https://www.jogart.net/sembilan-buku-yang-dipinjam-oleh-sintia-dari-sekolah-harus-dikembalikan-hari-ini-terakhir-pengembalian-kalau-terlambat-bisa-didenda-sampai-sekolah-langsung-kembalikan-pesan-ibu-saat-sintia-berpam/
Sembilan buku yang dipinjam oleh Sintia dari sekolah harus dikembalikan. Hari ini terakhir pengembalian. Kalau terlambat bisa didenda. Sampai sekolah, langsung kembalikan, pesan Ibu saat Sintia berpamitan. Tiba di sekolah, Sintia bertemu Jannah, Nuli, dan Keket. Sintia langsung bermain bersama mereka di luar kelas. Sintia lupa pesan Ibunya. Beberapa saat setelah bermain, Jannah mengajak Sinthya ke kantin. Di tengah perjalanan, Sintia teringat buku yang harus dikembalikan. Sintia mengajak Jannah kembali ke kelas. Dengan cepat Sintia mengambil buku-buku dari tas dan menuju ke perpustakaan. Sampai di perpustakaan, Sintia meletakkan buku-buku di atas meja Bu Warih. Buku PKn-nya tidak ada, kata Bu Warih sambil memeriksa buku – buku itu. Sintia kaget. Sudah kubawa semua, Bu, Sintia kembali ke dalam kelas untuk memeriksa tasnya. Buku itu tak ditemukan juga. Teman-temannya pun tak ada yang tahu. Keringat dingin mulai mengalir. Pulang sekolah, Sintia mencari buku PKn-nya. Namun, ia tidak menemukan juga. Sintia yakin semua buku sudah dimasukkan ke dalam tasnya. Mengapa bisa tidak ada? Kamu tidak segera mengembalikannya tadi? tanya Ibu. Mendengar pertanyaan Ibu, Sinthya hanya bisa tertunduk. Keesokan hari, ketika sekolah sudah sepi dan jemputan Sintia belum datang, terdengar seseorang memanggilnya. Sin, Sintia. Sintia menoleh, ternyata Langit yang memanggilnya. Langit merupakan teman laki-laki di kelas Sintia. Anaknya pendiam dan jarang bergaul. Sintia pun tidak pernah menghiraukannya. Maaf, ini bukumu. Aku yang mengambilnya karena bukuku hilang. Ternyata bukuku sudah ketemu, dan sudah dikembalikan kepada Bu Warih. Maafkan aku, ya! Sintia menghela napas. Tak tahu harus marah atau lega. Aku memaafkanmu, tapi jangan diulangi. Simpan saja, aku sudah beli gantinya. Mobil jemputan Sintia datang. Ia meninggalkan Langit yang terpaku. Sintia termenung. Meski semula kesal, tapi kemudian muncul rasa kagum. Anak itu mau mengakui kesalahan dan minta maaf. Kesimpulan cerita tersebut adalah?