Kumpulan Hadits Seputar Wanita
Hadits Ke-Delapanbelas
Wahai Wanita engkau adalah aurat, maka tutupilah dirimu, jangan sampai setan memanfaatkanmu!
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ ، فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya wanita itu aurat. Jika ia keluar dari rumah, maka para setan akan mengintainya.” [HR. At-Tirmidzi. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Irwaa al-Ghaliil]
Faidah Hadits
1⃣ Wanita adalah aurat.
2⃣ Kegembiraan setan dan aktivitas pengintaian yang dilakukan ketika wanita keluar rumah berlaku umum, baik pada wanita yang berhijab maupun tidak.
3⃣ Wanita yang keluar rumah dengan bersolek lebih menggembirakan setan ketimbang yang keluar rumah adalah wanita berhijab.
4⃣ Menetap di rumah merupakan ketentuan yang sangat ditekankan bagi wanita dalam al-Quran, yang tidak boleh ditinggalkan hanya karena alasan yang sepele.
5⃣ Keluar rumah bukanlah hal yang diharamkan bagi wanita selama tidak melanggar ketentuan-ketentuan agama.
#kumpulan_hadits_seputar_wanita
#wanita_shalihah
♻ Silakan disebarluaskan
Hadits Ke-Delapanbelas
Wahai Wanita engkau adalah aurat, maka tutupilah dirimu, jangan sampai setan memanfaatkanmu!
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ ، فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya wanita itu aurat. Jika ia keluar dari rumah, maka para setan akan mengintainya.” [HR. At-Tirmidzi. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Irwaa al-Ghaliil]
Faidah Hadits
1⃣ Wanita adalah aurat.
2⃣ Kegembiraan setan dan aktivitas pengintaian yang dilakukan ketika wanita keluar rumah berlaku umum, baik pada wanita yang berhijab maupun tidak.
3⃣ Wanita yang keluar rumah dengan bersolek lebih menggembirakan setan ketimbang yang keluar rumah adalah wanita berhijab.
4⃣ Menetap di rumah merupakan ketentuan yang sangat ditekankan bagi wanita dalam al-Quran, yang tidak boleh ditinggalkan hanya karena alasan yang sepele.
5⃣ Keluar rumah bukanlah hal yang diharamkan bagi wanita selama tidak melanggar ketentuan-ketentuan agama.
#kumpulan_hadits_seputar_wanita
#wanita_shalihah
♻ Silakan disebarluaskan
Pelajari dan amalkan dua hal ini!
Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan,
فلا تزول قدما العبد بين يدي الله حتى يسأل عن مسألتين: ماذا كنتم تعبدون؟ وماذا أجبتم المرسلين؟ فجواب الأولى بتحقيق (لا إله إلا الله) معرفة وإقرارًا وعملًا. وجواب الثانية بتحقيق (أن محمدًا رسول الله صلى الله عليه وسلم) معرفة وإقرارًا، وانقيادًا وطاعة
“Kedua kaki hamba tidak akan bergeser di hadapan Allah hingga dia ditanya dua hal, yaitu **“Siapa yang kamu sembah?”** dan **“Bagaimana responmu terhadap dakwah para rasul?”**. Jawaban atas pertanyaan pertama adalah dengan merealisasikan kandungan kalimat “laa ilaha illallah”, dengan mengenal, menetapkan dan mengamalkan kandungannya. Sedangkan jawaban atas pertanyaan kedua adalah dengan merealisasikan kandungan kalimat “anna Muhammadan rasulullah”, dengan mengenal, menetapkan dan mengamalkan kandungannya.”
- Zaad al-Ma’ad fi Hadyi Khair al-Ibad 1/36 -
♻ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan,
فلا تزول قدما العبد بين يدي الله حتى يسأل عن مسألتين: ماذا كنتم تعبدون؟ وماذا أجبتم المرسلين؟ فجواب الأولى بتحقيق (لا إله إلا الله) معرفة وإقرارًا وعملًا. وجواب الثانية بتحقيق (أن محمدًا رسول الله صلى الله عليه وسلم) معرفة وإقرارًا، وانقيادًا وطاعة
“Kedua kaki hamba tidak akan bergeser di hadapan Allah hingga dia ditanya dua hal, yaitu **“Siapa yang kamu sembah?”** dan **“Bagaimana responmu terhadap dakwah para rasul?”**. Jawaban atas pertanyaan pertama adalah dengan merealisasikan kandungan kalimat “laa ilaha illallah”, dengan mengenal, menetapkan dan mengamalkan kandungannya. Sedangkan jawaban atas pertanyaan kedua adalah dengan merealisasikan kandungan kalimat “anna Muhammadan rasulullah”, dengan mengenal, menetapkan dan mengamalkan kandungannya.”
- Zaad al-Ma’ad fi Hadyi Khair al-Ibad 1/36 -
♻ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Fenomena Keterasingan Islam
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah (w 751H) mengomentari perihal aktivitas ziarah kubur di saat itu.
Beliau berkata, "Setiap orang yang membandingkan sunnah (tuntunan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; perintah dan larangan beliau; serta praktik yang dijalankan para Sahabat terkait dengan hal kuburan, dengan apa yang dipraktikkan mayoritas manusia di saat ini, akan melihat bahwa keduanya saling bertolak belakang dan kontradiktif, sehingga takkan bisa bertemu selamanya.
🌿 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang shalat menghadap kubur, namun mereka justru shalat di sisi kuburan.
🌿 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kuburan dijadikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah, namun mereka justru membangun masjid di atasnya dan menyebutnya sebagai masyahid yang menandingi rumah-rumah Allah Ta'ala.
🌿 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membuat pelita di atas kuburan, namun mereka justru menyalakan lampu-lampu di atasnya.
🌿 Rasulullah melarang menjadikan kuburan sebagai tempat perayaan, namun mereka justru menjadikannya sebagai tempat perayaan dan manasik. Mereka berkumpul di sana seperti aktivitas mereka ketika merayakan 'ied bahkan lebih dari itu.
🌿 Rasulullah memerintahkan untuk meratakan kuburan, namun mereka justru sangat menyelisihi perintah itu, mereka malah meninggikan kuburan layaknya rumah, bahkan membuatkan kubah untuknya.
🌿 Rasulullah melarang mengapur dan membangun kuburan, serta membuat tulisan di atasnya, namun mereka justru membuatkan papan/lembaran di atas kuburan untuk ditulisi ayat Al-Quran atau yang lain.
🌿 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang menambahkan tanah pada kuburan selain tanah yang telah ada, namun tidak hanya tanah, mereka justru menambahkan bata, batu, dan semen pada kuburan.
⚠️ Kesimpulannya, mereka yang mengagungkan kuburan, menjadikannya sebagai tempat perayaan, menyalakan pelita di atasnya, dan membangun masjid dan kubah di atasnya adalah orang yang menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menentang tuntutan agama yang dibawa beliau." [Ighatsah al-Lahafaan fii Mashaayid asy-Syaithan 1/353-356 secara ringkas]
Teks Arab: http://www.alakhdr.com/?p=1524
Komentar kami : Beliau mengomentari fenomena tersebut di zaman beliau, yaitu sebelum abad ke-7 Hijriah. Bagaimana kiranya kondisi manusia di saat ini?! Tentu kondisinya lebih buruk dan Islam semakin asing, karena bid'ah begitu variatif dan jumlah kuburan yang diagungkan semakin bertambah di seantero negeri, bahkan para pemujanya membentuk yayasan, ormas, dan chanel yang menyeru untuk mengagungkan dan mengultuskan kuburan. Maka mendakwahi mereka menjadi tugas yang berat bagi pemilik akidah yang shahih untuk diemban. Wallahu al-musta'an.
#kekeliruan_yang_tersebar
♻ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah (w 751H) mengomentari perihal aktivitas ziarah kubur di saat itu.
Beliau berkata, "Setiap orang yang membandingkan sunnah (tuntunan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; perintah dan larangan beliau; serta praktik yang dijalankan para Sahabat terkait dengan hal kuburan, dengan apa yang dipraktikkan mayoritas manusia di saat ini, akan melihat bahwa keduanya saling bertolak belakang dan kontradiktif, sehingga takkan bisa bertemu selamanya.
🌿 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang shalat menghadap kubur, namun mereka justru shalat di sisi kuburan.
🌿 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kuburan dijadikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah, namun mereka justru membangun masjid di atasnya dan menyebutnya sebagai masyahid yang menandingi rumah-rumah Allah Ta'ala.
🌿 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membuat pelita di atas kuburan, namun mereka justru menyalakan lampu-lampu di atasnya.
🌿 Rasulullah melarang menjadikan kuburan sebagai tempat perayaan, namun mereka justru menjadikannya sebagai tempat perayaan dan manasik. Mereka berkumpul di sana seperti aktivitas mereka ketika merayakan 'ied bahkan lebih dari itu.
🌿 Rasulullah memerintahkan untuk meratakan kuburan, namun mereka justru sangat menyelisihi perintah itu, mereka malah meninggikan kuburan layaknya rumah, bahkan membuatkan kubah untuknya.
🌿 Rasulullah melarang mengapur dan membangun kuburan, serta membuat tulisan di atasnya, namun mereka justru membuatkan papan/lembaran di atas kuburan untuk ditulisi ayat Al-Quran atau yang lain.
🌿 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang menambahkan tanah pada kuburan selain tanah yang telah ada, namun tidak hanya tanah, mereka justru menambahkan bata, batu, dan semen pada kuburan.
⚠️ Kesimpulannya, mereka yang mengagungkan kuburan, menjadikannya sebagai tempat perayaan, menyalakan pelita di atasnya, dan membangun masjid dan kubah di atasnya adalah orang yang menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menentang tuntutan agama yang dibawa beliau." [Ighatsah al-Lahafaan fii Mashaayid asy-Syaithan 1/353-356 secara ringkas]
Teks Arab: http://www.alakhdr.com/?p=1524
Komentar kami : Beliau mengomentari fenomena tersebut di zaman beliau, yaitu sebelum abad ke-7 Hijriah. Bagaimana kiranya kondisi manusia di saat ini?! Tentu kondisinya lebih buruk dan Islam semakin asing, karena bid'ah begitu variatif dan jumlah kuburan yang diagungkan semakin bertambah di seantero negeri, bahkan para pemujanya membentuk yayasan, ormas, dan chanel yang menyeru untuk mengagungkan dan mengultuskan kuburan. Maka mendakwahi mereka menjadi tugas yang berat bagi pemilik akidah yang shahih untuk diemban. Wallahu al-musta'an.
#kekeliruan_yang_tersebar
♻ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Jangan sia-siakan hidup kita
Bukankah Anda tahu betapa cepatnya orang lain melupakanmu setelah wafat? Jika demikian halnya, mengapa kita menghabiskan sisa umur demi menarik ridha dan simpati selain Allah yang notabene adalah makhluk?! Anehnya, sebagian orang sampai pada taraf mengerjakan amal shalih untuk mencuri perhatian manusia!!!
Allah Ta'ala berfirman,
تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ ؛ إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Demi Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata. Karena kita menyamakan kamu dengan Rabb semesta alam.” [Asy-Syu’ara : 97-98]
#tadabbur
#quran
#selfreminder
♻ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Bukankah Anda tahu betapa cepatnya orang lain melupakanmu setelah wafat? Jika demikian halnya, mengapa kita menghabiskan sisa umur demi menarik ridha dan simpati selain Allah yang notabene adalah makhluk?! Anehnya, sebagian orang sampai pada taraf mengerjakan amal shalih untuk mencuri perhatian manusia!!!
Allah Ta'ala berfirman,
تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ ؛ إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Demi Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata. Karena kita menyamakan kamu dengan Rabb semesta alam.” [Asy-Syu’ara : 97-98]
#tadabbur
#quran
#selfreminder
♻ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Betapa pengasihnya Engkau, ya Allah
Allah Ta'ala berfirman,
وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلَائِكَةُ تَنْزِيلًا الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمَٰنِ
"Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang. Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah." [Al-Furqan - 25-26]
-
علمت أن قلوب أوليائك الذين تتراءى لهم تلك الأهوال لا تتمالك فلطفت بهم فأضفت "الملك" إلى أعم اسم في الرحمة فقلت: "الرحمن" ولو كان بدله اسمًا آخر كالعزيز لتفطرت القلوب
Ya Rabb, Engkau tahu hati mereka takkan kuasa terkendali ketika membayangkan berbagai kengerian di hari itu. Engkau pun menyisipkan kelembutan-Mu kepada mereka dengan menyandarkan kata "kerajaan-Mu" pada nama-Mu, ar-Rahmaan yang mengandung kasih sayang yang luas. Seandainya disandarkan pada nama-Mu yang lain seperti al-Aziiz, Yang Mahaperkasa, tentulah hati ini akan terpecah." [Tafsir Az-Zarkasyi]
#tadabbur
#balaghah_quran
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Allah Ta'ala berfirman,
وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلَائِكَةُ تَنْزِيلًا الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمَٰنِ
"Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang. Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah." [Al-Furqan - 25-26]
-
علمت أن قلوب أوليائك الذين تتراءى لهم تلك الأهوال لا تتمالك فلطفت بهم فأضفت "الملك" إلى أعم اسم في الرحمة فقلت: "الرحمن" ولو كان بدله اسمًا آخر كالعزيز لتفطرت القلوب
Ya Rabb, Engkau tahu hati mereka takkan kuasa terkendali ketika membayangkan berbagai kengerian di hari itu. Engkau pun menyisipkan kelembutan-Mu kepada mereka dengan menyandarkan kata "kerajaan-Mu" pada nama-Mu, ar-Rahmaan yang mengandung kasih sayang yang luas. Seandainya disandarkan pada nama-Mu yang lain seperti al-Aziiz, Yang Mahaperkasa, tentulah hati ini akan terpecah." [Tafsir Az-Zarkasyi]
#tadabbur
#balaghah_quran
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
1608 - Mendidik Generasi Rabbani.pdf
357.2 KB
Emailing 1608 - Mendidik Generasi Rabbani.pdf
❌⛔️ [Serial Larangan Akidah] Janganlah menaati seorang pun, jika dia memerintahkan untuk melakukan kemaksiatan, karena ketaatan itu hanya dalam hal yang baik ❌⛔️
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّمْعُ والطَّاعَةُ علَى المَرْءِ المُسْلِمِ فِيما أحَبَّ وكَرِهَ، ما لَمْ يُؤْمَرْ بمَعْصِيَةٍ، فإذا أُمِرَ بمَعْصِيَةٍ فلا سَمْعَ ولا طاعَةَ
“Seorang muslim berkewajiban untuk mendengarkan dan menaati perintah penguasa, baik perintah itu disukai aupun tidak. Hal ini berlaku selama tidak memerintahkan kemaksiatan. Apabila seorang muslim diperintah melaksanakan kemaksiatan, maka tidak ada kewajiban untuk mendengarkan dan menaati perintah tersebut.” [HR. Al-Bukhari]
Penjelasan ringkas
1⃣ Menaati penguasa muslim adalah perintah Allah kepada orang-orang beriman yang disebutkan dalam al-Quran. Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” [An-Nisa : 59]
Karena diperintahkan Allah ta’ala, maka menaati penguasa muslim adalah suatu ibadah sebagaimana halnya shalat, zakat, puasa, dan ibadah yang lain, sehingga ketaatan itu bernilai pahala.
2⃣ Ulil Amri adalah setiap muslim yang diberikan kekuasaan oleh Allah terhadap orang yang berada di bawahnya, yang terdepan adalah mereka yang ditakdirkan memegang tampuk kepemimpinan di suatu negara, seperti raja, amir, presiden, dan semisalnya. Setiap orang yang diberi wewenang kekuasaan oleh penguasa pun tercakup dalam makna ulil amri. Demikian pula, alim ulama juga tercakup sebagai ulim amri sebagaimana tafsiran ulama terhadap ayat ke-59 surat an-Nisa. Perintah mereka wajib ditaati tatkala memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
3⃣ Allah memerintahkan setiap muslim untuk menaati ulil amri dalam setiap perintah mereka, baik hal itu disukai atau tidak, karena kondisi suatu negara tidak akan stabil dan aman jika ketaatan kepada penguasa tiada. Akan tetapi, aturan agama memberikan batasan untuk ketaatan kepada mereka sehingga batasan itu tidak boleh melampaui batas. Ketaatan kepada penguasa dibatasi hanya pada perkara yang ma’ruf, sehingga tidak ada kewajiban taat dalam urusan kemaksiatan. Oleh karena itu, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, ulil amri wajib menahan diri untuk tidak memerintahkan suatu kemaksiatan kepada Allah ta’ala. Kedua, setiap orang wajib memprioritaskan ketaatan pada Allah di atas ketaatan pada orang lain, karena kewajiban menaati ulil amri pada dasarnya adalah salah satu bentuk menaati Allah ta’ala, sehingga tidaklah logis apabila kita diperintahkan menaati ulil amri dalam setiap perkara, meski hal itu bertentangan dengan perintah dan aturan Allah ta’ala.
4⃣ Apabila ulil amri ternyata menetapkan suatu aturan yang bernilai kemaksiatan kepada Allah ta’ala, maka kita tidak boleh menaati perintah itu. Ketidaktaatan itu hanya berlaku pada perintah yang mengandung kemaksiatan itu saja, bukan pada seluruh perintah dan larangan mereka. demikian pula, tidak boleh memberontak kepada mereka semata-mata dengan alasan itu, bahkan setiap muslim dituntunkan untuk mengoreksi dan menasihati mereka dengan cara yang hikmah agar mereka tahu bahwa apa yang diperintahkan mereka merupakan kemaksiatan.
5⃣ Ketentuan di atas juga berlaku untuk orang lain. Misalnya, jika orang tua memerintahkan kemaksiatan, maka tidak boleh menaati perintah tersebut dan menjadi kewajiban kita untuk menjelaskan dan menyampaikan bahwa hal itu tidak sejalan dengan aturan agama.
Wallahu a'lam.
#serial_larangan_akidah
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّمْعُ والطَّاعَةُ علَى المَرْءِ المُسْلِمِ فِيما أحَبَّ وكَرِهَ، ما لَمْ يُؤْمَرْ بمَعْصِيَةٍ، فإذا أُمِرَ بمَعْصِيَةٍ فلا سَمْعَ ولا طاعَةَ
“Seorang muslim berkewajiban untuk mendengarkan dan menaati perintah penguasa, baik perintah itu disukai aupun tidak. Hal ini berlaku selama tidak memerintahkan kemaksiatan. Apabila seorang muslim diperintah melaksanakan kemaksiatan, maka tidak ada kewajiban untuk mendengarkan dan menaati perintah tersebut.” [HR. Al-Bukhari]
Penjelasan ringkas
1⃣ Menaati penguasa muslim adalah perintah Allah kepada orang-orang beriman yang disebutkan dalam al-Quran. Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” [An-Nisa : 59]
Karena diperintahkan Allah ta’ala, maka menaati penguasa muslim adalah suatu ibadah sebagaimana halnya shalat, zakat, puasa, dan ibadah yang lain, sehingga ketaatan itu bernilai pahala.
2⃣ Ulil Amri adalah setiap muslim yang diberikan kekuasaan oleh Allah terhadap orang yang berada di bawahnya, yang terdepan adalah mereka yang ditakdirkan memegang tampuk kepemimpinan di suatu negara, seperti raja, amir, presiden, dan semisalnya. Setiap orang yang diberi wewenang kekuasaan oleh penguasa pun tercakup dalam makna ulil amri. Demikian pula, alim ulama juga tercakup sebagai ulim amri sebagaimana tafsiran ulama terhadap ayat ke-59 surat an-Nisa. Perintah mereka wajib ditaati tatkala memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
3⃣ Allah memerintahkan setiap muslim untuk menaati ulil amri dalam setiap perintah mereka, baik hal itu disukai atau tidak, karena kondisi suatu negara tidak akan stabil dan aman jika ketaatan kepada penguasa tiada. Akan tetapi, aturan agama memberikan batasan untuk ketaatan kepada mereka sehingga batasan itu tidak boleh melampaui batas. Ketaatan kepada penguasa dibatasi hanya pada perkara yang ma’ruf, sehingga tidak ada kewajiban taat dalam urusan kemaksiatan. Oleh karena itu, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, ulil amri wajib menahan diri untuk tidak memerintahkan suatu kemaksiatan kepada Allah ta’ala. Kedua, setiap orang wajib memprioritaskan ketaatan pada Allah di atas ketaatan pada orang lain, karena kewajiban menaati ulil amri pada dasarnya adalah salah satu bentuk menaati Allah ta’ala, sehingga tidaklah logis apabila kita diperintahkan menaati ulil amri dalam setiap perkara, meski hal itu bertentangan dengan perintah dan aturan Allah ta’ala.
4⃣ Apabila ulil amri ternyata menetapkan suatu aturan yang bernilai kemaksiatan kepada Allah ta’ala, maka kita tidak boleh menaati perintah itu. Ketidaktaatan itu hanya berlaku pada perintah yang mengandung kemaksiatan itu saja, bukan pada seluruh perintah dan larangan mereka. demikian pula, tidak boleh memberontak kepada mereka semata-mata dengan alasan itu, bahkan setiap muslim dituntunkan untuk mengoreksi dan menasihati mereka dengan cara yang hikmah agar mereka tahu bahwa apa yang diperintahkan mereka merupakan kemaksiatan.
5⃣ Ketentuan di atas juga berlaku untuk orang lain. Misalnya, jika orang tua memerintahkan kemaksiatan, maka tidak boleh menaati perintah tersebut dan menjadi kewajiban kita untuk menjelaskan dan menyampaikan bahwa hal itu tidak sejalan dengan aturan agama.
Wallahu a'lam.
#serial_larangan_akidah
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Apakah engkau merasa tak berdaya? Bahwa dunia beserta hiruk-pikuknya lebih besar darimu, bahwa engkau seolah-olah sehelai bulu yang diterbangkan oleh angin kehidupan yang senantiasa bergejolak?
Apakah engkau merasa seperti seekor burung yang tiada lagi bersayap, lemah, dan karenanya sangat membutuhkan bantuan?
Apakah engkau memiliki sesuatu yang engkau khawatirkan keselamatannya? Engkau ingin sesuatu itu berada dalam perlindungan seorang yang tidak akan menyia-nyiakannya? Entah sesuatu yang kau maksud itu adalah anak, harta, kesehatan, atau bahkan hidupmu?
Jika demikian, melangkahlah ke depan dan masuklah ke dalam naungan cahaya salah satu nama Allah, al-Wakiil, Yang Mahamemelihara.
Segera mulailah mengenal kandungan nama yang agung ini. Pahami seutuhnya. Istirahatkan jiwamu dari ketidakberdayaan, keresahan dan keterasingannya dengan menjadikannya berteduh dalam naungan nama Allah, al-Wakil.
*Jadikanlah Dia sebagai Pelindung*
al-Wakiil adalah Dzat yang semata-mata menjadi tempatmu bertawakkal; Dzat yang semata-mata menjadi tempat berlindungmu; Dzat yang semata-mata menjadi tempat kepercayaanmu. Semata-mata pada-Nya engkau menggantungkan seluruh harapan.
Setiap aktivitas yang engkau percayakan kepada Allah, pastilah di dalamnya terdapat kebaikan yang sempurna. Karena ketika engkau bertawakkal kepada Allah dalam aktivitas tersebut, hal ini berarti engkau telah menaruh kepercayan pada Dzat yang mengatur segala urusan, termasuk di antaranya pengaturan langit dan bumi, dalam menyempurnakan aktivitas tersebut. Dia-lah Dzat yang melindungi dan tak ada yang dapat berlindung dari siksa-Nya.
Allah al-Haq berfirman, menceritakan perihal diri-Nya,
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا
_“(Dia-lah) Rabb timur dan barat, tiada Sembahan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.”_
[al-Muzammil: 9].
Rabb timur dan barat memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya pelindung. Bukankah hal itu pertanda jaminan keberhasilan?
Cukup Dia ingin engkau mengucapkan dengan hatimu, _“Wahai Allah, Engkau-lah Pelindung-Ku!”_
Adakah di muka bumi seorang kaya, yang memerintahkanmu agar hanya kepadanya saja engkau meminta pertolongan? Hanya kepadanya engkau memasrahkan urusan? Hanya kepadanya engkau meminta perlindungan? Selamanya tak akan ada orang yang demikian itu! Karena tak satupun manusia yang mampu menjaga dan melindungimu dari segala sesuatu yang membahayakan serta menolongmu dalam setiap urusan. Hanya Allah semata yang mampu menjamin, berbuat dan melakukan itu semua!
Tawakkal adalah keyakinan hati yang menggiringmu untuk berjalan di bawah naungan besar yang akan menjagamu dari panas kegelisahan, hujan tipu daya, dan angin kehidupan dunia yang berkecamuk. Orang yang diharamkan dari kebaikan adalah dia yang tidak mempercayai akan naungan tersebut dan tidak berupaya untuk berjalan di bawah naungannya.
Allah, Sang Raja Diraja telah memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya sebagai Pelindung. Di mana engkau menempatkan segala kebutuhanmu di hadapan-Nya agar hanya Dia yang memenuhinya. Engkau berlindung kepada-Nya, sehingga Dia mencegah anak panah tipu muslihat agar tidak mengenaimu. Engkau menyerahkan segala urusanmu kepada-Nya hingga Dia menyempurnakan urusan itu dengan kondisi yang sempurna dan tepat.
-bersambung-
♻ _Silakan disebarluaskan_
#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh
https://t.me/ayobelajartauhid/1848
Apakah engkau merasa seperti seekor burung yang tiada lagi bersayap, lemah, dan karenanya sangat membutuhkan bantuan?
Apakah engkau memiliki sesuatu yang engkau khawatirkan keselamatannya? Engkau ingin sesuatu itu berada dalam perlindungan seorang yang tidak akan menyia-nyiakannya? Entah sesuatu yang kau maksud itu adalah anak, harta, kesehatan, atau bahkan hidupmu?
Jika demikian, melangkahlah ke depan dan masuklah ke dalam naungan cahaya salah satu nama Allah, al-Wakiil, Yang Mahamemelihara.
Segera mulailah mengenal kandungan nama yang agung ini. Pahami seutuhnya. Istirahatkan jiwamu dari ketidakberdayaan, keresahan dan keterasingannya dengan menjadikannya berteduh dalam naungan nama Allah, al-Wakil.
*Jadikanlah Dia sebagai Pelindung*
al-Wakiil adalah Dzat yang semata-mata menjadi tempatmu bertawakkal; Dzat yang semata-mata menjadi tempat berlindungmu; Dzat yang semata-mata menjadi tempat kepercayaanmu. Semata-mata pada-Nya engkau menggantungkan seluruh harapan.
Setiap aktivitas yang engkau percayakan kepada Allah, pastilah di dalamnya terdapat kebaikan yang sempurna. Karena ketika engkau bertawakkal kepada Allah dalam aktivitas tersebut, hal ini berarti engkau telah menaruh kepercayan pada Dzat yang mengatur segala urusan, termasuk di antaranya pengaturan langit dan bumi, dalam menyempurnakan aktivitas tersebut. Dia-lah Dzat yang melindungi dan tak ada yang dapat berlindung dari siksa-Nya.
Allah al-Haq berfirman, menceritakan perihal diri-Nya,
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا
_“(Dia-lah) Rabb timur dan barat, tiada Sembahan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.”_
[al-Muzammil: 9].
Rabb timur dan barat memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya pelindung. Bukankah hal itu pertanda jaminan keberhasilan?
Cukup Dia ingin engkau mengucapkan dengan hatimu, _“Wahai Allah, Engkau-lah Pelindung-Ku!”_
Adakah di muka bumi seorang kaya, yang memerintahkanmu agar hanya kepadanya saja engkau meminta pertolongan? Hanya kepadanya engkau memasrahkan urusan? Hanya kepadanya engkau meminta perlindungan? Selamanya tak akan ada orang yang demikian itu! Karena tak satupun manusia yang mampu menjaga dan melindungimu dari segala sesuatu yang membahayakan serta menolongmu dalam setiap urusan. Hanya Allah semata yang mampu menjamin, berbuat dan melakukan itu semua!
Tawakkal adalah keyakinan hati yang menggiringmu untuk berjalan di bawah naungan besar yang akan menjagamu dari panas kegelisahan, hujan tipu daya, dan angin kehidupan dunia yang berkecamuk. Orang yang diharamkan dari kebaikan adalah dia yang tidak mempercayai akan naungan tersebut dan tidak berupaya untuk berjalan di bawah naungannya.
Allah, Sang Raja Diraja telah memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya sebagai Pelindung. Di mana engkau menempatkan segala kebutuhanmu di hadapan-Nya agar hanya Dia yang memenuhinya. Engkau berlindung kepada-Nya, sehingga Dia mencegah anak panah tipu muslihat agar tidak mengenaimu. Engkau menyerahkan segala urusanmu kepada-Nya hingga Dia menyempurnakan urusan itu dengan kondisi yang sempurna dan tepat.
-bersambung-
♻ _Silakan disebarluaskan_
#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh
https://t.me/ayobelajartauhid/1848
-lanjutan-
Pertanyaannya adalah, “Apa yang membuatmu menunggu?” Apakah sesuatu yang lain itu, yang membuat dirimu tidak menerima keutamaan di atas? Siapakah selain Dia yang akan memberimu melebihi keistimewaan di atas?
Sungguh kita begitu bergantung pada makhluk, yang sama-sama tercipta dari tanah, pada derajat yang mengkhawatirkan!
Bacalah firman-Nya!
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
_“Dan bertawakallah kepada (Allah) yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud."_ ([asy-Syuara: 217-219].
Apakah urusan, permasalahan, dan kesedihan yang begitu besar, pelik, dan mendalam yang dapat menyulitkan Allah , Rabb Pemilik kemuliaan? Kemuliaan itu sendiri, Dia-lah yang memilikinya. Segala kemuliaan yang engkau pandang, dengar dan ketahui, Dia-lah yang memilikinya. Bagaimana mungkin segenap permasalahanmu akan terasa sulit di hadapan Rabb, Pemilik segala kemuliaan, kesombongan, dan keagungan?!
📚 *Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah (Karena Engkau adalah Allah-Rihlah ke Langit Ketujuh) karya Ali al-Faifiy.*
♻ _Silakan disebarluaskan_
#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh
https://t.me/ayobelajartauhid/1849
Pertanyaannya adalah, “Apa yang membuatmu menunggu?” Apakah sesuatu yang lain itu, yang membuat dirimu tidak menerima keutamaan di atas? Siapakah selain Dia yang akan memberimu melebihi keistimewaan di atas?
Sungguh kita begitu bergantung pada makhluk, yang sama-sama tercipta dari tanah, pada derajat yang mengkhawatirkan!
Bacalah firman-Nya!
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
_“Dan bertawakallah kepada (Allah) yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud."_ ([asy-Syuara: 217-219].
Apakah urusan, permasalahan, dan kesedihan yang begitu besar, pelik, dan mendalam yang dapat menyulitkan Allah , Rabb Pemilik kemuliaan? Kemuliaan itu sendiri, Dia-lah yang memilikinya. Segala kemuliaan yang engkau pandang, dengar dan ketahui, Dia-lah yang memilikinya. Bagaimana mungkin segenap permasalahanmu akan terasa sulit di hadapan Rabb, Pemilik segala kemuliaan, kesombongan, dan keagungan?!
📚 *Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah (Karena Engkau adalah Allah-Rihlah ke Langit Ketujuh) karya Ali al-Faifiy.*
♻ _Silakan disebarluaskan_
#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh
https://t.me/ayobelajartauhid/1849
❌⛔ [Serial Larangan Akidah] Janganlah beramal dengan harapan dilihat atau didengar oleh orang lain ❌⛔
Allah ta’ala berfirman,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Sembahan kamu itu adalah Sembahan yang Esa. Setiap orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya" [Al-Kahfi : 110]
Penjelasan ringkas
Orang lain sedikit pun tidak mampu memberikan kemanfaatan kepada kita tanpa seizin-Nya dan tidak dapat menyelamatkan kita dari siksa-Nya. Beramal dengan harapan dilihat (riya) dan didengar orang lain (sum’ah) hanyalah akan menghapus dan melenyapkan pahala amal, bahkan mendatangkan dosa. Allah ta’ala hanya menerima amal yang dilakukan sesuai dengan tuntunan dan ikhlas karena mengharapkan ridha-Nya.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as’Sidiy rahimahullah mengatakan,
أي: { قُلْ ْ} يا محمد للكفار وغيرهم: { إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ ْ} أي: لست بإله، ولا لي شركة في الملك، ولا علم بالغيب، ولا عندي خزائن الله، { إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ ْ} عبد من عبيد ربي، { يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ ْ} أي: فضلت عليكم بالوحي، الذي يوحيه الله إلي، الذي أجله الإخبار لكم: أنما إلهكم إله واحد، أي: لا شريك له، ولا أحد يستحق من العبادة مثقال ذرة غيره، وأدعوكم إلى العمل الذي يقربكم منه، وينيلكم ثوابه، ويدفع عنكم عقابه. ولهذا قال: { فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا ْ} وهو الموافق لشرع الله، من واجب ومستحب، { وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ْ} أي: لا يرائي بعمله بل يعمله خالصا لوجه الله تعالى، فهذا الذي جمع بين الإخلاص والمتابعة، هو الذي ينال ما يرجو ويطلب، وأما من عدا ذلك، فإنه خاسر في دنياه وأخراه، وقد فاته القرب من مولاه، ونيل رضاه.
“Katakanlah wahai Muhammad kepada orang kafir dan selain mereka bahwa saya hanyalah manusia biasa seperti kalian. Saya bukanlah tuhan. Saya tidaklah memiliki saham dalam pengaturan alam semesta dan tak memiliki pengetahuan dalam hal gaib. Demikian pula, perbendaharaan Allah, tidak saya miliki. Saya hanyalah manusia biasa seperti kalian, seorang hamba di antara hamba-hamba-Nya, hanyasaja saya diberi kelebihan dengan wahyu yang diturunkan kepadaku untuk menginformasikan kepada kalian bahwa Sembahan kalian yang hak adalah Sembahan yang Esa, tidak memiliki sekutu, dimana selain Dia tidak memiliki hak untuk diibadahi meski seberat biji dzarrah. Saya menyeru untuk melakukan segala amal yang bisa mendekatkan diri kalian kepada-Nya, sehingga pahala-Nya bisa diraih dan siksa-Nya bisa terhindarkan.
Itulah mengapa Allah kemudian berfirman yang artinya, ‘Setiap orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh’, yaitu amal ibadah yang sesuai dengan syari’at Allah, baik yang hukumnya wajib atau pun mustahab. ‘Dan tidak mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya’, yaitu tidak mengerjakan amal ibadah itu dengan riya, tetapi dia melakukannya dengan ikhlas demi melihat Wajah Allah ta’ala. Amal ibadah yang mengumpulkan dua hal ini, yaitu ikhlas dan mutaaba’ah (sesuai tuntunan) adalah amal ibadah yang bisa mengantarkan pada pahala yang diinginkan dan dicari oleh hamba. Adapun orang yang melakukan amal ibadah selain itu, yaitu amal ibadah yang dicampuri dengan riya dan sum’ah, maka sungguh dia justru akan merugikan diri sendiri di dunia dan akhirat, karena dia mengabaikan kesempatan untuk memperoleh kedekatan dan ridha Allah, Sang Pencipta” [Taisir Karim ar-Rahman].
#serial_larangan_akidah
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Allah ta’ala berfirman,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Sembahan kamu itu adalah Sembahan yang Esa. Setiap orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya" [Al-Kahfi : 110]
Penjelasan ringkas
Orang lain sedikit pun tidak mampu memberikan kemanfaatan kepada kita tanpa seizin-Nya dan tidak dapat menyelamatkan kita dari siksa-Nya. Beramal dengan harapan dilihat (riya) dan didengar orang lain (sum’ah) hanyalah akan menghapus dan melenyapkan pahala amal, bahkan mendatangkan dosa. Allah ta’ala hanya menerima amal yang dilakukan sesuai dengan tuntunan dan ikhlas karena mengharapkan ridha-Nya.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as’Sidiy rahimahullah mengatakan,
أي: { قُلْ ْ} يا محمد للكفار وغيرهم: { إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ ْ} أي: لست بإله، ولا لي شركة في الملك، ولا علم بالغيب، ولا عندي خزائن الله، { إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ ْ} عبد من عبيد ربي، { يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ ْ} أي: فضلت عليكم بالوحي، الذي يوحيه الله إلي، الذي أجله الإخبار لكم: أنما إلهكم إله واحد، أي: لا شريك له، ولا أحد يستحق من العبادة مثقال ذرة غيره، وأدعوكم إلى العمل الذي يقربكم منه، وينيلكم ثوابه، ويدفع عنكم عقابه. ولهذا قال: { فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا ْ} وهو الموافق لشرع الله، من واجب ومستحب، { وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ْ} أي: لا يرائي بعمله بل يعمله خالصا لوجه الله تعالى، فهذا الذي جمع بين الإخلاص والمتابعة، هو الذي ينال ما يرجو ويطلب، وأما من عدا ذلك، فإنه خاسر في دنياه وأخراه، وقد فاته القرب من مولاه، ونيل رضاه.
“Katakanlah wahai Muhammad kepada orang kafir dan selain mereka bahwa saya hanyalah manusia biasa seperti kalian. Saya bukanlah tuhan. Saya tidaklah memiliki saham dalam pengaturan alam semesta dan tak memiliki pengetahuan dalam hal gaib. Demikian pula, perbendaharaan Allah, tidak saya miliki. Saya hanyalah manusia biasa seperti kalian, seorang hamba di antara hamba-hamba-Nya, hanyasaja saya diberi kelebihan dengan wahyu yang diturunkan kepadaku untuk menginformasikan kepada kalian bahwa Sembahan kalian yang hak adalah Sembahan yang Esa, tidak memiliki sekutu, dimana selain Dia tidak memiliki hak untuk diibadahi meski seberat biji dzarrah. Saya menyeru untuk melakukan segala amal yang bisa mendekatkan diri kalian kepada-Nya, sehingga pahala-Nya bisa diraih dan siksa-Nya bisa terhindarkan.
Itulah mengapa Allah kemudian berfirman yang artinya, ‘Setiap orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh’, yaitu amal ibadah yang sesuai dengan syari’at Allah, baik yang hukumnya wajib atau pun mustahab. ‘Dan tidak mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya’, yaitu tidak mengerjakan amal ibadah itu dengan riya, tetapi dia melakukannya dengan ikhlas demi melihat Wajah Allah ta’ala. Amal ibadah yang mengumpulkan dua hal ini, yaitu ikhlas dan mutaaba’ah (sesuai tuntunan) adalah amal ibadah yang bisa mengantarkan pada pahala yang diinginkan dan dicari oleh hamba. Adapun orang yang melakukan amal ibadah selain itu, yaitu amal ibadah yang dicampuri dengan riya dan sum’ah, maka sungguh dia justru akan merugikan diri sendiri di dunia dan akhirat, karena dia mengabaikan kesempatan untuk memperoleh kedekatan dan ridha Allah, Sang Pencipta” [Taisir Karim ar-Rahman].
#serial_larangan_akidah
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Jangan berbangga dengan dunia yang engkau miliki. Itu sifat Qarun, Si Durhaka
Setiap orang yang meyakini bahwa kelezatan dunia akan meninggalkannya dan kesenangan dunia tidaklah langgeng, niscaya tidak akan berbangga diri dengan capaian duniawi, pun takkan bersikap arogan dengan bertambahnya perbendaharaan dunia yang dimiliki.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
"Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri" [Al-Qashash : 76]
#tadabbur
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Setiap orang yang meyakini bahwa kelezatan dunia akan meninggalkannya dan kesenangan dunia tidaklah langgeng, niscaya tidak akan berbangga diri dengan capaian duniawi, pun takkan bersikap arogan dengan bertambahnya perbendaharaan dunia yang dimiliki.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
"Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri" [Al-Qashash : 76]
#tadabbur
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
🌷 Kumpulan Hadits Seputar Wanita 🌷
Hadits Ke-Sembilanbelas
Wahai Wanita, janganlah mendatangi tempat-tempat yang di dalamnya wanita membuka aurat, meski hal itu atas persetujuan suami
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلاَ يَدْخُلِ الْحَمَّامَ بِغَيْرِ إِزَارٍ، وَمَنْ كَانَتْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلاَ يُدْخِلْ حَلِيْلَتَهُ الْحَمَّامَ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلاَ يَجْلِسْ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا بِالْخَمْرِ. التِّرْمِذِيُّ
"Setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia memasuki pemandian umum kecuali dengan memakai kain penutup tubuh. Setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia memasukkan istrinya ke pemandian umum. Setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia duduk di meja hidangan yang di atasnya diedarkan khamr". [HR. At-Tirmidzi. Dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi]
Faidah Hadits
1⃣ Suami akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinan atas istrinya di hari kiamat. Dia akan dihisab atas berbagai perbuatannya terhadap istri.
2⃣ Melaksanakan tanggungjawab terhadap sang istri dengan baik merupakan indikator keimanan suami kepada Allah dan hari akhir.
3⃣ Wanita diharamkan memasuki pemandian umum seperti kolam renang umum, ruang sauna, atau tempat-tempat sejenis, dimana para wanita menampakkan auratnya.
4⃣ Sudah menjadi kewajiban bagi istri untuk membantu sang suami agar ia bisa melaksanakan tanggungjawab terkait diri sang istri dengan baik.
#kumpulan_hadits_seputar_wanita
#wanita_shalihah
♻ Silakan disebarluaskan
Hadits Ke-Sembilanbelas
Wahai Wanita, janganlah mendatangi tempat-tempat yang di dalamnya wanita membuka aurat, meski hal itu atas persetujuan suami
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلاَ يَدْخُلِ الْحَمَّامَ بِغَيْرِ إِزَارٍ، وَمَنْ كَانَتْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلاَ يُدْخِلْ حَلِيْلَتَهُ الْحَمَّامَ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلاَ يَجْلِسْ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا بِالْخَمْرِ. التِّرْمِذِيُّ
"Setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia memasuki pemandian umum kecuali dengan memakai kain penutup tubuh. Setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia memasukkan istrinya ke pemandian umum. Setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia duduk di meja hidangan yang di atasnya diedarkan khamr". [HR. At-Tirmidzi. Dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi]
Faidah Hadits
1⃣ Suami akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinan atas istrinya di hari kiamat. Dia akan dihisab atas berbagai perbuatannya terhadap istri.
2⃣ Melaksanakan tanggungjawab terhadap sang istri dengan baik merupakan indikator keimanan suami kepada Allah dan hari akhir.
3⃣ Wanita diharamkan memasuki pemandian umum seperti kolam renang umum, ruang sauna, atau tempat-tempat sejenis, dimana para wanita menampakkan auratnya.
4⃣ Sudah menjadi kewajiban bagi istri untuk membantu sang suami agar ia bisa melaksanakan tanggungjawab terkait diri sang istri dengan baik.
#kumpulan_hadits_seputar_wanita
#wanita_shalihah
♻ Silakan disebarluaskan
Faidah Hadits Umdatul Ahkam
Hadits Ke-tiga
Tumit yang Tidak Terbasuh Air Wudhu
Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash, Abu Hurairah, dan Aisyah radhiallahu ‘anhum, mereka mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ
“Celakalah tumit-tumit yang tidak terbasuh air wudhu karena akan terjilat api neraka” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Penjelasan ringkas
1⃣ Hadits ini merupakan dalil bahwa membasuh kedua kaki dan meratakan anggota wudhu dengan cara dibasuh air adalah wajib.
2⃣ Al-Bukhari rahimahullah membuat bab dalam kitah Shahih-nya, “Bab Membasuh Kedua Kaki dan Tidak Mengusap Kedua Telapak Kaki”, di dalamnya beliau kemudian memaparkan hadits Abdullah bin Amru di atas, dimana beliau berkata,
تخلَّفَ عنَّا النبي صلى الله عليه وسلم في سفرة سافرناها ، فأدركنا وقد أرهقتنا الصلاة ونحن نتوضأ ، فجعلنا نمسح على أرجلنا ، فنادى بأعلى صوته : ( ويل للأعقاب من النار ) مرتين أو ثلاثا
“Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah tertinggal dari kami dalam suatu perjalanan yang kami lakukan hingga Beliau mendapatkan kami sementara waktu shalat sudah hampir habis, kami berwudlu' dengan hanya mengusap kaki kami. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berseru dengan suara yang keras, ‘Celakalah bagi tumit-tumit yang tidak basah akan masuk neraka’. Beliau serukan hingga dua atau tiga kali.” [HR. Al-Bukhari]
3⃣ Hadits ini juga merupakan dalil diperbolehkannya meninggikan suara ketika mengingkari suatu perbuatan yang keliru; mengulang-ulang penekanan suatu isu agar dapat dipahami dan diperhatikan dengan baik oleh audiens; dan perlunya mengedukasi orang yang belum mengetahui hukum suatu permasalahan [Fath al-Baari 1/143]
4⃣ Muslim meriwayatkan dari Umar bin al-Khathab radhiallahu ‘anhu, beliau menyatakan,
أَنَّ رَجُلاً تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ، فَأَبْصَرَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: "ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ" فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى
“Ada seorang yang berwudhu, namun dia tidak membasuh satu bagian pada kaki yang besarnya hanya seujung kuku. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memelototinya dan berkata, ‘Ulangi wudhumu dan perbaiki’. Maka orang itu mengulangi wudhunya lalu melaksanakan shalat.” [HR. Muslim]
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Tumit secara khusus disebutkan untuk mengungkapkan sebab ancaman tersebut sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Abdullah bin Amru. Dengan demikian, seluruh anggota wudhu yang serupa, dimana terkadang orang lalai membasuhnya dengan air secara merata, juga diancam hal ayng sama seperti dalam riwayat Al-Hakim dan selainnya, dari hadits Abdullah bin al-Harits, diriwayatkan bahwa ‘Celakalah tumit-tumit dan punggung-punggung kaki yang tidak terbasuh air karena akan terjilat api neraka’” [Fath al-Baari 1/267]
4⃣ Abdurrahman bin Abi Laila rahimahullah mengatakan, “Seluruh sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersepakat bahwa kedua kaki harus dibasuh. Demikian yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur." [Dikutip oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fath al-Baari 1/264]
#faidah_hadits_umdatul_ahkam
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Hadits Ke-tiga
Tumit yang Tidak Terbasuh Air Wudhu
Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash, Abu Hurairah, dan Aisyah radhiallahu ‘anhum, mereka mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ
“Celakalah tumit-tumit yang tidak terbasuh air wudhu karena akan terjilat api neraka” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Penjelasan ringkas
1⃣ Hadits ini merupakan dalil bahwa membasuh kedua kaki dan meratakan anggota wudhu dengan cara dibasuh air adalah wajib.
2⃣ Al-Bukhari rahimahullah membuat bab dalam kitah Shahih-nya, “Bab Membasuh Kedua Kaki dan Tidak Mengusap Kedua Telapak Kaki”, di dalamnya beliau kemudian memaparkan hadits Abdullah bin Amru di atas, dimana beliau berkata,
تخلَّفَ عنَّا النبي صلى الله عليه وسلم في سفرة سافرناها ، فأدركنا وقد أرهقتنا الصلاة ونحن نتوضأ ، فجعلنا نمسح على أرجلنا ، فنادى بأعلى صوته : ( ويل للأعقاب من النار ) مرتين أو ثلاثا
“Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah tertinggal dari kami dalam suatu perjalanan yang kami lakukan hingga Beliau mendapatkan kami sementara waktu shalat sudah hampir habis, kami berwudlu' dengan hanya mengusap kaki kami. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berseru dengan suara yang keras, ‘Celakalah bagi tumit-tumit yang tidak basah akan masuk neraka’. Beliau serukan hingga dua atau tiga kali.” [HR. Al-Bukhari]
3⃣ Hadits ini juga merupakan dalil diperbolehkannya meninggikan suara ketika mengingkari suatu perbuatan yang keliru; mengulang-ulang penekanan suatu isu agar dapat dipahami dan diperhatikan dengan baik oleh audiens; dan perlunya mengedukasi orang yang belum mengetahui hukum suatu permasalahan [Fath al-Baari 1/143]
4⃣ Muslim meriwayatkan dari Umar bin al-Khathab radhiallahu ‘anhu, beliau menyatakan,
أَنَّ رَجُلاً تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ، فَأَبْصَرَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: "ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ" فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى
“Ada seorang yang berwudhu, namun dia tidak membasuh satu bagian pada kaki yang besarnya hanya seujung kuku. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memelototinya dan berkata, ‘Ulangi wudhumu dan perbaiki’. Maka orang itu mengulangi wudhunya lalu melaksanakan shalat.” [HR. Muslim]
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Tumit secara khusus disebutkan untuk mengungkapkan sebab ancaman tersebut sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Abdullah bin Amru. Dengan demikian, seluruh anggota wudhu yang serupa, dimana terkadang orang lalai membasuhnya dengan air secara merata, juga diancam hal ayng sama seperti dalam riwayat Al-Hakim dan selainnya, dari hadits Abdullah bin al-Harits, diriwayatkan bahwa ‘Celakalah tumit-tumit dan punggung-punggung kaki yang tidak terbasuh air karena akan terjilat api neraka’” [Fath al-Baari 1/267]
4⃣ Abdurrahman bin Abi Laila rahimahullah mengatakan, “Seluruh sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersepakat bahwa kedua kaki harus dibasuh. Demikian yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur." [Dikutip oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fath al-Baari 1/264]
#faidah_hadits_umdatul_ahkam
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Kewajiban yang paling utama
Kewajiban yang paling utama dilakukan oleh setiap umat adalah tauhid, mengesakan Allah dalam peribadatan. Apabila suatu umat menyepelekannya, sungguh ia telah mengabaikan intisari dakwah yang diemban oleh setiap nabi dan rasul yang diutus kepada mereka.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." [An-Nahl : 36]
#tadabbur
♻ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Kewajiban yang paling utama dilakukan oleh setiap umat adalah tauhid, mengesakan Allah dalam peribadatan. Apabila suatu umat menyepelekannya, sungguh ia telah mengabaikan intisari dakwah yang diemban oleh setiap nabi dan rasul yang diutus kepada mereka.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." [An-Nahl : 36]
#tadabbur
♻ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══