Ittiba' Sunnah
1.93K subscribers
4.3K photos
939 videos
77 files
6.54K links
Nerakamu memang bukan urusanku&surgapun belum tentu jdi milikku.Tapi mengajakmu dlm kebaikan adlh kewajibanku
Allah ta'ala berfirman,
فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
Maka ketahuilah kewajiban yg dibebankan atasmu hanyalah menyampaikan dg terang
Download Telegram
ATSAR MUSLIM:
Bismillah

Beda perlakuan habib di Arab Saudi dan di Indonesia.

https://t.me/Sunnah_ittiba

Suatu hari seorang pria juga adalah dosen yang mengajar di salah satu fakultas di Ummu Quro Makkah berkunjung  ke sebuah kota di Jawa, dan kebetulan beberapa kali ketika di kota ini dia menjumpai acara shalawatan yang menghadirkan seorang habib, dan menurut dia aneh saja melihat seorang habib di Indonesia demikian dielu elukan, dicium tangannya sampai ada yang hanya untuk bersalaman dengan si habib sampai jongkok dan hampir sujud kepada si habib, bahkan juga setelah acara tersebut selesai minum bekas si habib menjadi rebutan jamaah yang hadir dengan alasan mencari berkah.

Pengalaman melihat kejadian tersebut bagi si dosen adalah peristiwa yang aneh yang belum pernah dia jumpai selama ini karena di Arab Saudi sendiri ada banyak juga orang yang diduga keturunan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam namun perlakuan masyarakat disana biasa-biasa saja terhadap mereka ini, tidak berlebihan seperti halnya yang terjadi di Indonesia.
Allahua'lam.

------------

Walau Engkau Seorang Habib

Oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc.

Habib sudah ma’ruf di tengah-tengah kita adalah seorang keturunan Nabi. Namun kadang kita lihat tingkah laku mereka aneh. Para habib kadang membuat-buat amalan sendiri, padahal tidak pernah diwariskan oleh leluhur mereka. Siapa yang jelek amalnya, maka tidak ada manfaat kedudukan atau nasab mulianya.

Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

“Barangsiapa yang lamban amalnya, maka nasabnya tidak bisa mengejarnya” (HR. Muslim no. 2699, dari Abu Hurairah).

Hanya Dengan Beramal, Semakin Mulia di Akhirat

Allah Ta’ala berfirman,

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Al An’am: 132 dan Al Ahqaf: 19). Ayat ini menunjukkan bahwa amalanlah yang menaikkan derajat hamba menjadi mulia di akhirat.

Nasabmu Tak Ada Guna, Walau Engkau Keturunan Nabi

Siapa yang lamban amalnya, maka itu tidak bisa mengejar kedudukan mulia di sisi Allah walau ia memiliki nasab (keturunan) yang mulia. Nasabnya itu tidak bisa mengejar derajat mulia di sisi Allah. Karena kedudukan mulia di sisi Allah adalah timbal balik dari amalan yang baik, bukan dari nasab. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan dalam ayat lainnya,

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ

“Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.” (QS. Al Mu’minun: 101). Lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 308.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Siapa saja yang amalnya itu kurang, maka kedudukan mulianya tidak bisa menolong dirinya. Oleh karenanya, jangan terlalu berharap dari nasab atau silsilah keturunan dan keutamaan nenek moyang, akhirnya sedikit dalam beramal.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 21).

Berlombalah dalam Kebaikan Meraih Ampunan dan Rahmat Allah dengan Amalan

Berlomba di sini bukan karena engkau keturunan Nabi atau orang sholih, namun yang dipandang adalah siapa yang paling baik amalnya. Karena demikianlah yang Allah perintahkan dalam berbagai ayat,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS. Ali Imran: 133-134).

Juga dalam ayat lain disebut,
إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآَيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ (61)

“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Rabb mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apa pun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al Mu’minun: 57-61).

Jadi berlomba-lombalah dengan beramal. Beramal pun bukan asal-asalan. Beramal itu harus sesuai tuntunan. Seandainya seorang habib merekayasa suatu amalan yang tidak pernah ada dasarnya dari nenek moyangnya, maka jelas amalan habib seperti ini tertolak. Karena nasab tidak ada arti saat ini, namun siapakah yang paling baik amalnya yang sesuai tuntunan, itulah yang paling mulia.

Fatimah (Puteri Muhammad) Saja Tidak Bisa Ditolong Ayahnya

Dalam shahihain disebutkan hadits dari Abu Hurairah, di mana ia berkata,

قَامَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – حِينَ أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ( وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ ) قَالَ « يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ – أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا – اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ ، لاَ أُغْنِى عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، يَا بَنِى عَبْدِ مَنَافٍ لاَ أُغْنِى عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ لاَ أُغْنِى عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ لاَ أُغْنِى عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِى مَا شِئْتِ مِنْ مَالِى لاَ أُغْنِى عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri ketika turun ayat, ” Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS. Asy Syu’ara: 214). Lalu beliau berkata, “Wahai orang Quraisy -atau kalimat semacam itu-, selamatkanlah diri kalian sesungguhnya aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari Allah. Wahai Bani ‘Abdi Manaf, sesungguhnya aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari Allah. Wahai ‘Abbas bin ‘Abdul Muthollib, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah. Wahai Shofiyah bibi Rasulullah, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah. Wahai Fatimah puteri Muhammad, mintalah padaku apa yang engkau mau dari hartaku, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah.” (HR. Bukhari no. 2753 dan Muslim no. 206).

Jika Fatimah saja puteri Nabi tidak bisa ditolong oleh ayahnya sendiri, bagaimanakah dengan keturunan di bawahnya, apalagi jika cuma pengakuan saja sebagai keturunannya. Padahal ada yang sekedar “ngaku”, namun kenyataannya dari keturunan Persia (bukan Quraisy) karena cuma sekedar bermodal hidung mancung dan tampang Arab.

Jika demikian, ritual tanpa dalil atau tanpa dasar yang biasa disuarakan para habib dan merekalah yang jadi front terdepan dalam membelanya tidak boleh diikuti. Karena perlu dipahami bahwa habib bukanlah nabi, sehingga mereka tidak bisa membuat syari’at sebagaimana leluhur mereka. Apalagi jika mereka berbuat maksiat seperti merokok, judi, main perempuan (alias: zina), dan biasa mencukur habis jenggot, tentu mereka tidak pantas jadi panutan.

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Sumber https://rumaysho.com/3597-walau-engkau-seorang-habib.html
Bismillah

Apabila antum menyampaikan sunnah kepada orang lain,

kemudian orang tersebut mencaci maki antum, janganlah antum balas dia dengan yang serupa.


Karena dulu ketika Nabi dikatakan ‘gila’ oleh kaum kafir qurays beliau shalallahu alaihi wa sallam tidak membalasnya dengan ‘Engkau juga gila’.


—Ustadz Yazid Jawas hafidzahullah
Sumber : Sunnahwide
https://t.me/Sunnah_ittiba
📎 TETAPLAH BERDZIKIR MESKIPUN TANPA PENGHAYATAN/ SEDANG TAK SANGGUP MENGHAYATI
https://t.me/Sunnah_ittiba

👤 Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

والله تعالى لا يضيع أجر ذكر اللسان المجرد بل يثيب الذاكر وإن كان قلبه غافلا ولكن ثواب دون ثواب

"Allah ta'ala tidak mensia-siakan dzikir lisan. Allah tetap akan memberinya pahala meskipun hatinya lalai. Hanya saja dzikir lisan yang tanpa penghayatan memiliki pahala lebih rendah daripada dzikir yang disertai dengan penghayatan hati."

_____

📚 Roudhotul Muhibbin 309

🌏 Web : shahihfiqih.com
‌🇫‌🇦‌🇪 ‌🇩 🇦 🇭‌‌ ‌ 🇲 🇦‌🇱‌🇦‌🇲

💬🌠🏜 *ADA APA GERANGAN, KITA BERDOA TAPI TIDAK DIKABULKAN ?*

https://t.me/Sunnah_ittiba

🔹 Berkata seorang lelaki kepada Ibrahim bin Adham radhiyallahu anhu :

"Allah Ta'ala berfirman :
{Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan} (Surat Ghafir : 60)

Lalu mengapa kita berdoa namun tidak dikabulkan?"

🔹 Berkata Ibrahim : "Karena ada lima perkara"

Berkata lelaki tersebut : "Apa saja perkara-perkara itu?"

🔹 Berkata Ibrahim :
"Kalian telah mengenal Allah namun kalian tidak menunaikan hak-Nya.

Kalian membaca al-Qur'an namun kalian tidak mengamalkan isinya.

Kalian berkata kami mencintai Rasul ﷺ namun kalian tinggalkan sunnahnya.

Kalian berkata kami melaknat iblis namun kalian mena'atinya.

Yang terakhir, kalian menutup mata dengan aib-aib kalian namun kalian sibuk mengurusi aib-aib orang lain."

📚 Jami' Bayanil Ilmi wa Fadhlih 1/689


ﻓﻤﺎ ﺑﺎﻟﻨﺎ ﻧﺪﻋﻮ ﻓﻼ ﻳﺴﺘﺠﺎﺏ ﻟﻨﺎ؟

ﻗﺎﻝ ﺭﺟﻞ ﻹﺑﺮاﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺃﺩﻫﻢ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ:

ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ:
{اﺩﻋﻮﻧﻲ ﺃﺳﺘﺠﺐ ﻟﻜﻢ}

ﻓﻤﺎ ﺑﺎﻟﻨﺎ ﻧﺪﻋﻮ ﻓﻼ ﻳﺴﺘﺠﺎﺏ ﻟﻨﺎ؟

ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ: ﻣﻦ ﺃﺟﻞ ﺧﻤﺴﺔ ﺃﺷﻴﺎء

ﻗﺎﻝ: ﻭﻣﺎ ﻫﻲ؟

ﻗﺎﻝ:
ﻋﺮﻓﺘﻢ اﻟﻠﻪ ﻓﻠﻢ ﺗﺆﺩﻭا ﺣﻘﻪ,

ﻭﻗﺮﺃﺗﻢ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻓﻠﻢ ﺗﻌﻤﻠﻮا ﺑﻤﺎ ﻓﻴﻪ,

ﻭﻗﻠﺘﻢ ﻧﺤﺐ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﷺ ﻭﺗﺮﻛﺘﻢ ﺳﻨﺘﻪ,

ﻭﻗﻠﺘﻢ ﻧﻠﻌﻦ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻭﺃﻃﻌﺘﻤﻮﻩ,

ﻭاﻟﺨﺎﻣﺴﺔ ﺗﺮﻛﺘﻢ ﻋﻴﻮﺑﻜﻢ ﻭﺃﺧﺬﺗﻢ ﻓﻲ ﻋﻴﻮﺏ اﻟﻨﺎﺱ.

📚 جامع بيان العلم وفضله (٦٨٩/١).


📑 WhatsApp Ashhaabus Sunnah
اصحاب الســنة
SEANDAINYA ENGKAU JUJUR MENCARI KEBENARAN

https://t.me/Sunnah_ittiba

Syaikh Abdurrahmân bin Nâshir as-Sa’di rahimahullah berkata: “Mereka tidak mengetahui kebenaran bukan karena kebenaran itu samar dan tidak jelas. Namun karena mereka berpaling darinya. Jika mereka tidak berpaling dan mau memperhatikannya, niscaya kebenaran menjadi jelas bagi mereka dari kebatilan, dengan kejelasan yang nyata dan gamblang”.[2]

Oleh karena itu, jangan sekali-kali seorang Muslim menolak kebenaran. Siapa pun pembawanya. Karena menolak kebenaran itu merupakan sifat kesombongan yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla . Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi. Seorang laki-laki bertanya: “Ada seseorang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah termasuk kesombongan?) Beliau menjawab: “Sesungguhnya Allah Maha indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. 
[HR. Muslim, no. 2749, dari Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu]

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Adapun ‘menolak kebenaran’ yaitu menolaknya dan mengingkarinya dengan menganggap dirinya tinggi dan besar”.
Syarah Muslim, hadits no. 2749


https://almanhaj.or.id/37251-jangan-menolak-kebenaran-2.html#_ftn3
Forwarded from Abu Abdil Bar
📌 TIDAK SEMUANYA HARUS DITURUTI

Sayang kepada anak bukan berarti selalu menyenangkan sang anak (dengan menuruti semua kemauannya), akan tetapi menyiapkan mental sang anak untuk mandiri dan tegar di kemudian hari dalam menghadapi problematika kehidupan.

Justru selalu menuruti kemauan sang anak merupakan bentuk tidak sayang kepada anak dan khianat terhadap amanah yang Allah titipkan.

✍️Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A Hafizahullah


Follow Instagram :
@me_ittiba
@me_ittiba
@me_ittiba

Link
IG : https://www.instagram.com/me_ittiba
TG : https://t.me/me_ittiba


Collaboration With:
@bedahkitab
@Thalabulilmi.id
@sunnahstroi
@bummimadara
Forwarded from Abu Abdil Bar
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
Forwarded from Abu Abdil Bar
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
#me_ittiba

Setelah rasulullah wafat para sahabat tidak ada yang minta doa di kuburan beliau
🎙️ Ustadz firanda andirja hafizahullah

Follow Instagram :
@me_ittiba
@me_ittiba
@me_ittiba

Link
IG : https://www.instagram.com/me_ittiba
TG : https://t.me/me_ittiba

Collaboration With :
@backtosalafushshalih_
@foto.video.islam
@penebarcahaya_alquransunnah
@ikhwan_medan__

#ustadzfirandaandirja #ustadzfiranda #ufa #kuburiyyun #kuburiyyun #ngelapberkah #tawasul #syirik #khurafat
Forwarded from Abu Abdil Bar
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
#me_ittiba

Cara mencari Rahmat Kasih sayang Allah
🎙️Ustadz Lutfi Abdul Jabbar Hafizahullah

Follow
@me_ittiba
@me_ittiba
@me_ittiba

Collab With
Collaboration With :
@thequran_verse
@tauhidsunnah_id
@meniti_assunnah
@feri.abushanum
@me_ngaji

#ustadzluthfiabduljabbar #ustadzlutfiabduljabbar #rahmat #rahmatallah #hidayah #kuasaallah
◎❅◎  بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

🔰 Ittiba'Sunnah 🔰

🗓 Sabtu

   ❅20 Muharram 1446 H
   ❅27 Juli 2024 M

https://t.me/Sunnah_ittiba

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

"Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima

📚📚

MENUNDUKKAN HAWA NAFSU DEMI KETAATAN

Allah ﷻ berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)

Seseorang mukmin sejati akan mengalahkan hawa nafsu dan keinginan orang yang dicintainya demi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena ketetapan Allah dan sunnah Rasulullah pasti yang terbaik untuk hamba-Nya, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam perkara kemaksiatan.

🌐 https://rumaysho.com/12601-menundukkan-hawa-nafsu-demi-mengikuti-ajaran-nabi.html
KETAATAN

https://t.me/Sunnah_ittiba

Ibnu Katsir rohimahullahu Ta'ala berkata,

الله تعالى يعطي المال من يحب ومن لا يحب ويضيق على من يحب ومن لا يحب وإنما المدار في ذلك على طاعة الله في كل من الحالين إذا كان غنيا بأن يشكر الله على ذلك وإذا كان فقيرا بأن يصبر

Sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan harta :
- kepada orang yang Dia cintai, dan
- kepada orang yang tidak Dia cintai.

Dia pun menyempitkan rezeki :
- kepada orang yang Dia cintai, dan
- kepada orang yang tidak Dia cintai.

Barometer dalam permasalahan ini tiada lain adalah KETA’ATAN kepada Allah Ta’ala dalam dua kondisi tersebut.

Apabila seseorang diberi kekayaan, maka hendaknya ia bersyukur kepada Allah atas hal tersebut. Namun jika ia berada dalam kemiskinan, maka hendaknya ia bersabar.

( Tafsir Ibnu Katsir 8/388 )

ref : https://bbg-alilmu.com/archives/64954
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat antara sahabat di hari kiamat,

https://t.me/Sunnah_ittiba

“Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.

Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.

Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.

Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”

Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”

Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).

🌐 muslim.or.id
📷 @mahasiswa.salafxx
🇺 🇳 🇹 🇦 🇮 🇦 🇳  🇭 🇮 🇰 🇲 🇦 🇭 

https://t.me/Sunnah_ittiba
                       
🗞🥎📚 *DIANTARA TANDA KEMULIAAN JIWA SESEORANG*

✍🏻 Al-Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata:

ﺟﻮﻫﺮ ﺍﻟﻤـــــــﺮﺀ ﻓﻲ ﺛﻼﺙ:
ﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﻔـــــﻘـﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﻋﻔﺘﻚ ﺃﻧﻚ ﻏﻨﻲ،
ﻭﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﻐﻀـﺐ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻚ ﺭﺍﺽ،
ﻭﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﺸﺪﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻚ ﻣﺘﻨﻌﻢ.

*"Kemuliaan jiwa seseorang ada pada tiga perkara* :

▪️ Menyembunyikan kefakiran hingga orang lain menyangka bahwa engkau berkecukupan.
▪️ Menyembunyikan kemarahan hingga orang lain menyangka bahwa engkau ridha.
▪️ Menyembunyikan penderitaan hingga orang lain menyangka bahwa engkau hidup enak."

📚 *Manaqib asy-Syafi'i, jilid 2 hlm. 188*

📑  WhatsApp Salafy Indonesia
✋🏻⚠️🪙‼️ *HATI-HATILAH DARI PERKARA YANG BISA MERUSAK HATI*

https://t.me/Sunnah_ittiba

✍🏻 Al-Allamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah berkata,

أصلحوا قلوبكم تستقم ألسنتكم وتستقم جوارحكم ، لا بد من العناية بإصلاح القلوب بالتزام الصدق وبالإخلاص والتوبة والإنابة ومراقبة الله عز وجل

Perbaikilah hati kalian, niscaya lisan-lisan kalian akan istiqamah, anggota badan kalian akan istiqamah. Kita harus memfokuskan pembenahan hati, dengan terus menerus berlaku jujur, ikhlas, bertobat, inabah, dan senantiasa merasa diawasi Allah Azza wa Jalla.

والحذر من الرياء
والحذر من الحسد
والحذر من الحقد
والحذر مما يفسد القلب

● Hati-hati dari riya
● hati-hati dari hasad
● hati-hati dari dengki
● hati-hati dari perkara yang bisa merusak hati.

📚 *Maraatib al-Hidayah, Mafasid Al-Kadzib dalam Al-Majmu' Ar-Raa`iq hlm. 202-203*

📑  WhatsApp Salafy Indonesia