(03)
◾️ Maka wahai saudaraku Adil Manshur, apa pendapatmu tentang orang yang menganggap bahwa Presiden Yaman bukan pemimpin?! Karena di sana ada para penuntut ilmu yang tidak menganggap sahnya kepemimpinan Presiden Yaman dengan dalih dia tidak memiliki kekuasaan yang kuat.
◾️ Apa pendapatmu tentang orang yang menganggap salah seorang pentolan pemberontak di Shan’a sebagai aparat yang berwenang yang mengunjungi markiz mereka sebagai bentuk inspeksi?!
◾️ Apa pendapatmu tentang orang yang tidak mentaati Presiden Yaman dalam perkara yang baik. Presiden Yaman telah memerintahkan rakyat untuk berperang melawan milisi Hutsyi, sementara Muhammad al-Imam justru mengatakan, “Jangan pergi berperang, sesungguhnya itu adalah fitnah!” Dia juga mengatakan, “Sesungguhnya itu hanyalah perebutan kekuasaan.”
◾️ Apa pendapatmu tentang orang yang senang dengan masuknya milisi Hutsyi ke Aden, kemudian dia justru marah terhadap kemenangan Ahlus Sunnah atas orang-orang Hutsyi dan bangkit ke atas mimbar dengan penuh kemarahan menempatkan dalil-dalil yang mengharamkan untuk memerangi seorang muslim pada orang-orang Hutsyi?!
◾️ Bahkan sebagian pengikut Muhammad al-Imam menganggap bahwa Presiden Yaman sengaja memberi jalan bagi negara-negara Teluk untuk mencaplok Yaman, sedangkan yang lain menuduh Pasukan Koalisi dan Perlawanan Rakyat Yaman dengan hal-hal yang rendah, diantaranya mereka dituduh melayani orang-orang Marxisme (komunis)?!
◾️ Apa pendapatmu tentang orang yang berfatwa bahwa orang-orang Hutsyi seandainya mereka menguasai negara, maka kepemimpinan mereka sah menurut syari’at?!
◾️ Sebagian yang menyatakan demikian adalah orang-orang dekat Muhammad al-Imam, maka apakah engkau telah menasehati mereka, ataukah engkau menakar dengan dua takaran (standar ganda) dalam menyampaikan nasehat?!
Dua hari sebelum Ramadhan Adil Manshur mengunjungi asy-Syaikh Rabi’ di rumah beliau, lalu dia merasakan dari beliau bahwa beliau marah terhadap Hani bin Buraik atas hal-hal yang disampaikan kepada beliau. Maka keluarlah Adil Manshur dari menemui asy-Syaikh Rabi’, kemudian kita melihat orang-orang dekat Adil Manshur setelah itu mengeluarkan tulisan-tulisan yang berisi nasehat terang-terangan kepada Hani bin Buraik.
◾️ Apa rahasianya pada sikap diam Adil Manshur dari Muhammad al-Imam di saat dia dituntut untuk menjelaskan sikapnya terhadap Muhammad al-Imam, namun dia belum juga menjelaskan?!
◾️ Dan apa rahasianya pada berkumpulnya orang-orang Ma’bar di sekitar Adil Manshur?!
◾️ Dan apa rahasianya ketika Abdul Aziz al-Bura’iy ditanya tentang Adil Manshur, dia memujinya?! Mungkinkah al-Bura’iy memuji seseorang yang sikapnya jelas terhadap Muhammad al-Imam?!
Maka saya katakan kepada orang-orang yang mencintai Adil Manshur –matahari negeri Yaman–: “Mintalah kepada Adil Manshur agar dia memeriksa kembali seberapa banyak perhitungannya bersama para ulama untuk membungkam manusia agar tidak berani mengkritiknya, dan mintalah kepadanya agar menjelaskan sikapnya terhadap Muhammad al-Imam, karena sesungguhnya kita khawatir dia akan dituduh memiliki fanatisme kedaerahan yang banyak manusia terjerumus ke dalamnya!”
Dan jangan sampai ada seseorang yang berbicara dengan filsafat atau bersilat lidah dengan mengatakan, “Sesungguhnya banyak orang yang diam, jadi kenapa kalian hanya mengkhususkan Adil Manshur saja untuk berbicara?!”
Maka kita jawab: “Adil Manshur condong kepada Muhammad al-Imam dan membelanya sebagaimana yang telah lalu penjelasannya, sehingga wajib atasnya untuk membebaskan dirinya dari tuduhan buruk dan mengeluarkan pernyataan sikap yang jelas.”
Dan kejelasan sikap adalah sesuatu yang mudah bagi seseorang yang diberi kemudahan oleh Allah. Dan sikap diam tidak selamanya tepat dilakukan oleh semua orang, dan tidak tepat dilakukan dalam semua keadaan.
❱ Ditulis oleh: Ali al-Hudzaify
Jum’at, 26 Dzulqa’dah 1437H
Url: http://www.alfawaaid.net/2018/01/bantahan-terhadap-orang-orang-yang_9.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @ForumSalafy // Dari: Dhiyaul Qur’an wa Sunnah as-Salafiyyah {http://bit.ly/2D9BDZW}
◾️ Maka wahai saudaraku Adil Manshur, apa pendapatmu tentang orang yang menganggap bahwa Presiden Yaman bukan pemimpin?! Karena di sana ada para penuntut ilmu yang tidak menganggap sahnya kepemimpinan Presiden Yaman dengan dalih dia tidak memiliki kekuasaan yang kuat.
◾️ Apa pendapatmu tentang orang yang menganggap salah seorang pentolan pemberontak di Shan’a sebagai aparat yang berwenang yang mengunjungi markiz mereka sebagai bentuk inspeksi?!
◾️ Apa pendapatmu tentang orang yang tidak mentaati Presiden Yaman dalam perkara yang baik. Presiden Yaman telah memerintahkan rakyat untuk berperang melawan milisi Hutsyi, sementara Muhammad al-Imam justru mengatakan, “Jangan pergi berperang, sesungguhnya itu adalah fitnah!” Dia juga mengatakan, “Sesungguhnya itu hanyalah perebutan kekuasaan.”
◾️ Apa pendapatmu tentang orang yang senang dengan masuknya milisi Hutsyi ke Aden, kemudian dia justru marah terhadap kemenangan Ahlus Sunnah atas orang-orang Hutsyi dan bangkit ke atas mimbar dengan penuh kemarahan menempatkan dalil-dalil yang mengharamkan untuk memerangi seorang muslim pada orang-orang Hutsyi?!
◾️ Bahkan sebagian pengikut Muhammad al-Imam menganggap bahwa Presiden Yaman sengaja memberi jalan bagi negara-negara Teluk untuk mencaplok Yaman, sedangkan yang lain menuduh Pasukan Koalisi dan Perlawanan Rakyat Yaman dengan hal-hal yang rendah, diantaranya mereka dituduh melayani orang-orang Marxisme (komunis)?!
◾️ Apa pendapatmu tentang orang yang berfatwa bahwa orang-orang Hutsyi seandainya mereka menguasai negara, maka kepemimpinan mereka sah menurut syari’at?!
◾️ Sebagian yang menyatakan demikian adalah orang-orang dekat Muhammad al-Imam, maka apakah engkau telah menasehati mereka, ataukah engkau menakar dengan dua takaran (standar ganda) dalam menyampaikan nasehat?!
Dua hari sebelum Ramadhan Adil Manshur mengunjungi asy-Syaikh Rabi’ di rumah beliau, lalu dia merasakan dari beliau bahwa beliau marah terhadap Hani bin Buraik atas hal-hal yang disampaikan kepada beliau. Maka keluarlah Adil Manshur dari menemui asy-Syaikh Rabi’, kemudian kita melihat orang-orang dekat Adil Manshur setelah itu mengeluarkan tulisan-tulisan yang berisi nasehat terang-terangan kepada Hani bin Buraik.
◾️ Apa rahasianya pada sikap diam Adil Manshur dari Muhammad al-Imam di saat dia dituntut untuk menjelaskan sikapnya terhadap Muhammad al-Imam, namun dia belum juga menjelaskan?!
◾️ Dan apa rahasianya pada berkumpulnya orang-orang Ma’bar di sekitar Adil Manshur?!
◾️ Dan apa rahasianya ketika Abdul Aziz al-Bura’iy ditanya tentang Adil Manshur, dia memujinya?! Mungkinkah al-Bura’iy memuji seseorang yang sikapnya jelas terhadap Muhammad al-Imam?!
Maka saya katakan kepada orang-orang yang mencintai Adil Manshur –matahari negeri Yaman–: “Mintalah kepada Adil Manshur agar dia memeriksa kembali seberapa banyak perhitungannya bersama para ulama untuk membungkam manusia agar tidak berani mengkritiknya, dan mintalah kepadanya agar menjelaskan sikapnya terhadap Muhammad al-Imam, karena sesungguhnya kita khawatir dia akan dituduh memiliki fanatisme kedaerahan yang banyak manusia terjerumus ke dalamnya!”
Dan jangan sampai ada seseorang yang berbicara dengan filsafat atau bersilat lidah dengan mengatakan, “Sesungguhnya banyak orang yang diam, jadi kenapa kalian hanya mengkhususkan Adil Manshur saja untuk berbicara?!”
Maka kita jawab: “Adil Manshur condong kepada Muhammad al-Imam dan membelanya sebagaimana yang telah lalu penjelasannya, sehingga wajib atasnya untuk membebaskan dirinya dari tuduhan buruk dan mengeluarkan pernyataan sikap yang jelas.”
Dan kejelasan sikap adalah sesuatu yang mudah bagi seseorang yang diberi kemudahan oleh Allah. Dan sikap diam tidak selamanya tepat dilakukan oleh semua orang, dan tidak tepat dilakukan dalam semua keadaan.
❱ Ditulis oleh: Ali al-Hudzaify
Jum’at, 26 Dzulqa’dah 1437H
Url: http://www.alfawaaid.net/2018/01/bantahan-terhadap-orang-orang-yang_9.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @ForumSalafy // Dari: Dhiyaul Qur’an wa Sunnah as-Salafiyyah {http://bit.ly/2D9BDZW}
🚇BANTAHAN TERHADAP ORANG-ORANG YANG MEMBELA ADIL BIN MANSHUR AL-BASYA (BAGIAN KEDUA)
Baca selengkapnya di:
- https://t.me/ukhuwahsalaf/5207
Baca selengkapnya di:
- https://t.me/ukhuwahsalaf/5207
🚇TAK USAH MEMBELA KEBATILAN
❱ Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali -semoga Allah menjaga belau- berkata,
❒ “Allah mewajibkan kita menyampaikan nasehat, beramar ma'ruf dan nahi munkar. Tidak diragukan, bahwa menyelisihi apa yang telah Allah terangkan dalam kitab-Nya dari perkara aqidah, dan yang telah diterangkan Rasulullah dalam sunnah dan petunjuknya termasuk kemungkaran yang besar.
※ Serta sikap acuh dan diam dari menjelaskan (penyelisihan kepada umat) setelah mengetahui ilmunya termasuk bentuk penipuan dan pengkhianatan terhadap Islam dan kaum muslimin.
※ Terlebih, ketika menyembunyikan (kebenaran) dan diamnya itu dibarengi omong kosong yang mengesankan bahwa tulisan-tulisan orang yang menyimpang tersebut adalah cahaya dan petunjuk, seakan-akan ditulis dari surga.
Sangat disayangkan hal ini benar-benar terjadi.
📚[أضواء إسلامية على عقيدة سيد قطب ص 5]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @WarisanSalaf
❱ Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali -semoga Allah menjaga belau- berkata,
❒ “Allah mewajibkan kita menyampaikan nasehat, beramar ma'ruf dan nahi munkar. Tidak diragukan, bahwa menyelisihi apa yang telah Allah terangkan dalam kitab-Nya dari perkara aqidah, dan yang telah diterangkan Rasulullah dalam sunnah dan petunjuknya termasuk kemungkaran yang besar.
※ Serta sikap acuh dan diam dari menjelaskan (penyelisihan kepada umat) setelah mengetahui ilmunya termasuk bentuk penipuan dan pengkhianatan terhadap Islam dan kaum muslimin.
※ Terlebih, ketika menyembunyikan (kebenaran) dan diamnya itu dibarengi omong kosong yang mengesankan bahwa tulisan-tulisan orang yang menyimpang tersebut adalah cahaya dan petunjuk, seakan-akan ditulis dari surga.
Sangat disayangkan hal ini benar-benar terjadi.
📚[أضواء إسلامية على عقيدة سيد قطب ص 5]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @WarisanSalaf
🚇BAHAYANYA ORANG YANG TIDAK MENGINGKARI KEMUNGKARAN
❱ Al-Imam Ibnu Baz rahimahullah berkata,
“Apabila ahlus sunnah diam dari menjelaskan kesalahan-kesalahan orang yang menyelisihi al-kitab dan as-sunnah maka mereka telah menyerupai ahlul kitab al-Maghdhub 'alaihim (yang Allah Murkai yaitu yahud) dan adh-Dhalin (orang-orang yang sesat yaitu nashara).”[¹]
📚[Al-Majmu', 3/72]
_____________
[¹] Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
{ لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ . كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ } المائدة : ٧٨-٧٩
“Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” [Surat al-Ma'idah, Ayat 78-79]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @BuletinalHaq
❱ Al-Imam Ibnu Baz rahimahullah berkata,
“Apabila ahlus sunnah diam dari menjelaskan kesalahan-kesalahan orang yang menyelisihi al-kitab dan as-sunnah maka mereka telah menyerupai ahlul kitab al-Maghdhub 'alaihim (yang Allah Murkai yaitu yahud) dan adh-Dhalin (orang-orang yang sesat yaitu nashara).”[¹]
📚[Al-Majmu', 3/72]
_____________
[¹] Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
{ لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ . كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ } المائدة : ٧٨-٧٩
“Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” [Surat al-Ma'idah, Ayat 78-79]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @BuletinalHaq
Forwarded from Salafy Indonesia
📚 Dauroh Ilmiyyah Musim Semi Ke-Empat
Di Masjid Jami' Amirul Mukminin Mu'awiyyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhu di Hafrul Bathin dari tanggal 25/04/1439 sampai 29/04/1439 bertepatan pada tanggal 12/01/2018 sampai tanggal 16/01/2018
▪Syaikh Dr. Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari hafizhahullah
▪Syaikh Abdullah bin Shalfiq azh-Zhafiri hafizhahullah
▪Syaikh Dr. Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
▪Syaikh al-Allamah Ubaid bin Abdullah al-Jabiri hafizhahullah
▪Syaikh Khalid bin Qasim ar-Raddadi hafizhahullah
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Di Masjid Jami' Amirul Mukminin Mu'awiyyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhu di Hafrul Bathin dari tanggal 25/04/1439 sampai 29/04/1439 bertepatan pada tanggal 12/01/2018 sampai tanggal 16/01/2018
▪Syaikh Dr. Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari hafizhahullah
▪Syaikh Abdullah bin Shalfiq azh-Zhafiri hafizhahullah
▪Syaikh Dr. Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
▪Syaikh al-Allamah Ubaid bin Abdullah al-Jabiri hafizhahullah
▪Syaikh Khalid bin Qasim ar-Raddadi hafizhahullah
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Forwarded from II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
🚇TIDAK BOLEH MENDIAMKAN AHLI BID’AH TERLEBIH LAGI MEMBELA MEREKA
❱ Al-‘Allamah al-Imam Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah mengatakan,
فوالله إنه لا يجوز مداهنة أهل البدع والسكوت عنهم؛ فكيف بالدفاع عنهم بالباطل ومخالفة منهج الله الحق من أجلهم
❒ “Demi Allah,
▸ sungguh bertutur kata manis dengan ahli bi’dah
▸ dan diam tentang mereka
~ tidaklah diperbolehkan.
❒ Lantas bagaimana halnya dengan membela ahli bid’ah dengan kebatilan dan menyelisihi manhaj Allah yang haq demi mereka?”
📚[Jama’ah Wahidah hlm. 85]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @ForumSalafy // Dari: https://twitter.com/fzmhm12121/status/947753631650140160
❱ Al-‘Allamah al-Imam Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah mengatakan,
فوالله إنه لا يجوز مداهنة أهل البدع والسكوت عنهم؛ فكيف بالدفاع عنهم بالباطل ومخالفة منهج الله الحق من أجلهم
❒ “Demi Allah,
▸ sungguh bertutur kata manis dengan ahli bi’dah
▸ dan diam tentang mereka
~ tidaklah diperbolehkan.
❒ Lantas bagaimana halnya dengan membela ahli bid’ah dengan kebatilan dan menyelisihi manhaj Allah yang haq demi mereka?”
📚[Jama’ah Wahidah hlm. 85]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @ForumSalafy // Dari: https://twitter.com/fzmhm12121/status/947753631650140160
🚇JIKA ENGKAU LEMAH, JANGAN MENGGEMBOSI ORANG YANG KUAT
❱ Asy-Syaikh Dr. Ali bin Yahya al-Haddady hafizhahullah berkata:
إذا لم تظهر الحق وتنصره، فافرح بقيام غيرك به، ولا تقف ضده، أو تخذّله، أو تسفهه حسدا أو بغضاً أو حرجاً منه، أن نطق وسكتَّ، وقوي وضعفتَ.
❒ “Jika engkau tidak mampu menampakkan kebenaran dan menolongnya, maka gembiralah dengan orang lain yang melakukannya.
✘ Jangan
▸ merintanginya,
▸ atau menggembosinya,
▸ atau merusak nama baiknya,
~ karena
▸ kedengkian,
▸ atau kebencian,
▸ atau merasa berat dengan tindakannya,
~ karena dia berani berbicara sementara engkau hanya diam,
~ dan dia kuat sementara engkau lemah.”
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @ForumSalafy // Dari: https://twitter.com/amri3232/status/803877595393781760
❱ Asy-Syaikh Dr. Ali bin Yahya al-Haddady hafizhahullah berkata:
إذا لم تظهر الحق وتنصره، فافرح بقيام غيرك به، ولا تقف ضده، أو تخذّله، أو تسفهه حسدا أو بغضاً أو حرجاً منه، أن نطق وسكتَّ، وقوي وضعفتَ.
❒ “Jika engkau tidak mampu menampakkan kebenaran dan menolongnya, maka gembiralah dengan orang lain yang melakukannya.
✘ Jangan
▸ merintanginya,
▸ atau menggembosinya,
▸ atau merusak nama baiknya,
~ karena
▸ kedengkian,
▸ atau kebencian,
▸ atau merasa berat dengan tindakannya,
~ karena dia berani berbicara sementara engkau hanya diam,
~ dan dia kuat sementara engkau lemah.”
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @ForumSalafy // Dari: https://twitter.com/amri3232/status/803877595393781760
Forwarded from II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
۩ Mengenal Kaidah Jarh Wa Ta'dil ۩
🚇ORANG YANG MENGETAHUI MERUPAKAN HUJJAH ATAS ORANG YANG TIDAK MENGETAHUI
❱ Asy-Syaikh Al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata:
◈ Muhammad bin Jarir mengatakan: “Telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid. Telah menceritakan pula kepada kami, Ibrahim bin Mukhtar dari Ibnu Juraij dari Atha' dari Ka'ab bin 'Ujrah dari Nabi -ﷺ- ketika menerangkan firman Allah subhanahu wa ta'ala:
《 لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ 》
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (al-Jannah) dan tambahannya.” [Yunus: 26]
(▴) Di dalam sanad hadits ini terdapat seorang perawi yang bernama Ibnu Humaid dan terdapat pembicaraan tentang Muhammad bin Humaid ar-Razi dikalangan ahlul hadits. Di mana al-Imam Ahmad memberi rekomendasi kepada Ibnu Humaid.
(▴) Sedangkan ahlul hadits selain al-Imam Ahmad telah mengkritik, melemahkan dan bahkan bersikap keras di dalam melemahkannya. Termasuk diantara ahlul hadits yang melemahkannya adalah Ibnu Khuzaimah.
◈ Pernah ada yang mengatakan kepada beliau: “Sesungguhnya al-Imam Ahmad telah memberikan pujian dan rekomendasi kepada Ibnu Humaid.” Ibnu Khuzaimah pun berkata: “Seandainya al-Imam Ahmad mengetahui (keadaan Ibnu Humaid) sebagaimana yang kami ketahui, niscaya dia tidak akan memberi rekomendasi kepadanya.”
※ Ini adalah merupakan metode yang ditempuh oleh (para ulama) ahlus sunnah wal jama'ah dan ahlul hadits, yaitu
▸ “Orang yang mengetahui merupakan hujjah atas orang yang tidak mengetahui.”
▸ Demikian pula “al-jarh (kritikan) lebih didahulukan atas ta'dil (pujian).”
※ Dan dalam hal ini tidaklah menunjukkan kerendahan atau kekurangan dari seorang imam yang memberi rekomendasi kepada orang tersebut, kemudian datang kejelasan dari imam yang lain yang selevel dengannya atau (bahkan) di bawahnya, lalu dia membuktikannya dengan hujjah dan bukti atas celaannya terhadap orang yang diberi rekomendasi oleh imam tersebut. Tidak ada masalah dalam hal ini.
[↑] Perselisihan dalam hal ini tidaklah disebut sebagai suatu sikap yang merendahkan atau menyelisihi (imam yang lainnya).
※ Mengapa? Karena mereka berpusat dengan hujjah dan bukti. Mereka tidak menginginkan kecuali kebenaran. Mereka juga tidak menginginkan kecuali wajah Allah 'azza wa jalla, sehingga mereka tidak pernah merasa takut akan celaan orang-orang yang suka mencela. Semua itu mereka lakukan karena Allah.
◈ Tidak ada pula yang mengatakan, “Demi Allah, Ahmad telah memberi rekomendasi kepadanya lalu mengapa aku mengkritiknya?!”
[↑] Demi Allah ini merupakan kekeliruan! Para 'Ulama itu tidak pernah mengucapkan ucapan seperti ini, bahkan mereka menerangkan (kondisi seseorang) dengan benar. Lalu para ulama sunnah (yang datang setelahnya) pun menyambutnya dengan dada yang lapang, tidak terlihat sedikitpun keberatan pada diri-diri mereka untuk menerimanya selama-lamanya! Akan tetapi, kita sekarang berada di sebuah masa yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan yang merajalela. Sebuah masa di mana ahlul bid'ah dan ahlul hawa gencar menyerang ahlus sunnah wal jama'ah.
◈ Al-Imam Ahmad adalah seorang imam ahlus sunnah. Sehingga tidak ada seorangpun yang mengatakan: “Sesungguhnya (pendapat beliau) menyelisihi (pendapat) Ibnu Warah dan Ibnu Khuzaimah serta selain mereka yang mengkritik Muhammad bin Humaid!”
◈ Para Ulama itu juga tidak mengatakan, “Sesungguhnya mereka telah merendahkan al-Imam Ahmad dan menyelisihinya.”
[↑] Tidak! Bahkan mereka semua menghormati al-Imam Ahmad.
※ Anda akan dapati para pengikut Ahmad demikian pula para pengikut asy-Syafi'i;
▸ Apabila ada seseorang yang dipuji oleh al-Imam Ahmad, namun ternyata para ulama selain beliau mengkritiknya, sedangkan hujjah bersama pihak yang mengkritik, niscaya para pengikut al-Imam Ahmad akan menerima kritikan pihak yang memiliki hujjah tersebut.
🚇ORANG YANG MENGETAHUI MERUPAKAN HUJJAH ATAS ORANG YANG TIDAK MENGETAHUI
❱ Asy-Syaikh Al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata:
◈ Muhammad bin Jarir mengatakan: “Telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid. Telah menceritakan pula kepada kami, Ibrahim bin Mukhtar dari Ibnu Juraij dari Atha' dari Ka'ab bin 'Ujrah dari Nabi -ﷺ- ketika menerangkan firman Allah subhanahu wa ta'ala:
《 لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ 》
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (al-Jannah) dan tambahannya.” [Yunus: 26]
(▴) Di dalam sanad hadits ini terdapat seorang perawi yang bernama Ibnu Humaid dan terdapat pembicaraan tentang Muhammad bin Humaid ar-Razi dikalangan ahlul hadits. Di mana al-Imam Ahmad memberi rekomendasi kepada Ibnu Humaid.
(▴) Sedangkan ahlul hadits selain al-Imam Ahmad telah mengkritik, melemahkan dan bahkan bersikap keras di dalam melemahkannya. Termasuk diantara ahlul hadits yang melemahkannya adalah Ibnu Khuzaimah.
◈ Pernah ada yang mengatakan kepada beliau: “Sesungguhnya al-Imam Ahmad telah memberikan pujian dan rekomendasi kepada Ibnu Humaid.” Ibnu Khuzaimah pun berkata: “Seandainya al-Imam Ahmad mengetahui (keadaan Ibnu Humaid) sebagaimana yang kami ketahui, niscaya dia tidak akan memberi rekomendasi kepadanya.”
※ Ini adalah merupakan metode yang ditempuh oleh (para ulama) ahlus sunnah wal jama'ah dan ahlul hadits, yaitu
▸ “Orang yang mengetahui merupakan hujjah atas orang yang tidak mengetahui.”
▸ Demikian pula “al-jarh (kritikan) lebih didahulukan atas ta'dil (pujian).”
※ Dan dalam hal ini tidaklah menunjukkan kerendahan atau kekurangan dari seorang imam yang memberi rekomendasi kepada orang tersebut, kemudian datang kejelasan dari imam yang lain yang selevel dengannya atau (bahkan) di bawahnya, lalu dia membuktikannya dengan hujjah dan bukti atas celaannya terhadap orang yang diberi rekomendasi oleh imam tersebut. Tidak ada masalah dalam hal ini.
[↑] Perselisihan dalam hal ini tidaklah disebut sebagai suatu sikap yang merendahkan atau menyelisihi (imam yang lainnya).
※ Mengapa? Karena mereka berpusat dengan hujjah dan bukti. Mereka tidak menginginkan kecuali kebenaran. Mereka juga tidak menginginkan kecuali wajah Allah 'azza wa jalla, sehingga mereka tidak pernah merasa takut akan celaan orang-orang yang suka mencela. Semua itu mereka lakukan karena Allah.
◈ Tidak ada pula yang mengatakan, “Demi Allah, Ahmad telah memberi rekomendasi kepadanya lalu mengapa aku mengkritiknya?!”
[↑] Demi Allah ini merupakan kekeliruan! Para 'Ulama itu tidak pernah mengucapkan ucapan seperti ini, bahkan mereka menerangkan (kondisi seseorang) dengan benar. Lalu para ulama sunnah (yang datang setelahnya) pun menyambutnya dengan dada yang lapang, tidak terlihat sedikitpun keberatan pada diri-diri mereka untuk menerimanya selama-lamanya! Akan tetapi, kita sekarang berada di sebuah masa yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan yang merajalela. Sebuah masa di mana ahlul bid'ah dan ahlul hawa gencar menyerang ahlus sunnah wal jama'ah.
◈ Al-Imam Ahmad adalah seorang imam ahlus sunnah. Sehingga tidak ada seorangpun yang mengatakan: “Sesungguhnya (pendapat beliau) menyelisihi (pendapat) Ibnu Warah dan Ibnu Khuzaimah serta selain mereka yang mengkritik Muhammad bin Humaid!”
◈ Para Ulama itu juga tidak mengatakan, “Sesungguhnya mereka telah merendahkan al-Imam Ahmad dan menyelisihinya.”
[↑] Tidak! Bahkan mereka semua menghormati al-Imam Ahmad.
※ Anda akan dapati para pengikut Ahmad demikian pula para pengikut asy-Syafi'i;
▸ Apabila ada seseorang yang dipuji oleh al-Imam Ahmad, namun ternyata para ulama selain beliau mengkritiknya, sedangkan hujjah bersama pihak yang mengkritik, niscaya para pengikut al-Imam Ahmad akan menerima kritikan pihak yang memiliki hujjah tersebut.
Forwarded from II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
(02)
▸ Demikian pula para pengikut asy-Syafi'i, apabila al-Imam asy-Syafi'i memberi rekomendasi kepada seseorang, semisal Ibrahim bin Abi Yahya, padahal para 'ulama selain beliau mengkritiknya, maka para pengikut asy-Syafi'i akan menerima kritikan tersebut.
◈ Mereka tidak mengatakan, “Demi Allah, dia adalah Imam kami. Demi Allah kami akan bersikap fanatik kepadanya karena beliau telah memberikan rekomendasi kepada si fulan dan dengan fanatik buta ini pula kami menaruh kepercayaan kepada orang yang telah dikritik ini. Kami akan menolak hujjah dan bukti-bukti tersebut dengan hujjah imam kami.”
[↑] Sungguh betapa jauhnya mereka dari perkataan semacam ini. Demikianlah, para ulama' itu mendidik ummat di atas manhaj yang benar lagi berkah ini.
※ Dan wajib bagi siapapun untuk meninggalkan sikap ta'ashshub kepada orang tertentu, siapapun dia kecuali kepada Nabi -ﷺ-.
▸ Beliaulah sosok yang tidak boleh dikritik dan tidak boleh pula untuk diterima pendapat orang yang menyelisihinya. Sesungguhnya Nabi -ﷺ- senantiasa berpusat pada al-haq, di manapun beliau berada.
▸ Demikian juga para sahabat beliau selalu berpusat pada al-haq.
▸ Adapun selain mereka, maka setiap orang bisa diterima pendapatnya dan bisa ditolak.
📚[Diambil dari Kaset kedua dari penjelasan beliau terhadap kitab “Haadil Arwah”]
🚇من ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ
❱ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺪﻛﺘﻮﺭ ﺭﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ:
◈ ﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺟﺮﻳﺞ ﻋﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﻋﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻋﺠﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ -ﷺ- ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: 《 ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻮﺍ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ﻭَﺯِﻳَﺎﺩَﺓٌ 》
(▴) ﻭﻫﺬﺍ ﺇﺳﻨﺎﺩ ﻓﻴﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ، «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ، ﻭﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺤﺪﺛﻴﻦ، ﻳﺰﻛﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ،
(▴) ﻭﻳﻨﺘﻘﺪﻩ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺿﻌَّﻔﻪ ﻭﻳﺒﺎﻟﻎ ﻓﻲ ﺗﻀﻌﻴﻔﻪ، ﻭﻣﻤﻦ ﻳﻀﻌﻔﻪ ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ:《 ﺇﻥَّ ﺃﺣﻤﺪ ﻳُﻌﺪِّﻟﻪ ﺃﻭ ﻳﺰﻛﻴﻪ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻟﻮ ﻋﺮﻓﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﻋﺮﻓﻨﺎﻩ ﻣﺎ ﺯﻛﺎﻩ! 》
※ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﻬﺞ ﻳﺴﻴﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥَّ ﻣَﻦْ ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻥَّ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﻣﻘﺪَّﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻌﺪﻳﻞ،
※ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻏﻀﺎﺿﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻭﻻ ﻧﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﻱ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﺰﻛِّﻲ ﺭﺟﻼً ﺛﻢ ﻳﺄﺗﻲ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻭ ﺩﻭﻧﻪ ﻓﻴﺜﺒﺖ ﺑﺎﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﻄﻌﻦ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺫﻟﻜﻢ ﺍﻹﻣﺎﻡ. ﻻ ﺿﻴﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ،
[↑] ﻭﻻ ﺣﺮﺝ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺗﻨﻘﺺ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﻣﺨﺎﻟﻒ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺷﻲﺀ،
※ ﻟﻤﺎﺫﺍ؟ ﻷﻧﻬﻢ ﻳﺪﻭﺭﻭﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﺠﺞ ﻭﺍﻟﺒﺮﺍﻫﻴﻦ، ﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻓﻼ ﺗﺄﺧﺬﻫﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻮﻣﺔ ﻻﺋﻢ،
◈ ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻝ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻠﻤﺎﺫﺍ ﺃﻧﺎ ﺃﺟﺮﺣﻪ؟! 》
[↑] ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻫﺬﺍ ﻏﻠﻂ، ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ، ﺑﻞ ﻳﺼﺪﻋﻮﻥ ﺑﺎﻟﺤﻖ، ﻭﻳﺘﻠﻘﺎﻩ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻛﻠﻬﻢ ﺑﺼﺪﻭﺭٍ ﺭﺣﺒﺔ، ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺮﺟﺎً ﺃﺑﺪﺍً، ﻟﻜﻦ ﺍﻵﻥ ﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﻋﺼﺮ ﺍﻟﻈﻠﻤﺎﺕ، ﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﺍﻟﻜﺜﻴﻒ، ﺍﻟﺬﻱ ﺷﻨَّﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺞ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ.
◈ ﻓﺎﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺇﻣﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﺃﺣﺪ: 《 ﺃﻥَّ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺍﺑﻦ ﻭﺍﺭﺓ ﻭﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﺟﺮَّﺣﻮﺍ «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ. 》
◈ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﺇﻧﻬﻢ ﻳﻨﺘﻘﺼﻮﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻭ ﻳﺨﺎﻟﻔﻮﻩ!، 》
[↑] ﻻ ﻛﻠﻬﻢ ﺳﻠَّﻤﻮﺍ.
※ ﻓﺘﺠﺪ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﺪﺣﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺟﺮَّﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺍﻟﺤﺠﺔ ﻣﻌﻬﻢ، ﻳﻘﺒﻠﻮﻥ ﺟﺮﺡ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺤﺠﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﺇﺫﺍ ﺯﻛﻰ ﻣﺜﻞ «ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻳﺤﻴﻰ»، ﻭﺟﺮﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ، ﺗﻠﻘﻮﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﺑﺎﻟﻘﺒﻮﻝ،
◈ ﻭﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻧﺘﻌﺼﺐ ﻟﻪ، ﻷﻧﻪ ﺯﻛَّﻰ ﻓﻼﻧﺎً، ﻭﻧﺤﻦ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻌﺼﺒﻴﺔ ﺍﻟﻌﻤﻴﺎﺀ ﻧﺜﺒﺖ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺠﺮﻭﺡ، ﻭﻧﺪﻓﻊ ﺑﺤﺠﺔ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ! 》
[↑] ﺣﺎﺷﺎﻫﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ ﻫﺬﺍ. ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺮﺑﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻄﻴﺐ،
※ ﻭﻳﺠﺐ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻌﺼﺐ ﻷﻱ ﺷﺨﺺٍ ﻛﺎﺋﻦ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ! ؛ ﺇﻻ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ-، ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻨﺘﻘﺪ ﻭﻻ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ، ﻓﺈﻥَّ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ- ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭ، ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ -ﷺ- ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻌﻬﻢ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭﻭﺍ، ﻭﻣﻦ ﻋﺪﺍﻫﻢ «ﻓﻜﻞ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻳﺮﺩ.
📚[منقول من ﺍﻟﺸﺮﻳﻂ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ «ﺣﺎﺩﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/10/orang-yang-mengetahui-merupakan-hujjah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SalafyBaturaja // Dari Majmu'ah Riyadhul Jannah As-Salafy
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
▸ Demikian pula para pengikut asy-Syafi'i, apabila al-Imam asy-Syafi'i memberi rekomendasi kepada seseorang, semisal Ibrahim bin Abi Yahya, padahal para 'ulama selain beliau mengkritiknya, maka para pengikut asy-Syafi'i akan menerima kritikan tersebut.
◈ Mereka tidak mengatakan, “Demi Allah, dia adalah Imam kami. Demi Allah kami akan bersikap fanatik kepadanya karena beliau telah memberikan rekomendasi kepada si fulan dan dengan fanatik buta ini pula kami menaruh kepercayaan kepada orang yang telah dikritik ini. Kami akan menolak hujjah dan bukti-bukti tersebut dengan hujjah imam kami.”
[↑] Sungguh betapa jauhnya mereka dari perkataan semacam ini. Demikianlah, para ulama' itu mendidik ummat di atas manhaj yang benar lagi berkah ini.
※ Dan wajib bagi siapapun untuk meninggalkan sikap ta'ashshub kepada orang tertentu, siapapun dia kecuali kepada Nabi -ﷺ-.
▸ Beliaulah sosok yang tidak boleh dikritik dan tidak boleh pula untuk diterima pendapat orang yang menyelisihinya. Sesungguhnya Nabi -ﷺ- senantiasa berpusat pada al-haq, di manapun beliau berada.
▸ Demikian juga para sahabat beliau selalu berpusat pada al-haq.
▸ Adapun selain mereka, maka setiap orang bisa diterima pendapatnya dan bisa ditolak.
📚[Diambil dari Kaset kedua dari penjelasan beliau terhadap kitab “Haadil Arwah”]
🚇من ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ
❱ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺪﻛﺘﻮﺭ ﺭﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ:
◈ ﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺟﺮﻳﺞ ﻋﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﻋﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻋﺠﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ -ﷺ- ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: 《 ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻮﺍ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ﻭَﺯِﻳَﺎﺩَﺓٌ 》
(▴) ﻭﻫﺬﺍ ﺇﺳﻨﺎﺩ ﻓﻴﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ، «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ، ﻭﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺤﺪﺛﻴﻦ، ﻳﺰﻛﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ،
(▴) ﻭﻳﻨﺘﻘﺪﻩ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺿﻌَّﻔﻪ ﻭﻳﺒﺎﻟﻎ ﻓﻲ ﺗﻀﻌﻴﻔﻪ، ﻭﻣﻤﻦ ﻳﻀﻌﻔﻪ ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ:《 ﺇﻥَّ ﺃﺣﻤﺪ ﻳُﻌﺪِّﻟﻪ ﺃﻭ ﻳﺰﻛﻴﻪ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻟﻮ ﻋﺮﻓﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﻋﺮﻓﻨﺎﻩ ﻣﺎ ﺯﻛﺎﻩ! 》
※ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﻬﺞ ﻳﺴﻴﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥَّ ﻣَﻦْ ﻋﻠﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻥَّ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﻣﻘﺪَّﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻌﺪﻳﻞ،
※ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻏﻀﺎﺿﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻭﻻ ﻧﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﻱ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﺰﻛِّﻲ ﺭﺟﻼً ﺛﻢ ﻳﺄﺗﻲ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻭ ﺩﻭﻧﻪ ﻓﻴﺜﺒﺖ ﺑﺎﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﻄﻌﻦ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺫﻟﻜﻢ ﺍﻹﻣﺎﻡ. ﻻ ﺿﻴﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ،
[↑] ﻭﻻ ﺣﺮﺝ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺗﻨﻘﺺ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﻣﺨﺎﻟﻒ، ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﺷﻲﺀ،
※ ﻟﻤﺎﺫﺍ؟ ﻷﻧﻬﻢ ﻳﺪﻭﺭﻭﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﺠﺞ ﻭﺍﻟﺒﺮﺍﻫﻴﻦ، ﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﻻ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺇﻻ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻓﻼ ﺗﺄﺧﺬﻫﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻮﻣﺔ ﻻﺋﻢ،
◈ ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻝ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺯﻛَّﺎﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻠﻤﺎﺫﺍ ﺃﻧﺎ ﺃﺟﺮﺣﻪ؟! 》
[↑] ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻫﺬﺍ ﻏﻠﻂ، ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ، ﺑﻞ ﻳﺼﺪﻋﻮﻥ ﺑﺎﻟﺤﻖ، ﻭﻳﺘﻠﻘﺎﻩ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻛﻠﻬﻢ ﺑﺼﺪﻭﺭٍ ﺭﺣﺒﺔ، ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺮﺟﺎً ﺃﺑﺪﺍً، ﻟﻜﻦ ﺍﻵﻥ ﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﻋﺼﺮ ﺍﻟﻈﻠﻤﺎﺕ، ﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﺍﻟﻜﺜﻴﻒ، ﺍﻟﺬﻱ ﺷﻨَّﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺞ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ.
◈ ﻓﺎﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺇﻣﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﺃﺣﺪ: 《 ﺃﻥَّ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺍﺑﻦ ﻭﺍﺭﺓ ﻭﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﺟﺮَّﺣﻮﺍ «ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ. 》
◈ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﺇﻧﻬﻢ ﻳﻨﺘﻘﺼﻮﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻭ ﻳﺨﺎﻟﻔﻮﻩ!، 》
[↑] ﻻ ﻛﻠﻬﻢ ﺳﻠَّﻤﻮﺍ.
※ ﻓﺘﺠﺪ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﺪﺣﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺟﺮَّﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺍﻟﺤﺠﺔ ﻣﻌﻬﻢ، ﻳﻘﺒﻠﻮﻥ ﺟﺮﺡ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺤﺠﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﺇﺫﺍ ﺯﻛﻰ ﻣﺜﻞ «ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻳﺤﻴﻰ»، ﻭﺟﺮﺣﻪ ﻏﻴﺮﻩ، ﺗﻠﻘﻮﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﺑﺎﻟﻘﺒﻮﻝ،
◈ ﻭﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ: 《 ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻧﺘﻌﺼﺐ ﻟﻪ، ﻷﻧﻪ ﺯﻛَّﻰ ﻓﻼﻧﺎً، ﻭﻧﺤﻦ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻌﺼﺒﻴﺔ ﺍﻟﻌﻤﻴﺎﺀ ﻧﺜﺒﺖ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺠﺮﻭﺡ، ﻭﻧﺪﻓﻊ ﺑﺤﺠﺔ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ! 》
[↑] ﺣﺎﺷﺎﻫﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ ﻫﺬﺍ. ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺮﺑﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻄﻴﺐ،
※ ﻭﻳﺠﺐ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻌﺼﺐ ﻷﻱ ﺷﺨﺺٍ ﻛﺎﺋﻦ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ! ؛ ﺇﻻ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ-، ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻨﺘﻘﺪ ﻭﻻ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ، ﻓﺈﻥَّ ﻣﺤﻤﺪﺍً -ﷺ- ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭ، ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ -ﷺ- ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺪﻭﺭ ﻣﻌﻬﻢ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﺩﺍﺭﻭﺍ، ﻭﻣﻦ ﻋﺪﺍﻫﻢ «ﻓﻜﻞ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻳﺮﺩ.
📚[منقول من ﺍﻟﺸﺮﻳﻂ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ «ﺣﺎﺩﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/10/orang-yang-mengetahui-merupakan-hujjah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SalafyBaturaja // Dari Majmu'ah Riyadhul Jannah As-Salafy
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
www.alfawaaid.net
Orang Yang Mengetahui Merupakan Hujjah Atas Orang Yang Tidak Mengetahui
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
Forwarded from II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
۩ Mengenal Kaidah Jarh Wa Ta'dil ۩
🚇PIHAK YANG MENOLAK HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
▸ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
▸ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
▸ maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
▸ Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
▸ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
▸ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: __“Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
📀[ Telegram ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4643
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
🚇PIHAK YANG MENOLAK HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
▸ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
▸ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
▸ maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
▸ Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
▸ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
▸ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: __“Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
📀[ Telegram ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4643
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
🚇BERBAGAI KONDISI SEORANG YANG DITAHDZIR
❱ Asy-Syaikh al-Allamah Abdullah al-Bukhary hafizhahullah berkata:
فليس كل من رُدّ عليه يعتبر مبتدعا. و ليس كل من حُذّر منه يكون مبتدعا. كما أنه ليس كل من لم يُرد عليه يكون سُنيا. و ليس كل من مُسِك عن التحذير منه يكون سُنيا.
(•) فقد يكون المردود عليه سُنيا، قد يكون مبتدعا.
(•) و قد يكون المُحذّرُ منه مبتدعا، و قد يكون سُنيا، عنده سَفَه، و عنده طيش، و عنده تهور، لا يصلح، غير مؤهل،
~ فتحذّر لسوء خلقه، لطيشه، لسفهه، لعدم أهليته، فهمت؟ و نحو ذلك.
~ فليس التحذير دليلا على الابتداع، و ليس السكوت دليلا على السُنية، فهمت؟ بارك الله فيك.
❒ Maka tidak semua orang yang dibantah itu tergolong mubtadi’.
❒ Dan tidak setiap orang yang ditahdzir itu menjadi mubtadi’.
❒ Sebagaimana tidaklah setiap orang yang tidak dibantah atasnya adalah seorang sunniy.
❒ Dan tidaklah setiap orang yang ditahan tahdziran darinya adalah seorang sunniy.
(•) Terkadang orang yang dibantah
- adalah seorang sunniy,
- terkadang juga seorang mubtadi’.
(•) Terkadang orang yang ditahdzir
- adalah seorang mubtadi’,
- terkadang seorang sunniy, tapi memiliki kebodohan, memiliki kecerobohan, tidak pantas, tidak punya keahlian (berdakwah).
~ Maka diapun di tahdzir karena jeleknya akhlaknya, kecerobohannya, kebodohannya, tidak punya keahlian. Engkau paham? dan yang semisal itu.
~ Maka tidaklah setiap tahdziran itu menunjukan kebid'ahan. Dan tidaklah diam (tidak ditahdzir) itu menunjukan atas Sunni-nya orang tersebut. Engkau paham? Barakallahufiik.
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/berbagai-kondisi-orang-yang-ditahdzir/
❱ Asy-Syaikh al-Allamah Abdullah al-Bukhary hafizhahullah berkata:
فليس كل من رُدّ عليه يعتبر مبتدعا. و ليس كل من حُذّر منه يكون مبتدعا. كما أنه ليس كل من لم يُرد عليه يكون سُنيا. و ليس كل من مُسِك عن التحذير منه يكون سُنيا.
(•) فقد يكون المردود عليه سُنيا، قد يكون مبتدعا.
(•) و قد يكون المُحذّرُ منه مبتدعا، و قد يكون سُنيا، عنده سَفَه، و عنده طيش، و عنده تهور، لا يصلح، غير مؤهل،
~ فتحذّر لسوء خلقه، لطيشه، لسفهه، لعدم أهليته، فهمت؟ و نحو ذلك.
~ فليس التحذير دليلا على الابتداع، و ليس السكوت دليلا على السُنية، فهمت؟ بارك الله فيك.
❒ Maka tidak semua orang yang dibantah itu tergolong mubtadi’.
❒ Dan tidak setiap orang yang ditahdzir itu menjadi mubtadi’.
❒ Sebagaimana tidaklah setiap orang yang tidak dibantah atasnya adalah seorang sunniy.
❒ Dan tidaklah setiap orang yang ditahan tahdziran darinya adalah seorang sunniy.
(•) Terkadang orang yang dibantah
- adalah seorang sunniy,
- terkadang juga seorang mubtadi’.
(•) Terkadang orang yang ditahdzir
- adalah seorang mubtadi’,
- terkadang seorang sunniy, tapi memiliki kebodohan, memiliki kecerobohan, tidak pantas, tidak punya keahlian (berdakwah).
~ Maka diapun di tahdzir karena jeleknya akhlaknya, kecerobohannya, kebodohannya, tidak punya keahlian. Engkau paham? dan yang semisal itu.
~ Maka tidaklah setiap tahdziran itu menunjukan kebid'ahan. Dan tidaklah diam (tidak ditahdzir) itu menunjukan atas Sunni-nya orang tersebut. Engkau paham? Barakallahufiik.
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/berbagai-kondisi-orang-yang-ditahdzir/
Forum Salafy | Menjalin Ukhuwwah Di Atas Minhaj Nubuwwah
BERBAGAI KONDISI ORANG YANG DITAHDZIR | Forum Salafy
BERBAGAI KONDISI SEORANG YANG DITAHDZIR Asy-Syaikh Al-Allamah Abdullah Al-Bukhary hafizhahullah berkata: Maka tidak semua orang yang dibantah itu tergolong mubtadi'. Dan tidak setiap orang yang ditahdzir itu menjadi mubtadi'. Sebagaimana tidaklah setiap orang…
🚇 // NASIHAT ADALAH TANGGUNG JAWAB BERSAMA ...
🚇 // HATI YANG RUSAK SEBAB PENYIMPANGAN
📀 // Dengarkan audionya
- http://bit.ly/Mp3_kajian1083
📥 // Unduh audionya
- https://t.me/Mp3_kajian/1083
🚇 // HATI YANG RUSAK SEBAB PENYIMPANGAN
📀 // Dengarkan audionya
- http://bit.ly/Mp3_kajian1083
📥 // Unduh audionya
- https://t.me/Mp3_kajian/1083
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
01. [Sesi 1] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Ust. Muhammad As-Sewed
01. [Sesi 1] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
02. [Sesi 2] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Ust. Muhammad As-Sewed
02. [Sesi 2] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
03. [Sesi 3] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Ust. Muhammad As-Sewed
03. [Sesi 3] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
04. [Sesi 4] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Ust. Muhammad As-Sewed
04. [Sesi 4] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
05. [Sesi 5] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah
Ust. Muhammad As-Sewed
05. [Sesi 5] Nasihat adalah Tanggung Jawab Bersama dalam Dakwah