•••﷽•••
NIAT BUKAN MELAFAZKAN DENGAN UCAPAN
▫️▫️▫️
قال شيخ الإسلام ابن تيمية - رحمه الله تعالى -:
( *والتلفظ بالنية نقص في العقل والدين، أما في الدين فلأنه بدعة، وأما في العقل فلأنه بمنزلة من يريد أن يأكل طعاماً فيقول نويت بوضع يدي في هذا الإناء أني أريد أن آخذ منه لقمة فأضعها في فمي فأمضغها، ثمَّ أبلعها لأشبع، فهذا جهل وحمق* ).
📚الفتاوى الكبرى (2/213).
وقال أيضاً رحمه الله :
( *والجهر بالنّية لا يجب ولا يستحب باتفاق المسلمين، بل الجاهر بالنية مبتدع مخالف للشريعة، إذا فعل ذلك معتقداً أنه من الشرع، فهو جاهل ضال يستحق التعزير، وإلا العقوبة على ذلك* ).
📚مجموع الفتاوى
(22/218-219)
Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan,
"Dan melafazkan niat itu kurang akal dan agamanya, kurang agama karena itu hal yang baru.
Kurang akal karena dia seperti orang yang ingin makan sambil mengatakan; saya niatkan untuk meletakkan tanganku ke dalam bejana ini, kemudian aku ingin mengambil satu suap makanan darinya lalu aku meletakkan suapan itu ke dalam mulutku lalu aku mengunyahnya kemudian aku menelannya agar kenyang.
Yang seperti ini kebodohan dan kedunguan."
✒️ [Al Fatawa al Kubro jilid 2 halaman : 213]
Beliau juga mengatakan,
"Mengeraskan niat tidak wajib, tidak pula disunnahkan, berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, bahkan orang yang mengeraskan niat adalah menyelisihi syariat.
Jika dia melakukan itu dan meyakini itu termasuk syariat, maka dia bodoh dan sesat, pantas untuk disanksi.
Kalau tidak mau maka dihukum karena melakukan hal tersebut, (niat dengan melafazkan)."
[Majmu' fatawa jilid 22 halaman 218 - 219]
▫️▫️▫️
#niat
Gabung Channel
Http://t.me/ponpes_assunnah_batu
NIAT BUKAN MELAFAZKAN DENGAN UCAPAN
▫️▫️▫️
قال شيخ الإسلام ابن تيمية - رحمه الله تعالى -:
( *والتلفظ بالنية نقص في العقل والدين، أما في الدين فلأنه بدعة، وأما في العقل فلأنه بمنزلة من يريد أن يأكل طعاماً فيقول نويت بوضع يدي في هذا الإناء أني أريد أن آخذ منه لقمة فأضعها في فمي فأمضغها، ثمَّ أبلعها لأشبع، فهذا جهل وحمق* ).
📚الفتاوى الكبرى (2/213).
وقال أيضاً رحمه الله :
( *والجهر بالنّية لا يجب ولا يستحب باتفاق المسلمين، بل الجاهر بالنية مبتدع مخالف للشريعة، إذا فعل ذلك معتقداً أنه من الشرع، فهو جاهل ضال يستحق التعزير، وإلا العقوبة على ذلك* ).
📚مجموع الفتاوى
(22/218-219)
Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan,
"Dan melafazkan niat itu kurang akal dan agamanya, kurang agama karena itu hal yang baru.
Kurang akal karena dia seperti orang yang ingin makan sambil mengatakan; saya niatkan untuk meletakkan tanganku ke dalam bejana ini, kemudian aku ingin mengambil satu suap makanan darinya lalu aku meletakkan suapan itu ke dalam mulutku lalu aku mengunyahnya kemudian aku menelannya agar kenyang.
Yang seperti ini kebodohan dan kedunguan."
✒️ [Al Fatawa al Kubro jilid 2 halaman : 213]
Beliau juga mengatakan,
"Mengeraskan niat tidak wajib, tidak pula disunnahkan, berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, bahkan orang yang mengeraskan niat adalah menyelisihi syariat.
Jika dia melakukan itu dan meyakini itu termasuk syariat, maka dia bodoh dan sesat, pantas untuk disanksi.
Kalau tidak mau maka dihukum karena melakukan hal tersebut, (niat dengan melafazkan)."
[Majmu' fatawa jilid 22 halaman 218 - 219]
▫️▫️▫️
#niat
Gabung Channel
Http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
﷽
🕔⏳ NIATKAN PUASAMU KARENA IMAN DAN IHTISAB
▫️▫️▫️
📖 Dalam Ash Shahihain, dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda,
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
"Barang siapa yang berpuasa dengan iman sekaligus berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu".
━══════━
🔎
✏️ Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan,
والمراد بالإيمان الاعتقاد بحق فرضية صومه وبالاحتساب طلب الثواب من الله تعالى
"Yang dimaukan dengan 'iman' adalah keyakinan terhadap kebenaran kewajiban berpuasa, dan 'ihtisab' adalah berharap pahala dari sisi Allah ta'ala".
✏️ Al Imam Al Khatthābi rahimahullah berkata,
احتسابا أي: عزيمة، وهو أن يصومه على معنى الرغبة في ثوابه طيبة نفسه بذلك غير مستثقل لصيامه ولا مستطيل لأيامه. اهـ
'ihtisab', yaitu: Tekad, dalam arti seseorang berpuasa dengan harapan kuat akan pahalanya, dengan senang hati tanpa merasa keberatan ketika berpuasa tidak pula merasa lama terhadap hari-harinya".
✒️ [Fathul Bari, karya Ibnu Hajar rahimahullah 4/115]
✏️ Al Imam Al Munāwi rahimahullah mengatakan,
(من صام رمضان إيمانا) تصديقا بثواب الله أو أنه حق (واحتسابا) لأمر الله به طالبا الأجر أو إرادة وجه الله لا لنحو رياء، فقد يفعل المكلف الشيء معتقدا أنه صادق لكنه لا يفعله مخلصا بل لنحو خوف أو رياء
"Barang siapa yang berpuasa dengan iman" yaitu dia membenarkan pahala dari Allah atau dia benar-benar yakin bahwa ini syariat yang haq, 'ihtisab' berharap sesuatu kebaikan dari Allah dan mencari pahala-Nya, atau menginginkan keridhaan Allah bukan karena unsur riya, karena bisa jadi seorang itu mengamalkan sesuatu dia yakin kebenarannya, akan tetapi dia tidak mengamalkannya dengan ikhlas, justru dia melakukannya karena takut (omongan manusia, pent.) atau karena riya".
✒️ [Faidhul Qadīr, 6/161]
✏️ Al Hafidz An Nawawi rahimahullah berkata,
معنى 'إيمانا' تصديقا بأنه حق مقتصد فضيلته ومعنى احتسابا أن يريد الله تعالى وحده لا يقصد رؤية الناس ولا غير ذلك مما يخالف الإخلاص
Makna 'iman' adalah membenarkan bahwa itu adalah haq yang benar-benar diharapkan keutamaannya, dan makna 'ihtisab' adalah mengharapkan hanya Allah semata, tidak ada niat dilihat manusia dan selainnya yang menyelisihi keikhlasan".
✒️ [Syarh Shahih Muslim li An Nawawi, 6/39]
▫️▫️▫️
#iman
#ihtisab
#niat
Gabung Channel Resmi
•Https://t.me/ponpes_assunnah_batu
🕔⏳ NIATKAN PUASAMU KARENA IMAN DAN IHTISAB
▫️▫️▫️
📖 Dalam Ash Shahihain, dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda,
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
"Barang siapa yang berpuasa dengan iman sekaligus berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu".
━══════━
🔎
Makna Hadits
✏️ Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan,
والمراد بالإيمان الاعتقاد بحق فرضية صومه وبالاحتساب طلب الثواب من الله تعالى
"Yang dimaukan dengan 'iman' adalah keyakinan terhadap kebenaran kewajiban berpuasa, dan 'ihtisab' adalah berharap pahala dari sisi Allah ta'ala".
✏️ Al Imam Al Khatthābi rahimahullah berkata,
احتسابا أي: عزيمة، وهو أن يصومه على معنى الرغبة في ثوابه طيبة نفسه بذلك غير مستثقل لصيامه ولا مستطيل لأيامه. اهـ
'ihtisab', yaitu: Tekad, dalam arti seseorang berpuasa dengan harapan kuat akan pahalanya, dengan senang hati tanpa merasa keberatan ketika berpuasa tidak pula merasa lama terhadap hari-harinya".
✒️ [Fathul Bari, karya Ibnu Hajar rahimahullah 4/115]
✏️ Al Imam Al Munāwi rahimahullah mengatakan,
(من صام رمضان إيمانا) تصديقا بثواب الله أو أنه حق (واحتسابا) لأمر الله به طالبا الأجر أو إرادة وجه الله لا لنحو رياء، فقد يفعل المكلف الشيء معتقدا أنه صادق لكنه لا يفعله مخلصا بل لنحو خوف أو رياء
"Barang siapa yang berpuasa dengan iman" yaitu dia membenarkan pahala dari Allah atau dia benar-benar yakin bahwa ini syariat yang haq, 'ihtisab' berharap sesuatu kebaikan dari Allah dan mencari pahala-Nya, atau menginginkan keridhaan Allah bukan karena unsur riya, karena bisa jadi seorang itu mengamalkan sesuatu dia yakin kebenarannya, akan tetapi dia tidak mengamalkannya dengan ikhlas, justru dia melakukannya karena takut (omongan manusia, pent.) atau karena riya".
✒️ [Faidhul Qadīr, 6/161]
✏️ Al Hafidz An Nawawi rahimahullah berkata,
معنى 'إيمانا' تصديقا بأنه حق مقتصد فضيلته ومعنى احتسابا أن يريد الله تعالى وحده لا يقصد رؤية الناس ولا غير ذلك مما يخالف الإخلاص
Makna 'iman' adalah membenarkan bahwa itu adalah haq yang benar-benar diharapkan keutamaannya, dan makna 'ihtisab' adalah mengharapkan hanya Allah semata, tidak ada niat dilihat manusia dan selainnya yang menyelisihi keikhlasan".
✒️ [Syarh Shahih Muslim li An Nawawi, 6/39]
▫️▫️▫️
#iman
#ihtisab
#niat
Gabung Channel Resmi
•Https://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
🔊🎙️🔥 AKIBAT NIAT YANG RUSAK DALAM MENYUARAKAN AL-HAQ
▫️▫️▫️
Adz-Dzahabi rahimahullah menegaskan,
"فكم من رجل نطق بالحق، وأمر بالمعروف، فيسلط الله عليه من يؤذيه لسوء قصده، وحبه للرئاسة الدينية، فهذا داء خفي سار في نفوس الفقهاء."
Berapa banyak orang yang menyuarakan al-Haq dan memerintahkan hal yang baik, lantas Allah menimpakan kepadanya orang yang mengganggunya karena jeleknya niatnya, dia pula cinta kepemimpinan dalam urusan agama, maka ini (sejatinya) merupakan penyakit yang tersembunyi yang bisa saja menjalar di dalam jiwa para fuqaha.”
✒️ [Siyar A'lāmin Nubalā' (10/192)]
فنسأل الله حسن القصد في الأقوال والأعمال
▫️▫️▫️
#akibat #niat #yang #rusak
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
Adz-Dzahabi rahimahullah menegaskan,
"فكم من رجل نطق بالحق، وأمر بالمعروف، فيسلط الله عليه من يؤذيه لسوء قصده، وحبه للرئاسة الدينية، فهذا داء خفي سار في نفوس الفقهاء."
Berapa banyak orang yang menyuarakan al-Haq dan memerintahkan hal yang baik, lantas Allah menimpakan kepadanya orang yang mengganggunya karena jeleknya niatnya, dia pula cinta kepemimpinan dalam urusan agama, maka ini (sejatinya) merupakan penyakit yang tersembunyi yang bisa saja menjalar di dalam jiwa para fuqaha.”
✒️ [Siyar A'lāmin Nubalā' (10/192)]
فنسأل الله حسن القصد في الأقوال والأعمال
▫️▫️▫️
#akibat #niat #yang #rusak
Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
👣👣 NIAT YANG BAIK AKAN MENGANTARKAN KEPADA DERAJAT YANG PALING TINGGI
▫️▫️▫️
▪️Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
فمن طلب العلم ليحيى به الاسلام فهو من الصديقين ودرجته بعد درجة النبوة
“Maka siapapun yang menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam dengan ilmunya maka dia termasuk dari golongan shiddiqin, yang derajatnya di bawah derajat kenabian.”
✒️ [Miftáh Dáris Sa‘ádah 1/338]
▪️Al-Faqih Ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata,
فإن النية التي هي قول القلب أمرها عظيم وشأنها خطير ، فقد ترتقي بالعبد إلى درجة الصديقين ، وقد ترده إلى أسفل السافلين
“Niat, yang merupakan ucapan qalbu, perkaranya sangat besar dan urusannya sangat rentan, karena dapat mengangkat seorang hamba kepada derajat shiddiqin, namun bisa saja merendahkannya ke tempat yang paling hina.”
✒️ [Izálatus Sitár hal. 6]
▫️▫️▫️
#niat #baik #shiddiqin
Gabung Channel
• http://t.me/ponpes_assunnah_batu
▫️▫️▫️
▪️Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
فمن طلب العلم ليحيى به الاسلام فهو من الصديقين ودرجته بعد درجة النبوة
“Maka siapapun yang menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam dengan ilmunya maka dia termasuk dari golongan shiddiqin, yang derajatnya di bawah derajat kenabian.”
✒️ [Miftáh Dáris Sa‘ádah 1/338]
▪️Al-Faqih Ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata,
فإن النية التي هي قول القلب أمرها عظيم وشأنها خطير ، فقد ترتقي بالعبد إلى درجة الصديقين ، وقد ترده إلى أسفل السافلين
“Niat, yang merupakan ucapan qalbu, perkaranya sangat besar dan urusannya sangat rentan, karena dapat mengangkat seorang hamba kepada derajat shiddiqin, namun bisa saja merendahkannya ke tempat yang paling hina.”
✒️ [Izálatus Sitár hal. 6]
▫️▫️▫️
#niat #baik #shiddiqin
Gabung Channel
• http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
🔎🔎 KOREKSI DULU NIATMU, SEBELUM SEGALA KEGIATAN DAN AKTIVITASMU
▫️▫️▫️
❍ Al-Imam Abu Sa'id Al-Hasan bin Abil Hasan Yasar Al-Bashri (w. 110H) rahimahullah berkata,
ما ضربت ببصري، ولا نطقت بلساني، ولا بطشت بيدي، ولا نهضت على قدمي، حتى أنظر على طاعةٍ أو على معصية، فإن كانت طاعة تقدمت، وإن كانت معصية تأخرت.
“Aku tidak pernah melayangkan pandanganku, berbicara dengan lisanku, menggenggam dengan tanganku, tidak pula bangkit di atas kedua kakiku, sampai aku memandang itu di atas ketaatan atau kemaksiatan, jika itu adalah ketaatan maka aku lanjutkan, jika ternyata itu kemaksiatan maka aku urungkan.”
✒️ [Al-Wara' lil Imam Ibn Abid Dunya, no. 195]
❍ Beliau rahimahullah juga pernah berkata,
رحم الله عبدا وقف عند همه، فإن أحدا لا يعمل حتى يهم، فإن كان لله مضى، وإن كان لغير الله أمسك.
“Semoga Allah merahmati seorang hamba yang selalu berhenti (memperhatikan) seluruh keinginannya, -karena seseorang tidak akan berbuat sampai ia ada keinginan- jika itu karena Allah ia lanjutkan, dan jika itu karena selain Allah ia urungkan.”
✒️ [Syu'abul Īmān, no. 6894]
▫️▫️▫️
#koreksi #niat #atsar #HasanAlBashri
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
▫️▫️▫️
❍ Al-Imam Abu Sa'id Al-Hasan bin Abil Hasan Yasar Al-Bashri (w. 110H) rahimahullah berkata,
ما ضربت ببصري، ولا نطقت بلساني، ولا بطشت بيدي، ولا نهضت على قدمي، حتى أنظر على طاعةٍ أو على معصية، فإن كانت طاعة تقدمت، وإن كانت معصية تأخرت.
“Aku tidak pernah melayangkan pandanganku, berbicara dengan lisanku, menggenggam dengan tanganku, tidak pula bangkit di atas kedua kakiku, sampai aku memandang itu di atas ketaatan atau kemaksiatan, jika itu adalah ketaatan maka aku lanjutkan, jika ternyata itu kemaksiatan maka aku urungkan.”
✒️ [Al-Wara' lil Imam Ibn Abid Dunya, no. 195]
❍ Beliau rahimahullah juga pernah berkata,
رحم الله عبدا وقف عند همه، فإن أحدا لا يعمل حتى يهم، فإن كان لله مضى، وإن كان لغير الله أمسك.
“Semoga Allah merahmati seorang hamba yang selalu berhenti (memperhatikan) seluruh keinginannya, -karena seseorang tidak akan berbuat sampai ia ada keinginan- jika itu karena Allah ia lanjutkan, dan jika itu karena selain Allah ia urungkan.”
✒️ [Syu'abul Īmān, no. 6894]
▫️▫️▫️
#koreksi #niat #atsar #HasanAlBashri
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu
Telegram
PONPES ASSUNNAH BATU
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah