Materi Pesan Cinta_Nya
710 subscribers
123 photos
283 videos
56 files
10.9K links
Download Telegram
✿▰◆◆▰◒💛💛◒▰◆◆▰✿

https://t.me/MateriPesanCinta_Nya

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

*🌼❤️BAGAI SEHELAI BULU❤️🌼*


🎙️ Dari sahabat Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ القَلْبِ مَثَلُ الرِّيْشَةِ تُقَلِّبُهَا الرِّيَاحُ بِفَلَاةٍ

"Perumpamaan hati bagai sehelai bulu yang diombang-ambingkan angin di tanah yang lapang."
(HR. Ibnu Maja, no. 88)

Hati itu diibaratkan sehelai bulu. Ringan. Mudah dihempas angin bertiup. Terbang kesana kemari mengikuti terpaan angin. Mudah diombang-ambingkan situasi yang berhembus.

Itulah hati. Karenanya, hendaklah memohon diberi ketetapan senantiasa di atas agama Allah Taala. Kokoh di atas ketaatan kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Yang Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu. Begitulah untai doa diajarkan Baginda Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam pada umatnya.

Seseorang bisa menduga dalamnya lautan. Namun, siapa yang mampu menduga dalamnya hati. Pagi hari beriman, sore hari kafir. Sore hari beriman, pagi hari kafir. Bersegeralah tunaikan amal saleh.

Ya, Allah kami memohon kepada-Mu, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu. Wahai yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami pada ketaatan kepada-Mu.

ditulis oleh:
al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah
#https://t.me/fawaidsolo

🔍 𝗠𝗘𝗗𝗜𝗔 𝗠𝗨𝗧𝗜𝗔𝗥𝗔 𝗙𝗔𝗘𝗗𝗔𝗛
📌 Channel t.me/MutiaraFaedah
📌https://chat.whatsapp.com/G63K9OvmHSw7ddWf0uOTVf

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

📢 *Published By:*
*@MateriPesanCinta_Nya*

*📭 Silahkan dishare semoga*
*bermanfaat bagi kaum muslimin*

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿
✿▰◆◆▰◒💛💛◒▰◆◆▰✿

https://t.me/MateriPesanCinta_Nya

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

*🌼🕋SYARIAT BERQURBAN🕋🌼*

🇫 🇦 🇪 🇩 🇦 🇭 

🇯 🇺 🇲 🇦 🇹

Berqurban adalah salah satu ibadah yang disyariatkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah ﷺ serta tergolong simbol islam yang disepakati oleh para ulama salaf.

Allah ﷻ berfirman,

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah."
(QS.Al-Kautsar:2)

🎙️ Ibnu Jarir Ath-Thabary رحمه الله menjelaskan makna ayat di atas, beliau رحمه الله berkata,
"Jadikanlah, (wahai Muhammad), shalatmu seluruhnya ikhlas hanya untuk Rabb-mu tanpa (siapapun) yang bukan Dia, di antara sekutu-sekutu dan sembahan-sembahan. Demikian pula sembelihanmu, jadikanlah hanya untuk-Nya, tanpa berhala-berhala, sebagai kesyukuran kepada-Nya terhadap segala sesuatu yang Allah berikan kepadamu, berupa kemualiaan dan kebaikan yang tiada bandingnya, dan Dia mengkhususkan engkau dengannya, yaitu pemberian Al-Kautsar kepadamu."
(Tafsir Ibnu Jarir 24/696)

Berqurban adalah perkara yang disyariatkan pada seluruh agama.

Sebagaimana dalam firman Allah ﷻ,

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا ۗ

"Dan bagi tiap-tiap umat, telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah (Allah) rezekikan kepada mereka. Maka Rabb kalian ialah Rabb yang Maha Esa. Oleh karena itu, berserah dirilah kalian kepada-Nya."
(QS.Al-Hajj:34)

Allah ﷻ juga menjelaskan bahwa ibadah agung ini adalah salah satu simbol syariat-Nya.

Allah ﷻ berfirman,

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

"Dan telah Kami jadikan unta-unta itu untuk kalian sebagai bagian dari syiar Allah, yang kalian memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah oleh kalian nama Allah ketika kalian menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian, apabila (unta-unta itu) telah roboh (mati), makanlah sebagiannya serta beri makanlah orang yang rela dengan sesuatu yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kalian, mudah-mudahan kalian bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kalian supaya kalian mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kalian. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."
(QS.Al-Hajj:36-37)

#https://t.me/syiarsalafiyah

🔍 𝗠𝗘𝗗𝗜𝗔 𝗠𝗨𝗧𝗜𝗔𝗥𝗔 𝗙𝗔𝗘𝗗𝗔𝗛
📌 Channel t.me/MutiaraFaedah
📌https://chat.whatsapp.com/G63K9OvmHSw7ddWf0uOTVf
✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿.

📢 *Published By:*
*@MateriPesanCinta_Nya*

*📭 Silahkan dishare semoga*
*bermanfaat bagi kaum muslimin*

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿
✿▰◆◆▰◒💛💛◒▰◆◆▰✿

https://t.me/MateriPesanCinta_Nya

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

*🍎HAMBA YANG CERDAS DENGAN KEHIDUPAN DUNIANYA🍎*

💠 Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menasehatkan:

"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekedar melewati jalan (musafir)."

🎙️ Ath-Thibi rahimahullah berkata:
"Kata (atau) dalam hadits ini bukan menunjukkan keraguan (mana yang benar di antara keduanya). Bahkan kata ini menunjukkan pilihan dan kebolehan (yakni apakah seseorang itu memilih untuk menjadi orang asing atau musafir, keduanya dibolehkan), akan tetapi yang paling baik bila kata ini dimaknakan dengan bahkan."
(Fathul Bari, 11/238)

Para ulama ketika menjelaskan hadits ini, mereka berkata:
"Makna ucapan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam di atas adalah janganlah engkau condong kepada dunia dan janganlah engkau menjadikannya sebagai negeri tempat tinggal. Jangan terbetik di hatimu untuk bermukim lama di dalamnya dan jangan terlalu bergelut dengannya. Jangan terikat dengannya kecuali sekedar terikatnya orang yang asing di negeri yang asing (persinggahannya). Dan jangan menyibukkan diri dengannya sebagaimana orang asing yang tidak menyibukkan dirinya ketika dia ingin pulang untuk menjumpai keluarganya."
(Riyadhus Shalihin, Al-Imam Nawawi, hal.  187, Fathul Bari, 11/238)

"Orang asing dan musafir tidak menjadikan negeri yang asing atau negeri persinggahannya sebagai tempat menetap."
(At-Ta'liqat 'ala Al-Arba'in An-Nawawiyyah, Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin, hal. 107)

Apabila dunia bagi seorang mukmin bukan negeri tempat menetap dan bukan pula tanah airnya, maka sepantasnya seorang mukmin di dunia ini berada di atas salah satu dari dua keadaan yang ada, sebagaimana wasiat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada Ibnu 'Umar agar ia berada di dunia di atas salah satu dari dua keadaan tersebut.

Seorang mukmin menempatkan dirinya seakan-akan ia orang asing di dunia, ia menetap di dunia namun dunia sebagai negeri yang asing baginya. Maka hatinya tidak terpaut dengan negeri yang asing ini namun hatinya hanya terpaut dengan tanah airnya yang ia akan kembali padanya. Dia berdiam di dunia sekedar mengumpulkan bekal untuk kembali ke negeri asalnya.

🎙️ Berkata Al-Fudhail bin 'Iyadh:
“Seorang mukmin di dunia ini merasa sedih (dengan keberadaannya yang belum sampai ke negeri asalnya), keinginannya hanyalah mempersiapkan bekalnya menuju negeri tersebut.”

Seorang mukmin menempatkan dirinya seakan-akan sebagai musafir yang tidak pernah bermukim sama sekali, namun ia terus menerus berjalan sampai akhir hidupnya yakni saat kematian menjemput.
(Dinukil secara ringkas dari Jami'ul Ulum, 2/378-382)

“Ukurlah dan dudukkan dirimu sebagaimana orang asing atau seorang musafir. Bahkan jadilah engkau di dunia ini sebagai seorang musafir karena orang asing terkadang menjadikan negeri tersebut sebagai tempat kediamannya. Berbeda halnya dengan musafir, ia akan terus berjalan menempuh jarak yang ada sampai ke tujuannya, dan tujuannya adalah kembali kepada Allah Ta'ala, sebagaimana firman Allah:
“Dan sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah akhir/kesudahan segala sesuatu”.
(QS.An-Najm: 42)
Demikian secara makna dari ucapan Al-Imam Ash-Shan‘ani dalam Subulus Salam (2/266)

Wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Ibnu 'Umar ini merupakan wasiat agung yang sesuai dengan kenyataan seandainya manusia memahaminya. Karena manusia mengawali kehidupannya di jannah (surga) dan ia turun ke bumi sebagai ujian sehingga dia adalah orang asing di muka bumi ini atau musafir. Karena tempatnya yang hakiki, bila ia seorang yang memiliki iman, ketakwaan, dan mentauhidkan Allah Ta'ala serta ikhlas padanya, adalah jannah. Dan hal ini harus ditanamkan oleh seorang muslim dalam hatinya karena ia tidak menjadikan dunia sebagai negerinya, adapun ia bermukim di dunia hanyalah menjalani ujian.

📚 (kaset Durus Al-Arba'in)

📡#https://t.me/syiarsalafiyah

✍️ 𝗠𝗘𝗗𝗜𝗔 𝗠𝗨𝗧𝗜𝗔𝗥𝗔 𝗙𝗔𝗘𝗗𝗔𝗛
📌 Channel t.me/MutiaraFaedah
📌 https://t.me/MutiaraFaedah
✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

📢 *Published By:*
*@MateriPesanCinta_Nya*
✿▰◆◆▰◒💛💛◒▰◆◆▰✿

https://t.me/MateriPesanCinta_Nya

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

*🍎ANTARA MEMAAFKAN & MENGADAKAN PERBAIKAN🍎

Umumnya manusia jika ada yang berbuat jelek kepadanya maka dia balas kejelekan orang dengan kejelekan yang serupa atau bahkan kalau bisa lebih sadis lagi.

Namun, ada orang yang diperlakukan jelek oleh manusia tetapi dia mampu membalasnya dengan kebaikan. Sifat seperti ini yang Allah puji di dalam Al-Qur'an:

ولا تستوي الحسنة ولا السيئة ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم وما يلقاها إلا الذين صبروا وما يلقاها إلا ذو حظ عظيم

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejelekan itu, tolaklah (kejelekan) dengan cara yang paling baik maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidaklah dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang memiliki keuntungan yang besar.” (Fusshilat: 34-35)

🎙️ Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma menjelaskan:

أمر الله المؤمنين بالصبر عند الغضب والحلم والعفو عند الإساءة فإذا فعلوا ذلك عصمهم الله من الشيطان وخضع لهم عدوُّهم كأنه وليّ حميم

“Allah memerintahkan kaum mukminin untuk bersabar ketika ada yang membuatnya marah, bijaksana dan memaafkan ketika ada yang membuatnya sakit hati. Bila setiap hamba mengupayakan hal seperti itu maka Allah akan melindungi dirinya dari gangguan syaithon serta menundukkan musuh-musuhnya. Bahkan yang semula bermusuhan tiba-tiba berubah menjadi kawan yang setia." (Tafsir Ath-Thobari 21/471)

Maka sikap bijak seperti ini tidaklah dimiliki kecuali orang-orang yang punya kesabaran yang besar. Karena merespon kejelekan dengan kebaikan bukanlah perkara yang mudah bagi jiwa dan tidak setiap orang mampu melakukannya.

Namun bolehkah seseorang tidak memaafkan kesalahan orang lain atau membalasnya dengan sesuatu yang dapat memberinya pelajaran?

Jawabannya, jika dengan cara seperti itu dapat menjadi sebab orang lain mengubah perilakunya yang jelek menjadi baik maka yang demikian ini termasuk perkara yang dituntut oleh syariat.

Allah mengingatkan:

فمن عفا وأصلح فأجره على الله إنه لا يحب الظالمين 

"Maka barangsiapa yang memaafkan dan mengadakan perbaikan maka pahalanya menjadi tanggungan Allah dan sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (Asy-Syuro: 40)

🎙️ Syaikh Al-'Allamah As-Si'di berkata,

"Allah memberi persyaratan dalam pemberian maaf yaitu adanya perbaikan. Apabila orang yang berbuat jelek itu tidak pantas diberi maaf, sedangkan maslahat syar'i menuntut dia harus diberi pelajaran, maka dalam kondisi seperti ini memberi maaf tidak diperintahkan." (Taisirul Karim hlm. 760)

Adakalanya pemaafan itu mendatangkan ishlah (perbaikan), adakalanya membuat kejelekannya semakin menjadi-jadi lantaran kesombongan. Maka setiap orang disikapi sesuai dengan keadaannya mana yang lebih maslahat.

#https://t.me/manhajulhaq

🔍 𝗠𝗘𝗗𝗜𝗔 𝗠𝗨𝗧𝗜𝗔𝗥𝗔 𝗙𝗔𝗘𝗗𝗔𝗛
📌 Channel t.me/MutiaraFaedah
📌 https://chat.whatsapp.com/G63K9OvmHSw7ddWf0uOTVf
✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

📢 *Published By:*
*@MateriPesanCinta_Nya*

*📭 Silahkan dishare semoga*
*bermanfaat bagi kaum muslimin*

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿
✿▰◆◆▰◒💛💛◒▰◆◆▰✿

https://t.me/MateriPesanCinta_Nya

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

*🍎ANTARA MEMAAFKAN & MENGADAKAN PERBAIKAN🍎*

Umumnya manusia jika ada yang berbuat jelek kepadanya maka dia balas kejelekan orang dengan kejelekan yang serupa atau bahkan kalau bisa lebih sadis lagi.

Namun, ada orang yang diperlakukan jelek oleh manusia tetapi dia mampu membalasnya dengan kebaikan. Sifat seperti ini yang Allah puji di dalam Al-Qur'an:

ولا تستوي الحسنة ولا السيئة ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم وما يلقاها إلا الذين صبروا وما يلقاها إلا ذو حظ عظيم

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejelekan itu, tolaklah (kejelekan) dengan cara yang paling baik maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidaklah dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang memiliki keuntungan yang besar.” (Fusshilat: 34-35)

🎙️ Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma menjelaskan:

أمر الله المؤمنين بالصبر عند الغضب والحلم والعفو عند الإساءة فإذا فعلوا ذلك عصمهم الله من الشيطان وخضع لهم عدوُّهم كأنه وليّ حميم

“Allah memerintahkan kaum mukminin untuk bersabar ketika ada yang membuatnya marah, bijaksana dan memaafkan ketika ada yang membuatnya sakit hati. Bila setiap hamba mengupayakan hal seperti itu maka Allah akan melindungi dirinya dari gangguan syaithon serta menundukkan musuh-musuhnya. Bahkan yang semula bermusuhan tiba-tiba berubah menjadi kawan yang setia." (Tafsir Ath-Thobari 21/471)

Maka sikap bijak seperti ini tidaklah dimiliki kecuali orang-orang yang punya kesabaran yang besar. Karena merespon kejelekan dengan kebaikan bukanlah perkara yang mudah bagi jiwa dan tidak setiap orang mampu melakukannya.

Namun bolehkah seseorang tidak memaafkan kesalahan orang lain atau membalasnya dengan sesuatu yang dapat memberinya pelajaran?

Jawabannya, jika dengan cara seperti itu dapat menjadi sebab orang lain mengubah perilakunya yang jelek menjadi baik maka yang demikian ini termasuk perkara yang dituntut oleh syariat.

Allah mengingatkan:

فمن عفا وأصلح فأجره على الله إنه لا يحب الظالمين 

"Maka barangsiapa yang memaafkan dan mengadakan perbaikan maka pahalanya menjadi tanggungan Allah dan sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (Asy-Syuro: 40)

🎙️ Syaikh Al-'Allamah As-Si'di berkata,

"Allah memberi persyaratan dalam pemberian maaf yaitu adanya perbaikan. Apabila orang yang berbuat jelek itu tidak pantas diberi maaf, sedangkan maslahat syar'i menuntut dia harus diberi pelajaran, maka dalam kondisi seperti ini memberi maaf tidak diperintahkan." (Taisirul Karim hlm. 760)

Adakalanya pemaafan itu mendatangkan ishlah (perbaikan), adakalanya membuat kejelekannya semakin menjadi-jadi lantaran kesombongan. Maka setiap orang disikapi sesuai dengan keadaannya mana yang lebih maslahat.

#https://t.me/manhajulhaq

🔍 𝗠𝗘𝗗𝗜𝗔 𝗠𝗨𝗧𝗜𝗔𝗥𝗔 𝗙𝗔𝗘𝗗𝗔𝗛
📌 Channel t.me/MutiaraFaedah
📌 https://chat.whatsapp.com/G63K9OvmHSw7ddWf0uOTVf
✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

📢 *Published By:*
*@MateriPesanCinta_Nya*

*📭 Silahkan dishare semoga*
*bermanfaat bagi kaum muslimin*

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿
✿▰◆◆▰◒💛💛◒▰◆◆▰✿

https://t.me/MateriPesanCinta_Nya

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

*🟣💦JALAN MENUJU ALLAH💦🟣*

🎙️ Al-Imam Abul Faraj Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata,

Sesungguhnya antara seorang hamba dengan Rabbnya ada jarak yang tiada akan tertempuh melainkan dengan memutus hubungan-hubungan (yang mengalihkan) dan menampik segala rintangan.

Dan pada cermin hati terdapat karat yang tiada akan terkikis melainkan dengan melupakan manusia saat mengingat Allah.

Siapa yang ingin sampai kepada Rabbnya, hendaklah menfokuskan diri untuk menyambung hubungan rahasianya (batiniyahnya).

Siapa yang lebih mengutamakan mengkilapnya cermin hatinya hendaklah ia melupakan mengingat-ingat manusia.

Bagaimana seorang akan sampai kepada Allah sedang ia sendiri tidak menempuh jalan, dan tertawan oleh belenggu-belenggu rintangan.

Sebenarnya, keseluruhan perkara ini hanya ada dua sisi; pertama, berpaling dari segala sesuatu selain Allah. Kedua, menghadap kepada Allah.

📚 At-Tadzkirah Fil Wa'zh, hal. 50

#https://t.me/RaudhatulAnwar1

🔍 𝗠𝗘𝗗𝗜𝗔 𝗠𝗨𝗧𝗜𝗔𝗥𝗔 𝗙𝗔𝗘𝗗𝗔𝗛
📌 Channel t.me/MutiaraFaedah
📌 https://t.me/MutiaraFaedah
✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

📢 *Published By:*
*@MateriPesanCinta_Nya*

*📭 Silahkan dishare semoga*
*bermanfaat bagi kaum muslimin*

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿
✿▰◆◆▰◒💛💛◒▰◆◆▰✿

https://t.me/MateriPesanCinta_Nya

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

*🟣💦BALASAN SESUAI DENGAN JENIS PERBUATAN💦🟣*

🎙 Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahu ta’ala telah berkata:

« فالجَزَاءُ مُمَاثِلٌ لِلعَمَلِ مِن جِنسِهِ في الخَيرِ والشَّرِ :

● فَمَن سَتَرَ مُسلِمًا سَتَرَهُ اللَّه ،
● ومَن يَسَّرَ عَلَى مُعسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيهِ في الدُّنيا والآخِرة ،
● ومَن نَفَّسَ عَن مُؤمنٍ كُربَةً مِن كُرَبِ الدُّنيا نَفَّسَ اللَّهُ عَنهُ كُربَةً مِن كُرَبِ يَومِ القِيَامَة ،
● ومَن تَتَبَّعَ عَورَةَ أخِيهِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَورَتَه ،
● ومَن ضَارَّ مُسلِمًا ضَارَّ اللَّهُ بِه ،
● ومَن شَاقَّ شَاقَّ اللَّهُ عَلَيه ،
● ومَن خَذَلَ مُسلِمًا في مَوضِعٍ يَجِبُ نُصرَتُهُ فِيهِ خَذَلهُ اللَّهُ في مَوضِعٍ يَجِبُ نُصرَتُهُ فِيهِ ،
● والرَّاحِمُون يَرحَمُهُم الرَّحمَنُ ، وإنَّما يَرحَمُ اللَّهُ مِن عِبادِهِ الرُّحَمَاء ،
● ومَن أَنفَقَ أَنفَقَ عَلَيه ،
● ومَن عَفا عَن حَقِّهِ عَفا اللَّهُ لَهُ عَن حَقِّه ،
● ومَن تَجاوَزَ تَجاوَزَ اللَّهُ عَنهُ ،
فَهَذا شَرعُ اللَّهِ وقَدَرُهُ ووَحيُهُ وثَوابُه وعِقابُهُ ، كُلُّهُ قائِمٌ بِهَذا الأصلِ ».

"Balasan itu semisal dengan perbuatan yang dilihat dari jenis perbuatan itu sendiri, baik dalam kebaikan maupun keburukan :

▶️ Maka barangsiapa menutupi (aib/kekurangan) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupinya (aibnya).

▶️ Barangsiapa yang memberikan kemudahan terhadap orang yang sedang kesusahan, niscaya Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan di akhirat.

▶️ Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang mukmin satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan duniawiyyah, maka niscaya Allah akan menghilangkan satu kesulitan dari kesulitan-kesulitannya di hari kiamat.

▶️ Barangsiapa yang mencari-cari kesalahan (aib/kekurangan) saudaranya, maka niscaya Allah akan membongkar kesalahan (aib) dirinya.

▶️ Barangsiapa yang menimpakan kemudhorotan (bahaya) kepada seorang muslim, maka Allah Akan menimpakan kemudhorotan pula kepadanya.

▶️ Barangsiapa yang memberikan kesulitan (menyulitkan orang lain), maka niscaya Allah juga akan memberikan kesulitan (kesusahan) kepadanya.

▶️ Barangsiapa yang menelantarkan (tidak menolong) seorang muslim dalam suatu kondisi yang seharusnya kita memberikan pertolongan padanya, maka niscaya Allah akan menelantarkannya (tidak menolongnya) dalam suatu kondisi yang semestinya Allah menolongnya.

▶️ Orang-orang yang penyayang (kepada saudaranya) maka niscaya Ar-Rahman (Dzat yang Maha Penyayang) akan menyayangi mereka, dan sesungguhnya Allah akan menyayangi dari kalangan hamba-hambaNya yang penyayang.

▶️ Barangsiapa yang berinfaq, maka niscaya Allah akan berinfaq (melapangkan rizki) untuknya.

▶️ Barangsiapa yang memberikan maaf dari haknya (mengalah), maka Allah akan memaafkan baginya dari hakNya (adzab).

▶️ Barangsiapa yang memberikan ampunan/maaf (kepada sesama hamba), niscaya Allah akan memberikan ampunan baginya.

Maka Inilah syariat Allah, ketetapan, wahyu, pahala dan hukuman Nya. Seluruhnya tegak di atas prinsip dasar ini (balasan sesuai perbuatan)".

📚 Sumber: (I´laamul Muwaqqi´iin (1/150)

📲 #https://t.me/alilmoe

🔍 CHANNEL MUTIARA FAEDAH 
🌐 Telegram https://t.me/MutiaraFaedah
💠️ FB bit.ly/MutiaraFaedah

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿

📢 *Published By:*
*@MateriPesanCinta_Nya*

*📭 Silahkan dishare semoga*
*bermanfaat bagi kaum muslimin*

✿▬▭◆•◆▭▬💛▬▭◆•◆▭▬✿