MakWok
72 subscribers
296 photos
310 links
Writer and Surau_2.0 founder
Download Telegram
Sekarang, Dulu dan Nanti

Oleh: Mak Wok
(SE www.syiartravel.id)

Sekarang Saya menambahkan keterangan khusus setelah nama penulis. Dulu hal itu jarang Saya lakukan, nanti juga belum tentu terus Saya lakukan. Begitulah rahasia hari esok, yang rona-ronanya belum tentu diraih.

Demi menggapai asa di masa depan, sekarang Saya yang muda sudah terlewat malah sedang menempuh pendidikan S2 di salah satu kampus swasta.
Dulu saat kuliah S1 teknik di kampus negeri, boro-boro terpikir untuk lanjut S2, proses tamatnya saja sampai diwarnai drama hampir DO (_drop out_) segala.

Wajar adanya ungkapan keraguan dari kolega terhadap kemampuan Saya menyelesaikan kuliah S2-nya.
Dulu juga ada ungkapan bercanda dari karib dengan warung ABCD-nya.
"Jangan-jangan yang dia lingkari saat mendaftar dulu, pilihannya S2", yang diiringi dengan ketawa khasnya.
Semoga Allah Azza Wa Jalla selalu melindunginya, mungkin saja dulu candaannya tercatat sebagai do'a disisi-Nya.

Semoga nanti proses S2-nya bisa mengulangi kesuksesan Saya saat kuliah lagi di S1 kependidikan Universitas Terbuka.
Sedikit bisa angkat muka saat itu, karena tercatat sebagai lulusan terbaik saat diwisuda.
Bahkan koran lokal ternama yang memuat wajah Saya dengan toga di salah satu edisinya, tersimpan lama di laci lemari tua Saya.

Sekarang untuk menempuh pendidikan disetiap jenjang memang tidaklah mudah.
Resiko hidup di zaman pendidikan dikapitalisasi sedemikian rupa.
Tidak seperti dulu yang merasa lebih berbangga dengan status mahasiswa teknik di kampus ternama, dengan beasiswa dari "yayasan ummy".
Nanti bisa jadi berubah menjadi beasiswa dari "yayasan bunda" atau "yayasan keluarga".
Semoga dimudahkan-Nya untuk membiayainya secara mandiri nantinya.

Sekarang memang biaya untuk melanjutkan hidup semakin meningkat.
Tidak seperti dulu yang sedikit lebih ringan karena jumlah tanggungan dan ragam kebutuhan masih minimalis.
Apalagi kalau dulunya ditarik hingga ke zaman khalifah masih ada, bisa gratis biaya pendidikan, kesehatan dan keamanan.
Untuk mencari nafkah juga mudah, selagi mau berusaha.
Contoh kecilnya, ketika ada "tanah mati" sudah lebih dari tiga tahun, bisa Kita "hidupkan", maka Selama masih "hidup", akan tercatat sebagai hak Kita.
Semoga dimudahkan-Nya bagi umat untuk mengembalikan eksistensinya.

Kembalinya Khalifah yang akan memimpin pembebasan Baitul Maqdis, sekarang bisa jadi banyak yang menganggapnya utopia, mimpi disiang bolong, radikalis, fundamentalis, cikal bakal teroris dan banyak lagi stigma negatif yang berusaha disematkan.

Namun dulu eksistensinya terbukti secara historis bisa menggapai peradaban emas dengan cakupan wilayah hampir 2/3 bumi, yang belum tertandingi ketinggiannya.

Nanti pasti akan mewujud kembali karena sudah dijanjikan-Nya dan menjadi kabar gembira bagi umat di zaman akhir karena tertuang dalam hadis utusan-Nya yang mulia.

Yassarallahulana.

Batam, #289/240424
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#MakWok #SekarangDuludanNanti
#Syiartravelumrah
#Surau_2.0
Buruh Spidol

Oleh: Mak Wok
(SE www.syiartravel.id)

Hari buruh sedunia tanggal 1 Mei, seperti biasanya diwarnai dengan demonstrasi buruh di berbagai tempat.
Profesi yang biasanya pakai kapur atau spidol sedikit bisa santai menikmati libur dihari buruh.

Buruh spidol memang tidak terbiasa demonstrasi di jalan-jalan.
Mereka biasanya demonstrasi di depan kelas.
Sesekali pawai di jalan, dalam rangka memeriahkan hari-hari tertentu.

Buruh spidol merupakan "pahlawan tanpa tanda jasa", sehingga terbiasa diupah seadanya.
Jamak ditemui fakta bahwa gaji buruh spidol lebih rendah dari gaji buruh pabrik di berbagai daerah.

Tuntutan buruh setiap tahun agar UMK (Upah Minimum Kota) dinaikkan biasanya menjadi menu utama disetiap demonstrasi mereka.
Karena memang faktanya, harga kebutuhan pokok selalu naik tiap tahun.
Wajar adanya buruh menuntut kenaikan UMK.

Namun standar gaji mengikuti UMK itu tidak berlaku bagi buruh spidol, yang harus tetap bersabar dan ikhlas dalam mendidik generasi dalam keterbatasan.

Mungkin bagi buruh spidol yang statusnya sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), _THP_ (_Take Home Pay_) alias gaji dibawa pulang mereka, sudah sama dengan UMK, bahkan mungkin lebih tinggi.
Ceritanya akan jauh berbeda bagi buruh spidol dengan status honor atau buruh spidol di sekolah atau madrasah swasta.

Pengalaman Saya belasan tahun jadi buruh spidol adalah salah satu buktinya. Ketika dibaca diberbagai media, hal yang sama juga terjadi di daerah lainnya.

Saya pertama kali jadi buruh spidol di salah satu SMK swasta tahun 2006, saat itu _THP_-nya Rp 700K, sedikit dibawah UMK yang saat itu Rp 800K.
THP Saya saat mengajar di salah satu madrasah swasta tahun 2009 adalah +- Rp 800K, yang masih dibawah UMK yang saat itu 900K.

Dilanjut dengan mengabdi di sekolah swasta lainnya tahun 2022 dengan nominal yang tertera di slip gaji Rp 1,7 juta, jika tidak ada potongan-potongan yang biasanya beraneka.
Pada saat yang sama, UMK sudah ada diangka +- Rp 4 juta, semakin jauh dibawah UMK.

Buruh spidol memang senantiasa diajak untuk ikhlas beramal, sehingga yang diharapkan adalah pahala jariyah.
Walaupun syarat untuk jadi buruh spidol lebih tinggi tingkat pendidikannya dari buruh pabrik, mereka tetap bertahan mempersiapkan pelanjut estafet dimasa depan.

Disisi lain Ikhlas dan sabar itu amalan hati, yang harus dimiliki oleh setiap diri para perindu syurga, tidak hanya buruh spidol.
Namun amalan untuk menafkahi keluarga dan bertahan hidup adalah amalan fisik, tentu tidak bisa beli beras, beli telur, beli cabe, bayar listrik, bayar air, beli seragam sekolah anak pakai ikhlas dan sabar.

Bagaimana buruh spidol akan selalu kreatif dan berbahagia ketika mengajar di kelas, ketika dapurnya tidak _ngebul_, tagihan-tagihan antri belum terbayar.

Mungkin itu juga yang akhirnya berkontribusi negatif kepada pendidikan secara umum, sehingga menghasilkan generasi dengan kecerdasan rata-rata dibawah 80.

Semua itu ekses dari sistem pendidikan yang bermasalah pada akarnya.
Akarnya sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, termasuk pendidikan.

Saatnya kembali keakar islam.
Ada khalifah yang menggaji pengajar Al Qur'an sebesar 15 dinar/bulan.
Sekarang setara dengan +- Rp 82 juta dengan harga emas Rp 1.3 juta/gr.
Mereka dengan gaji sebesar itu juga tetap bisa ikhlas dan sabar dalam mengajar.

Batam, #290/040524
IG @makwock
t me/McWok
fb.me/nowrohis

#BuruhSpidol
#Syiartravelumrah
#Surau_2.0
#BengkelPemikiran