🚇KETIKA NASEHAT DAN DAKWAH SALAFIYYAH INI TELAH DIANGGAP SEBAGAI KOMANDO!!
[ Mengingat-ingat Wasiat al-Imam Malik rahimahullah yang telah Terlupakan oleh banyak Manusia ]
❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi hafizhahullah
■ Ada satu hal yang terlupakan oleh kita yang itu merupakan wasiat ulama kita dahulu. Sehingga hal itu dilupakan muncullah problem-problem tersebut yang banyak membuat kerugian dalam perjalan dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.
※ Apa wasiat ulama kita itu?
◈ Al-Imam Malik rahimahullah pernah mengatakan, “Tidak setiap orang yang ingin duduk di masjid untuk menyampaikan hadits, atau untuk berfatwa boleh duduk semaunya sampai dia mesti bermusyawarah dulu tentang hal itu, menanyakan kepada ahlu shalahi wal fadhl - orang-orang shalih dan orang-orang yang punya keutamaan.”
Perhatikan ucapan Imam Malik rahimahullah ini. Ketika mereka (para ulama / ahlul ilmi / ahlul fadhl) telah memberikan bimbingan, menilai bahwa orang tersebut pantas untuk duduk, barulah dia duduk mengemban amanah, menyampaikan hadits atau memberikan fatwa. Ketika tidak (tdk diizinkan atau dilarang), maka dia tidak duduk di masjid untuk melakukan tugas tersebut.
Bahkan disebutkan dalam riwayat yang lain, “Seandainya mereka mengatakan kepada saya (Imam Malik), hendaknya engkau berhenti, tentu saya akan berhenti”, kata Imam Malik rahimahullah.
[▴] Demikianlah yang terjadi, ummat ini telah terlupakan wasiat penting tersebut. Karena dengan mudahnya seseorang menduduki kedudukan ini, siapa yang mau tampil, maka dia tampil (mengajar), setiap orang yang pulang dari timur tengah, entah itu dari Yaman, entah dari Saudi atau mana, langsung dia tampil, duduk mengemban amanah besar tersebut.
Padahal terkadang kita tidak mengerti, apakah dia telah pantas (untuk tampil/mengajar)?
▸ Bagaimana kadar keilmuannya,
▸ bagaimana keteladannya,
▸ bagaimana sikap tanggungjawabnya
▸ dan lain-lain?
※ Problem inilah yang kita hadapi, sehingga banyak orang-orang yang sebetulnya tidak pantas untuk menduduki kedudukan ini kemudian ia duduk padanya dan menjadi problem ditengah dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.
▴ Apa yang akan terjadi apabila problem-problem yang muncul ini dibiarkan begitu saja, dakwah ini dibiarkan tanpa adanya ta’awun/kerjasama yang baik utk mengatasi problem-problem yang ada. Kalau setiap orang kemudian semaunya sendiri tampil tanpa mengikuti petunjuk para ulama kita semacam petunjuk al-Imam Malik rahimahullah tadi?
◈ Tidakkah kita takut dengan peringatan Rasul, “Wahai manusia, diantara kalian ada orang-orang yang membuat lari manusia dari dakwah (Salafiyyah) ini.” Tidakkah kita takut?
Maka dari itu, menghadapi problem ini sangat penting. Butuh ta’awun syar’i, sehingga ada tanasuh, saling nasehat menasehati, saling mengingatkan. Tanpa ada ta’awun, dengan tanasuh saling nasehat menasehati maka dakwah ini akan menjadi sesuatu tanpak begitu buruk di mata masyarakat kita.
Demikianlah para ulama kita, mereka saling mengingatkan, saling nasehat menasehati demi untuk menjaga agama ini, menjaga dakwah Nabi -ﷺ-. Mereka lakukan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian.
Namun yang cukup menjadi problem yang besar ditengah ummat ini juga adalah ketika nasehat-nasehat itu tidak lagi digubris. Ketika nasehat-nasehat itu tidak lagi dianggap sebagai nasehat tapi dianggap sebagai KOMANDO, ini hal yang tidak sepantasnya.
(•) Faidah Kajian Islam Ilmiah bertema: "Indahnya Ta'awun Dalam Dakwah" // Masjid Al-Khaddamuttaqwa, Tanjung Priok - Jakarta // Ahad, 23 Safar 1439H ~ 12 Nov. 2017M
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/11/ketika-nasehat-dan-dakwah-salafiyyah.html
Download:
📀[ Audio ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4865
📮••••|Edisi|
@ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
➥ #Manhaj #Nasehat #Dakwah_Salafiyyah #Bukan_Dakwah_Komando
[ Mengingat-ingat Wasiat al-Imam Malik rahimahullah yang telah Terlupakan oleh banyak Manusia ]
❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi hafizhahullah
■ Ada satu hal yang terlupakan oleh kita yang itu merupakan wasiat ulama kita dahulu. Sehingga hal itu dilupakan muncullah problem-problem tersebut yang banyak membuat kerugian dalam perjalan dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.
※ Apa wasiat ulama kita itu?
◈ Al-Imam Malik rahimahullah pernah mengatakan, “Tidak setiap orang yang ingin duduk di masjid untuk menyampaikan hadits, atau untuk berfatwa boleh duduk semaunya sampai dia mesti bermusyawarah dulu tentang hal itu, menanyakan kepada ahlu shalahi wal fadhl - orang-orang shalih dan orang-orang yang punya keutamaan.”
Perhatikan ucapan Imam Malik rahimahullah ini. Ketika mereka (para ulama / ahlul ilmi / ahlul fadhl) telah memberikan bimbingan, menilai bahwa orang tersebut pantas untuk duduk, barulah dia duduk mengemban amanah, menyampaikan hadits atau memberikan fatwa. Ketika tidak (tdk diizinkan atau dilarang), maka dia tidak duduk di masjid untuk melakukan tugas tersebut.
Bahkan disebutkan dalam riwayat yang lain, “Seandainya mereka mengatakan kepada saya (Imam Malik), hendaknya engkau berhenti, tentu saya akan berhenti”, kata Imam Malik rahimahullah.
[▴] Demikianlah yang terjadi, ummat ini telah terlupakan wasiat penting tersebut. Karena dengan mudahnya seseorang menduduki kedudukan ini, siapa yang mau tampil, maka dia tampil (mengajar), setiap orang yang pulang dari timur tengah, entah itu dari Yaman, entah dari Saudi atau mana, langsung dia tampil, duduk mengemban amanah besar tersebut.
Padahal terkadang kita tidak mengerti, apakah dia telah pantas (untuk tampil/mengajar)?
▸ Bagaimana kadar keilmuannya,
▸ bagaimana keteladannya,
▸ bagaimana sikap tanggungjawabnya
▸ dan lain-lain?
※ Problem inilah yang kita hadapi, sehingga banyak orang-orang yang sebetulnya tidak pantas untuk menduduki kedudukan ini kemudian ia duduk padanya dan menjadi problem ditengah dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.
▴ Apa yang akan terjadi apabila problem-problem yang muncul ini dibiarkan begitu saja, dakwah ini dibiarkan tanpa adanya ta’awun/kerjasama yang baik utk mengatasi problem-problem yang ada. Kalau setiap orang kemudian semaunya sendiri tampil tanpa mengikuti petunjuk para ulama kita semacam petunjuk al-Imam Malik rahimahullah tadi?
◈ Tidakkah kita takut dengan peringatan Rasul, “Wahai manusia, diantara kalian ada orang-orang yang membuat lari manusia dari dakwah (Salafiyyah) ini.” Tidakkah kita takut?
Maka dari itu, menghadapi problem ini sangat penting. Butuh ta’awun syar’i, sehingga ada tanasuh, saling nasehat menasehati, saling mengingatkan. Tanpa ada ta’awun, dengan tanasuh saling nasehat menasehati maka dakwah ini akan menjadi sesuatu tanpak begitu buruk di mata masyarakat kita.
Demikianlah para ulama kita, mereka saling mengingatkan, saling nasehat menasehati demi untuk menjaga agama ini, menjaga dakwah Nabi -ﷺ-. Mereka lakukan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian.
Namun yang cukup menjadi problem yang besar ditengah ummat ini juga adalah ketika nasehat-nasehat itu tidak lagi digubris. Ketika nasehat-nasehat itu tidak lagi dianggap sebagai nasehat tapi dianggap sebagai KOMANDO, ini hal yang tidak sepantasnya.
(•) Faidah Kajian Islam Ilmiah bertema: "Indahnya Ta'awun Dalam Dakwah" // Masjid Al-Khaddamuttaqwa, Tanjung Priok - Jakarta // Ahad, 23 Safar 1439H ~ 12 Nov. 2017M
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/11/ketika-nasehat-dan-dakwah-salafiyyah.html
Download:
📀[ Audio ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4865
📮••••|Edisi|
@ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
➥ #Manhaj #Nasehat #Dakwah_Salafiyyah #Bukan_Dakwah_Komando
🚇KETIKA NASEHAT DAN DAKWAH SALAFIYYAH INI TELAH DIANGGAP SEBAGAI KOMANDO!!
[ Mengingat-ingat Wasiat al-Imam Malik rahimahullah yang telah Terlupakan oleh banyak Manusia ]
❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi hafizhahullah
■ Ada satu hal yang terlupakan oleh kita yang itu merupakan wasiat ulama kita dahulu. Sehingga hal itu dilupakan muncullah problem-problem tersebut yang banyak membuat kerugian dalam perjalanan dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.
※ Apa wasiat ulama kita itu?
◈ Al-Imam Malik rahimahullah pernah mengatakan, “Tidak setiap orang yang ingin duduk di masjid untuk menyampaikan hadits, atau untuk berfatwa boleh duduk semaunya sampai dia mesti bermusyawarah dulu tentang hal itu, menanyakan kepada ahlu shalahi wal fadhl - orang-orang shalih dan orang-orang yang punya keutamaan.”
Perhatikan ucapan Imam Malik rahimahullah ini. Ketika mereka (para ulama / ahlul ilmi / ahlul fadhl) telah memberikan bimbingan, menilai bahwa orang tersebut pantas untuk duduk, barulah dia duduk mengemban amanah, menyampaikan hadits atau memberikan fatwa. Ketika tidak (tdk diizinkan atau dilarang), maka dia tidak duduk di masjid untuk melakukan tugas tersebut.
Bahkan disebutkan dalam riwayat yang lain, “Seandainya mereka mengatakan kepada saya (Imam Malik), hendaknya engkau berhenti, tentu saya akan berhenti”, kata Imam Malik rahimahullah.
[▴] Demikianlah yang terjadi, ummat ini telah terlupakan wasiat penting tersebut. Karena dengan mudahnya seseorang menduduki kedudukan ini, siapa yang mau tampil, maka dia tampil (mengajar), setiap orang yang pulang dari timur tengah, entah itu dari Yaman, entah dari Saudi atau mana, langsung dia tampil, duduk mengemban amanah besar tersebut.
Padahal terkadang kita tidak mengerti, apakah dia telah pantas (untuk tampil/mengajar)?
▸ Bagaimana kadar keilmuannya,
▸ bagaimana keteladannya,
▸ bagaimana sikap tanggungjawabnya
▸ dan lain-lain?
※ Problem inilah yang kita hadapi, sehingga banyak orang-orang yang sebetulnya tidak pantas untuk menduduki kedudukan ini kemudian ia duduk padanya dan menjadi problem ditengah dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.
▴ Apa yang akan terjadi apabila problem-problem yang muncul ini dibiarkan begitu saja, dakwah ini dibiarkan tanpa adanya ta’awun/kerjasama yang baik utk mengatasi problem-problem yang ada. Kalau setiap orang kemudian semaunya sendiri tampil tanpa mengikuti petunjuk para ulama kita semacam petunjuk al-Imam Malik rahimahullah tadi?
◈ Tidakkah kita takut dengan peringatan Rasul, “Wahai manusia, diantara kalian ada orang-orang yang membuat lari manusia dari dakwah (Salafiyyah) ini.” Tidakkah kita takut?
Maka dari itu, menghadapi problem ini sangat penting. Butuh ta’awun syar’i, sehingga ada tanasuh, saling nasehat menasehati, saling mengingatkan. Tanpa ada ta’awun, dengan tanasuh saling nasehat menasehati maka dakwah ini akan menjadi sesuatu tampak begitu buruk di mata masyarakat kita.
Demikianlah para ulama kita, mereka saling mengingatkan, saling nasehat menasehati demi untuk menjaga agama ini, menjaga dakwah Nabi -ﷺ-. Mereka lakukan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian.
Namun yang cukup menjadi problem yang besar ditengah ummat ini juga adalah ketika nasehat-nasehat itu tidak lagi digubris. Ketika nasehat-nasehat itu tidak lagi dianggap sebagai nasehat tapi dianggap sebagai KOMANDO, ini hal yang tidak sepantasnya.
(•) Faidah Kajian Islam Ilmiah bertema: "Indahnya Ta'awun Dalam Dakwah" // Masjid Al-Khaddamuttaqwa, Tanjung Priok - Jakarta // Ahad, 23 Safar 1439H ~ 12 Nov. 2017M
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/11/ketika-nasehat-dan-dakwah-salafiyyah.html
Download:
📀[ Audio ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4865
📮••••|Edisi|
@ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
➥ #Manhaj #Nasehat #Dakwah_Salafiyyah #Bukan_Dakwah_Komando
[ Mengingat-ingat Wasiat al-Imam Malik rahimahullah yang telah Terlupakan oleh banyak Manusia ]
❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi hafizhahullah
■ Ada satu hal yang terlupakan oleh kita yang itu merupakan wasiat ulama kita dahulu. Sehingga hal itu dilupakan muncullah problem-problem tersebut yang banyak membuat kerugian dalam perjalanan dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.
※ Apa wasiat ulama kita itu?
◈ Al-Imam Malik rahimahullah pernah mengatakan, “Tidak setiap orang yang ingin duduk di masjid untuk menyampaikan hadits, atau untuk berfatwa boleh duduk semaunya sampai dia mesti bermusyawarah dulu tentang hal itu, menanyakan kepada ahlu shalahi wal fadhl - orang-orang shalih dan orang-orang yang punya keutamaan.”
Perhatikan ucapan Imam Malik rahimahullah ini. Ketika mereka (para ulama / ahlul ilmi / ahlul fadhl) telah memberikan bimbingan, menilai bahwa orang tersebut pantas untuk duduk, barulah dia duduk mengemban amanah, menyampaikan hadits atau memberikan fatwa. Ketika tidak (tdk diizinkan atau dilarang), maka dia tidak duduk di masjid untuk melakukan tugas tersebut.
Bahkan disebutkan dalam riwayat yang lain, “Seandainya mereka mengatakan kepada saya (Imam Malik), hendaknya engkau berhenti, tentu saya akan berhenti”, kata Imam Malik rahimahullah.
[▴] Demikianlah yang terjadi, ummat ini telah terlupakan wasiat penting tersebut. Karena dengan mudahnya seseorang menduduki kedudukan ini, siapa yang mau tampil, maka dia tampil (mengajar), setiap orang yang pulang dari timur tengah, entah itu dari Yaman, entah dari Saudi atau mana, langsung dia tampil, duduk mengemban amanah besar tersebut.
Padahal terkadang kita tidak mengerti, apakah dia telah pantas (untuk tampil/mengajar)?
▸ Bagaimana kadar keilmuannya,
▸ bagaimana keteladannya,
▸ bagaimana sikap tanggungjawabnya
▸ dan lain-lain?
※ Problem inilah yang kita hadapi, sehingga banyak orang-orang yang sebetulnya tidak pantas untuk menduduki kedudukan ini kemudian ia duduk padanya dan menjadi problem ditengah dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.
▴ Apa yang akan terjadi apabila problem-problem yang muncul ini dibiarkan begitu saja, dakwah ini dibiarkan tanpa adanya ta’awun/kerjasama yang baik utk mengatasi problem-problem yang ada. Kalau setiap orang kemudian semaunya sendiri tampil tanpa mengikuti petunjuk para ulama kita semacam petunjuk al-Imam Malik rahimahullah tadi?
◈ Tidakkah kita takut dengan peringatan Rasul, “Wahai manusia, diantara kalian ada orang-orang yang membuat lari manusia dari dakwah (Salafiyyah) ini.” Tidakkah kita takut?
Maka dari itu, menghadapi problem ini sangat penting. Butuh ta’awun syar’i, sehingga ada tanasuh, saling nasehat menasehati, saling mengingatkan. Tanpa ada ta’awun, dengan tanasuh saling nasehat menasehati maka dakwah ini akan menjadi sesuatu tampak begitu buruk di mata masyarakat kita.
Demikianlah para ulama kita, mereka saling mengingatkan, saling nasehat menasehati demi untuk menjaga agama ini, menjaga dakwah Nabi -ﷺ-. Mereka lakukan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian.
Namun yang cukup menjadi problem yang besar ditengah ummat ini juga adalah ketika nasehat-nasehat itu tidak lagi digubris. Ketika nasehat-nasehat itu tidak lagi dianggap sebagai nasehat tapi dianggap sebagai KOMANDO, ini hal yang tidak sepantasnya.
(•) Faidah Kajian Islam Ilmiah bertema: "Indahnya Ta'awun Dalam Dakwah" // Masjid Al-Khaddamuttaqwa, Tanjung Priok - Jakarta // Ahad, 23 Safar 1439H ~ 12 Nov. 2017M
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/11/ketika-nasehat-dan-dakwah-salafiyyah.html
Download:
📀[ Audio ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4865
📮••••|Edisi|
@ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
➥ #Manhaj #Nasehat #Dakwah_Salafiyyah #Bukan_Dakwah_Komando
Forwarded from AlFawaaidNet
🚇TUGAS KITA HANYALAH MENYAMPAIKAN KEBENARAN
#tugas #dakwah #kebenaran
✍🏻__ Dari: t.me/s/design_salafybrebes
#tugas #dakwah #kebenaran
✍🏻__ Dari: t.me/s/design_salafybrebes
Forwarded from AlFawaaidNet
🚇HARUS MENCOCOKI DAKWAH SALAFIYYAH MESKI TIDAK HARUS MENGATAKAN “SAYA SALAFY”
#harus #mencocoki
#dakwah #salafiyyah
📮••••[ Edisi Poster ]
/ t.me/s/AlFawaaidNet
/ www.alfawaaid.net
#harus #mencocoki
#dakwah #salafiyyah
📮••••[ Edisi Poster ]
/ t.me/s/AlFawaaidNet
/ www.alfawaaid.net
🚇KEBENARAN KOKOH DENGAN 2 FIGUR INI
Al-Allamah Aman al-Jami rahimahullah berkata:
{ وجَرَت سُنَّة الله تعالى بأنَّ الحق لا يظهر ولا يثبت بين الناس إلَّا على يد رجلين اثنين: - الداعية الشجاع الصريح الذي يصدع بالحق. - والمؤازر الشجاع القوي الذي يَتَبَنَّى تلك الدعوة. }
[ ※ ] — Telah berlaku ketetapan Allah ta'ala bahwa kebenaran di tengah manusia tidak akan unggul dan kokoh kecuali dengan keberadaan dua figur ini;
▸{ 1 } Seorang juru dakwah pemberani nan tegas yang menampakkan kebenaran dengan terang-terangan.
▸ { 2 } Seorang pendukung yang pemberani dan kuat yang mengadopsi dakwah tersebut.
📚[Syarah al-Utsul as-Sittah, 49]
#tafsir #figur #dakwah #kuat
📮••••[ Edisi Faidah ]
/ t.me/ukhuwahsalaf
/ www.alfawaaid.net
✍🏻__ [ Dari ]
/ t.me/s/KajianIslamTemanggung
Al-Allamah Aman al-Jami rahimahullah berkata:
{ وجَرَت سُنَّة الله تعالى بأنَّ الحق لا يظهر ولا يثبت بين الناس إلَّا على يد رجلين اثنين: - الداعية الشجاع الصريح الذي يصدع بالحق. - والمؤازر الشجاع القوي الذي يَتَبَنَّى تلك الدعوة. }
[ ※ ] — Telah berlaku ketetapan Allah ta'ala bahwa kebenaran di tengah manusia tidak akan unggul dan kokoh kecuali dengan keberadaan dua figur ini;
▸{ 1 } Seorang juru dakwah pemberani nan tegas yang menampakkan kebenaran dengan terang-terangan.
▸ { 2 } Seorang pendukung yang pemberani dan kuat yang mengadopsi dakwah tersebut.
📚[Syarah al-Utsul as-Sittah, 49]
#tafsir #figur #dakwah #kuat
📮••••[ Edisi Faidah ]
/ t.me/ukhuwahsalaf
/ www.alfawaaid.net
✍🏻__ [ Dari ]
/ t.me/s/KajianIslamTemanggung
Telegram
II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
•✦• Jalinkan Ukhuwah dengan bimbingan Kitab & Sunnah di atas pemahaman Salaf •✦•
Forwarded from AlFawaaidNet