โ http://t.me/nisaaassunnah
๐ณ๐ *ETIKA-ETIKA PEMBAWA AL-QUR'AN*
Karena mulianya al-Qurโan dan tingginya kedudukan orang yang membawanya maka sudah sepantasnya bagi para pembawa al-Qurโan untuk mengetahui adab-adab yang sesuai dengan kedudukannya.
๐ Di antara adab-adab tersebut adalah:
1โฃ Selalu menjaga keikhlasan hati dan hanya mengharap ridha Allah โazza wa jalla ketika ia membaca al-Qurโan atau menghafalnya. Tiada ambisi keduniawian di saat membacanya baik berupa pujian, harta, kepemimpinan, kedudukan di mata manusia, atau merasa tinggi di sisi rekan-rekannya.
2โฃ Hendaknya waspada dari sikap sombong dan bangga diri di saat banyak manusia yang belajar kepadanya. Demikian pula waspada dari sikap iri dan tidak suka jika ada orang belajar al-Qurโan dari selain dia.
โต Al-Imam asy-Syafiโi rahimahullah menjelaskan, โAku ingin bila manusia itu mempelajari ilmu iniโyakni ilmu dan kitab-kitabnyaโlalu tidak disandarkan kepadaku satu huruf pun darinya.โ
3โฃ Menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji dan perangai yang diridhai, seperti sifat zuhud (tidak ada ketergantungan) terhadap dunia, dermawan, wajah yang murah senyum, sabar, tidak terburu-buru dalam menyikapi sesuatu, menjaga diri dari menggeluti usaha yang tidak mulia, khusyuk dan rendah hati, serta menjauhkan diri dari (banyak) tertawa dan sering bercanda.
4โฃ Menjaga kebersihan badan dengan menghilangkan kotoran yang melekat dan hal-hal yang diperintahkan oleh syariat untuk dibersihkan dari tubuh seperti memangkas kumis, memotong kuku, dan menghilangkan bau-bau yang tidak sedap.
5โฃ Waspada dari sifat iri dengki, riya, bangga diri, dan dari sikap merendahkan orang lain meskipun orang tersebut kedudukannya di bawahnya.
6โฃ Mempraktikkan hadits-hadits yang datang tentang (keutamaan) bertasbih, bertahlil, dan yang lainnya dari wirid-wirid dan doa.
7โฃ Selalu merasa diawasi oleh Allah โazza wa jalla baik di saat sepi maupun di hadapan orang lain, serta selalu bersandar (bertawakal) kepada Allah โazza wa jalla dalam setiap urusannya. (lihat Adab Hamatil Qurโan, al-Imam an-Nawawi hlm. 50โ54)
8โฃ Tidak pantas pembawa al-Qurโan untuk memiliki perangai yang kaku, sikap masa bodoh, suka berteriak-teriak, dan gampang marah.
๐ผ Ibnu Masโud radhiallahu โanhu berkata, โSeyogianya orang yang membawa al-Qurโan dikenal (ketaatannya) di malam hari saat manusia tidur, dan dikenal (puasanya) di siang hari saat manusia tidak berpuasa, dikenal kesedihannya (karena memikirkan dirinya) saat manusia bersuka ria, diketahui sedang menangis saat manusia sedang tertawa-tawa, diketahui bersikap diam (berbicara seperlunya) saat manusia tenggelam dalam pembicaraan, dan dikenal khusyuk saat manusia memiliki sikap angkuh.โ
๐ Al-Fudhail bin โIyadh rahimahullah berkata, โPembawa al-Qurโan adalah pembawa panji-panji Islam. Ia tidak pantas berkata-kata yang sia-sia dan tidak pantas untuk lalai dan bermain-main bersama orang yang lalai dan bermain-main karena mengagungkan Allah โazza wa jalla.โ
9โฃ Tidak pantas bagi pembawa al-Qurโan untuk meletakkan kebutuhannya kepada orang lain. Semestinya, manusialah yang menaruh kebutuhan mereka kepadanya. (Mukhtashar Minhaj al-Qashidin 66)
.............................................
๐ dari Majalah "asy-Syari'ah" | No. 99/IX/1435/2014 | al-Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman, Lc, hal. 67 - 68
#adab #etika #pembawa_alquran
#majalah_asysyariah
โขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโข
๐ ๐๐ก Majmu'ah Manhajul Anbiya
๐โถ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
๐ป Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
๐ฌ Diposting ulang hari Jum'at, 13 Jumadil Awal 1438 H / 10 Februari 2017 M
๐ http://www.nisaa-assunnah.com
๐ http://t.me/nisaaassunnah
๐ Nisaa` As-Sunnah ๐
๐ณ๐ *ETIKA-ETIKA PEMBAWA AL-QUR'AN*
Karena mulianya al-Qurโan dan tingginya kedudukan orang yang membawanya maka sudah sepantasnya bagi para pembawa al-Qurโan untuk mengetahui adab-adab yang sesuai dengan kedudukannya.
๐ Di antara adab-adab tersebut adalah:
1โฃ Selalu menjaga keikhlasan hati dan hanya mengharap ridha Allah โazza wa jalla ketika ia membaca al-Qurโan atau menghafalnya. Tiada ambisi keduniawian di saat membacanya baik berupa pujian, harta, kepemimpinan, kedudukan di mata manusia, atau merasa tinggi di sisi rekan-rekannya.
2โฃ Hendaknya waspada dari sikap sombong dan bangga diri di saat banyak manusia yang belajar kepadanya. Demikian pula waspada dari sikap iri dan tidak suka jika ada orang belajar al-Qurโan dari selain dia.
โต Al-Imam asy-Syafiโi rahimahullah menjelaskan, โAku ingin bila manusia itu mempelajari ilmu iniโyakni ilmu dan kitab-kitabnyaโlalu tidak disandarkan kepadaku satu huruf pun darinya.โ
3โฃ Menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji dan perangai yang diridhai, seperti sifat zuhud (tidak ada ketergantungan) terhadap dunia, dermawan, wajah yang murah senyum, sabar, tidak terburu-buru dalam menyikapi sesuatu, menjaga diri dari menggeluti usaha yang tidak mulia, khusyuk dan rendah hati, serta menjauhkan diri dari (banyak) tertawa dan sering bercanda.
4โฃ Menjaga kebersihan badan dengan menghilangkan kotoran yang melekat dan hal-hal yang diperintahkan oleh syariat untuk dibersihkan dari tubuh seperti memangkas kumis, memotong kuku, dan menghilangkan bau-bau yang tidak sedap.
5โฃ Waspada dari sifat iri dengki, riya, bangga diri, dan dari sikap merendahkan orang lain meskipun orang tersebut kedudukannya di bawahnya.
6โฃ Mempraktikkan hadits-hadits yang datang tentang (keutamaan) bertasbih, bertahlil, dan yang lainnya dari wirid-wirid dan doa.
7โฃ Selalu merasa diawasi oleh Allah โazza wa jalla baik di saat sepi maupun di hadapan orang lain, serta selalu bersandar (bertawakal) kepada Allah โazza wa jalla dalam setiap urusannya. (lihat Adab Hamatil Qurโan, al-Imam an-Nawawi hlm. 50โ54)
8โฃ Tidak pantas pembawa al-Qurโan untuk memiliki perangai yang kaku, sikap masa bodoh, suka berteriak-teriak, dan gampang marah.
๐ผ Ibnu Masโud radhiallahu โanhu berkata, โSeyogianya orang yang membawa al-Qurโan dikenal (ketaatannya) di malam hari saat manusia tidur, dan dikenal (puasanya) di siang hari saat manusia tidak berpuasa, dikenal kesedihannya (karena memikirkan dirinya) saat manusia bersuka ria, diketahui sedang menangis saat manusia sedang tertawa-tawa, diketahui bersikap diam (berbicara seperlunya) saat manusia tenggelam dalam pembicaraan, dan dikenal khusyuk saat manusia memiliki sikap angkuh.โ
๐ Al-Fudhail bin โIyadh rahimahullah berkata, โPembawa al-Qurโan adalah pembawa panji-panji Islam. Ia tidak pantas berkata-kata yang sia-sia dan tidak pantas untuk lalai dan bermain-main bersama orang yang lalai dan bermain-main karena mengagungkan Allah โazza wa jalla.โ
9โฃ Tidak pantas bagi pembawa al-Qurโan untuk meletakkan kebutuhannya kepada orang lain. Semestinya, manusialah yang menaruh kebutuhan mereka kepadanya. (Mukhtashar Minhaj al-Qashidin 66)
.............................................
๐ dari Majalah "asy-Syari'ah" | No. 99/IX/1435/2014 | al-Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman, Lc, hal. 67 - 68
#adab #etika #pembawa_alquran
#majalah_asysyariah
โขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโขโข
๐ ๐๐ก Majmu'ah Manhajul Anbiya
๐โถ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
๐ป Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
๐ฌ Diposting ulang hari Jum'at, 13 Jumadil Awal 1438 H / 10 Februari 2017 M
๐ http://www.nisaa-assunnah.com
๐ http://t.me/nisaaassunnah
๐ Nisaa` As-Sunnah ๐
Telegram
Nisaa` As-Sunnah
๐น Membentuk Pribadi Wanita Shalihah sebagai Perhiasan Dunia Terindah ๐น
โ Penasihat: Al-Ustadz Usamah Faishal Mahri, Lc hafizhahullah
โ Pembimbing: Al-Ustadzah Ummu Abdillah Ali Bahmid hafizhahallah
โ Penasihat: Al-Ustadz Usamah Faishal Mahri, Lc hafizhahullah
โ Pembimbing: Al-Ustadzah Ummu Abdillah Ali Bahmid hafizhahallah
โ http://t.me/nisaaassunnah
AKIBAT MEMBUAT HOAX
โ๐ป Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda:
ุฑูุฃูููุชู ุงููููููููุฉู ุฑูุฌููููููู ุฃูุชูููุงููู ููุงููุง ุงูููุฐูู ุฑูุฃูููุชููู ููุดูููู ุดูุฏููููู ููููุฐููุงุจู ููููุฐูุจู ุจูุงููููุฐูุจูุฉู ุชูุญูู ููู ุนููููู ุญูุชููู ุชูุจูููุบู ุงููุขููุงูู ููููุตูููุนู ุจููู ุฅูููู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉู
๐ "Aku melihat tadi malam dua laki-laki yang datang dan berkata, 'Sesungguhnya yang engkau lihat tentang seseorang yang dirobek-robek ujung mulutnya adalah seorang tukang dusta yang berdusta satu kedustaan, dinukil terus hingga mencapai ufuk (penjuru dunia), maka demikianlah dia disiksa hingga hari kiamat.'"
๐ Shahih Al Bukhari
Baca Ulasan Selengkapnya dalam Tashfiyah edisi 94 "Catatan Penting Saat Chatting"
Dalam artikel "Selektif Dalam Mencerna dan Menyebarkan Berita"
โขโโโขโโโขโฐโฟ๐โฟโฑโขโโโขโโโข
#hoax #berita #majalah #hadis
๐ Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
โขโโโโโขโฟโโขโขโขโโฟโขโโโโโข
๐ฌ Diposting ulang hari Rabu, 20 Jumadil Awwal 1441 H / 15 Januari 2020 M
๐ http://www.nisaa-assunnah.com
๐ http://t.me/nisaaassunnah
๐ Nisaa` As-Sunnah ๐
AKIBAT MEMBUAT HOAX
โ๐ป Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda:
ุฑูุฃูููุชู ุงููููููููุฉู ุฑูุฌููููููู ุฃูุชูููุงููู ููุงููุง ุงูููุฐูู ุฑูุฃูููุชููู ููุดูููู ุดูุฏููููู ููููุฐููุงุจู ููููุฐูุจู ุจูุงููููุฐูุจูุฉู ุชูุญูู ููู ุนููููู ุญูุชููู ุชูุจูููุบู ุงููุขููุงูู ููููุตูููุนู ุจููู ุฅูููู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉู
๐ "Aku melihat tadi malam dua laki-laki yang datang dan berkata, 'Sesungguhnya yang engkau lihat tentang seseorang yang dirobek-robek ujung mulutnya adalah seorang tukang dusta yang berdusta satu kedustaan, dinukil terus hingga mencapai ufuk (penjuru dunia), maka demikianlah dia disiksa hingga hari kiamat.'"
๐ Shahih Al Bukhari
Baca Ulasan Selengkapnya dalam Tashfiyah edisi 94 "Catatan Penting Saat Chatting"
Dalam artikel "Selektif Dalam Mencerna dan Menyebarkan Berita"
โขโโโขโโโขโฐโฟ๐โฟโฑโขโโโขโโโข
#hoax #berita #majalah #hadis
๐ Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
โขโโโโโขโฟโโขโขโขโโฟโขโโโโโข
๐ฌ Diposting ulang hari Rabu, 20 Jumadil Awwal 1441 H / 15 Januari 2020 M
๐ http://www.nisaa-assunnah.com
๐ http://t.me/nisaaassunnah
๐ Nisaa` As-Sunnah ๐