Belajar Tauhid
2.91K subscribers
462 photos
32 videos
299 files
1.46K links
Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi yang ada bermanfaat bagi kita semua.
.
Link e-Book & e-Paper Belajar Tauhid: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid
.
Salam 'alaikum
Download Telegram
MENGOBATI KEGUNDAHAN DENGAN AL-QURAN

Salah satu redaksi dalam do'a yang dipanjatkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menghilangkan kegundahan dan kesedihan adalah:

اللهم اجعل الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّي

"Ya Allah, mohon jadikan al-Quran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka, dan penghilang kesedihanku." [HR. Ahmad]

Terdapat faidah mengapa al-Quran yang seharusnya dijadikan sarana untuk menghilangkam kesedihan. Ibnu al-Qayyim menyebutkan faidah mengapa al-Quran yang patut dijadikan sebagai sarana untuk menghilangkan kesedihan.

Beliau menuturkan,

ولما كان الحزن والهم والغم يضاد حياة القلب واستنارته, سأل أن يكون ذهابها بالقرآن, فإنها أحرى ألا تعود, وأما إذا ذهبت بغير القرآن من صحة أو دنيا أو جاه أو زوجة أو ولد, فإنها تعود بذهاب ذلك.

"Ketika kesedihan, dukacita, dan kegundahan itu berlawanan dengan kehidupan dan ketenteraman hati, maka Nabi pun meminta kepada Allah agar semua itu dihilangkan dengan al-Quran; agar seluruh hal tersebut tidak kembali lagi setelah dihilangkan.

Jika hal itu dihilangkan dengan sarana selain al-Quran seperti kesehatan, harta dunia, kedudukan, istri, atau anak, maka kesedihan dan kegundahan itu bisa datang kembali setelah sarana ini tiada." [al-Fawaid hal. 26]

Oleh karena itu, hilangkanlah kesedihan dan kegundahan dengan al-Quran, karena kesedihan itu sendiri musibah tambahan setelah musibah yang menimpa anda.

#nasihat
DUA TINGKATAN ILMU

Ilmu itu memiliki dua tingkatan, yaitu ilmu alat dan ilmu ghayat. Keduanya memiliki kedudukan yang tidak bisa saling menggantikan.

Penguasaan dalam ilmu ghayat sangat bergantung terhadap penguasaan dalam ilmu alat; kemudian penegakan syari'at dan kesuksesan hamba berbanding lurus dengan porsi pembelajaran dan pengamalan terhadap ilmu ghayat.

Ilmu alat terpopuler ada tiga, yaitu ushul fikih, lughah, dan musthalah hadits.

Sedangkan ilmu ghayat yang terpenting ada empat, yaitu akidah, tafsir, hadits, dan fikih.

Salah satu kekeliruan sistemik yang terjadi adalah berkutat dan menghabiskan usia untuk mempelajari ilmu alat, lalu melalaikan dan meninggalkan ilmu ghayat karena sibuk mempelajari ilmu alat.

Sebaliknya, di antara kekeliruan yang tidak bisa membangun keilmuan yang kokoh adalah mengakses ilmu ghayat tanpa membekali dan melengkapi diri dengan ilmu alat.

Dr. Sulaiman an-Najran

Sumber: https://t.me/SulimanAlnajran/746

#nasihat
TATHBIQ USHULI - SELALU MENGISI WAKTU DENGAN HAL YANG  BERMANFAAT

Allah ta'ala berfirman,

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَب

"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS.Al-Insyirah:7)

Kaidah ushul fikih menyatakan,

لا  يقتضي الأمر المطلق التكرار إلا ما دل الدليل على قصده التكرار

"Redaksi perintah yang mutlak tidak menuntut pengulangan, kecuali terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa maksud perintah itu dilakukan secara berulang."

Pada firman Allah ta'ala di atas terdapat indikasi yang menunjukkan pengulangan karena disampaikan dalam konteks persyaratan, sehingga makna dari firman tersebut adalah

إذا فرغت من عبادة أتبعها بأخرى

"Apabila anda telah selesai mengerjakan suatu ibadah, maka ikutilah dengan mengerjakan ibadah yang lain."

Apakah ibadah lain yang dimaksud?

Jika menilik interpretasi Salaf terhadap ayat ini, kita akan melihat beragam penafsiran yang pada dasarnya mendukung makna ayat yang disampaikan sebelumnya.

Sebagai contoh:

Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma menuturkan,

فإذا فرغت من صلاتك فاجتهد في الدعاء.

"Apabila engkau selesai mengerjakan shalat maka bersunguh-sungguhlah berdo'a."

Abdullah Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu menyampaikan,

إذا فرغت من الفرائض فانصب في قيام الليل.

"Apabila engkau selesai mengerjakan shalat wajib. Maka bersungguh-sungguhlah dalam mengerjakan shalat malam."

Al-Hasan dan Qatadah rahimahumallah mengatakan,

إذا فرغت من جهاد عدوك فانصب لعبادة ربك

"Apabila engkau selesai berjihad melawan musuh, maka beribadahlah kepada Rabb-mu dengan sungguh-sungguh."

Al-Junaid mengatakan,

إذا فرغت من أمر الخلق فاجتهد في عبادة الحق

"Apabila kamu telah selesai berurusan dengan makhluk, maka bersungguh-sungguhlah beribadah kepada Allah, Yang Maha Benar."

Menyibukkan jiwa dengan mengerjakan amal shalih merupakan pencegahan terpenting yang bisa dilakukan hamba untuk membentengi diri dari perbuatan dosa dan kemaksiatan; yang serupa dengan menutup lubang yang terdapat dalam dinding hati sehingga tidak bisa disusupi setan.

Oleh karena itu, orang beriman tidak patut memiliki banyak waktu luang yang tidak diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.

'Umar ibn al-Khathab radhiallahu 'anhu menuturkan,

إني أكره الرَّجُل أن أراه يمشي سبهْللا: لا في أمر الدنيا، ولا في أمر آخرة

"Aku tidak suka melihat seorang yang berjalan tanpa tujuan yang jelas, tidak sedang mengerjakan urusan dunia dan tidak pula urusan akhirat.”

Ya Allah, isilah waktu kami dengan ketaatan kepada-Mu dan janganlah Engkau menyerahkan urusan kami kepada diri kami sendiri meski sekejap mata.

#nasihat
#TathbiqUshuli
Please open Telegram to view this post
VIEW IN TELEGRAM
MAKNA ZUHUD

Terkadang seorang fakir memiliki hati yang sibuk dengan kehidupan dunia melebihi seorang hartawan.

Itulah mengapa Ibnu al-Qayyim menuturkan,

الزهد فراغ القلب من الدنيا لا فراغ اليدين

"Zuhud adalah hati yang kosong dari ketamakan terhadap dunia, bukan tangan yang kosong dari harta dunia."

Dr. Ahmad al-Khalil

#nasihat
FENOMENA MENGHERANKAN

Hal yang mengherankan adalah orang yang sering membaca firman Allah ta'ala,

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ

"Katakanlah:"Dialah Allah, Yang Maha Esa." (Al-Ikhlas:1)

lalu memberikan "selamat" kepada orang yang meyakini,

إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ

"Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga." (Al-Maidah:73)

dalam perkara yang mempengaruhi kesucian dan keesaan Allah.

Meluasnya kemungkaran sekali-kali tidak akan menghilangkan status hukum syari'at yang berlaku padanya. Oleh, karena itu janganlah menjadi orang yang suka mengekor orang lain.

#tauhid
#FenomenaMengherankan
HAK MUT'AH BAGI WANITA YANG DICERAIKAN

Allah ta'ala berfirman,

وَلِلْمُطَلَّقٰتِ مَتَاعٌ ۢ بِالْمَعْرُوْفِۗ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ ۝٢٤١

"Bagi istri-istri yang diceraikan terdapat hak mut‘ah dengan cara yang patut. Demikian ini adalah ketentuan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS.Al-Baqarah:241)

Wanita yang diceraikan memiliki dua kondisi, yaitu:

1⃣ Kondisi pertama adalah wanita yang berstatus talak ba'in, sehingga tidak bisa rujuk kembali; kondisinya bisa hamil atau tidak hamil.

Jika hamil ia berhak atas nafkah hingga melahirkan berdasarkan kesepakatan ulama.

Jika ia tidak hamil, ulama berbeda pendapat dalam pemberian nafkah.

Pendapat pertama menyatakan ia tidak berhak atas nafkah. Pendapat ini merupakan pendapat mayoritas ulama.

Pendapat kedua menyatakan ia berhak atas nafkah dan tempat tinggal. Pendapat ini merupakan pendapat Hanafiyah.

2⃣ Kondisi kedua adalah wanita yang berstatus talak raj'i.

Mayoritas ulama berpendapat ia wajib dinafkahi karena masih berstatus istri hingga selesai masa 'iddah.

Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum menafkahi wanita yang berstatus talak raj'i adalah mustahab.

Adapun istri yang mengajukan khulu' dan melakukan li'an tidak berhak atas mut'ah.

Ulama Syafi'iyah menyatakan setiap talak yang diinisiasi dan diajukan oleh istri, maka ia tidak berhak lagi atas hak mut'ah. Alasannya, karena yang tidak lagi ingin bersama adalah istri, bukan suami; sehingga suamilah yang dirugikan bukan istri. Pengajuan dan permintaan cerai dari istri itulah yang menggugurkan hak mut'ahnya.

Sumber: at-Tafsir wa al-Bayan 1/507-508

#fikih
𝙂𝙄𝙈𝘼𝙉𝘼 𝙎𝙄𝙃 𝘾𝙄𝙍𝙄 𝙈𝘼𝙉𝙐𝙎𝙄𝘼 𝙔𝘼𝙉𝙂 𝙎𝙐𝘿𝘼𝙃 𝙈𝙀𝙉𝘾𝘼𝙋𝘼𝙄 𝘿𝙀𝙍𝘼𝙅𝘼𝙏 𝙎𝙄𝘿𝘿𝙄𝙌

🔎𝘈𝘺𝘰 𝘵𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘫𝘦𝘭𝘪𝘴 𝘰𝘯𝘭𝘪𝘯𝘦 𝘪𝘯𝘪.

🎙️Bersama 𝙐𝙨𝙩𝙖𝙙𝙯 𝘿𝙧. 𝘼𝙧𝙞𝙨 𝙈𝙪𝙣𝙖𝙣𝙙𝙖𝙧, 𝙎.𝙎, 𝙈.𝙋.𝙄 hafidzahullah

Simak jadwalnya :
𝗥𝗮𝗯𝘂, 𝟭𝟯 𝗗𝗲𝘀𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿 𝟮𝟬𝟮𝟯 / 𝟭 𝗝𝘂𝗺𝗮𝗱𝗶𝗹 𝗔𝗸𝗵𝗶𝗿 𝟭𝟰𝟰𝟱 𝗛
𝗣𝗸. 𝟮𝟬.𝟬𝟬 𝗪𝗜𝗕 - 𝗦𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶
💻 𝗟𝗜𝗡𝗞 𝗭𝗢𝗢𝗠 :

ID Rapat: 807 142 2671
Passcode: kelasmian

🖱️Atau KLIK : https://us06web.zoom.us/j/8071422671?pwd=cE9yVUtxS09WQU5GWWc4R0lEMzlJZz09

Kelas 𝗚𝗥𝗔𝗧𝗜𝗦, terbuka untuk 𝗨𝗠𝗨𝗠 & *WAJIB BAGI SANTRI MIAN*
➡️✉️𝘔𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘴𝘪 𝘪𝘯𝘪...

Organized by :
🇮🇩𝗠𝗮'𝗵𝗮𝗱 𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗔𝗻-𝗡𝗮𝘄𝗮𝘄𝗶 (𝗠𝗜𝗔𝗡)
🎥𝗖𝗶𝘀𝗮𝘂𝗸 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗶 𝗢𝗳𝗳𝗶𝗰𝗶𝗮𝗹

⬇️Dukung kami, follow :
📱IG : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
📺YT : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
🌏Web : 𝙬𝙬𝙬.𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙤𝙧.𝙞𝙙
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
𝘽𝙀𝙍𝙆𝙄𝙇𝘼𝙐 𝘿𝙄 𝙈𝘼𝙎𝘼 𝙋𝙀𝙉𝙎𝙄𝙐𝙉

Usianya 58 tahun, seorang pensiunan dengan jiwa muda yang tak pernah padam mengejar mimpinya. Dengan tekad yang kuat, beliau menuntut ilmu syar'i dan bahasa Arab di MIAN, 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳.

⬇️Dukung kami, follow :
📱IG : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
📺YT : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
🌏Web : 𝙬𝙬𝙬.𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙤𝙧.𝙞𝙙
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
2023 - MASIH PERCAYA RAMALAN AWAL TAHUN - eBOOK.pdf
1.1 MB
Document from 𝗜𝗖𝗛𝗪𝗔𝗡 𝗠𝗨𝗦𝗟𝗜𝗠
2 Marwah

Imam Rabi'ah ar-Ra'yi menyatakan,

فللسفر مروءة ، وللحضر مروءة، فأما مروءة السفر : فبذل الزاد ، وقلة الخلاف على الأصحاب ، وكثرة المزاح في غير مساخط اللَّه، وأما مروءة الحَضَر : فالإدمان إلى المساجد ، وكثرة الإخوان في اللَّه ، وقراءة القرآن"

"Di setiap kondisi bersafar dan bermukim perlu menjaga marwah (muruah).

Menjaga marwah ketika bersafar adalah dengan mempersiapkan bekal, menghindari perselisihan, dan sering bercanda dengan memperhatikan batasan syari'at.

Menjaga marwah ketika bermukim adalah dengan rutin mendatangi masjid, memperbanyak saudara di jalan Allah, dan membaca al-Quran."

[Raudhah al-Uqala wa Nuzhah al-Fudhala hal. 500]

#nasihat
PENDOSA JANGAN MALAS BERAMAL

al-Harits al-Muhasibi menuturkan,

اجتهد ولا تيأس، ولا تقل عند ذكر الصالحين : لولا ذنوبي لرجوتُ طريقة الصالحين، فيُفتِّرك ذكرُ ذنوبِك عن العمل، فإنَّ صاحبَ الحملَ الثقيلِ أولى أن يجتهدَ في إسقاط ما قد حمل من المُخِفِّ الذي ليس على ظهره شيء.

"Beramallah dengan sungguh-sungguh dan jangan berputus asa.

Ketika disebutkan orang-orang yang shalih, janganlah engkau berkata 'Seandainya bukan karena dosaku, niscaya aku pun akan menempuh jalan mereka'.

Teringat dosa malah membuatmu malas beramal. Padahal seharusnya seorang yang memikul beban dosa yang berat harus lebih giat beramal untuk menggugurkannya; yang tentunya hal itu tidak seperti orang yang tidak memikul beban dosa apa pun di punggungnya."

Al-Harits al-Muhasibi dalam Adab an-Nufus hal. 179

#nasihat
Petunjuk tidaklah tercapai karena pengaruh kekuatan dan kuantitas dalil.

Hal yang mempengaruhi tercapainya petunjuk adalah semata-mata taufik dan takdir Allah kepada hamba.

Sebagian orang justru tak mampu memperoleh petunjuk, meskipun berbagai dalil yang dianggap mampu membuahkan petunjuk berada di hadapannya.

Salah satu ayat yang sangat mendukung pernyataan di atas adalah firman Allah ta'ala,

وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ

"Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." [QS.Al-An'am:111]

Hal ini menunjukkan kepada kita betapa besar kenikmatan Islam yang dianugerahkan Allah ta'ala.

Kita tidak memperoleh nikmat Islam ini dengan kekuatan kita; tidak pula karena kekuatan dalil yang kita teliti.

Namun, kenikmatan memeluk agama Islam ini terwujud semata-mata dari karunia, kasih sayang, dan kedermawanan Allah ta'ala.

Dr. Sulthan al-'Umairi

Sumber: https://t.me/s_alomaire/1889

#tadabbur
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗕𝗘𝗥𝗔𝗗𝗔𝗕𝗞𝗔𝗛 𝗞𝗜𝗧𝗔 𝗧𝗘𝗥𝗛𝗔𝗗𝗔𝗣 𝗚𝗨𝗥𝗨 𝗞𝗜𝗧𝗔

Wahai ikhwah fillah, sungguh *terenyuh hati ini* mendengar nasihat gurunda kita 𝘜𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘈𝘩𝘮𝘢𝘥 𝘚𝘢𝘣𝘪𝘲, 𝘓𝘤 hafidzahullah

Barangkali ini yang menjadi *sebab sulitnya ilmu kita pahami* selain dari banyaknya maksiat yang kita lakukan. Semoga Allah Ta'ala beri Taufiq kita semua.

Mari simak nasihat berharga ini dan renungkan lah ikhwah

_*Semoga Allah ridhai, berkahi dan mudahkan kita semua*_
_*Barakallahu Fiikum*_
‏مما يزيد حالة الإنسان سوءًا أن يسأل نفسه:

- لماذا يحدث هذا لي؟
- لماذا أنا بالذات؟

مثل هذه الأسئلة لا تساعد على استعادة صحتك النفسية، لأن ليس لهما إجابات، فما حدث قد حدث، الأفضل أن تستبدلهما بأسئلة أكثر فائدة مثل: ماذا يمكنني أن أفعل الآن لأكون بحال أفضل؟.
احذر كيف تتحدث إلى نفسك

"Hal yang semakin memperparah keterpurukan seorang adalah ketika ia bertanya-tanya pada jiwanya,

"Mengapa hal ini terjadi pada diriku?"

"Kenapa aku yang ditimpa masalah ini?"

Pertanyaan seperti di atas tidak akan memulihkan kesehatan mental anda, karena ia tidak memiliki jawaban. Apa yang terjadi biarlah terjadi.

Hal yang lebih baik adalah menggantinya dengan pertanyaan yang lebih bermanfaat seperti, "Apa yang bisa dilakukan saat ini agar kondisiku menjadi lebih baik?"

Oleh karena itu, perhatikan bagaimana cara berkomunikasi dengan jiwa anda!

Usamah al-Jami'

Sumber: https://t.me/osamaelgame3/235

#nasihat
#psikologi
Ibnu Taimiyah menuturkan,

‏وطالب الرئاسة ولو بالباطل ترضيه الكلمة التي فيها تعظيمه وإن كانت باطلا، وتغضبه الكلمة التي فيها ذمه وإن كانت حقا، والمؤمن ترضيه كلمة الحق له وعليه، وتغضبه كلمة الباطل له وعليه؛ لأن الله تعالى يحب الحق والصدق والعدل ويبغض الكذب والظلم

"Pencari kekuasaan meski dengan menempuh hal yang batil, akan senang dengan ucapan yang menjanjung meski nirfakta. Ia tak suka ucapan yang merendahkan meski benar.

Sementara orang beriman ridha terhadap ucapan yang benar, meski merugikannya. Dan ia tak suka ucapan yang batil, meski mendukungnya. Karena Allah cinta kebenaran, kejujuran, dan keadilan serta membenci kedustaan dan kezaliman."

Majmu' al-Fatawa 1/599

#nasihat
Apakah Tipu Daya Wanita Lebih Berbahaya dari Tipu Daya Setan?

Allah ta'ala berfirman melalui lisan al-'Aziz perihal wanita,

إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

"... sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." [QS.Yusuf:28]

Sedangkan perihal setan, Allah ta'ala berfirman,

 إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

"... sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [QS.An-Nisa:76]

Sebagian orang terkadang memahami, berdasarkan riwayat dari ulama juga, bahwa tipu daya wanita lebih hebat daripada tipu daya setan dengan berdalilkan kedua ayat di atas.

Selain itu, mereka juga mendukung pernyataan  tersebut dengan ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada 'Aisyah radhiallahu 'anha,

إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ

"Sungguh kalian ini seperti para wanita dalam kisah Yusuf." [HR.Al-Bukhari]

Demikian pula, pemahaman ini berdalilkan suatu hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda,

إن كيد النساء أعظم من كيد الشيطان لأن الله تعالى يقول: (إن كيد الشيطان كان ضعيفا) وقال: (إن كيدكن عظيم)).

"Tipu daya wanita lebih besar dari pada tipu daya setan, karena Allah ta'ala berfirman,

 إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

"... sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [QS.An-Nisa:76]

dan Dia juga berfirman,

إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

"... sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." [QS.Yusuf:28]" [Diriwayatkan al-Qurthubi dalam Tafsirnya]

Kesimpulan yang tepat adalah perbandingan kedua tipu daya tersebut sama sekali tidak disebutkan dalam al-Quran; karena keduanya disebutkan dalam konteks yang berbeda, sehingga tidak sepatutnya memisahkan redaksi kedua ayat tersebut dari konteks yang ada.

Dalam surat Yusuf, tipu daya wanita disebutkan sebagai bentuk perbandingan dengan tipu daya pria. Tidak diragukan bahwa jika dibandingkan dengan pria, tipu daya wanita lebih besar. Allah ta'ala mengisyaratkan hal ini juga melalui perkataan Yusuf 'alaihi as-salam,

وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ

"Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". [QS.Yusuf:33]

Sementara tipu daya setan yang disebutkan di surat an-Nisa ayat 76 memiliki konteks perbandingan dengan tipu daya Allah ta'ala dan pertolongan-Nya kepada para hamba yang beriman. Tentu, dalam konteks ini, tipu daya setan sangat lemah di hadapan tipu daya Allah ta'ala.

Hal ini bisa dipahami dengan baik jika kita memperhatikan redaksi dan konteks kedua ayat tersebut secara lengkap.

Selain itu, tipu daya wanita pada hakikatnya merupakan turunan atau cabang dari tipu daya setan. Setanlah yang mendikte dan membisiki mereka untuk melakukan tipu daya. Itulah yang terjadi pada Adam 'alaihi as-salam hingga dikeluarkan dari surga.

Adapun pendalilan dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits al-Bukhari, maka hadits tersebut hanya menetapkan eksistensi tipu daya wanita dan bukan menyatakan tipu daya mereka lebih hebat dari tipu daya setan.

Adapun riwayat al-Qurthubi, maka derajat riwayat tersebut lemah dan sama sekali tidak tercantum dalam kitab induk hadits.

Berdasarkan hal di atas, maka tidak boleh mengasosiasikan atau membandingkan kedua ayat tersebut. Hendaknya kedua ayat di atas dipahami sesuai konteksnya.

Wallahu a'lam.

#tadabbur
2024 - Taubat dan Inabah - EBook.pdf
493.1 KB
Document from 𝗜𝗖𝗛𝗪𝗔𝗡 𝗠𝗨𝗦𝗟𝗜𝗠
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM