2 PRAKTIK KESESATAN TERHADAP NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM
.
Kesesatan umat ini terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terletak pada dua hal, yaitu:
.
Pertama: mendistorsi sunnah beliau dan keliru dalam memaknainya. Kesesatan mereka bukan dengan mendustakan sunnah tersebut, tapi dengan melakukan misinterpretasi terhadap sabda beliau; mendistorsi redaksi dan maknanya. Itulah mengapa di dalam al-Quran dan al-Hadits terdapat lebih banyak peringatan untuk berhati-hati terhadap kesesatan model ini dibandingkan peringatan terhadap sikap mendustakan Nabi. Allah Ta'ala tahu bahwa distorsi dan misinterpretasi sabda Nabi akan lebih banyak dilakukan oleh umat ini ketimbang menolak dan mendustakan sabdanya.
.
Kedua: mengultuskan Nabi dan memposisikan beliau melebihi kedudukan yang ditetapkan Allah Ta'ala; sehingga tidaklah patut kiranya ibadah berupa permohonan yang khusus untuk Allah seperti istighatsah dan isti'anah dipanjatkan kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita dapat menjumpai teks-teks hadits yang memperingatkan atau melarang umat ini dari perbuatan mengultuskan dan menyanjung beliau secara berlebihan, karena Allah Ta'ala tahu kesesatan umat ini dalam mengultuskan beliau lebih kerap terjadi daripada kesesatan mereka yang merendahkan martabat beliau.
.
al-Khurasaniyah fi Syarh Aqidah ar-Raziyyain hlm. 232
.
#manhaj #aqidah #tauhid
.
https://t.me/ayobelajartauhid/2285
.
Kesesatan umat ini terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terletak pada dua hal, yaitu:
.
Pertama: mendistorsi sunnah beliau dan keliru dalam memaknainya. Kesesatan mereka bukan dengan mendustakan sunnah tersebut, tapi dengan melakukan misinterpretasi terhadap sabda beliau; mendistorsi redaksi dan maknanya. Itulah mengapa di dalam al-Quran dan al-Hadits terdapat lebih banyak peringatan untuk berhati-hati terhadap kesesatan model ini dibandingkan peringatan terhadap sikap mendustakan Nabi. Allah Ta'ala tahu bahwa distorsi dan misinterpretasi sabda Nabi akan lebih banyak dilakukan oleh umat ini ketimbang menolak dan mendustakan sabdanya.
.
Kedua: mengultuskan Nabi dan memposisikan beliau melebihi kedudukan yang ditetapkan Allah Ta'ala; sehingga tidaklah patut kiranya ibadah berupa permohonan yang khusus untuk Allah seperti istighatsah dan isti'anah dipanjatkan kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita dapat menjumpai teks-teks hadits yang memperingatkan atau melarang umat ini dari perbuatan mengultuskan dan menyanjung beliau secara berlebihan, karena Allah Ta'ala tahu kesesatan umat ini dalam mengultuskan beliau lebih kerap terjadi daripada kesesatan mereka yang merendahkan martabat beliau.
.
al-Khurasaniyah fi Syarh Aqidah ar-Raziyyain hlm. 232
.
#manhaj #aqidah #tauhid
.
https://t.me/ayobelajartauhid/2285