Ittiba`u Rasulillah
6.14K subscribers
865 photos
118 videos
16 files
1.71K links
Raihlah kebahagiaan dunia dan akhirat melalui majelis ilmu dan jangan mencukupkan mengambil ilmu dari internet sehingga lalai menghadiri majelis ilmu.

📈 Pembimbing :

al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah, hafizhahullahu
Download Telegram
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah

🚇BOLEHKAH QUNUT SHUBUH ATAU MENGAMINKANNYA?

⭐️Fatwa Syaikh Muqbil al-Wadi'iy rahimahullah

[ Pertanyaan ]

🔸Apa hukum qunut shubuh, dan apa yang aku lakukan jika aku sebagai imam bagi orang-orang yang melakukan qunut dan ta'ashub terhadap madzhabnya?

📜[ Jawaban ]

📊📛HUKUM QUNUT SHUBUH DAN PENGKHUSUSANNYA TERMASUK BID'AH.

🔸Berdasarkan riwayat abu Daud dari Abu Malik Al-Asyja'iy, dia berkata;

Aku katakan kepada ayahku; “Wahai ayahku, Engkau shalat dibelakang Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa alihi wasallam-, Abu Bakr dan Umar. Apakah mereka melakukan qunut?”

Ia berkata, “WAHAI ANAKKU ITU ADALAH MUHDATS / PERKARA YG DIADA-ADAKAN.”

🔹Adpun hadits Anas; Bahwasanya nabi senantiasa melakukan qunut sampai meninggal dunia,
🔺Ini dari jalan Abu Ja'far Ar-Raziy dan dia dipersilisihkan.
🔺Yang rojih dia dho'if.

▶️APABILA ENGKAU MENJADI IMAM,
▪️dan mereka memintamu untuk qunut,
🔺jika itu nazilah
🔺dan mereka mengizinkanmu untuk melakukan qunut disemua shalat
🔺dan berdoa dengan yang sesuai dengan kejadian itu,
maka ini tidak mengapa..

▶️JIKA MEREKA ENGGAN KECUALI ENGKAU MELAKUKAN QUNUT (pada shalat subuh saja),
▪️maka katakanlah; “Shalatlah kalian dan aku ma'mumnya."
▪️Apabila mereka qunut,
🔺janganlah mengangkat tangan
🔺ataupun mengaminkan,
📛karena itu adalah bid'ah.[*]

📚Sumber: [Qom'ul Al-Ma'anid 2/484-485...]

🌏http://walis-net.blogspot.my/2015/06/bolehkah-qunut-subuh-atau-mengaminkannya.html

Catatan
[*] Dalil bahwa qunut subuh adalah bid'ah silahkan baca di sini http://walis-net.blogspot.com/2014/10/hukum-qunut-subuh.html

🕋•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•🕋
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
http://bit.ly/ukhuwahsalaf

#Fiqih #Ibadah #shalat #qunut #qunut_shubuh #hukumqunutsubuh

📥 *Diposting ulang hari Kamis, 17 Sya'ban 1439 H / 03 Mei 2018 M*
🌏🔻 Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
🌏 Join Channel telegram:
🔘 📠 https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📮 WhatsApp Ittiba`u Rasulillah
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📊🌙🕋
•---°°°---•
🚇HUKUM TILAWATUL QUR'AN DI AWAL ACARA PERINGATAN/PERAYAAN, FORUM/SIMPOSIUM, DAN PENYIARAN

❱ Fadhilatu asy-Syaikh al-'Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,

[ Tanya ]

[•] “Wahai syaikh yang mulia, apabila diperhatikan banyak acara peringatan-peringatan/perayaan-perayaan, forum/simposium, dan penyiaran baik acara di sekolah maupun lainnya, terus menerus/selalu dimulai dengan tilawatul qur'an.
Apakah cara seperti ini disyari'atkan ataukah harus ditinggalkan?”

[ Jawab ]

ⓞ “Mengawali khutbah, acara peringatan/perayaan, dan semisalnya dengan bacaan al-Qur'an al-Karim secara terus menerus bukanlah termasuk tuntunan Sunnah. Tidak ada periwayatan bahwa Rasulullah -ﷺ- apabila hendak berkhutbah senantiasa membuka khutbahnya dengan al-Qur'an.

(●) Namun ini adalah sesuatu yang baru/diada-adakan. Seperti perkara baru menutup bacaan al-Qur'an dengan “Shadaqallahul 'Azhim”. Ada sebagian orang setiap kali membaca dan selesai dari bacaan al-Qur'an selalu mengucapkan “Shadaqallahul 'Azhim”.

[↑] Ini juga termasuk perkara baru (dalam agama) yang tidak pernah ada pada masa Nabi -ﷺ- tidak pula pada masa para shahabatnya.

[✘] Oleh karena tidak boleh menjadikan permulaan acara peringatan/perayaan dan simposium selalu diawali dengan pembacaan al-Qur'an.

[] Tapi jika ada ceramah/muhadharah temanya tentang puasa misalnya, lalu pada muqaddimah ceramah dibacakan ayat-ayat tentang puasa, maka ini tidak mengapa. Karena tujuannya adalah kita mendengar ayat-ayat tentang puasa lalu kita mendasarkan ceramah di atas ayat-ayat tersebut.”

📚Sumber: [Silsilah Liqaat al-Bab al-Maftuh › Liqa al-Bab al-Maftuh, 75]

🚇حكم تلاوة القرآن عند بداية الحفلات والندوات والإذاعات

❱ لفضيلة الشيخ العلامة محمد بن صالح العثيمين رحمه الله

[ السؤال ]

[•] فضيلة الشيخ عفا الله عنك، يلاحظ في كثير من الاحتفالات، والندوات، والإذاعات، المدرسية، وغيرها المداومة على تلاوة القرآن الكريم في البداية، فهل هذا مشروع أو يترك؟

[ الجواب ]

◎ البداءة في الخطب والحفلات وما أشبه ذلك بالقرآن الكريم باستمرار ليس من السنة ، فلم يعهد أن الرسول -ﷺ- إذا أراد أن يخطب يفتتح الخطبة بالقرآن،

(●) لكن هذا شيء حادث كما حدث ختم القرآن بصدق الله العظيم، تجد بعض الناس كلما قرأ وانتهى من القراءة قال: صدق الله العظيم،

[↑] هذه أيضاً من المحدثات التي لم تكن في عهد النبي -ﷺ- ولا في عهد أصحابه،

[✘] فلذلك لا ينبغي أن يجعل ابتداء الحفلات والندوات بالقرآن دائماً،

[] لكن لو كان هناك محاضرة وموضوع المحاضرة في الصيام مثلاً، وأراد أحد أن يقرأ آيات الصيام في مقدمة المحاضرة هذا لا بأس به؛ لأن المقصود هو أن نستمع للآيات التي في الصيام ثم نبني المحاضرة على هذه الآيات.

المصدر: [سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح، 75]

📀رابط المقطع الصوتي
http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_075_10.mp3
http://cutt.us/WRFgL

₪ Dari Channel Telegram @ManhajulAnbiya

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://telegram.me/ukhuwahsalaf

#Fiqih #ibadah #hukum #tilawatul_quran #diawal_acara

📥 *Diposting ulang hari Kamis, 17 Sya'ban 1439 H / 03 Mei 2018 M*
🌏🔻 Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
🌏 Join Channel telegram:
🔘 📠 https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📮 WhatsApp Ittiba`u Rasulillah
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah

🚇 *SHALAT TARAWEH EMPAT RAKAAT DENGAN SATU SALAM*

❱ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah

[ Pertanyaan ]

Sebagian Imam shalat tarawih mereka mengumpulkan empat rakaat atau lebih dalam satu salam, tanpa duduk setelah dua rakaat, dan mereka menganggap kalau itu adalah termasuk sunnah. Apakah perbuatan ini memiliki dasar dalam syariat kita yang suci[1]?

[ Jawaban ]

■ Perbuatan ini tidak disyariatkan bahkan makruh atau haram menurut kebanyakan ulama.

Ξ Berdasarkan sabda Nabi -ﷺ-:

◈ { صلاة الليل مثنى مثنى }

︴“Shalat malam itu dua-dua.”[2] [Muttafaq alaih dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhuma]

Ξ Dan berdasarkan hadits yang tetap dari Aisyah radhiyallahu anha berkata:

◈ { كان النبي صلى الله عليه وسلم يصلي من الليل إحدى عشرة ركعة يسلم من كل اثنتين ويوتر بواحدة }

︴“Dahulu Nabi -ﷺ- shalat malam sebelas rakaat, beliau salam setiap dua rakaat dan melakukan witir satu rakaat.”[3] [Muttafaq alaih]

[↑] Dan hadits-hadits yang semakna ini banyak.

Adapun hadits Aisyah yang masyhur:

◈ { أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي من الليل أربعاً فلا تسأل عن حسنهن وطولهن ثم يصلي أربعاً فلا تسأل عن حسنهم وطولهن }

︴“Sesungguhnya Nabi -ﷺ- dulu shalat empat rakaat, maka jangan engkau tanya akan bagusnya dan panjangnya.”[4] [Muttafaq alaihi]

[] Maka yang dimaksud adalah, beliau itu melakukan salam pada setiap dua rakaat,
[✘] bukanlah yang dimaksud adalah beliau malakukannya empat rakaat dengan satu salam berdasarkan hadits Aisyah yang telah lalu.

Ξ Dan juga berdasarkan dari beliau -ﷺ- dalam sabda beliau:

︴“Shalat malam itu dua-dua rakaat.”

[↑] Sebagaimana telah lalu.

[] Dan hadits-hadits tadi itu saling membenarkan satu dengan yang lainnya, saling menafsirkan yang satu dengan lainnya.
[] Maka wajib atas setiap muslim untuk mengambil semuanya dan menafsirkan hadits yang masih mujmal (umum) dengan yang mubayyan (khusus).

Hanya Allahlah tempat meminta taufiq.

📚Sumbe:r http://www.binbaz.org.sa/fatawa/4516

₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Kunjungi: http://forumsalafy.net/hukum-shalat-taraweh-empat-rakaat-dengan-satu-salam/

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://t.me/ukhuwahsalaf

#Fiqih #Ibadah #shalat #tarawih #4rakaat

📥 *Diposting ulang hari Kamis, 01 Ramadhan 1439 H / 17 Mei 2018 M*
🌏🔻 Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
🌏 Join Channel telegram:
🔘 📠 https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📮 WhatsApp Ittiba`u Rasulillah
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah

[ VIDEO ] "CARA BERDZIKIR DENGAN JARI SETELAH SHOLAT FARDHU"

Sehabis Sholat Dzuhur di Masjid Al-Anshar, Syaikh Badr -hafidzahullah- memberi tanbih tentang tatacara menghitung tasbih, tahmid, dan tahlil.

Beliau mencontohkan bahwa yang sunnah dan datang dari petunjuk Rasulullah ﷺ adalah :

Dengan aqd (dhom) menghitung dengan jari dengan cara menekuk jari kedalam..

BUKAN dengan ruas jari-jari, Wallohu a'lam mungkin karena tadi beliau melihat sebagian ikhwah dalam berdzikir dengan menghitung ruas jari.

_______________
JAWABAN DARI PERTANYAAN

Tadi siang ana sudah menemui langsung Asy-Syaikh Badr dan bertanya tentang Cara Berdzikir setelah sholat.

Beliau hafizhohulloh menjawab:

"Dengan tangan KANAN mulai cara menghitung dengan menekukkan jari kelingking (paling kecil) sampai jempol kemudian langsung dilanjutkan dengan membuka jempol sampai jari kelingking, begitu seterusnya."

NB: Tadi setelah sholat Ashar beliau langsung kultum menerangkan kembali tentang hal di atas dengan membawakan hujjah, dalil, atsar dan penjelasan dari ulama.

Dikutip dari WA Daarul Atsar & WA Salafy Purwakarta
[ Ditanyakan ketika Daurah Bantul ke-11 yang lalu ]

...............................
Unduh juga video contoh cara berdzikir dengan jari (Durasi Video 00:38)

________
🔍 مجموعـــــــة توزيع الفــــــوائد

telegram.me/ForumBerbagiFaidah [FBF] | www.alfawaaid.net

✏️___📗 📘 📙
Edisi: 📂مجموعة الأخوة السلفية [-MUS-]
📮Klik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf

Ⓜ️ #Fiqih #Ibadah #shalat #dzikir #cara_berdzikir_dengan_jari

📥 *Diposting ulang hari Kamis, 28 Syawal 1439 H / 12 Juli 2018 M*
🌏🔻 Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
🌏 Join Channel telegram:
🔘 📠 https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah

🚇 *HUKUM TILAWATUL QUR'AN DI AWAL ACARA PERINGATAN/PERAYAAN, FORUM/SIMPOSIUM, DAN PENYIARAN*

❱ Fadhilatu asy-Syaikh al-'Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,

[ Tanya ]

[•] “Wahai syaikh yang mulia, apabila diperhatikan banyak acara peringatan-peringatan/perayaan-perayaan, forum/simposium, dan penyiaran baik acara di sekolah maupun lainnya, terus menerus/selalu dimulai dengan tilawatul qur'an.
Apakah cara seperti ini disyari'atkan ataukah harus ditinggalkan?”

[ Jawab ]

ⓞ “Mengawali khutbah, acara peringatan/perayaan, dan semisalnya dengan bacaan al-Qur'an al-Karim secara terus menerus bukanlah termasuk tuntunan Sunnah. Tidak ada periwayatan bahwa Rasulullah -ﷺ- apabila hendak berkhutbah senantiasa membuka khutbahnya dengan al-Qur'an.

(●) Namun ini adalah sesuatu yang baru/diada-adakan. Seperti perkara baru menutup bacaan al-Qur'an dengan “Shadaqallahul 'Azhim”. Ada sebagian orang setiap kali membaca dan selesai dari bacaan al-Qur'an selalu mengucapkan “Shadaqallahul 'Azhim”.

[↑] Ini juga termasuk perkara baru (dalam agama) yang tidak pernah ada pada masa Nabi -ﷺ- tidak pula pada masa para shahabatnya.

[✘] Oleh karena tidak boleh menjadikan permulaan acara peringatan/perayaan dan simposium selalu diawali dengan pembacaan al-Qur'an.

[] Tapi jika ada ceramah/muhadharah temanya tentang puasa misalnya, lalu pada muqaddimah ceramah dibacakan ayat-ayat tentang puasa, maka ini tidak mengapa. Karena tujuannya adalah kita mendengar ayat-ayat tentang puasa lalu kita mendasarkan ceramah di atas ayat-ayat tersebut.”

📚Sumber: [Silsilah Liqaat al-Bab al-Maftuh › Liqa al-Bab al-Maftuh, 75]

🚇حكم تلاوة القرآن عند بداية الحفلات والندوات والإذاعات

❱ لفضيلة الشيخ العلامة محمد بن صالح العثيمين رحمه الله

[ السؤال ]

[•] فضيلة الشيخ عفا الله عنك، يلاحظ في كثير من الاحتفالات، والندوات، والإذاعات، المدرسية، وغيرها المداومة على تلاوة القرآن الكريم في البداية، فهل هذا مشروع أو يترك؟

[ الجواب ]

◎ البداءة في الخطب والحفلات وما أشبه ذلك بالقرآن الكريم باستمرار ليس من السنة ، فلم يعهد أن الرسول -ﷺ- إذا أراد أن يخطب يفتتح الخطبة بالقرآن،

(●) لكن هذا شيء حادث كما حدث ختم القرآن بصدق الله العظيم، تجد بعض الناس كلما قرأ وانتهى من القراءة قال: صدق الله العظيم،

[↑] هذه أيضاً من المحدثات التي لم تكن في عهد النبي -ﷺ- ولا في عهد أصحابه،

[✘] فلذلك لا ينبغي أن يجعل ابتداء الحفلات والندوات بالقرآن دائماً،

[] لكن لو كان هناك محاضرة وموضوع المحاضرة في الصيام مثلاً، وأراد أحد أن يقرأ آيات الصيام في مقدمة المحاضرة هذا لا بأس به؛ لأن المقصود هو أن نستمع للآيات التي في الصيام ثم نبني المحاضرة على هذه الآيات.

المصدر: [سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح، 75]

📀رابط المقطع الصوتي
http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_075_10.mp3
http://cutt.us/WRFgL

₪ Dari Channel Telegram @ManhajulAnbiya

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://telegram.me/ukhuwahsalaf

#Fiqih #ibadah #hukum #tilawatul_quran #diawal_acara

📥 *Diposting ulang hari Jumat, 30 Dzulqa'dah 1439 H /10 Agustus 2018 M*
🌏🔻 Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
🌏 Join Channel telegram:
🔘 📠 https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📮 WhatsApp Ittiba`u Rasulillah
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah

——————————————————

🔘 *APAKAH PADA SHALAT JUMAT ADA SUNAH QOBLIYYAH?*

——————————————————

🎓 Fadhilatus syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:

📝 *PERTANYAAN:*

〈 Apakah sunnah jumat, sunnah yang sebelum jumat dan antara adzan pertama dan adzan kedua adalah bid'ah atau bukan? 〉

*JAWABAN:*

《 Segala puji hanya bagi Allah Rabb alam semesta; dan aku panjatkan shalawat dan salam bagi Nabi kita Muhammad dan atas keluarganya serta para sahabatnya semua..

🔖 ❝ Shalat jumat tidak ada padanya sunnah rawatib sebelumnya (qobliyyah) ❞,

bahkan apabila seorang insan hadir ke masjid dia menunaikan shalat apa yang dia mampu lakukan tanpa adanya pembatasan..

▪️ dia boleh mendirikan shalat dua raka'at, shalat empat raka'at, shalat enam raka'at, shalat sesuka dia, dan melakukan salam setiap dua raka'atnya..

⛔️ Adapun apa yang dilakukan sebagian orang dari berdiri melakukan shalat diantara adzan pertama dan kedua maka ini tidak ada dalilnya dan tidak disyariatkan..

Adapun setelah shalat jumat maka jumat memiliki sunnah, (dimana) kebiasaan Nabi ﷺ melakukan shalat dua raka'at setelah jumat di rumahnya, dan beliau ﷺ bersabda:

إذا صلى أحدكم الجمعة فليصلّ بعدها أربعا

"Apabila salahsatu kalian shalat jumat maka hendaknya dia shalat setelahnya empat (raka'at)."

👉 Maka di sini empat raka'at yang DIPERINTAHKAN Rasulullah ﷺ, dan di sini dua raka'at yang DILAKUKAN Rasulullah ﷺ ..

☝️ Diantara ulama ada yang berpendapat:
▪️ kita hanya mengambil perbuatannya sehingga yang sunnah setelah jumat ialah dua raka'at.
▪️ diantara mereka ada yang mengatakan: kita mengambil ucapannya sehingga yang sunnah setelah jumat adalah empat raka'at.
▪️ diantara mereka ada yang menyatakan: kita gabungkan antara keduanya sehingga kita shalat enam raka'at.
▪️ dan diantara mereka ada yang merinci dan mengatakan:
"Jika shalat di rumahnya maka shalat dua raka'at, dan jika shalat di masjid maka shalat empat raka'at."
▪️ dan diantara mereka ada yang mengatakan: bahwa ini termasuk bentuk ibadah yang beragam, maka terkadang shalat empat raka'at dan terkadang shalat dua raka'at.

☑️ Dan yang lebih dekat untuk dikatakan tentang hal itu ialah:
"Jika dia melakukan shalat di rumahnya, jika dia shalat rawatib setelah jumat di rumah maka dua raka'at saja sebagai bentuk mencontoh Rasulullah ﷺ, dan jika melakukan shalatnya di masjid maka empat raka'at sebagai bentuk memenuhi perintah beliau ﷺ. 》

••┈┈┈••✦✿✦••┈┈┈••

📚 Silsilah Fatawa Nur 'Ala Ad-Darb > kaset no. [184].

🔊 Audio:
http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/Lw_184_01.mp3
——————————————————

#fatawa #fiqih #sholat #jumat #rawatib

📝 *Jumat, 17 Safar 1440 H / 26 Oktober 2018 M*
🌏🔻 Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
🌏 Join Channel telegram:
🔘 📠 https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*

•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah

🚇 *HUKUM PERAYAAN MAULID NABI*

❱ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

[ Penanya mengatakan ]

[•] Apa hukum maulid Nabi? Bagaimana hukum orang yang menghadirinya? Dan apakah pelakunya diadzab apabila meninggal di atas perbuatan semacam ini?

[ Jawaban ]

ⓞ Di dalam syariat tidak ada yang menunjukkan adanya perayaan maulid, tidak maulid Nabi -ﷺ- dan tidak pula yang lainnya. Yang kami ketahui dari syariat yang suci ini dan yang ditetapkan oleh para ‘ulama ahli tahkik bahwa perayaan-perayaan maulid merupakan suatu kebid’ahan yang sudah tidak diragukan lagi.

■ Karena Rasulullah -ﷺ- yang merupakan manusia yang paling memberi nasehat, paling mengerti tentang syariat Allah, dan mubaligh dari Allah tidaklah merayakan kelahirannya -ﷺ-, tidak shahabatnya, tidak Khulafaur Rasyidin, dan tidak pula selain mereka.
■ Andai perayaan maulid itu benar, baik, dan sunnah, tentulah mereka sudah bersegera melakukannya dan tidak akan Nabi -ﷺ- meninggalkannya.
■ Pasti beliau telah mengajarkannya kepada umatnya atau (minimalnya) sudah melakukannya sendiri.
■ Dan pastilah shahabat-shahabat beliau juga telah melakukannya, juga para khalifah beliau radhiyallahu ‘anhum.

[↑] Namun tatkala mereka meninggalkannya, maka kita mengetahuinya dengan pasti bahwa hal itu bukanlah bagian dari syariat. Demikian juga dengan generasi-generasi yang utama, mereka pun tidak melakukannya. Sehingga dengan itu jelaslah bahwa perayaan maulid tersebut merupakan suatu kebid’ahan.

◈ Sungguh Nabi -ﷺ- telah bersabda:

◈ { من أحدث في أمرنا ما ليس منه فهو رد }

︴“Barang siapa mengada-adakan suatu perkara dalam urusan agama kami yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak.”

◈ Dan beliau -ﷺ- juga bersabda:

◈ { من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد }

︴“Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada contoh (perintah) nya dari kami, maka ia tertolak.”

[✘] Dalam hadits-hadits lainnya juga menunjukkan hal tersebut. Dengan ini diketahui bahwa berbagai perayaan maulid Nabi di bulan Rabi’ul Awwal atau di bulan-bulan selainnya, demikian juga perayaan-perayaan maulid yang lainnya seperti maulid al-Badawi, Maulid al-Husein dan selain itu, seluruhnya termasuk dari kebid’ahan yang mungkar yang wajib ditinggalkan oleh seluruh kaum muslimin.

[✔️] Sungguh Allah telah menggantikan untuk mereka dengan dua hari raya yang agung: ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adhha. Pada dua hari raya tersebut sudah terdapat kecukupan dari mengada-adakan berbagai hari raya dan perayaan mungkar lagi bid’ah.

🌎Selengkapnya Kunjungi: http://forumsalafy.net/hukum-perayaan-maulid-nabi-2/

₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
https://telegram.me/ukhuwahsalaf

#Fiqih #ibadah #hukum #natal #nashara #maulid #bid_ah

📥 *Diposting ulang hari Kamis, 01 Rabi'ul Awwal 1440 H / 08 November 2018 M*
🌏🔻 Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
🌏 Join Channel telegram:
🔘 📠 https://t.me/Ittiba_uRasulillah
🌐 Instagram: 📲 http://instagram.com/ittiba_urasulillah

📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*

•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•