضائه إلى ما يحب . ويكرهه من جهة تألمه به ، كالدواء الكريه الذي يعلم أن فيه شفاءه . فإنه يجتمع فيه رضاه به ، وكراهته له

_“Tidak ada kontradiksi dalam hal itu. Karena dia tetap ridha dilihat dari sudut pandang bahwa hal itu mampu mengantarkan pada apa yang dicintai. Dan pada sudut pandang lain hal itu memang tidak disukai karena akan menyakitkan. Seperti halnya obat pahit yang diketahui mengandung kesembuhan, terkumpul sikap ridha dan benci (tidak suka) untuk mengonsumsi obat tersebut.”_ [Madarij as-Salikin].

Di antara tangismu ucapkanlah apa yang diperintahkan oleh Nabi kepada umatnya, yaitu ucapan,

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

_*Radhiitu billahi rabba; wa bil Islaami diina; wa bimuhammadir rasula.*_
_“Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku; Islam sebagai agamaku; dan Muhammad sebagai rasulku.”_ [HR. Abu Dawud].

Ucapkan perkataan itu dengan hatimu. Bahkan latih hatimu untuk tunduk terhadap kandungan maknanya. Bahkan cucilah hatimu dengan kandungan makna ucapan tersebut. Karena ridha terhadap ketetapan atau takdir Allah _(ridha ‘anillah)_ merupakan cabang dari ridha kepada Allah _(ridha billah)_...apabila engkau ridha kepada-Nya, niscaya Dia akan membahagiakanmu!

Jadikan hatimu bernafaskan ridha. Jadikan hatimu menikmati sikap ridha. Kemudian perhatikan tubuhmu, engkau akan melihat tanda-tanda kesembuhan menyelinap masuk ke dalam setiap area tubuhmu dengan seizin Allah...
Tangkupkan kedua tanganmu, panjatkan nama-Nya dalam do’amu, lalu usapkan ke tubuhmu, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan mengembalikan kesembuhan yang telah pergi dari dirimu!

Jadikanlah sakit sebagai awal dari suatu era baru yang di dalamnya engkau mengenal Rabb-mu, Allah melalui nama-Nya yang indah, asy-Syaafi, yang Mahamenyembuhkan.

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/645
*Tawakkal, Oksigen Kehidupan*

Meskipun tak ada yang menzalimimu, tetaplah bertawakkal pada-Nya

Tawakkal bukanlah sekadar di saat engkau membutuhkan jalan keluar dari kezaliman. Bukan pula di saat engkau membutuhkan pertolongan ketika mengerjakan proyek.

Bukan!

Tawakkal adalah oksigen dalam kehidupanmu. Mampukah engkau hidup tanpa oksigen?!

Dalam urusan kesehatan... bertawakkallah kepada Allah...

Pasrahkan detak jantungmu...gerak-gerik anggota tubuhmu, aliran darah dalam pembuluhmu, dan perpindahan zat makanan dalam jasadmu kepada Allah...

Seandainya Allah tidak mengizinkan kelopak matamu berkedip, tentu matamu akan panas mengering!

Seandainya Allah tak mengizinkan lisanmu mengecap, tentu hidupmu terasa hambar!

Seandainya Allah tak mengizinkan kulitmu merasa, tentu dirimu kan hancur tanpa disadari!

Begitu pula...

Bertawakkallah kepada-Nya dalam memperbaiki anakmu...

_*Betapa sering engkau menyaksikan:*_

Anak-anak yang terdidik dalam lingkungan pesantren, pada akhirnya menjadi ateis?! _Wal 'iyadzu billah._

Anak-anak yang memperoleh kecukupan harta dan penjagaan dari orang tua, pada akhirnya terlantar?!

Anak-anak yang sangat diperhatikan oleh para saudaranya, pada akhirnya menyimpang?!

Allah semata yang mengetahui di mana bilik hidayah yang ada dalam hati anakmu. Mohonlah kepada-Nya agar memenuhi hatinya dengan iman.

Bertawakkallah kepada-Nya. Ucapkan dengan penuh ketundukan,

_"Ya Rabb, inilah anakku..._

_Engkau-lah Rabb-ku dan Rabb-nya._

_Tunjuki dan bimbinglah dia menuju ridha-Mu._

_Tolonglah aku dalam mendidiknya..._

_Ya Rabb, selamanya, aku tak kan mampu membimbingnya agar mau mengerjakan shalat jika Engkau tak menolongku..._

_Karena itu, tolonglah kami agar mampu selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan menyembah-Mu dengan baik._

- Ali al-Faifiy -

*Sumber: Liannaka Allah - Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/752
*Sebab yang menenangkan*

Tahukah mengapa engkau cukup bertawakkal kepada Allah semata?

Ada sebab yang menenangkan hati atas hal itu. Tidak lain karena Dia-lah yang memiliki langit dan bumi. Allah ta'ala berfirman,

وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا

_"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara."_ [an-Nisa:132].

Orang yang engkau takuti. Bukankah dia juga penghuni bumi ini? Karena itu dia adalah milik Allah. Allah ta'ala mengendalikan dan menguasai dirinya sepenuhnya.

Penyakit yang engkau derita dan belum engkau temui penyembuhnya. Bukankah juga berada di bumi? Karena itu dia berada dalam kendali Allah. Dia-lah, Allah ta'ala, Dzat yang Mahakuasa untuk memerintahkan penyakit itu agar meninggalkan jasadmu.

Bukankah segala penderitaan, kesedihan, kegelisahan, kekecewaan dan problematika hidup berada di bumi? Karena itu bertawakkallah pada Allah, Dzat yang memiliki bumi beserta isinya hingga dengan satu kalimat perintah-Nya, Dia menghilangkan semua problematika yang engkau hadapi.

Karena Allah adalah yang menciptakan segala sesuatu, Dia pula yang Mahakuasa untuk mengendalikan setiap aktivitas. Karena itulah kita bertawakkal kepada-Nya. Allah ta'ala berfirman,

ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ

_"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu."_ [az-Zumar:62].

Renungkan ucapan...

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

_"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."_ [Ali Imran: 173].

Hanya Allah semata Pelindung kita. Sebaik-baik Pelindung. Tak ada pelindung selain Allah yang lebih agung, mulia dan diharapkan daripada-Nya.

- Ali al-Faifiy -

*Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/777
*Hati-hati*

Hati-hati, jangan sampai engkau mengambil pelindung selain-Nya.

Hati-hati, jangan sampai engkau berlindung pada selain-Nya.

Jika engkau melakukan hal itu, kelemahan akan menimpamu, waswas akan menyerangmu. Kelak, hatimu bergantung pada cabang-cabang keduniaan.

Allah ta'ala berfirman,

أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا

"Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku." [al-Isra: 2].

Haram bagimu, mencari pelindung selain-Nya padahal Dia ada.

Haram bagimu, bersandar pada selain-Nya, padahal Dia adalah Yang Mahahidup.

Haram bagimu, berlindung pada selain-Nya, padahal Dia adalah Yang Mahamenjaga.

Bertawakkallah engkau kepada-Nya, karena Dia adalah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui. Dia mendengar segala sesuatu yang bergerak dalam kesunyian. Dia mengetahui segala hal yang bersembunyi di kegelapan. Bagaimana bisa engkau bertawakkal pada selain-Nya, padahal mereka tak mampu mendengar dan mengetahui itu semua.

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui." [al-Anfal: 62].

Orang zalim yang menyakitimu hanyalah makhluk dari Rabb yang akan melindungimu! Bertawakkallah kepada-Nya, niscaya Dia akan menolak gangguan orang itu dari dirimu. Ucapkan dengan penuh keyakinan,

إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabb-ku dan Rabb-mu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya." [Hud: 56].

Apabila setan yang memiliki beribu-ribu pasukan, kekuatan untuk membuat waswas, menakut-nakuti, memperdaya dan berbagai hal yang lain, tidak memiliki kuasa atas orang yang bertawakkal, bagaimana lagi dengan atasan, tetangga, amir atau seorang menteri sekalipun?

Allah berfirman,

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya." [an-Nahl: 99].

Ingatlah!

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." [ath-Thalaq: 3].

Engkau tak akan membutuhkan seorang pun selama engkau bersandar dan bertawakkal kepada-Nya, di mana engkau menjadikan Allah sebagai Penolong-mu di segala urusan.

Dia-lah yang akan mencukupi keperluanmu dan menolak segala keburukan dari dirimu...

Engkau, ya benar dirimu, jika penjagaan Allah tidak meliputi dirimu dari segala penjuru, niscaya engkau binasa...

Kehidupan adalah medan yang dipenuhi berbagai jenis penyakit, kegelisahan, tipu daya dan konspirasi, tanpa perlindungan-Nya, semua itu akan menghunjammu!

*Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/872
Apakah engkau merasa tak berdaya? Bahwa dunia beserta hiruk-pikuknya lebih besar darimu, bahwa engkau seolah-olah sehelai bulu yang diterbangkan oleh angin kehidupan yang senantiasa bergejolak?

Apakah engkau merasa seperti seekor burung yang tiada lagi bersayap, lemah, dan karenanya sangat membutuhkan bantuan?

Apakah engkau memiliki sesuatu yang engkau khawatirkan keselamatannya? Engkau ingin sesuatu itu berada dalam perlindungan seorang yang tidak akan menyia-nyiakannya? Entah sesuatu yang kau maksud itu adalah anak, harta, kesehatan, atau bahkan hidupmu?

Jika demikian, melangkahlah ke depan dan masuklah ke dalam naungan cahaya salah satu nama Allah, al-Wakiil, Yang Mahamemelihara.

Segera mulailah mengenal kandungan nama yang agung ini. Pahami seutuhnya. Istirahatkan jiwamu dari ketidakberdayaan, keresahan dan keterasingannya dengan menjadikannya berteduh dalam naungan nama Allah, al-Wakil.

*Jadikanlah Dia sebagai Pelindung*

al-Wakiil adalah Dzat yang semata-mata menjadi tempatmu bertawakkal; Dzat yang semata-mata menjadi tempat berlindungmu; Dzat yang semata-mata menjadi tempat kepercayaanmu. Semata-mata pada-Nya engkau menggantungkan seluruh harapan.

Setiap aktivitas yang engkau percayakan kepada Allah, pastilah di dalamnya terdapat kebaikan yang sempurna. Karena ketika engkau bertawakkal kepada Allah dalam aktivitas tersebut, hal ini berarti engkau telah menaruh kepercayan pada Dzat yang mengatur segala urusan, termasuk di antaranya pengaturan langit dan bumi, dalam menyempurnakan aktivitas tersebut. Dia-lah Dzat yang melindungi dan tak ada yang dapat berlindung dari siksa-Nya.

Allah al-Haq berfirman, menceritakan perihal diri-Nya,

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا

_“(Dia-lah) Rabb timur dan barat, tiada Sembahan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.”_
[al-Muzammil: 9].

Rabb timur dan barat memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya pelindung. Bukankah hal itu pertanda jaminan keberhasilan?

Cukup Dia ingin engkau mengucapkan dengan hatimu, _“Wahai Allah, Engkau-lah Pelindung-Ku!”_

Adakah di muka bumi seorang kaya, yang memerintahkanmu agar hanya kepadanya saja engkau meminta pertolongan? Hanya kepadanya engkau memasrahkan urusan? Hanya kepadanya engkau meminta perlindungan? Selamanya tak akan ada orang yang demikian itu! Karena tak satupun manusia yang mampu menjaga dan melindungimu dari segala sesuatu yang membahayakan serta menolongmu dalam setiap urusan. Hanya Allah semata yang mampu menjamin, berbuat dan melakukan itu semua!

Tawakkal adalah keyakinan hati yang menggiringmu untuk berjalan di bawah naungan besar yang akan menjagamu dari panas kegelisahan, hujan tipu daya, dan angin kehidupan dunia yang berkecamuk. Orang yang diharamkan dari kebaikan adalah dia yang tidak mempercayai akan naungan tersebut dan tidak berupaya untuk berjalan di bawah naungannya.

Allah, Sang Raja Diraja telah memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya sebagai Pelindung. Di mana engkau menempatkan segala kebutuhanmu di hadapan-Nya agar hanya Dia yang memenuhinya. Engkau berlindung kepada-Nya, sehingga Dia mencegah anak panah tipu muslihat agar tidak mengenaimu. Engkau menyerahkan segala urusanmu kepada-Nya hingga Dia menyempurnakan urusan itu dengan kondisi yang sempurna dan tepat.

-bersambung-

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1848
-lanjutan-

Pertanyaannya adalah, “Apa yang membuatmu menunggu?” Apakah sesuatu yang lain itu, yang membuat dirimu tidak menerima keutamaan di atas? Siapakah selain Dia yang akan memberimu melebihi keistimewaan di atas?

Sungguh kita begitu bergantung pada makhluk, yang sama-sama tercipta dari tanah, pada derajat yang mengkhawatirkan!

Bacalah firman-Nya!

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ

_“Dan bertawakallah kepada (Allah) yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud."_ ([asy-Syuara: 217-219].

Apakah urusan, permasalahan, dan kesedihan yang begitu besar, pelik, dan mendalam yang dapat menyulitkan Allah , Rabb Pemilik kemuliaan? Kemuliaan itu sendiri, Dia-lah yang memilikinya. Segala kemuliaan yang engkau pandang, dengar dan ketahui, Dia-lah yang memilikinya. Bagaimana mungkin segenap permasalahanmu akan terasa sulit di hadapan Rabb, Pemilik segala kemuliaan, kesombongan, dan keagungan?!

📚 *Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah (Karena Engkau adalah Allah-Rihlah ke Langit Ketujuh) karya Ali al-Faifiy.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1849
Asy Syakur (Yang Mahabersyukur)

🔸 Hal yang kerap engkau alami. Engkau berbuat baik pada orang lain, namun dia menyangkal? Dia langsung melupakannya! Kebaikan itu sedikit pun tak berpengaruh pada roman wajahnya. Dia tetap membisu!

🔹 Tentu pengalaman yang menyakitkan...

🔸 Kehidupan di dunia penuh dengan mereka yang tidak mengenal kata “terima kasih”. Mereka yang tak mampu mengucapkan, “Semoga Allah membalas kebaikanmu”. Senyuman, tanda terima kasih, seakan-akan barang yang hilang di sisi mereka!

🔹 Tinggalkan mereka! Umurmu begitu berharga jika dihabiskan untuk mencela mereka atau memikirkan istana penyangkalan yang memang menjadi sarang dalam kehidupan mereka!

🔸 Alihkan hatimu pada Allah, asy-Syakur, Yang Mahabersyukur agar engkau dapat menghidupkan kembali bunga-bunga hati yang telah dimusnahkan oleh mereka...

🔹 Hiduplah bersama kandungan nama asy-Syakur. Hayati naungan nama yang agung ini. Hapuskanlah karut-marut kehidupan yang melelahkan dengan nama yang mulia ini...

Jika memberi, Dia mengejutkanmu

Allah ta’ala bersyukur atas amal shalih yang telah dikerjakan hamba-Nya. Kata “amal shalih” tidak memiliki batasan. Keagungan dan keluasannya seakan-akan memenuhi ruang yang terbentang antara langit dan bumi!

Dia-lah Allah ta’ala yang memerintahkanmu beramal shalih yang di dalamnya terkandung kebaikan bagi kehidupan dunia dan akhiratmu.

Karena itu, sebenarnya engkaulah yang mesti bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya karena telah membimbingmu untuk beramal shalih, memudahkanmu beramal shalih, memperbaiki kondisimu dengan amal shalih itu. Bukankah demikian? Akan tetapi dengan kedermawanan-Nya, justru Dia yang bersyukur dan berterima kasih kepadamu atas amal shalih itu!

Adakah kedermawanan yang seperti ini? Adakah kemurahan hati yang mendekati hal ini?

Bagaimana Dia berterima kasih kepadamu?

Pertanyaan di atas akan menghabiskan umur tanpa terjawab...
Sebagaimana Dzat Allah yang tak dapat terjangkau oleh mata, demikian pula nama dan sifat-Nya tak mampu terjangkau gambaran dan hakikatnya oleh akal...
Namun, dalam rangka tafakkur dan tadabbur, kita berusaha mengeksplorasi kandungan nama agung ini sehingga memperjelas naungan-Nya dalam kehidupan kita...

Di antara bentuk terima kasih Allah kepadamu adalah:

1⃣ Dia mengampuni dosa dan menutup aib...

2⃣ Dia menyempurnakan berbagai bentuk kebaikan dan melipatgandakan pahalanya...

3⃣ Dia memberikan kesehatan, keselamatan, anak, harta, dan kehidupan yang tenteram...

4⃣ Dia menganugerahimu nama dan reputasi yang baik...

5⃣ Dia mengabulkan permintaanmu, membuatmu merasa kedekatan-Nya, memberikanmu kebahagiaan...

6⃣ Dia menyembuhkanmu dari berbagai penyakit, padahal banyak orang lain yang tidak selamat darinya...

7⃣ Dia menyingkirkan berbagai musibah darimu yang apabila dialami oleh orang lain niscaya mereka akan melemah...

8⃣ Dia yang membimbingmu pada jalan yang haq, sementara begitu banyak orang yang tersesat darinya...

9⃣ Dia yang meneguhkanmu di atas jalan hidayah, padahal begitu banyak hati orang-orang yang lebih cerdas, alim, dan senior dalam keislaman daripada dirimu yang menyimpang dari jalan tersebut!

Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1872
Al-Jabbar
(Yang Mahamemaksa dan Yang Maha memperbaiki)


Apakah berbagai kesulitan menerpamu?

Apakah musuhmu merencanakan berbagai hal yang akan menyedihkanmu?

Apakah berbagai kesempitan mengelilingimu?

Apakah kemiskinan mengubah raut wajahmu?

Apakah berbagai penyakit telah menanduskan lahan pertanianmu?

Apakah status yatim menjadikanmu seolah-olah tak berharga?

Apakah pandangan yang menghinakan menyelimutimu?

Jiwamu yang terkoyak, hatimu yang terluka, dan nafasmu yang lemah butuh pada seorang yang mampu memaksa dan memperbaiki luka dan kelemahan itu?

Mengapa engkau tidak berkenalan dengan nama Allah, al-Jabbar, agar segala kesedihanmu mampu diperbaiki dengan merenungkan kandungan makna nama al-Jabbar yang sangat mendalam? Agar naungan nama itu mampu menutup lukamu? Agar semilirnya mampu meredam gejolak jiwamu yang bergemuruh?

Hatimu terluka...lantas mengapa engkau turut hancur?

Salah satu makna nama al-Jabbar adalah Dzat yang memperbaiki jasad dan hati para hamba-Nya. Maka kehidupan ini berada dalam penjagaan Allah, Dia membantu kita dengan memberikan kesehatan, kebahagiaan, dan ketenangan.

Allah subhanahu wa ta’ala tahu bahwa berbagai kemalangan akan menimpa hamba-Nya, baik pada fisik, hati, dan kehidupan mereka. kemalangan yang akan meninggalkan goresan di benak mereka dan membekas di jiwa mereka. Karena itulah Dia akan memperbaiki semua itu dengan rahmat-Nya. Dia menamakan diri-Nya dengan al-Jabbar untuk mengedukasi hamba-Nya bahwa Dia Mahamampu untuk memperbaiki berbagai kesedihan dan kemalangan itu, sehingga mereka mau kembali dan berlindung kepada-Nya.

Kemalangan hidup itu bermacam-macam.

Musibah kecelakaan yang mematahkan tulang. Hinaan yang menghancurkan hati. Kemiskinan yang mengekang jiwa. Sakit yang menjatuhkan kekuatan. Belenggu yang memasung keinginan. Fobia yang mengendalikan ketersesatanmu. Kebencian yang tidak memperhatikan perasaanmu. Kondisi yang menjadikan kepalamu tertunduk!

Berbagai kemalangan hidup itu, sesuai dengan kadarnya, akan membuka pintu-pintu langit untuk mencurahkan kasih sayang dan cinta!

Betapa banyak orang yatim yang jiwanya terluka oleh pandangan orang yang arogan, kalaulah bukan karena pertolongan al-Jabbar jiwanya akan hancur selamanya.

Betapa banyak orang lemah yang kehidupan menyerangnya sehingga berada di bawah kendali orang yang zalim, kalaulah bukan karena penjagaan al-Jabbar dirinya akan menundukkan kepala sepanjang hidup.

Betapa banyak orang miskin yang dihinakan oleh ucapan orang kaya, kalaulah bukan karena al-Jabbar niscaya ucapan itu akan terus-menerus menjadi stigma yang melekat pada dirinya seumur hidup.

Dia-lah Allah yang memperbaiki mereka yang terluka, membantu mereka yang lemah, mengangkat kedudukan mereka yang rendah, mengunggulkan mereka yang terbelakang. Curahan rahmat-Nya menutup luka-luka jiwa.

Kami mengenal orang-orang yang menderita karena perlakuan ayah yang keras, meski demikian mereka tumbuh dan hidup dengan perilaku yang lemah-lembut pada sesama!

Kami mengenal orang-orang yang menderita karena ejekan orang-orang di sekelilingnya, meski demikian mereka menjadi orang yang unggul dan sukses!

Kami mengenal orang-orang yang menderita penyakit Anemia, TBC, Asma, meski demikian mereka tetap mampu beranjak dewasa dengan jasmani yang sehat dan kuat!

Kemanakah belenggu itu?
Kemanakah bekas penyakit itu?
Sungguh semuanya telah diperbaiki.
Rahmat Allah telah menghilangkannya dan Allah, al-Jabbar, telah menakdirkan agar semua itu menghilang tak berbekas.

-Ali bin Jaabir al-Faify dalam Li-annaka Allah -

#karena_Engkau_Allah
#rihlah_ke_langit_ke_tujuh
#rihlah_ke_langit_ketujuh

_Silakan disebarluaskan_

═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══