*Rencana tahunan*
Hal terbesar yang dalam mengerjakannya engkau bertawakkal kepada Allah ta’ala adalah beribadah, di mana engkau menanggalkan dan melepaskan andil daya dan upayamu dalam beribadah. Engkau mengucapkan dengan hati sebelum lisanmu berucap,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
_“(hanya) kepada Engkau-lah kami menyembah dan (hanya) kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan.”_ [al-Fatihah: 5].
Karena itu engkau memohon pertolongan, bertawakkal, dan meminta kekuatan dari Allah ta’ala dalam beribadah kepada-Nya.
Mustahil dan tak tergambarkan, Dia memerintahkanmu agar menyembah dan bertawakkal kepada-Nya, kemudian setelah engkau bertawakkal dalam beribadah, Dia justru menelantarkanmu. Hal yang demikian ini tak mungkin terjadi. Bagaimana bisa, Dia menuntutmu agar engkau menyembah-Nya, kemudian Dia tidak membantumu dalam beribadah padahal Dia begitu cinta terhadap ibadah tersebut?
Perbanyaklah mengucapkan do'a nabawi yang mulia ini,
اللّٰهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
_"Ya Allah bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu.”_ [Hasan. HR. Abu Dawud dan an-Nasaa-i].
Apakah tadi saya memintamu untuk memperbanyak ucapan tersebut?
Maafkan, maksud saya, jangan sekadar mengucapkan. Tapi jadikan ucapan tersebut dalam jadwal harianmu, rencana tahunanmu dan bahkan tujuan hidupmu!
Karena jika Allah tak menolongmu dalam beribadah, niscaya tak akan ada kekuatan lain yang akan menolongmu!
Karena jika Allah tak menolongmu dalam beribadah, niscaya engkau tak akan mampu beribadah!
Karena jika Allah tak menolongmu dalam beribadah, niscaya engkau akan merugi di dunia dan akhirat!
Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata,
وقال شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه : تأملت أنفع الدعاء فإذا هو سؤال العون على مرضاته ، ثم رأيته في الفاتحة في إياك نعبد وإياك نستعين
_“Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah, semoga Allah menyucikan ruhnya, berkata, “Aku telah meneliti doa yang paling bermanfaat, ternyata do’a tersebut adalah do’a memohon pertolongan untuk memperoleh ridha-Nya. Kemudian aku melihat doa itu terdapat dalam surat al-Fatihah pada ayat (yang artinya), “hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.“_
[Madarij as-Salikin].
Beliau juga mengatakan,
إن القلب يعرض له مرضان عظيمان ، إن لم يتداركهما تراميا به إلى التلف ولا بد : وهما الرياء ، والكبر ، فدواء الرياء ب إِيَّاكَ نَعْبُدُ ودواء الكبر ب إِيَّاكَ نَسْتَعِينُ.
وكثيرا ما كنت أسمع شيخ الإسلام ابن تيمية- قدس اللّه روحه- يقول إِيَّاكَ نَعْبُدُ تدفع الرياء وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ تدفع الكبرياء
_“Hati akan terpapar dua jenis penyakit yang akut. Jika hamba tidak menyembuhkannya, maka keduanya pasti akan menggiringnya ke dalam kebinasaan. Kedua penyakit tersebut adalah riya dan kesombongan. Penyakit riya dapat diobati dengan merealisasikan kandungan firman Allah “iyyaka na’budu", sedangkan kesombongan dapat diobati dengan merealisasikan kandungan firman Allah “iyyaka nasta’in.”_
_Sering kali saya mendengar Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah, semoga Allah menyucikan ruhnya, berkata, “iyyaka na’budu” dapat menolak riya dan “iyyaka nasta’in” dapat menolak kesombongan.”_ [Madarij as-Salikin].
Bukankah engkau bisa memperhatikan hal ini berlaku pada shalat yang engkau kerjakan. Demi Allah, jika Dia tak menolongmu, niscaya engkau tak mampu mengerjakannya.
_-Ali al-Faifiy-_
*Sumber: Liannakallah-Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah*
#rihlah_ke_langit_ke_tujuh
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Hal terbesar yang dalam mengerjakannya engkau bertawakkal kepada Allah ta’ala adalah beribadah, di mana engkau menanggalkan dan melepaskan andil daya dan upayamu dalam beribadah. Engkau mengucapkan dengan hati sebelum lisanmu berucap,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
_“(hanya) kepada Engkau-lah kami menyembah dan (hanya) kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan.”_ [al-Fatihah: 5].
Karena itu engkau memohon pertolongan, bertawakkal, dan meminta kekuatan dari Allah ta’ala dalam beribadah kepada-Nya.
Mustahil dan tak tergambarkan, Dia memerintahkanmu agar menyembah dan bertawakkal kepada-Nya, kemudian setelah engkau bertawakkal dalam beribadah, Dia justru menelantarkanmu. Hal yang demikian ini tak mungkin terjadi. Bagaimana bisa, Dia menuntutmu agar engkau menyembah-Nya, kemudian Dia tidak membantumu dalam beribadah padahal Dia begitu cinta terhadap ibadah tersebut?
Perbanyaklah mengucapkan do'a nabawi yang mulia ini,
اللّٰهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
_"Ya Allah bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu.”_ [Hasan. HR. Abu Dawud dan an-Nasaa-i].
Apakah tadi saya memintamu untuk memperbanyak ucapan tersebut?
Maafkan, maksud saya, jangan sekadar mengucapkan. Tapi jadikan ucapan tersebut dalam jadwal harianmu, rencana tahunanmu dan bahkan tujuan hidupmu!
Karena jika Allah tak menolongmu dalam beribadah, niscaya tak akan ada kekuatan lain yang akan menolongmu!
Karena jika Allah tak menolongmu dalam beribadah, niscaya engkau tak akan mampu beribadah!
Karena jika Allah tak menolongmu dalam beribadah, niscaya engkau akan merugi di dunia dan akhirat!
Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata,
وقال شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه : تأملت أنفع الدعاء فإذا هو سؤال العون على مرضاته ، ثم رأيته في الفاتحة في إياك نعبد وإياك نستعين
_“Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah, semoga Allah menyucikan ruhnya, berkata, “Aku telah meneliti doa yang paling bermanfaat, ternyata do’a tersebut adalah do’a memohon pertolongan untuk memperoleh ridha-Nya. Kemudian aku melihat doa itu terdapat dalam surat al-Fatihah pada ayat (yang artinya), “hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.“_
[Madarij as-Salikin].
Beliau juga mengatakan,
إن القلب يعرض له مرضان عظيمان ، إن لم يتداركهما تراميا به إلى التلف ولا بد : وهما الرياء ، والكبر ، فدواء الرياء ب إِيَّاكَ نَعْبُدُ ودواء الكبر ب إِيَّاكَ نَسْتَعِينُ.
وكثيرا ما كنت أسمع شيخ الإسلام ابن تيمية- قدس اللّه روحه- يقول إِيَّاكَ نَعْبُدُ تدفع الرياء وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ تدفع الكبرياء
_“Hati akan terpapar dua jenis penyakit yang akut. Jika hamba tidak menyembuhkannya, maka keduanya pasti akan menggiringnya ke dalam kebinasaan. Kedua penyakit tersebut adalah riya dan kesombongan. Penyakit riya dapat diobati dengan merealisasikan kandungan firman Allah “iyyaka na’budu", sedangkan kesombongan dapat diobati dengan merealisasikan kandungan firman Allah “iyyaka nasta’in.”_
_Sering kali saya mendengar Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah, semoga Allah menyucikan ruhnya, berkata, “iyyaka na’budu” dapat menolak riya dan “iyyaka nasta’in” dapat menolak kesombongan.”_ [Madarij as-Salikin].
Bukankah engkau bisa memperhatikan hal ini berlaku pada shalat yang engkau kerjakan. Demi Allah, jika Dia tak menolongmu, niscaya engkau tak mampu mengerjakannya.
_-Ali al-Faifiy-_
*Sumber: Liannakallah-Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah*
#rihlah_ke_langit_ke_tujuh
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
Al-Jabbar
(Yang Mahamemaksa dan Yang Maha memperbaiki)
Apakah berbagai kesulitan menerpamu?
Apakah musuhmu merencanakan berbagai hal yang akan menyedihkanmu?
Apakah berbagai kesempitan mengelilingimu?
Apakah kemiskinan mengubah raut wajahmu?
Apakah berbagai penyakit telah menanduskan lahan pertanianmu?
Apakah status yatim menjadikanmu seolah-olah tak berharga?
Apakah pandangan yang menghinakan menyelimutimu?
Jiwamu yang terkoyak, hatimu yang terluka, dan nafasmu yang lemah butuh pada seorang yang mampu memaksa dan memperbaiki luka dan kelemahan itu?
Mengapa engkau tidak berkenalan dengan nama Allah, al-Jabbar, agar segala kesedihanmu mampu diperbaiki dengan merenungkan kandungan makna nama al-Jabbar yang sangat mendalam? Agar naungan nama itu mampu menutup lukamu? Agar semilirnya mampu meredam gejolak jiwamu yang bergemuruh?
Hatimu terluka...lantas mengapa engkau turut hancur?
Salah satu makna nama al-Jabbar adalah Dzat yang memperbaiki jasad dan hati para hamba-Nya. Maka kehidupan ini berada dalam penjagaan Allah, Dia membantu kita dengan memberikan kesehatan, kebahagiaan, dan ketenangan.
Allah subhanahu wa ta’ala tahu bahwa berbagai kemalangan akan menimpa hamba-Nya, baik pada fisik, hati, dan kehidupan mereka. kemalangan yang akan meninggalkan goresan di benak mereka dan membekas di jiwa mereka. Karena itulah Dia akan memperbaiki semua itu dengan rahmat-Nya. Dia menamakan diri-Nya dengan al-Jabbar untuk mengedukasi hamba-Nya bahwa Dia Mahamampu untuk memperbaiki berbagai kesedihan dan kemalangan itu, sehingga mereka mau kembali dan berlindung kepada-Nya.
Kemalangan hidup itu bermacam-macam.
Musibah kecelakaan yang mematahkan tulang. Hinaan yang menghancurkan hati. Kemiskinan yang mengekang jiwa. Sakit yang menjatuhkan kekuatan. Belenggu yang memasung keinginan. Fobia yang mengendalikan ketersesatanmu. Kebencian yang tidak memperhatikan perasaanmu. Kondisi yang menjadikan kepalamu tertunduk!
Berbagai kemalangan hidup itu, sesuai dengan kadarnya, akan membuka pintu-pintu langit untuk mencurahkan kasih sayang dan cinta!
Betapa banyak orang yatim yang jiwanya terluka oleh pandangan orang yang arogan, kalaulah bukan karena pertolongan al-Jabbar jiwanya akan hancur selamanya.
Betapa banyak orang lemah yang kehidupan menyerangnya sehingga berada di bawah kendali orang yang zalim, kalaulah bukan karena penjagaan al-Jabbar dirinya akan menundukkan kepala sepanjang hidup.
Betapa banyak orang miskin yang dihinakan oleh ucapan orang kaya, kalaulah bukan karena al-Jabbar niscaya ucapan itu akan terus-menerus menjadi stigma yang melekat pada dirinya seumur hidup.
Dia-lah Allah yang memperbaiki mereka yang terluka, membantu mereka yang lemah, mengangkat kedudukan mereka yang rendah, mengunggulkan mereka yang terbelakang. Curahan rahmat-Nya menutup luka-luka jiwa.
Kami mengenal orang-orang yang menderita karena perlakuan ayah yang keras, meski demikian mereka tumbuh dan hidup dengan perilaku yang lemah-lembut pada sesama!
Kami mengenal orang-orang yang menderita karena ejekan orang-orang di sekelilingnya, meski demikian mereka menjadi orang yang unggul dan sukses!
Kami mengenal orang-orang yang menderita penyakit Anemia, TBC, Asma, meski demikian mereka tetap mampu beranjak dewasa dengan jasmani yang sehat dan kuat!
Kemanakah belenggu itu?
Kemanakah bekas penyakit itu?
Sungguh semuanya telah diperbaiki.
Rahmat Allah telah menghilangkannya dan Allah, al-Jabbar, telah menakdirkan agar semua itu menghilang tak berbekas.
-Ali bin Jaabir al-Faify dalam Li-annaka Allah -
#karena_Engkau_Allah
#rihlah_ke_langit_ke_tujuh
#rihlah_ke_langit_ketujuh
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
(Yang Mahamemaksa dan Yang Maha memperbaiki)
Apakah berbagai kesulitan menerpamu?
Apakah musuhmu merencanakan berbagai hal yang akan menyedihkanmu?
Apakah berbagai kesempitan mengelilingimu?
Apakah kemiskinan mengubah raut wajahmu?
Apakah berbagai penyakit telah menanduskan lahan pertanianmu?
Apakah status yatim menjadikanmu seolah-olah tak berharga?
Apakah pandangan yang menghinakan menyelimutimu?
Jiwamu yang terkoyak, hatimu yang terluka, dan nafasmu yang lemah butuh pada seorang yang mampu memaksa dan memperbaiki luka dan kelemahan itu?
Mengapa engkau tidak berkenalan dengan nama Allah, al-Jabbar, agar segala kesedihanmu mampu diperbaiki dengan merenungkan kandungan makna nama al-Jabbar yang sangat mendalam? Agar naungan nama itu mampu menutup lukamu? Agar semilirnya mampu meredam gejolak jiwamu yang bergemuruh?
Hatimu terluka...lantas mengapa engkau turut hancur?
Salah satu makna nama al-Jabbar adalah Dzat yang memperbaiki jasad dan hati para hamba-Nya. Maka kehidupan ini berada dalam penjagaan Allah, Dia membantu kita dengan memberikan kesehatan, kebahagiaan, dan ketenangan.
Allah subhanahu wa ta’ala tahu bahwa berbagai kemalangan akan menimpa hamba-Nya, baik pada fisik, hati, dan kehidupan mereka. kemalangan yang akan meninggalkan goresan di benak mereka dan membekas di jiwa mereka. Karena itulah Dia akan memperbaiki semua itu dengan rahmat-Nya. Dia menamakan diri-Nya dengan al-Jabbar untuk mengedukasi hamba-Nya bahwa Dia Mahamampu untuk memperbaiki berbagai kesedihan dan kemalangan itu, sehingga mereka mau kembali dan berlindung kepada-Nya.
Kemalangan hidup itu bermacam-macam.
Musibah kecelakaan yang mematahkan tulang. Hinaan yang menghancurkan hati. Kemiskinan yang mengekang jiwa. Sakit yang menjatuhkan kekuatan. Belenggu yang memasung keinginan. Fobia yang mengendalikan ketersesatanmu. Kebencian yang tidak memperhatikan perasaanmu. Kondisi yang menjadikan kepalamu tertunduk!
Berbagai kemalangan hidup itu, sesuai dengan kadarnya, akan membuka pintu-pintu langit untuk mencurahkan kasih sayang dan cinta!
Betapa banyak orang yatim yang jiwanya terluka oleh pandangan orang yang arogan, kalaulah bukan karena pertolongan al-Jabbar jiwanya akan hancur selamanya.
Betapa banyak orang lemah yang kehidupan menyerangnya sehingga berada di bawah kendali orang yang zalim, kalaulah bukan karena penjagaan al-Jabbar dirinya akan menundukkan kepala sepanjang hidup.
Betapa banyak orang miskin yang dihinakan oleh ucapan orang kaya, kalaulah bukan karena al-Jabbar niscaya ucapan itu akan terus-menerus menjadi stigma yang melekat pada dirinya seumur hidup.
Dia-lah Allah yang memperbaiki mereka yang terluka, membantu mereka yang lemah, mengangkat kedudukan mereka yang rendah, mengunggulkan mereka yang terbelakang. Curahan rahmat-Nya menutup luka-luka jiwa.
Kami mengenal orang-orang yang menderita karena perlakuan ayah yang keras, meski demikian mereka tumbuh dan hidup dengan perilaku yang lemah-lembut pada sesama!
Kami mengenal orang-orang yang menderita karena ejekan orang-orang di sekelilingnya, meski demikian mereka menjadi orang yang unggul dan sukses!
Kami mengenal orang-orang yang menderita penyakit Anemia, TBC, Asma, meski demikian mereka tetap mampu beranjak dewasa dengan jasmani yang sehat dan kuat!
Kemanakah belenggu itu?
Kemanakah bekas penyakit itu?
Sungguh semuanya telah diperbaiki.
Rahmat Allah telah menghilangkannya dan Allah, al-Jabbar, telah menakdirkan agar semua itu menghilang tak berbekas.
-Ali bin Jaabir al-Faify dalam Li-annaka Allah -
#karena_Engkau_Allah
#rihlah_ke_langit_ke_tujuh
#rihlah_ke_langit_ketujuh
♻ _Silakan disebarluaskan_
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Telegram:* t.me/ayobelajartauhid
*Broadcast harian via WA:* bit.ly/daftar-broadcast-belajar-tauhid
═══ ¤❁✿❁¤ ═══